Anda di halaman 1dari 31

Pengukuran Resiko /

Manajamen Resiko Perbankan

Fakultas – Vokasi D4 Manajemen Keuangan Perbankan


Dr. Aang Munawar SE, MM, CIFM, CIGS, CIMA, CIERM,CIBG, CIIQA, CIABV.
Pengukuran risiko
Pengukuran risiko dilakukan untuk mengukur profil risiko bank, dan selanjutnya
digunakan untuk memeroleh gambaran efektivitas penerapan manajemen risiko.
Prosedur pengukuran risiko secara umum adalah sebagai berikut.
1. Menetapkan eksposur risiko secara keseluruhan (aggregate);
2. Menetapkan faktor risiko (risk factors) untuk setiap posisi yang ada pada
portofolio bank;
3. Sensitivitas nilai pasar produk/posisi terhadap perubahan satu satuan faktor pasar
yang memengaruhinya, baik dalam kondisi normal maupun kondisi stress;
4. Kecenderungan perubahan faktorfaktor dimaksud berdasarkan volatilitas
perubahan yang terjadi di masa lalu dengan memperhitungkan faktor korelasi;
Pengukuran Resiko

Seluruh risiko yang melekat pada seluruh transaksi serta produk


perbankan dapat diintegrasikan dalam sistem informasi manajemen
bank.
Proses pengukuran risiko dapat menggunakan data kuantitatif
maupun kualitatif.
Secara umum pendekatan yang paling sederhana dalam pengukuran
risiko adalah yang direkomendasikan oleh BCBS atau pendekatan
standar.Bagi bank yang memiliki kompleksitas usaha yang tinggi
dapat mengem bangkan dan menggunakan metode internal
(internal model), agar dapat menggunakan alat yang lebih sensitif
untuk mengukur risiko.
Pengukuran Resiko kredit

Secara umum risiko kredit diukur dengan parameter yang


disebut dengan EL (expected Loss) dan UL (Unexpected Loss).
Faktor EL ditentukan melalui parameter PD (Probability of
Default) yang diperoleh dari sistem rating internal bank,EAD
(Exposure at Default) dan LGD (Loss Given Default). PD dapat
ditentukan melalui sistem rating internal bank.
Ukuran risiko lain misalnya tingkat kredit macet (NPL = Non-
Performing Loan); konsentrasi kredit dan sebagainya.
Pengukuran Resiko pasar

Salah satu ukuran risiko pasar trading book yang sering


digunakan adalah Value at Risk (VaR). VaR didefinisikan sebagai
jumlah kerugian yang dapat melebihi VaR pada suatu periode
tertentu dengan tingkat keyakinan (confident level) tertentu.
Sebagai contoh, suatu bank mempunyai VaR = Rp10 miliar
dengan confident level 99% dan holding period satu hari.
Artinya, bank tersebut dalam 1 hari dengan probability 1%
dapat menderita kerugian lebih dari Rp10 miliar.
Ukuran risiko pasar banking book dinyatakan dalam bentuk
besar repricing gap, duration gap, dan FX gap.
Pengukuran Resiko operasional

Untuk potensi kerugian terkait risiko operasional,


ukuran risiko dapat dinyatakan dalam bentuk
estimasi kemungkinan suatu kejadian (event) dan
dampak kerugian apabila suatu event operasional
terjadi. Masing-masing bank pada umumnya
membuat definisi sendiri mengenai besaran
probabilitas (frekuensi) dan dampak kerugian
tersebut.
Pemantauan dan Limit risiko

Sebagai bagian dari penerapan pemantauan risiko, bank menggunakan limit


risiko baik secara individual dan keseluruhan/konsolidasi. Selain itu, limit
risiko juga harus:
1. Memerhatikan kemampuan modal bank untuk dapat menyerap eksposur
risiko atau kerugian yang timbul, dan memerhatikan besar eksposur bank;
2. Memertimbangkan pengalaman kerugian di masa lalu dan kemampuan
sumber daya manusia;
3. Memastikan bahwa posisi yang melampaui limit yang telah ditetapkan
mendapat perhatian Satuan Kerja Manajemen Risiko, komite manajemen
risiko dan Direksi.
Penetapan jenis limit risiko

