Anda di halaman 1dari 46

Topic 6 : Inelastic Behavior of Materials and Structures

• Idealisasi inelastic behaviour baja stress strain di lapangan ketika


dibandingkan pada model kita,
biasanya beda. karena klo desain
sudah diidealisasi, makanya kita
asumsi kita patahin aja setelah
lebih dari elastisnya, (pada saat
plastis setelha melewati leleh)

terconfined
kapasitasnya jauh lebih
besar, menghasilkan
respon struktur yang
lebih baik

• Kapasitas energi disipasi siklik menjadi indicator baik untuk performa struktur.

respon struktur yang dikasih ke beban biasanya bolak balik, biasanya kalau ada kenaikan F ada kenaikan
deformasi. pada suatu saat geraknya akan kanan-kiri, ketika kembali dia gayanya nurun dan akan ada gaya negatif
dan gaYanya juga negaif

yang pertama bagus, yang kedua terlalu besar deformasinya, yang ketiga terjadi kekurangan kapasitas, yang
keempat dia brittle sebelum sempat terjadi gaya bolak-balik
semakin luas area pada
diagram kita menandakan
semakin besar energi yang
disipasi

Energi disipasi untuk menahan gempa memang harus besar, tapi harus disertai deformasi yang tidak berlebih.
Energi disipasi yang besar menandakan lebih banyak elemen yang mencapai batas plastis, elemen plastis
menandakan kurangnya kekakuan, berkurangnya kekakuan yang besar dapat menyebabkan Gedung collapse
Solusi = detailing seismic yang baik.

• Mengapa beban gempa didesain inelastic?


Kalau elastic, demand gayanya terlalu besar, sementara probability gempa besarnya kecil → boros.

gempa bisa
6,4 - 8.5 kali
beban angin,
makanya
kalau dipaksa
elastis itu
akan sangat
boros

Effectively menghadapi gempa besar :


base isolation : kolom paling dasar diberi base isolation. Struktur atas
- Base isolation dibuat geraknya minimal, yang bergerak base isolation yang ada di bawah
damping : semakin besar damping akan gerak strukturnya akan semakin
- Perbesar damping kaku, lebih cepat balik ke keadaan steady state dia
- Diperbolehkan respon inelastic

adalah suatu respon struktur di mana struktur ini


Apa itu respon inelastic? Respon inelastic memperbolehkan struktur mengalami kerusakan (elemen-elemen
leleh) yang ditentukan lokasinya agar bangunan tetap berdiri.
Pada sifat inelastic ini, deformability struktur meningkat, siklus deformasi inelastic dapat terjadi berulang kali,
dan tidak terjadi kehilangan kekuatan struktur yang besar. Deformasi besar = kerusakan lebih besar pada
structural dan non structural damage. Solusi = detailing dan limitasi drift.

Inelastik displacement dapat didekati dengan displacement elastic dengan besar gaya yang jauh lebih kecil pada
elastic respon. Harus memenuhi kebutuhan daktilitas sesuai metode equal displacement.
beban gempa yang tidak
sebesar elastik, ketika didekati
dengan force yang inelastik
struktur itu harus dianggap
memiliki displacement sebesar
ketika dia elastik

• Penjelasan R, Cd, 𝛀𝟎
Ketika suatu elemen sudah leleh, elemen tersebut tidak akan menambah kapasitas gaya yang masuk, namun akan
berdeformasi lebih besar. Gaya lebih ini akan diserap pada elemen di sekitar elemen leleh pertama. Siklus ini
terjadi berulang hingga (idealnya) semua titik yang didesain plastis terlebih dahulu mengalami plastifikasi.
Gaya yang lebih besar dari gaya desain akan di’ambil’ oleh overstrength. Overstrength berasal dari kekuatan
material yang berbeda antara desain dan lapangan, adanya strain hardening tulangan, factor reduksi, daerah
kritis yang leleh bergantian.

faktor reduksi daktilitas

ASCE harusnya ada yang linear ke atas terus nanti dia lurus di atas baru
turun, bagian linear tidak digambarkan dan periodenya terlalu kecil, jadi
kalau pake respon spektra kurang cocok karena kalau pake respon spektra
ASCE demand gayanya terlalu besar padahal di lapangan ga sebesar itu
krn hrsnya mengikuti persamaan linear, makanya bisa pake equal energy :
Cd ini adalah konsekuensi dari desain gaya dibagi R dan equal displacement design yang dilakukan.
Untuk bangunan low period, equal displacement kurang cocok, maka pakai equal energy.
Topic 7 : Earthquake Engineering
• Perbandingan perilaku struktur akibat beban angin dan beban gempa:

