Direktur RSUD Bengkulu Tengah STANDAR PROSEDUR 20 Agustus 2018 OPRASIONAL (SPO) dr. Listikarini Hilen Widyastuti NIP. 19810427 201001 2 008 Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi PENGERTIAN pada saluran kemih yang diakibatkan karena pemasangan kateter. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk dapat TUJUAN melaksanakan upaya pencegahan terjadinya Infeksi Saluran Kemih yang terjadi di Rumah Sakit. SK Direktur Nomor : 445/ /RSUD-BT/KEP/2018 Tentang KEBIJAKAN Kebijakan Upaya Pencegahan Infeksi ILO, IADP, ISK Di RSUD Bengkulu Tengah Untuk mencegah terjadinya infeksi saluran kemih perlu diperhatikan beberapa hal yang berkaitan dengan pemasangan kateter. A. Tenaga Pelaksana PemasanganKateter hanya dikerjakanolehtenaga yang betul-betul memahami danterampil dalam tehnik pemasangankateter secara aseptik, sesuai prosedurserta dilakukanperawatanyangbenar. B. Teknik Pemasangan Kateter 1. Pemasangan kateter dilakukan hanya pada pasien yang benar benar perlu saja dan segera dilepas bila tidak diperlukan lagi 2. Indikasi kateterisasi urin adalah : a. Menghilangkan obstruksi saluran kemih. b. Drainase urin pada disfungsi neurogenik dan retensi urine. PROSEDUR c. Membantu pembedahan urologi dan bedah lain. d. Pengukuran tepat produksi urine (pengukuran output) 3. Cara drainase urine yang lain, seperti kateter kondom, kateter suprapublik, kateterisasi selang seling (intermitten) dapat digunakan sebagai ganti kateterisasi menetap bila memungkinkan. 4. Gunakan Kateter yang terkecil tetapi aliran tetap lancar dan tidak menimbulkan kebocoran dari samping kateter 5. Pemasangan dilakukan secara aseptik dengan menggunakan peralatan yang steril sesuai dengan protap. 6. Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan manipulasi kateter. 7. “Indwelling kateter dengan mempertahankan PROSEDUR PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSUD 445/ 084/RSUD-BT/2018 - 2/2
BENGKULU TENGAH 8. sterilisasi sistem tertutup merupakan tindakan terpenting dalam pencegahan ISK. 9. Pemakaian sistem drainase harus tertutup dengan usaha a. Penambahan ‘samping port‘ pada saluran drainase. Sistem sambungan yang sudah ada antara kateter dan pipa saluran pengumpul 10. Mencegah kuman pada meatus ureitra memasuki kandung kemih : a. Memasang kateter dengan cara aseptik. b. Membersihkan meatus urethra setiap hari. c. Memberi larutan atau salep antibiotik setiap hari. d. Membasmi kuman yang berhasil masuk kedalam kandung kemih sebelum berproliferasi : e. Irigasi kandung kemih. PROSEDUR f. Penggunaan antibiotik sistemik. 11. Rekomendasi, sangat dianjurkan untuk dilakukan : a. Ajari kembali petugas kesehatan tentang tehnik pemasangan kateter yang benar dan pemeliharaanya. b. Pemasangan kateter dilakukan hanya bila diperlukan. c. Cuci tangan sebelum dan sesudah memasang kateter. d. Memasang kateter dengan teknik aseptik dan peralatan yang steril. e. Pertahankan posisi kateter dengan benar, fiksasi yang adequat. f. Pertahankan sterilisasi system drainase tertutup. g. Dapatkan spesimen urin dengan cara aseptik. h. Pertahankan aliran urin tetap lancar. i. Gunakan kateter dengan diameter terkecil yang masih mencukupi. 1. Ruang Rawat Jalan 2. Ruang rawat Inap UNIT TERKAIT 3. IGD 4. Instalasi Kamar Bedah