Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN MINI RISET

“TERAPI MENGGAMBAR UNTUK MENGHILANGKAN PENGARUH


HANDPHONE DAN HUBUNGAN SOSIAL TEMAN SEKOST “

MK : METODE RISET PSIKOLOGI EKSPERIMEN

DOSEN PENGAMPU :

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK:

1. EKA DARMAYANTI 198600003


2. MILI UTET SAGALA 198600005
3. UCOK LONGUNG HARAHAP 198600445
4. HALIMAH TUSSADIAH 198600300
5. ANGGI NADIA MARPAUNG 198600081

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MEDAN AREA

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis hadirkan Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan mini riset sebagai tugas mata
kuliah Metode Riset Psikologi : Eksperimen. Mini riset ini berjudul “PENGARUH
HANDPHONE DAN HUBUNGAN SOSIAL TEMAN SEKOST”. Namun sebagai manusia
biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Harapan penulis, semoga bisa menjadi
koreksi di masa mendatang agar lebih baik lagi dari sebelumnya. Penulis juga terima kasih
pula rekan-rekan dan semua pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini. Semoga mini
riset ini bisa memberikan sumbangan pikiran sekaligus bagi para pembaca.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Pengertian Handphone

B. Pengaruh Sosial

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Identifikasi Variabel

a.Pengaruh hanphone

b.Sosial

A.Subjek Penelitian

B.Alat Ukur Penelitian

C.Validitas

D.Rancangan Eksperimen

E.Analisis Data

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Pelaksanaan Penelitian dan Pengolahan Data

Pelaksanaan Penelitian Pretest

C.Pelaksanaan Terapi Menggambar

D.Pelaksanaan Penelitian Postest

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


A.Kesimpulan

B.Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam tatanan hidup bermasyarakat, perlu adanya sikap dan perilaku yang
bisa saling menghargai, menghormati antara satu dan yang lainnya, tidak menggangu
hak orang lain, serta toleran dalam hidup bermasyarakat. Hal tersebut merupakan
bagian dari pendidikan karakter yang perlu ditanamkan kepada anak sejak usia dini.
Tidak hanya guru di sekolah yang wajib menanamkannya, akan tetapi orang tua, serta
seluruh warga masyarakat perlu bersama-sama menanamkan nilai-nilai karakter pada
anak. Seperti yang diungkapkan oleh Lickona (2012, p.57) bahwa sekolah dan orang
tua seharusnya perlu bekerja sama dalam mengatasi masalah penurunan moral pada
anak saat ini. Dengan adanya kerja sama antara keduanya, maka akan meningkatkan
nilai moral sebagaimana yang diharapkan negara ini.
Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia
lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa
yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu
berkomunikasi.

Dalam hidup bermasyarakat, orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan


orang lain akan terisolasi dari masyarakatnya.. Pengaruh terisolasi ini akan
menimbulkan depresi mental yang pada akhirnya membawa orang kehilangan
keseimbangan jiwa. Oleh sebab itu menurut Dr. Everett Kleinjan dari East West
Center Hawaii, komunikasi sudah merupakan bagian kekal dari kehidupan manusia.
seperti halnya bernafas. Sepanjang manusia ingin hidup maka ia perlu berkomunikasi.
Oleh karena itu banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan
yang sangat fundamental bagi seseorang dalam kehidupan bermasyarakat.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sudah sedemikian cepat


sehingga tanpa kita sadari sudah mempengaruhi setiap aspek kehidupan manusia.
Dewasa ini produk teknologi sudah menjadi kebutuhan sehari-hari dalam
menjalankan aktivitas kehidupan. Penggunaan televisi, telepon facsimile, celluler
phone, dan internet sudah bukan menjadi hal yang anch ataupun baru lagi, khususnya
di kota-kota besar.
Tidak dapat dipungkiri teknologi informasi dan komunikasi menjadi ujung
tombak di era globalisasi yang kini melanda hampir di seluruh dunia. Kondisi ini
menjadikan lahirnya suatu dunia baru yang sering disebut dengan dusun global di
mana di dalamnya dihuni warga negara yang disebut warga jaringan. Hal yang sama
dikemukakan oleh Ashadi Siregar sebagaimana dikutip oleh Didik M. Arief Mansur:
Bahwa penggabungan komputer dengan telekomunikasi melahirkan suatu fenomena
yang mengubah model konfigurasi komunikasi konvensional, dengan melahirkan
suatu kenyataan dalam dimensi ketiga, jika dimensi pertama adalah kenyataan keras
dalam kehidupan empiris (biasa disebut dengan hard reality), dimensi kedua
merupakan kenyataan dalam kehidupan simbolik dan nilai-nilai yang dibentuk
(dipadankan dengan istilah soft reality) dengan dimensi ketiga dikenal kenyataan
maya (virtual reality) yang melahirkan suatu format masyarakat lainnya.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA

A. Alat Komunikasi Handphone (HP)


1. Sejarah Perkembangan Manusia Berkomunikasi Sebagai mahluk sosial manusia
senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui
lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya.
Rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu berkomunikasi. Proses komunikasi
pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang
(komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan,
informasi, opini dan lainlain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa
keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian,
kegairahan, dan sebagainya yang muncul dari lubuk hati.1 Komunikasi sebagai
suatu proses dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu proses primer dan proses
sekunder.
Proses Primer adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang
kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media.
Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat,
gambar, warna, dan lainnya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran
atau perasaan komunikator kepada komunikan. Sedangkan komunikasi dalam
proses sekunder, yaitu proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang
lain dengan mengggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai
lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media
kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya
berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya yang banyak, media itu bisa
melalui surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, bahkan
satelit dan masih banyak lagi media kedua yang sering digunakan dalam
komunikasi.

B. Pengertian Alat Komunikasi Handphone (HP)


Untuk menjelaskan mengenai alat komunikasi handphone maka kita harus
memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan alat dan komunikasi,
untuk menghindari penafsiran yang kurang tepat mengenai alat komunikasi
handphone tersebut. Telepon genggam sering disebut handphone (HP) atau
telepon selular (ponsel) adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang
mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran
tetap, namun dapat dibawa kemana-mana (portabel, mobile) dan tidak perlu
disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel. 8 Handphone
tersebut, merupakan pengembangan teknologi telepon yang dari masa ke masa
mengalami perkembangan, yang di mana perangkat handphone tersebut dapat
digunakan sebagai perangkat mobile atau berpindah-pindah sebagai sarana
komunikasi, penyampaian informasi dari suatu pihak kepihak lainnya menjadi
semakin efektif dan efesien. Jadi, dari pengertian di atas, alat komunikasi
handphone dapat diartikan suatu barang atau benda yang dipakai sebagai sarana
komunikasi baik itu berupa, lisan maupun tulisan, untuk penyampaian informasi
atau pesan dari suatu pihak kepihak lainnya secara efektif dan efesien karena
perangkatnya yang bisa dibawa kemana-mana dan dapat dipakai dimana saja.
BAB III
METODE PENELITIAN

Identivikasi variabel
a. Variabel Tergantung : penggunaan handphone
b. Variabel Terikat : hubungan sosial dengan teman sekost

a. Penggunaan handphone
Menurut definisi yang dikemukakan oleh Setijo (2010), handphone adalah
perangkat telekomunikasi telepon konvensional saluran tetap, namun dapat
dibawa kemanapun (portable, mobile) dan tidak perlu disambungkan dengan
jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel, wireless). Saat ini Indonesia
sudah mempunyai dua jaringan telepon nirkabel yaitu Global System for
Mobile Telecommunication (GSM) dan Code Division Multiple Access
(CDMA).

b. Hubungan sosial
adalah kegiatan interaksi sosial masyarakat yang melakukan tindakan untuk
memberi informasi dan mempengaruhi satu sama lainnya, hubungan ini bisa
bisa setabil jika dilakukan dengan kesadaran serta tolerasi akan tetapi jika
dilakukan dengan penyimpangan sosial maka yang timbul dari hubungan
masyarakat ialah adanya dinamika kelompok sosial, seperti
peperangam konflik sosial dan bentuk lainnya.

