Tutor Dinstruk UAS 2023
Tutor Dinstruk UAS 2023
terconfined
kapasitasnya jauh lebih
besar, menghasilkan
respon struktur yang
lebih baik
• Kapasitas energi disipasi siklik menjadi indicator baik untuk performa struktur.
respon struktur yang dikasih ke beban biasanya bolak balik, biasanya kalau ada kenaikan F ada kenaikan
deformasi. pada suatu saat geraknya akan kanan-kiri, ketika kembali dia gayanya nurun dan akan ada gaya negatif
dan gaYanya juga negaif
yang pertama bagus, yang kedua terlalu besar deformasinya, yang ketiga terjadi kekurangan kapasitas, yang
keempat dia brittle sebelum sempat terjadi gaya bolak-balik
semakin luas area pada
diagram kita menandakan
semakin besar energi yang
disipasi
Energi disipasi untuk menahan gempa memang harus besar, tapi harus disertai deformasi yang tidak berlebih.
Energi disipasi yang besar menandakan lebih banyak elemen yang mencapai batas plastis, elemen plastis
menandakan kurangnya kekakuan, berkurangnya kekakuan yang besar dapat menyebabkan Gedung collapse
Solusi = detailing seismic yang baik.
gempa bisa
6,4 - 8.5 kali
beban angin,
makanya
kalau dipaksa
elastis itu
akan sangat
boros
Inelastik displacement dapat didekati dengan displacement elastic dengan besar gaya yang jauh lebih kecil pada
elastic respon. Harus memenuhi kebutuhan daktilitas sesuai metode equal displacement.
beban gempa yang tidak
sebesar elastik, ketika didekati
dengan force yang inelastik
struktur itu harus dianggap
memiliki displacement sebesar
ketika dia elastik
• Penjelasan R, Cd, 𝛀𝟎
Ketika suatu elemen sudah leleh, elemen tersebut tidak akan menambah kapasitas gaya yang masuk, namun akan
berdeformasi lebih besar. Gaya lebih ini akan diserap pada elemen di sekitar elemen leleh pertama. Siklus ini
terjadi berulang hingga (idealnya) semua titik yang didesain plastis terlebih dahulu mengalami plastifikasi.
Gaya yang lebih besar dari gaya desain akan di’ambil’ oleh overstrength. Overstrength berasal dari kekuatan
material yang berbeda antara desain dan lapangan, adanya strain hardening tulangan, factor reduksi, daerah
kritis yang leleh bergantian.
ASCE harusnya ada yang linear ke atas terus nanti dia lurus di atas baru
turun, bagian linear tidak digambarkan dan periodenya terlalu kecil, jadi
kalau pake respon spektra kurang cocok karena kalau pake respon spektra
ASCE demand gayanya terlalu besar padahal di lapangan ga sebesar itu
krn hrsnya mengikuti persamaan linear, makanya bisa pake equal energy :
Cd ini adalah konsekuensi dari desain gaya dibagi R dan equal displacement design yang dilakukan.
Untuk bangunan low period, equal displacement kurang cocok, maka pakai equal energy.
Topic 7 : Earthquake Engineering
• Perbandingan perilaku struktur akibat beban angin dan beban gempa:
elemen harus rusak agar desain kita lebih ekonomis, persamaannya sebagai berikit
• Konsep Controlled Damage →Damage diperlukan untuk desain yang lebih ekonomis.
• Building Performance Level (seberapa banyak elemen yang boleh rusak), diatur dalam :
periode ulang
garis biru itu demand elastik, bagi dengan R sehingga jd affordable. Selanjutnya deformasi dikali dengan CD
9pembesaran defleksi).
jika demand tidak terpenuhi bisa kita akali atau kita tingkatkan kapasitas detailing seismik kita menjadi lebih baik,
misalnya tulangan sengkang kita kaitkan 135 derajat sehingga efektif. Jumlah tulangan dapat diperbanyak sesuai
kebutuhan desain atau dengan menggunakan tulangan ulir.
• Meningkatkan redundasi pada struktur dengan desain hinge pada elemen struktur.
