Anda di halaman 1dari 57
®. Nama atau identitas setiap instalasi yang diverifikasi; £ Pemyataan kategori potensi bahaya instalasi. 3. Berdasarkan berita acara verifikasi tersebut, instansi yang lingkup tugas dan fanggung jawabnya di bidang ketenagakerjaan pada Pemerintah Kabupaten! Kota menerbitkan Surat Keputusan Penetapan Potensi Bahaya Instalasi pada Perusahaan sebagaimana dalam lampiran I]; Ketentuan tersebut di atas tertuang dalam diagram alir proses Penciapan Potensi Bahaya Instalasi sebagai berikut: IDENTIFIKASI DAN LAPORAN + Nama Behan * Bitht Bahan Kuantitas Bahan Yang digunaken. disimpan, diproduksl, dipakal atau dives untuk Setag instelass ‘Werifiasi (14 hari) ‘Adniinistratif ‘Lapangan = Non shift: 2 org Shift: 5 org ALL KS Kimi Moenyusen DFPE Besar ‘Lapor peru Laper perwbahan, Rikss Uji faktor kiméa * 1 talon 1x . ikea Uji fhlzor kimia $ 6 bin bx Rika Uji insalasi setisp $3 th 1 = ikea Uji instalasi setinp® ? th | x Pemeriksaan Kesehatan TK | th 1x Pemeriksaan Kesehatan TH 1 ch Ex 1202 B, Tata Cara Persetujuan Dokumen Pengendalian Potensi Bahay ‘Salah satu pemenuhan kewajiban setelah perusahaan mendapatkan peactapan potensi bahaya instalasi yaitu menyusun dan mendapatkan persetujuan Dokumen ‘Pengendalian Potensi Bahaya Besar/Menengah, Untuk mendapatkan persetjuan Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya Besar/Menengah dilakukan dengan ‘Ketentuan setkagal berilcut: 1. Pengusaha atau pengurus menyarmpaikan: a. Dokumen Pengeodalian Potensi Bahaya Besar kepada unit kerja pengawasan ketenagakerjaan pada instansi yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya. di bidang ketenagakerjaun pada Pemerintah Provinsi; atau b. Dokurmen Pengendalian Potensi Bahaya Menengah kepada unit kerja pengawasan pada instansi yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang ketenagakerjaan pada Pemerintah Kabupaten/Kota. 2. Unit kerja pengawasan ketenagakerjaan pada instansi yang lingkup tagas dan tanggung jawabnya di bidang ketenagakerjaan pada Pemerintah Provinsi atau Kabupaten/Kota setempat selambat-lambatnya 30 (tiga puluh)hari kerja setelah menerima dokumen pengendalian dimaksud melakukan penelitian kebenaran isi dokumen tersebut. 3, Proses penelitian kebenaran isi dokumen tersebut dilakukan melalui 2 (dua) tabap, yaite a. Tahap! : — berupa verifikasi dokumen dan lapangan; b. Tahap!] : berupa pemaparan komprehensif yang melibatkan pemangku kepentingan. 4. Dalam melakukan verifikesi dokumen dan lapangan, perusahaan menggunaken pihak ketiga yaitu Perusahaan Jasa Keselamaten Kesehatan Kerja (PIK3) Pemeriksaan/Pengujian bidang Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya dan teish mendapat persetujuan melakukan verifikasi dari Direktur Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja. S$, Perusahaan Jasa 3 (PJK3) tersebut dalam melaksanakan pekerjaannya dibawah pengawasan Peagawas Ketenagakerjaan Spesialis Bidung K3 Lingkungan Kerja dan atau Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis Bidang K3 Kimia. 6, Hasil verifikasi dokumen dan lapangan dituangkan dalam berita acara verifikasi yang paling sedikit memuat informasi mengenai: a, Hab, tanggal, tahun kegiatan verifikasi; b. Naima, alamat perusahasn dan personil perusahaan yeng diverifikest; ¢, Nama dan tanda tangan verifikator; 1203 1204 . Dokumen pengendalian yang telah disetujui, digunakan sebagai d. Nama dan tanda tangan Pengawas Ketenagakerjann Spesialis Bidang K3 Lingkungan Kerja dan ctou Pengewaa Ketenagakerjaan Spesialiss Bidang K3 Kimis; ¢. Pernyataan kesesuaian isi dokumen dengan peraturan perundang- undangan dan atau standar teknis. Pemaparan komprehensif dilakukan melalui rapat koordinasi untuk mendapatkan masukan dari pemangku kepentingan terkait, antara lain: a, Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan ¢.q Dircktorat Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja; b. Unit kerja pengawasan ketenagakerjaan pada instansi yang lingkeup tugas dan tanggung jawabnya pada Pemerintah Provinsi atau Kabupaten’Kota; c. Badan Penanggulangan Bencana Daerah; d. Dinas Kebakaran; ¢, Dinas Perindustrian dan Tain-Iain. Hasil pemaparan komprehensif dituangkan dalam risalah rapat. Risalah rapat paling sedikit memwuat informasi mengenai: a Tempat, bah, tanggal dan tahun kegiatan pemapazan; b. Nama dan asal instansi peserta rapat; ¢, Calatan rapat; d Tanda tangan pimpinan rapat. Pemerintah Provinsi atau Kabupaten/Kota setelah melakukan penclitian ‘kebenaran membubuhkan persetujuan untuk kemudian diterbitken persetujuan! pengesahan Dokwmen Pengendalian Potensi Bahaya bagi perusahaan; acuan pengendalian bahan kimia berbahaya di tempat kerja dan memiliki fungsi sebagai ijin memulai operasi (license fo initial start up); Dokumen bersifat rahasia dan didistribusikan terbutas kepada: a, Unit kerja pengawasan ketenagakerjaan pada instansi yang lingkup tugas dan tanggung jawabnys pada Pemerintah Provinsi atau Kabupaten/Kota; b. Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan cq. Direktorat PNK3; ¢. Perusahaan Jasa K3 yang melakukan verifikasi; d. Perusahaan yang bersangkutan. Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya Besar { Menengah dikaji ulang (re- view) paling sedikit sekali dalam $ (lima) tahun atau jike terjadi perubahan yang signifiken; Ketentuan tersebut di atas tertuang dalam diagram alir pembubuhan persetujuan Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya Besar Menengah scbagai berikut: Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya besar / Menengah Tahop 1: Verifikasi Dokumen dan Lapangan | ' * ¥ Pembubuhan Persetujuan olch Instansi yang lingkup tugns dan tanggung jawabnya di bidang ‘ketenagakerjaan pada Per 1205 LAMPIRAN IIL KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERIAAN NOMOR : KEP. 84 / PPK) X 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PENGENDALIAN POTENS! BAHAYA BESAR DAN MENENGAH A. Bentuk Surat Keputusan Penctapan Potensi Bahaya Perusahaan _KOP SURAT INSTANSI SURAT KEPUTUSAN No. KEP Tahun TENTANG PENETAPAN POTENSI BAHAYA PERUSAHAAN Membaca Menimbang : Mengingat KEPALA DINAS Surat Sch te No .... .. tangg: Penetapan Potensi Bahaya Besar / Menengah™) a, Bahwa kegiatan industri yang mengolah, menyimpan, mengedarkan, mengangkut dan mempergunakan bahan-bahan kimia berbahaya akan terus meningkat sejalan dengan perkembangan pembangunaa sehingga berpotensi untuk menimbulkan bahaya besar bagi industri, tenaga kerja, Jingkungan maupun sumber daya lainnya; b. babwa untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja akibat penggunaan bahan kimia berbahaya ditempat kerja, perlu diatur pengendaliannya; cs. bahwa untuk pengendalian bahan kimia berbahaya perlu ditetapken kategori potensi bahaya instalasi bagi perusahaan. 1, Undang-Undang No. 1 Tahun 1970, tentang Kesclamatan Kerja, (Lembaran Negara Tabun 1970 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor2918) 2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Kete- jaan (Lembaran Negara Tahun 2003 NO.39, Tambaban Lembaran Negara Nomor 4279). Memperhatikan < Menetapkan PERTAMA. KEDUA KETIGA 3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan ‘Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan, ‘Lembaran Negara Nomor 4437) 4, Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.187/Men/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat 45. SE. 140/ Men/PPK-KK/11/2004 tentang Pernenuhan Kewajiban Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri Kimia Dengan Potensi Bahaya Besar; 1. Laporan Data-data (yang memuat dafiar nama, sifst dan kuantitas Bahan Kimia Berbahaya ) dari PT... 2. Berita Acara Verifikasi No............tanggall.......(terlampir) MEMUTUSKAN Nama Perusahaan Alamat. Penangeung Jawab : Sebogai perusahaan yang Besar/Menengah*) (Berkategori Potensi Bahaya Syarat-syarat teknis yang harus dipenuhi perusahaan yang termasuk memiliki poteasi bahaya......(Bahaya Besar/Menengah*), adalah : 1. Memiliki Petugas K3 Kimia ; 2. Memiliki Abli K3 Kimia**, 3, Membuat Dokumen Pengendalian Potensi Hahaya Besare Menenguh *); 4. Melaporkan Setiap Perubahan Nama Bahan Kimi, Proses dan. Modifikusi Instalasi yang Digunakan; $. Melakukan Pemeriksaan dan Pengujian Faktor Kimia; 6. Melakukan Pemerikesan dan Pengujiam Instalasi; 7. Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja. Apabila terjadi perubahan data sebagai dasar penetapan dikeluarkannya keputusan ini, maka pengurus perusahan' wajib melaporkan kepada Dinas yang tugas dan lingkupnya menhideny Pengawasan Ketenagakerjaan di Propinsi/Kabupaten’ 1207 KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak dikeluarkan, dengan ketentuan apabila terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya, Ket: *) pili salah san **) untuk perusahaan dengan potensi bahaya besar saja DITETAPKAN DI........:0:0000ccc0e An, BUPATI / WALIKOTA Kepala Dinas Tenaga Kerja, Tembusan disampaikan kepada Yth : 1, Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Rl; 2. 3. 4. 1208 B. Bentuk Halaman Muka (Cover) DOKUMEN PENGENDALIAN POTENSI BAHAYA BESAR / MENENGAH*) PTrsssesssassssnsssnssssssesseanses (Jenis Huraf: Arial, 18, Bold) LOGO PERUSAHAAN (Ukuran dan tempat disesuatkan) ALAMAT PERUSAHAAN TAHUN PEMBUATAN (Jenis Huruf: Arial, 12) Keterangan *) pith salah sata 1209 ‘C. Bentuk Surat Keputusan Persetujuan Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya Besar KOP SURAT INSTANSL L210 KEPALA DINAS Menimbang Mengingat KEPUTUSAN GUBERNUR ‘No. KEP #20... TENTANG PERSETUJUAN DOKUMEN PENGENDALIAN POTENSI BAHAYA BESAR BE csestomens |. bahwauntuk melaksanaken ketentuan pasal 16 ayat (1) huruf ¢ Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 187/MEN/1999 bahwa perusshaan yang telah mendapatkan Penetapan Potensi Behaya Besar diwajibkan menyusun Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya Besar; . bahwa Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya Besar dimaksud perlu mendapat persctujaan sebagai Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya Besar. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja (Lembaran Negara Tahun 1970 Nomor |, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2918); Undang-undang Nemor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lemmbaran Negara Tahun 2003 NO.39, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4279); . UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintaban Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437), |. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2004 tentang Pengamanan Objek Vital Nasional; . PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemertintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Dacrah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Rabupaten/Kota; ‘Memperbatikan Menyetujui PERTAMA RKEDUA KETIGA KEEMPAT 6 PP No, 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajenen Keselamatan dan Keschatan Kerja; 7. Kepmenaker No, 187/Men/1999 tentang Pengendatian Bahan Kimia Berbahaya di Tempet Kerja; &. SE. 140/ Men/PPK-KE/II/2004 tentang Pemenouban Kewajiban Syarat-Syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri Kimia Dengan Poteosi Bahaya Besar; 9. Surat Keputusan Penetapan Potensi Bahaya Perusahaan dari Pemerintah Prowinsi atau Kabupaten/Kota, 1. Penctapan Potensi Bahaya Instalasi pada PT. berdasarkan Surat Keputusan No......... 2. Hasil verifikasi Dokumen Pengendalian Potensi Buhaya tangeal tentang permohonan persctujuan Dolamen Pengendalian Potensi Bahaya Besar. MEMUTUSKAN Dokumen Pengendatian Potensi Bahaya Besar pada Nama Perusahaan Alamat : Penanggung Jawab Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya Bear ¥ yang telah disetujui menjadi acuan pelaksanaan pengawasan bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja. Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya Besar yang telah disetujui memiliki fangsi sebagai Ijin Memulai Operesi (license to initial start up), Apabila terjadi perubahan deta sebagai dasar persetujuan dikeluarkannya keputusan ini maka pengurus perusahaan / pimpinan perusahaan wajib melaporkan kepada Dinas yang lingkup tugasnya membudangi ketenagakerjaan pada Pemeriotah Provinsi. Keputusen ini berlaku sejak dikeluarkan, dengan ketentuan 1211 apabila terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya, DITETAPKAN DI. PADA TANGGAL. An, BUPATI / WALIKOTA Kepala ‘Dinas Tenaga Kerja, Tembusan disampaikan kepada Yth ; 1 Mec! haps Kiss Ds Trancignt Rd 2 Bapak Gubermur.... 3. Bertinggal. 121z D. Bentuk Surat Keputasan Persetujuan Dokumen Pengendalian Potens! Bahaya Menengah KOP SURAT INSTANSL KEPUTUSAN BUPATUWALIKOTA ‘No. KEP ; 20, TENTANG PERSETUJUAN DOKUMENPENGENDALIAN POTENSI BAHLAYA Menimbang Mengingat MENENGAH KEPALA DINAS Bahwa untnk melakeanakan ketentuan pasal 17 ayat (1) huruf b Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 187/MEN/1999 bahwa perusahaan yang telah mendapatkan Penetapan Potensi Bahaya Menengsh diwajibkan menyusun Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya Menengah; bahwa Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya Menengah dimaksud perlu mendapat persctujuan sebagai Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya Menengah, Undang-Undang No. | Tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja (Lembaran Negara Tahun 1970 Nomor 1, Tambahan Lembaron NegaraNomer291 8); Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Tahun 2003 NO.39, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4279), UU No. 32 Tabun 2004 tentang Pemcrintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambaban Lembaran Negara Nomor 4437), Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2004 tentang Pengamanan Objek Vital Nasional; PP No, 38 Tabun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; 1213 Mempeshatikan: Menyetujui PERTAMA KEDUA KETIGA KEEMPAT 1214 . Suratdari Sdr. . PP No. 50Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja; . Kepmenaker No, 187/Men/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja; . SE, 140/Men/PPE-KK/11/2004 tentang Pemenuhan Kewajiban Syarat-Syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri Kimia Dengan Potensi Bahaya Besar; . Surat Keputusan Penetapan Potcnsi Bahaya [nstalasi dari Pemerinteh Provinsi atau Kabupaten/Kota. Penetapan Potensi Rahaya a PT. ... berdasarkan Surat Keputusan No. . Hasil verifikasi Dokumen pe Potensi Bahaya Menengah PT........tanggal... ahs eb PT. ne ‘tanggal leotang permohonan persetujuan Dokumen Pengendalian Potensi Bshaya Menengah. MEMUTUSKAN Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya Menengah pada : Nama Perusahaan : Alamat Penanggung Jawab Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya Menengah yang telah disetujul menjadi acuan pelaksanaan pengawasan bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja. Dokumen Pengeadalian Potensi Bahaya Menengah yang telals disetujui memiliki fungsi sebagai Ijin Memulai Operasi (li- cense to initia) start up). Apabila terjadi perubahan data sebagai dasar persetujuan dikeluarkannya keputusan ini make pengurus perusahaan / pimpinan perusahaan wajib melaporkan kepada Dinas yang lingkup tugasnya membidangi ketenagakerjaan pada Pemerintah Kabupaten/Kota. KELIMA —: ~—-Keputusm ini berlaku sejak dikeluarkan, dengan ketentuan apabila terdapai kekeliruan akan diadakan perbaikan scbagaimana mestinya DITETAPKAN DI... PADATANGGAL..... An, BUPATIWALIKOTA............ Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten/Kota..... Tembasan disampaikan kepada th : 2. ER Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Rl; Bapak Bupati/Walikota....ccdb.. Pertinggal. Ditetapkan di: Jakarta Pada tenggal =: 31 Oktober 2012 1215 Menetapkan KESATU KEDUA KETIGA. KEEMPAT 1218 6. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. No KEP.75/Men/2002 tentang Pemberlakuan Standar Nasional In- donesia SNI-04-0225-2000 mengenai Persyaratan Unum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di Temput Kerja. MEMUTUSKAN Pelaksanaan pemeriksaan, peagujian, pengukuran dan pengawasan instalasi listrik barus dilalcukan oleh Ahli K3 Spesialis Listrik yang ditunjuk olch Menteri atau pejabat yang ditunjuk, sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No, PER.O2/MEN/1992 tentang Tata Cara Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang Abli Keselamatan dan Kesehatan Kerja. a, Calon Alli K3 Spesialis Listrik yang akan ditunjuk sebagai Abli K3 Spesialis Listrik sebagaimana dimaksud Diktum KESATU ‘wajib mengikuti pembinzan calon Abli K3 Spesialis Listrik dan dinyatakan lulus; b. Kompetensi, persyaratan peserta dan materi pembinaan calon Ahli K3 Spesialis Listrik sebagaimana dimaksud dalam huruf (a) sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini, Penyelenggaraan pembinaan calon Abli K3 Spesialis Listrik sebagaimana dimaksud Diktum KEDUA dapat dilaksanaken oleh perusahaan jasa kesclamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER,O4/Men! 1995 tentang Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapken, dengan ketentuan apabila dikemudian heh terdapat kekeliruan, akan diperbaiki sebagaimana semestinya. Ditetapkan di: Jakarta Pada tanggal = :_ 17 Desember 2012 LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDRAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERIA AN NOMOR : KEP 80)/PPK/XM2012 TENTANG PEMBINAAN CALON AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SPHSIALIS LISTRIK. KOMPETENSI, PERSYARATAN PESERTA DAN MATERI PEMBINAAN CALON ABLI K3 SPESTALIS LISTRIK A. KOMPETENSL Umum Dapat melaksanokan pemeriksaan, pengujian, pengukuran dan pengawasan ‘instalasi listrik secara aman di tempat kerja. Pengetahuan Memiliki pengetahuan sekurang-kurangnya meliputi: weep ae rE creror m. Persyaratan K3 Rancangan Instalasi Listrik; Persyaratan K3 Sistem Proteksi Untuk Keselamatan Listrik; Persyaratan K3 Pembangkit Tenaga Listrik; Persyaratan K3 Jaringan Instalasi Tenaga dan Perlengkapannya; Persyaraten K3 Instalasi Penerengan; Persyaratan K3 Peralatan Instalasi Tenaga/Daya; Persyaratan K3 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) Serta Komponennys; Persyaratan Ketentuan Bagi Berbagai Ruang dan Instalasi Khusus; Persyaratan K3 pada Pengeunaan Peralatan Uji Listrik; Persyaratan K3 Sistem Proteksi Instalasi Peayalur Petir; Identifikasi Bahaye, Penilaian, Pengendalian Resiko Listrik; Pelaporan dan Analisa Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja bidang Listrik; Prosedur Kerja Aman pada Instalasi Listrik, Keeerampilan Teknik Memiliki keterampillan teknik sekurang-kurangnya meliputi a b. Memeriksa, menghitung dan menganalisa gambar Rancangan Instalasi Listrik; Melaksanakan pemeriksaan, pengujian, pengukuran, dan, pengawasan persyaratan K3 Sistem Proteksi untuk Keselamatan Listrik; i219 Melaksanakan pemeriksaan, pengujian, pengukuran dan pengawasan persyaratan K3 Pembangkit Tenaga Listrik; Melaksanakan pemeriksaan, pengujian, pengukuran dan pengawasan persyaratan K3 Jaringan Instalasi Tenaga dan Perlengkapannya; Melaksanakan pemeriksaan, pengujian, pengukuran dan pengawasan persyaraton K3 Instalasi Pencrangan; Melaksanakan pemeriksaan, pengujian, pengukuran dan pengawasan persyaratan K3 Peralatan Instalasi Tenaga/Daya; Mclaksanakan pemeriksaan, pengujian, penguluran dan pengawasan persyaratan K3 Periengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) Serta Komponennya; melaksanakan pemeriksaan, pengujian, pengukucan dan pengawasan persyaratan Ketentuan Bagi Berbagai Ruang dan Snstalasi Khusus; Melaksanakan pemeriksaan, pengujian, pengukuran dan pengawasan persyaratan K3 pada Penggunaan Peralatan Uji Listrik; Melaksanakan pemeriksaan, pengujisn, pengukuran dan pengawasan persyaratan K3 Sistem Proteksi Instalasi Penyalur Petir; Melaksanakan Identifikasi Bahaya, Penilaian, Pengendalian Resiko Listrik; melakssnakan Pelaporan dan Analisa Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja Bidang Listrik; Melaksanakan Prosedur Kerja Aman di Bidang Listrik; Membuat pelaporan dan rekomendasi hasil kegiatan pemeriksaan, Pengujian, pengukuran dan pengawasan instalasi listrik. B, PERSYARATAN PESERTA Persyaratan peserta pembinaan calon Abli K3 Spesialis Listrik sebagai beriiaut: 1. Berpendidikan Sarjana, Sarjana Muda atau Sederajat dengan ketentuan sebagai berikut: 1220 b. Sarjana dengan pengalaman kerja sesuai dengan bidang kelistrikan sekurang-kurangnya 2 tahun; Sarjana Muda atau Sederajat dengan pengalaman kerja secuai dengan bidang kelistrikan sekurang-kurangnya 4 tahun. 2. Berbadan sehat; 3. Berkcelakwan baik; 4. Bekerja penuh di perusabaan/tempat kerja. yang bersangkutan MATERI PEMBINAAN Pelaksanaan pembinuan calon Abli K3 Spesialis Listrik dilakukan sekurang- kurangnya selama 140 jam dengan materi sebagai berikut: Materi KELOMPOK DASAR Kebijaken dan Program Pengewasan Pengawasan dan Pembinann Norma K3 Listrik = veveene] ol] Z ree 12 KELOMPOK INTL Persyaratan K3 Rancangan Instalasi Lastrik Persyaratan K3 Sistem Proteksi Untuk Keselamatan Listrik Persyaratan K3 Pembangkit Tenaga Listrik Persyaratan K3 Jaringan Instalasi Tenaga dan Perlengkapannya Persyaratan K3 Instalaai Penerangan: Persyaratan K3 Peralatan Instelasi Tenaga/Daya Persyaratan K3 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) Serta Komponennya Persyaratan Ketentuan Bagi Berbagai Ruang dan Instalasi Khusus Persyaratas K3 pada Penggunaan Peralatan Uji Listrik Persyaratan K3 Sister Proteksi Instalasi Peayalur Petir Praktek Kerja Lapangan (PEL) Seminar Jumiah (dam) _| KELOMPOK PENUNIANG Identifikasi Bahaya, Penilaian, Pengeadalian Resiko Listrik Pelaporan dan Analisa Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja bidang Lisi Prosedur Kerja Aman pada Instalasi Listrik JUMLAH Ditetapkan di: Jakarta Pada tanggal =: -17 Desember 2012 221 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN Jalan Jenderal Gatot Subross Kaw $1 Jakarta Selatan 12950, Telp. 5255733_ Fict.604, 257 Tele. 02), 4275240, 5260955, Fais, 5275965, $268005, Home Page: itp:thwww.depakestrics oid KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN NO. : KEP. 74/PPRIXIV2013 TENTANG LISENSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BIDANG SUPERVISI PERANCAH DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN Menimbang ; a, babwa pada pelaksanaan pekerjaan di ketinggian yang monggunakan sarana bantu berupa perancah yang memiliki resiko terjadinya kecelakaan kerja yang berdampak pada terhambatnya proses pekerjaan konstruksi, b. bahwa untuk menjamin keselamatan dan kesehatan kerja pekerjaan penggunaan perancah di tempat kerja diwajibkan memiliki personil yang mempunyai kewenangan sebagsimana yang dimaksud pada pedoman teknis keselamatan dan kesehatan kerja bidang perancah. . bahwa untuk itu perlu adanye persyaratan yang mengatur tentang fisensi keselamotan dan kesehatan kerja bidang supervisi perancoh yang ditetapkan dengan suatu keputusan. Mengingat =< 1. Undang-undang No. | Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja; 2. Undang-undang No, 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; 3. Undang ~ Undang No. 21 Tahun 2003 tentang Ratifikasi Konvensi ILO No. 18 mengenai Pengawasan Ketenagakerjuan di Industri dan Perdagangan; 1223 Menctapkan : PERTAMA KEDUA KETIGA 4, Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 04/Men!1995 tentang Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja; 5, Peraturan Menteri Tenage Kerja dan Transmigrasi No. Per, 12/Men/ VIIL2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi; 6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 01/Men/1980 tentang K3 pada Konstruksi Bangunan, 7. Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Unwm No. 174/Men/1986 dan No, 104/Kpts'1996 tentang 3 pada Tempat Kegiatan Konstruksi Bangunan. MEMUTUSKAN : Setiap personil yang diserahi tugos dan kewenangan dalam pekerjaan pengawasan, perencanaan, pemeriksaan, dan pengujian peralatan perancah harus memenubi syarat keselamatan dan keschatan kerja yang dibulctikan dengan adanya lisensi keselamatan dan kesehatan kerja bidang supervisi perancah. : a. Personil yang diserahi tugus dan kewenangan dalam pekerjaan perancah yang dimaksud adalah Personil pengawas pekerjaan konstruksi perancah. b, Untuk mendapatkan lisensi sebagaimana dimaksud pada amar pertama personil terscbut wajib mengikuti pembinaan kesclamatan, dan kesehatan kerja bidang supervisi perancah, ¢, Mata pelajaran dan syarat-syarat peserta pembinaan kesclamatan dan keschatan kerja bidang supervisi perancah seperti tercantum dalam lampiran keputusan ini. , Lisensi K3 bagi pengawas perancah berlaku selama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang kembali. : Penyelenggaraan pembinaan keselamatan dan kesechatan kerja bidang supervisi perancah sebagaimana yang dimaksud pada amar kedua dapat dilaksanakan oleh perusahaan jusa keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. (4/Mien'1995 tentang Perusahaan Jasa Kesclamatan dan Keschatan Kerja. KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan, apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan, akan diperbaiki sebagaimana mestinya. Ditetapkan di: Jakarta Tangeal 231 Desember 2013 1225 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINA AN PENGAWASAN KETENAGAKERIAAN NO.: KEP. 74/PPK/XIL2013 TENTANG LISENSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BIDANG SUPERVSI PERANCAH. LISENSI, MATA PELAJARAN DAN SYARAT-SYARAT PESERTA PEMBINAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAH KERJA PERSONIL SUPERVISI PERANCAH A. LISENSI 1 Umum Dapat melakeanakan perencanaan, desain dan pengawasan pekerjaan serta imspeksi peruncah sesuai dengan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja 1. Pengetabuan Memiiliki pengetahuan persyaratan K3 perancah sckurang-turangnya meliputi: Identifikasi Bahaya, Penilaian, Pengendalian Resiko Perancah; Jenis-jenis dan Perlengkepan Perancah, Rancang Bangun Persncah; Pemasangan dan Pembongkaran Perancah; Inspeksi Porancah; Sistem Proteksi Bakaya; Bekerja Diketingyian ; P3K di Tempat Kerja dan Rencana Tanggap Darurat; i. Prosedur Kerja Aman Perancah. 3. Keterampilan Teknik Momiliki ketcrampilan tcknik sckurang-kurangnya meliputi: a. Melaksaaakan identifikasi bahaya, penilaian, pengendalian resiko perancah; b. Melaksanaken pemeriksaan dan pengujian terhadap kelaikan perancah; c. Merancang, menghitung dan menganalisa perancah; d. Melaksanakan pengawasan pemasangan, penggunaan dan pembongkeran peruncah; ¢, Melaksanakan pemeriksaan, pengujian dan pengawasan sistem proteksi bahaya; meee ee rm 1226 f Melaksanokan pengawasan bekerja diketinggian; g. Mengidentifikasi jenis pertolongan yang diperlukan pada saat terjacti keoclaknan kerja serta mengetahui fasilitas P3K dan tanggap danurat yang diperlukan; bh. Melaksanakan pengawasan terhadap prosedur kerja aman perancah; i. Membuat peluporan pekerjaan persiapan, pemasangan, pemakaian dan pembongkaran perancah. MATERI PEMBINAAN Pelaksaan pembinaan supervisi perancah sekurang-kurangoya dilakukan selama 50 jam dengan materi sebagai berikut: | No. Matari | Jumiah (Jam) | |KECOMPOK DASAR 1, | Kebijakan dan Pengetanuan Dagar K3 2 2. | Pembinaan dan Pengewasan Norma K3 Perancah | KELOMPOK INTI 1. | Jenisjenis dan Perlengkapan Perancah 6 | 2. | Rencang Bengun Perancah 4 3, | Pemasangan oan Pembongkaran Perancah 4 4. | Inespeksi Perancan a &, | Sistem Proteks! Bahaya a fi | KELOMPOK PENUNJANG 1. | Identiikas! Bahay, Penilalan, Pengendalian Resiko 2 Perancah 2. | Bekerja Diketinggian 2 3. | P3K di Tempat Kerja dan Rencana Tanggap Dsrurat 2 vo | EVALUASI 4. | Ulan Teor! 2 2. | Laporan Pekerjaan Supervisi 3 3. | Praktek Lapangan 18 SUMLAH C 1238 PERSYARATAN PESERTA Persyaratan perserta pembinaan supervisi perancah sebagai berikut: i 2 3. Berbadan sehat ‘Berpendidikan SLTA dengan peagalaman sekureng-kurangnya 2 (dua) tahun dibidang perancah ‘Telah mengikuti pembinasn teknisi perencah Ditetapkan di : Jakarta Tanggal 231 Desember 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI DIREKTORAT JENDERAL FEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN Ji, Jend, Garo Subreco Kay. $1 = Jakarta Selatan (2950, Telp. 3255753, ext oa, 25 Telp. (O21) 5275240, 5260955 Faks, 5279365, 5203571, SAKHS Home page. hip: wwwedepoakertrans gosid KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN NO. : KEP. 75 (PPK/XI/2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBINAAN CALON AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BIDANG PESAWAT DAP DAN BEJANA TEKAN, PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT, DAN PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN Menimbang =; a, Bahwa Pesawat Uap dan Bejana Tekan, Pesawat Angkat dan Angkut, Pesawat Tenaga dan Produksi mengandung patensi bahaya yong dapat mengganggu keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja; b. Bahwa untuk menjamin tidak terjadinya potensi bahaya yang mengganguu sebagaimana dimaksud pada butica perlu dilakukan pengawasan melalui pemeriksaan dan pengujian; c. Bahwa pemerikeaan dan pengujian sebspaimana dimaksud pada butir b dapat dilakukan oleh Ahli K3 yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidangnya; dé. Bahwa untuk itu perlu dikeluarkan petunjuk teknis pembinaan calon Abli K3 yang ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan. 1229 Mengingat Menetapkan KESATU KEDUA KETIGA 1230 1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; 2, Undang-undang Nemor | Tahun 1970 tentang Keaelamatan Kerja; 3, Undang-Undang Uap Tahun 1930 (Stoom Ordonnantie); 4. Perataran Uap Tahun 1930 (Stoom Verordening); 3, Peratusan Meriter Tenaga Kerja No PER.O2/MEN/ 1992 tentang Tata Cara Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang Abli Keselamuian dan Kesehatan Kerja; 6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No PER.04/MEN/ 1995 tentang, Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja; 7. Peruiuran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER.12/ MEN/VIIL/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi 8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 05/Men/1985 Tentang Pesawat Angkat dan Angkut; 9, Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No, 04/Men/1985 Tentang Pesawat Tenaga dan Produksi; . 10.Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per- OL/Men/1982 Tentang Bejana Tekan. MEMUTUSKAN Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengewasan Ketenagakerjaan tentang petunjuk teknis pembingan calon shli keselamatan dan kesebatan kerja bidang pesawat uap dan bejana tekan, pesawat angkat dan angkut, dan pesawat tenaga dan produksi. Penyelenggaraan pembinaan calon Abli K3 sebagaimana dimaksud Diktum KESATU dapat dilaksanakan oleh Instansi yang bertanggung jewab di bidang ketenagakerjaan Provinsi atau Kabupaten/Kota, Perusahaan jasa keselamatan dan kesehatan kerja bidang pembinaan, atau pembinagn mandiri oleh perusahaan yang bersangkutan (in house training). Pembinaan mandin oleh perusahaan yang bersangkutan (in house train- ing) sebagaimana dimaksud pada Diktum KEDUA, perusshaan wajib mendapatkan persetujuan dari instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan Provinsi atau Kabupaten/Kota. KEEMPAT : Persyaratan calon peserta dan materi pembinaan tercantum dalam lampiran keputusan ini. KELIMA -_—_Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapken dengan ketentuan apabila dikemudian hah terdapat kekeliruan akan diperbaiki sebagaimana semestinya. Ditetapkan di =: Jakarta Pada tanggal =: 31 Desember 2013 1231 A 1232 LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDRAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERIAAN NOMOR : KEP. 75 /PPK/XIV2013 TENTANG PEMBINAAN CALON AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BIDANG PESAWAT UAF DAN BEIANATEKAN, PESAWATANGKAT DAN ANGKUT DAN PESAWAT TENAGA DAN PRODUKS! KOMPETENSI, PERSYARATAN PESERTA DAN MATERI PEMBINAAN CALON AHLI K3 BIDANG PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN, PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT DAN PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI KOMPETENSI 1, Umem a. Ahli K3 bidang Pesawat Uap dan Bejana Tekan melaksanakan pemeriksaan dan/atau pengujian Pesawet Usp dan Bejana Tekan; b. Abli K3 bidang Pesawat Angkat dan Angirut melaksanakan pemeriksaan dan/atau pengujian Pesawat Angkat dan Angkut; c. AbliK4 bidang Pesawat Tenaga dan Produksi melaksanakan pemeriksaan dan/atsu pengujian Pesawat Tenaga dan Produksi. Pengetahuan a. Abii K3 bidang Pesawat Usp dan Bejana Tekan memiliki pengetaluan sekurang-Kurangnya meliputi I. 2. a Undang-Undang Uap dan Peraturan Uap Tahun 1930, Permenaker No. Per. 01 /Men/1982, Petmenaker No, Per.02/Men/1982 dan Permenaker No. Per-01/Meny’ 1988, Jenis-jenis Pesawat Uap dan Perlengkapannya, Jenis-jenis Bejana Tekan dan Perlengkapannys, Perhitungan Kekuatan Konstruksi Pesawat Uap dan Bejana Tekan, Pipa Penyalur, Pengetahuan Bahan, Pengelasan dan Fengujian Tidak Merusak (Non Destructive Test), 10, Air Pengisi Ketel Uap, lL. Pembuatan, Pemasangan dan Reparusi/Modifikasi, 12. Pemeriksaan dan Pengujian Pesawat Usp dan Pipa Penyalur, 13. Pemeriksaan dan Pengujian Bejana Tekan, 14. K3 Nukli, 1S. Korosi dan Pencegahannys, 16. Kelistrikan dan Alat kentrol otomatis, 17. Pondasi das Kerangke Duduken. Abli K3 bidang Fesawat Angkat dan Angkut memiliki pengetabuan sekurang-kurangnya meliputi: 1, Permenaker No. 05 /Men/1985 dan Permenakertrans No. 09/Men! 2010, 2. Jenis-Jenis dan Proses Kerja Pesawat Angkat dan Angkut, Perlengkapan dan Pengaman Pesawat Angkat dan Angkut (Safety Device), 4. — Sistem Hydrolik, S. Pethinngan Kekuatan Konstruksi Pesawat Angkat dan Angkut, 6, Tali Kewat Baja dan Alst Bantu Angkat, 7. Pengikatan (Rigging) untuk Pengujian Beban, 8. 9. ad Stabilitas dan Daftar Beban, . Pengelasan dan Pengujian Tidak Merusak (Non Destructive Test}, 16, Pemeriksaan dan Pengujian Pesawat Angkat dan Angkut, 1. Mekanika Terapan, ' 12. Kelistrikan, 13. Pengetahuan Motor Penggerak, 14, Pengetabuan Bahan, 15. Pengetahuan Korosi dan Peneegahannya. Abli K3 bidang-bidang Pesawat Tenaga dan Produksi memiliki pengetahuan sekurang-kurangnya meliputi > 1, Permenaker No. 04/Men/1935, 2. Penggerak Mula (Turbin Uap, Turbin Gas, Turbin Air, Kincir Angin, Motor Bakar dan Motor Gas) termasuk Transmisi Tenaga Mekanik, 3. Mesin Perkakas, 4. Mesin Produksi, 1233 1234 Tanur dan Dapur, Teknik Pondasi, Dusar-dasar Penilaian Perbitungan Konstruksi Pesewat Ternwa dan Produks:, Sumber Bahaya Pesawat ‘Tenaga dan Produksi, Pengelasan dan Pengujian Tidak Merusak (Non Destructive Test), |. Pemeriksaan/Pengujian Motor Bakar, Permeriksaan/Pengujian Turbin, Pemeriksaan/Pengujian Kineir Angin, . Pemeriksaan/Pengujian Perlengkapan Transmisi Tenaga Mekanik, . Pemeriksaan/Pengujian Mesin Produkei, . Pemeriksaan/Pengujian Mesin Perkakas, . Pomeriksaan/Pengujian Depur/Tanur, Pemeriksaan/Pengujian Pondasi, Mekanika Teknik Terapan, ). Kelistrikan, 20. 24 Pengetahuan Baban, Pengetshuan Korosi dan Pencegahannya. 3. Keterampilan Teknike Ahli K3 bidang Pesawat Uap dan Bejana Tekan memiliki keterampilan tebnik sekurang-leurangnya meliputi : 1, zx Memerikea dan Menganalisis jenis-jenis Pesawat Uap dan Perlengkapannya, Memerikss dan Menganalisis jenis-jenis Bejana Tekan dan Perlengkapannys, Menghitung Perhitungan Kekuatan Konstruksi Pesawat Uap dan Bejan Tekan, Memeriksa dan Menganalisis Pipa Penyalur, Memeriksa dan Menganalisis Kekuatan Bahan, Memeriksa dan Menganalisis Pengelasan dan Pengujian Tidak Merisak (Non Destructive Test), Memeriksa dan Menganalisis Air Pengisi Ketel Uap, ‘Memeriksa dan Menganalisis Pembuatan, Pemasangandan Reparasil Modifikasi, Memeriksa dan Menguji Pesawat Uap dan Pipa Penyalur, Memeriksa dan Menguji Bejane Tekan, . Memeriksa dan Menganalisis Korosi dan Peneegahannya, Memeriksa dan Menganalisis Kelistrikan dan Alat Kontrol Qtomatis, ._ Metmeriksa dan Menganalisis Pondasi dan Kerangka Dudukan, Membuat pelaporan dan rekomendasi basil kegiatan pemeriksaan dan pengujian pesnwat uap dan bejana tekan, ‘Abli K3 bidang Pesawat Angkat dan Angkut memiliki keterampilan teknik sckurang-kurangnya meliputi : 2. 3. a Momoriksa dan Menganalisis Jenis-Jenis dan Proses Kerja Pesawat Angkat dan Angkut, Memeriksa dan Menganalisis Perlengkapan dan Pengaman Pesawat Angkat dan Angkut (Safety Device}, Memerikea dan Menganalisis Sistem Hydrolik, Menghitung Perhitungan Kekuatan Konstruksi Pesawat Angkat dan Angkat, Memerikes dan Menghitung Tali Kawat Baja dan Ala Bantu Angkat, ‘Memeriksa dan Menganalisis Pengiketan (Rigging) untuk Pengujian ‘Beban, Mengunulisis Stabilitas dan Daftar Beban, Memeriksa dan Menganalisis Pengelasan dan Pengujian Tidak Merusak (Non Destructive Test), Memeriksa dan Menguji Pesawat Angkat dan Angkaut, Memeriksa dan Menganalisis Kelistrikan, . Memeriksa dan Menganalisis Motor Penggerak, Memeriksa dan Mienganalisis Kekuatan Bahan, Memeriksa dan Menganalisis Korosi, Membuat pelaporan dan rekomendasi hasil kegiaten pemeriksaan dan pengujian pesawat engkat dan angkut. Abli K3 bidang Pesawat Tenaga dan Produksi memiliki keterampilan teknik sckurang-kurangnya meliputi : 1 Memeriksa, Menganalisis dan Menguji Penggerak Mula (Turbin. ‘Uap, Turbin Gas, Turbin Air, Kincir Angin, Motor Bakar dan Motor Gas) termasuk Transmisi Tenaga Mekanik, Memeriksa, Menganalisis dan Menguji Mesin Perkekas, 1235 a ew Il, 12, Memeriksa, Menganalisis dan Menguji Mesin Produksi, Memeriksa, Menganalisis dan Menguji Tanur dan Dapur, Memeriksa, Menganalisis Pondasi, Memeriksa, Mengenalisis dan Menguji Memeriksa, Menghitung dan Menganalisis Pezhitungan Konstruksi Pesawat Tenaga dan Produksi, Memeriksa dan Menganalisis Sumber Bahaya Pesawat Tenaga dan Produksi, Memerikea dan Menganalisis Pengelasan dan Pengujian Tidak Merusak (Non Destructive Test}, Memeriksa, Menganalisis dan Menguji Perlengkapan Transmisi Tenaga Mekanik, Memeriksa dan Menganalisis Kelistrikan, Memerikea dan Menganalisis Kekuatan Bahan, Memeriksa dan Menganalisis Korosi, Moembuat pelaporan dan rekomendasi basil kegiatam pemerikeaat dan pengujian pesawat tenaga dan produlsi, B. PERSYARATAN PESERTA Persyaratan peserta pembinaan calon Ahli K3 Bidang Pesawat Usp dan Bejana Tekan, Pesawat Angkat dan Angkut dan Pesawat Tenaga dan Produksi sebagai berikut: 1, Berpendidikan Sarjana, Sarjana Muda atau Sederajat dengan ketentuan sebagai 1236 berikut: a, Sarjana teknik dengan pengalaman kerja sestiai dengan bidangnya sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun; b. Sarjana muda teknik atau sederajat dengan pengalaman kerja sesuai dengan bidangnya sekurang-kurangnya 4 (empat)} tahun. 2. Berbadan selat; 3. Berkelaiuan baik. MATERI PEMBINAAN Materi Pembinaan calon Abli K3 sebagai berikut: Calon ADI! Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Pesawat isp dan Bejana Tekan : 1_| KELOMPOK DASAR 1 Kebijakan KI 4 2 Dasar-dasar KI 6 3. Undang-Undang No. 1 Tahun 187% 3 4, Sistem Manajemen KI 4 3. Investigasi Kecelahaan Rete é I | KELOMPOK KEABLIAN 5 T.___Undang-Undong Uap dan Peraturan Uap Takun 1930) fa 2. Permenaher Na. Por. O1/Men'i982 3 3. Permenaker No. Per. @2/Men/1962 dan Pesnenaker Na Per. | & ALMen' 988 7_Jenis-Jenis Pesawal Uap dia Perlengkapannya W 3, _Jenis denis Bejana Tekan dan Ferlengkapanaya é & Perkitungsn Kekunlan Koastruksi Pesmwat Uap dan Bgjana [30 Tekan 7 Pipa Pegalar 3, Pengetahuan Bahan iW 5. Teknik Pengelason dan Pengujian Tidak Meruak (Non n Destructive Test) TO. Alr Peagisi Ketel Uap 3 TT, Pembustan, Pemasangan dan Reperasi/ Modifica BR T2._Pemeriksaan dan Pengujaan Pesawat Uap oan Pipa Penyalur a TS, Pemeniman dan Pengujian Bejann Tekan z 1, Prakiek kerja lapangan ET) TH_| KELOMPOK PENUNJANG 1 K3 Nuklir 6 2,_ Korosi dan Penoegahennya zs | 3,__ Kelistsikan dan Alat konto! otomatis g 4, Pomdust dan Kerangka Dudukan 6 IV, [EVALUAST | T.__ Ujian Teor 2 Penulican Kena Kerja dan Seminar 0, JUMLAN TOTAL MATERI | 250 1237 2. Calon Pembinaan Abli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Pesawat Angkat dan Angkuc sai DASAR T_Kebjjakan RS 7 __Dnsar-Diasar KS 7 3, Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 q |S Siem Manajemen Kid 5 [3 ‘stigas Kecelakaan Kerja 5 i | KELOMPOK KEAHLIAN i. Permenuker No, 3 JMenil983 din Pennenaker No. | 09/Mew'2010 Jenis-lenis dan Proses Kerja Pesawat Angkat dan Angkut ta Perlengkapan dan Pengaman Peiawat Angkat dan Angkut 1a (Safety Device) _ Sistem Hydrol 3 3. Perhitungan Kekuslan Konsruksi Pesowat Angkat dan | 20 Angkut 6. Tali Rawal Giaja dan Alat Bantu Anghat 10 [7 [7 Persian (Rigging) untuk Pengujim Heban 3 #,__ Stabiles dan Daftar Beban 10 9. Pongelasan dan Pengujien Tidak Merusak (A’on Destructive | 10 Test) 10, Pemerikinan dan Pengujian Pesavent Angkat dan Angkut 5 Ti, Prakiek Pemeriksann dan Pengujian di Lapangan a KELOMPOK PENUNIANG 1. Mekanika Terapan | wm | 2. Kelstnkan 3 3. Pengetahuan Matar Penggeraie 10 @ Pengetahuan Bahan 10 3. Pengetahuan Kerosi dan Pencegahannya | TV, | EVALUASI T__Ujisn Tear Ey 2, Penalisan Kertas Rega dan Seminar 5] JUMLAH TOTAL MA 1238 Calon Abli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Pesawat Tenaga dan Produksi; 1 | KELOMPOK DASAR 1. Rebljakan K3 7 2_Dasar - Das KS ¥ 3 Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 + 4.0 Sistem Manayemen Kid & 3. _Invesingas Recelakann Kea 7 I | I | KELOMPOK KEAHLIAN 1. Penmeraker No, O4Men/ 1085 3 % Penggerak Mula (Turbin Uap, Tamim Gus, Two Aim | 10 Kincir Amgin, Mutor Bakar dan Motor Gas] termasuk ‘Tronsmisi Tenaga Mekawit Mein Perkakas F +| I "Fanur dan Dupur . Mesin Produksi Te 10 Teknik Pondasi 3 ae} Dasar-dasar Pendlaian Perhiungen Kenguuksi Pesawat Tenaga den Produks: #. Sumber Bahaya Pesavat Tenaga dan Produksa 20 10 7, Pengelasan dan Pengajlan Tidak Menaak (ue Besrcrine Test) Te Bemeriksan Penguin Motor Bakar Th FemeriksaonlPengujon Tutin 12 PemerksaaePengujian Kincir Angin TS FemenkaaniPengujaa Perlengkapan Transmist Tena Meckaike Ta Pemenksaon Pengujion Mesin Produit ca] se] cal a TS, Pemenkeaan Peagujan Mesin Peaikas Té_ Pemenksaan/Peagagion Dapar Tana 1? Pemeriksan/Peagujian Ponda Prokiek Kerja Lapan gin KELOMPOK PENUNJANG Mokanike Tekmik Terapan Kelisinkan Penge Bae Piongeluhanniorast dan Penaepahannya 1239 1240 Iv, | EVALUASE Ujian Teori Fil) 2 Penulisan Kertas Ketja dan Seminar 20 JUMLAH TOTAL MATERI 750 Ditetapkan di: Jakarta Pada tanggal : 31 Desember 2013 Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Tid, Drs, A. Mudji Handayana, M.Si MENTER! KETENAGAKERIAAN. REPUBLIC INDONESLA PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 31 TABUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR. PER.OL/MEN/ 1989 TENTANG PENGAWASAN INSTALASI PENYALUR PETIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat a. bahwa Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.02/MEN/1989 tentang Pengawesan Instalasi Penyalur Petir sudah tidak sesuai dengan prosedur pelayanan keselamatan dan keschatan kerja instalasi ‘penyalur petir; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam ‘hurnfa, perlu menetapltan Peraturan Mentert tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER,O2/MEN/1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir, 1, Undang-Undang Nomoc 3 Tahun 1951 tentang Peryataan Berlakunya Undang-Undang Fengawasan Perburuhan Tahun 1948 No. 23 dari Republik Indonesia unmk Seluruh Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1951 Nomor4); 2. Undang-Undang Nomor | Tahun 1970 tentang Kesclamatan Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1970 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomer 1918); 3, Undang-Undang Nomor 13 Tshun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, ‘Tambehan Lembaran Republik Indonesia Negara Nomar 4279); 4, Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2015 tentang Kementerian Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 15); (241 1242 5, Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.02/MEN/1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir; 6. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 8 Talun 2015 tentang ‘Tata Cara Mempersiapkan Pembentukan Rancangan Undang- Undang, Raneangan Peraturan Pemerintah, dan Rancangan Peraturan, Presiden Serta Pembentukan Rancangan Peraturan Menteri di Kementerian Ketenagakerjaan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomer411); MEMUTUSKAN: PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR PER.O2/MEN/1989 TENTANG PENGAWASAN INSTALASIPENYALUR PETIR. Pasal T Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.O2/MEN/1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir, diubah inpgat i'schagai berikut: 1. Diantara Pasal 49 dan Pasal 50 disisipkun 2 (dua) Pasal dalam BAB IX yakni Pasal 49A dan Pasal 49B, schingga berbunyi scbagai berikut: Pasal 494, Pembuatan, pemasangan, dan/atau perubahan instalasi penyalur petir harus dilakukan pemeriksaan dan pengujian olch Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis K3 Listrik dan/atau Abli K3 bidang Listrik. Pasal 495 Hasil pemeriksaan dan pengujian scbagaimana dimaksud dalam Pasal 494 digunakan sebagai bahan pertimbangan pembinaan dan/ atau tindakan hukum olch Pengawas Ketenagakerjaan 2. BAB Xdibapus. 4. BAB XIdihapus. Pasal TT Peraturan Menteri ini noulai berlaku pada tanggal diundangkan, Agar sctiap orang mengetahuinya, memerintahkan penguncangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannys dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakaria pada tanggal 16 Oktober 2015 MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, ted. M_HANIFDHAKIRI Diundangkan di Jakarta pada tanggal 20 Oktober 2015 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAKASASIMANUSLA REPUBLIK INDONESLA, td. WIDODO EKATIAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHLIN 2015 NOMOR 1533 SALINAN SESUAI DENGAN ASLINYA KEPALA BIRO HUKUM, 1243 MENTER! KETEMAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR PER.03/MEN/1999 TENTANG SYARAT-SYARAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LIFT UNTUK PENGANGKUTAN ORANG DAN BARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang + Mengingat a, bahwa Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.03/MEN! 1999 tentang Syarat-Syarat Kesclamatan Dan Kesehatan Kerja Lift Untuk Pengangkutan Orang Dan Barang sudah tidak sesuai dengan prosedur pelayanan kesclamatan dan keschatan kerja lift ‘untuk pengangkutan orang dan barang; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam ‘huruf a, perl menetapkan Peraturan Menteri tentang Perubahan Ates Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.03/MEN/1999 tentang Syarat-Syarat Keselamatan Dan Kesshatan Kerja Lift Untuk Pengangkutan Orang Dan Barang; ‘Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang Pemyataan Berlakunya Undang-Undang Fengewasan Perburuhan Tahun 1948 No. 23 dari Republik Indonesia untuk Seluruh Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1951 Nomor 4); Undang-Undang Nomor | Tahun 1970 tentang Keselamatan Kegja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1970 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1918); Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lemboran Negara Republik indonesia Tahun 2003 Nomor 39, 1245 Menetapkan : Tambahan Lembaran Republik Indonesia Negara Nomor 4279); Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 201§ tentang Kementerian Ketenagakerjaan (Lembarin Negara Republik Indonesia Tabun 2015 Nomor 15); Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.O3/MEN/1999 tentang Syarat-Syarat Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Lift Untuk Pengangkutan Orang Dan Barang; Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 8 Tahun 2015 tentang Tata ‘Cara Mempersiapkan Pembentukan Rancangas Undang-Undang, Rancangan Peraturen Pemerintah, dan Rancangan Peraturan Presiden Serta Pembentukan Ramcangan Peraturan Menferi di Kementerian Ketenagakerjaan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 41D; MEMUTUSKAN: PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR PER.O3/MEN/1999 TENTANG SYARAT-SYARAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LIFT UNTUK PENGANGKUTAN ORANG DAN BARANG. Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.03/MEN/1999 tentang Syarat-Syarat Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Litt Untuk Pengangkutan Orang Dan Barang, diubeh schingga berbunyi sebagai berikut: L. Pasal 24 dihapus. 2. Di antara Pasal 24 dan Pasal 25 disisipian 2 (dua) Pasal yakni Pasal 24A dan Pasal 24B sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 244. Pembuatan, pemasangan, pemakaian, danfatau perubahan lift haras dilakukan pemerikeaan dan pengujian olch Pengawas Ketenagekerjaan Spesialis K3 Listrik dan/atau Abli K3 bidang Listrik. Pasal 24B Hasil pemeriksaan dan pengujian scbagaimana dimaksud dalam Pasal 24A digunakan sebagai bahan pertimbangan pembinaan dan‘atau tindakan buku oleh Pengawas Ketenagekerjaan 1246 3. Pasal 25 dihapus. 4. Di antara Pasal 25 dan Pasal 26 disisipkan | (satu) Pasal yakni Pasal 25A sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 254. Pembuatan, pemasangan, dan‘atau perubahan lift dilakukan oleh PJE3 sesuai dengan ‘ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal I Feraturan Menteri ini mutai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan pencmpatannya dalarn Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 16 Oktober 2015 MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, td. M. HANIF DHAKIRT Diundangkan di Jekarta pada tanggal 20 Oktober 2015 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-LINDANGAN KEMENTERIAN HUKUM_ DAN HAK ASASI MANUSLA REPUBLIK INDONESIA, td. WIDODO EKATIAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 1534 BALINAM SEBUAL DEMDAM ASLINER, PALA FRO KUKUM, 1247 Ri KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LISTRIK DI TEMPAT KERJA. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat bahwa Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 12 Tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja sudah tidak sesuai dengan prosedur pelayanan keselamatan dan kesehatan kerja listrik di tempatkerja; ). bahwa berdasarkan pertimbangan scbagaimana dimaksud dalam buruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 12 Tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di TempatKerja; . Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang Pemyataan Betlakunya Undang-Undang Pengawasan Perburukan Tahun 1948 No, 23 dari Republik Indonesia untuk Selurah Indonesia (Lembaran ‘Negara Republik Indonesia Tahun 1951 Nomor4); . Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Kesclamatan Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1970 Nomor 1, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1918); ‘Undang-Undang Nomer 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Negara Nomor 4279); Menetapkan : 1250 4, Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2015 tentang Kementerian jaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tabun 2015 Nomor 15); 5. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor § Tahun 2015 tentang Tata Cara Mempersigpkan Pembentmkan Rancangan Undang- Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah, dan Rancangan Peraturan Presiden Seria Pembentukan Rancangan Feraturan Menteri di Kementerian Ketenagakerjaan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 411); 6. Peraturan Menteci Ketenagakerjaan Nomor 12 Tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja (Berita ‘Negara Republik Indonesia Tabun 2015 Nomor $40); MEMUTUSKAN: PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LISTRIK DI TEMPAT KERJA. Pasal 1 ‘Ketentuan Pasal | 0 dalam Peraturan Meateri Ketenagakerjaan Nomor 12 Tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di Kerja (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 540), diubah schingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 10 (1) Pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud dalam Pasal Sayat (1) dan ayat (2) dilakukan oleh: a, Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis K3 Listrik; b. AbliK3 bidang Listrik pada Perusahaan; dan/stau cc. Abii K3 bidang Listrik pada PJK3. (2) Pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan: a. sebelumpenyerahan kepada pemilik/pengguna; b. setelah ada perubahan/perbaikan; dan

Anda mungkin juga menyukai