Anda di halaman 1dari 2

ISU

Integrasi nasional mempunyai tujuan untuk mempertahankan keutuhan dan keberlangsungan


Bangsa Indonesia menjadi sebuah negara yang berdaulat dan mandiri. Namun, akhir-akhir ini
banyak sekali berita hoax yang dengan cepat menyebar sehingga dapat memecah belah persatuan
dan kesatuan Bangsa Indonesia. Apa yang bisa Anda lakukan untuk menangkal berita-berita hoax di
sekitar Anda karena berita hoax bisa menyebabkan disintegrasi bangsa.

Belum lama ini, kita dihebohkan dengan video yang berisi pidato Presiden Joko Widodo
menyampaikan pidatonya dengan menggunakan bahasa Mandarin dengan begitu fasihnya. Video
tersebut beredar luas di berbagai platform digital dengan beragam narasi yang menyertainya. Tidak
sedikit masyarakat yang mempercayai video tersebut, sehingga timbul berbagai opini publik yang
berpotensi memecah belah masyarakat.

Kementerian Kominfo melalui Siaran Pers No. 418/HM/KOMINFO/10/2023 merilis bahwa video
tersebut merupakan bentuk disinformasi. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian
Komunikasi dan Informatika, Semuel A. Pangarep menegaskan bahwa video tersebut merupakan
hasil suntingan yang menyesatkan. Setelah melalui penelusuran, terdapat kesamaan dengan video
yang diunggah kanal Youtube The U.S.-Indonesia Society (USINDO) pada 13 November 2015 yang
kemudian disunting dengan menggunakan teknologi Aritificial Intelegence (AI).

Peristiwa di atas merupakan salah satu contoh bentuk hoaks, sebuah tindakan mengaburkan
informasi yang sebenarnya, dengan cara membanjiri suatu media dengan pesan yang salah
(Kominfo.go.id). Hoaks dapat menimbulkan konflik horizontal di masyarakat akibat merebaknya
berbagai opini salah sebagai hasil dari disinformasi yang beredar. Adanya konflik ini tentu menjadi
sebuah ancaman bagi persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia.

Menurut data Badan Pusat Statistik yang dilansir 7 September 2022, 62,1% populasi di Indonesia
telah mengakses internet di tahun 2021. Dengan jumlah yang tinggi tersebut, maka tinggi pula arus
informasi yang beredar di masyarakat. Sebagai upaya untuk mencegah merebaknya berita bohong
atau hoaks, kita mesti bijak dalam menggunakan internet, khususnya media sosial.

Pertama, kita jangan terlalu mudah percaya dengan informasi yang beredar di media sosial. Biasakan
melakukan cek ulang terhadap informasi yang didapat. Kita bisa memulai dengan membandingkan
informasi dari sumber berita lain. Jika tidak ada kesamaan dengan berita yang dihadirkan oleh
sumber lainnya, maka stop berita tersebut di tangan kita. Jangan ikut menyebarkan berita yang sama
ke masyarakat lainnya.

Kedua, mencermati sumber berita yang kita dapatkan. Tidak sedikit masyarakat kita yang
mempunyai grup berbagi pesan di media sosial. Biasanya dalam grup tersebut sering beredar
berbagai berita. Kita harus mencermati sumber berita yang dicantumkan. Jika tidak terdapat sumber
berita yang jelas, maka janganlah mudah mempercayainya. Jika terdapat sumber yang tertera,
lakukan kembali pengecekan, karena jika sumber berita datang dari situs tidak terverifikasi sebagai
institusi pers resmi, maka informasinya masih bisa diragukan.

Ketiga, jika berita yang beredar berupa gambar, maka kita bisa menggunakan kecanggihan teknologi
untuk dapat menelusuri kebenaran dan informasi lengkap dari gambar yang kita dapatkan. Terdapat
berbagai teknologi mutakhir di berbagai situs pencarian untuk dapat menelusuri gambar.
Keempat, jika mendapati berita hoaks, kita bisa melaporkannya supaya berita hoaks tersebut tidak
beredar di masyarakat. Di berbagai media sosial sudah terdapat fitur untuk melaporkan berita hoaks.
Selain itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika pun membuka layanan pengaduan tersebut
melalui e-mail ke alamat aduankonten@mail.kominfo.go.id

Semoga dengan semakin cermatnya kita dalam mendapat dan menelusuri berita, maka keutuhan
dan persatuan bangsa Indonesia dapat terjaga. Ingat, kita mesti saring berita terlebih dahulu
sebelum kita menyebarkannya, saring sebelum sharing.

Anda mungkin juga menyukai