Adoc - Pub Metodologi-Penelitian
Adoc - Pub Metodologi-Penelitian
30
model pemanfaatan gas alam sebagai utilitas bahan bakar dapat dilihat pada
Gambar III. 3.
CONVENTIONAL
H2O Udara + H2O
WHB ~ Steam ~ W
Model Konvensional
WHB Tungku
Primary Reformer
2. Konfigurasi Model I, pada konfigurasi ini gas alam dimanfaatkan sebagai bahan
baku dan bahan bakar di primary reformer, sedangkan batubara dimanfaatkan
sebagai bahan baker pemenuhan utilitas melalui proses pembakaran dengan
udara. Skema Model I dapat dilihat pada Gambar III. 4.
Skema pemanfaatan batubara sebagai bahan bakar via pembakaran
langsung dapat dilihat pada Gambar III. 5. Dengan digunakannya batubara
sebagai bahan bakar via pembakaran langsung otomatis unit-unit turbin gas,
WHB dan package boiler tidak digunakan lagi melainkan diganti dengan boiler
batubara dan turbin uap sebagai penghasil listrik dan steam. Terdapat dua
konfigurasi pemanfaatan batubara sebagai utilitas bahan bakar. Pertama, steam
31
dibangkitkan pada tekanan tinggi kemudian diekspansi hingga tekanannya
mencapai tekanan steam utilitas, kedua steam dibangkitkan pada tekanan steam
utilitas kemudian dibagi sebagaian untuk membangkitkan listrik dan sebagian
untuk utilitas.
Model I : Gas alam untuk proses dan bahan bakar Primary Reformer dan Batubara untuk bahan bakar utilitas
Gambar III. 5. Skema pemanfaatan batubara sebagai utilitas bahan bakar via
pembakaran langsung
3. Konfigurasi Model II, pada konfigurasi ini gas alam masih digunakan sebagai
bahan baku dan bahan bakar primary reformer namun batubara digunakan
sebagai bahan bakar setelah sebelumnya dikonversi menjadi gas produser
melalui proses gasifikasi. Skema Model II dapat dilihat pada Gambar III. 6,
sedangkan skema pemanfaatan gas produser sebagai utilitas bahan bakar pada
Gambar III. 7. Pemanfaatan gas produser sebagai bahan bakar gas pengganti gas
alam tidak memerlukan instalasi unit baru selain gasifier namun memerlukan
32
beberapa modifikasi perpipaan, kompresor dan ruang bakar. Selain itu
pembangkitan steam juga dibantu dengan adanya WHB dari unit gasifikasi yang
memanfaatan aliran keluaran gas produser.
Model II : Gas alam untuk proses dan bahan bakar Primary Reformer dan Batubara untuk bahan bakar utilitas via gasifikasi
H 2O Udara + H2O
To
Proses Primary Secondary Shift CO2 Metanasi Ammonia
Gas Alam Reformer Reformer Converter Removal
Converter
Utilitas
Primary Reformer ~ Q
Udara
Gas Turbine ~ Listrik
Gas CO2
Batubara Utilitas produser
Gasifikasi Boiler ~ Steam ~ W
O2 WHB ~ Steam ~ W
H2O
Gambar III. 7. Skema pemanfaatan gas produser sebagai utilitas bahan bakar
33
tingginya konsentrasi gas CO dan CO2 di gas produser mengharuskan dibangun
lagi unit-unit baru untuk mengolah gas produser menjadi gas sintesis. Pada
konfigurasi ini tidak diperlukan reformer lagi. Unit penghilangan sulfur (Sulphur
Removal) masih diperlukan pada upgrading gas produser karena walaupun
batubara Indonesia pada umumnya memiliki kandungan sulfur yang kecil namun
proses-proses upgrading selanjutnya dan ammonia synthesis memiliki
persyaratan kandungan sulfur yang cukup ketat sebesar maksimal 1 ppm. Skema
konfigurasi Model III dapat dilihat pada Gambar III. 8 dan III. 9. Pada
konfigurasi ini diperlukan boiler tambahan untuk membangkitkan steam pada
steam system karena tidak ada lagi unit reformer.
