Anda di halaman 1dari 13

BUKU SAKU

AUDIT
PENGELOLAAN
KEUANGAN DESA

Disusun Oleh : Fitri Mayasari M, A.Md


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,
Desa mempunyai sumber pendapatan berupa Pendapatan Asli
Desa; alokasi anggaran dari APBN; bagi hasil Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah; bagian dari dana perimbangan keuangan pusat
dan Daerah yang diterima oleh Daerah; bantuan keuangan dari
APBD Provinsi dan APBD Kabupaten; hibah dan sumbangan yang
tidak mengikat dari pihak ketiga; serta lain-lain pendapatan Desa
yang sah.
Sumber pendapatan Desa tersebut secara keseluruhan digunakan
untuk mendanai seluruh kewenangan yang menjadi
tanggungjawab Desa. Dana tersebut digunakan untuk mendanai
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan
masyarakat, dan kemasyarakatan. Dengan demikian pendapatan
Desa yang bersumber dari APBN juga digunakan untuk mendanai
kewenangan tersebut. Dari 7 (tujuh) sumber pendapatan Desa,
terdapat Dana Desa yang merupakan salah satu instrumen
pendanaan untuk mendanai keseluruhan kewenangan Desa sesuai
dengan kebutuhan dan prioritas Desa.
Untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa Dana Desa
yang bersumber dari APBN telah dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan, maka perlu adanya pengawasan
terhadap Keuangan Desa tersebut. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggraan Pemerintahan Daerah, selain
melakukan pengawasan terhadap Perangkat Daerah, Bupati juga
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Desa. Dalam
melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap Desa
sebagaimana tersebut di atas, Bupati dibantu oleh Inspektorat.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dari Audit Pengelolaan Keuangan Desa ini
adalah sebagai berikut :

a. Maksud
Sebagai panduan bagi Aparat Pengawas Intern Pemerintah
(APIP) dalam melaksanakan tugas Audit Pengelolaan Keuangan
Desa pada Pemerintah Desa di Lingkungan Kabupaten Karimun
dalam rangka memberikan keyakinan bahwa tujuan dari
Pengelolaan Keuangan Desa dapat terpenuhi dan memberikan
nilai tambah bagi masyarakat

b. Tujuan
Untuk memberikan keyakinan yang memadai terhadap proses
pemeriksaan melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, serta
pelaporan memastikan bahwa pengelolaan keuangan desa telah
dilaksanakan secara ekonomis, efisien, efektif, dan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan sasaran
pemeriksaan/audit yang menitikberatkan pada:
a. Pengujian Sistem Pengendalian Intern atas pengelolaan
keuangan desa;
b. Pengujian substantif atas pengelolaan keuangan desa, yang
meliputi aspek: perencanaan keuangan, penatausahaan
pendapatan, penatausahaan belanja, penatausahaan
pembiayaan, pengadaan barang dan jasa, kewajiban perpajakan,
penatausahaan aset, dan pemanfaatan hasil kegiatan; serta,
c. Penilaian atas pengelolaan keuangan desa.
BAB II
PERENCANAAN AUDIT PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

1. PROGRAM KERJA PEMERIKSAAN


a. Guna Tertib pelaksanaan pengawasan di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Karimun yang terarah, terkoordinasi, efisien dan efektif, maka seluruh jenis
pengawasan disusun dalam suatu Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT).
b. Audit Keuangan Desa termasuk dalam jenis pengawasan untuk tujuan tertentu
yang tercantum dalam PKPT.
c. Guna meminimalisir temuan pemeriksaan dan agar Desa yang akan diperiksa
memiliki waktu yang cukup untuk mempersiapkan administrasi dan dokumen yang
diperlukan, maka surat pemberitahuan rencana Audit Pengelolaan Keuangan
Desa disampaikan kepada Desa yang bersangkutan sebelum pelaksanaan
pemeriksaan.

2. PENGANGGARAN
a. Guna kelancaran pelaksanaan proses pemeriksaan, maka kegiatan Audit
Pengelolaan Keuangan Desa yang menjadi bagian dari jenis pengawasan lainnya
dibiayai dari APBD Kabupaten Karimun.
b. Standar biaya kegiatan yang digunakan dalam Audit Pengelolaan Keuangan
Desa berpedoman pada standar biaya yang berlaku di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Karimun.

