Anda di halaman 1dari 65

TUGAS PRAKTIKUM EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN

USAHA MARTABAK

Dosen Pengampu : Manaor Bismar Posman Nababan SP,M.Si

Disusun Oleh

KELOMPOK I

DEARMITA OCTAVIANI SIALLAGAN (221320055)

EPINDONTA GINTING (221320054)

AMDO SARAGIH (221320044)

AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA

MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia- Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk
mata kuliah Ekonomi Produksi Pertanian dengan tepat pada waktu yang telah
ditentukan. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar
besarnya kepada dosen mata kuliah Ekonomi Produksi Pertanian yang telah
memberikan tugas terhadap kami.

Dalam hal ini kami selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan
yang kami miliki. oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Kami berharap agar
makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa khususnya dan pembaca pada
umumnya, sebagai salah satu sumber informasi dan bahan pembelajaran.

Medan, Juni 2023

Penulis

(Kelompok
1)

DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................................i
Kata Pengantar................................................................................................................i
Daftar Isi.........................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................4
2.1 Teori Produksi...........................................................................................................4

2.1.1Fungsi Produksi..............................................................................................11

2.1.2Konsep The Law of Diminishing....................................................................11

2.2 Faktor Produksi.........................................................................................................13

2.2.2 Tenaga kerja (Laubor).....................................................................................16

2.2.3Pendapatan.......................................................................................................17

2.3Produktifitas...............................................................................................................18
2.4 Efisiensi.....................................................................................................................19
2.5 Pengukuran efisiensi.................................................................................................21
2.6 Hipotesis Penelitian..................................................................................................23
BAB III METODE PENELITIAN..............................................................................24
3.1 Waktu dan Lokasi Pratikum......................................................................................24
3.2 Metode Penentuan Sempel........................................................................................24
3.3 Metode Analisis........................................................................................................24

3.3.1 Efesiensi Teknis...............................................................................................24

3.3.2 Persentase Pengurangan input dan target input...............................................29

3.4 Defenisi operasional..................................................................................................29


3.5 Batasa Penelitian.......................................................................................................31
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................32
4.1 Hasil dan pembahasan...............................................................................................32
4.1.1 Deskriptif Statistik............................................................................................32

4.1.2 Efisiensi Teknis Berdasarkan Asumsi CRS dan VRS......................................33

4.1.3 Pengurangan Input CRS dan VRS....................................................................41

4.1.4 Target Input CRS dan VRS...............................................................................45

4.1.5 Skala Produksi..................................................................................................47

4.1.6 Uji Multikolinearisme.......................................................................................49

4.1.7 Uji Heteroskedastisitas......................................................................................49

4.1.8 Uji Normalitas ..................................................................................................50

4.1.9 Hasil Tabel Regresi...........................................................................................51

4.1.10 Pembahasan ....................................................................................................53


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................55
5.1Kesimpulan................................................................................................................55
5.2 Saran.........................................................................................................................56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam kuliner


makanan, terdiri dari makanan yang memiliki beraneka ragam bentuk dan rasa.
Martabak adalah salah satu makanan yang disukai masyarakat dari beraneka ragam
makanan yang ada di Indonesia. Martabak terdiri dari dua jenis, martabak manis
dan martabak telur. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, martabak manis
adalah makanan terbuat dari adonan terigu, telur, gula, yang ditaburi bubuk kacang
tanah dan cokelat, kemudian dipanggang dan dilipat, sedangkan definisi martabak
telur adalah makanan terbuat dari adonan tepung terigu (untuk lapisan luar) dan
adonan telur, daging giling (cincang), dan rempah (untuk bagian isi) yg kemudian
digoreng. (kbbi.web.id). Peluang usaha bisnis berjualan martabak masih terbuka
lebar, walaupun penjual martabak banyak terdapat diberbagai daerah. Peluang
usaha ini memang menjanjikan karena banyaknya masyarakat Indonesia yang
gemar mengkonsumsi martabak. Terbukti dengan banyaknya pengusaha dengan
modal besar maupun kecil yang menekuni usaha ini. Pemilik modal besar biasanya
membuka usaha martabak dengan konsep cafe sedangkan pemilik modal kecil
akan menggunakan gerobak sebagai alternatif dalam berjualan martabak. Menurut
kamus besar bahasa Indonesia, gerobak adalah alat yang berupa kotak besar beroda
dua, tiga, atau empat untuk mengangkut sesuatu yang ditarik atau didorong oleh
manusia. (kbbi.web.id) Gerobak yang biasa digunakan oleh penjual martabak saat
ini adalah gerobak sederhana dengan bahan stainless steel, alumunium, kayu dan
kaca. Ukuran gerobak dibuat dengan perkiraan seadanya, yaitu tidak terlalu sempit
atau lebar, dan tidak terlalu pendek atau tinggi, yang penting bisa digunakan untuk
membuat martabak. Gerobak yang ada selama ini ada tidak berdasarkan
perhitungan teknis berdasarkan dimensi tubuh. Pembuatan gerobak yang baik
seharusnya diukur dengan tepat, baik panjang, lebar, dan tinggi gerobak sesuai
dengan dimensi tubuh 2 (antropometri). Ilmu Teknik Industri sebagai salah satu
kajian ilmu teknik, dapat diterapkan dalam pembuatan gerobak usaha martabak.
Aspek yang dipergunakan dalam pembuatan gerobak adalah aspek ergonomi,
dimana dalam pembuatan desainnya diperhitungkan berdasarkan dimensi tubuh
sehingga pembuat martabak menjadi nyaman pada saat proses pembuatan
martabak. Kebanyakan gerobak usaha martabak kurang mempertimbangkan
kebutuhan dari pegawai atau pembuat martabak. Pegawai pembuat martabak
selaku orang yang terjun langsung dalam pembuatan martabak harus
diperhitungkan kebutuhan dan, untuk itu perlu dipertimbangkan aspek-aspek apa
saja yang dibutuhkan dan dirasa penting oleh pegawai pembuat martabak. Aspek-
aspek yang dirasa perlu antara lain yaitu dari aspek fungsi, aspek aktifitas
pembuatan martabak, aspek kebutuhan material, dll. Berdasarkan aspek-aspek
tersebut maka akan membantu dalam mendefinisikan gerobak usaha martabak
yang sesuai dengan kebutuhan pegawai pembuat martabak. Gerobak selain
mempertimbangkan kebutuhan pegawai juga harus mempertimbangkan keinginan
pembeli martabak. Keinginan pembeli martabak akan tren dan konsep desain
gerobak akan menjadi salah satu poin yang digunakan untuk membuat rancangan
desain gerobak martabak. Pentingnya melibatkan konsumen dalam perancagan
telah banyak diterapkan dan dibahas dalam banyak buku, salah satunya yaitu buku
Lau Cohen (1995) yang berjudul Quality Function Deployment: How To Make
QFD Work For You yang menjadi rujukan dalam penelitian ini. Permasalahan
tentang desain pernah diteliti sebelumnya, beberapa peneliti yang telah melakukan
penelitian yaitu Kristanto A. dan Triyono S. (2011) dalam penelitiannya tentang
perancangan tempat tidur bayi (babybox) yang ergonomis menggunakan software
autocad dengan pendekatan data antropometri. Homkhiew, dkk (2012) penelitian
dengan judul quality function deployment and application on a fast food restaurant.
Berdasarkan latar belakang tersebut kemudian dilakukan penelitian tentang
perancangan gerobak martabak berdasarkan aspek ergonomi dan berdasarkan
keinginan konsumen. Berdasarkan kedua aspek tersebut diharapkan gerobak 3
usaha martabak yang akan dibuat merupakan gerobak usaha yang nyaman dan
menarik.

1.2Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi produksi martabak


2. Bagai mana efisiensi produksi martabak di kecamatan Medan Tuntungan,
Medan Belawan, Medan Deli, dan Medan Johor.

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi martabak
2. Mengetahui efisiensi produksi kecamatan martabak di Medan Tuntungan,
Medan Belawan, Medan Deli, dan Medan Johor .
BAB II

TINJUAN PUSTAKA

2.1 TEORI PRODUKSI

Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai


guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat
dalam memenuhi kebutuhan. Produksi tidak hanya terbatas pada
pembuatannya saja tetapi juga penyimpanan, distribusi, pengangkutan,
pengeceran, dan pengemasan kembali atau yang lainnya (Millers dan
Meiners, 2000). Produksi adalah suatu proses dimana barang dan jasa yang
disebut input diubah menjadi barang-barang dan jasa-jasa lain yang disebut
output. Banyak jenis-jenis aktifitas yang terjadi di dalam proses produksi,
yang meliputi perubahan-perubahan bentuk, tempat, dan waktu penggunaan
hasil-hasil produksi. Masing-masing perubahan-perubahan ini menyangkut
penggunaan input untuk menghasilkan output yang diinginkan. Produksi
dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang menciptakan atau menabah
nilai atau manfaat baru (Atje Partadiradja, 1979). Guna atau manfaat
mengandung pengertian kemampuan barang atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Jadi produksi meliputi semua aktifitas menciptakan
barang dan jasa. (Yogatama, 2019)

The Law of Diminishing Return adalah prinsip ekonomi yang berbunyi


bahwa penambahan satu unit suatu faktor produksi (input) secara terus
menerus akan menurunkan produktivitas perusahaan kalau faktor produksi
(inpot) yang lain tidak ditambah juga. The law of diminising return disebut
hukum pengembalian marginal yang semakin berkurang, untuk kesepakatan
hukum dengan apa yang terjadi pada produk inkremental atau marjinal
sebagai unit input atau sumber daya ditambahkan.

The law of diminising marginal return yang semakin berkurang yang


menyatakan bahwa sebagai unit input dari satu atau lebih input tetap, setelah
satu titik maka setiap unit inkremental dari variabel akan ditambahkan ke
unit dari satu atau lebih input tetap. Setelah satu titik, setiap unit inkremental
dari variabel input akan menghasilkan lebih sedikit output tambahan.
Sebagai unit input variabel yang ditambahkan ke unit dari input tetap,maka
proporsinya berubah antara input tetap dan variabel. Hasil yang semakin
berkurang kadang-kadang dapat disebut sebagai hukum proporsi variabel.

Marginal and Average Physical Product yaitu Produk fisik marjinal (MPP)
mengacu pada perubahan output yang terkait dengan suatu perubahan
inkremental dalam penggunaan input. Peningkatan inkremental dalam
penggunaan input biasanya diambil menjadi 1 satuan. Jadi MPP adalah
perubahan output yang terkait dengan peningkatan 1 unit dalam
memasukkan. MPP masukan x1 mungkin disebut sebagai MPP x1 perhatikan
bahwa MPP mewakili perubahan inkremental dalam TPP dapat berupa ositif
atau negatif. Produk fisik rata-rata (APP) didefinisikan sebagai rasio output
terhadap input. Yaitu = y/x. Untuk setiap tingkat penggunaan input (x), APP
mewakili jumlah rata-rata output per unit x digunakan. Misalkan fungsi
produksi adalah y = f(x).

