Anda di halaman 1dari 6

Journal of Midwifery Information (JoMI) Volume 2 No 2 Bulan Februari Tahun 2022

Journal of Midwifery Information (JoMI)


Pengurus Cabang Ikatan Bidan Indonesia Kota Tasikmalaya
ISSN: 2747-0148 (Printed); 2747-0822 (Online)
Journal Homepage: http://https://jurnal.ibikotatasikmalaya.or.id/index.php/jomi

PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PIJAT LAKTASI DI


PMB BIDAN D KABUPATEN BANDUNG
Naili Rahmawati
STIKes Dharma Husada Bandung

*e-mail co author: nailirahmawati.djati@gmail.com

Abstract
Keywords: Introduction: Lactation management is one of the efforts made to support
Knowledge, postpartum successful breastfeeding starting from the period of pregnancy, after delivery,
mothers, lactation massage and the period of breastfeeding the baby. There are several factors that
influence milk production in breastfeeding mothers, namely nutritional intake
that supports breastfeeding, lactation massage, and good psychological
factors for breastfeeding mothers.. Lactation massage is needed to avoid
breast engorgement due to the accumulation of breast milk due to uneven
discharge or sucking of the baby. The purpose of the study: to determine the
knowledge of postpartum mothers about lactation massage. Methods: this
study used a descriptive research design. The population in this study were
all postpartum mothers who carried out examinations at PMB Midwife D,
Bandung Regency. The sample in this study was partly from pregnant
women at PMB Midwife D who carried out examinations in September-
November 2021. Sampling was carried out using the accidental sampling
technique as many as 35 people. The tool used for data collection is a
questionnaire with google forms. Data analysis method using univariate
analysis. Results: Most postpartum mothers have less knowledge about
lactation massage as much as 86% (30 respondents), and 14% (5 respondents)
have good knowledge. Conclusion: Most postpartum mothers have less
knowledge about lactation massage as much as 86% (30 respondents). It is
hoped that further researchers will examine the effect of lactation massage on
breast milk production in postpartum mothers and education about lactation
massage is needed.

Kata kunci: Abstrak


Pengetahuan, ibu nifas, Pendahuluan: Manajemen laktasi adalah salah satu upaya yang dilakukan
pijat laktasi untuk menunjang keberhasilan menyusi yang dimulai dari masa kehamilan,
setelah persalinan, dan masa menyusui bayi. Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi produksi ASI pada ibu menyusui yaitu asupan nutrisi yang
mendukung ASI, pemijatan laktasi, dan faktor psikologis yang baik bagi ibu
menyusui. Pijat laktasi diperlukan untuk menghindari adanya
pembengkakan payudara akibat penumpukan ASI karena pengeluaran
yang tidak lancar atau pengisapan bayi. Tujuan: mengetahui pengetahuan
ibu nifas mengenai pijat laktasi. Metode: penelitian ini menggunakan desain
penelitian deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu nifas
yang melaksanakan pemeriksaan di PMB Bidan D Kabupaten Bandung.
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari ibu hamil di PMB Bidan D
yang melaksanakan pemeriksaan pada bulan September-November 2021.

226
Journal of Midwifery Information (JoMI) Volume 2 No 2 Bulan Februari Tahun 2022

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accidental sumpling


sebanyak 35 orang. Alat yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu
kuesioner dengan google formulir. Metode analisis data dengan
menggunakan analisis univariat. Hasil: Sebagian besar Ibu nifas memiliki
pengetahuan kurang mengenai pijat laktasi sebanyak 86 % (30 responden),
dan 14 % (5 responden) memiliki pengetahuan baik. Simpulan: Ibu nifas
sebagian besar memiliki pengetahuan kurang mengenai pijat laktasi
sebanyak 86% (30 responden). Diharapkan pada peneliti selanjutnya
mengkaji mengenai pengaruh pijat laktasi dengan produksi ASI pada ibu
nifas dan dibutuhkan edukasi mengenai pijat laktasi.

