Anda di halaman 1dari 3

PENGENDALIAN KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSUD
BENGKULU TENGAH
445/079/RSUD-BT/2018 - 1/3

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh


Direktur RSUD Bengkulu
Tengah
STANDAR
20 Agustus 2018
PROSEDUR
OPRASIONAL
(SPO)
dr. Listikarini Hilen Widyastuti
NIP. 19810427 201001 2 008
1. Kejadian luar biasa (KLB) adalah terjadinya
peningkatan jumlah penderita penyakit tertentu atau
kematian yang disebabkan oleh penyakit tertentu
disuatu tempat tertentu sebesar dua kali atau
lebih dibandingkan dengan kurun waktu
sebelumnya atau sebelumnya tidak ada kasus-kasus
tersebut berhubungan secara epidemologis.
2. Surveilans infeksi rumah sakit adalah suatu
PENGERTIAN kegiatan pengamatan yang sistematis, aktif dan
terus menerus terhadap kejadian dan penyebaran
penyakit pada suatu populasi serta
kejadian/peristiwa yang mempengaruhi resiko
terjadinya penyakit tersebut.
3. Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah
Sakit (TimPPIRS), terdiridari anggota multi disiplin
dirumah sakit yang bertanggung jawab penuh
terhadap pencegahan dan pengendalian infeksi rumah
sakit.
1. Mengurangi resiko terjadinya KLB infeksi rumah
sakit pada pasien yang dirawat, petugas dan
pengunjung RS.
2. Mengidentifikasi secara dini terjadinya KLB infeksi
TUJUAN rumah sakit.
3. Tatalaksana apabila terjadi KLB infeksi rumah sakit.
4. Melaksanakan evaluasi dan tindak lanjut pola
kuman yang ada diRS
5. Menjamin mutu pelayanan rumah sakit.
SK Direktur NOMOR : 445/ /RSUD-BT/KEP/2018 Tentang
KEBIJAKAN Kebijakan Penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) di
RSUD Bengkulu Tengah
A. Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah
Sakit (PPIRS)
1. Menerima laporan dari IPCN/Ruangan/bahwa telah
PROSEDUR terjadi dugaan KLB di ruangan.
2. Menginvestigasi lapangan untuk memastikan KLB.
3. Melaporkan kejadian tersebut kepada Ka PPIRS,
tembusan yanmed danruangan yang bersangkutan.
PENGENDALIAN KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSUD 445/079/RSUD-BT/2018 - 2/3


BENGKULU TENGAH
4. Mengadakan rapat khusus untuk mengevaluasi
KLB dan berkoordinasi dengan instalasi/ unit/
bagian yang terkait.

5. Apabila diperlukan mengusulkan kepada Ka


PPIRS untuk mengisolasi ruangan atau
mengisolasi pasien bersangkutan yang dianggap
tercemar infeksi.

B. Infection Prevention Control Nurse (IPCN)


1. Mengidentifikasi secara dini adanya KLB
diruangan
2. Melaporkan ke PPIRS.
Berkoordinasi dengan Panitia Infeksi Rumah Sakit
dan Instalasi/ ruangan yang bersangkutan dalam
hal tatalaksana KLB.
3. Melakukan pemantauan secara khusus dan
berkala agar tidak terjadiKLB berulang.

C. Perawat ruangan
Melaksanakan tindakan untuk mencegah infeksi
rumah sakit dengan cara:
1. Melakukan isolasi terhadap pasien.
a. Bila pasien dirawat bersama penderita
lain,maka dipindahkan kekamar sendiri di
PROSEDUR rubah menjadi isolasi.
b. Bila pasien dalam kamar 2 orang,maka yang
sehat dipindahkan dan kamar tersebut menjadi
kamar isolasi.
c. Bila pasien sendiri, kamar berubah menjadi
isolasi.
2. Memisahkan linen yang dipakai pasien dalam
kantong plastik dengan tanda/ label tertentu
(kuning), dan mengirim keLaundry RS dengan
menggunakan troly linen kotor.
3. Mengumpulkan semua kotoran dari pasien, tinja/
urine dan membuang sesuai Prosedur biasa.
4. Memisahkan semua alat bekas pakai yang habis
pakai seperti kassa dll kedalam wadah sampah
medis yang berlapiskan kantong kuning.
5. Semua alat bekas pakai yang tidak habis pakai
dimasukkan ke dalam kantong terpisah untuk
dibawa dengan trolly tersendiri untuk dicuci, di
desinfeksi dan disterilkan di CSSD (Sterilisasi).
6. Selama pelaksanaan prosedur tetap berprinsip
pada kaidah-kaidah kewaspadaanstandar.
PENGENDALIAN KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
No. Dokumen No. Revisi Halaman

445/079 /RSUD-BT/2018 - 3/3


RSUD
BENGKULU TENGAH
D. Infection Prevention Control Link Nurse (IPCLN)/
Timpelaksana Ruangan.
1. Mencatat setiap kejadian infeksi nosocomial
di ruangan sesuai prosedur “Pelaksanaan
Surveillans Infeksi nosokomial”.
2. Mencatat data tambahan yang dibutuhkan
untuk investigasi KLB antara lain:
a. Sumber penularan
b. Cara penularan
c. Aspek lain yang diperlukan untuk
penanggulangan atau memutuskan
rantai penularan
PROSEDUR
3. Melaksanakan ronde bersama IPCN untuk
mencari adanya indikasi sumber infeksi.
4. Berkoordinasi dengan seluruh personil di
Unit kerjanya untuk memberikan klarifikasi-
klarifikasi perihal yang terkait dengan KLB
pelaksanaan SOP secara benar
5. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi,
mengadakan upaya peningkatan
pengendalian infeksi nosokomial.
6. Tetap berkoordinasi secara intensif kepada
panitia PPIRS

Komite Medik
Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Rawat Inap
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Kamar Operasi
UNIT TERKAIT ICU
Farmasi
Laboratorium
Unit Gizi
Unit PPIRS
Seluruh Unit

Anda mungkin juga menyukai