MPP and the Marginal Product Function dimana Prosedur yang dijelaskan
untuk menghitung MPP membutuhkan waktu. Adapun cara yang lebih cepat
dan lebih akurat untuk menghitung MPP dan APP MPP (𝜟)y/(𝜟)x) mewakili
kemiringan atau tingkat perubahan fungsi produksi. fungsi produksi itu
sendiri terkadang disebut sebagai fungsi produk fisik total (atau TPP).
Fungsi MPP mengacu pada fungsi yang mewakili laju perubahan dalam
fungsi TPP. Jika kemiringan fungsi TPP dibuat grafik, hasilnya adalah
fungsi MPP, mewakili tingkat perubahan TPP atau fungsi produksi yang
mendasarinya sebagai penggunaan dari variabel input x bervariasi.

Mengingat fungsi TPP (fungsi produksi), fungsi MPP (produk marjinal


fungsi) mungkin dengan mudah diperoleh. Misalkan TPP atau fungsi
produksi diwakili oleh y = 2x peningkatan inkremental dalam y terkait
dengan peningkatan 1 unit dalam penggunaan x adalah 2 unit. Maka MPP =
2. Selain itu, )y/)x = 2. Dalam hal ini fungsi produk marjinal adalah sama ke
konstanta 2.

Total Physical Product Versus Total Value of the Product


output (y) dari fungsi produksi juga dapat disebut produk fisik total (TPP).
TPP = y kedua sisi persamaan dapat dikalikan dengan harga konstan p°.
Hasilnya adalah p°TPP = p°y

Ekspresi p°y adalah pendapatan total yang diperoleh dari penjualan output y.
Ekspresi p°TPP kadang-kadang disebut sebagai nilai total dari produk
(TVP). Bagi seorang penjual itu merupakan pendapatan yang diperoleh dari
penjualan satu komoditas, seperti tepung dan mentega. Jika harga output
konstan, fungsi TVP sama seperti fungsi TPP, dan hanya unit pada sumbu
vertikal yang berubah. (Edition, n.d.)
Jika input produksi ditambah dua kali lipat, dan berdampak pada output menjadi
dua kali lipat, maka terjadi skala hasil yang konstan (constant return to scale). Pada
skala hasil yang konstan ini, kapasitas operasi perusahaan tidak berpengaruh
terhadap produktivitas inputnya. Pada constant return to scale, sebuah pabrik akan
dengan mudah direplikasi, menjadi dua pabrik yang memproduksi output dua kali
lebih banyak. Maka, pada constant return to scale persentase perubahan output
sebagaimana persentase perubahan inputnya. (Syahidin et al., 2022)

Ketika terjadi peningkatan output lebih dari dua kali lipat ketika seluruh
input ditambahkan dua kali lipat, maka dikatakan terjadi peningkatan skala hasil
(increasing return to scale) (Pindyck & Rubinfeld, 2015). Biasanya situasi ini
dimungkinkan karena skala usaha yang besar dan menggunakan teknologi yang
canggih. Peluang increasing return to scale merupakan isu penting dari sudut
pandang kebijakan publik. Secara ekonomi lebih menguntungkan untuk
mengoperasikan sebuah perusahaan besar dengan biaya produksi relatif rendah,
dibandingkan memiliki banyak perusahaan kecil namun biayanya relatif tinggi.
Secara sederhana, pada increasing return to scale persentase perubahan output
lebih tinggi daripada persentase perubahan input. (Syahidin et al., 2022)

Peningkatan output yang dihasilkan mungkin saja kurang dari dua kali lipat
walaupun input sudah ditingkatkan dua kali lipat. Skala hasil yang menurun
(decreasing return to scale) ini dapat terjadi pada perusahaanperusahaan dengan
skala usaha besar yang kesusahan dalam mengatur dan menjalankan usahanya
dapat menyebabkan penurunan produktivitas tenaga kerja dan moda. Dapat
disimpulkan, pada decreasing return to scale persentase perubahan output lebih
kecil dari persentase perubahan input.(Syahidin et al., 2022)
2.2 FUNGSI PRODUKSI
Fungsi produksi adalah hubungan diantara faktor-faktor produksi dan
tingkat produksi yang diciptakan. Faktor-faktor produksi yang diciptakan
terdiri 16 dari tenaga kerja, tanah, modal, dan keahlian keusahawan. Dalam
teori ekonomi, menganalisis mengenai produksi selalu dimisalkan bahwa tiga
faktor produksi (tanah, modal, keahlian keusahawan) adalah tetap jumlahnya.
Hanya tenaga kerja yang dipandang sebagai faktor produksi yang berubah-
ubah jumlahnya. Hubungan antara faktor-faktor produksi dengan tingkat
output yang dihasilkan apabila input yang digunakan adalah tenaga kerja,
modal dan kekayaan alam dapat
dirumuskan melalui persamaan berikut : Q = f (K, L)
Dimana:
Q adalah Output
K adalah Input capital
L adalah Input tenaga kerja

Berbagai kombinasi input yang menghasilkan tingkat output yang sama


digambarkan dalam kurva isoquant. Isoquant adalah kurva yang
menunjukkan berbagai kombinasi input (K dan L) yang menghasilkan satu
tingkat produksi tertentu. Kurva Isoquant Kurva Isoquant 17 Lereng kurva
isoquant (dk/dl) merupakan tingkat batas penggantian secara teknis (marginal
of technical substitution = MRTS, yaitu berkurangnya satu input per unit
akibat kenaikan input lain untuk mempertahankan tingkat output yang sama)
antara K dan L, adalah sama dengan perbandingan antara produksi marginal
tenaga kerja dan produksi marginal modal. Bentuk kurva isoquant cembung
terhadap titik origin berarti bahwa MRTS semakin menurun dengan semakin
banyaknya tenaga kerja yang digunakan. Makin produktif faktor tenaga kerja
semakin besar kemampuannya untuk menggantikan modal (dk > dl dan dq/dl
> dq/dk). Dalam keadaan demikian bentuk kurva isoquant makin curam,
sebaliknya semakin produktif faktor modal maka semakin besar
kemampuannya untuk menggantikan tenaga kerja sehingga bentuk kurva
isoquant semakin landai. Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara
variabel yang dijelaskan (Q) dan variabel yang menjelaskan (X). Variabel
yang menjelaskan biasanya berupa output yang menjelaskan biasanya berupa
input. Secara matematis, hubungan ini dapat ditulis sebagai berikut
(Soekartawi, 2003): Q = f (X1, X2, X3, ....., Xn) Dimana: Q adalah tingkat
produksi ( output ) dipengaruhi oleh faktor X X adalah berbagai input yang
digunakan atau variabel yang mempengaruhi Q 3. Fungsi Produksi Cobb-
Douglas Fungsi produksi cobb-douglas adalah suatu fungsi atau persamaan
yang melibatkan dua variabel atau lebih variabel. Dimana variabel yang satu
disebut 18 dengan variabel (Y) dan variabel lain yang menjelaskan disebut
independent (X) (Soekartawi, 2003). Secara sistematik fungsi Cobb-Douglas
dapat dituliskan: Y = a X1 b1X2 b2...........Xi b1..........Xn bn e u Keterangan:
Y = produksi a = intersep b i = koefisien regresi penduga variabel ke-i X i =
jenis faktor produksi ke-i dimana i = 1, 2, 3, ....., n e = bilangan natural (e =
2,7182) u = unsur sisa (galat) Pada persamaan tersebut terlihat bahwa nilai
b1, b2, b3, ....., bn adalah tetap walaupun variabel yang terlinat telah
dilogaritmakan. Hal ini karena b1, b2, b3, ....., bn pada fungsi cobb-douglas
menunjukkan elastisitas X terhadap Y, dan jumlah elastisitas merupakan
return to scale. Fungsi Produksi Cobb-Douglas sering digunakan dalam
penelitian ekonomi praktis dengan model fungsi produksi Cobb-Douglas
dapat diketahui beberapa aspek produksi, seperti produksi marginal
(marginal product), produksi rata-rata (Average product), tingkat kemapuan
batas untuk mensubstitusi (marginal rate of substitution), intensitas
penggunaan faktor produksi (factor intensity), efisiensi produksi (efisiensi of
production) secara mudah dengan jalan manipulasi secara matematis. Ada
tiga alasan pokok mengapa fungsi Cobb-Douglas lebih banyak dipakai oleh
para peneliti, yaitu Penyelesaian fungsi Cobb-Douglas relative lebih mudah
dibandingkan dengan fungsi yang lain. b. Hasil pendugaan garis melalui
fungsi Cobb-Douglas akan menghasilkan koefisien regresi yang sekaligus
juga menunjukkan besaran elastisitas. c. Besaran elastisitas tersebut sekaligus
menunjukkan tingkat besaran returns to scale.

2.3FAKTOR PRODUKSI
Istilah faktor produksi sering pula disebut dengan “korbanan produksi,”
karena faktor produksi tersebut “dikorbankan” untuk menghasilkan produksi.
Dalam bahasa inggris, faktor produksi ini disebut dengan “input”. Macam
faktor produksi atau input ini, berikut jumlah dan kualitasnya perlu diketahui
oleh seorang produsen. Oleh karena itu, untuk menghasilkan suatu produk,
maka diperlukan pengetahuan hubungan antara faktor produksi (input) dan
produksi (output). Hubungan antara input dan output ini disebut dengan
“factor relationship” (FR). Dalam rumus matematis, FR ini dapat dituliskan
dengan:
Y = f (X1, . X2 . . . X1, . . . Xn)
Dimana:
Y = Produk atau variabel yang dipengaruhi oleh faktor produksi, X, dan
X = Faktor produksi atau variabel yang mempengaruhi Y.
Dalam proses produksi pertanian, maka Y dapat berupa produksi pertanian
dan X dapat berupa lahan pertanian, tenaga kerja, modal dan manajemen.