PENDAHULUAN
Di Indonesia sudah mengupayakan untuk meningkatkan cakupan ASI antara lain dengan
program IMD (Inisiasi Menyusui Dini) dan perawatan payudara pada prenatal dan postnatal
yang bertujuan untuk meningkatkan produksi ASI serta mencegah putting susu lecet (Marmi,
2012). Di samping itu manajemen laktasi merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk
menunjang keberhasilan menyusi yang dimulai dari masa kehamilan, setelah persalinan, dan
masa menyusui bayi (Hartono, 2016). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi produksi
ASI pada ibu menyusui yaitu asupan nutrisi yang mendukung ASI, pemijatan laktasi, dan
faktor psikologis yang baik bagi ibu menyusui (Hartono, 2016).. Menyusui merupakan proses
yang alamiah yang tidak mudah dilakukan, proses menyusui erat hubunganya dengan putting
susu lecet, payudara bengkak, saluran susu terhambat, mastitis, abses payudara, kelainan
anatomi putting, atau bayi enggan menyusu dan produksi ASI sedikit (Bahiyatun, 2019).
WHO dan UNICEF merekomendasikan bahwa sebaiknya anak hanya diberi air susu ibu
(ASI) minimal 6 bulan dan pemberian ASI dilanjutkan sampai anak berumur 2 tahun
(Kemenkes RI, 2016). Cakupan ASI eksklusif di Asia Tenggara menunjukkan angka yang tidak
banyak berbeda, dimana di India cakupan ASI eksklusif mencapai 46%, di Philippines
mencapai 34%, di Vietnam 27% dan di Myanmar 24%. Berdasarkan laporan dinas kesehatan
provinsi secara nasional tahun 2013 cakupan ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan sebesar 54,3%,
sedangkan secara global dilaporkan ASI eksklusif dibawah 40%, dan ini menunjukkan bahwa
cakupan ASI eksklusif di Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan angka global (Riskesdas,
2018).
Pijat laktasi adalah tehnik pemijatan pada daerah kepala atau leher, punggung, tulang
belakang, dan payudara yang memiliki tujuan untuk merangsang hormone prolactin dan
oksitosin. Hormon yang memiliki peran dalam dalam produksi ASI adalah hormon prolaktin
dan oksitosin saat terjadi stimulasi sel-sel alveoli pada kelenjar payudara berkontraksi, dengan
adanya kontraksi menyebabkan air susu keluar dan mengalir kedalam saluran kecil payudara
sehingga keluar tetesan susu dari putting dan masuk kedalam mulut bayi yang disebut let down
refleks (Indriyani, Asmuji & Wahyuni, 2016). Setelah pemijatan laktasi diharapkan dapat
membuat ibu rilex sehingga dapat terus memproduksi hormon prolaktin dan oksitosin, karena
berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa saat seseorang merasa bingung, depresi, cemas
dan merasa nyeri terus menerus akan mengalami penurunan hormone oksitosin dalam tubuh
saat merasa sress refleks let down menjadi kurang maksimal akibatnya ASI akan mengumpul
pada payudara saja sehingga ASI tidak bisa kembali diproduksi dan payudara akan terasa sakit
(Mas’adah, 2013). Pijat laktasi diperlukan untuk menghindari adanya pembengkakan payudara

227
Journal of Midwifery Information (JoMI) Volume 2 No 2 Bulan Februari Tahun 2022

akibat penumpukan ASI karena pengeluaran yang tidak lancar atau pengisapan bayi
(Maryunani, 2015).
ASI eksklusif bertujuan untuk menjamin terpenuhi hak bayi untuk memperoleh ASI
eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan dengan memperhatikan pertembuhan dan
perkembanganya, sehingga setiap ibu yang telah melahirkan harus memberikan ASI eksklusif
kepada bayi yang dilahirkanya (PP No. 33 tahun 2012)
Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang penting untuk pembentukan sikap yang
utuh. Semakin baik pengetahuan maka semakin baik sikap juga yang akan menciptakan
tindakan yang baik juga (Sunaryo, 2004). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
pengetahuan yaitu pendidikan, informasi yang diperoleh dari media sosial, budaya dan
ekonomi, lingkungan sekitar, pengalaman individu beserta usia. Pendidikan digunakan untuk
mendapatkan informasi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dengan dianggap sebagai
penuntun manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan (Budiman, 2013).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di PMB Bidan D Kabupaten Bandung
diperoleh 3 ibu nifas tidak mengetahui tentang pijat laktasi. Pijat laktasi ini menjadi salah satu
faktor dalam mempengaruhi produksi ASI (Hartono, 2016) dan berdasarkan penelitian
menunjukkan bahwa pijat laktasi memiliki pengaruh terhadap produksi ASI, dimana penelitian
ini dilakukan pada 30 orang responden dengan menggunakan purposive sampling. Data di uji
statistic menggunakan uji independen sample T-test dengan menggunakan spss versi 23
dengan hasil analisa menunjukkan pvalue=0.000 lebih kecil dari nilai α=0,05 sehingga Ho
ditolak dan Ha diterima, sehingga pijat laktasi efektif terhadap produksi ASI pada ibu post
partum (Sampara, N., dkk 2019) .Permasalahan diatas membuat peneliti tertarik untuk meneliti
tentang “Pengetahuan Ibu Nifas tentang Pijat Laktasi di PMB Bidan D Kabupaten Bandung.

METODE
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental dengan
menggunakan studi deskriptif. Studi deskriptif ini memiliki tujuan untuk menjelaskan
fenomena, situasi, karakteristik individual, atau kelompok tertentu secara objektif (Wong Dl
dkk., 2009: Sastroasmoro S, 2002). Lokasi penelitian adalah di PMB Bidan D Kabupaten
Bandung. Waktu penelitian adalah Bulan September-November 2021. Populasi pada penelitian
ini adalah semua ibu nifas yang melaksanakan pemeriksaan di PMB Bidan D Kabupaten
Bandung. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari ibu hamil di PMB Bidan D yang
melaksanakan pemeriksaan pada bulan September-November 2021. Pengambilan sampel
dilakukan dengan teknik accidental sumpling sebanyak 35 orang. Dengan kriteria inklusi bisa
menulis, membaca, memahami bahasa indonesia dan dalam kondisi sehat. Alat yang
digunakan untuk pengumpulan data yaitu kuesioner dengan google formulir. Pengukuran
pengetahuan tentang pijat laktasi menggunakan kuesioner sebanyak 15 butir soal, yang
sebelumnya telah dilakukan uji validitas dan realiabilitas instrumen. Hasil uji validitas dengan
menggunakan jumlah responden 30 diperoleh koefisien r hitung bergerak antara 0,061 (r
hitung) sampai 0,707 (r hitung). Keseluruhan item berjumlah 20 dan terdapat 5 item yang gugur
yaitu nomor 9, 11, 12, 15, 18 yang memiliki koefisien dibawah r tabel 0,361 sehingga variabel
pengetahuan dinyatakan tidak valid dan hanya 15 item yang dapat digunakan untuk
mengukur pengetahuan pijat laktasi. Dan nilai koefiesien reabilitas 0,894 dan batas reabilitas:
0,600 yang menunjukkan status reliabel. Metode analisis data dengan menggunakan analisis
univariat.

228
Journal of Midwifery Information (JoMI) Volume 2 No 2 Bulan Februari Tahun 2022

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Distribusi Pengetahuan Ibu Nifas tentang Pijat Laktasi di PMB Bidan D Kabupaten
Bandung

Tabel 1. Distribusi Pengetahuan Ibu Nifas tentang Pijat Laktasi di PMB Bidan D Kabupaten
Bandung

Kategori
N %
pengetahuan
Baik 5 14
Kurang 30 86
Total 35 100
Sumber : data primer September – November 2021

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil memiliki


pengetahuan baik sebesar 14%, dan 86% ibu hamil dengan pengetahuan kurang. Pengetahuan
merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu
obyek tertentu yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan
memiliki peran yang sangat penting dalam perilaku ibu karena melalui pengetahuan akan
membawa pemahaman yang mendalam pada ibu tentang manfaat pijat laktasi untuk
memperlancar AI eksklusif. Selanjutnya, pemahaman ini yang akan menjadi dasar bagi ibu
untuk berperilaku memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya (Notoatmodjo, 2012).
Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang penting untuk pembentukan sikap yang utuh.
Semakin baik pengetahuan maka semakin baik sikap juga yang akan menciptakan tindakan
yang baik juga (Sunaryo, 2004). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan
yaitu pendidikan, informasi yang diperoleh dari media sosial, budaya dan ekonomi,
lingkungan sekitar, pengalaman individu beserta usia. Pendidikan digunakan untuk
mendapatkan informasi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dengan dianggap sebagai
penuntun manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan (Budiman, 2013).
Pengetahuan ini menjadi salah satu penyebab ibu tidak memberikan ASI secara
eksklusif pada bayinya dimana ibu tidak mengerti tentang kolostrum, ibu beranggapan
bahwa ASI ibu kurang atau tidak memiliki cukup ASI, meniru teman, merasa
ketinggalan jaman (Faridah Hanum et al., 2016). Sehingga pijat laktasi menjadi salah
satu solusi untuk memenuhi kebutuhan ASI, dan setelah pemijatan laktasi diharapkan
dapat membuat ibu rilex sehingga dapat terus memproduksi hormon prolaktin dan
oksitosin, karena berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa saat seseorang merasa
bingung, depresi, cemas dan merasa nyeri terus menerus akan mengalami penurunan
hormone oksitosin dalam tubuh saat merasa sress refleks let down menjadi kurang
maksimal akibatnya ASI akan mengumpul pada payudara saja sehingga ASI tidak bisa
kembali diproduksi dan payudara akan terasa sakit (Mas’adah, 2013).
Pijat laktasi adalah tehnik pemijatan pada daerah kepala atau leher, punggung,
tulang belakang, dan payudara yang memiliki tujuan untuk merangsang hormone
prolactin dan oksitosin. Hormon yang memiliki peran dalam dalam produksi ASI
adalah hormon prolaktin dan oksitosin saat terjadi stimulasi sel-sel alveoli pada

229
Journal of Midwifery Information (JoMI) Volume 2 No 2 Bulan Februari Tahun 2022

kelenjar payudara berkontraksi, dengan adanya kontraksi menyebabkan air susu keluar
dan mengalir kedalam saluran kecil payudara sehingga keluar tetesan susu dari putting
dan masuk kedalam mulut bayi yang disebut let down refleks (Indriyani, Asmuji &
Wahyuni, 2016).
Pijat laktasi diperlukan untuk menghindari adanya pembengkakan payudara
akibat penumpukan ASI karena pengeluaran yang tidak lancar atau pengisapan bayi
(Maryunani, 2015). Sehingga proses pemberian ASI eksklusif dapat berjalan lancar. ASI
adalah makanan yang paling sesuai untuk bayi karena mengandung zat-zat gizi yang
diperlukan oleh bayi untuk tumbuh dan berkembang. Pentingnya memberikan ASI
secara eksklusif pada bayi baru lahir sampai usia 6 bulan dan terus memberikan ASI
sampai anak berusai 24 bulan telah memiliki bukti yang kuat (Faridah Hanum et al.,
2016).

SIMPULAN
Sebagian besar ibu nifas memiliki pengetahuan kurang sebesar 86%. Penelitian memiliki
dampak diketahuinya pengetahuan ibu nifas tentang pijat laktasi sehingga diharapkan pada
peneliti selanjutnya mengkaji mengenai pengaruh pijat laktasi dengan produksi ASI pada ibu
nifas dan dibutuhkan edukasi mengenai pijat laktasi pada ibu nifas.

UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan Terimakasih penulis berikan kepada STIKes Dharma Husada Bandung sebagai
pemberi dana penelitian dan kepada Bidan D yang telah mengizinkan peneliti melaksanakan
penelitian di PMB Bidan D.

DAFTAR PUSTAKA
Bahiyatun 2009, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal, EGC, Jakarta. Bulechek, G. M.,
Butcher H. K., Dochterman J. M., Wagner C. 2016, Nursing Interventions Classification
(NIC), 6th edition, Mocomedia,
Budiman dan Riyanto A .(2013). Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika
Faridah Hanum, S. M., Purwanti, Y., & Rohmah khumairoh, I. (2016). Efektivitas Pijat Oksitosin
Terhadap Produksi Asi. Midwiferia, 1(1), 1. https://doi.org/10.21070/mid.v1i1.343
Hartono. (2016). Massase Endorphine Terhadap Volume ASI Pada Ibu Post Partum. Jurnal
Kebidanan , 209-215.
Indriani, D., Asmuji., & Wahyuni, S. (2016). Edukasi Postnatal. Jakarta: Trans Medika.
Kemenkes RI. (2016). Situasi dan Analisis ASI Ekslusif. Jakarta
Marmi, S. (2012). Panduan Lengkap Manajemen Laktasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Maryunani, A. (2015). IMD, ASI Eksklusif dan Manajemen Laktasi. Jakarta: CV.Trans Info
Media
Mas’adah. (2013). Tehnik Meningkatkan dan Memperlancar Produksi ASI pada Ibu Post Section
Caesaria. Poltekkes Kemenkes Mataram
Notoatmodjo S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tahun (2012). Tentang pemberian ASI
Ekslusif.jakarta
Riset Kesehatan Dasar. (2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Jakarta (ID): Badan
Penelitian dan Pengembangan Masyarakat Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

230
Journal of Midwifery Information (JoMI) Volume 2 No 2 Bulan Februari Tahun 2022

Sampara, V., Jumrah., Kusniyanto, R. E., (2019). Efektivitas pijat laktasi terhadap produksi
ASI pada ibu post partum di BPM suriyanti . Jurnal UIT
Sastroasmoro S. (2002). Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta:
Sagung Seto.
Sunaryo. ( 2004). Psikologi untuk keperawatan. Jakarta: EGC
Wong DL, Eaton, MH, Wilson, D, Winkelstein, ML, Schwartz, P. (2009).
Buku ajar keperawatan pediatrik. Edisi 6. Volume 1. Jakarta: EGC;

231

Anda mungkin juga menyukai