Jawaban Jawaban Tergugat, meliputi : a. Jawaban dalam bentuk Eksepsi/Tangkisan b. Jawaban yang langsung mengenai pokok perkara terdiri dari: 1.Jawaban dalam konvensi 2.Gugatan dalam rekonvensi (bersifat tentative) Eksepsi
Eksepsi disebut juga tangkisan atau bantahan. Merupakan jawaban
Tergugat menyangkut aspek-aspek formalitas acara, dan tidak langsung menyangkut substansi/pokok perkara. Eksepsi bukan merupakan suatu keharusan untuk diajukan oleh Tergugat, melainkan bergantung pada urgensinya; Eksepsi dibedakan menjadi 2 macam, yaitu: 1. Eksepsi Prosesuil, karena gugatan tidak memenuhi syarat formil gugatan a. Exceptio Incompetency b. Eksepsi diluar masalah Competency 2. Eksepsi Materiel, didasarkan pada ketentuan hukum perdata materiel. Dasar Hukum: ü Pasal 125 (2), 132, 133 HIR ü 136 HIR ü Pasal 1917 BW 1. Eksepsi Prosesuil: Exceptio Incompetency 1. Incompetency Absolut § Pasal 136 HIR, diperiksa terlebih dahulu sebelum pokok perkara § Putusan : ditolak Putusan Sela; diterima Putusan Akhir 2. Incompetency Relatif § Pasal 136 HIR, diajukan pada jawaban pertama bersama bantahan terhadap pokok perkara; § Pengajuan diluar ketentuan ini, dianggap gugur § Putusan: ditolak Putusan Sela diterima Putusan Akhir 1. Eksepsi Prosesuil: Eksepsi diluar masalah Incompetency 1. Surat kuasa tidak sah Surat kuasa bersifat umum, tidak memenuhi 123 HIR jo SEMA 1/74 jo 6/94, terkait: PN tertentu, identitas para pihak, ringkasan pokok perkara, tanggal dan ttd para pihak, dibuat oleh orang yang tidak berwenang 2. Error in persona Penggugat tidak berhak/persona standi in judicata keliru pihak yang ditarik sebagai tergugat orang yang ditarik sebagai tergugat tidak lengkap/exceptio plirium litis consortium 3. Exceptio obscuur libel Tidak jelas dasar hukum gugatan, tidak jelas obyek sengketa, petitum tidak jelas/tidak rinci/kontradiksi posita-petitum Con’t 4. Exceptio res judicata/ne bis in idem a. Pasal 1917 BW putusan berkekuatan hukum tetap Gugatan dengan dasar yang sama dengan putusan yang berkekuatan hukum tetap b.Melekatnya ne bis in idem dalam putusan apa yang digugat sudah pernah diperkarakan sebelumnya; Perkara terdahulu telah ada putusan berkekuatan hukum tetap; Terhadap putusan tertutup upaya hukum biasa (banding/kasasi); Tidak dilakukan upaya hukum c. Putusan bersifat positif Pertimbangan dan diktum putusan menentukan dengan pasti status dan hubungan hukum mengenai hal dan objek sengketa; d.Subjek/pihak yang berperkara sama Titel umum: ahli waris Titel khusus: pembeli, penerima hibah, dsb. 2. Eksepsi Materiel a. Exceptio Dilatoir/Gugatan Prematur; b. Exceptio Peremtoir/menyingkirkan gugatan Exceptio Temporis/daluarsa Exceptio non pecunia nemuratae/sangkalan bahwa uang yang dijanjikan dibayar kembali, tidak pernah diterima Exceptio doli mali/penipuan dalam perjanjian Exceptio metus causa/adanya paksaan Exceptio non ademplati contarctus/Penggugat belum memenuhi prestasi Exceptio dominii/Penggugat bukan pemilik barang Exceptio litis pendentis/sengketa diperiksa dalam perkara lain Seluruh eksepsi, kecuali eksepsi kompetensi baik absolut maupun relatif, diputus bersama-sama dengan pokok perkara. Adapun eksepsi berkaitan kompetensi absolut dan/atau kompetensi relatif diputus terlebih dahulu dalam putusan sela. Apabila eksepsi kompetensi dinyatakan ditolak, maka diputus dalam putusan sela dan pemeriksaan dilanjutkan kepada pokok perkara; sedangkan apabila eksepsi kompetensi dikabulkan, maka diputus dalam putusan sela yang sekaligus sebagai putusan akhir dan pemeriksaan perkara diakhiri. Jawaban dalam Pokok Perkara Jawaban Tergugat dalam pokok perkara, merupakan tanggapan Tergugat terhadap dalil dan argumentasi Penggugat yang terurai dalam Gugatannya; berisi Pengakuan atau Bantahan Pengakuan: jawaban yang membenarkan isi gugatan, mengikat tergugat, tidak dapat ditarik kembali Bantahan: pernyataan yang membenarkan isi gugatan; atau tidak mengakui isi gugatan; bantahan harus disertai alasan-alasannya
Sebaiknya, Tergugat menanggapi setiap dalil gugatan Penggugat.
Karena berlaku anggapan bahwa dalil yang tidak dibantah secara tegas, dianggap telah diakui kebenarannya. Pengajuan Gugatan Balik (Gugatan Rekonvensi/reconventie) Pasal 132 a dan b HIR Pasal 132 a (1) HIR, memberi makna: 1. Rekonvensi adalah gugatan yang diajukan tergugat sebagai gugatan balasan terhadap gugatan yang diajukan penggugat kepadanya, dan 2. Diajukan tergugat kepada PN, pada saat berlangsung proses pemeriksaan gugatan yang diajukan penggugat. Diajukan oleh Tergugat semula dalam konvensi, yang kemudian secara simultan bertindak juga sebagai Penggugat dalam rekonvensi. Contoh : A Penggugat semula dalam konvensi sekaligus sebagai Tergugat dalam rekonvensi, sedangkan B Tergugat semula dalam konvensi sekaligus sebagai Penggugat Dlm Rekonvensi; Gugatan rekonvensi diajukan bersama sama dengan diajukannya jawaban pertama oleh Tergugat. Diajukan ke Majelis Hakim PN yang memeriksa gugatan semula/konvensi; Tidak berlaku Kompetensi Relatif; Bertujuan untuk hemat biaya dan waktu, menegakkan asas peradilan sederhana, menghindarkan putusan yang saling bertentangan; Pembuktian dipersingkat dan sederhana, dalam hal konvensi dan rekonvensi dalam perkara yang erat hubungannya (innerlijke samenhang); Gugatan Konvensi dan Rekonvensi, diperiksa dan diputuskan dalam 1 putusan, kecuali hakim berpendapat salah satu dapat lebih cepat diselesaikan, maka hakim dapat memisahkan dengan catatan masih diperiksa oleh hakim yang sama. THANK YOU! Any questions?