Prosedur Identifikasi Bahaya Dan Pengendalian Resiko
Prosedur Identifikasi Bahaya Dan Pengendalian Resiko
Dok RPN-HSE-06
PT. REIHAN PRADA NASSINDO No. Rev 00
Tgl 04 JULI 2023
PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA DAN
DOKUMEN
PENGENDALIAN RESIKO Hal
HSE
Catatan Revisi
Rev Deskripsi Revisi Pembuat Tanggal
- - - -
Diperiksa Oleh:
Disahkan Oleh:
CATATAN:
1. Dokumen Asli dari prosedur ini dipelihara dan dikendalikan oleh Departemen... .
2. Penggunaan Dokumen Asli ataupun Dokumen Salinan harus mengikuti aturan yang tertulis pada Dokumen
Prosedur Pengendalian Dokumen.
No. Dok RPN-HSE-06
PT. REIHAN PRADA NASSINDO No. Rev 00
Tgl 04 JULI 2023
PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA DAN
DOKUMEN
PENGENDALIAN RESIKO Hal
HSE
1. TUJUAN
Prosedur ini digunakan untuk memberikan panduan dalam melakukan identifikasi bahaya
dan menentukan resiko K3 serta pengendaliannya.
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini ini berlaku bagi seluruh bagian terkait yang ada di PT. Reihan Prada Nassindo
dari kegiatan operasi yang dapat menimbulkan bahaya potensial dan resiko K3.
3. DEFINISI
- HIRADC (Hazard Identification Risk Assessment and Determining Control) atau IBPR
adalah Identifikasi Bahaya, Penilaian, dan Pengendalian Resiko
- Bahaya Potensial adalah Sumber atau situasi di mana terdapat potensi yang
menimbulkan cidera atau sakit pada manusia, kerusakan properti, lingkungan kerja atau
kombinasinya
- Resiko adalah kemungkinan terjadinya kecelakaan atau kerugian pada periode waktu
tertentu atau siklus operasi tertentu.
- Rutin adalah kegiatan yang dilakukan sehari-hari terkait proses operasional dan
perawatan mesin.
- Non-Rutin adalah kegiatan diluar kegiatan operasional dan perawatan mesin yang
dilakukan insidentil.
- Kondisi Normal adalah keadaan di mana suatu kegiatan rutin dan non-rutin berjalan
sesuai sifat dan tujuan proses standar.
- Kondisi Abnormal adalah keadaan di mana suatu kegiatan rutin dan non-rutin tidak
sesuai dengan kondisi standar yang ditetapkan dan diinginkan.
No. Dok RPN-HSE-06
PT. REIHAN PRADA NASSINDO No. Rev 00
Tgl 04 JULI 2023
PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA DAN
DOKUMEN
PENGENDALIAN RESIKO Hal
HSE
- Keadaan Darurat adalah situasi kejadian yang tidak diinginkan dan direncanakan serta
dapat menimbulkan kerugian berupa kecelakaan, kebakaran, peledakan, kegagalan
tenaga, bencana alam, huru-hara, pencemaran dan lain-lain.
- HIRADC (Hazard Identification Risk Assessment and Determining Control) adalah
Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko serta penentuan Kendali atas bahaya dan
Resiko tersebut.
- Direktur adalah pihak yang bertanggung jawab untuk memastikan bahwa dilakukan
kegiatan proses identifikasi bahaya-aspek, penilaian dan pengendalian Resiko-dampak di
setiap Departemen.
- Management Representative adalah pihak yang bertanggung jawab terhadap koordinasi
dan mengesahkan serta mengevaluasi identifikasi bahaya-aspek, penilaian dan
pengendalian Resiko-dampak di setiap Departemen.
- Supervisor Departemen adalah personil yang berada langsung di bawah koordinasi
Direktur yang bertugas meninjau dan menyetujui kegiatan identifikasi bahaya-aspek,
penilaian Resiko-dampak dan mengusulkan tindakan pengendalian Resiko-dampak
berdasarkan hirarki pengendalian Resiko-dampak .
- Tim Penilai adalah Tim yang bertanggung jawab mengidentifikasi bahaya-aspek,
menilai Resiko-dampak dan mengusulkan tindakan pengendalian Resiko-dampak
berdasarkan hirarki pengendalian Resiko-dampak.
Bahaya potensial kimia, contoh : keracunan, tertelan, terhirup bahan kimia, dll.
Bahaya potensial biologi, contoh : virus, penyakit menular, dll.
Bahaya potensial psikologi, contoh : stress, pemakaian obat-obat terlarang, dll.
Penilaian Resiko K3
4.2 Setiap Departemen selanjutnya melakukan Penilaian Resiko dengan mempergunakan
lembar HIRADC.
Pengendalian Resiko K3
4.4 Management Representative melakukan Pengendalian Resiko dengan
mempertimbangkan peraturan dan persyaratan K3. Bila tidak ada
peraturan/persyaratan K3 yang terkait maka tindakan pengendalian dapat
mempertimbangkan kategori Resiko yang ada.
Hirarki rencana pengendalian Resiko, sebagai berikut :
Eliminasi adalah suatu cara untuk menghilangkan kegiatan/ proses yang
menimbulkan potensi-potensi bahaya.
Subtitusi adalah menggantikan proses/ peralatan/ fasilitas dengan yang mempunyai
potensi bahaya lebih kecil.
Pengendalian teknik (Engineering control) adalah merubah atau menambah sarana
fisik / fasilitas untuk mengurangi Resiko yang ada.
No. Dok RPN-HSE-06
PT. REIHAN PRADA NASSINDO No. Rev 00
Tgl 04 JULI 2023
PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA DAN
DOKUMEN
PENGENDALIAN RESIKO Hal
HSE
5 DOKUMEN PENDUKUNG
5.1 Prosedur Penanggulangan Keadaan Darurat
5.2 Prosedur Pelatihan Dan Simulasi Penanggulangan Keadaan Darurat
5.3 Prosedur Izin Kerja Aman
5.4 Prosedur Audit K3
5.5 Prosedur Komunikasi K3
5.6 Prosedur Pelatihan K3 Dan Evaluasi
5.7 Prosedur Pengukuran Dan Inspeksi
5.8 Prosedur Statistik K3
5.9 Prosedur Pengendalian K3 Pemasok
5.10 Prosedur Tujuan, Sasaran, Dan Program K3
No. Dok RPN-HSE-06
PT. REIHAN PRADA NASSINDO No. Rev 00
Tgl 04 JULI 2023
PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA DAN
DOKUMEN
PENGENDALIAN RESIKO Hal
HSE
6 RUJUKAN
6.1 UU No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
6.2 UU No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
6.3 Peraturan Pemerintah no.50 tahun 2012 tentang penerapan Sistem Manajemen K3,
Lampiran I Pedoman Penerapan SMK3, *B.1.2 Identifikasi potensi bahaya, penilaian
dan pengendalian risiko (*lihat SoA)
6.4 Peraturan Pemerintah no.50 tahun 2012 tentang penerapan Sistem Manajemen K3,
Lampiran I Pedoman Penerapan SMK3, *B.2.3 Upaya Pengendalian Bahaya (*lihat
SoA)
6.5 Peraturan Pemerintah no.50 tahun 2012 tentang penerapan Sistem Manajemen K3,
Lampiran I Pedoman Penerapan SMK3, *C.3.1 Tindakan Pengendalian (*lihat SoA)
6.6 Peraturan Pemerintah no.50 tahun 2012 tentang penerapan Sistem Manajemen K3,
Lampiran I Pedoman Penerapan SMK3, *C.3.2 Perancangan dan Rekayasa (*lihat
SoA)
6.7 Peraturan Pemerintah no.50 tahun 2012 tentang penerapan Sistem Manajemen K3,
Lampiran I Pedoman Penerapan SMK3, *D.1. Pemeriksaan, Pengujian, dan
Pengukuran (*lihat SoA)
6.8 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.05 tahun 1996 tentang Sistem Manajemen K3,
Lampiran I. Pedoman Penerapan, pasal 2 Perencanaan
6.9 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.05 tahun 1996 tentang Sistem Manajemen K3,
Lampiran I. Pedoman Penerapan, pasal 2.1 Perencanaan Identifikasi Bahaya, Penilaian
dan Pengendalian Resiko
6.10 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.05 tahun 1996 tentang Sistem Manajemen K3,
Lampiran I. Pedoman Penerapan, pasal 3.3 Identifikasi Sumber Bahaya, Penilaian dan
Pengendalian Resiko
6.11 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.05 tahun 1996 tentang Sistem Manajemen K3,
Lampiran I. Pedoman Penerapan, pasal 3.3.1 Identifikasi Sumber Bahaya
6.12 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.05 tahun 1996 tentang Sistem Manajemen K3,
Lampiran I. Pedoman Penerapan, pasal 3.3.2 Penilaian Resiko
No. Dok RPN-HSE-06
PT. REIHAN PRADA NASSINDO No. Rev 00
Tgl 04 JULI 2023
PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA DAN
DOKUMEN
PENGENDALIAN RESIKO Hal
HSE
6.13 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.05 tahun 1996 tentang Sistem Manajemen K3,
Lampiran I. Pedoman Penerapan, pasal 3.3.3 Tindakan Pengendalian
6.14 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.05 tahun 1996 tentang Sistem Manajemen K3,
Lampiran I. Pedoman Penerapan, pasal 3.3.4 Perancangan (Design) dan Rekayasa
6.15 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.05 tahun 1996 tentang Sistem Manajemen K3,
Lampiran I. Pedoman Penerapan, pasal 3.3.5 Pengendalian Administratif
6.16 Sistem Manajemen K3 OHSAS18001:2007 Klausul 4.3.1 Identifikasi Bahaya,
Penilaian dan Penentuan Pengendalian Resiko.