Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSEPEKTIF

Dosen Pengampu: Bapak Dr. Abdul Aziz SH., M.Pd.I

Disusun Oleh
Putrie Anindya Salsabella (22110900024)
Zidni Manaasika (2211090032)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke-hadirat ALLAH Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat-Nyalah tulisan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Dan sholawat serta
salam semoga selalu tercurahkan kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad sholallahu alaihi
wasalam, yang kita harapkan syafaat dari beliau di Yaumul Qiyamah. Penulisan Makalah
yang berjudul “Makalah Pembelajaran Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan” dengan tema “Pancasila dalam Arus Sejarah Perjuangan Bangsa” ini
dalam rangka memenuhi tugas Dosen pada mata kuliah Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan yaitu Bapak Dr. Abdul Aziz SH., M.Pd.I. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Pancasila dalam Arus Perjuangan Bangsa”
bagi para pembaca maupun penulis.
Saya Menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan-kekurangan. Hal ini
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang saya miliki. Oleh karena
itu, sudah sepantasnyalah pada kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak, terutama sahabat dan dosen mata kuliah Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan yang telah memberikan saran dan masukan demi kelancaran dan
kelengkapan naskah tulisan ini. Akhirnya, semoga tulisan yang jauh dari sempurna ini ada
manfaatnya.

Bandar Lampung, Maret 2023

Putrie Anindya Salsabella

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………..………………………………2
DAFTAR ISI…….……………………………………….………………………………......3

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang…….…………………………………………..…………………………..….4
Rumusan Masalah………………………………………………..……………………..…….4
Tujuan…….………………………………………………………..…………………….……4
BAB II PEMBAHASAN
Definisi umum filsafat Pendidikan islam …………….………………………...
……………..5
Pandangan para tokoh tentang filsafat Pendidikan islam…………………………………..
…..5
Tujuan memahami filsafat Pendidikan islam...…………………………………….
…………..7
Metodologi filsafat Pendidikan islam ………………………………………………...….…..14
Pendidikan islam dalam konteks modern……………………………………………...….
…..14

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan…………………………………………………………..………………....11
3.2 Saran…………………………………….…………………………..……………….11
DAFTAR PUSTAKA……………………...…………………………………………………12

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang


Filsafat Pendidikan islam adalah konsep berpikir tentang kependidikan yang
berlandaskan ajaran-ajaran agama islam tentang hakikat kemampuan manusia untuk dapat
dibina dan dikembangkan serta dibimbing menjadi manusia muslim yang seluruh
kepribadiannya dijiwai oleh ajaran islam. Filsafat Pendidikan islam terbentuk dari perkataan
filsafat,Pendidikan, dan islam. Penambahan kata islam diakhir untuk membendakan filsafat
Pendidikan islam dari pengertian filsafat Pendidikan secara umum.

1.2 Rumusan Masalah


A. Bagaimana pandangan para tokoh tentang definisi filsafat Pendidikan islam ?
B. Apa saja tujuan memahami filsafat Pendidikan islam?
C. Apa saja metode yang dilakukan dalam filsafat Pendidikan islam?
1.3 Tujuan
A. Untuk mengetahui pandangan para tokoh tentang filsafat Pendidikan islam.
B. Mengerti tujuan penting memahami filsafat Pendidikan islam.
C. Mengetahui metode yang dilakukan dalam filsafat Pendidikan islam.

