Anda di halaman 1dari 8
KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KEMENTERIAN DALAM NEGERI, DENGAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL, DENGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT, DENGAN KEMENTERIAN PERTANIAN, DENGAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN, DENGAN KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA, DENGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL, DAN KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI NOMOR : 199/608/SJ NOMOR : NKB 01/M.PPN/01/2021 NOMOR : 01/PKS/M/2021 NOMOR : 03/Mow/HK.220/M/1/2021 NOMOR : PKS.2/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2021 NOMOR : PERJ-1/MBU/01/2021 NOMOR : 01.1/SKB-HK.03.01/1/2021 NOMOR : 04/M/HK.07.01/1/2021 TENTANG. REVITALISASI GERAKAN NASIONAL KEMITRAAN PENYELAMATAN AIR Pada hari ini, Jum’at tanggal Lima Belas bulan Januari tahun Dua Ribu Dua Puluh Satu (15-01-2021), bertempat di Jakarta, yang bertandatangan di bawah ini : 1, MUHAMMAD TITO : Menteri dalam Negeri__yang — diangkat KARNAVIAN berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 113/P Tahun 2019 dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Dalam Negeri, berkedudukan di Jalan Medan Merdeka Utara Nomor 7 Jakarta Pusat, untuk selanjutnya disebut PIHAK KESATU. 2, SUHARSOMONOARFA : Menteri —— Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala_ Badan _—Perencanaan Pembangunan Nasional yang — diangkat, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 113/P Tahun 2019 dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan _Nasional, berkedudukan di Jalan Taman Suropati Nomor 2 Jakarta Pusat, untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. 3. M, BASUKI : Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan HADIMULJONO Rakyat yang diangkat berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 113/P Tahun 2019 dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang berkedudukan di Jalan Pattimura Nomor 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan, : untuk selanjutnya disebut PIHAK KETIGA. 4. SYAHRUL YASIN LIMPO : Menteri Pertanian yang diangkat berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 113/P Tahun 2019 dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Pertanian yang berkedudukan di Jalan Harsono RM Nomor 3 Ragunan Jakarta Selatan, untuk selanjutnya disebut PIHAK KEEMPAT. 5. SITI NURBAYA : Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang diangkat berdasarkan —_Keputusan Presiden Nomor 113/P Tahun 2019 dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian —_Lingkungan Hidup dan. Kehutanan, berkedudukan di Gedung Manggala Wanabakti Jalan Gatot Subroto Senayan, Jakarta, untuk selanjutnya disebut PIHAK KELIMA. 6. ERICK THOHIR : Menteri Badan Usaha Milik Negara yang diangkat berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 113/P Tahun 2019 dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Badan Usaha Milik Negara, berkedudukan di Jalan Medan Merdeka Selatan Nomor 13 Jakarta Pusat, untuk selanjutnya disebut PIHAK KEENAM. 7. SOFYAN A, DJALIL : Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan 8. Pertanahan Nasional yang_—diangkat berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 113/P Tahun 2019 dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, berkedudukan di Jalan Sisinmangaraja Nomor 2 Kebayoran Baru Jakarta Selatan, untuk selanjutnya disebut PIHAK KETUJUH. ABDUL HALIM : Menteri Desa, Pembangunan Daerah ISKANDAR Tertinggal, dan Transmigrasi yang diangkat berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 113/P Tahun 2019 dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan ‘Transmigrasi, berkedudukan di Jalan Taman Makam Pahlawan Kalibata Nomor 17 Jakarta Selatan, untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDELAPAN. PIHAK KESATU, PIHAK KEDUA, PIHAK KETIGA, PIHAK KEEMPAT, PIHAK KELIMA, PIHAK KEENAM, PIHAK KETUJUH dan PIHAK KEDELAPAN, selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai PARA PIHAK dan secara sendiri-sendiri disebut sebagai PIHAK, dalam kedudukan dan jabatan tersebut di atas a terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut: bahwa PIHAK KESATU mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang pemerintahan dalam negeri untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. bahwa PIHAK KEDUA, mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. bahwa PIHAK KETIGA mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. bahwa PIHAK KEEMPAT mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang pertanian dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. . bahwa PIHAK KELIMA mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang lingkungan hidup dan kehutanan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. bahwa PIHAK KEENAM mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pembinaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan berkedudukan sebagai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) / Pemegang Saham atau pemilik modal pada BUMN; bahwa PIHAK KETUJUH mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agraria/pertanahan dan tata ruang untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. bahwa PIHAK KEDELAPAN mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pembangunan desa dan kawasan perdesaan, pemberdayaan masyarakat esa, percepatan pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai berikut: 1, Undang-Undang Nomor 15 tahun 1997 tentang Ketransmigrasian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 29 tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 tahun 1997 tentang Ketransmigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5050); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 - 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali teralchir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 5. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 299, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5608); 6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 190, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6405); 7. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2019 tentang Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 201, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6412); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 62, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5292); 9. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 10); 10.Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2018 tentang Percepatan Penyediaan Embung Kecil dan Bangunan Penampung Air Lainnya di Desa. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas PARA PIHAK sepakat untuk mengadakan Kesepakatan Bersama Tentang Revitalisasi Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GN-KPA) yang selanjutnya disebut dengan kesepakatan bersama, dengan ketentuan sebagai berikut : ay (2) MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 1 Kesepakatan Bersama ini dimaksudkan sebagai upaya bersama untuk memanfaatkan sumber daya yang ada pada PARA PIHAK dalam rangka mendukung dan melaksanakan Revitalisasi Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GN-KPA) secara terpadu yang didasarkan saling membantu, saling mendukung sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kesepakatan Bersama ini bertujuan untuk a. Mendukung Revitalisasi._ GN-KPA dalam rangka —_mengembalikan keseimbangan siklus hidrologi pada Daerah Aliran Sungai (DAS), sehingga keandalan sumber-sumber air baik kualitas, kuantitas maupun kontinuitas airnya dapat dicapai melalui program pemerintah pusat dan daerah, pelibatan dunia usaha, dan peran serta masyarakat. b. Meningkatkan kerja sama dan koordinasi di antara PARA PIHAK dalam rangka mendukung Revitalisasi GN-KPA. RUANG LINGKUP Pasal 2 Ruang lingkup Kesepakatan Bersama ini meliputi : 1. a (2) @) Pelaksanaan Komponen Kegiatan yang mendukung pencapaian Revitalisasi GN-KPA yaitu: a, Penataan ruang, penataan pembangunan fisik, penatagunaan tanah dan pehataan kependudukan; b. Konservasi tanah dan air serta konservasi sumber daya air; c. Pengendalian daya rusak air; d. Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air; ¢. Bfisiensi dalam pengelolaan pemanfaatan air; dan f, Pendayagunaan sumber daya air. Penyediaan sarana dan prasarana untuk mendukung pencapaian Revitalisasi GN-KPA, Penyediaan lokasi dalam rangka mendukung Revitalisasi GN-KPA. Penyediaan Sumber Daya Manusia untuk mendukung Revitalisasi GN-KPA. PELAKSANAAN Pasal 3 Pelaksanaan Kesepakatan Bersama ini akan ditindaklanjuti dengan Perjanjian Kerja Sama dan Rencana Kerja. Dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama dan Rencana Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PARA PIHAK akan menunjuk Pejabat Pimpinan ‘Tinggi Madya atau Pejabat lain yang memiliki tugas dan fungsi terkait substansi pelaksanaan kerja sama. Perjanjian Kerja Sama dan Rencana Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disusun paling lambat 3° (tiga) bulan terhitung sejak tanggal ditandatanganinya Kesepakatan Bersama ini. JANGKA WAKTU Pasal 4 (1) Kesepakatan Bersama ini berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun, terhitung sejak tanggal ditandatanganinya Kesepakatan Bersama ini oleh PARA PIHAK. (2) Kesepakatan Bersama ini dapat diperpanjang atau diakhiri sebelum jangka waktu sebagaimana dimaksud ayat (1) berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK. (3) Untuk perpanjangan Kesepakatan Bersama ini, PARA PIHAK terlebih dahulu melakukan koordinasi dan konsultasi atas Rancangan Kesepakatan Bersama yang baru paling lambat 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya Kesepakatan Bersama ini. (4) Dalam hal salah satu PIHAK berkeinginan untuk mengakhiri Kesepakatan Bersama ini sebelum jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berakhir, maka PIHAK yang berkeinginan untuk mengakhiri, wajib memberitahukan maksud tersebut secara tertulis kepada PIHAK lainnya, paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya Kesepakatan Bersama ini. MONITORING DAN EVALUASI Pasal 5 PARA PIHAK melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan Kesepakatan Bersama secara berkala paling sedikit 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun yang hasilnya dapat digunakan sebagai bahan laporan dan masukan untuk perencanaan program selanjutnya. ADENDUM Pasal 6 (1) Hal-hal yang diatur dalam Kesepakatan Bersama ini dapat diubah berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK yang selanjutnya dituangkan dalam amandemen dan/atau Adendum Kesepakatan Bersama yang ditandatangani PARA PIHAK. (2) Perubahan berupa penambahan dan/atau pengurangan terhadap_ isi Kesepakatan Bersama ini dilakukan berdasarkan persetujuan PARA PIHAK dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Kesepakatan Bersama ini. PEMBIAYAAN Pasal 7 Segala biaya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan Kesepakatan Bersama ini dibebankan pada anggaran PARA PIHAK dan/atau sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. PENUTUP Pasal 8 Kesepakatan Bersama ini dibuat dan ditandatangani, dalam 8 (delapan) rangkap asli masing-masing di atas kertas bermeterai cukup, dan mempunyai kekuatan hukum yang sama untuk PARA PIHAK, Fale eee id a fiaec PENUTUP, Pasal 8 Kesepakatan Bersama ini dibuat dan ditandatangani, dalam 8 (delapan) rangkap asli masing-masing di atas kertas bermeterai cukup, dan mempunyai kekuatan hukum yang sama untuk PARA PIHAK, -PIHAK KEDUA, 30 MONOARFA

Anda mungkin juga menyukai