HP Geospasial 2023 - 05 - Hukum Dan Perundangan Geospasial
HP Geospasial 2023 - 05 - Hukum Dan Perundangan Geospasial
a. garis pantai
b. hipsografi
c. perairan
d. nama rupabumi
e. batas wilayah
f. transportasi dan utilitas
g. bangunan dan fasilitas umum
h. penutup lahan
USGS, The National Map Layers
2. Unsur Peta Dasar tersebut meliputi unsur yang https://www.usgs.gov/cegis
berada di wilayah darat, pantai, dan laut. Versi Slide: HZAbidin (2023)
3
Unsur Garis Pantai (1)
(Pasal 7 PP No. 45 Tahun 2021 dan Pasal 6 Peraturan BIG No. 18/2021)
https://commons.wikimedia.org/wiki/
4. Hipsografi mengacu pada geoid.
File:Lake_Huron_bathymetry_map.png Bagian Peta RBI Skala 1:10.000, Lembar 1209-1421, Tapos
(Ref: https://tanahair.indonesia.go.id)
Versi Slide: HZAbidin (2023)
6
(1) Nama rupabumi merupakan nama yang diberikan pada unsur rupabumi.
(2) Nama rupabumi digambarkan secara
terintegrasi pada Peta Rupabumi Indonesia.
(3) Nama rupabumi mencakup nama
rupabumi dari unsur rupabumi
yang berada di wilayah darat, pantai,
dan laut.
(4) Nama rupabumi meliputi:
a. nama rupabumi unsur alami; dan
b. nama rupabumi unsur buatan.
(5) Nama rupabumi diselenggarakan
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Bagian Peta RBI Skala 1:10.000, Lembar 1209-1432, Bogor
(Ref: https://tanahair.indonesia.go.id)
Versi Slide: HZAbidin (2023)
8
Unsur Nama Rupabumi (2)
(Pasal 2-3, PP No. 2/2021 Tentang Penyelenggaraan Nama Rupabumi)
1. Unsur Rupabumi terdiri atas: 5. Nama Rupabumi harus memenuhi prinsip sbb:
a. Unsur Alami; dan b. Unsur Buatan. a. menggunakan bahasa Indonesia;
2. Unsur Alami meliputi pulau, kepulauan, gunung, b. dapat menggunakan bahasa daerah atau bahasa asing
apabila Unsur Rupabumi memiliki nilai sejarah, budaya,
pegunungan, bukit, dataran tinggi, gua, lembah,
adat istiadat, dan/atau keagamaan;
tanjung, semenanjung, danau, sungai, muara,
c. menggunakan abjad romawi;
samudera, laut, selat, teluk, unsur bawah laut,
d. menggunakan 1 nama untuk 1 Unsur Rupabumi;
dan Unsur Alami lainnya. e. menghormati keberadaan suku, agama, ras, dan golongan;
3. Unsur Buatan terdiri atas: f. menggunakan paling banyak 3 (tiga) kata;
a. wilayah administrasi pemerintahan; g. menghindari penggunaan nama orang yang masih hidup
b. objek yang dibangun; dan dapat menggunakan nama orang yang sudah meninggal
c. kawasan khusus; dan dunia paling singkat 5 (lima) tahun terhitung sejak yang
d. tempat berpenduduk. bersangkutan meninggal dunia;
h. menghindari penggunaan nama instansi/lembaga;
4. Selain Unsur Buatan seperti di atas, tempat,
i. menghindari penggunaan nama yang bertentangan
lokasi, atau entitas yang memiliki nilai khusus dengan kepentingan nasional dan/atau daerah; dan
atau penting bagi masyarakat suatu wilayah j. memenuhi kaidah penulisan Nama Rupabumi dan
dapat dikategorikan sebagai Unsur Buatan. kaidah spasial.
RAAD EN
DIRECTORIUM 1964 1969
VOOR HET MEET EN
KAARTEERWEZWN BADAN BADAN tentang tentang
ATLAS Informasi Pelaksanaan UU No 4
KOORDINASI
NASIONAL Geospasial tahun 2011
SURVEI DAN Keppres no. 83/1969
PEMETAAN 17 Oktober 1969
PERPRES PERPRES
NASIONAL
No 27 tahun 2014 No 9 tahun 2016
tentang tentang
Jaringan Informasi Percepatan
DEWAN Geospasial Nasional
DIREKTORIUM Kebijakan Satu Peta
PENGUKURAN DEWAN SURVEI
DAN DAN BADAN PERPRES UU
PENGGAMBARAN PEMETAAN INFORMASI No 39 tahun 2019 No 11 tahun 2020
PETA NASIONAL
GEOSPASIAL
1951 1965 2011 Perpres no. 94/2011 tentang
tentang
27 Desember 2011 Cipta Kerja
Satu Data Indonesia
(1) IGD diselenggarakan secara bertahap dan sistematis untuk seluruh wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan wilayah yurisdiksinya.
(2) IGD tersebut pada butir (1) dimutakhirkan secara periodik
dalam jangka waktu tertentu atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.
(3) Pemuktahiran IGD sewaktu-waktu apabila diperlukan IGD
tersebut pada butir (2) di atas, dilakukan dalam hal
terjadi bencana alam, perang, pemekaran atau Peta
JKG
perubahan wilayah administratif, atau kejadian Dasar
lainnya yang berakibat berubahnya unsur IGD,
sehingga mempengaruhi pola dan struktur
JKHN JKVN JKGN Peta RBI
kehidupan masyarakat.
(4) IGD ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai norma, standar, prosedur, kriteria, Versi Slide: HZAbidin (2023)
dan jangka waktu pemutakhiran IGD diatur dengan Peraturan Pemerintah.
18
Penyelenggaraan IGD (2)
(Pasal 74 Peraturan BIG No. 18/2021)
(1) IGT diselenggarakan oleh: (3) IGT wajib mengacu pada IGD.
a. Instansi Pemerintah; (4) Pengacuan pada IGD dilakukan dengan:
b. Pemerintah Daerah; a. menggunakan JKG sebagai acuan posisi
c. Badan Usaha; dalam pengumpulan DG Tematik;
d. kelompok orang; atau b. menggunakan sistem koordinat yang
e. orang perseorangan. didefinisikan dalam SRGI;
(2) Penyelenggaraan IGT dilakukan c. menggunakan sistem referensi vertikal
melalui kegiatan: sebagai acuan tinggi atau kedalaman
a. pengumpulan DG Tematik, yang didefinisikan dalam SRGI; dan
b. pengolahan DG Tematik dan IGT, d. menggunakan unsur Peta Dasar sebagai
c. penyimpanan dan pengamanan DG acuan dalam pembuatan IGT.
Tematik dan IGT, (5) Unsur Peta Dasar tersebut di atas mencakup
d. penyebarluasan DG Tematik dan IGT, kesesuaian posisi, bentuk geometris, dan
e. penggunaan IGT. informasi atribut.
Versi Slide: HZAbidin (2023)
20
Pengumpulan Data Geospasial, DG (1)
(Pasal 17-20 PP No. 45 Tahun 2021)
(1). Pengumpulan DG dilakukan pada seluruh ruang (8) Pengumpulan DG dilakukan dengan:
di wilayah NKRI dan wilayah yurisdiksinya. a. survei dengan menggunakan
(2). Pengumpulan DG terdiri atas: instrumentasi ukur dan/atau rekam,
a. DG Dasar; dan yang dilakukan di darat, pada
b. DG Tematik. wahana air, pada wahana udara,
(3). Pengumpulan DG harus sesuai dengan standar dan/atau pada wahana angkasa;
pengumpulan DG. b. pencacahan; dan/atau
(4). Ketentuan lebih lanjut mengenai standar pengumpulan c. cara lain sesuai dengan
DG diatur dengan Peraturan Kepala Badan. perkembangan ilmu pengetahuan
(5). Pengumpul DG wajib melaporkan kegiatan dan teknologi.
pengumpulan DG yang dilaksanakan kepada (9). Dalam melakukan pengumpulan DG,
Pemerintah Pusat melalui Badan. posisi DG harus mengacu pada SRGI.
(6). Pengumpul DG wajib menyerahkan salinan DG
kepada Pemerintah Pusat.
(7). Penyerahan salinan DG dikoordinasikan oleh Badan. Versi Slide: HZAbidin (2023)
21
Spektrum Teknologi Geospasial
Akuisisi Data Geospasial
dapat dilakukan
dengan beragam
Teknologi Geospasial
https://laptrinhx.com/satellite-remote-sensing-tools-to-monitor-
https://geoawesomeness.com/drone-lidar-or-photogrammetry-everything-your-need-to-know/ variations-in-plant-biodiversity-in-india-3078930004/
http://www.geoadithya.com/survey-service.php
https://www.esa.int/ESA_Multimedia/
https://www.gruasyaparejos.com/en/ Images/2012/02/Sentinel-2
https://geoawesomeness.com/8-tips-will-let-achieve-survey-grade-accuracy-drone-survey/
https://lahuriyaconstruction.com/road-survey/ https://www.gruasyaparejos.com/en/topography/types-of-topographical-survey/
http://www.northgroup.com.au/index.php/project/r
ail-infrastructure-surveying-projects/ https://www.xyht.com/surveying/mine-surveying/
https://forestcitylandworks.ca/survey-line-clearing/
Versi Slide: HZAbidin (2023)
24
https://www.amsj.com.au/
Pertambangan
Proyek Infrastruktur
https://www.mining-technology.com/ https://www.severnpartnership.com/c
Galileo Compass
GNSS (BeiDou)
(Global
Navigation
Satellite
System)
Versi Slide: HZAbidin (2023)
26
http://eijournal.com/
(1) Pengumpulan DG dapat dilakukan melalui kerja sama (5) Pengumpulan DG yang berpotensi menimbulkan
antar Penyelenggara IG. bahaya yang dimaksud pada butir (3.b), meliputi
(2) Kerja sama pengumpulan DG yang dilakukan oleh pengumpulan DG yang dilaksanakan di wilayah
Instansi Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah yang berpotensi mengakibatkan bahaya untuk:
harus dilakukan secara efektif dan efisien. a. pengumpul DG;
(3) Pengumpulan DG harus memperoleh persetujuan b. objek pengumpulan DG; dan/atau
dari Pemerintah Pusat apabila: c. lingkungan di sekitar objek pengumpulan DG.
a. dilakukan di daerah terlarang, (6). Pengumpulan DG yang menggunakan Wahana
b. berpotensi menimbulkan Bahaya, Milik Asing selain satelit yang dimaksud pada
c. menggunakan Wahana Milik Asing selain satelit, atau butir (3.c) meliputi kegiatan pengumpulan DG
d. menggunakan tenaga asing. yang menggunakan:
(4) Pengumpulan DG yang dilakukan di daerah terlarang a. Wahana darat milik asing,
yang dimaksud pada butir (3.a) dapat berupa b. Wahana air milik asing, dan/atau
pengumpulan DG yang dilaksanakan di: c. Wahana udara milik asing.
a. kawasan keamanan, atau
b. wilayah pertahanan. Versi Slide: HZAbidin (2023)
29
Pengumpulan Data Geospasial, DG (3)
(Pasal 27-36 PP No. 45 Tahun 2021)
(1) Pengumpulan DG yang menggunakan tenaga (5) Pengumpul DG yang telah memperoleh
asing meliputi kegiatan pengumpulan DG yang persetujuan wajib melakukan pelaporan kepada
dilaksanakan oleh warga negara selain warga pemberi persetujuan, yang dapat dilakukan secara
negara Indonesia, lembaga asing, atau Badan berkala dan/atau setelah kegiatan pengumpulan DG
Usaha asing. selesai dilakukan.
(2) Penggunaan tenaga asing sebagaimana (6) Pengumpul DG wajib menyerahkan salinan DG yang
dimaksud hanya dapat dilakukan dalam telah dikumpulkan beserta metadata kepada Badan.
rangka alih pengetahuan/ teknologi atau (7) Pengumpul DG yang tidak melaksanakan ketentuan
dalam hal kualifikasi yang dibutuhkan belum dalam persetujuan pengumpulan DG atau tidak
dapat dipenuhi oleh warga negara Indonesia, menyerahkan salinan DG yang dikumpulkan beserta
lembaga nasional, dan Badan Usaha nasional. metadatanya, dikenakan sanksi administratif, yang
(3) Pengumpulan DG wajib dilaksanakan sesuai berupa: (a). penghentian kegiatan, (b). pencabutan
dengan persetujuan pengumpulan DG yang persetujuan kegiatan, (c). pencantuman dalam daftar
telah diterbitkan. hitam pemberian persetujuan; dan/atau (d). denda
(4) Badan menunjuk petugas untuk mengawasi administratif.
pelaksanaan pengumpulan DG di atas.
Versi Slide: HZAbidin (2023)
30
Pengolahan DG dan IG
(Pasal 37-43 PP No. 45 Tahun 2021)
1. Pengolahan DG dan IG merupakan proses atau cara mengolah DG dan IG.
2. Pengolahan DG dan IG harus dilakukan di dalam negeri.
3. Dalam hal tertentu, pengolahan DG dan IG dapat dilakukan di luar negeri.
Pengolahan DG dan IG di luar negeri dilakukan apabila sumber daya manusia
dan/atau peralatan yang dibutuhkan belum tersedia di dalam negeri.
4. Dalam hal pengolahan DG dan IG dilakukan di luar negeri,
harus mempertimbangkan aspek paling sedikit:
a. alih teknologi;
b. peningkatan sumber daya manusia; dan
c. keamanan.
5. Pengolahan DG dan IG yang dilakukan di luar negeri
harus mendapat persetujuan dari Badan.
6. Pengolahan DG dan IG dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak
yang berlisensi dan/atau bersifat bebas dan terbuka.
Versi Slide: HZAbidin (2023)
31
Penyimpanan dan Pengamanan DG dan IG
(Pasal 63-65 PP No. 45 Tahun 2021)
Data dan Informasi Geospasial Indonesia disimpan di InaGEOPORTAL: Versi Slide: HZAbidin (2023)
https://tanahair.indonesia.go.id dan umumnya dapat diunduh oleh publik secara gratis.
34
Status Data dan Informasi Geospasial Dasar di BIG
Ref: PPRT BIG (2022)
A. Data Geospasial (terbatas): C. Data Geospasial Dasar – DGD (terbatas): Sumber Data
Pembuatan
1. Data GNSS 1. Model Stereo Foto Udara/Citra Radar
Peta Dasar
2. Data Gayaberat 2. Foto Udara Tegak Resolusi Tinggi
3. Data Sipat Datar Teliti 3. Citra Satelit Tegak Resolusi Tinggi
4. Data Pasang Surut 4. Orthorectified Radar Imagery (ORI)/CORI
5. Data Foto Udara Data Hasil Survei 5. Data Titik Tinggi (Mass Point)/Kedalaman
6. Data Citra Satelit dan Pengukuran 6. Digital Elevation Model (DEM/DSM/DTM)
7. Data Lidar darat dan laut (terbatas utk resolusi <5m,
8. Data SAR (Synthetic Aperture Radar) terbuka utk resolusi >5m)
9. Data Batimetri
D. Informasi Geospasial Dasar (IGD)
B. Sistem Referensi Geospasial Indonesia (terbuka): Unsur Peta Dasar (terbuka):
1. Koordinat dan deskripsi Titik Kontrol Geodesi 1. garis pantai Unsur Peta Dasar
(JKHN, JKVN, JKGN, TPG, TIP) Acuan Posisi 2. batas wilayah (Acuan Geometri)
2. Model Deformasi dan Koordinat 3. hipsografi
3. Geoid 4. perairan
4. Datum Pasang Surut 5. nama rupabumi
(HAT, MSL, LAT) 6. transportasi dan utilitas
5. Model Pasang Surut 7. bangunan dan fasilitas umum
8. penutup lahan
TPG = Titik Pantau Geodinamika
TIP = Titik Ikat Pasut E. Metadata (terbuka)
Versi Slide: HZAbidin (2023)
35
Status Penyelenggaraan Peta Dasar di BIG
Pengumpulan DG Dasar: DG Dasar: Pemrosesan DG Dasar IGD (Unsur Peta Dasar):
a. survei udara kamera a. data jarak, sudut, menjadi Peta Dasar: Garis pantai, perairan,
metrik/non metrik. beda tinggi. a. Ekstraksi unsur peta dasar hipsografi, batas wilayah, nama
b. survei udara lidar. b. data GNSS. (otomatis/ manual, rupabumi, transportasi dan
c. survei udara radar. c. stereo model. pemodelan) utilitas, bangunan dan fasilitas
d. penyediaan CSRT. d. citra tegak resolusi b. Pembuatan basis data umum, penutup lahan.
e. survei batimetri. tinggi (FU, CSRT, ORI). c. Pembuatan metadata Bentuk Peta Dasar:
f. survei udara e. data ketinggian dan Penyajian IGD (Peta Dasar): a. Peta digital RBI 2D/3D.
batimetri lidar. data kedalaman. a. Digital (aplikasi berbasis b. Model 3D.
g. satellite derived f. DEM berupa DSM web) c. Peta interaktif.
bathymetry. dan DTM. b. Analog (daftar koordinat) d. Aplikasi berbasis web/mobile.
h. survei terestris garis e. Web services.
pantai.
i. survei batas wilayah. Penggunaan Peta Dasar:
a. acuan (geometri dan atribut) Penyebarluasan Peta Dasar:
Ref: PPRT BIG (2022) dalam pembuatan IGT,
a. Digital:
b. acuan dalam integrasi IGT,
• Jaringan Informasi Geospasial Nasional (JIGN).
c. latar belakang dan orientasi
• Aplikasi berbasis web/mobile.
Direalisasikan dalam menyajikan IGT,
dan dikelola oleh b. Analog (peta cetak).
d. analisis geospasial dalam proses
pengambilan keputusan, dan/atau
e. bentuk penggunaan IGD lainnya). Versi Slide: HZAbidin (2023)
36
Kebijakan Satu Peta
(Peraturan Presiden No. 9/2016 dan Peraturan Presiden No. 23/2021)
Data Statistik
Interoperabilitas SDGs
Data Geospasial
Big Data
Perencanaan
Kebijakan Satu Peta (KSP) & Penganggaran
Ref: Kemen PPN/
Pembangunan
Versi Slide: HZAbidin (2023) Data Lainnya Bappenas (2020)
38
Terima Kasih