Anda di halaman 1dari 4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Masdar
Bahasa Arab adalah bahasa yang memiliki kaitan erat dengan agama Islam. Al-Qur'an yang
ditulis dalam bahasa Arab menjadikan bahasa ini penting bagi umat Islam untuk memahami
isi kitab suci tersebut. Al-Quran mengandung pesan-pesan Allah yang ditujukan kepada umat
manusia, sehingga mempelajari bahasa Arab menjadi kewajiban bagi umat Islam.

Menurut Dr. Mukhtar Umar dalam kitabnya yang berjudul Nahwul Asasiy, masdar adalah
kata yang menunjukkan suatu kejadian atau perbuatan yang tidak memiliki keterangan
waktu , tempat dan subjek.

Masdar adalah salah satu kajian dalam Ilmu Sharaf atau Morfologi dalam Bahasa Arab. Ilmu
Sharaf sendiri mempelajari tentang perubahan struktur bangunan kata. Mashdar menjadi
kajian yang membahas tentang isim dan fiil.

Masdar adalah bagian penting dalam struktur kalimat bahasa Arab. Meskipun tidak
memberikan informasi tentang waktu, tempat, atau subjek secara langsung, penggunaan
masdar dalam kalimat bisa memberikan nuansa tertentu atau memfokuskan pada tindakan
atau perbuatan itu sendiri.

Dilansir dari jurnal Ilmiah Al Mu’ashirah berjudul “Mashdar dalam Surat Al-Kahfi:Suatu
Kajian Morfologis”, masdar adalah bentuk kata kerja yang memiliki peranan penting dalam
ilmu sharaf, yaitu cabang ilmu yang mempelajari struktur kata dalam bahasa tersebut. Masdar
dapat dijelaskan sebagai bentuk kata kerja yang digunakan untuk mengungkapkan tindakan
atau peristiwa tanpa menyertakan informasi tentang waktu kapan peristiwa tersebut terjadi.

Meskipun masdar tergolong dalam kategori tersendiri, kajian ini memiliki kaitan erat dengan
dua konsep utama dalam bahasa Arab, yaitu isim (kata benda) dan fiil (kata kerja). Isim
masdar dan fiil memiliki persamaan dalam cara kerja, yaitu menggambarkan tindakan atau
perbuatan. Namun terdapat perbedaan utama yaitu masdar tidak menunjukkan keterangan
waktu yang menghubungkan peristiwa dengan saat tertentu.
Peran masdar dalam struktur kalimat bahasa Arab sangatlah signifikan. Terutama dalam
konteks agama, seperti Al-Quran. Masdar digunakan untuk membentuk kalimat yang
memusatkan perhatian pada tindakan atau peristiwa itu sendiri, tanpa merinci waktu atau
tempatnya.

Satu hal yang menarik adalah kemampuan masdar untuk berubah menjadi fiil dalam beberapa
kasus, menunjukkan keterkaitan dan fleksibilitas antara bentuk kata dalam bahasa Arab. Oleh
karena itu, pemahaman tentang masdar memiliki implikasi penting dalam memahami struktur
kalimat, terutama dalam konteks klasik seperti pemahaman Al-Quran.

Dalam pembelajaran ilmu sharaf, masdar adalah subjek penting dalam analisis bahasa Arab.
Dengan memahami konsep ini, dapat dibedah lebih dalam struktur kalimat, pesan-pesan
keagamaan, dan wawasan yang lebih mendalam tentang bahasa Arab dan warisannya dalam
literatur keagamaan dan kultural.

B. Fungsi Masdar

Buku Terjemah Imrithi dan Penjelasannya karya Bahrudin Fuadh menjelasakan fungsi
masdar sebagai berikut.

1. Pengganti Fi'il (Kata Kerja)


Mashdar memiliki peran sebagai pengganti kata kerja (fi'il) dalam struktur kalimat. Ini berarti
bahwa dalam beberapa konteks, mashdar dapat menggantikan fungsi kata kerja. Untuk
memberikan makna waktu yang spesifik, biasanya huruf "ma" (‫ )َم ا‬ditambahkan untuk
mengindikasikan waktu sekarang, atau huruf "an" ( ‫ )َاْن‬ditambahkan untuk menunjukkan
waktu lampau atau yang akan datang.

Dengan menggunakan mashdar, kalimat dapat mengungkapkan tindakan atau perbuatan


dengan cara yang lebih abstrak, tanpa merinci informasi waktu yang spesifik.

2. Penjelas Asal Kata dan Tashrif


Fungsi lain dari mashdar adalah untuk memberikan penjelasan mengenai asal kata yang
nantinya akan mengalami tashrif, yaitu perubahan bentuk kata. Ini membantu untuk
menghindari kesalahan makna dalam kosakata. Tashrif yang umum digunakan dalam konteks
ini adalah tashrif istilahi, yaitu perubahan bentuk kata sesuai dengan aturan bahasa untuk
mengungkapkan makna yang lebih khusus.

C. Contoh Masdar

Misalnya, kata "dorabbu" ( ‫ )َضَر ُب‬yang berarti "memukul", dapat diubah menjadi "doraba-
yadoribu-dorabu" (‫ )َضَر ُب – َيْض ِر ُب – َضَرَبا‬untuk menggambarkan perubahan bentuk kata dalam
berbagai konteks.

Sebagai salah satu bagian dari struktur bahasa Arab, masdar dapat ditemukan di dalam ayat-
ayat Al-Quran. Berikut contoh masdar dalam Al-Quran.

1. Surat Al Fath Ayat 1


‫ِاَّنا َفَتۡح َنا َلَك َفۡت ًحا ُّم ِبۡي ًنا‬

Inna fatakhna laka fathan mubinaa

Lafadz fatakhna (‫ )َفۡت ًحا‬adalah masdar dari wazan (pola kata) fatakha-yaftakhu-fatkhan ( - ‫َفَتَح‬
‫)َيْفَتُح – َفْتًحا‬.

2. Surat Al Hajj Ayat 58


‫َو اَّلِذ ۡي َن َهاَج ُر ۡو ا ِفۡى َس ِبۡي ِل ِهّٰللا ُثَّم ُقِتُلۤۡو ا َاۡو َم اُتۡو ا َلَيۡر ُز َقَّنُهُم ُهّٰللا ِر ۡز ًقا َح َس ًنؕا‬

Walladziina hajaruu fi sabiilillahi tsumma qutiluu au matuu layarzuqonnahumullahu rizqon


hasanan

Lafadz rizqon (‫ )ِر ۡز ًقا‬adalah masdar dari wazan khasana-yakhsunu-khasanan ( – ‫ يحسن‬- ‫حسن‬
‫)حسنا‬.

3. Surat Al Kahfi Ayat 30


‫ِاَّن اَّلِذ ۡي َن ٰا َم ُنۡو ا َو َع ِم ُلوا الّٰص ِلٰح ِت ِاَّنا اَل ُنِض ۡي ُع َاۡج َر َم ۡن َاۡح َس َن َع َم اًل‬

Inna ladziina aamanuu wa ‘amilush sholkhaati inna la nudhiiu ajron man aksana ‘amalan
Lafadz ‘amalan ( ‫ )َع َم اًل‬adalah masdar dari wazan ‘amala-ya’malu-‘amalan (‫)َع َم َل يعمل َع َم ًال‬.

Anda mungkin juga menyukai