A. Subjek penelitian
Pada penelitian ini, semua siswa SMP Muhammadiyah Luwuk dijadikan sebagai
informan. Informan yang dipilih adalah yang memiliki pengetahuan yang cukup serta
mampu menjelaskan keadaan sebenarnya tentang objek penelitian. Adapun teknik
sampling yang digunakan adalah teknik insidental sampling yaitu teknik penentuan
sampel berdasarkan kebetulan. Artinya bahwa siapa saja siswa SMP Muhammadiyah
Luwuk yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti, dapat digunakan sebagai
sampel. Tentunya apabila siswa tersebut dipandang cocok untuk dijadikan sebagai
sumber data. Alasan penggunaan teknik ini karena keadaan siswa yang selalu
berkeliaran di luar kelas pada saat jam pelajaran. Oleh karena itu, pada penelitian
tentang pengaruh penggunaan handphone dan hubungan teman sebaya terhadap
perilaku sosial siswa SMP Muhammadiyah Luwuk, maka yang dijadikan subjek
penelitian adalah siswa SMP Muhammadiyah Luwuk menggunakan handphone.
Subjek penelitian terdiri dari 4 siswa putri dan 5 orang siswa putra, dengan rincian 3
orang siswa kelas VII, 2 orang siswa kelas VIII, dan 4 orang siswa kelas IX. Hal ini
dilakukan karena data yang didapatkan sudah dianggap jenuh, yaitu informan
memberikan jawaban yang sama, sehingga penelitian ini dihentikan.

B. Alat Ukur Penelitian


1. Observasi Langsung Penelitian ini menggunakan observasi langsung, di mana
observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan mengamati secara
langsung interaksi dan tingkah laku siswa SMP di Luwuk dalam berperilaku.
Dalam hal ini peneliti benar-benar terlibat langsung dalam kegiatan para
remaja SMP Muhammadiyah Luwuk sehingga penelitian dilakukan senatural
mungkin.
2. Wawancara Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara tidak
terstruktur. Hal ini bertujuan agar mendapatkan lebih banyak informasi
tentang penggunaan handphone serta hubungan antara teman sebaya dalam
perilaku sosial siswa SMP Muhammadiyah Luwuk. Peneliti melakukan
wawancara kepada 9 orang siswa, yang diambil dari setiap siswa yang
menggunakan handphone dan terlihat lebih ditakuti dalam kelompok
pertemanan. Dalam melakukan wawancara, peneliti juga menggunakan
pedoman wawancara, yang nantinya bisa dikembangkan lagi ketika
melakukan wawancara.
3. Dokumentasi Dalam penelitian ini, peneliti akan mengumpulkan data melalui
dokumen-doku men, seperti daftar siswa, catatan akademik, dan dokumen
pendukung lainnya. Peneliti juga mengambil gambar tentang
fenomenafenomena yang terjadi di SMP Muhammadiyah Luwuk, sebagai
bukti dari hasil penelitian.

C. Teknik Analisis Data Teknik analisis data


dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model analisis interaktif
seperti yang diungkapkan oleh Miles & Huberman (1994, p.12), yaitu proses analisis
yang dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Proses analisis ini
melalui empat tahapan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan. Adapun penjelasan empat tahapan proses analisis data tersebut
adalah, sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data Data yang diperoleh dari hasil observasi,
wawancara, dan dokumentasi dicatat dalam catatan lapangan yang
terdiri dari dua aspek yaitu deskripsi dan refleksi. Catatan deskripsi
merupakan data alami yang berisi tentang apa yang dilihat, didengar,
dirasakan, disaksikan, dan dialami sendiri oleh peneliti tanpa adanya
pendapat dan penafsiran dari peneliti tentang fenomena yang dijumpai.
Sedangkan catatan refleksi yaitu catatan yang memuat kesan, komentar
dan tafsiran peneliti tentang temuan yang dijumpai dan merupakan
bahan rencana pengumpulan data untuk tahap berikutnya. Untuk
mendapatkan catatan ini, maka peneliti melakukan wawancara
beberapa informan.
2. Reduksi Data Reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan,
penyederhanaan, dan abstraksi. Cara mereduksi data adalah dengan
melakukan seleksi, membuat ringkasan atau uraian singkat,
menggolongkan ke pola-pola dengan membuat transkip penelitian
untuk mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang
bagian yang tidak penting dan mengatur agar dapat menarik
kesimpulan. Penyajian Data.
3. Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang tersusun sehingga
memberikan kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Agar sajian data tidak menyimpang dari pokok
permasalahan maka sajian data dapat diwujudkan dalam bentuk
matriks, jaringan, atau bagan sebagai wadah bantuan informasi tentang
hal yang terjadi, kemudian data disajikan sesuai dengan apa yang
diteliti.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Persiapan Penelitian

Tahapan atau persiapan penelitian yang akan dilakukan, dimulai dengan penentuan daerah
penelitian yaitu melakukan survey, dan fasilitas penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan
rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori, dan identifikasi metode penelitian.
Selanjutnya membuat laporan penelitian. Pada langkah selanjutnya, peneliti menyiapkan alat
ukur psikologis yang akan diberikan kepada subjek penelitian

C.Pelaksanaan Terapi Menggambar

Pelaksanaan terapi menggambar dilakukan dengan cara meminta subjek peneliti untuk

menuangkan semua permasalahan hidupnya ke dalam gambar yang mereka inginkan. Subjek
sangat senang dengan menggambar, terlihat dari raut wajahnya yang tampak ceria, namun
sayang subjek tidak mengijinkan peneliti untuk mempublikasikan hasil karyanya dan tidak
ingin diketahui cerita atau analisis dari gambar yang digambar oleh subjek. Itu menjadi suatu
kendala yang penting namun tidak menyurutkan peneliti terhadap penelitian ini. Apakah ada
perubahan sosial terhadap kawan sekos

D.Pelaksanaan Penelitian Postest

pelaksanaan penelitian dilakukan sehari setelah subjek selesai menyelesaikan gambar, postest
dilakukan dengan menyebarkan skala sosial.penelitian ini juga melakukan pendekatan secara
individual atau pengamatan langsung kepada subyek peneliti. Dan melakukan wawancara
dengan subyek peneliti untuk mengetahui perkembangan sosialnya. Kemudian skala
penelitian tersebut diberi skoring.

No Aspek Penilaian 0 1 2 3
1. Sibuk sendiri v
2. Jadi malas v
3. Merasakan gangguan jika tidak main handphone v
4. Merasa lebih banyak menghabiskan waktu dengan v
Handphone
5. Lebih suka main Handphone dari pada beraktivitas v

Dari data diatas setelah subjek mengisi skala tersebut setidaknya kondisi psikis subjek mulai
membaik dapat dikatakan ia hanya mengalami gejalasosial rigan, hal yangw ajar dimiliki oleh
setiap orang.

Pembahasan

Menggambar sebagai terapi merupakan ekspresi dari subjek untuk menyalurkan perasaan
batinnya di sebuah media menggambar, emosi positif yang ia salurkan pada media gambar
tersebut tentu dapat meringankan permasalahan yang menumpuk di dalam dirinya

Mengambar dapat menjadi solusi bagi remaja dalam mengekspresikan pikiran dan perasaan
baik yang positif maupun yang negatif tentang diri, orang tua, keluarga, dan tuntutan dari
gurunya. Gambar dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan katarsis
dengan membebaskan perasaan dan memecahkan konflik secara aman.

Katarsis adalah mengungkapkan emosi yang dirasakan secara bebas. Katarsis sangat
dibutuhkan bagi seseorang yang sedang mengalami permasalahan kehidupan. Masing-masing
orang punya cara sendiri untuk melakukan katarsis, bisa melalui verbal, tertulis ataupun
seseorang bisa memilih sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya sendiri, misalnya melalui
kegiatan menggambar. Seperti yang dilakukan oleh subjek peneliti. Ketika menggambar,
subjek merasa menikmati semua kegiatannya, dan berusaha mengkomuniksikan
permasalahan kehidupannya kedalam simbol-simbol yang ada dalam lukisan. Hal ini yang
menjadikan dirinya semakin bisa mencurahkan semua isi hatinya, tanpa adanya rasa
ketakutan dan intimidasi dari orang lain

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan
B.Saran

Karena terbatasnya waktu yaitu dimana penelitian ini dilaksanakan hanya beberapa hari,
sehingga hasil penelitian kurang maksimal, berharap ada penelitian yang sama dengan subjek
yang berbeda dengan sampel bisa lebih dari satu orang serta mencari sampel yang mau
menggambar serta mau dipublikasikan hasil gambarnya dan mau menceritakan hasil
gambarnya tersebut. Namun inti dari penelitian ini tetap ada pengaruh pada diri kwan sekos
ketika menggunakan handphone setelah melakukan terapi menggambar maka ada perubahan
masalah sosialnya.
DAFTAR PUSTAKA

Bunga Kehidupan, Pengaruh Handphone terhadap Pelajar, www.bbawor.blogspot.com,


Jakarta, 23 Desember 2010

https://dosensosiologi.com/pengertian-hubungan-sosial-bentuk-dan-faktornya-
lengkap/#:~:text=Pengertian%20hubungan%20sosial%20adalah
%20hubungan,individu%20atau%20dilakukan%20antar%20kelompok.

Anda mungkin juga menyukai