Model III : Batubara digunakan sebagai bahan bakar utilitas dan bahan baku ammonia via gasifikasi
H2O
Boiler ~ Steam ~ W
H2O
O2
WHB ~ Steam ~ W
N2 To Ammonia
Udara ASU
Converter
34
menguji kehandalan model simulasi. Persamaan keadaan yang digunakan dalam
simulasi terbagi menjadi dua; yang pertama persamaan PR-BM (Peng Robinson dan
Boston Mathias) untuk proses gasifikasi dan gas sintesis dan yang kedua ElecNRTL
untuk absorbsi CO2. Penggunaan persamaan keadaan ini sesuai dengan rekomendasi
dari Aspen pada simulasi proses yang melibatkan gas sintesis maupun absorbsi CO2.
Gambar III. 9. Skema sistem utilitas pembangkitan listrik dan steam Model III
35
Tabel III. 1. Spesifikasi aliran gas alam
Gas Alam
o
Temperatur, C 25
Heat loss, % thd bb -
Rasio O2/bb (kg/kg) -
Rasio steam/bb (kg/kg) -
Tekanan , atm 30
Komposisi CO -
H2 -
CH4 82,54%
C2H6 6,46%
C3H8 3,94%
i-C4H10 0,63%
i-C5H12 0,20%
C6H14 0,07%
CO2 5,10%
N2 -
H2S 8,44 ppm
H2O -
GHV, kJ/Nm3 40505
LHV, kJ/Nm3
36
yang digunakan. Perhitungan neraca massa unit ini dilakukan secara kualitatif
saja berdasarkan data literatur. Hal yang sama dilakukan untuk mengevaluasi
banyaknya tar dan abu yang dihasilkan dari pemrosesan batubara. Gasifikasi
batubara dilakukan pada tekanan 30 bar, perbandingan oksigen terhadap
batubara (O/C) sebesar 0.4 dan perbandingan steam terhadap batubara (S/C)
sebesar 0.1. Gasifikasi batubara dilakukan dengan media penggasifikasi oksigen
murni baik yang berasal dari unit ASU (Model III) ataupun dibeli dari luar pabrik
(Model II).
Tabel III. 2. Spesifikasi batubara Tanjung Enim
Batubara Tanjung Enim Air Laya
Ultimat, %berat (db)
Abu 5,29 2,78
C 63,6 58,06
H 3,8 6,89
S 0,55 0,36
N 0,7 0,93
O 26,1 30,98
Proksimat, %berat (db)
Moisture (wb) 18,7 21,37
Abu 5,29 2,78
VM 51,78 44,5
FC 42,93 52,72
HHV, kcal/kg 4860 5666
4. Simulasi pembersihan dan upgrading gas produser, simulasi ini meliputi simulasi
pembersihan gas produser dari abu, sulfur, kemudian shift converter dan CO2
Removal. Unit pembersihan abu dan sulfur tidak ikut disimulasikan namun hanya
diwakili oleh unit pemisah saja. Efisiensi pemisahan pada unit ini dianggap
100%.
5. Simulasi pemisahan udara melalui proses kriogenik, oksigen yang dihasilkan dari
unit ini digunakan untuk gasifikasi sedangkan nitrogen yang dihasilkan
digunakan sebagai bahan baku ammonia. Simulasi yang dilakukan pada proses
ini merupakan simulasi sederhana dari proses pemisahan udara, yang terdiri dari
kompresi udara, pendinginan dan distilasi.
37
Hasil simulasi masing-masing konfigurasi proses digunakan untuk menghitung
beberapa parameter yang akan digunakan sebagai parameter pembanding kinerja
setiap konfigurasi.
