Tugas 2 Pembaharuan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

JAWABAN TUGAS TUTORIAL II

Program Studi : PGSD


Kode Mata Kuliah : PDGK4505
Nama Mata Kuliah : Pembaharuan dalam Pembelajaran di SD
Nama Pengembang : Dr. Deni Setiawan, S.Sn, M.Hum
Nama Mahasiswa : Idris Nurokhim – 857564144

JAWABAN

1. konstruktivistik sosial adalah proses perubahan perilaku yang terjadi sebagai akibat
munculnya pemahaman baru yang dibangun dalam konteks sosial sebelum menjadi
bagian pribadi individu.
Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual
yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya
diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak secara tiba-tiba. Pengetahuan
bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan
diingat.
Menurut Vygotsky dalam Slavin (2008) ada empat prinsip konstruktivistik sosial:
1) Pembelajaran Sosial (social learning)
Pendekatan pembelajaran yang dipandang sesuai adalah pembelajaran kooperatif.
Vygotsky menyatakan bahwa siswa belajar melalui interaksi bersama dengan orang
dewasa atau teman yang lebih cakap.
2) Zone of Proximal Development (ZPD)
Bahwa siswa akan mempelajari konsep-konsep dengan baik jika berada dalam ZPD.
Siswa bekerja dalam ZPD jika siswa tidak dapat memecahkan masalah sendiri, tetapi
dapat memecahkan masalah itu setelah mendapat bantuan orang dewasa atau
temannya (peer).
3) Cognitive Apprenticeship
Yaitu proses yang digunakan seorang pelajar untuk secara bertahap memperoleh
keahlian melalui interaksi dengan pakar, bisa orang dewasa atau teman yang lebih
tua/lebih pandai.
4) Pembelajaran Termediasi (Mediated Learning)
Vygostky menekankan pada scaffolding yaitu bantuan yang diberikan oleh orang lain
kepada anak untuk membantunya mencapai kemandirian. Siswa diberi masalah yang
kompleks, sulit, dan realistik, dan kemudian diberi bantuan secukupnya dalam
memecahkan masalah siswa.

2. Enkulturasi adalah proses dimana seseorang belajar tentang mereka budaya secara
mandiri dan dengan bantuan akuisisi mereka. Individu di sini belajar tentang praktik
budaya mereka dan berbagai karakteristik lainnya.
Akulturasi adalah proses di mana seseorang memadukan komponen dari dua
budaya yang berbeda. Dalam istilah sosiologis, ini disebut pertukaran budaya, dan di
sini individu belajar dan beradaptasi dengan praktik budaya yang tidak mereka kenal.

Perbedaan antara enkulturasi dan akulturasi adalah bahwa yang pertama adalah
bagaimana individu berusaha untuk belajar tentang budaya mereka melalui eksplorasi
dan akuisisi diri. Yang terakhir berkaitan dengan pencampuran tradisi dari dua budaya
yang berbeda.

Proses pembelajaran enkulturasi ini dimulai sejak kecil hingga akhir hayat. Berikut
beberapa contoh enkulturasi dalam kehidupan sehari-hari, Ibadah,Bahasa , Menjemen
Waaktu,

Jika beberapa contoh akulturasi yang dapat terjadi dalam kehidupan,Belajar Bahasa,
mengubah penampilan

3. Menurut Yager 1996 pengetahuan teknologi masyarakat merupakan pendekatan


kurikulum yang dirancang untuk membuat konsep dan proses traidisional yang
dikaitkan dengan bentuk pengetahuan dan program studi masyarakat yang lebih cocok
dan relevan dengan kehidupan siswa.

Pendidikan pada generasi muda dari dahulu sampai sekarang ini kurang
memperhatikan lingkungan sekitar. Setiap produk yang dihasilkan baik teknologi
maupun sumber daya manusia berlomba-lomba untuk mengeksplorasi kekayaan bumi
tidak memperhatikan akibat yang ditimbulkan di masa yang akan datang.

Tujuan Pembelajaran SETS ialah untuk membentuk individu yang memiliki literasi
sains dan teknologi serta memiliki kepedulian terhadap masalah masyarakat dan
lingkungannya. Literasi sains dan teknologi adalah memiliki kemampuan
menyelesaikan masalah menggunakan konsep-konsep sains yang diperoleh dalam
pendidikan, mengenal produk teknologi dan dampaknya yang ada di sekitar, maupun
menggunakan produk teknologi dan memeliharanya,

4. Secara keilmuan, pendidikan demokrasi dan HAM merupakan bagian integral dari
pendidikan kewarganegaraan, yang pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan
individu menjadi warga negara yang cerdas dan baik (smart and good citizen).

Pendidikan adalah satu-satunya jalan untuk mencerdaskan manusia, karena manusia


yang cerdaslah yang mampu menghadapi segala tantangan kehidupan. Konsep-
konsep pendidikan pada masa lalu masih memiliki berbagai kelemahan dalam
melahirkan manusia-manusia yang berkualitas, karena kebijakan pendidikan masih
bertumpu pada kepentingan politik penguasa. Oleh karena itu, pada masa kini
diperlukan konsep-konsep baru atau paradigma baru pendidikan untuk menghadapi
tantangan-tantangan masa depan yang semakin kompleks,
tampaklah bahwa paradigma adalah cara dan pola yang mendasari pemahaman,
penilaian, peraturan, dan pedoman dalam mengerjakan sesuatu. Jadi, "paradigma
baru" berarti cara atau pola baru dalam melakukan sesuatu.

Dengan demikian, bila dihubungkan dengan paradigma baru pendidikan nasional,


maka dapatlah dipahami bahwa haruslah ada cara-cara baru atau pola baru dalam
pendidikan nasional. Pembaruan paradigma pendidikan nasional harus dapat
mengembangkan tingkah laku yang menjawab tantangan internal dan global.
Paradigma tersebut haruslah mengarah kepada lahirnya generasi bangsa Indonesia
yang bersatu dan demokratis.

5. Secara pedagogis model Praktik-belajar Kewarganegaraan … Kami Bangsa Indonesia


( PKKBI ) dirancang untuk memberikan pengalaman belajar kepada para peserta
didik, langkah-langkah dan metode yang digunakan di dalam proses politik. Secara
khusus kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan komitmen peserta didik
terhadap kewarganegaraan dan pemerin tahan denga

Misi dari model ini adalah mendidik para siswa agar mampu untuk menganalisis
berbagai dimensi kebijakan publik, kemudian dengan kapasitasnya sebagai “young
citizen” atau warga negara yang “cerdas, kreatif, partisipatif, prospektif, dan
bertanggungjawab”, agar mampu memberi masukan terhadap kebijakan publik
dilingkungannya.

Langkah-langkah pembelajarannya mencakup berikut ini.


a. Mengidentifikasi masalah kebijakan opublik dalam masyarakat;
b. Memilih suatu masalah untuk dikaji oleh kelas;
c. Mengumpulkan infirmasi yang terkait pada masalah itu;
d. Mengembangkan fortofolio kelas;
e. Menyajikan fortofolio dihadapn tim juri;
f. Melakukan refleksi pengalaman belajar.

Anda mungkin juga menyukai