3. SUMBER DAYA MANUSIA


a. Guna mendukung dan menjamin efektivitas kegiatan Audit Pengelolaan
Keuangan Desa, APIP yang ditugaskan secara kolektif dalam Tim Pemeriksa harus
memenuhi kompetensi sebagai berikut :
1. memahami peraturan perundang-undangan bidang Pemberdayaan Masyarakat
dan Desa, ;
2. memahami peraturan perundang-undangan bidang pemerintahan Desa dan
ketentuan lainnya yang berkaitan dengan keuangan desa;
3. memahami tata cara perencanaan keuangan dan pembangunan desa;
4. memahami pengadaan barang/jasa dan perpajakan di Desa;
5. memahami tugas dan fungsi perangkat Desa serta para pengelola keuangan
Desa;
6. memiliki teknik komunikasi yang baik.
b. Tim Pemeriksa ditetapkan dengan Surat Perintah Tugas dari Inspektur yang
diterbitkan sebelum dilaksanakan pemeriksaan (audit).
4. PENUGASAN
Penugasan Tim Pemeriksa ditetapkan dengan Surat Perintah Tugas dari
Inspektur, dengan susunan tim terdiri :
a. Penanggungjawab : Inspektur
b. Pembantu Penanggungjawab : Inspektur Pembantu Wilayah
c. Pengendali Teknis : Jabatan Fungsional Madya
d. Ketua Tim : Auditor Senior
e. Anggota Tim : 2 orang Auditor

5. WAKTU AUDIT
Audit Pengelolaan Keuangan Desa di lokasi obyek pemeriksaan
dilaksanakan selama 15 (lima belas) hari.

6. BATASAN AUDIT
Audit Pengelolaan Keuangan Desa pada prinsipnya dilaksanakan
untuk 1 (satu) tahun anggaran.

7. PROGRAM KERJA AUDIT


a. Audit Pengelolaan Keuangan Desa oleh Tim Audit dilaksanakan
setelah disusun Program Kerja Audit (PKA)
b. PKA disusun oleh Tim Audit dan ditandatangani Ketua Tim Audit
dan diketahui oleh Supervisor.
c. PKA paling sedikit memuat :
1) Dasar Audit
2) Tujuan Audit
3) Ruang Lingkup Audit
4) Sasaran Audit
5) Tahapan Audit
6) Standar Audit
7) Metodologi Audit
8) Pola Pelaporan
9) Penugasan
10) Waktu Pemeriksaan
11) Batasan Pemeriksaan
BAB III
PELAKSANAAN AUDIT PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

Tahap pelaksanaan Reviu Penyelenggaraan Pelayanan Publik mencakup


kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Pengumpulan Bukti Audit
Langkah kerja pengumpulan audit sekurang-kurangnya menyatakan
prosedur audit sebagai berikut :
A. Dapatkan bukti audit (metodologi pengumpulan bukti, kecukupan bukti
sesuai dengan tujuan dan lingkup audit)
B. Lakukan dokumentasi bukti audit
2. Pengujian Bukti Audit
Langkah kerja pengumpulan audit sekurang-kurangnya menyatakan
prosedur audit sebagai berikut :
A. Lakukan pengujian bukti audit
a. Survei Pendahuluan dengan langkah kerja terdiri dari :
- Identifikasi dan pahami regulasi terkait pengelolaan keuangan desa
seperti Data Perpres tentang Pagu Alokasi Dana Desa dalam APBN tahun
anggaran yang bersangkutan, lampiran rincian Pagu Dana Desa per
Kabupaten/Kota, Peraturan Bupati/Walikota tentang tata cara pembagian
dan penetapan besaran Dana Desa setiap Desa, Peraturan Bupati/Walikota
tentang tata cara pembagian dan penetapan besaran Alokasi Dana Desa
(ADD) setiap desa.
- Data data Penyaluran dan penggunaan dana transfer untuk Dana Desa
dan ADD.
- Dapatkan data umum desa seperti: Perda pembentukan desa dan SK
Pengangkatan Kepala Desa dan Perangkat Desa.
- Dapatkan dokumen perencanaan desa yaitu RPJMDesa , dan RKPDesa.
- Dapatkan dokumen pelaksanaan APBDesa seperti Laporan Realisasi
Pelaksanaan APBDesa.
- Pelajari permanen file dan LHA atas desa tahun-tahun sebelumnya LHA
dan KKA atas desa tersebut tahun-tahun sebelumnya.
- Buat simpulan dan kemungkinan penyesuaian pengembangan program
kerja audit subtantif.
b. Pengujian sederhana atas keandalan Sistem Pengendalian Intern (SPI),
- Lakukan reviu atas efektivitas sistem pengendalian intern pengelolaan
keuangan desa dengan menggunakan form kertas kerja.
- Identifikasi kelemahan-kelemahan pengendalian intern atas pengelolaan
keuangan desa.
- Buat simpulan dan saran, termasuk kemungkinan penyesuaian
pengembangan program kerja audit substantif.