Unit-unit model Aspen Plus yang digunakan dalam simulasi ini diantaranya:
1. Reaktor: RStoic dan RGibbs. Model-model reaktor ini digunakan sebagai model
reaktor pengeringan batubara, gasifikasi, reformer dan shift converter.
2. Pemisahan: Flash2, Separator, DSTWU dan RadFrac. Model unit pemisah ini
digunakan sebagai model unit pemisahan uap-cair, gas-padat, distilasi dan
absorber.
3. Penukar panas: Heater dan HeatX. Proses penukaran panas antar aliran
disimulasikan dengan menggunakan model penukar panas HeatX sedangkan
penukaran panas dengan utilitas dimodelkan dengan menggunakan penukar
panas Heater.
4. Pengubah tekanan: Pump and Comp. Efisiensi unit ini menggunakan nilai
efisiensi yang telah ditetapkan oleh Aspen.
5. Pembagi dan penggabung aliran: FSplit dan Mixer. Mixer dioperasikan untuk
mencampurkan aliran-aliran dengan tekanan yang sama.
6. Fasilitas pendukung: beberapa fitur dalam Aspen yang sanagt berguna dalam
melakukan simulasi proses dinataranya sebagai berikut.
a. Design Spec, untuk melakukan spesifikasi variabel aliran dengan
memanipulasi satu variabel masukan
b. Sensitivity, untuk melihat pengaruh suatu variabel masukan terhadap besaran
lainnya.
c. Optimization, untuk melakukan optimisasi suatu parameter dengan
memaksimalkan atau meminimasi fungsi objektif tertentu. Pada fitur ini
dapat dilakukan manipulasi terhadap berbagai variabel.
d. Calculator, digunakan untuk melakukan perhitungan-perhitungan
berdasarkan persamaan tertentu dalam menspesifikasi variabel masukan,
maupun perhitungan lainnya.
e. Transfer, digunakan untuk mentransfer data suatu aliran ke aliran lainnya.
38
III. 4. Studi Kelayakan Ekonomi
Studi kelayakan ekonomi dilakukan dengan menghitung variabel-variabel
analisis ekonomi. Besaran-besaran yang dihitung diantaranya:
1. Investasi, perhitungan investasi meliputi perhitungan pembuatan unit baru seperti
boiler batubara, gasifier dan lain-lain termasuk biaya modifikasi peralatan lama.
Perhitungan investasi dilakukan terhadap peralatan utama, sedangkan harga
peralatan pendukung lainnya dihitung sebagai fraksi dari harga peralatan utama.
2. Modal kerja, dihitung berdasarkan fraksi dari investasi, atau dapat juga dihitung
berdasarkan biaya operasi selama tiga bulan pertama setelah pabrik dijalankan.
3. Biaya produksi, dihitung dengan mempertimbangkan biaya sebagai berikut:
a. Bahan baku: batubara, steam untuk gasifikasi dan O2
b. utilitas: udara tekan, steam, air pendingin dan listrik
c. upah buruh bulanan
d. plant overhead: biaya untuk keselamatan kerja, perawatan mesin,
transportasi dan lain-lain
e. marketing expenses
f. administration and office expenses
g. gaji pegawai:
h. asuransi
i. depresiasi peralatan
j. research and development
4. Pajak dan suku bunga
Penjualan, penjualan dihitung berdasarkan banyaknya produk yang dihasilkan
terhadap harga jual produk. Pada evaluasi ekonomi masing-masing model
produk merupakan komponen-komponen yang bernilai jual yang dihasilkan dari
lingkup simulasi.
Penghitungan harga peralatan utama dihitung berdasarkan kapasitas dari
peralatan yang didapat dari perhitungan neraca massa dan energi hasil simulasi.
Studi kelayakan ekonomi dilakukan dengan menghitung pay back period, ROI, IRR
dan NPV.
39