-gaya atau tekanan


di fasad
- beban angin
dominan statik
- deformasi
struktur tergantung
applied force

-gaya yang terjadi di


dasar bangunan
-beban gempa murni
dinamik

demand dari desain gempa


elastik jauh lebih besar dari
desain beban angin yang
sudah terfaktor. Oleh
karena itu dalam
mendesain bangunan
tahan gempa harus
mereduksi, beban
gempanya dibagi dengan
R agar desain gempa lebih
ekonomis
kemudian untuk respon
inelastik kita lihat bahwa
pembebanan akibat gempa
yang terjadi, struktur
menerima gaya dan akan
berdeformasi stlh itu gempa
bergerak ke arah
sebaliknya, maka terjadi
unloading. deformasi ke
arah sebaliknya. hal ini
berulang sampai gampa
selesai. Agar dapat
berdeformasi struktur
membutuhkan namanya
daktilitas, persamaannya
spt di bawah
• Konsep EQ engineering adalah kapasitas desain (supply) memenuhi demand.
kita mendesain kapasitas
elemen struktur memenuhi
demand atau beban gempa
yang terjadi di mana
daktilitas dan energi yang
terdisipasi demandnya
harus lebih kecil dari
suplaynya

elemen harus rusak agar desain kita lebih ekonomis, persamaannya sebagai berikit

• Konsep Controlled Damage →Damage diperlukan untuk desain yang lebih ekonomis.
• Building Performance Level (seberapa banyak elemen yang boleh rusak), diatur dalam :

periode ulang

• Ductility → perbandingan ordinary, intermediate, special moment frame.


Bagaimana jika demand tidak terpenuhi → bisa naikkan kapasitas (dengan detailing seismik yang lebih
premium) atau mengurangi demand dengan pemasangan base isolation/damper.

sistem rangka pemikul momen terbagi menjadi 3 :

garis biru itu demand elastik, bagi dengan R sehingga jd affordable. Selanjutnya deformasi dikali dengan CD
9pembesaran defleksi).

jika demand tidak terpenuhi bisa kita akali atau kita tingkatkan kapasitas detailing seismik kita menjadi lebih baik,
misalnya tulangan sengkang kita kaitkan 135 derajat sehingga efektif. Jumlah tulangan dapat diperbanyak sesuai
kebutuhan desain atau dengan menggunakan tulangan ulir.
• Meningkatkan redundasi pada struktur dengan desain hinge pada elemen struktur.

redudansi = faktor pengaman


pada struktur kita dalam
yang distributed akan memiliki
menahan beban, meskipun
kapasitas lebih besar daripada yang
sudah ada kegagalan pada
didesain untuk titik-titik tertentu saja
beberapa elemen pada struktur
kita.
Cara meningkatkannya dengan
desain hinge. Hinge adalah
daerang yg sengaja dibuat
lebih kuat untuk menahan gaya
dan deformasi yang lebih besar
sehingga kegagalan bisa
diprediksi pada daerah hinge
tersebut
• Kejadian yang harus dihindari: soft story mechanism karena pola keruntuhan akan menimpa lantai di
bawahnya dan dapat menimbulkan korban jiwa.

dengan mengatur jarak minimum antar gedung

melakukan dilatasi agar tidak terjadi distorsi berlebih


• Masonry wall karena bentuknya yang iregular

kita hrs mengerti desain analisis


dimulai dari level elemen
struktural, kemudian dilanjutkan
ke level struktur secara global
(deformation global). Harus tau
bagaimana memilih metode
analisis beban gempa yang
cocok (equivalent lateral force,
respon spectra, time history,
dsb). Analisisnya linear atau non
linear. Semua tergantung
kondisi dan keperluan.

• Kesimpulan:
Tinjauan analisis, metode analisis beban gempa, effort analisis terkecil → terbesar (ELF → NLTHA)
topik 8 menjelaskan referensi code dalam mendesain bangunan tahan gempa
Topic 8 : Reference Code NEHRP, ASCE 7-16, AISC 341-16, ACI 318-14
Topic 9 : Seismic Load Analysis (SNI 1726:2019)
• Prosedur analisis beban gempa

1. Kategori risiko bangunan → Tabel 3 SNI 1726:2019 menentukan kategori resiko bangunan

2. Parameter ground motion Ss dan S1 → Gambar 15 dan 16 SNI 1726:2019

berdasarkan letak di mana kita ingin mendesain


3. Kelas situs tanah → Tabel 5 SNI 1726:2019

biasanya yang
digunakan nilai
NSPT. kalau < 15
maka tanah lunak,
15-50 itu tanah
sedang SD

4. Koefisien situs Fa dan Fv → Tabel 6 dan 7 SNI 1726:2019


digunakan untuk mencari nilai Sds dan SD1

harus
disesuaikan
dengan SS dan
S1, kalau tidak
ada interpolasi

5. Perhitungan SDS dan SD1 → Pasal 6.3 SNI 1726:2019

sms = Fa x SS

Sm 1 dari Fv x S1
6. Kategori seismik desain (KDS) berdsrkan SDS dan SD1 → Tabel 8 dan 9 SNI 1726:2019

7. Faktor keutamaan gempa → Tabel 4 SNI 1726:2019

Jangan lupa cek Kombinasi pembebanan dasar di Pasal 4.2.2.1

Beban seismik kondisi ultimit (LRFD) Pasal 4.2.2.3 SNI 1726:2019

Nilai Ev dan Eh → Pasal 7.4.2 SNI 1726:2019

Nilai QE → Pasal 7.5.3


Massa efektif gempa jk gedung digunakan sebagai storage = (D+DL+0.25LL) → Pasal 7.7.2 SNI 1726:2019

8. Sistem struktur bangunan dan parameter (R, 𝛀𝟎 , Cd) → Tabel 12 SNI 1726:2019
TB tidka dibatasi,
TI tidak diijinkan

dan seterusnya
9. Pengecekkan ketidakberaturanan horizontal dan vertikal → Tabel 13 dan 14 SNI 1726:2019 lengkapnya
di Pasal 7.3.2
10. Menentukan diafragma pelat → rigid atau semirigid, dimana rigid lebih konservatif karena tidak
memperhitungkan beban tambahan yang terjadi pada pelat, karena di kenyataan pelat tidak 100% rigid.

11. Menentukan nilai redundansi → 𝝆 = 𝟏. 𝟑 (konservatif), bisa 𝝆 = 𝟏 namun harus memenuhi syarat di Pasal
7.3.4 SNI 1726:2019
12. Perhitungan ELF → Pasal 7.8 SNI 1726:2019
13. Didapatkan hasil perhitungan beban lateral.
14. Add beban torsi tambahan jika ada.
15. Add beban orthogonal jika ada.
16. Run analysis di software seperti ETABS.
17. Bandingkan hasil analisis ELF dan software, biasanya perlu penskalaan Vdinamik terhadap Vstatik.
18. Cek kekuatan (Design Check di ETABS harus OK, tidak ada elemen yang fail)
Cek nilai defleksi → Pasal 7.8.6 SNI 1726:2019
hsx tinggi setiap lantai

Cek stabilitas (Pengaruh P-Delta) → Pasal 7.8.7 SNI 1726:2019


Dengan adanya efek P-Delta maka akan menambahkan demand momen yang terjadi pada struktur
karena adanya gaya aksial P tambahan yang akan menambah defleksi.

• Prosedur modal respons spektra analisis


Di Pasal 7.9.1.4.1 SNI 1726:2019 → Vdinamik=100%Vstatik

Kelebihan modal respons analisis:


1. Efisiensi waktu analisis.
2. Interpretasi yang lebih mudah berupa respons spektra.
Kekurangan modal respons analisis:
1. Mengabaikan interaksi antar mode shape struktur.
2. Tidak akurat pada frekuensi rendah.
3. Tidak dapat mengevaluasi damping ratio struktur.

• Modal response history analysis


Response history analysis merupakan analisis dinamik yang melibatkan persamaan diferensial ataupun
identifikasi mode getaran utama struktur.
Persamaan coupled → mengasumsikan mode getaran struktur saling mempengaruhi dengan
mempertimbangkan interaksi antar mode getaran.
Persamaan uncoupled → mengasumsikan mode getaran struktur tidak saling memperngaruhi dan dapat
dihitung secara terpisah.

