Anda di halaman 1dari 5

UTS Manajemen Keuangan

1. Bagaimana cara memaksimalkan kesejahteraan pemilik perusahaan, apa saja


indikator nya jelaskan!

Memaksimalkan kesejahteraan pemilik perusahaan melibatkan sejumlah faktor yang


kompleks. Tujuan utama pemilik perusahaan seringkali adalah untuk meningkatkan
keuntungan dan nilai perusahaan mereka. Berikut adalah beberapa langkah dan
indikator yang dapat membantu mencapai tujuan ini:

1. Meningkatkan Keuntungan:
- Pendapatan: Memaksimalkan pendapatan dengan meningkatkan penjualan
dan/atau harga produk atau layanan.
- Efisiensi operasional: Meminimalkan biaya operasional untuk meningkatkan
marjin keuntungan.
- Diversifikasi pendapatan: Mencari sumber pendapatan baru atau variasi
produk/laporan yang dapat membantu mengurangi risiko.

2. Mengelola Utang:
- Mengelola utang dengan bijak untuk meminimalkan beban bunga dan risiko
keuangan.

3. Pertumbuhan Perusahaan:
- Meningkatkan pangsa pasar: Memperluas basis pelanggan atau wilayah geografis.
- Inovasi: Mengembangkan produk atau layanan baru yang relevan.
- Investasi dalam infrastruktur: Memperbaiki teknologi, proses produksi, dan
sistem yang akan meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

4. Meningkatkan Efisiensi Operasional:


- Monitoring Kinerja: Menggunakan KPI (Key Performance Indicators) untuk
mengukur dan memantau kinerja operasional.
- Otomatisasi: Mengotomatiskan proses bisnis untuk meningkatkan produktivitas
dan mengurangi biaya operasional.

5. Pengelolaan Keuangan yang Bijak:


- Mengelola kas dengan baik: Memantau aliran kas dan memastikan kecukupan
likuiditas.
- Diversifikasi investasi: Menempatkan surplus dana dalam investasi yang
memberikan tingkat pengembalian yang baik.

6. Pengembangan Sumber Daya Manusia:


- Meningkatkan kompetensi karyawan: Memberikan pelatihan dan pengembangan
yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja karyawan.
- Memotivasi tim: Menciptakan lingkungan kerja yang positif dan memberikan
insentif yang sesuai.

7. Meminimalkan Risiko:
- Manajemen risiko: Menerapkan strategi untuk mengidentifikasi, mengukur, dan
mengelola risiko yang dapat mempengaruhi perusahaan.
- Diversifikasi bisnis: Mempertimbangkan berinvestasi dalam berbagai jenis bisnis
atau industri untuk mengurangi risiko terkait industri tertentu.

8. Meningkatkan Nilai Perusahaan:


- Fokus pada peningkatan nilai perusahaan: Memastikan bahwa setiap tindakan
atau keputusan berkontribusi pada peningkatan nilai perusahaan.
- Strategi Keluar: Mempertimbangkan rencana jangka panjang seperti penjualan
perusahaan atau penawaran umum.

Indikator kinerja yang dapat digunakan untuk mengukur kesejahteraan pemilik


perusahaan meliputi:
- Pendapatan bersih dan marjin keuntungan.
- Nilai perusahaan (ekuitas pemilik).
- ROI (Return on Investment) atau ROA (Return on Assets).
- Tingkat pertumbuhan penjualan.
- Likuiditas dan aliran kas.
- Nilai saham (jika perusahaan diperdagangkan di pasar saham).
- Kepuasan pelanggan dan reputasi merek.

Penting untuk diingat bahwa tujuan dan indikator kinerja dapat bervariasi
tergantung pada jenis bisnis dan tujuan pribadi pemilik perusahaan. Selain itu,
pemilik perusahaan juga harus memperhatikan aspek keberlanjutan dan dampak
sosial dari kebijakan dan tindakan perusahaan mereka dalam upaya mencapai
kesejahteraan jangka panjang.

2. Gunakan annual report salah satu perusahaan go public tahun 2019, kemudian
pilih ikhtisar data keuangan dan jelaskan masing masing dua rasio keuangan untuk
kinerja likuiditas, aktivitas, profitabilitas, solvabilitas dan pasar. Gunakan data
pembanding sebagai bahan untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaan, bisa
tahun sebelumnya, rata rata industri atau target perusahaan
3. menghitung nilai interest rate dari saham dan obligasi, jika discount faktor nya tdk
di sebutkan maka pakai asumsi (tentukan over /under value)
Nilai interest rate dari saham dan obligasi dapat dihitung dengan menggunakan
metode discounted cash flow (DCF). Metode ini mengasumsikan bahwa nilai suatu
aset adalah sama dengan nilai sekarang dari semua arus kas yang diharapkan di
masa depan.

