Anda di halaman 1dari 39

1 Program Studi Sarjana

Teknik Geodesi dan Geomatika


Fakultas Ilmu Dan Teknologi Kebumian

GD 2206: Hukum dan


Perundangan Geospasial
Dosen (Kelas-01): Hasanuddin Z. Abidin

Hukum dan Perundangan terkait


Informasi dan Tata Kelola Geospasial (2)
2
Unsur-Unsur Peta Dasar Indonesia
(Pasal 6 PP No. 45 Tahun 2021 dan Pasal 5 Peraturan BIG No. 18/2021)

1. Peta Dasar Indonesia (Peta RBI) terdiri atas


delapan (8) unsur, yaitu :

a. garis pantai
b. hipsografi
c. perairan
d. nama rupabumi
e. batas wilayah
f. transportasi dan utilitas
g. bangunan dan fasilitas umum
h. penutup lahan
USGS, The National Map Layers
2. Unsur Peta Dasar tersebut meliputi unsur yang https://www.usgs.gov/cegis

berada di wilayah darat, pantai, dan laut. Versi Slide: HZAbidin (2023)
3
Unsur Garis Pantai (1)
(Pasal 7 PP No. 45 Tahun 2021 dan Pasal 6 Peraturan BIG No. 18/2021)

1. Garis pantai merupakan garis pertemuan


antara daratan dengan lautan yang sun • Pasang surut (tide) adalah
dipengaruhi oleh pasang surut air laut. moon
earth naik turunnya permukaan
2. Garis pantai tersebut terdiri atas: laut.
• Pasang surut laut
a. garis pantai pasang tertinggi,
disebabkan oleh interaksi
b. garis pantai muka air laut rata-rata, dan gaya gravitasi bumi, bulan,
c. garis pantai surut terendah. dan matahari.
3. Garis pantai tersebut digambarkan secara • Pasang surut purnama
terintegrasi dalam peta RBI. (spring tide) punya kisaran
pasang surut (terendah dan
4. Penentuan garis pantai tersebut mengacu tertingi) yang terbesar.
Bulan
pada JKVN, yang merupakan realisasi dari
• Pasang perbani (neap tide)
datum pasang surut pada SRGI vertikal.
punya kisaran pasang surut
5. Dalam hal tidak tersedia JKVN, maka yang terkecil.
Bumi
garis pantai mengacu pada geoid. Matahari
Ref:https://nittygrittyscience.com/textbooks/
earths-waters/section-4-ocean-waves-tides/
Versi Slide: HZAbidin (2023)
4
Unsur Garis Pantai (2)
(Pasal 7-9 Peraturan BIG No. 18/2021)

1. Garis pantai pasang tertinggi


ditentukan berdasarkan datum pasang
surut muka laut rata-rata tinggi purnama
(Mean High Water Spring, MHWS).
2. Dalam hal tidak dapat ditentukan
berdasarkan datum MHWS, garis
pantai pasang tertinggi ditentukan
berdasarkan indikasi kedudukan muka
laut pada saat pasang tertinggi melalui
interpretasi citra tegak resolusi tinggi,
foto udara, dan/atau DG lain.
https://www.wikiwand.com/en/Tide
3. Garis pantai muka laut rata-rata
ditentukan berdasarkan datum pasang surut muka laut rata-rata (Mean Sea Level, ML).
4. Garis pantai surut terendah ditentukan berdasarkan datum pasang surut muka laut terendah secara
astronomis (Lowest Astronomical Tide, LAT).
Versi Slide: HZAbidin (2023)
5
Unsur Hipsografi
(Pasal 8 PP No. 45 Tahun 2021 dan Pasal 10 Peraturan BIG No. 18/2021)

1. Hipsografi merupakan garis khayal untuk menggambarkan semua


titik yang mempunyai ketinggian yang sama di permukaan bumi
atau kedalaman yang sama di dasar laut.