Setiap proses produksi mempunyai landasan teknis, yang dalam teori


ekonomi disebut faktor produksi. Faktor produksi adalah suatu fungsi atau
persamaan yang menunjukkan hubungan antara tingkat output dan
(kombinasi) penggunaan input. Setiap produsen dalam teori dianggap
mempunyai suatu faktor produksi untuk “pabriknya”.
Dalam bebarapa buku teks faktor produksi/input ini dapat ditulis secara
matematis dengan:
Q = f (K, L, R, T)
Q = tingkat produksi
K = modal
R = kekayaan alam
T = teknologi

Maksud dari persamaan di atas merupakan suatu pernyataan matematis yang


pada dasarnya berarti bahwa tingkat produksi suatu barang tergantung kepada
jumlah modal, tenaga kerja, kekayaan alam, dan tingkat teknologi yang digunakan.
Jumlah produksi yang berbeda-beda dengan sendirinya akan memerlukan berbagai
faktor produksi tersebut dalam jumlah yang berbedabeda juga. Dengan
membandingkan berbagai gabungan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan
sejumlah barang tertentu dapatlah ditentukan dengan gabungan faktor produksi
yang paling ekonomis untuk memproduksi sejumlah barang.

Dalam teori ekonomi diambil pula satu asumsi dasar mengenai sifat dari fungsi
produksi, yaitu fungsi produksi dari semua produksi dimana semua produsen
dianggap tunduk pada suatu hukum yang disebut : The Law of Diminishing
Returns. Hukum ini mengatakan bahwa bila satu macam input ditambah
penggunaannya sedang input-input lain tetap maka tambahan output yang
dihasilkan dari setiap tambahan satu unit yang ditambahkan tadi mulamula menaik
tetapi kemudian setelah mencapai suatu titik tertentu akan semakin menurun
seiring dengan pertambahan input. Dengan demikian, pada hakikatnya The Law of
Diminishing Returns dapat dibedakan dalam tiga tahap, yaitu:

1. Tahap pertama, produksi total mengalami pertambahan yang semakin cepat.

2. Tahap kedua, produksi total pertambahannya semakin lambat.

3. Tahap ketiga, produksi total semakin lama semakin berkurang.

Faktor produksi adalah faktor yang „dikorbankan‟ untuk mengahasilkan


produksi. Faktor produksi dalam bahasa Inggris sering disebut output. Seorang
produsen dalam menghasilkan suatu produk harus mengetahui jenis atau macam-
macam dari faktor produksi.

Hubungan fisik antara faktor produksi dengan produksi disebut dengan fungsi
produksi.

Dengan kata lain, hubungan antara variabel input sebagai variabel bebas (variabel
yang mempengaruhi; independent variable) dengan variabel output sebagai
variabel tak bebas (variabel yang dipengaruhi; dependent variable). Hubungan
variabel tersebut dapat ditulis dalam bentuk model matematika secara umum:

Y = f (X1, X2, . . ., Xn)

Dimana Y adalah produksi (variabel tak bebas) yang dipengaruhi oleh faktor
produksi (variabel bebas, X) dan X adalah variabel bebas yang dipengaruhi Y.

Macam faktor produksi secara teori dibagi menjadi empat yaitu lahan, tenaga
kerja, modal dan manajemen. Faktor produksi lahan dan tenaga kerja sering
disebut dengan input utama (mather is input). Sedangkan modal dan manajemen
adalah hasil modifikasi dari input utama dan sering dikatakan sebagai kedua (father
is input).

2.3.1 TENAGA KERJA

Dalam suatu kegiatan produksi apapun, peran tenaga kerja sangat diperlukan
sebagai suatu alat penggerak. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan harus
disesuaikan dengan pendapatan dari usaha kegiatan produksi tersebut. Semakin
tinggi hasil produksinya, maka akan semakin besar pula tenaga kerja yang
dibutuhkan agar kegiatan produksi terus bekerja secara efektif. Angkatan Kerja
(LabourForce) adalah penduduk yang sudah bekerja dan belum bekerja, namun
siap untuk bekerja ataupun mencari pekerjaan pada tingkat upah yang berlaku.
Kemudian penduduk yang bekerja adalah mereka yang melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang atau jasa untuk memperoleh penghasilan, baik bekerja penuh
ataupun tidak bekerja penuh. Peranan tenaga kerja sebagai salah satu factor
produksi sangat besar terhadap perkembangan ekonomi, demikian pula pada sector
industry yang banyak berorientasi kepada sector padat yang mampu menyerap
banyak tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan suatu sumber daya manusia (human
resources) yang berperan dalam kegiatan pembangunan masyarakat. Dalam analisa
ketenaga kerjaan sering dikaitkan dengan tahapan perkerjaan dalam perusahaan.
Hal ini sangat penting untuk melihat alokasi sebaran pengguna tenaga kerja selama
proses produksi sehingga demikian kelebihan tenaga kerja pada kegiatan
tertentuxdapat dihindarkan. Kemajuan tenaga kerja diukur dengan tingginya
produktivitas tenaga kerja, semuaxdiarahkan untuk meningkatkan produktivitas.
Penggunaan tenaga kerja sebagai variabel dalam proses produksi lebih ditentukan
oleh pasar tenaga kerja, dalam hal ini dipengaruhi oleh upah tenaga kerja serta
harga output-nya. Pengusaha cenderung menambahxtenaga kerja selama produk
marginal (nilai tambah output yang diakibatan oleh bertambahnya satu unit tenaga
kerja) lebih tinggi daripada biaya yang dikeluarkan untuk upah tenaga kerja.
(Yogatama, 2019)

2.3.2 MODAL

Modal adalah uang yang digunakan untuk mengelola dan membiayai dalam
kegiatan produksi setaip bulan atau per hari. Dimana di dalamnya terdapat ongkos
untuk pembelian sumber-sumber produksi yang digunakan untuk
memroduksixsuatu output tertentu dan untuk menggunakan input yang sudah
tersedia

Struktur modal merupakan salah satuxkebutuhanxyang kompleks karena


berhubungan dengan keputusanxpengeluaran keuangan lainnya. Dan oleh karena
itu, untukxmencapai tujuan perusahaanxdalam memaksimalkanxkekayaan pemilik,
manager keuanganxharus dapat menilaixstruktur modal perusahananxdan
memahami hubungannyaxdenganxrisiko, hasil atau pengembalianxdan
nilaixperusahaan.

Untuk menciptakan struktur modal yang optimal,pengalokasian modal yang tepat


antara modal sendiri dan modal dari luar sangat penting untuk memaksimalkan
penggunaan modal perusahaan. Pengeluaran biaya modalxyang minimum dan
struktur keuangan yang maksimum merupakan struktur modal yang optimal.

Modal juga akan digunakanxsebagai biayaxdalam pembelian suatu sumbersumber


produksixyang dikatakanxsebagai biaya usaha. Biaya usaha ini biasanya
diklasifikasikan menjadi dua, xyaitu Biaya Tetap (Fixed Cost = FC) dan Biaya
Variabel (Variabel Cost = VC). Biaya tetap (FC) adalahxbiaya yang relatif tetap
jumlahnya dan terus dikeluarkanxwalaupun barang atau jasaxyang dijual banyak
atau sedikit. Biaya variabel (VC) adalahxbiaya yang besar kecilnyaxdipengaruhi
oleh barang yang dijual. Total biaya (Total Cost = TC) xadalah jumlah dari biaya
tetap (FC) dan biaya variabel (VC).

Terdapat hubungan terbalik antara investasi dan kecenderungan marginal dari


modal. Bila investasi meningkat kecenderungan marginal modal turun dan bila
investasi berkurang kecenderungan marginal modal naik. Namun hubungan
tersebut tidak dapat diterapkan di negara terbelakang. Dalam perekonomian seperti
itu, investasi berada pada tingkat yang rendah dan kecenderungan marginal modal
juga rendah. (Yogatama, 2019)

Hal yang paradoks ini disebabkan oleh:

 Kurangnya modal dan sumber lainnya


 Kecilnya pasar
 Rendahnya pendapatan
 Rendahnya permintaan
 Tingginya harga Keterbelakang pasar uang dan modal
 Ketidaktentuan
 Dan lain sebagainya
2.3.3 PENDAPATAN
Suatu kegiatan perekonomian yang bergerak dalam sektor apapun dalam
penentuan tingkat produksi akan memperhitungkan tingkat pendapatan
yang akan dihasilkan dalam suatu produksi. Dengan efisiensi biaya
produksi maksakan mencapai profit atau keuntungan yang maksimum
karena profit merupakan salah satu tujuan penting dalam berusaha.
Apabila seluruh perusahaan dalam perekonomian adalah kompetitif dan
memaksimalkan laba, maka setiap faktor produksi dibayar berdasarkan
kontribusi marjinal-nya pada proses produksi. Upah riil yang dibayar
kepada setiap pekerja sama dengan produk marjinal tenagaxkerja
(Marginal Product of Labour = MPL) dan harga sewa riil yang dibayar
kepada setiap pemilik modal sama dengan produk marjinal modal
(Marginal Product of Capital = MPC). Karena itu upah riil total yang
dibayar kepada tenaga kerja adalah MPL
Berikut rumus Laba Ekonomi (Y) :
Y= (MPLxL) –(MPCxK)
Kemudian ubah persamaan menjadi:Y=(MPLxL)–(MPCxK)+Laba
Ekonomis Pendapatan total dibagi diantara pengembalian kepada tenaga
kerja, pengembalian kepada modal dan laba ekonomi.(Yogatama, 2019)
2.4 PENGUKURAN EFISIENSI
Efesiensi terdiri dari tiga bagian yaitu efesiensi teknis,efesiensi
alokatif,dan efesiensi ekonomi. Efesiensi teknis adalah kemampuan sebuah
perusahaan dalam memperoleh hasil (ouput) yang maksimal dengan
menggunakan faktor produksi (input) yang sederhana. Efisiensi alokatif
merupakan kemampuan sebuah perusahaan dalam penggunaan input
dengan proporsi yang optimal pada harga dan teknologi tertentu. Efisiensi
ekonomi merupakan gabungan dari efisiensi teknis dan efesiensi alokatif
( neeraj et al.2018)
Metode yang digunakan dalam mengukur efisiensi adalah DEA dan SFA.
DEA adalah teknik pemograman linier non parametik yang mengukur
tingkat efisiensi unit pengamnilan keputusan (DMU) seperti perusahaan
atau ataupun sektor publik. Adapun kelebihan dari DEA adalah tidak
memerlukan spesifikasi hubungan fungsional anatara output dan input dan
memiliki kemampuan dapat menghitung banyak input dan output (Neeraj
et al.2018)
Metode DEA memiliki kekurangan menurut (Zhang et al.2021;Abdulai et
al.2018)

1. tingkat mempertimbangkan interferensi secara acak


2. tidak dapat melakukan uji statistik
3. ketidakmampuan dalam memisahkan inefisiensi dari noise statistik atau
kesalahan pengukuran.

2.5. HIPOTESIS PENELITIAN

Produksi, salah satu pelaku usaha diduga tidak efisien, dan salah satu
variabel sosial ekonomi diduga mempengaruhi efisiensi teknis.

2.6 PRODUKTIVITAS

Produktivitas adalah perbandingan antara produksi (output) dengan faktor


produksi yang digunakan (input). Definisi lain dari produktivitas yaitu
perbandingan output dengan input pada sumber daya yang digunakan
menghasilkan kesejahteraan. Pengertian output disini yaitu hasil dari
diinginkan konsumen melalui pengelolahan input berdasarkan waktu,
jumlah, dan jenis yangdilakukan. Input diartikan sebagai sumber daya yang
digunakan oleh usaha martabak dalam sebuah proses produksi. faktor
faktor yang mempengaruhi produktivitas adalah man (tenaga kerja),
method (metode), raw material (bahan baku).
Peningkatan produktivitas dapat dikatakan jika menggunakan sumber daya
tertentu menghasilkan produk (output) yang tinggi. Sumber daya yang
mempengaruhi produtivitas adalah tenaga kerja.

2.7 EFISIENSI

Efisiensi adalah kemampuan dalam memperoleh suatu produk (output)


dimana menggunakan sumber daya yang tidak terlalu berlebihan, seperti uang,
waktu, dan bahan (Kaspar 2020)Efisiensi dapat diartikan sebagai fungsi produksi
yang menjadi metode perbandingan antara kinerja dalam usaha martabak dengan
standar dan efisiensi yang sempurna (Farrel 1957)

6 3

$ 4

5
4
6

$
<

* DP EDUNXUYDHILVLHQVLW
HNQLVGDQHILVLHQVLDO RNDW
LI
Sebagai penyederhanaan, misalkan suatu perusahaan menggunakan dua
input produksi yakni input prouksi xdan input produksi yuntuk menghasilkan
ouput Qdalam keadaan constant return to scale (CRS). Misalkan fungsi produksi
yang efisien diketahui, yakni jumlah output Qyang dapat diproduksi melalui
berbagai kombinasi penggunaan input xdan y. Pada Gambar 1. Adalah Unit
Isoquant, jumlah produksi dalam area yang dibatas oleh sumbu x/Qdan
y/Qadalah sebesar satu unit output Q. Titik Pmenggambarkan kombinasi dari
penggunaan input xdan yper unit output Qdari suatu perusahaan atau petani yang
dapat diamati. Kurva SS’ menggambarkan berbagai kombinasi dari penggunaan
dua input produksi yakni xdan yyang mencapai efisiensi sempurna untuk
menghasilkan satu unit output Q. Pada titik Tmenggambarkan suatu perusahaan
atau petani yang efisien menggunakan dua input produksi yakni xdan ydengan
ratio yang sama pada titik P. Dapat dilihat bahwa pada titik Tmenghasilkan
produksi yang sama pada titik Pnamun hanya menggunakan ratio OT/OPuntuk
setiap input xdan yyang digunakan. Atau dapat juga dikatakan bahwa dengan
menggunakan jumlah input xdan yyang sama namun jumlah output pada titik
Tadalah sebesar output dikalikan dengan OP/OT. Dengan demikian secara
mendasar dapat dikatakan bahwa ratio OT/OPadalah efisiensi teknisdari
perusahaan atau petani di titik P. Ratio ini memiliki sifat-sifat yang
dibutuhkan oleh suatu pengukuran efisiensi.

Ratio ini memiliki nilai uniti (1) atau 100 persen untuk suatu perusahaan atau
petani yang mencapai efisiensi sempurna dan nilainya akan semakin
mengecil apabila jumlah penggunaan inputnyasemakin besar. Selain itu,
selagi kurva unit isoquant SS’ mempunyai sudut yang negatif, suatu peningkatan
jumlah input per unit output dari suatu input produksi, ceteris paribus,
menandakan efisiensi teknis yang semakin rendah. Pengukuran untuk mengetahui
proporsi yang tepat dari penggunaan input-input produksi berdasarkan harga-
harga input produksi perlu untuk mendapat pertimbangan. Dengan demikian jika
pada Gambar 1 kurva AA’ adalah isocost yang sudutnya adalah sama dengan
proporsi harga-harga input produksi.

Jika usaha martabak pada saat yang sama mencapai tingkat efisiensi teknis dan
efisiensi harga maka pada titik P biaya-biaya untuk menghasilkan unit output
adalah sebesar OR/OP. Ratio ini adalah merupak efisiensi keseluruhan atau
efisiensi ekonomi yang mana merupakan hasil perkalian dari efisiensi
teknisdikalikan dengan efisiensi harga. OT/OP x OR/OT = OR/OP

Dari uraian di atas menunjukkan bahwa efisiensi produksi merupakan ukuran


relative kemampuan suatu perusahaan di dalam menggunakan input untuk
menghasilkan output tertentu pada tingkat teknologitertentu. Coelli et al. (1998)
menyatakan bahwa fungsi produksi frontier adalah fungsi produksi yang
menggambarkan output maksimum yang dapat dicapai dari setiap tingkat
penggunaan input. Apabila suatu usahatani berada pada titik di fungsi produksi
frontier artinya usahatani tersebut efisiensi secara teknis. Jika fungsi produksi
frontier diketahui maka dapat diestimasi inefisiensi teknis melalui perbandingan
posisi actual relatif terhadap frontiernya.
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1Waktu dan Lokasi Praktikum

Adapun waktu dalam pelaksanaan praktikum ini adalah pada hari Rabu, 25 Mei
2023, pukul 17.00 s/d selesai. Lokasi praktikum ekonomi produksi dengan sampel
penjual martabak manis dilaksanakan di kecamatan Medan Tuntungan, Medan
Belawan, Medan Deli, dan Medan Johor .

3.2 Metode Penentuan Sampel

Jumlah sampel yang ada dalam praktikum ini sebanyak 25 pedagang martabak
manis yang tersebar di kecamatan Medan

3.3 Jenis Data yang dikumpulkan


Jenis pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari hasil wawancara oleh
responden, serta pengamatan langsung di tempat penelitian. Sedangkan data
sekunder diperoleh dari sumber-sumber jurnal dan penelitian terdahulu.

3.4 Metode analisis

Fungsi produksi cobb-douglas melibatkan dua atau lebih variabel independen dan
variabel dependen. Variabel independen yang dimaksud ialah input dari proses
produksi (tenaga kerja, bahan baku, mesin) dan variabel dependen yang dimaksud
adalah output dari proses produksi yang berupa barang.

3.4.1 Efisiensi Teknis


Efisiensi teknis yaitu efisiensi yang menghubungkan antara produksi yang
sebenarnya dan produksi maksimum. Efisiensi teknis adalah proses produksi
dengan menggunakan kombinasi beberapa input saja untuk menghasilkan output
yang maksumal. Bentuk rumus umum efisiensi teknis adalah sebagai berikut:

TEi µi)

Keterangan:
Dimana 0≤ TEi ≥1. Faktor produksi dikatakan efisien penggunaannya apabila nilai
dari suatu efisiensi mendekati nilai 1.
TE : Efisiensi Teknis
Yi : Produksi Aktual
Yi* : Produksi frontier
µi) : Rata-rata/inefesiensi teknis pada model
Faktor penentu efisiensi:

A Model Data Envelopment Analysis CRS


Constant return to scale (CRS) menggunakan dualitas dalam pemrograman linier
dan memperoleh envelopment yang ekuivalen.
min θ, λθ,
Subject to:
-Yi + Yλ ≥ 0
Θ=Free,λ ≥ 0

Dimana, θ adalah skala, λ adalah vector konstanra dari I x 1 dan melibatkan bentuk
dari (N+M < I + 1). Nilai x adalah input dari tenaga kerja, mentega, tepung,
cokelat, keju, jagung, telur, gula, plastik, susu, gas, kacang. Nilai θ yang diperoleh
akan menjadi nilai efisiensi untuk DMU ke-I. Nilai yang memenuhi θ CRS < 1,
menunjukkan nilai inefisiensi. Nilai tersebut menyatakan pedagang tidak efisien
dalam melakukan usaha martabak. Nilai θ CRS = 1 menunjukkan DMU yang efisien
secara teknis. Nilai tersebut menyatakan pedagangefisien dalam melakukan usaha
martabak.

B Model Data Envelopment Analysis VRS


Variable return to scale (VRS) memungkinkan perhitungan efisiensi teknis
tanpa adanya efek dari skala efisiensi. Asumsi CRS hanya sesuai Ketika DMU
berada pada skala optimal. Pemograman liner CRS dapat dengan mudah
dimodifikasi untuk memperhitungkan VRS dengan penambahan N1’ = Iλ. Adapun
rumus efisiensi teknis berdasarkan asumsi VRS:
min θ,
Subject to
-Yi + Yλ ≥ 0
N1’λ = 1
λ≥0

Dimana, N1 adalah vector N x1. Nilai x adalah input dari tenaga kerja,
mentega, tepung, cokelat, keju, jagung, telur, gula, plastik, susu, gas, kacang.
Pendekatan ini membentuk bidang perpotongan yang menyelimuti titik data lebih
rapat dan memberikan nilai efisiensi teknis yang lebih besar atau sama dengan
yang diperoleh dengan menggunakan CRS. Nilai yang memenuhi θ VRS =1, dengan
nilai 1 menunjukkan DMU yang efisien secara teknis. Nilai tersebut menyatakan
petani efisien dalam melakukan usaha martabak.

C Skala efisiensi
Nilai efisiensi teknis yang diperoleh CRSd dibagi menjadi dua komponen
yaitu komponen skala inefisiensi dan inefisiensi teknis dan dapat dilakukan pad
CRS dan VRS. Perbedaan pada kedua nilai efisiensi teknis akan menunjukkan
bahwa DMU mengalami inefisiensi skala. Skala efisiensi dapat dihitung dengan
persamaan:

SEi =

Nilai yang memenuhi SEi < 1, menunjukkan nilai inefisiensi. Nilai tersebut
menyatakan bahwa petani tidak efisien dalam melakukan budidaya padi. Nilai SEi
= 1 dengan nilai 1 akan menunjukkan DMU yang efisien secara teknis. Nilai
tersebut menyatakan petani efisien dalam melakukan usaha martabak.
3.4.2 Persentase pengurangan Input dan target Input

a. Persentase Pengurangan Input

persentase pengurangan input merupakan hasil pengurangan input aktual


dengan slack movement yang didapatkan dari model DEA, kemudian dibagi
Kembali dengan input actual lalu dikalikan dengan 100%. Adapun rumus
persentase pengurangan input dapat ditulis sebagai berikut:

persentase pengurangan input (%) = x 100%.

Keterangan: Input actual adalah input yang didapatkan dari penjual


respondenTarget input adalah input yang dianjurkan oleh model DE

b. Target Input

Target input merupakan selisih antara input actual dengan pengurangan input yang
didapatkan dari model DEA. Adapun rumus target input dapat ditulis sebagai
berikut:

Target input = Input aktual – pengurangan input

3.5Definisi operasional

Adapun definisi operasional pada penelitian ini adalah:


1. Tenaga kerja merupakan setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan
guna menghasilkan barang atau produk untuk memenuhi kebutuhan. Satuan
yang digunakan dalam variabel ini adalah tidak ada
2. Mentega adalah variabel input yang digunakan dalam memproduksi
martabak. Satuan yang digunakan dalam variabel ini adalah kg.
3. Tepung adalah variabel input yang digunakan dalam memproduksi
martabak. Satuan yang digunakan dalam variabel ini adalah kg.
4. Cokelat adalah variabel input yang digunakan dalam memproduksi
martabak. Satuan yang digunakan dalam variabel ini adalah kg.
5. Keju adalah variabel input yang digunakan dalam memproduksi martabak.
Satuan yang digunakan dalam variabel ini adalah kg.

3.6 Batasan penelitian

Adapun batas operasional pada penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Daerah penelitian ada di kecamatan Medan Belawan, Medan Tuntungan,
Medan Johor , dan Medan Deli .
2. Penelitian ini membahas tentang efisiensi teknis pada usaha martabak
3. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2023.
4. Metode pengukuran pada peneltian ini menggunakan DEA (Data
Evelopment Analysis) dan STATA 16.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.STATISTIK DESKRIPTIF

VARIABEL MEAN STD.DEV MIN MAX


Tenaga Kerja 2.15 0..6708204 1 3
Mentega 0.75 0.2564946 0.5 1
Tepung 3.5 1.147079 2 7
Coklat 0.975 0.412789 0.5 2
keju 0.8 0.3769685 0.5 2
plastik 0.75 0.2564946 0.5 1

Variabel tenaga kerja mempunyai nilai rata-rata 2,15. standar deviasi sebesar,
0..6708204 nilai terkecil dan terbesar 0,5;1. Hal iní menunjukan tenaga kerja yang
digunakan dalam usaha martabak di daerah penelitian paling tinggi 1 dan paling
rendah 0,5 .

Variabel mentega mempunyaí nilai rata-rata sebesar 0.75kg, nilai standar deviasi
sebesa1,517295 kg, nilai terkecil dan terbesar sebesar 0,2;7kg. Hal ini menunjukan
penggunaan mentega di lokasi penelitian paling tinggi 7 kg dan paling rendah
0,2kg.

Variabel memiliki nilai tepung ata-rata sebesar 3,5kg, nilaí standar.deviasi


sebesar 1.147079kg, nilai terkecil dan terbesar sebesar 2 ,7 kg. Hal ini
menunjukan bahwa coklat di lokasi penelitian paling tínggi 7kg dan paling kecil
2kg.

Variabel coklat mempunyai nilai rata-rata 0,975kg, nilai standar deviasi sebesar
0.412789kg nilai terkecil dan terbesar sebesar 0,5; 2 kg Hal ini menunjukan bahwa
penggunaan coklat di lokasi penelitian paling tinggi sebesar 2kg dan paling kecil
0.5 kg

Variabel keju mempunyai nilai rata-rata sebesar 0,8 kg, nilai standar deviasi
sebesar 0.3769685kg, nilai terkecil dan terbesar sebesar 0,5 kg; 2kg. Hal ini
menunjukan penggunaan keju di lokasi penelitian sebesar 2 kg dan paling kecil
0,5kg.

Variabel plastik mempunyai nilai rata-rata 0,75kg, nilai standar deviasi sebesar
0.2564946kg, nilai terkecil dan terbesar sebesar 0,5;1kg. Hal ini menunjukkan
penggunaan plastic dilokasi penelitian sebesar 0,5kg dan paling kecil 1kg.

Efisiensi Teknis berdasarkan Asumsi CRS

CRS

Deskripsi Mean Std.dev. Min Max


Nilai CRS 0,8717275 0,1374752 0,5866666 1

Efesiensi teknis berdasarkan asumsi CRS memiliki rentang antar 0 sampai


1.Adapun nilai terkecil efesiensi teknis berdasarkan asumsi CRS sebesar 0,586,
sementara nilai terbesar efisiensi teknis berdasarkan asumsi CRS sebesar 1. Nilai
rata-rata efisiensi teknis berdasarkan asumsi CRS sebesar 0,872.Artinya Usaha
Martabak tidak efisien, maka usaha harus mengurangi penggunaan input sebesar
12,8% supaya usaha yang tidak efisien menjadi efisien. Adapun nilai standar
deviasi adari efisiensi teknis berdasarkan asumsi CRS sebesar 0,138. Nilai efiensi
teknis berdasarkan asumsi CRS dapat dilihat pada table atas.

2. NILAI CRS
Diagram Lingkaran CRS 1 dan 2

Gambar menunjukan share (pangsa) efisiensi usaha martabak berdastkan asumsi


CRS. Share efisiensi usahatani padi pada interval nilai dari 0,59 sampai 0,60
sebesar 5% atau setara dengan 1 usaha martabak. Share efisiensi usahatani padi
pada interval nilai dari 0,61 sampai 0,71 sebesar 10 % atau setara dengan 2 usaha
martabak. Share efisiensi usaha pada interval nilai dari 0,72 sampai 0,82 sebesar
30% atau setara dengan 6 usaha martabak. Share efisiensi Usaha pada interval nilai
dari 0,83 sampai 0,93 sebesar 4% atau setara 1 Usaha martabak. sebesar 35%.
Share efisiensi Usaha pada interval nilai 1 sebesar 5% setara dengan 7 Usaha
Martabak.

Usaha Martabak yang dinyatakan efisien berdasarkan asumsi CRS jika hernilai 1,
sedangkan usaha Martabak yang dinyatakan tidak efisien berdasarkan asumsi CRS
jika nilainya dibawah 1. Gambar menunjukan share usaha Martabak yang efisien
dan tidak efisien berdasarkan asumsi CRS. Share usaha martabak yang efisien
sebesar 35%. Persentase tersebut setara dengan 7 usaha Martabak. Share Usahatani
padi yang tidak efisien sebesar 65%. Persentase tersebut setara dengan 13 usaha
martabak.
Efesiensi Teknis Berdasarkan Asumsi VRS

VRS

Deskripsi Mean Std.dev. Min Max


Nilai VRS 0,20 0,9782353 0,0672346 1

Efesiensi teknis berdasarkan asumsi CRS memiliki rentang antar 0 sampai


1.Adapun nilai terkecil efesiensi teknis berdasarkan asumsi CRS sebesar 0,067,
sementara nilai terbesar efisiensi teknis berdasarkan asumsi CRS sebesar 1. Nilai
rata-rata efisiensi teknis berdasarkan asumsi CRS sebesar 0,20.Artinya Usaha
Martabak tidak efisien, maka usaha harus mengurangi penggunaan input sebesar
80% supaya usaha yang tidak efisien menjadi efisien. Adapun nilai standar deviasi
adari efisiensi teknis berdasarkan asumsi CRS sebesar 0,978 Nilai efiensi teknis
berdasarkan asumsi CRS dapat dilihat pada table atas.
NILAI VRS
Diagram Lingkaran CRS 1 dan 2

Gambar menunjukan share (pangsa) efisiensi usaha martabak berdastkan asumsi


VRS. Share efisiensi usahatani padi pada interval nilai dari 0,77sampai 0,80
sebesar 10% atau setara dengan 2 usaha martabak. Share efisiensi usahatani padi
pada interval nilai dari 1 sebesar 90 % atau setara dengan 18 usaha martabak.
Usaha Martabak yang dinyatakan efisien berdasarkan asumsi VRS jika hernilai 1,
sedangkan usaha Martabak yang dinyatakan tidak efisien berdasarkan asumsi VRS
jika nilainya dibawah 1. Gambar menunjukan share usaha Martabak yang efisien
dan tidak efisien berdasarkan asumsi CRS. Share usaha martabak yang efisien
sebesar 10%. Persentase tersebut setara dengan 2 usaha Martabak. Share Usahatani
padi yang tidak efisien sebesar 90%. Persentase tersebut setara dengan 18 usaha
martabak.
Efesiensi Teknis Berdasarkan Asumsi SE

SE

Deskripsi Mean Std.dev. Min Max


Nilai SE 0,8896565 0,1156541 0,5866666 1

Efesiensi teknis berdasarkan asumsi CRS memiliki rentang antar 0 sampai


1.Adapun nilai terkecil efesiensi teknis berdasarkan asumsi CRS sebesar 0,586,
sementara nilai terbesar efisiensi teknis berdasarkan asumsi CRS sebesar 1. Nilai
rata-rata efisiensi teknis berdasarkan asumsi CRS sebesar 0,890 Artinya Usaha
Martabak tidak efisien, maka usaha harus mengurangi penggunaan input sebesar
11% supaya usaha yang tidak efisien menjadi efisien. Adapun nilai standar deviasi
adari efisiensi teknis berdasarkan asumsi CRS sebesar 0,116 Nilai efiensi teknis
berdasarkan asumsi CRS dapat dilihat pada table atas.

NILAI SE
Diagram Lingkaran SE 1 dan 2

Gambar menunjukan share (pangsa) efisiensi usaha martabak berdastkan asumsi


SE. Share efisiensi usahatani padi pada interval nilai dari 0,59sampai 0,70 sebesar
45% atau setara dengan 1 usaha martabak. Share efisiensi usahatani padi pada
interval nilai dari 0,71 sampai 0,81 sebesar 30% atau setara dengan 6 usaha
martabak. Share efisiensi usahatani padi pada interval nilai dari 0,82 sampai 0,92
sebesar 20% atau setara dengan 4 usaha martabak. setara 1 sebesar 45%.
Persentase tersebut setara dengan 11 usaha martabak.

Usaha Martabak yang dinyatakan efisien berdasarkan asumsi CRS jika hernilai 1,
sedangkan usaha Martabak yang dinyatakan tidak efisien berdasarkan asumsi CRS
jika nilainya dibawah 1. Gambar menunjukan share usaha Martabak yang efisien
dan tidak efisien berdasarkan asumsi CRS. Share usaha martabak yang efisien
sebesar 45%. Persentase tersebut setara dengan 9 usaha Martabak. Share Usahatani
padi yang tidak efisien sebesar 55%. Persentase tersebut setara dengan 11 usaha
martabak.
3.PENGURANGAN INPUT BERDASARKAN ASUMSI CRS

Variabel Mean Std.dev Min Max


Pengurangan tenaga kerja 14,18623 15,55796 0 45,64103
%
Pengurangan mentega% 430,643 834,6366 0 3600
Pengurangan tepung% 14,20503 15,4929 0 44,88889
Pengurangan coklat% 233,7805 397,4993 0 941,3333
Pengurangan keju% 280,1815 380,0341 0 876,9231
Pengurangan plastik% 436,0892 447,0352 0 941,3333

Table diatas menunjukkan hasil pengurangan input berdasarkan asumsi CRS.


Variabel pengurangan input yang terbesar adalah Plastik. Hasil menunjukkan
bahwa semua usaha martabak harus menurunkan penggunaan keju rata-rata sebesar
43,60% Pengurangan penggunaan Plastik yang maksimum sebesar 94,13% dan
standar deviasi sebesar 44,70%.

Variabel kedua pengurangan input yang terbesar adalah mentega. Hasil


menunjukkan bahwa semua usaha martabak harus menurunkan penggunaan
mentega sebesar 43,06%. Pengurangan penggunaan mentega yang maksimum
sebesar 36%. Standar deviasi sebesar 83,46%.

Variabel ke tiga pengurangan input yang terbesar adalah keju. Hasil menunjukkan
bahwa semua usaha martabak harus menurunkan penggunaan keju sebesar 28,01%.
Pengurangan keju yang maksimum sebesar 87,69%. Standar deviasi tenaga kerja
sebesar 38,00%.

Variabel keempat pengurangan input yang terbesar adalah coklat. Hasil


menunjukan bahwa semua usaha martabak harus menurunkan penggunaan coklat
sebesar 23,37% Pengurangan penggunaan coklat yang maksimum sebesar 94.13%.
Standar deviasi coklat sebesar 39.74%.

Variabel kelima pengurangan input terbesar adalah Tepung. Hasil menunjukan


bahwa semua usaha martabak harus menurunkan penggunaan Tepung sebesar
14,20%. Pengurangan penggunaan Tepung yang maksimum sebesar 44,88%.
Standar deviasi sebesar 15,49%.

Variabel keenam pengurangan input terbesar adalah tenaga kerja. Hasil


menunjukan bahwa semua usaha martabak harus menurunkan penggunaan tenaga
kerja sebesar 14.18%. Pengurangan penggunaan tenaga kerja yang maksimum
sebesar 45,64%. Standar deviasi sebesar 15,55%.

PENGURANGAN INPUT BERDASARKAN ASUMSI VRS

Variabel Mean Std.dev Min Max


Pengurangan tenaga 3,216326 7,221502 0 23,52941
kerja%
Pengurangan mentega 135,7647 291,3781 0 800
%
Pengurangan tepung% 3,216326 7,221502 0 23,52941
Pengurangan coklat% 18,26471 55,05563 0 235,2941
Pengurangan keju% 135,7647 291,3781 0 800
Pengurangan plastik% 215,7647 350,2387 0 800

Table diatas menunjukkan hasil pengurangan input berdasarkan asumsi VRS.


Variabel pengurangan input yang terbesar adalah Plastik. Hasil menunjukkan
bahwa semua usaha martabak harus menurunkan penggunaan plastik rata-rata
sebesar 215,7% Pengurangan penggunaan Plastik yang maksimum sebesar 80,0%
dan standar deviasi sebesar 350,2%.

Variabel kedua pengurangan input yang terbesar adalah Mentega. Hasil


menunjukkan bahwa semua usaha martabak harus menurunkan penggunaan
mentega sebesar 135,7%. Pengurangan penggunaan mentega yang maksimum
sebesar 80,0%. Standar deviasi sebesar 29,13%.

Variabel ketiga pengurangan input terbesar adalah Keju. Hasil menunjukan bahwa
semua usaha martabak harus menurunkan penggunaan keju sebesar 135,76%.
Pengurangan penggunaan tenaga kerja yang maksimum sebesar 80,0%. Standar
deviasi sebesar 291,3%.

Variabel keempat pengurangan input yang terbesar adalah Coklat. Hasil


menunjukkan bahwa semua usaha martabak harus menurunkan penggunaan coklat
sebesar 18,26%. Pengurangan keju yang maksimum sebesar 23,52%. Standar
deviasi tenaga kerja sebesar 55,05%.
Variabel kelima pengurangan input yang terbesar adalah Tenaga Kerja. Hasil
menunjukan bahwa semua usaha martabak harus menurunkan penggunaan
mentega sebesar 3,21% Pengurangan penggunaan coklat yang maksimum sebesar
23,52%. Standar deviasi coklat sebesar 7,22%.

Variabel keenam pengurangan input terbesar adalah Tepung. Hasil menunjukan


bahwa semua usaha martabak harus menurunkan penggunaan tepung sebesar
3,21%. Pengurangan penggunaan Tepung yang maksimum sebesar 23,52%.
Standar deviasi sebesar 7,22%.

4.TARGET INPUT CRS

Variabel Mean Std.dev Min Max


Target input TK 1,875388 0,7425199 0,5866666 3
Target input mentega 1,437727 1,276729 0,6153846 5
Target input tepung 3,09541 71,404315 1,173333 7
Target input coklat 0,8663941 0,3474586 0,2933333 2
Target input keju 1,487727 1,487727 0,6153846 5
Target input plastik 0,8163941 0,2267169 0,2933333 1

Tabel diatas menunjukan usaha martabak di kecamatan medan area, medan timur,
medan petisah, medan ampas harus menggunakan tenaga kerja rata-rata sebesar
1,87 supaya usaha martabak tersebut efisien berdasarkan asumsi CRS.
Pengurangan Tenaga Kerja yang maksimum sebesar 3 dan standar deviasi sebesar
0,74.

Variabel kedua yang ditinjau target penggunaan input adalah mentega. Usaha
martabak harus menunggunakan mentega rata-rata sebesar 1,43 kg Supaya usaha
martabak tersebut efisien berdasarkan asumsi CRS. Pengurangan mentega yang
maksimum sebesar 5kg dan standar deviasi sebesar 1,43kg

Variabel ketiga yang ditinjau target penggunaan input adalah tepung. Usaha
martabak harus menunggunakan tepung rata-rata sebesar 3,09kg supaya Usaha
martabak tersebut efisien berdasarkan asumsi CRS. Pengurangan tepung yang
maksimum sebesar 7kg dan standar deviasi sebesar 71,40kg.

Variabel keempat yang ditinjau target penggunaan input adalah coklat. Usaha
martabak harusmenunggunakan coklat rata- rata sebesar 8,66kg supaya usaha
martabak tersebut efisien berdasarka asumsi CRS. Pengurangan coklat yang
maksimum sebesar 2kg dan standar deviasi sebesar 0,34kg.

Variabel kelima yang ditinjau target penggunaan input adalah keju. Usaha
martabak harus menunggunakan keju rata- rata sebesar 1,48 kg supaya Usaha
martabak tersebut efisien berdasarka asumsi CRS.Pengurangan keju yang
maksimum sebesar 5kg dan standar deviasi sebesar 1,48kg.

Variabel keenam yang ditinjau target penggunaan input adalah plastic . usaha
martabak harus menunggunakan plastik rata- rata sebesar 8,16kg supaya usaha
martabak tersebut efisien berdasarkan asumsi CRS. Pengurangan plastik yang
maksimum sebesar 1kg dan standar deviasi sebesar 0,22kg.

TARGET INPUT VRS

Variabel Mean Std.dev Min Max


Target input TK 1,995575 0,645027 1 3
Target input mentega 2,261176 1,80527 1 5
Target input tepung 3,389778 1,164983 2 7
Target input coklat 1,911176 1,558128 1 5
Target input keju 2,311176 1,782202 1 5
Target input plastik 1,861176 1,571118 1 5

Tabel diatas menunjukan usaha martabak di kecamatan medan area, medan


timur,medan petisah,medan amplas harus menggunakan tenaga kerja rata-rata
sebesar 1,99 supaya usaha martabak tersebut efisien berdasarkan asumsi VRS,
Pengurangan Tenaga kerja yang maksimum sebesar 3 dan standar deviasi sebesar
0,64.

Variabel kedua yang ditinjau target penggunaan input adalah mentega. Usaha
martabak harus menunggunakan mentega rata-rata sebesar 2,26 Kg supaya usaha
martabak tersebut efisien berdasarkan asumsi VRS. Pengurangan mentega yang
maksimum sebesar 5% dan standar deviasi sebesar 1,80%.

Variabel ketiga yang ditinjau target penggunaan input adalah tepung. Usaha
martabak harus menunggunakan tepung rata-rata sebesar 3,38 kg supaya usaha
martabak tersebut efisien berdasarkan asumsi VRS.Pengurangan tepung yang
maksimum sebesar 7% dan standar deviasi sebesar 1,16%.

Variabel keempat yang ditinjau target penggunaan input adalah coklat. Usaha
martabak harus menunggunakan coklat rata- rata sebesar 1,91kg supaya usahatani
tersebut efisienberdasarka asumsi VRS.Pengurangan coklat yang maksimum
sebesar 5% dan standar deviasi sebesar 1,55%.

Variabel kelima yang ditinjau target penggunaan input adalah keju. Usaha
martabak harus menunggunakan keju rata- rata sebesar 2,31 kg supaya Usaha
martabak tersebut efisien berdasarka asumsi VRS. Pengurangan keju yang
maksimum sebesar 5% dan standar deviasi sebesar 1,78%.

Variabel keenam yang ditinjau target penggunaan input adalah plastik. Usaha
martabak harus menunggunakan plastic rata- rata sebesar 1,86kg supaya Usaha
martabak tersebut efisien berdasarka asumsi VRS. Pengurangan plastik yang
maksimum sebesar 5% dan standar deviasi sebesar 1,57%.

5. SKALA PRODUKSI
Skala Produksi : Model data envplopment analysis (DEA) menghasilkan tiga skala
produksi untuk usaha martabak di kecamatan medan area, medan timur, medan
petisah,medan amplas. Adapun skala produksi tersebut yaitu skala produksi
constant return to scale (IRS)

Usaha Martabak yang dinyatakan efisien berdasarkan asumsi CRS jika hernilai 1,
sedangkan usaha Martabak yang dinyatakan tidak efisien berdasarkan asumsi CRS
jika nilainya dibawah 1. Gambar menunjukan share usaha Martabak yang efisien
dan tidak efisien berdasarkan asumsi CRS. Share usaha martabak yang efisien
sebesar 45%. Persentase tersebut setara dengan 9 usaha Martabak. Share Usahatani
padi yang tidak efisien sebesar 55%. Persentase tersebut setara dengan 11 usaha
martabak.

6.UJI MULTIKOLINEARISME
Uji multikolineritas memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya kolerasi antar variabel independent. Model yang baik adalah
model yang tidak terjadi kolerasi antar variabel. Multikolineritas dapat dilihat dari
Tolerence dan Variance Inflation Factor (VIF). Hasil ují

multikolineritas untuk CRS, VRS dan SE dapat dilihat pada Tabel dibawah.

VARIABEL VIF 1/VIF


Tepung 5.19 0.192837
Coklat 4.14 0.241455
Tenagakerja 3.17 0.315885
Keju 2.79 0.358707
Mentega 2.79 0.358712
Plastik 2.10 0.475938
Mean Vif 3.36

Tabel diatas menunjukan nilai VIF dari setiap variable independen. Nilai VIP
berada pada rentang dari nilai 2,10 sampai 5,18 . Rata-rata nilai VIF sebesar 3,36.
Menyatakan bahwa niiai VIF dibawah 10 menunjukan tidak terjadi
multikolinearitas. Berdasarkan literatur tersebut, hasil menunjukan tidak terjadi
multikolineritas.penelitian

7.UJI HETEROSKEDITAS

Uji Heteroskedastisitas adalah uii ketidaksamaan varian dari residual untuk semua
pengamatan pada model regresi. Cara pengujiannya dengan menggunakan Uji
Glejser. Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan meregresikan variabel
variabel bebas terhadap nilai absolute residual. Residual adalah selisih antara nilai
variabel Y dengan nilai variabel Y yang diprediksi, dan absolut adalah nilai
mutlaknya (bernilai positif semua). Di bawah ini merupakan hasil dari uji
heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel diatas.
Nilai Heteroskedastisitas Berdasarkan Asumsi :

Chi2(1) 8.15
Prob> chi2 0.6961

Tabel Diatas menunjukan hasil output uji heteroskedastisitas untuk nilai


signifikannya sebesar (0,6961) > 0,05. Hal ini menunjukan pada variabel bebas
dari masalah heteroskedastisitas.

8.UJI NORMALITAS

Jarque-Bera normality test 0.1372


Jarque-Bera test fo ho 0,9337

Uji asumsi normalitas digunakan untuk mengetahui apakah regression error term
berdistribusi normal atau tidak. Jika tidak normal, nilai-t mungkin salah. Namun
meskipun kesalahan model regresi tidak berdistribusi normal, model regresi tetap
memberikan estimasi koefisien yang baik. Berdasarkan uji yang dilakukan untuk
normalitas didapatkan hasil normalitas sebesar 0,93. Apabila hasil uji lebih besar
dari 0,05 maka data ini berdistribusi normal.

9.HASIL REGRESI
Tabel Regresi

Martabak Coefficient Std.err. t P>ItI [95%conf. Interval


Tenaga Kerja 10.59579 2.801311 3.78 0.002 4.543927 16.64766
Mentega -5.538711 6.875128 -0.81 0.435 -20.39152 9.314099
Tepung 7.341744 2.096738 3.50 0.004 2.812018 11.87147
Coklat 4.694907 5.206978 0.90 0.384 -6.554085 15.9439
Keju 1.385302 4.677966 0.30 0.772 -8.720827 11.4914
Plastik 34.37359 5.968688 5.76 0.000 21.47904 47.26815

Pada tabel di atas variabel input tenaga kerja memiliki nilai koefisien 10.59579
menandakan 1% peningkatan input tenaga kerja akan meningkatkan efisiensi
sebesar 10.59579.

Variabel input mentega memiliki nilai koefisien 6.875128 menandakan setiap


peningkatan 1% akan menurunkan efisiensi teknis sebesar 6.875128.

Variabel input tepung memiliki nilai koefisien 2.096738 menandakan 1%


peningkatan input tenaga kerja akan meningkatkan efisiensi sebesar 2.096738.

Variabel input coklat memiliki nilai koefisien 5.206978 menandakan 1%


peningkatan input coklat akan meningkatkan efisiensi sebesar 5.206978

Variabel input keju memiliki nilai koefisien 4.677966 menandakan setiap


peningkatan 1% akan menurunkan efisiensi teknis sebesar 4.677966.

Variabel input plastik memiliki nilai koefisien 5.968688 menandakan setiap


peningkatan 1% akan menurunkan efisiensi teknis sebesar 5.968688.

Pembahasan selanjutnya adalah variabel input yang berpengaruh positif dan


negativ serta signifikan terhadap efisiensi teknis. Hasil wawancara menunjukkan
bahwa variabel tenaga kerja,variabel plastik dan variabel tepung berpengaruh
positif dan signifikan pada efesiensi teknis.

Pembahasan seanjutnya adalah variabel input yang berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap efisiensi teknis.variabel pertama yang berhubungan positif dan
tidak signifikan terhadap efesiensi teknis adalah variabel keju. Variabel kedua yang
berhubungan positif dan tidak signifikan terhadap efisiensi teknis variabel coklat

Variabel ketiga yang berhubungan negative dan tidak signifikan terhadap efisiensi
teknis adalah variabel mentega.

4.2 PEMBAHASAN

Pada sub bab ini, akan menjelaskan perbandingan hasil wawancara ini dengan teori
ataupun hasil wawancara lainnya. Hasil perbandingan dapat saja berbanding lurus
maupun terbalik, dengan kata lain, hasil wawancara ini sama dengan teori sosial
ekonomi atau wawancara lainnya atau hasil wawancara ini berbeda dengan
wawancara lainnya. Hubungan sebab akibat turut dijelaskan pada sub bab ini
supaya diketahui alasan terjadinya fenomena hubungan sebab akibat.

Pertama, akan membahas tentang makna nilai efisiensi teknis berdasarkan asumsi
CRS,VRS,SE. Dari hasil analisis statistik deskriptif dapat dilihat bahwa rata-rata
tingkat efisiensi pada wawancara martabak dengan pendekatan nilai efisiensi
berdasarkan asumsi CRS 0,87 dan asumsi VRS 0,20 sedangkan nilai efisiensi
teknis untuk SE sebesar 0,89. Ketiga nilai tersebut berarti usaha martabak yang
tidak efisien harus mengurangi pengurangan input masing -masing sebesar
12,8 .80% .11% supaya usaha martabak yang tidak efisien tersebut menjadi efisien.

Wawancara ini menunjukkan nilai efisiensi teknis berdasarkan asumsi SE lebih


tinggi dari nilai efisiensi teknis asumsi CRS dan VRS . Hal ini terjadi karena
adanya perbandingan antara teknologi dan produksi dalam suatu perusahaan,
dimana semua perbandingan output dan input yang digunakan harus sama.

Skala produksi dalam wawancara ini, usaha martabak mayoritas pada skala
produksi belum IRS belum efisien, maka usaha martabak harus meningkatkan
pertumbuhan skala usahanya agar usaha menjadi efisien dan dapat menghemat
biaya. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dalam wawancara ini dapat diambil
kesimpulan, yaitu; berdasarkan skala produksi IRS usaha martabak tidak efisien,
oleh karena itu penjual disarankan meningkatkan skala usaha (contoh: harga) dan
skala teknologi (contoh: varian rasa) supaya usaha martabak menjadi efisien dan
menghemat biaya.

Pembahasan selanjutnya adalah variabel input yang berpengaruh positif dan


negatif serta signifikan terhadap efisiensi teknis. Hasil wawancara menunjukkan
bahwa variabel mentega berpengaruh positif dan signifikan pada efisiensi
teknis.Pembahasan selanjutnya adalah variabel input yang berpengaruh positif dan
negatif tetapi tidak signifikan terhadap efisiensi teknis. Variabel pertama yang
berhubungan positif dan tidak signifikan terhadap efisiensi teknis adalah variabel
tenaga kerja. Variabel selanjutnya yang berhubungan positif dan tidak signifikan
terhadap efisiensi teknis adalah tepung.

Variabel selanjutnya yang berhubungan positif dan tidak signifikan terhadap


efisiensi teknis adalah variabel coklat. Variabel selanjutnya yang berhubungan
positif dan tidak signifikan terhadap efisiensi teknis adalah keju. Variabel
selanjutnya yang berhubungan positif dan tidak signifikan terhadap efisiensi teknis
adalah variabel plastik.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil wawancara dan pembahasan yang telah diuraikan dalam bab
selanjutnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Nilai efisiensi teknis berdasarkan asumsi CRS sebesar 0,871. Nilai ini berarti
usahatani di Kabupaten Medan Belawan, Medan Tuntungan, Medan Deli,
Medan Johor yang tidak efisien harus mengurangi penggunaan input sebesar
0,35% supaya usaha martabak yang tidak efisien menjadi efisien
berdasarkan asumsi CRS. Nilai efisiensi teknis berdasarkan asumsi VRS
sebesar 0,20. Nilai ini berarti usaha martabak di Kabupaten Medan Belawan,
Medan Tuntungan, Medan Deli, Medan Johor yang tidak efisien harus
mengurangi penggunaan input sebesar 90% supaya usaha martabak yang
tidak efisien menjadi efisien. Nilai efisiensi teknis berdasarkan asumsi SE
sebesar 0,889. Nilai ini berarti usaha martabak di Kabupaten Medan
Belawan, Medan Tuntungan, Medan Deli, Medan Johor,yang tidak efisien
harus mengurangi penggunaan input sebesar 45% supaya usaha martabak
yang tidak efisien menjadi efisien.
2. Variabel input yang berpengaruh positif secara signifikan pada efisiensi
teknis usaha martabak di Kabupaten Medan Belawan, Medan Tuntungan,
Medan Deli, Medan Johor variabel input mentega. Variabel yang
berpengaruh positif secara tidak signifikan pada efisiensi teknis usaha
martabak di Kabupaten Kabupaten Medan Belawan, Medan Tuntungan,
Medan Deli, Medan Johor variabel input tenaga
kerja,tepung,coklat,keju,plastik
5.2 Saran
Berdasarkan hasil wawancara maka dapat diberikan saran sebagai berikut:
Kami sebagai pembuat laporan ini memberikan saran kepada penjual Usaha
Martabak yang berada di Kabupaten Medan Belawan, Medan Tuntungan, Medan
Deli, Medan Johor supaya produk ini bisa lebih berkembang dan maju dan banyak
konsumen meminatinya. Dan kami mengharapkan supaya produk martabak ini
tidak berkurang,karena produk ini sangat bagus dan berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA

Edition, S. (n.d.). Agricultural Production Economics.

Syahidin, Marsam, Sudirman, A., Juliansyah, R., Pinem, D., Rianti, T. S. M.,
Yusuf, M., Harahap, R. S. P., Yuningsih, E., Ariyanto, A., Nugroho, H.,
Widjiantoro, S. T., & Bakti, R. (2022). Pengantar Ekonomi Mikro. 17, 238.

Yogatama, I. (2019). Teori Produksi. Jurnal Teori Produksi, 2, 3–8.


LAMPIRAN

DATA AWAL (INPUT OUTPUT)


PENGURANGAN TARGET INPUT CRS

PENGURANGAN TARGET INPUT VRS


TARGET INPUT CRS

TARGET INPUT VRS


STATA

NILAI SUM
. sum

Variable Obs Mean Std. dev. Min Max

martabak 20 60.45 21.7896 22 110


tenagakerja 20 2.15 .6708204 1 3
. sum mentega 20 .75 .2564946 .5 1
tepung 20 3.5 1.147079 2 7
coklat
Variable Obs 20 Mean .975 .412789 Min
Std. dev. .5Max 2

martabak
keju 20 20 60.45 .821.7896
.3769685 22 .5110 2
tenagakerja 20 2.15 .6708204
plastik 20 .75 .2564946 1 .5 3 1
mentega 20 .75 .2564946 .5 1
tepung 20 3.5 1.147079 2 7
. regress
coklatmartabak tenagakerja
20 mentega
.975 tepung
.412789 coklat
.5 keju plastik
2

ANALISIS
Source
keju REGRESSI
20SS LINIER
.8 df.3769685 MS Number of 2obs
.5 = 20
plastik 20 .75 .2564946 F(6, 13) 1
.5 = 68.77
Model 8745.42493 6 1457.57082 Prob > F = 0.0000
. regress martabak tenagakerja
Residual 275.52507 mentega tepung coklat keju plastik
13 21.1942361 R-squared = 0.9695
Adj R-squared = 0.9554
Source SS df MS Number of obs = 20
Total 9020.95 19 474.786842 Root MSE = 4.6037
F(6, 13) = 68.77
Model 8745.42493 6 1457.57082 Prob > F = 0.0000
Residual 275.52507 13 21.1942361 R-squared = 0.9695
martabak Coefficient Std. err. t Adj R-squared
P>|t| [95%
= conf. interval]
0.9554
Total 9020.95 19 474.786842 Root MSE = 4.6037
tenagakerja 10.59579 2.801311 3.78 0.002 4.543927 16.64766
mentega -5.538711 6.875128 -0.81 0.435 -20.39152 9.314099
martabak
tepung Coefficient
7.341744Std. 2.096738
err. t P>|t|
3.50 [95% conf.
0.004 interval] 11.87147
2.812018
coklat 4.694907 5.206978 0.90 0.384 -6.554085 15.9439
tenagakerja 10.59579 2.801311 3.78 0.002 4.543927 16.64766
keju -5.538711
mentega
1.3853026.875128
4.677965
-0.81
0.30
0.435
0.772
-20.39152
-8.720827
9.314099
11.49143
plastik
tepung 34.373592.096738
7.341744 5.9686833.50 5.76
0.004 0.000
2.812018 21.47904
11.87147 47.26815
_cons 4.694907
coklat -15.338995.206978
4.3682060.90 -3.51
0.384 0.004
-6.554085-24.77593
15.9439 -5.902056
keju 1.385302 4.677965 0.30 0.772 -8.720827 11.49143
plastik 34.37359 5.968683 5.76 0.000 21.47904 47.26815
_cons -15.33899 4.368206 -3.51 0.004 -24.77593 -5.902056

UJI MULTIKOLINEARITAS LINIER


. vif

Variable VIF 1/VIF

tepung 5.19 0.192837


coklat 4.14 0.241455
tenagakerja 3.17 0.315885
keju 2.79 0.358707
mentega 2.79 0.358712
plastik 2.10 0.475938

Mean VIF 3.36

. hettest

Breusch–Pagan/Cook–Weisberg test for heteroskedasticity


Assumption: Normal error terms
Variable: Fitted values of martabak

H0: Constant variance

chi2(1) = 0.15
Prob > chi2 = 0.6961

. swilk martabak tenagakerja mentega tepung coklat keju plastik


Variable VIF 1/VIF

tepung 5.19 0.192837


coklat 4.14 0.241455
tenagakerja 3.17 0.315885
keju 2.79 0.358707
mentega 2.79 0.358712
plastik 2.10 0.475938
UJI HETEROKEDASTISITAS
Mean VIF 3.36

. hettest

Breusch–Pagan/Cook–Weisberg test for heteroskedasticity


Assumption: Normal error terms
Variable: Fitted values of martabak

H0: Constant variance

chi2(1) = 0.15
Prob > chi2 = 0.6961

. swilk martabak tenagakerja mentega tepung coklat keju plastik

UJI NORMALITAS
Shapiro–Wilk W test for normal data

Variable
. predict Obs
resid,residuals W V z Prob>z

martabak 20 0.98692 0.309 -2.364 0.99095


.tenagakerja
jb resid 20 0.98520 0.350 -2.114 0.98276
menteganormality test:
Jarque-Bera 20 0.99799
.1372 Chi(2) 0.048
.9337 -6.133 1.00000
tepungtest for Ho:
Jarque-Bera 20normality:
0.90059 2.353 1.725 0.04230
coklat 20 0.89690 2.440 1.798 0.03609
. keju 20 0.83667 3.866 2.725 0.00321
plastik 20 0.99799 0.048 -6.133 1.00000

SKOR EFISIENSI
. sktest martabak TEKNIS
tenagakerja BERDASARKAN
mentega tepung coklat keju plastik ASUMSI CRS
. tab technicalefficiencyscorecrs

Technical
Efficiency
Score(CRS) Freq. Percent Cum.

.5866666 1 5.00 5.00


.6153846 1 5.00 10.00
.6769231 1 5.00 15.00
.7692308 2 10.00 25.00
.8 1 5.00 30.00
.8153846 2 10.00 40.00
.8266667 1 5.00 45.00
.886076 1 5.00 50.00
.9230769 1 5.00 55.00
.9659091 1 5.00 60.00
.9846154 1 5.00 65.00
1 7 35.00 100.00

Total 20 100.00

.
SKOR EFISIENSI TEKNIS BERDASARKAN ASUMSI VRS
. tab puretechnicalefficiencyscorevrs

Pure
Technical
Efficiency
Score(VRS) Freq. Percent Cum.

.7647059 1 5.00 5.00


.8 1 5.00 10.00
1 18 90.00 100.00

Total 20 100.00
. sum

.
Variable Obs Mean Std. dev. Min Max

scaleeffic~e 20 .8896565 .1156541 .5866666 1


SKOR EFISIENSI
hasiltenag~a 20 TEKNIS
.2746125 BERDASARKAN
.3502572 0 ASUMSI SE
1.369231
hasilmentega 20 1.215606 1.934765 -1 4.384615
hasiltepung 20 .4045896 .4302981 0 1.346667
hasilcoklat 20 1.233606 1.961358 0 4.706666

hasilkeju 20 1.415606 1.889858 0 4.384615


hasilplastik 20 1.823606 2.396333 -2.6 4.706666

. tab scaleefficiencyscore

Scale
Efficiency
Score Freq. Percent Cum.

.5866666 1 5.00 5.00


.7692308 2 10.00 15.00
.8 1 5.00 20.00
.8047338 1 5.00 25.00
.8153846 2 10.00 35.00
.8266667 1 5.00 40.00
.8461539 1 5.00 45.00
.886076 1 5.00 50.00
.9230769 1 5.00 55.00
.9659091 1 5.00 60.00
.9846154 1 5.00 65.00
1 7 35.00 100.00

Total 20 100.00

.
SKALA PRODUKSI
. sum

Variable Obs Mean Std. dev. Min Max

rts 0
hasiltenag~a 20 .2746125 .3502572 0 1.369231
hasilmentega 20 1.215606 1.934765 -1 4.384615
hasiltepung 20 .4045896 .4302981 0 1.346667
hasilcoklat 20 1.233606 1.961358 0 4.706666

hasilkeju 20 1.415606 1.889858 0 4.384615


hasilplastik 20 1.823606 2.396333 -2.6 4.706666

. tab rts

RTS Freq. Percent Cum.

Constant 7 35.00 35.00


Increasing 13 65.00 100.00

Total 20 100.00

PENGURANGAN INPUT CRS


. sum

Variable Obs Mean Std. dev. Min Max

pengurang~ja 20 .2746125 .3502572 0 1.369231


pengurang~ga 20 1.215606 1.934765 -1 4.384615
penguranga~g 20 .4045896 .4302981 0 1.346667
penguranga~t 20 1.233606 1.961358 0 4.706666
penguranga~u 20 1.415606 1.889858 0 4.384615

pengurang~ik 20 1.823606 2.396333 -2.6 4.706666


pengurang~ak 20 0 0 0 0

PENGURANGAN INPUT VRS


. sum

Variable Obs Mean Std. dev. Min Max

pengurang~ja 20 3.216326 7.221502 0 23.52941


pengurang~ga 20 135.7647 291.3781 0 800
penguranga~g 20 3.216326 7.221502 0 23.52941
penguranga~t 20 13.26471 56.54261 -50 235.2941
penguranga~u 20 135.7647 291.3781 0 800

pengurang~ik 20 135.7647 390.2174 -800 800


pengurang~ak 20 0 0 0 0

.
TARGET INPUT CRS
. sum

Variable Obs Mean Std. dev. Min Max

targetinp~ja 20 1.875388 .7425199 .5866666 3


targetinp~ga 20 1.437727 1.276729 .6153846 5
targetinpu~g 20 3.09541 1.404315 1.173333 7
targetinpu~t 20 .8663941 .3474586 .2933333 2
targetinpu~u 20 1.487727 1.278265 .6153846 5

targetinp~ik 20 .8163941 .2267169 .2933333 1


targetinp~ak 20 60.45 21.7896 22 110

TARGET INPUT VRS


. sum

Variable Obs Mean Std. dev. Min Max

targetinp~ja 20 1.995575 .645027 1 3


targetinp~ga 20 2.261176 1.80527 1 5
targetinpu~g 20 3.389778 1.164983 2 7
targetinpu~t 20 1.911176 1.558128 1 5
targetinpu~u 20 2.311176 1.782202 1 5

targetinp~ik 20 1.861176 1.571118 1 5


targetinp~ak 20 63.45 21.30351 22 110

.
LAMPIRAN DOKUMENTASI
DEARMITA OCTAVIANI SIALLAGAN
EPINDONTA GINTING
AMDO SARAGIH

Anda mungkin juga menyukai