Zainab binti Khuzaimah bin Haris dan Hindun binti Auf
berasal dari keluarga yang disegani dan dihormati oleh masyarakat Mekah. Sebelum masuk islam, ia mendapat julukan Ummul Masakin, ibu orang orang miskin. Dalam kehidupan sehari hari, Zainab jauh dari kebiasaan jahiliyah yang merusak, karena itulah setelah Rasulullah Saw mendapatkan wahyu dan menyiarkan agama Islam, Zainab langsung menyatakan keimanannya. Setelah dewasa Zainab menikah dengan Thufail bin Haritz. Karena tidak kunjung dikaruniai keterunan, Thufail kemudian menceraikan Zainab. Setelah Zainab menjadi seorang janda, Ubaidah bin Haritz yang juga termasuk saudara Thufail ingin menikahi Zainab untuk memuliakan kedudukan Muslimah tersebut. Ubaidah bin Haritz merupakan salah seorang prajurit penunggang kuda yang sangat kuat dan perkasa. Ketika berkecamuk perang badar, Ubaidah menjadi salah satu pejuang muslim yang melawan orang orang Quraisy. Namun akhirnya Ubaidah wafat dalam peperangan tersebut. Zainab pun Kembali menjadi janda. Melihat kondisi Zainab seperti itu, Rasulullah kemudian meminang Zainab. Beliau ingin melindungi dan meringankan beban Zainab. Selain itu, Rasulallah Saw menyukai sifat dermawan dan kelembutan Zainab terhadap orang orang miskin. Zainab mulai menjalani hari harinya sebagai istri Rasulullah Saw. Sayangnya beberapa bulan setelah menikah, Zainab meninggal dunia.