Saham
Untuk menghitung nilai interest rate dari saham, kita dapat menggunakan formula
berikut:
Nilai saham = D1 / (r - g)
Keterangan:

D1: arus kas dividen yang diharapkan pada periode berikutnya


r: tingkat bunga bebas risiko
g: tingkat pertumbuhan dividen
Misalnya, sebuah saham memiliki arus kas dividen yang diharapkan sebesar Rp100
pada tahun berikutnya. Tingkat bunga bebas risiko adalah 5%, dan tingkat
pertumbuhan dividen adalah 6%. Maka, nilai saham tersebut adalah:

Nilai saham = Rp100 / (0,05 - 0,06)


= Rp1.250
Obligasi

Untuk menghitung nilai interest rate dari obligasi, kita dapat menggunakan formula
berikut:

Nilai obligasi = C1 + C2 + ... + Cn + P / (1 + r)^n


Keterangan:
C1, C2, ..., Cn: arus kas kupon yang diharapkan
P: nilai nominal obligasi
r: tingkat bunga bebas risiko
n: jumlah periode pembayaran
Misalnya, sebuah obligasi memiliki nilai nominal sebesar Rp10.000.000, tingkat
kupon 10%, dan masa jatuh tempo 10 tahun. Tingkat bunga bebas risiko adalah 5%.
Maka, nilai obligasi tersebut adalah:

Nilai obligasi = Rp1.000.000 / (1 + 0,05)^10 + Rp1.000.000 / (1 + 0,05)^9 + ... +


Rp1.000.000 / (1 + 0,05)^1
= Rp9.295.848
Jika discount faktor tidak disebutkan
Jika discount faktor tidak disebutkan, maka kita dapat menggunakan asumsi.
Misalnya, kita dapat mengasumsikan bahwa discount faktor adalah sama dengan
tingkat bunga bebas risiko. Dengan asumsi ini, maka nilai saham dan obligasi akan
sama dengan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan.

Menentukan over/under value


Untuk menentukan apakah suatu aset over value atau under value, kita dapat
membandingkan nilainya dengan nilai intrinsiknya. Nilai intrinsik adalah nilai yang
seharusnya dimiliki oleh suatu aset berdasarkan analisis fundamental.
Jika nilai intrinsik lebih tinggi dari nilai pasar, maka aset tersebut over value.
Sebaliknya, jika nilai intrinsik lebih rendah dari nilai pasar, maka aset tersebut under
value.

Contoh
Misalkan, sebuah saham memiliki arus kas dividen yang diharapkan sebesar Rp100
pada tahun berikutnya. Tingkat bunga bebas risiko adalah 5%, dan tingkat
pertumbuhan dividen adalah 6%. Nilai saham tersebut adalah:

Nilai saham = Rp100 / (0,05 - 0,06)


= Rp1.250
Jika harga saham tersebut di pasar adalah Rp1.500, maka saham tersebut over value.
Sebaliknya, jika harga saham tersebut di pasar adalah Rp1.000, maka saham tersebut
under value.

Kesimpulan

Nilai interest rate dari saham dan obligasi dapat dihitung dengan menggunakan
metode DCF. Jika discount faktor tidak disebutkan, maka kita dapat menggunakan
asumsi. Untuk menentukan apakah suatu aset over value atau under value, kita
dapat membandingkan nilainya dengan nilai intrinsiknya.

4. Dengan data berikut, hitung (a) expected return saham A dan Saham B, (b) risiko
saham A dan saham B dan (c) expected portfolio dengan proporsi 40% saham A
dan 60% saham B.

Return Probabilitas
Saham A 13% 0.6
Saham B 18% 0.4
proporsi saham A 30% dan B sebanyak 70%
a) expected return saham A dan Saham B
Saham A
=Probabilitas x return
=0,6 x 13%
=0,078 7,8%
Saham B
=Probabilitas x return
=0,4 x 18%
=0,072 7,2%
Dari hasil tersebut menunjukan bahwa expected return saham A lebih tinggi
daripada saham B yaitu sebesar 7,8%
b) ) risiko saham A dan saham B
Saham A

√∑
N
2
σ= (r i −r^ ) P i
i=1

=((0,13 -0,078)²(0,6))^1/2
=0,002704(0,6)
=0,0016224 ^1/2

= 0,040279027

Saham B


N
σ= ∑ (r i −r^ )2 P i
i=1

=((0,18 -0,072)²(0,4))^1/2
= 0,011664(0,4)
=0,0046656 ^1/2

= 0,068305

Dari hasil tersebut menunjukan bahwa tingkat resiko saham B lebih tinggi
daripada saham A
c) ) expected portfolio dengan proporsi 40% saham A dan 60% saham B.
proporsi 40% saham A dan 60% saham B.
rp =∑ w . ri
=0,6(40%) +0,4(60%)
=0,48 48%
proporsi saham A 30% dan B sebanyak 70%

rp =∑ w . ri
=0,6(30%) +0,4(70%)
=0,46 46%

Anda mungkin juga menyukai