Makalah k2 P Agus
Makalah k2 P Agus
Disusun Oleh :
Andi Hardiansyah 3506200065 I
Faraa Nur Hubby Jaatsiyah 3506200195 H
Nurul Zakiyyah 3506200003 G
Rizki Maulana 3506200170 H
Randi Yusuf Firmansyah 3506200094 G
Rafly Kamil Ally Murtado 3506200193 I
Segala puji hanya milik Allah SWT. Dia-lah yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.
Shalawat dan Doa senantiasa tercurah kepada Nabi besar kita Muhammad SAW,
semoga beliau, keluarga, para sahabat serta para pengikutnya senantiasa mendapat
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran membangun dari berbagai pihak sangat kami harapkan
demi perbaikan kedepannya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
ii
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan.................................................................................................1
3.1 Kesimpulan...............................................................................................
3.2 Saran.........................................................................................................
Daftar Pustaka..........................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu hal yang menarik adalah kenyataan bahwa kekuasaan negara
dikenal sebagai kontrak sosial. Magna Charta adalah salah satu contoh bagaimana
pemikir yang menjadi produk pergolakan politik abad ke-17 sekaligus menjadi
pondasi keberadaan negara modern. Mereka adalah Thomas Hobbes dan John
perbedaan asumsi mengenai konsep kontrak sosial dan negara. Hobbes melihat
tetapi, Locke melihat manusia dilahirkan bukan untuk bersaing tetapi untuk
1
negara tentu juga patut dipertanyakan. Landasan filosofis inilah yang membawa
khalayak pada kenyataan bahwa setiap masyarakat pasti memiliki tujuan. Tujuan
masyarakat tidak bisa dibebankan pada seorang saja. Mereka membutuhkan suatu
2
BAB II
PEMBAHASAN
Thomas Hobbes adalah salah satu filsuf politik yang terkemuka. Dia hidup
bersamaan dengan keadaan korup Inggris abad ke-17. Tidak seperti Locke, dia
adalah seorang filsuf yang sulit untuk diklasifikasikan pada kelompok tertentu.
Dia merupakan seorang empiris tetapi dia sangat berbeda dengan para empiris
seperti jam tangan. Manusia dapat bergerak dan bekerja karena manusia adalah
menggerakkan manusia adalah nafsunya. Nafsu yang paling kuat dalam diri
(Hobbes) memandang manusia sebagai mesin tanpa kebebasan dan akal budi,
tanpa suara hati dan rasa tanggung jawab ia membangun suatu tatanan sosial
Galilei. Jika Galileo berpendapat bahwa alam semesta ibarat mesin raksasa dan
3
manusia sebagai mesin-mesin yang berpikir. Asumsi seperti ini yang kemudian
dia kembangkan dalam teori kontrak sosial. Dengan mengakui kekuatan akal dan
keadaan alamiah. Kehidupan manusia hanyalah suatu usaha terus menerus dalam
memuaskan hawa nafsu dan mencari kebahagiaan dan menghindari apa yang
tidak disukainya. Hakikat alamiah tersebut akan membawa manusia untuk saling
bersaing dan berebut kuasa. Manusia akan saling memerangi manusia lainnya.
Ketiga faktor yang membuat mereka bertarung adalah (1) kecenderungan untuk
meraih kebesaran diri; (2) faktor kesetaraan manusia; dan (3) faktor agama. Oleh
karena itu, mereka akan melakukan apapun yang menurut mereka akan menjamin
dirinya tidak akan dibunuh atau dirampok makanannya atau pun pasangannya.
Keadaan alamiah adalah keadaan perang. Tidak ada sesuatu yang bisa mencegah
orang untuk tidak membunuh, melukai, atau merampok orang lain. Dalam hal ini
menggarap lahan bukanlah hal yang penting, hal ini terjadi karena tidak dapat
dipastikan siapa yang memetik hasil panennya. Kebutuhan manusia yang utama
adalah keluar dari keadaan alamiah. Naluri mempertahankan nyawa inilah yang
nafsunya dibatasi.
4
Manusia sangat membutuhkan kekuasaan bersama untuk menghindari
ketika mereka telah bersepakat maka Segala hak mereka berakhir dan harus
menaati semua aturan penguasa. Dengan kata lain, masyarakat melalui negara
dalam:
“(1) negara harus kuat tanpa tanding sehingga dapat memastikan ketaatan para
(2) negara harus menetapkan suatu tatanan hukum bahwa setiap orang yang tidak
rakyat. Dia khawatir apabila manusia harus kembali pada keadaan alamiah. Akan
tetapi, jika raja tidak cukup kuat dalam menegakkan hukum dan ketertiban maka
tidak ada satu alasan-pun yang bisa mencegah mereka yang dikuasai untuk
5
menumbangkan penguasa. Mereka harus memilih menumbangkan rajanya
memberikan segala hak yang melekat pada negara. Negara kemudian melalui
keadilan atau tuntutan moral. Apa yang adil dalam kehidupan bernegara
ditentukan oleh negara. Keadilan adalah apa yang sesuai dengan undang-undang,
undang, para warga negara akan kehilangan motivasi untuk bersikap taat
kepadanya.