2. Hipsografi meliputi: https://www.civilengineeringnews.tk/


2014/01/contours-purposecharacteristics-and.html

a. titik ketinggian dan titik


kedalaman; dan
b. kontur ketinggian dan
kontur kedalaman.
3. Hipsografi digambarkan
secara terintegrasi pada
Peta RBI, dan mencakup
wilayah darat, pantai, dan laut.

https://commons.wikimedia.org/wiki/
4. Hipsografi mengacu pada geoid.
File:Lake_Huron_bathymetry_map.png Bagian Peta RBI Skala 1:10.000, Lembar 1209-1421, Tapos
(Ref: https://tanahair.indonesia.go.id)
Versi Slide: HZAbidin (2023)
6

Unsur Perairan Perairan merupakan kumpulan massa air yang terdapat


di wilayah tertentu baik yang bersifat:
(Pasal 11 Peraturan BIG No. 18/2021)
• dinamis seperti antara lain laut dan sungai, maupun
• statis seperti antara lain danau, waduk atau kolam.

Bagian Peta RBI Skala 1:10.000, Lembar 0715-3219, Parupuktabing


https://maps.lib.utexas.edu/maps/ams/indonesia/
(Ref: https://tanahair.indonesia.go.id)

Versi Slide: HZAbidin (2023)


7
Unsur Nama Rupabumi (1)
(Pasal 9 PP No. 45 Tahun 2021 dan Pasal 12 Peraturan BIG No. 18/2021)

(1) Nama rupabumi merupakan nama yang diberikan pada unsur rupabumi.
(2) Nama rupabumi digambarkan secara
terintegrasi pada Peta Rupabumi Indonesia.
(3) Nama rupabumi mencakup nama
rupabumi dari unsur rupabumi
yang berada di wilayah darat, pantai,
dan laut.
(4) Nama rupabumi meliputi:
a. nama rupabumi unsur alami; dan
b. nama rupabumi unsur buatan.
(5) Nama rupabumi diselenggarakan
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Bagian Peta RBI Skala 1:10.000, Lembar 1209-1432, Bogor
(Ref: https://tanahair.indonesia.go.id)
Versi Slide: HZAbidin (2023)
8
Unsur Nama Rupabumi (2)
(Pasal 2-3, PP No. 2/2021 Tentang Penyelenggaraan Nama Rupabumi)
1. Unsur Rupabumi terdiri atas: 5. Nama Rupabumi harus memenuhi prinsip sbb:
a. Unsur Alami; dan b. Unsur Buatan. a. menggunakan bahasa Indonesia;
2. Unsur Alami meliputi pulau, kepulauan, gunung, b. dapat menggunakan bahasa daerah atau bahasa asing
apabila Unsur Rupabumi memiliki nilai sejarah, budaya,
pegunungan, bukit, dataran tinggi, gua, lembah,
adat istiadat, dan/atau keagamaan;
tanjung, semenanjung, danau, sungai, muara,
c. menggunakan abjad romawi;
samudera, laut, selat, teluk, unsur bawah laut,
d. menggunakan 1 nama untuk 1 Unsur Rupabumi;
dan Unsur Alami lainnya. e. menghormati keberadaan suku, agama, ras, dan golongan;
3. Unsur Buatan terdiri atas: f. menggunakan paling banyak 3 (tiga) kata;
a. wilayah administrasi pemerintahan; g. menghindari penggunaan nama orang yang masih hidup
b. objek yang dibangun; dan dapat menggunakan nama orang yang sudah meninggal
c. kawasan khusus; dan dunia paling singkat 5 (lima) tahun terhitung sejak yang
d. tempat berpenduduk. bersangkutan meninggal dunia;
h. menghindari penggunaan nama instansi/lembaga;
4. Selain Unsur Buatan seperti di atas, tempat,
i. menghindari penggunaan nama yang bertentangan
lokasi, atau entitas yang memiliki nilai khusus dengan kepentingan nasional dan/atau daerah; dan
atau penting bagi masyarakat suatu wilayah j. memenuhi kaidah penulisan Nama Rupabumi dan
dapat dikategorikan sebagai Unsur Buatan. kaidah spasial.