4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Umum Filsafat Pendidikan Islam
Filsafat berasal dari Bahasa Yunani, philosophia, philo yang berarti cinta
dalam arti yang luas, yaitu ingin dan karena itu lalu berusaha mencapai yang
diinginkan itu. Shopia artinya kebijakan dalam arti pandai, pengertian yang
mendalam, cinta pada kebijakan. Istilah filsafat pertama kali digunakan oleh
Pythagoras. Dia mengatakan bahwa manusia dapat dibagi menjadi tiga golongan.
Pertama, manusia yang menciati kesenangan, kedua , manusia yang mencintai
kegiatan, ketiga, manusia yang mencintai kebijaksanaan. Pengertian Pythagoras
tentang manusia ini yang kemudian memberikan gambaran tentang pengertian filsafat
yaitu kebijaksanaan.
Filsafat dapat pula dipandang sebagi cara manusia memecahkan permasalahan
hidupnya. Manusia hidup memang lekat dengan masalah. Ketika manusia lahir akan
dihadapkan pada banyak masalah. Contohnya, rasa lapar, rasa haus dan rasa dingin.
Sebagai pemecah masalah tentunya filsafat melakukan kerja perenungan (replektif
thinking) tentang hakikat permasalahan-permasalahan tersebut untuk ditemukan
jawabannya.
Pendidikan dapat dipahami dari berbagai dimensi. Pendiidkan itu merupakan
proses yang tidak akan pernah seelsai (never ending proses). Pendidikan paling tidak
mengembangkan tiga dimensi individu manusia yaitu dimensi pikiran (aqliyah),
dimensi dzikir (hati) dan dimensi body (jasadiyah). Ketiga aspek inilah yang akan
diolah oleh Pendidikan. Dengan kata lain, Pendidikan akan mengembangkan tiga H
yaitu head, hand, and heart. Dengan demikian Pendidikan merupakan alat atau media
dalam mengembangkan seluruh dimensi manusia itu. Pendidikan juga dapat dipahami
dengan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok
terhadap orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau
penghidupan yang lebih tinggi. Dewasa disini dimaksudkan adalah dapat bertanggung
jawab terhadap diri sendiri secara biologis, psikologis, pedagogis, dan sosiologis.
Secara umum, filsafat Pendidikan dapat dipahami sebagai aplikasi filsafat
dalam Pendidikan. Juga dapat dimengerti sebagai berpikir secara radikal, sistematis,
dan universal tentang Pendidikan. Kedua pengertian itu dapat dipakai terutama
disebabkan karena masing masing, baik filsafat ataupun Pendidikan memiliki
otonomi. Filsafat Pendidikan sesuai perannya, merupakan landasan filosofis yang
5
menjiwai seluruh kebijakan dan pelaksanaan Pendidikan. Sedangkan filsafat, dengan
cara kerjanya yang bersifat sistematis, universal dan radikal, yang mengupas dan
menganalisis sesuatu secara mendalam ternyata sangat relevan dengan problematika
hidup dan kehidupan.
Filsafat dan agama memang banyak berbicara tentang hakikat hidup ini.
Jawabannya mungkin beragam atau berbeda. Jawaban tentang hidup ini kemudian
dihubungkan dengan hakikat Pendidikan maka hakikat hidup kemudian menjadi dasar
dari hakikat Pendidikan. Jawaban tentang hakikat hidup ini menjadi pijakan bagi
perumusan hakikatnya.
Muzayyin Arifin mengatakan bahwa filsafat Pendidikan islam pada hakikatnya
adalah konsep berpikir tentang kependidikan yang bersumberkan atau berlandaskan
ajaran-ajaran agama islam tentang hakikat kemampuan manusia untuk dapat dibina
dan dikembangkan serta dibimbing menjadi manusia muslim yang seluruh pribadinya
dijiwai oleh ajaran islam.
Filsafat Pendidikan islam juga dapat diartikan sebagai studi tentang pandangan
filosofis dari system dan aliran filsafat dalam isalm terhadap masalah-masalah
kependidikan dan bagaimana pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan
manusia muslim dan umat islam.

2. Pandangan Para Tokoh Tentang Filsafat Pendidikan Islam


Filsafat Pendidikan islam terbentuk dari perkataan filsafat, Pendidikan, dan
islam. Penambahan kata islam diakhir untuk membedakan filsafat Pendidikan islam
dari pengertian filsafat Pendidikan secara umum. Dengan demikian filsafat
Pendidikan islam memepunyai pengertian secara khusus yang ada kaitannya dengan
ajaran islam.
a. Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany
Menurut beliau filsafat Pendidikan islam tidak lain ialah pelaksanaan
pandangan filsafat dan kaidah filsafat dalam bidang Pendidikan yang
didasarkan pada ajaran islam.
b. Abudin Nata
Menyimpulkan bahwa filsafat Pendidikan islam merupakan suatu
kajian secara filosofis mengenai berbagai masalah yang terdapat dalam
6
kegiatan Pendidikan yang didasarkan pada al-Qur’an dan hadist sebagai
sumber primer dan terdapat para ahli, khusunya filosof muslim, sebagai
sumber sekunder. Selain itu, filsafat Pendidikan islam dapat dikatakan
suatu upaay menggunakan jasa filossof yakni berfikir secara mendalam,
sistematik,radikal,dan universal.
c. Jalaluddin
Dalam bukunya filsafat Pendidikan islam, menyebutkna bahwa filsafat
penddidikan islam itu merupakan hasil pemikiran para filosof berdasarkan
sumber yang berasal dari wahyu ilali, sedangkan falsafah Pendidikan
lainnya berasal dari hasil renungan (pemikiran) yang didasarkan atas
kemmampuan rasio. Hasil pemikiran yang bersumber dari wahyu
bagaimanapun memiliki kebenaran mutlak, tidak tergantung pada kondisi
ruang dan waktu.
d. M. Arifin
Dalam pendahuluan buku filsafat Pendidikan islam menyebutkan
bahwa filsafat Pendidikan islam berarti memsuki arena pemikiran yang
mendasar, sistematis,logis, dan menyeluruh(universal) tentang Pendidikan,
yang tidak hanya dilatarbelakangi oleh ilmu pengetahuan agama islam
saja, melainkan menuntut kepada kita untuk mempeljari ilmu-ilmu lain
yang relevan.

3. Tujuan Memahami Filsafat Pendidikan Islam


Filsafat pendidikan islam sejatinya didahului dengan memahami dasar dasar
tentang filsafat dan pendidikan islam. Sebeb permasalahan masing masing aspek dari
tema tersebut memiliki ruang lingkup yang sangat luas. Kaijian dan pemikiran
mengenai pendidikan islam misalnya,pendidikan islam itu pada dasarnya menyangkut
seluruh aspek kebutuhan dan /atau kehidupan umat manusi, khusunya umat islam.
Ketika dilakukan kajian dan dirumuskan pemikiran mengenai tujuan pendidikan
islam,maka tidak dapat dilepaskan dari tujuan hidup umat islam. Karena tujuan
pendidikan islam pada hakekatnya dalam rangka mencapai tujuan hidup umat
islam,sehingga dasar tujuan pendidikan islam sesungguhnya sma dengan tujuan hidup
umat islam.

7
Filsafat pendidikan islam merumuskan tujuan pendidikan islam dalam rangka
mencapai tujuan hidup umat islam. Bila tujuan hidup umat islam untuk mencapai
derajat ketakwaan yang sempurna, maka tujuan pendidikan islam yang dirumuskan
filsafat pendiddikan islam adalah pembinaan peserta didik agar menajdi insan
bertakwa. Dengan demikian ,mewujudkan ketakwaan dalam diri peserta didik
menjadi tujuan akhir pendidikan islam1 .
Dengan demikian pada dasarnya ruang lingkup kajian filsafat pendidikan
islam bertumpu pada pendidikan islam itu sendiri, baik menyangkut rumusan/ konsep
dasar pelaksanan,maupun rumusan pemikiran antisipasif untuk mengatasi
problematika yang di hadapi dalam pelaksanaan pendidikan islam. Filsafat dibutuhkan
manusia dalam upaya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam berbagai
lapangan kehidupan manusia. Jawaban itu merupakan hasil pemikiran yang
sistematis, integral, menyeluruh dan mendasar. Jawaban seperti itu juga digunakan
untuk mengatasi masalah-masalah yang menyangkut berbagai bidang kehidupan
manusia, termasuk di bidang pendidikan.
Sedangkan kata pendidikan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan
proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Depdiknas, 1999:
213). Dalam arti sederhana, pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk
membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan
kebudayaan.
Filsafat dibutuhkan manusia dalam upaya menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang timbul dalam berbagai lapangan kehidupan manusia. Jawaban itu merupakan
hasil pemikiran yang sistematis,integral, menyeluruh dan mendasar. Jawaban
seperti itu juga digunakan untuk mengatasi masalah-masalah yang menyangkut
berbagai bidang kehidupan manusia, termasuk di bidang pendidikan.Sedangkan kata
pendidikan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan proses pengubahan sikap
dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Depdiknas, 1999: 213). Dalam arti
sederhana, pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina
kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan
Filsafat, jika dilihat dari fungsinya secara praktis, adalah sebagai sarana bagi manusia
untuk dapat memecahkan berbagai problematika kehidupan yang dihadapinya.
1
Ahmad Syar’I ,filsafat pendidikan islam ,cet ke 1 (Jakarta : Pustaka Firdaus,2005) hal.8

8
4. Metodolagi Filsafat Pendidikan Islam
a. Metode Kritis
Plato dan sokrates adalah filosof ( filsuf /philosopher) yang menggunakan dan
mengenmbangkan metode ini. Matode kritis bersifat analisa istilah dan
pendapat,kemuadian disistematiskan dalam hermeneutika( interpretasi asas- asas
metologis) yang menjelaskan keyakinan dan berbagai pertentangannya. Caranya adalah
dengan bertanya,membedakan,membersihlan,menyisihkan dan menolak suatu keyakinan.
Dengan begitu akan di temukan keyakinan yang terbaik di antaranya2

b. Metode filsafat intuitif


Metode yang dikembangkan oleh bergson dan plotinus ini sering dikatakn tidak
bertumpu pada intelek dan rasionalisasi manusia,tetapi tidak bersifat anti-intelektual.
Manusia terkadang harus mengambil jarak dan berjauhan dengan logika, serta
menyerahkan diri pada kemurnian kenyataan dan keaslian fitrah manusia. Pada metode ini
kita berfikir dalam emngat untuk menganalisis suatu keyakinan tanpa terjerat oleh rasio
dan logika. Motode ini membongkar sesuatu yangs elama ini tidak tampak di permukaan.
Analoginya, saat ini memikirkan mengenai asensi yang didapat dari suatu permainan
judi,mak kita akan melihat objek dari pemainan tersebut yaitu hadiahnya yang begitu
besar,padahal sejatinya yang meneyebabkan permainan itu adiktif adalah rasa penasaran
ketika kalah dan rsa puasa ketika menang. Jika hanya melihatnya secara objektif,maka kita
tidak akan mampu melihat bahwa “objek” sebenarnya judi adalah perasan manusia.
Menang atau kalah ,subejktivitas kitalah yang dipermainkan dan selalu berujung dalam
kekalahan

c. Metode skolastik
Metode ini berkembang pada abad pertengahan. Thomas aquinas (1225-1247)
merupakan salah satu penganjurannya.pada masa kalsiak,aristoteles juga dikatakn sebagai
pengguna etode ini. Sesuia dengan namanya metode skolastik menunjukkan kaitannya
yang erat dengan metode mengajar. Seseorang (guru atau senior) akan membacakan atau
mengutarakn suatu pokok bahasan filsafat , kemudian pokok bahasan tersebut akan diberi
2
Barnadjib, Imam, Filsafat Pendidikan,Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan FIP 1987. hlm. 4

9
penafsiran dan komentar oleh filsuflain. Agar topik dipahami ,semua istilah dan kenyataan
di rumuskan, dibedkan dan diuji dari segala sisi. Segala pro dan kontra kemudian
dihimpun dan dibandingkan. Melalui proses ini yang disebut “lectio” diharapkan tercapai
suatu pemahaman baru yang lebih baik. Namun, jika tidak berhasik,maka akan dilanjutkan
ketahap “disputatio” atau perdebatan.3.

d. Metode filsafat matematis


Descartes menyebut metode ini dengan sebutan “metode analistis”. Menurut
descartes ada keteraturan dan ketersususan alami dalam kenyataan yang berhubungan
dengan pengertian manusia. Ketersusunan alam ini dapat diungkapkan dengan cara
penemuan. Penemuan ini ditemukan dengan cara melakukan empiris rasioanl , ataua
mencari hal yang nyata telah dialami oleh seseorang.metode ini mengintegrasi segala
kelebihan logika,analisa geometris dan aljabar serta menghindari kelemahannya.

e. Metode empiris -eksperimental


Para penganut empiris sangat dipengarhi oleh sistem dan metode descartes,
terutama dalam menekankan data kesadaran dan mengalaman individual yang tidak dapat
diragukan lagi. Bagi mereka,pengalaman (empeiria) adalah sumber pengetahuan lenih
percaya ketimbang rasio. David hume (1711-1776) adalah penyusun filsafat empirisme
dan menjadi antitesa terhadap rasionalisme. Perbedaan utama metode ini dari metode
dekrates adalah metode ini membutuhkan eksperimen yang ketat guna mendapatkan bukti
kebenarannya empiris yang sejati. Metode ini yang hingga jini banyak dilakukan untuk
mendalami ilmu pengetahuan. Hal tersebut karena ilmu pengetahun tidak cukup untuk di
gelutioleh logika dan rasio saja.kita harus melakukan eksperimen sehingga mampu
membuktikannya secara empiris yang berarti teralami,terlihat,nyata,tervalidasi oleh data,
bukan asumsi atau spekulasi.4

f. Metode transendental
Metode ini juga dering disebut sebagai metode neoskolastik. Imanuel kant(1724-
1804) merupakan pelopor metode ini. Pemikiran kant merupakan titik tolak periode baru
bagi filsafat barat. Ia mendamaikan dua aliran yang bersebrangan: rasinalisme dan

3
Vembriarto, Sosiologi Pendidikan, Yogyakarta: Andi Offset, 1990. hlm. 50-51
4
Umar muhammad al Taumi-al-Syaibani,falsafah pendidikan islam terjemahan hasan langgulung,( Jakarta :
Bulan Bintang ,1979),h.8.

10
empirisme. Dari satu sisi, ia mempertahankan objektivotas.univesalitas dan keniscayaan
suatu pengertian. Di sisi lain ia juga menerima pendapat bahwa pengertian berasal dari
fenomena yang tidak dapat melampuai batas – batasnya.
Kant membedakan dua jenis pengertian
A. Pengertian analistis, yakni pengertian yang selalau bersifat apriori, misalnya
dalam ilmu pasti .
B. Pengertian sintesis, dalam pengertian ini dibagi 2 yakni;aposteriori singular
yang kebenarannya pengalamannya subjektif seperti ungkapan “ saya merasa
puas” dan apriori yang merupakan universal dan pasti seperti ungakapan “suhu
udara hari ini panasnya mencapai 34 derajat celcius”.
Pada intinya pada metode ini menerima nilai objektif ilmu ilmu positif, sebeb
terbukti telah menghasilkan kemajuan hidup sehari hari. Ia juga menerima nilai subjektif
agama dan moral sebab memberikan kemajuan dan kebahagian. Dengan catatan syarat
paling minimal ynag mutlak harus dipenuhi dalam subjekt supaya subjektifnya
memungkinkan.

C. Metode dialektis
Tokoh terkeal metode ini adalah hegel, hingga terkadang metode ini disebut
dengan “hegelian method” nama lengkapnya adalah george willhelm friedrich hegel
( 1770-1831). Lanhkah awal metode ini aialah pengiyaan dengan mengambil konsep atau
pengertian yang lazim di terima dan jelas. Kemudian membuat suatu anti tesis atau
bantahan dari konsep atau pengertian yang lazim tersebut. Setelah itu di ambil kesimpulan
keduanya dan dibentuklah suatu sintesis dari keduanya. Dan pada akhirnya sintesis
tersebut akan menemui anti tesis lainnya untuk kemudian disintesiskan kembali untuk
mendapatkan hakikat yang lebih baik lagi.

D. Metode fenomenologis
Fenomena berasal dari bahsa yunani yaitu phainomai yang artinya “yang
terlihat”. Jadi fenomena adalah data sejauh disadari dan sejauh masuk dalam pemahaman.
Metode ini dilakukan dengan melakukan tiga reduksi terhadap objek yaitu Mereduksi
suatu objek formal dari berbagai hal tambahan yang tidak substansi. Mereduksi objek
dengan menyisihkan unsur unsur subjektif seperti perasaan dan pandangan. Intinya ada
metode ini melihat sesuatu denga objektif tanpa meliahat sisi obejektifnya seperti
kepentingan, perasaan atau tekanan sosial. Metode ini di populerkan oleh edmund husserl
11
(1859-1938). Metode ini meneliti dan membedakan permainan permainan bahsa untuk
mendapatkan keyakinan yang lebih baik. Ia juga menetapkan peraturan masing masing
bahasa agar tidak terjadi kekeliruan logis dan kesalahpahaman yang disebabkan oleh
keracunan makna kata.

5. .PENDIDIKAN ISLAM DALAM KONTEKS MODERN


Pendididikan islam pada dasarnya mengacu kepada ajaran islam dan seluruh
perangkat kebudayaannya. Landasan inilah yang kemudian mengerucut kepada
penghormatan akal manusia,tidak bertentangan dengan fitrah,bimbingan ilmiah,serta
memlihara kebutuhan sosial.5Karakter utama pendidikan islam adalah penekanan pada
pencarian ilmu pengetahuan,penguasaan,dan pengembangan atas dasar ketundukan kepada
Allah swt. Dengan kata lain tugas pendidikan islam merupakan sebuah tugas
profektik,yakni memahami nilai nilai ajaran islam untuk selanjutnya di ajarkan kepada
manusia. Pada tahaun 1999 departemen agama merintis bebrapa kebijakan dan program
pengembangan madrasah melalui 3 klasifikasi; madrasah model,madrsah unggulan,
madrasah terpadu.hal tersebut bertujuan utuk meningkatkan kulaitas pendidikan madrasah
dengan cara menjadikan madrasah sebagai mainstream dalam rangka transmisi nilai nilai
agama sekaligus sentra pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi6.
Metode pembelajaran pada lembaga pendidikan islam sejak akhir abad ke -20 sampai
awal abad ke-21 mengalami trasnformasi yang cukup signifikan. Jika sebelumnya proses
pembelajaran berkutat hanya pada model pembelajaran pesantren yang sangat
tradisionalis, dengan perkembangan iptek yang sangat cepat menuntut lembaga-lembaga
pendidikan islam untuk merekonstruksi metode pembelajaran agar mampu menjawab
tantangan modernitas. Pada mulanya, lembaga -lembaga pesantren tradisional (salafi)
menggunakan metode metode pembelajaran seperti; wetonan,sorogan,muhawarah, dan
mudzakarah. Metode wetonan adalah sebuah metode guru
membaca,menerjemahkan,menerangkan,dan mengulas kitab kitab dalam bahasa arab
sementara kelompok santri hanya mendengarkan dan mencatat.

5
Uraian ini terdapat pada Hasan Langgulung,Beberapa pemikiran tentang pendidikan islam( Bandung: AL-
Ma’rif,1980),196. Dikutip oleh Azyumardi Azra dalam pendidikan islam,Tradisi …..9.

6
Masykuri Abdillha, The status of madrsah,diniyah and Pesantren in The National Education System( Jakarta:
Ministry of National Education,2001),7