berpendapat bahwa bagi Hobbes semua bentuk negara baik, asal saja kekuasaan
Inggris, dia setuju bila parlemen yang berkuasa tetapi pada saat yang sama raja
terlihat begitu fanatik pada ketertiban sosial yang diciptakan oleh sistem feodalis-
patriarki
Inggris. Wajar apabila kemudian dia memberikan penguasa ideal dalam diri
6
John Locke adalah seorang filsuf sekaligus pemikir yang lahir pada medio
1632. Dia hidup di tengah gejolak dua revolusi. Revolusi Puritan 1648 membawa
pemikirannya tentang manusia dan dunia. Dia mulai memahami apa yang
dan suatu sistem yang menjamin adanya hak asasi tersebut adalah inti dari teori
kontrak sosial Locke. Menurut Wijaya (2013), hak-hak yang terampas dari
kehidupan manusia adalah hak untuk memiliki hidup, bebas, properti, dan
agama semakin meruncing. Dia merasa hal tersebut sebagai kekacauan utama
di sisi yang lain urusan gereja merujuk pada urusan batiniah antara seseorang
kepemilikan dan kebebasan rakyat. Dia percaya bahwa kontrak sosial dipercaya
7
adalah legitimasi otoritas politik untuk membatasi kewenangan setiap subjek dan
hak dari setiap penguasa dari seluruh manusia yang secara alamiah terlahir bebas
dan setara.
rakyat. Hal ini berarti pada hakikatnya seluruh aktivitas rakyat akan ditentukan
oleh persetujuan rakyat. Namun, hanya manusia yang bebas (bukan budak) yang
bersepakat untuk berpikir dan bertindak dalam satu pemerintahan yang berdaulat
tanpa sebuah pemerintahan yang disebut keadaan alamiah dan manusia hanya
dibatasi oleh hukum alam. Hukum tersebut memiliki berbagai kelemahan yang
untuk keluar dari permasalahan ini adalah keluar dari keadaan alamiah dan
sebuah komunitas yang biasanya disebut ketua atau kepala suku. Kepala suku ini
8
yang kemudian menjalankan ketiga fungsi legislatif, eksekutif, dan yudikatif
terlihat kerumitan dalam menentukan apakah bangsa atau negara terlebih dahulu
karena para pendiri bangsa berpijak pada kebangsaan Indonesia hadir atas reaksi
pada negara kolonial (Hindia-Belanda) yang berarti tanpa disadari lebih dahulu
terdapat
dominions (kedua konsep yang dimaksud oleh Locke ini berbeda dengan apa
yang dipahami saat ini. keduanya merujuk pada pemerintahan di pusat dan di
Locke sendiri juga berpartisipasi dalam proses tersebut sebagai salah satu
Carolina pada tahun 1669. Esai tersebut menjelaskan bagaimana cara membentuk
pemerintahan dan Masyarakat koloni dapat dikontrol oleh pemilik tanah yang
hukum dan struktur sosial yang sesuai sehingga dapat menjamin kehidupan yang
9
layak bagi setiap insan dan mengisi semua posisi eksekutif setelah
alamiah manusia dan menjauhi keadaan perang dalam tiga kekuatan: legislatif,
Kota Fictopolis adalah kawasan hutan yang luas di mana berbagai kelompok
keluarga tinggal tersebar dan hidup sebagai pemburu dan pengumpul. Setiap
keluarga memiliki wilayah mereka sendiri untuk berburu dan mengumpulkan,
tetapi seringkali terjadi pertikaian antar keluarga karena sumber daya yang
terbatas.
Seiring waktu, pertikaian ini mulai meningkat. Setiap keluarga merasa terancam
oleh keluarga lain dan seringkali harus mempertahankan sumber daya dan
wilayah mereka. Kehidupan di Fictopolis menjadi penuh dengan ketidakpastian
dan ketakutan.
10
peraturan bersama yang akan ditaati oleh semua keluarga. Dalam kesepakatan
ini, setiap keluarga menyerahkan sebagian dari kebebasan mereka untuk berburu
di mana pun mereka inginkan, demi keamanan dan ketertiban bersama. Sebagai
gantinya, mereka membentuk sebuah dewan yang bertugas menjaga ketertiban
dan memastikan semua keluarga mendapatkan sumber daya yang cukup.
Ini adalah contoh sederhana dari bagaimana teori kontrak sosial bisa diterapkan
dalam suatu kasus. Di dunia nyata, teori ini digunakan untuk menjelaskan asal-
usul negara dan pemerintah serta untuk memahami hubungan antara individu
dengan masyarakat dan pemerintah.
11
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Teori kontrak sosial menurut Hobbes dan Locke terlihat sama tetapi
tetapi, Locke melihat manusia sebagai kertas putih tanpa noda. Manusia hidup
Keinginan untuk memiliki membuat mereka saling berebut satu sama lain hingga
terjadilah konflik dan perang. Keadaan perang menuntut Hobbes dan Locke
mencari jalan keluarnya. Mereka seirama untuk mengajukan kontrak sosial sebagai
12
rakyat. Akan tetapi, negara ideal bagi mereka juga berbeda. Hobbes mendambakan
3.2 Saran
untuk memastikan bahwa perjanjian sosial yang ada tetap relevan dengan
13
DAFTAR PUSTAKA
Negri Wijaya D. 2016. “Kontrak Sosial Menurut Thomas Hobbes Dan John Locke”.
Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis
Anjas A. 2018. Materi Mata Kuliah Ekologi Pemerintahan.
https://ahmadianjas.blogspot.com/2018/02/materi-mata-kuliah-ekologi-
pemerintahan.html [15 Februari 2018]
14