Versi Slide: HZAbidin (2023)


9
Unsur Batas Wilayah
(Pasal 10 PP No. 45 Tahun 2021 dan Pasal 13-15 Peraturan BIG No. 18/2021)
• Batas wilayah digambarkan berdasarkan dokumen
yang mengikat secara hukum yang diterbitkan Batas Laut
Batas Darat
oleh Instansi Pemerintah yang berwenang. Teritorial
Batas
• Dalam hal belum terdapat dokumen yang Negara Batas Zona
mengikat secara hukum digunakan batas Batas Maritim Tambahan
wilayah sementara yang
penggambarannya Batas Zona
Batas Batas Provinsi Ekonomi Ekslusif
dibedakan dengan Wilayah
menggunakan simbol Batas
Batas Landas
dan/atau warna khusus. Kontinen
Batas Kabupaten/Kota
• Batas darat merupakan batas antara Wilayah
Administrasi Batas
NKRI dengan negara tetangga yang
Kecamatan
bersebelahan di darat.
• Batas maritim merupakan batas antara NKRI dengan Batas
negara tetangga yang bersebelahan dan Desa/Kelurahan
berseberangan di laut. Versi Slide: HZAbidin (2023)
10
Unsur Peta Dasar Lainnya
(Pasal 16-18 Peraturan BIG No. 18/2021)

• Transportasi dan utilitas merupakan


prasarana fisik untuk perpindahan
manusia dan/atau barang dari satu
tempat ke tempat lain.
• Bangunan dan fasilitas umum merupakan
objek buatan manusia dan berbagai
fasilitas umum yang berwujud bangunan.
• Penutup lahan merupakan penampakan
area tutupan di atas permukaan bumi
yang terdiri atas:
a. bentang alam, dan/atau
b. bentang buatan.
Bagian Peta RBI Skala 1:10.000, Lembar 1209-1432, Bogor
(Ref: https://tanahair.indonesia.go.id)

Versi Slide: HZAbidin (2023)


11
Skala Peta Dasar
(Pasal 11 PP No. 45 Tahun 2021)

• Peta RBI diselenggarakan Contoh Kebutuhan Peta Dasar di Indonesia


pada Skala 1:1.000, 1:5.000, Program Skala
1:25.000, 1:50.000, 1:250.000, Kebijakan Satu Peta 1 : 50.000
1: 1.000.000. Tol Laut (Pembangunan Pelabuhan Baru) 1 : 10.000
• Peta RBI pada Skala 1: 1.000 Pemetaan Desa 1 : 5.000
diselenggarakan di wilayah Recana Detil Tataruang (RDTR) 1 : 5.000
tertentu sesuai dengan Pengelolaan Kawasan Gambut 1 : 2.500
kebutuhan.
Pembangunan KEK dan KI 1 : 1.000
• Peta RBI selain pada skala- Pembangunan Kota Cerdas (Smart City) 1 : 1.000
skala di atas, dapat
Percepatan Sertifikasi Tanah 1 : 500 - 1 : 5.000
diselenggarakan pada skala
Mitigasi dan Adaptasi Bencana 1 : 1000 - 1 : 5000
lain sesuai kebutuhan.
Versi Slide: HZAbidin (2023)
12
Ketersediaan Peta Dasar Seluruh Indonesia
Dalam Berbagai Skala Hingga Tahun 2021

Ref: PPRT BIG (2022)

Ref: Keputusan Kepala BIG Nomor 26.4 Tahun 2021


Tentang Penetapan Peta Dasar Edisi Tahun 1999-2020
Versi Slide: HZAbidin (2023)
Tanggal 3 Mei 2021
13
Informasi Geospasial Tematik (IGT)
(Pasal 12 PP No. 45 Tahun 2021)
(1) IGT wajib mengacu pada IGD. (5) Permohonan persetujuan penggunaan IGD pada
(2) Dalam hal terdapat IGD yang paling mutakhir, butir (3.a) harus dilengkapi dengan paling sedikit:
penyelenggara IGT wajib menyelaraskan IGT a. surat permohonan;
yang menjadi tanggung jawabnya dengan IGD b. spesifikasi teknis IGT yang akan dibuat;
yang paling mutakhir. c. cakupan area pembuatan IGT; dan d. IGD yang
(3) Dalam hal IGD belum tersedia, penyelenggara akan digunakan disertai dengan metadata
IGT dapat: yang paling sedikit memuat informasi tentang
tahun pembuatan, sumber data, metode
a. menggunakan IGD yang paling sesuai yang
pembuatan, dan informasi kualitas.
pernah dibuat untuk kepentingan sendiri, atau
b. bekerja sama dengan Badan dalam membuat (6) Permohonan persetujuan pembuatan IGD pada
IGD untuk kepentingan sendiri, dengan butir (3.b) harus dilengkapi dengan paling sedikit:
mengikuti standar dan spesifikasi teknis yang a. surat permohonan;
ditetapkan oleh Badan. b. spesifikasi teknis IGT yang akan dibuat; dan
(4) Penggunaan IGD dan pembuatan IGD oleh c. cakupan area pembuatan IGT.
penyelenggara IGT sebagaimana dimaksud butir
(3) di atas, harus mendapat persetujuan Badan. Versi Slide: HZAbidin (2023)
14
Penyelenggara Informasi Geospasial
(Pasal 14 PP No. 45 Tahun 2021)