Kelebihan menggunakan modal response history analysis:


1. Hasil analisis struktur yang lebih akurat dan detail karena input beban gempa berdasarkan time
history.
2. Dapat digunakan sebagai evaluasi damping ratio pada struktur, dimana umumnya damping ratio
struktur yang digunakan adalah 5%, dengan ini dapat ditingkatkan/dikurangin sesuai kebutuhan.
Kekurangan menggunakan modal response history analysis:
1. Kemampuan komputasi yang besar dan waktu analisis yang lebih lama.
2. Input parameter yang harus teliti seperti massa, kekakuan, dan damping rasio struktur.
Topic 10 : Seismic Design of Steel Structure

Secara umum analisis perilaku struktur dilakukan secara bertahap mulai dari pemodelan material, penampang,
elemen, dan struktur secara keseluruhan
• Aspek persyaratan struktur baja tahan gempa : Spesifikasi Bahan (1)
• Aspek persyaratan struktur baja tahan gempa : Stabilitas (2)

• Aspek persyaratan struktur baja tahan gempa : Daktilitas (3)


• Aspek persyaratan struktur baja tahan gempa : Desain Kapasitas (4)

• Aspek persyaratan struktur baja tahan gempa : Detailing (5)

• Prosedur Desain Secara Umum


• Reference Code

• Beberapa Sistem Struktur Baja yang Umum Digunakan

• Sistem Rangka Pemikul Momen


• Sistem Rangka Bresing Konsentris
• Sistem Rangka Bresing Eksentris
Topic 11 : Seismic Design of Reinforced Concrete
• Confinement

Bentuk kolom circular ter-confine dengan lebih baik karena tulangan didesain dapat menahan gaya tarik
lebih efektif (dari segala arah). Sedangkan pada kolom persegi terdapat sebagian daerah yang kurang
terconfine dengan baik (tidak semua area efektif mengekang beton). Sehingga pada beton persegi perlu
ditambah ‘kaki’ agar luas efektif terkekang semakin besar dan memastikan kait sengkang menggunakan kait
135.

Cracked elastic = dapat terjadi ketika tulangan pada elemen telah leleh, tetapi elemen tersebut memiliki
kapasitas bending yang besar (betonnya) sehingga beton masih memiliki kapasitas sementara tulangan telah
leleh.
Ketika leleh pertama, tulangan tidak semuanya leleh, maka digunakan nilai regangan dikali modulusnya,
sementara ketika semua sudah leleh digunakan nilai fy.

Momen kurvatur adalah karakteristik yang dilihat pada level penampang. Analisisnya dari suatu penampang
yang sangat tipis (partisi dari elemen) memiliki kemampuan untuk menekuk (kurvatur)
Pada daerah sendi plastis, beban kurvatur meningkat . Ini menandakan tegangan tarik beton telah mencapai
kapasitasnya sehingga ketidakmampuan beton menahan gaya tarik ini akan diubah menjadi nilai deformasi
yang besar, maka curvatur demand menjadi besar.

• Mekanisme keruntuhan
• Summary of concrete behavior
• Momen Resisting Frames

SCWB harus terpenuhi untuk bisa terjadi Sway Mechanism.


Rasio tulangan balok < 2.5%

Rasio tulangan kolom 1% - 6%


Shear Walls

Perhitungan desain dapat dilihat pada slide.

Rasio tulangan wall 0.25%


Perhitungan desain dapat dilihat pada slide.
Topic 15 : Performance Based Earthquake Design

PBED based on Performance Level, sedangkan prescriptive mengikuti prosedur code.


PBED Prescriptive
Kebutuhan: Kebutuhan:
• Desainer harus mengerti performa • Mengikuti peraturan, tapi sering tidak
yang diharapkan dan hubungan mengerti asalnya dari mana.
antara desain dengan performa. • Tidak mengerti performa yang
• Desainer dipaksa untuk memprediksi diharapkan.
performa yang akan terjadi. • Tidak mengerti harus mengatur
parameter mana untuk mendapatkan
performa berbeda
Alasan digunakan: Alasan digunakan:
• Pengecekan dapat dilakukan untuk • Pengecekan hanya pada satu level
beberapa level performa struktur. performa struktur.
• Pengaplikasian beberapa peristiwa • Pengaplikasian hanya satu peristiwa
seismik. seismik.
• Mengoptimalkan analisis nonlinear. • Analisis yang dilakukan: Linear statik
atau dinamik

PBED yang sukses jika owner dan designer merasa puas, dimana owner dapat menghemat biaya sedangkan
designer dapat mendesain sesuai target performa.

• Performance Level
• Proses evaluasi
• Tipe analisis

Anda mungkin juga menyukai