Penetapan jenis limit risiko meliputi:


1. Limit Transaksi (transaction/product limit);
2. Limit Mata Uang (currency limit);
3. Limit Volume Transaksi (turnover limit);
4. Limit Posisi Terbuka (open position limit);
5. Limit Kerugian (cut loss limit dan stop loss limit);
6. Limit Intra Hari (intraday limit);
7. Limit Nasabah dan Counterparty (individual borrower dancounterparty limit);
8. Limit pemberian kredit pada pihak terkait (affiliated parties limit);
9. Limit Industri/Sektor Ekonomi dan Wilayah (industry/economic sector dangeographic
limit).
Penetapan Limit

Penetapan limit dilakukan dengan tetap memerhatikan ketentuan Bank


Indonesia yang berlaku, antara lain ketentuan tentang kewajiban penyediaan
modal minimum (KPMM), batas maksimum pemberian kredit (BMPK) dan posisi
devisa neto (PDN).
Dalam hal terjadi pelampauan limit, bank harus segera melakukan penyesuaian
dan mengantisipasi pelampauan tersebut sehingga tidak memeng aruhi jumlah
alokasi modal atas risiko yang telah ditetapkan sebelumnya.
Setiap pelampauan limit harus dapat diidentifikasi dan dengan segera
ditindaklanjuti. Pelam pauan limit hanya dapat dilakukan apabila mendapat
otorisasi dari Direksi atau pejabat yang berwenang, sesuai ketentuan dan
prosedur intern bank.
Pengendalian Resiko

Pengendalian risiko dilakukan bank untuk mengelola risiko


tertentu, terutama yang dapat membahayakan kelang
sung an usaha bank.
Pengendalian risiko dapat dilakukan oleh bank, antara lain
dengan cara lindung nilai atau hedging, dan metode
mitigasi risiko lainnya seperti penutupan asuransi,
pembelian garansi, melakukan sekuritisasi aset dan
menggunakan instrumen credit derivatives, serta
penambahan modal bank untuk menyerap potensi
kerugian.
PERHITUNGAN KECUKUPAN MODAL
BIA (BasicIndicatorApproach) atau PID (PendekatanIndikatorDasar)

1. KPMM dihitung berdasarkan suatu persentase tetap dari Gross


Income
2. Pengawas menentukan persentase tersebut sebagai Alpha(α)
3. PID cocok digunakan oleh bank-bank yang berukuran relatifkecil
dengan aktivitas bisnis yang sederhana
4. Pendekatan Indikator Dasar atau PID merupakan pendekatan
yang paling sederhana dan tidak sensitive terhadap risiko
sehingga akan menghasilkan beban modal yang cenderung besar
SA (StandardizedApproach) atau PSA (Pendekatan Standar)

1.Pendekatan PSA memberikan hasil yang lebih detail


2.Gross Income bank dikelompokkan berdasarkan
delapan Lini Bisnis
3.KPMM dihitung berdasarkan suatu persentase tetap
dari Gross Income setiap lini bisnis sebagai factor
Beta(β)
AMA
Lini Bisnis Bank
Basic Indicator Approach
Basic Indicator Approach
Basic Indicator Approach
Basic Indicator Approach
Basic Indicator Approach
Basic Indicator Approach
Basic Indicator Approach
Basic Indicator Approach
Standardized Approach (SA)
Standardized Approach (SA)
Standardized Approach (SA)
Standardized Approach (SA)
Advanced Measurement Approach (AMA)
Advanced Measurement Approach (AMA)
Advanced Measurement Approach (AMA)
Advanced Measurement Approach (AMA)

Anda mungkin juga menyukai