1. IGD diselenggarakan oleh Badan.


2. IGT diselenggarakan oleh:
a. Instansi Pemerintah;
b. Pemerintah Daerah; atau
c. Setiap Orang.
3. Instansi Pemerintah dan Pemerintah Daerah
menyelenggarakan IGT berdasarkan tugas,
fungsi, dan kewenangan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Instansi Pemerintah yang bertanggung jawab
terhadap penyelenggaraan IGT tersebut di atas,
ditetapkan oleh kepala Badan.
5. Badan dapat menyelenggarakan IGT
berdasarkan penugasan dari Pemerintah Pusat.
Versi Slide: HZAbidin (2023)
15
Sejarah Kelembagaan Geospasial Indonesia
UU PP
1948 No 4 tahun 2011 No 9 tahun 2014

RAAD EN
DIRECTORIUM 1964 1969
VOOR HET MEET EN
KAARTEERWEZWN BADAN BADAN tentang tentang
ATLAS Informasi Pelaksanaan UU No 4
KOORDINASI
NASIONAL Geospasial tahun 2011
SURVEI DAN Keppres no. 83/1969
PEMETAAN 17 Oktober 1969
PERPRES PERPRES
NASIONAL
No 27 tahun 2014 No 9 tahun 2016

tentang tentang
Jaringan Informasi Percepatan
DEWAN Geospasial Nasional
DIREKTORIUM Kebijakan Satu Peta
PENGUKURAN DEWAN SURVEI
DAN DAN BADAN PERPRES UU
PENGGAMBARAN PEMETAAN INFORMASI No 39 tahun 2019 No 11 tahun 2020
PETA NASIONAL
GEOSPASIAL
1951 1965 2011 Perpres no. 94/2011 tentang
tentang
27 Desember 2011 Cipta Kerja
Satu Data Indonesia

Contoh Sejumlah Peraturan Terkait Penyelenggaraan


Versi Slide: HZAbidin (2023)
Informasi Geospasial di Indonesia pada Era BIG
16
Penyelenggaraan Informasi Geospasial
(Pasal 15 dan 16 PP No. 45 Tahun 2021)
(1) Penyelenggaraan IG mengacu pada Rencana Induk Penyelenggaraan IG.
(2) Rencana Induk Penyelenggaraan IG tersebut disusun dengan memperhatikan paling sedikit:
a. ketersediaan IG yang mutakhir,
b. Kebutuhan pembangunan nasional, Penyelenggaraan IG dilakukan
c. kebijakan prioritas nasional, dan melalui kegiatan:
d. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. a. pengumpulan DG,
(3) Penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan IG b. pengolahan DG dan IG,
tersebut dikoordinasikan bersama oleh Badan dan c. penyimpanan dan
Kementerian yang menyelenggarakan urusan pengamanan DG dan IG,
pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan d. penyebarluasan DG dan IG,
nasional dengan melibatkan Instansi Pemerintah, e. penggunaan IG.
Pemerintah Daerah, dan Setiap Orang.
(4) Rencana Induk Penyelenggaraan IG disusun untuk jangka waktu 25 tahun dan ditinjau ulang setiap 5
tahun atau sewaktu-waktu sesuai dengan perkembangan kebutuhan pembangunan nasional.
(5) Rencana Induk Penyelenggaraan IG ditetapkan oleh Kepala Badan.

Versi Slide: HZAbidin (2023)


17
Penyelenggaraan IGD (1)
(Pasal 17 UU No. 4 Tahun 2011 yang diubah dalam Pasal 20 UU No. 11 Tahun 2020)

(1) IGD diselenggarakan secara bertahap dan sistematis untuk seluruh wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan wilayah yurisdiksinya.
(2) IGD tersebut pada butir (1) dimutakhirkan secara periodik
dalam jangka waktu tertentu atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.
(3) Pemuktahiran IGD sewaktu-waktu apabila diperlukan IGD
tersebut pada butir (2) di atas, dilakukan dalam hal
terjadi bencana alam, perang, pemekaran atau Peta
JKG
perubahan wilayah administratif, atau kejadian Dasar
lainnya yang berakibat berubahnya unsur IGD,
sehingga mempengaruhi pola dan struktur
JKHN JKVN JKGN Peta RBI
kehidupan masyarakat.
(4) IGD ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai norma, standar, prosedur, kriteria, Versi Slide: HZAbidin (2023)
dan jangka waktu pemutakhiran IGD diatur dengan Peraturan Pemerintah.
18
Penyelenggaraan IGD (2)
(Pasal 74 Peraturan BIG No. 18/2021)

(1) Dalam penyelenggaraan IGD, Badan dapat melibatkan Penyelenggara IGT.


(2) Pelibatan Penyelenggara IGT tersebut merupakan salah satu upaya untuk melakukan
percepatan penyediaan IGD yang mutakhir sesuai dengan kebutuhan pembangunan
nasional.
(3) Pelibatan Penyelenggara IGT tersebut di atas dilakukan dengan:
a. menyerahkan salinan DG Dasar dan/atau IGD yang pernah dibuat untuk
kepentingan sendiri kepada Badan,
b. bekerja sama dengan penyelenggara IGT dalam pelaksanaan penyelenggaraan IGD,
c. pemetaan partisipatif, dan/atau
d. menyampaikan informasi adanya perubahan kondisi IGD yang perlu dimutakhirkan.

Versi Slide: HZAbidin (2023)


19
Penyelenggaraan IGT
(Pasal 87-88 Peraturan BIG No. 18/2021)

(1) IGT diselenggarakan oleh: (3) IGT wajib mengacu pada IGD.
a. Instansi Pemerintah; (4) Pengacuan pada IGD dilakukan dengan:
b. Pemerintah Daerah; a. menggunakan JKG sebagai acuan posisi
c. Badan Usaha; dalam pengumpulan DG Tematik;
d. kelompok orang; atau b. menggunakan sistem koordinat yang
e. orang perseorangan. didefinisikan dalam SRGI;
(2) Penyelenggaraan IGT dilakukan c. menggunakan sistem referensi vertikal
melalui kegiatan: sebagai acuan tinggi atau kedalaman
a. pengumpulan DG Tematik, yang didefinisikan dalam SRGI; dan
b. pengolahan DG Tematik dan IGT, d. menggunakan unsur Peta Dasar sebagai
c. penyimpanan dan pengamanan DG acuan dalam pembuatan IGT.
Tematik dan IGT, (5) Unsur Peta Dasar tersebut di atas mencakup
d. penyebarluasan DG Tematik dan IGT, kesesuaian posisi, bentuk geometris, dan
e. penggunaan IGT. informasi atribut.
Versi Slide: HZAbidin (2023)
20
Pengumpulan Data Geospasial, DG (1)
(Pasal 17-20 PP No. 45 Tahun 2021)

(1). Pengumpulan DG dilakukan pada seluruh ruang (8) Pengumpulan DG dilakukan dengan:
di wilayah NKRI dan wilayah yurisdiksinya. a. survei dengan menggunakan
(2). Pengumpulan DG terdiri atas: instrumentasi ukur dan/atau rekam,
a. DG Dasar; dan yang dilakukan di darat, pada
b. DG Tematik. wahana air, pada wahana udara,
(3). Pengumpulan DG harus sesuai dengan standar dan/atau pada wahana angkasa;
pengumpulan DG. b. pencacahan; dan/atau
(4). Ketentuan lebih lanjut mengenai standar pengumpulan c. cara lain sesuai dengan
DG diatur dengan Peraturan Kepala Badan. perkembangan ilmu pengetahuan
(5). Pengumpul DG wajib melaporkan kegiatan dan teknologi.
pengumpulan DG yang dilaksanakan kepada (9). Dalam melakukan pengumpulan DG,
Pemerintah Pusat melalui Badan. posisi DG harus mengacu pada SRGI.
(6). Pengumpul DG wajib menyerahkan salinan DG
kepada Pemerintah Pusat.
(7). Penyerahan salinan DG dikoordinasikan oleh Badan. Versi Slide: HZAbidin (2023)
21
Spektrum Teknologi Geospasial
Akuisisi Data Geospasial
dapat dilakukan
dengan beragam
Teknologi Geospasial

Ref.: Global Geospatial


Industry Outlook 2017

Ref.: Global Geospatial Industry Outlook 2017

Versi Slide: HZAbidin (2023)


22
Pengumpulan Data Geospasial: Survei dan Pemetaan
• Terestris dan Ekstra-Terestris (Darat dan Laut)
• Fotogrametri
• Inderaja (Remote Sensing)

https://laptrinhx.com/satellite-remote-sensing-tools-to-monitor-
https://geoawesomeness.com/drone-lidar-or-photogrammetry-everything-your-need-to-know/ variations-in-plant-biodiversity-in-india-3078930004/

http://www.geoadithya.com/survey-service.php

https://www.esa.int/ESA_Multimedia/
https://www.gruasyaparejos.com/en/ Images/2012/02/Sentinel-2
https://geoawesomeness.com/8-tips-will-let-achieve-survey-grade-accuracy-drone-survey/

Versi Slide: HZAbidin (2023)


23
https://www.xyht.com/surveying/tunnelling-to-a-new-approach/
Pengumpulan DG: Survei Terestris

https://lahuriyaconstruction.com/road-survey/ https://www.gruasyaparejos.com/en/topography/types-of-topographical-survey/

http://www.northgroup.com.au/index.php/project/r
ail-infrastructure-surveying-projects/ https://www.xyht.com/surveying/mine-surveying/

https://forestcitylandworks.ca/survey-line-clearing/
Versi Slide: HZAbidin (2023)
24

Pengumpulan Data Geospasial:


Laser Scanning
Bangunan Bersejarah

https://www.amsj.com.au/

Ref: Balai Konservasi Borobudur (2014)

Pertambangan
Proyek Infrastruktur

https://www.mining-technology.com/ https://www.severnpartnership.com/c

Versi Slide: HZAbidin (2023)


Hasanuddin Z. Abidin (2020)
25
Pengumpulan Data Geospasial: Satelit Navigasi
Multi-GNSS Receiver GPS
GLONASS

Galileo Compass
GNSS (BeiDou)
(Global
Navigation
Satellite
System)
Versi Slide: HZAbidin (2023)
26

Pengumpulan DG: http://www.jagranjosh.com/

Satellite Remote Sensing

http://eijournal.com/

Beberapa Contoh Sistem Satelit Pengamatan Bumi


(Earth Observation Satellites)
Ref: http://www.earthzine.org/
Versi Slide: HZAbidin (2023)
27
Pengumpulan Data Geospasial: Survei Hidrografi

Pemetaan Dasar Laut


(Bathimetri), umumnya
menggunakan multibeam
echosunder.

Versi Slide: HZAbidin (2023)


28
Pengumpulan Data Geospasial, DG (2)
(Pasal 21-26 PP No. 45 Tahun 2021)

(1) Pengumpulan DG dapat dilakukan melalui kerja sama (5) Pengumpulan DG yang berpotensi menimbulkan
antar Penyelenggara IG. bahaya yang dimaksud pada butir (3.b), meliputi
(2) Kerja sama pengumpulan DG yang dilakukan oleh pengumpulan DG yang dilaksanakan di wilayah
Instansi Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah yang berpotensi mengakibatkan bahaya untuk:
harus dilakukan secara efektif dan efisien. a. pengumpul DG;
(3) Pengumpulan DG harus memperoleh persetujuan b. objek pengumpulan DG; dan/atau
dari Pemerintah Pusat apabila: c. lingkungan di sekitar objek pengumpulan DG.
a. dilakukan di daerah terlarang, (6). Pengumpulan DG yang menggunakan Wahana
b. berpotensi menimbulkan Bahaya, Milik Asing selain satelit yang dimaksud pada
c. menggunakan Wahana Milik Asing selain satelit, atau butir (3.c) meliputi kegiatan pengumpulan DG
d. menggunakan tenaga asing. yang menggunakan:
(4) Pengumpulan DG yang dilakukan di daerah terlarang a. Wahana darat milik asing,
yang dimaksud pada butir (3.a) dapat berupa b. Wahana air milik asing, dan/atau
pengumpulan DG yang dilaksanakan di: c. Wahana udara milik asing.
a. kawasan keamanan, atau
b. wilayah pertahanan. Versi Slide: HZAbidin (2023)
29
Pengumpulan Data Geospasial, DG (3)
(Pasal 27-36 PP No. 45 Tahun 2021)

(1) Pengumpulan DG yang menggunakan tenaga (5) Pengumpul DG yang telah memperoleh
asing meliputi kegiatan pengumpulan DG yang persetujuan wajib melakukan pelaporan kepada
dilaksanakan oleh warga negara selain warga pemberi persetujuan, yang dapat dilakukan secara
negara Indonesia, lembaga asing, atau Badan berkala dan/atau setelah kegiatan pengumpulan DG
Usaha asing. selesai dilakukan.
(2) Penggunaan tenaga asing sebagaimana (6) Pengumpul DG wajib menyerahkan salinan DG yang
dimaksud hanya dapat dilakukan dalam telah dikumpulkan beserta metadata kepada Badan.
rangka alih pengetahuan/ teknologi atau (7) Pengumpul DG yang tidak melaksanakan ketentuan
dalam hal kualifikasi yang dibutuhkan belum dalam persetujuan pengumpulan DG atau tidak
dapat dipenuhi oleh warga negara Indonesia, menyerahkan salinan DG yang dikumpulkan beserta
lembaga nasional, dan Badan Usaha nasional. metadatanya, dikenakan sanksi administratif, yang
(3) Pengumpulan DG wajib dilaksanakan sesuai berupa: (a). penghentian kegiatan, (b). pencabutan
dengan persetujuan pengumpulan DG yang persetujuan kegiatan, (c). pencantuman dalam daftar
telah diterbitkan. hitam pemberian persetujuan; dan/atau (d). denda
(4) Badan menunjuk petugas untuk mengawasi administratif.
pelaksanaan pengumpulan DG di atas.
Versi Slide: HZAbidin (2023)
30
Pengolahan DG dan IG
(Pasal 37-43 PP No. 45 Tahun 2021)
1. Pengolahan DG dan IG merupakan proses atau cara mengolah DG dan IG.
2. Pengolahan DG dan IG harus dilakukan di dalam negeri.
3. Dalam hal tertentu, pengolahan DG dan IG dapat dilakukan di luar negeri.
Pengolahan DG dan IG di luar negeri dilakukan apabila sumber daya manusia
dan/atau peralatan yang dibutuhkan belum tersedia di dalam negeri.
4. Dalam hal pengolahan DG dan IG dilakukan di luar negeri,
harus mempertimbangkan aspek paling sedikit:
a. alih teknologi;
b. peningkatan sumber daya manusia; dan
c. keamanan.
5. Pengolahan DG dan IG yang dilakukan di luar negeri
harus mendapat persetujuan dari Badan.
6. Pengolahan DG dan IG dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak
yang berlisensi dan/atau bersifat bebas dan terbuka.
Versi Slide: HZAbidin (2023)
31
Penyimpanan dan Pengamanan DG dan IG
(Pasal 63-65 PP No. 45 Tahun 2021)

(1) Penyimpanan dan pengamanan DG dan IG merupakan cara menempatkan DG dan IG


pada tempat yang aman dan tidak rusak atau hilang untuk menjamin ketersediaan IG.
(2) Penyimpanan dan pengamanan DG dan IG harus dilakukan oleh Penyelenggara IG.
(3) Selain oleh Penyelenggara IG, penyimpanan dan pengamanan DG dan IG
sebagaimana dimaksud pada harus dilakukan oleh Lembaga Penerima.
(4) Untuk menjamin ketersediaan IGT nasional, Lembaga Pemberi wajib membuat
Duplikat IGT yang diselenggarakannya.
(5) Duplikat IGT tersebut wajib diserahkan kepada Lembaga Penerima.
(6) Duplikat IGT yang telah diserahkan kepada Lembaga Penerima harus dapat diakses
kembali oleh Lembaga Pemberi.
(7) Duplikat IGT meliputi:
a. Duplikat IGT sebagai bahan perpustakaan, dan
b. Duplikat IGT sebagai arsip. