Anda di halaman 1dari 4

Dalam akuntansi dikenal beberapa metode penilaian persediaan dapatkan anda

menjelaskan metode apa saja yang dimaksud?


Jawab :
Metode penilaian persediaan adalah berbagai cara untuk menentukan nilai total bahan dan
produk yang masih dalam persediaan perusahaan pada akhir periode akuntansi. Ini adalah bagian
penting dari perhitungan harga pokok barang, yang merupakan total semua biaya yang digunakan
untuk membuat barang atau jasa yang dijual. Ini juga dapat digunakan sebagai jaminan untuk
menarik pinjaman dan dicatat dalam neraca organisasi sebagai aset lancar.
Ketika perusahaan menghitung penyimpanan persediaan, perusahaan dapat memilih salah satu
dari beberapa metode penilaian persediaan, yaitu First in First Out (FIFO), Last in Fist
Out (LIFO), dan Average. Metode penilaian persediaan merupakan praktik akutansi yang
digunakan untuk menghitung nilai persediaan yang tidak terjual pada akhir periode akuntansi.
Angka ini diperlukan untuk menentukan besar harga pokok penjualan (HPP) dan saldo
persediaan akhir. Nilai persediaan akhir ini nantinya akan dicatat saat perusahaan menyusun
laporan keuangan dan laporan neracanya.
Metode Persediaan First In First Out(FIFO)
FIFO atau first in first out yang berarti masuk pertama keluar pertama, metode unit persediaan
ini menghitung yang pertama kali masuk ke gudang akan dijual pertama juga. FIFO (First-In,
First-Out) merupakan metode untuk menentukan Harga Pokok Penjualan (HPP) dengan cara
mengasumsikan produk yang terjual merupakan produk terlama dalam penyimpanan barang.
Jadi, biaya yang digunakan sebagai perhitungan merupakan produk yang masuk paling awal
dalam penyimpanan barang. Sebagai contoh, Pak Deni menjalankan usaha toko kue kering, kue
yang dijual tentunya harus kue yang pertama kali masuk ke toko. Perhitungan HPP
menggunakan biaya kue yang terjual pertama kali. Jadi, biaya per unit persediaan yang masuk
terakhir dipakai sebagai dasar penentuan biaya barang yang masih dalam persediaan pada akhir
periode (persediaan akhir). Metode FIFO ini sangat cocok diimplementasikan pada usaha yang
memiliki masa kadaluarsa pada produknya, contohnya makanan, minuman, obat-obatan, dan
sebagainya.
Metode Persediaan Last In First Out(LIFO)
LIFO atau Last In First Out adalah metode yang mengasumsikan bahwa harga produk terakhir
yang dibeli merupakan harga pokok barang pertama yang terjual. Jadi, unit yang digunakan
sebagai dasar perhitungan HPP adalah unit yang terakhir kali masuk ke gudang. Metode LIFO ini
biasanya diterapkan pada usaha yang mempunyai nilai produksi tinggi dan tidak memiliki
tanggal kadaluarsa, seperti mobil, perhiasan, minyak, dan lainnya.
Metode Persediaan Average (Rata-Rata Tertimbang)
Metode average atau metode rata-rata tertimbang menilai persediaan dengan membagi harga
pokok barang yang tersedia untuk dijual dengan jumlah barang, sehingga menghitung biaya rata-
rata. Jadi, metode ini berbeda dengan LIFO dan FIFO dimana nilai tidak mewakili unit terlama
atau terbaru. Sehingga persediaan akhir dan beban pokok penjualan dapat dihitung dengan harga
rata-rata. Metode average merupakan titik tengah atau perpaduan dari metode FIFO dan LIFO.
Jadi kelebihan dan kekurangan metode ini berada diantara metode LIFO dan FIFO. Metode ini
menggunakan persediaan barang yang ada di gudang tanpa memperhatikan barang mana yang
masuk pertama atau terakhir.
Tiap metode persediaan ini tentunya memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri, namun
sebagian besar bisnis menerapkan metode FIFO ini. Metode FIFO menjadi perhitungan yang
paling mudah dan memiliki pendekatan yang paling logis, kecuali memang memiliki alasan kuat
untuk menggunakan metode LIFO atau average.
Soal 1
PT Ernest menggunakan sistem imprest petty cash. Dananya dibentuk pada tanggal 1 Maret
sebesar (dalam ribuan rupiah ) Rp 200. Selama bulan Maret berikut adalah pengeluaran atas petty
cash tersebut.
3 Maret Biaya Materai 74
7 Maret Biaya Angkut 42
9 Maret Beban Lain 22
11 Maret Beban Transportasi 49
Petty cash diisi ulang pada tanggal 15 Maret ketika sisa dana yang tersedia adalah 9. Tanggal 20
Maret, PT Ernest menambah jumlah petty cash nya menjadi Rp 300.
Instruksi :
Buatlah jurnal yang diperlukan selama bulan Maret
Jawab :
PT ERNEST
Petty cash
Per 31 maret
(dalam ribuan rupiah)

TGL KETERANGAN REF DEBET KREDIT


1-Mar kas kecil Rp. 200.000 -
kas - Rp. 200.000
15-
Mar Biaya material Rp. 74.000 -
Biaya angkut Rp. 42.000 -
Beban lain Rp. 22.000 -
Beban
transportasi Rp. 49.000 -
kas - Rp.187.000
kas Rp. 4.000 -
kas kecil - Rp. 4.000
20-
Mar kas kecil Rp. 104.000 -
kas - Rp. 104.000
JUMLAH Rp. 495.000 Rp. 495.000

Soal 2
Decca distributor memiliki beberapa transaksi terkait piutang wesel pada bulan Desember (dalam
ribuan rupiah)
Dec. 1 Meminjamkan kepada J.Cash Rp 12.000 dengan ketentuan 1 tahun, 5%
Dec 16. Menjual barang kepada Wennings, dengan menerima piutang wesel Rp 10.000, 60-hari,
6%
Instruksi
Buatlah jurnal yang diperlukan selama bulan Desember

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit


1 Desember Piutang Wesel Rp 12.000.000 -
Kas - Rp 12.000.000
16 Desember Piutang Wesel Rp 10.000.000 -
Penjualan - Rp 10.000.000

Jumlah Rp 22.000.000 Rp 22.000.000

Jurnal yang dibuat J:


Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
1 Desember Kas Rp 12.000.000 -
Utang Wesel - Rp 12.000.000
Jurnal yang dibuat Wennings :
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
12 Desember Pembelian Rp 10.000.000 -
Utang wesel - Rp 10.000.000

Untuk mencatat pelunasan wesel, maka dihitung bunganya terlebih dahulu :


• Tanggal 1 Desember
Bunga wesel = Rp 12.000.000 x 5% = Rp 600.000
Jumlah yang harus dibayar J. Cash dalam jangka waktu wesel adalah
= 12.000.000 + Rp 600.000 = Rp 12.600.000

• Tanggal 16 Desember
Bunga Wesel = Rp 10.000.000 x 6% x 60 = Rp 100.000
360
Jumlah yang harus dibayar Wennings dalam jangka waktu wesel adalah
= Rp 10.000.000 + Rp 100.000 = Rp 10.100.000

Sumber referensi : BMP EKMA4210

Anda mungkin juga menyukai