• Kesimpulan:
Tinjauan analisis, metode analisis beban gempa, effort analisis terkecil → terbesar (ELF → NLTHA)
topik 8 menjelaskan referensi code dalam mendesain bangunan tahan gempa
Topic 8 : Reference Code NEHRP, ASCE 7-16, AISC 341-16, ACI 318-14
Topic 9 : Seismic Load Analysis (SNI 1726:2019)
• Prosedur analisis beban gempa
1. Kategori risiko bangunan → Tabel 3 SNI 1726:2019 menentukan kategori resiko bangunan
biasanya yang
digunakan nilai
NSPT. kalau < 15
maka tanah lunak,
15-50 itu tanah
sedang SD
harus
disesuaikan
dengan SS dan
S1, kalau tidak
ada interpolasi
sms = Fa x SS
Sm 1 dari Fv x S1
6. Kategori seismik desain (KDS) berdsrkan SDS dan SD1 → Tabel 8 dan 9 SNI 1726:2019
8. Sistem struktur bangunan dan parameter (R, 𝛀𝟎 , Cd) → Tabel 12 SNI 1726:2019
TB tidka dibatasi,
TI tidak diijinkan
dan seterusnya
9. Pengecekkan ketidakberaturanan horizontal dan vertikal → Tabel 13 dan 14 SNI 1726:2019 lengkapnya
di Pasal 7.3.2
10. Menentukan diafragma pelat → rigid atau semirigid, dimana rigid lebih konservatif karena tidak
memperhitungkan beban tambahan yang terjadi pada pelat, karena di kenyataan pelat tidak 100% rigid.
11. Menentukan nilai redundansi → 𝝆 = 𝟏. 𝟑 (konservatif), bisa 𝝆 = 𝟏 namun harus memenuhi syarat di Pasal
7.3.4 SNI 1726:2019
12. Perhitungan ELF → Pasal 7.8 SNI 1726:2019
13. Didapatkan hasil perhitungan beban lateral.
14. Add beban torsi tambahan jika ada.
15. Add beban orthogonal jika ada.
16. Run analysis di software seperti ETABS.
17. Bandingkan hasil analisis ELF dan software, biasanya perlu penskalaan Vdinamik terhadap Vstatik.
18. Cek kekuatan (Design Check di ETABS harus OK, tidak ada elemen yang fail)
Cek nilai defleksi → Pasal 7.8.6 SNI 1726:2019
hsx tinggi setiap lantai
Secara umum analisis perilaku struktur dilakukan secara bertahap mulai dari pemodelan material, penampang,
elemen, dan struktur secara keseluruhan
• Aspek persyaratan struktur baja tahan gempa : Spesifikasi Bahan (1)
• Aspek persyaratan struktur baja tahan gempa : Stabilitas (2)
Bentuk kolom circular ter-confine dengan lebih baik karena tulangan didesain dapat menahan gaya tarik
lebih efektif (dari segala arah). Sedangkan pada kolom persegi terdapat sebagian daerah yang kurang
terconfine dengan baik (tidak semua area efektif mengekang beton). Sehingga pada beton persegi perlu
ditambah ‘kaki’ agar luas efektif terkekang semakin besar dan memastikan kait sengkang menggunakan kait
135.
Cracked elastic = dapat terjadi ketika tulangan pada elemen telah leleh, tetapi elemen tersebut memiliki
kapasitas bending yang besar (betonnya) sehingga beton masih memiliki kapasitas sementara tulangan telah
leleh.
Ketika leleh pertama, tulangan tidak semuanya leleh, maka digunakan nilai regangan dikali modulusnya,
sementara ketika semua sudah leleh digunakan nilai fy.
Momen kurvatur adalah karakteristik yang dilihat pada level penampang. Analisisnya dari suatu penampang
yang sangat tipis (partisi dari elemen) memiliki kemampuan untuk menekuk (kurvatur)
Pada daerah sendi plastis, beban kurvatur meningkat . Ini menandakan tegangan tarik beton telah mencapai
kapasitasnya sehingga ketidakmampuan beton menahan gaya tarik ini akan diubah menjadi nilai deformasi
yang besar, maka curvatur demand menjadi besar.
• Mekanisme keruntuhan
• Summary of concrete behavior
• Momen Resisting Frames
PBED yang sukses jika owner dan designer merasa puas, dimana owner dapat menghemat biaya sedangkan
designer dapat mendesain sesuai target performa.
• Performance Level
• Proses evaluasi
• Tipe analisis