12
A. Metode sorogan adalah yang bersifat face to face communicative. Guru
menyampaikan pembelajaran kepada santri secara interaktif-individualis, sehingga
proses transfer kepribadian dan karakter terjadi secara simultan.
B. Metode muhawarah yaitu kegiatan latihan percakapan bahasa asing yang
digunakan setiap hari untuk meningkatkan kualitas bahasa para santri.
C. Metode mudzakarah yaknipertemuan ilmiah yang secara spesifik membahas
masalah masalah diniyah seperti; akidah,ibadah,serta masalah masalah agama
pada umumnya.7 Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan metode
pembelajaran pada lembaga pendidikan islam kini mengalami transformasi.
Dalam pandangan mujamil qomar, bahwa gagasan yang besar yang ahrus dimiliki
secara praktis oelh lembaga pendidikan islam ada tiga; pertama, membangun
kesadaran edukatif pada seluruh lapisan masyarakat ,yang di maksud adalh
kesadaran untuk sukses,kesadaran untuk berpartisipasi, kesadaran un tuk
menghilangkan kebodohan,kesadaran untuk menibgkatkan SDM,maupun
kesadaran berbuat baik8
Kedua ,penguatan epistomologi pendidikan islam. Epistomologi merupakan
instrumen memproses,menyusun Allah sebagai konsekuensi keimanan,tapi pada saat sama
di sisi lain upaya keras tanpa menyerah untuk keluar dari kesulitan tersebut. Oleh karena
itu,pada konteks ini sekali lagi harus dikatakn bahwa reformulasi dan reintegrasi
pembelajaran pendidikan islam harus tetep dilakukan selama manusia membutuhkan
pendidikan. Tawaran beberapa metode oleh Mujamil Qomar diatas perlu dikembangkan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Filsafat berasal dari Bahasa Yunani, philosophia, philo yang berarti cinta
dalam arti yang luas, yaitu ingin dan karena itu lalu berusaha mencapai yang
diinginkan itu. Shopia artinya kebijakan dalam arti pandai, pengertian yang
mendalam, cinta pada kebijakan. Istilah filsafat pertama kali digunakan oleh

7
Mujamil Qomar, Menggagas pendidikan islam ( Bandung :PT Remaja Rosdakarya,2014),64-65.
8
Mujamil Qomar, Manajemen pendidikan islam Strategi baru pengelolaan lembaga pendidikan islam ( Jakarta:
Erlangga ,2008),149.

13
Pythagoras. Dia mengatakan bahwa manusia dapat dibagi menjadi tiga golongan.
Pertama, manusia yang menciati kesenangan, kedua , manusia yang mencintai
kegiatan, ketiga, manusia yang mencintai kebijaksanaan. Pengertian Pythagoras
tentang manusia ini yang kemudian memberikan gambaran tentang pengertian filsafat
yaitu kebijaksanaan. Secara umum, filsafat Pendidikan dapat dipahami sebagai
aplikasi filsafat dalam Pendidikan. Juga dapat dimengerti sebagai berpikir secara
radikal, sistematis, dan universal tentang Pendidikan. Kedua pengertian itu dapat
dipakai terutama disebabkan karena masing masing, baik filsafat ataupun Pendidikan
memiliki otonomi. Filsafat Pendidikan sesuai perannya, merupakan landasan filosofis
yang menjiwai seluruh kebijakan dan pelaksanaan Pendidikan. filsafat Pendidikan
islam pada hakikatnya adalah konsep berpikir tentang kependidikan yang
bersumberkan atau berlandaskan ajaran-ajaran agama islam tentang hakikat
kemampuan manusia untuk dapat dibina dan dikembangkan serta dibimbing menjadi
manusia muslim yang seluruh pribadinya dijiwai oleh ajaran islam.

3.2 Saran
Demikian materi yang dapat saya paparkan mengenai filsafat Pendidikan islam dalam
persepektif. Kamis menyadari bahwa makalah ini tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahan, serta jauh dari kesempurnaan karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya
rujukan atau referensi. Maka dari itu saya berharap kepada pembaca untuk memberikan kritik
dan saran yang membangun, kepada saya demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan
makalah di kesempatan kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi saya pada
khususnya juga para pembaca pada umumnya.

14
DAFTAR PUSTAKA
https://an-nur.ac.id/filsafat-pendidikan-islam/
ebook_ Dinamika Psikologi Pendidikan Islam.pdf
Filsafat Pendidikan Islam (1).pdf
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai