Anda di halaman 1dari 4

Analisa Kasus Cyber Crime

Disusun untuk memenuhi Tugas ke I, Kejahatan Cyber

(Dosen Pengampu : Helmy Boemiya S.H. M.H.)

Farchan Hamdani

220111100333

FAKULTAS ILMU HUKUM


UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
MADURA
2023

1
Kasus : Peretasan Situs KPU Tahun 2004

Analisis

1. Skenario Kejadian :
• Pada 17 April 2004 Jaringan Internet di Pusat Tabulasi Nasional Komisi
Pemilihan Umum sempat down (Terganggu) atau dengan kata lain tidak
dapat di akses publik yang ingin mengetahui proses pemilihan umum
tahun 2004.
• Nama-nama partai yang mengikuti pemilihan umum dirubah menjadi
nama-nama yang terdengar lucu jika di baca oleh publik, sedangkan data
perolehan suara tidak di rubah oleh pelaku, walaupun sebenarnya bisa saja
di rubah oleh pelaku
• Pihak kepolisian pada awalnya kesulitan untuk melacak keberadaan
pelaku, terlebih kasus seperti itu adalah jenis kasus baru yang ditangani
pihak kepolisian.
• Pada awal penyelidikan pihak kepolisian sempat terkecoh karena pelaku
membelokan alamat internet atau internet protocol (IP Address) atau
melakukannya dengan menggunakan teknik menggunakan teknik
spoofing atau penyesatan ke Thailand, dengan kata lain pelaku tidak
mengunakan alamat IP yang berasal dari Indonesia, agar seolah-olah
bahwa penyerangan dilakukan bukan dari Indonesia tetapi dilakukan dari
Thailand.

2. Hukum yang dilanggar :


• Pada Tahun 2004 undang-undang Cybercrime belum tersusun maka,
pelaku di kenakan UU Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi,
pelaku terbukti melanggar pasal 22 huruf a,b,c pasal dan pasal pasal 50
dengan ancaman pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun, dan atau
denda paling banyak Rp. 600 juta.

3. Pihak yang terlibat :


Jenis kejahatan : Tunggal (Pribadi) bukan dari kelompok.
Pelaku :
• Nama : Dani Firmansyah
• Umur : 25 Tahun
• Status : Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
• Jurusan : Hubungan Internasional

2
Korban :
• Pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU)
• PT. Danareksa (Lokasi dan tempat pelaku bekerja yang mendapat
tuduhan)
• Warna warnet (Lokasi yang di atas namakan oleh pelaku)
• Negara Thailand (Lokasi IP Address yang di atas namakan oleh pelaku)

4. Motif :
• Pengakuan tersangka atas tindakannya termotivasi atas pernyataan ketua
kelompok kerja TI yang ditayangkan di sebuah stasiun televisi mengaku
bahwa sistem TI yang diterapkan untuk mengelola Pemilu memiliki
keamanan yang baik dan tidak dapat di tembus atau dibobol oleh hacker
karena dibangun dengan biaya yang sangat mahal yaitu dengan harga Rp.
125 miliar.
• Untuk menunjukan bahwa kinerja KPU sebagai salah satu lembaga
penting negara yang berperan dalam proses pemilihan pemimpin negara,
sangatah buruk, terutama di bidang teknologi informasi.

5. Modus Operandi :
Modus dari tindak kejahatan ini yaitu Unauthorized Access to Computer
System and Service dan Ilegal Contents, yang dalam dunia Underground
seriing disebut dengan Deface jenis Half of Page. Yaitu dengan melakukan
pemblokiran access terhadap system dan layanan dan pengubahan terhadap
content yang terdapat dalam system.

Pengungkapan :

• KPU melapor kepada pihak kepolisian dan segera pihak kepolisian pun
segera bertindak. Enam anggota satuan Cyber Crime Polda Metro Jaya
berangkat ke Yogyakarta guna mengecek alamat IP yang didapat dari data
KPU. Menurut data itu, pelaku melakukan kegiatan dari IP Address
202.158.10.117 dan berupaya menambah tulisan.
• Penyidik melacak pemilik blok IP Address melalui arin.net dan situs
www.apnic.net/apnicbin/whois. Sedangkan, untuk melacak rute IP
Address, penyidik mencarinya di www.level3.comGlass dan
www.apjii.or.id/tools/lg.php Di Yogyakarta, Dani tinggal di Jl Pamularsih
No 8 Patang Puluhan Wirobrajan.

3
• Berdasarkan catatan polisi, Dani adalah hacker yang berasal dari
Yogyakarta dan pindah ke Jakarta sejak 1 April 2003.
• Polisi mengamankan barang bukti router, log file kabinet, server warnet
Yogyakarta, server Danareksa, server KPU, grafik koneksi berupa
webalizer, cd sofware, boks fileM dan buku komputer.
• Pihak kepolisian berhasil meringkus korban setelah bekerjasama dengan
beberapa pihak, seperti Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
(APJII) dan pihak penyedia jasa koneksi internet (ISP/Internet service
provider).
• Pihak kepolisian memulai dengan melakukan pelacakan dan mempelajari
LOG server KPU, pada tanggal 16 April yaitu terdapat 361.000 baris data
user yang mengakses situs tersebut, lalu pada tanggal 17 April tepat pada
hari kejadian terdapat 164.000 baris data user.
• Dari penelusuran dan analisa yang dilakukan penggantian nama-nama
partai di situs KPU tersebut berlangsung pada tanggal 17 April pukul
11.24 IB sampai 11.34 WIB, dengan menggunakan user atas nama
“xnuxer” dan “schizoprenic”
• Pelaku melibatkan beberapa pihak yang sama sekali tidak tahu, pihak
tersebut yaitu PT. Danareksa (tempat dia melakukan dan tempat dia
bekerja) , Warna warnet (dia membuat seolah-olah dia melakukannya dari
warnet tersebut), dan negara Thailand yang disebut IP Address yang
pelaku gunakan, Setelah penelusuran berlangsung, pihak kepolisian
mendapatkan alamat IP Address berasal dari PT. Danareksa, dan bukan
dari pihak yang di atas namakan oleh pelaku.

Sumber :

• http://www.museum.polri.go.id/lantai2_gakkum_pembobolan-situs-
kpu.html
• http://arxiv.org/ftp/arxiv/papers/1006/1006.2107.pdf

Anda mungkin juga menyukai