c. Pengujian Rinci
- Pengujian Substantif atas Pengadaan Barang/Jasa
 Dapatkan dokumen-dokumen yang diperlukan, a.l yaitu Buku Kas Umum,
Buku Bank, Buku Kas Pembantu Kegiatan, SPP, LRAPBDesa, dan dokumen
lain yang terkait,
 Lakukan uji petik atas kegiatan pengadaan barang/jasa (PBJ). Pemilihan
sampel kegiatan yang diuji petik yaitu jumlah nilai kegiatan dan atau
pertimbangan lain yang memadai.
 Atas kegiatan PBJ yang diuji petik, lihat kesesuaiannya dengan ketentuan
yang berlaku (Perka LKPP No. 22 tahun 2015 tentang Pedoman Tata Cara
Pengadaan Barang/Jasa di desa)
 Lakukan pemeriksaan fisik atas konstruksi fisik dan pengeluaran belanja
modal lainnya yang dibiayai oleh APBDesa
 Buat simpulan dan saran
- Pengujian Substantif atas Penatausahaan Aset Desa
 Dapatkan dokumen-dokumen yang diperlukan a.l: LRA, LKMD, Buku/daftar
inventaris, SPP.
 Lakukan identifikasi belanja modal atau barang jasa pada Laporan
Realisasi Anggaran.
 Bandingkan daftar aset pada buku inventaris aset desa dengan
identifikasi hasil pengadaan berdasarkan belanja modal atau barang jasa
pada tahun yang bersangkutan,
 Lakukan uji proses kapitalisasi aset.
 Lakukan cek fisik dan konfirmasi atas keberadaan aset yang dimiliki desa.
 Lakukan langkah kerja lainnya yang diperlukan.
 Buat kesimpulan
- Pengujian Substantif atas Pelaksanaan dan Penatausahaan Belanja
Desa
 Dapatkan data realisasi APBDesa per bidang kewenangan
 Tetapkan kegiatan-kegiatan yang akan disampling
 Dapatkan register SPP
 Buat rekapitulasi SPP-SPP yan terkait dengan kegiatan tersebut
 Jumlahkan seluruh SPP tersebut dan bandingkan nilai kegiatan
 Cek apakah terdapat pengeluaran tanpa melalui proses pengajuan
SPP
 Cek buku kas umum dan buku pembantu bank terkait dengan proses
pembayaran Pencairan SPP
 Lakukan uji kelengkapan SPP beserta lampirannya yaitu SPTB dan
bukti pendukung
 Lakukan pengujian bukti transaksi baik formil dan materiil
 Lakukan opname kas
 Lakukan prosedur tambahan melalui konfirmasi dan cek fisik
 Langkah kerja lain yang diperlukan
 Buat simpulan dan saran

- Pengujian Substantif atas Perencanaan Keuangan Desa


 Dapatkan dokumen-dokumen yang diperlukan, a.l yaitu: RPJM Desa,
RKP Desa, Tim penyusun RKP Desa, notulen Musrenbangdes, notulen
Musyawarah Desa, dan peraturan terkait perencanaan keuangan desa
 Periksa keberadaan dokumen RPJM Desa untuk mengetahui
perencanaan program/kegiatan desa keseluruhan. Jika tidak ada
dokumen tersebut, identifikasi penyebabnya.
 Periksa keberadaan notulen Musrenbangdes, dan notulen
Musyawarah Desa untuk mengetahui proses penyusunan RKP Desa.
Jika tidak ada dokumen tersebut, identifikasi penyebabnya.
 Periksa Tim penyusun RKP untuk mengetahui pihak-pihak
yang terlibat dalam penyusunan RKP Desa. Jika tidak ada
dokumen tersebut, identifikasi penyebabnya
Periksa dokumen RKP Desa apakah telah ditetapkan secara
formal, dan telah disampaikan kepada pihak terkait. Jika
tidak ada dokumen tersebut, identifikasi penyebabnya
Lakukan pengujian substantif atas penyusunan RKP Desa
dan dokumen pendukungnya apakah telah disusun mengacu
pada RPJM Desa dan ketentuan yang berlaku
Lakukan wawancara/konfirmasi kepada Kepala Desa
dan/atau Ketua BPD atas proses penyusunan RKP Desa
üBuat simpulan dan saran.
- Pengujian Substantif atas Penatausahaan Pembiayaan
Desa
ü Dapatkan data LRA dan APBDesa/ Perubahan
ü Dapatkan register SPP
ü Buat rekapitulasi SPP-SPP yang terkait dengan
pengeluaran pembiayaan
ü Cek apakah terdapat pengeluaran tanpa melalui proses
pengajuan SPP
ü Cek buku kas umum dan buku pembantu bank terkait
dengan proses pembayaran Pencairan SPP
ü Lakukan uji kelengkapan SPP beserta lampirannya yaitu
SPTB dan bukti pendukung
ü Lakukan pengujian bukti transaksi baik formil dan materiil
ü Lakukan prosedur tambahan melalui konfirmasi dan cek
fisik
Buat simpulan dan saran
- Pengujian Substantif atas Penatausahaan Pendapatan Desa
 Dapatkan dokumen-dokumen yang diperlukan, a.l yaitu Buku
Kas Umum, Buku Bank, Buku Kas Pembantu Kegiatan, Buku
Pembantu Pajak, SPP, LRAPBDesa, dan dokumen lain yang
terkait
 Bandingkan realisasi pendapatan (LRA) dan anggaran
pendapatan (APBDesa)
 Dapatkan dasar hukum pagu pendapatan transfer
 Bandingkan realisasi transfer (LRA) dengan komitmen pagu
penetapan alokasi pendapatan yang ditransfer ke desa

 Bandingkan realisasi pendapatan (per sumber pendapatan);


lalu bandingkan dengan pagu alokasinya
 Lakukan analisis penyebab tidak atau tercapainya target
rencana pendapatan
 Lakukan pengujian ke buku pembantu bank dan rekening
tabungan, untuk mengetahui bahwa penerimaan uang telah
dibukukan secara memadai
 Lakukan tracing dari BKU ke bukti penerimaan non transfer
bank
 Buat simpulan dan saran
B. Buat simpulan hasil pengujian bukti audit

3. Wawancara dengan Tim Audit


Langkah kerja pengumpulan audit sekurang-kurangnya
menyatakan prosedur audit sebagai berikut :
a. Lakukan wawancara atas pengujian bukti audit dengan
pihak audit.
b. Buatlah simpulan
BAB IV
PELAPORAN HASIL AUDIT

1. KERTAS KERJA AUDIT


a. Pelaksanaan Audit Pengelolaan Keuangan Desa berpedoman
pada Langkah Kerja yang ditetapkan dalam Program Kerja
Audit;
b. Rumusan hasil audit dan simpulan hasil audit dalam setiap
Langkah Kerja dituangkan ke dalam Kertas Kerja Audit (KKA);
c. Setiap Anggota Tim Audit menyusun KKA dan melaporkannya
kepada Ketua Tim Audit untuk dilakukan reviu secara berjenjang
oleh Ketua Tim, Pengendali Teknis dan Pembantu
Penanggungjawab;
d. KKA yang telah direviu disimpan oleh Ketua Tim sebagai
dokumen audit;
e. KKA merupakan dokumen rahasia dan tidak dapat
dipublikasikan kecuali atas izin tertulis dari Bupati Karimun; dan
f. Rumusan hasil audit dan simpulan hasil audit dalam KKA
menjadi bahan penyusunan Pokok-pokok Hasil Pemeriksaan
(P2HP).

2. POKOK-POKOK HASIL PEMERIKSAAN (P2HP)


a. P2HP merupakan himpunan hasil pemeriksaan yang terdiri dari
temuan-temuan strategis yang mempunyai dampak bagi
Pemerintah Daerah dan masyarakat yang perlu segera
ditindaklanjuti;
b. P2HP disusun oleh Ketua Tim dan direviu secara berjenjang
oleh Pengendali Teknis dan Pembantu Penanggungjawab;
c. P2HP harus diekspose di hadapan tim pemeriksa lainnya paling
lambat 2 (dua) minggu sejak audit selesai dilaksanakan;
d. P2HP yang telah diekspose selanjutnya diklarifikasikan kepada
Pmerintah Desa yang diperiksa dan untuk mendapatkan
tanggapan dari pejabat yang diperiksa;
e. Atas dasar tanggapan dari pejabat yang diperiksa, Tim Audit membuat
rekomendasi yang bersifat sementara yang dituangkan dalam Berita
Acara Pembahasan/ Klarifikasi P2HP;
f. Berita Acara tersebut ditandatangani Ketua Tim dan Kepala Desa atau
Perangkat Desa yang ditunjuk diketahui oleh Pengendali Teknis, dan
dibuat rangkap 2 (dua), dengan rincian 1 (satu) rangkap untuk tim
pemeriksa dan 1(satu) set untuk Pemerintah Desa yang diperiksa;
g. Berita Acara tersebut menjadi dasar penyusunan draft Laporan Hasil
Audit (LHA).
h. Tim Audit menyampaikan notisi hasil sementara audit intern;
i. Tim Audit menyampaikan Naskah Hasil Audit kepada Pemerintah Desa
paling lama 3 (tiga) hari setelah pertemuan akhir (exit meeting);
j. Pimpinan Audit menyampaikan tanggapan tertulis terhadap Naskah
Hasil Audit kepada Tim Audit paling lambat 2 (dua) hari;
k. Tim Audit dan Pimpinan Audit menandatangani Naskah Hasil Audit;
l. Dalam hal audit tidak menyampaikan tanggapan atas Naskah Hasil
Audit sampai dengan batas waktu yang ditetapkan, Tim Audit
menerbitkan Laporan Hasil Audit;

3. LAPORAN HASIL AUDIT


a. Ketua Tim Audit wajib menyusun dan menyelesaikan Laporan Hasil
Audit dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja
setelah jangka waktu yang tercantum dalam surat perintah tugas
berakhir.
b. LHA disusun dalam bentuk Bab, dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I : SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
B. SARAN
BAB II : URAIAN HASIL AUDIT
A. DASAR PEMERIKSAAN/ AUDIT
B. TUJUAN DAN SASARAN PEMERIKSAAN/ AUDIT
C. RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN/ AUDIT
D. INFORMASI UMUM
E. HASIL PEMERIKSAAN/ AUDIT
BAB V
PENUTUP

Demikian Pedoman Teknis Pengawasan Pengelolaan Keuangan


Desa ini disusun untuk dapat dipergunakan sebagai pedoman
dalam melaksanakan Audit Pengelolaan Keuangan Desa di
Lingkungan Inspektorat Kabupaten Karimun, dan dilaksanakan
dengan penuh tanggungjawab oleh seluruh jajaran Inspektorat
Kabupaten Karimun.
INSPEKTUR DAERAH
KABUPATEN KARIMUN

ASEP ZAINAL ARIFIN, SE


Pembina Tk.I
NIP. 196611021993031001

Anda mungkin juga menyukai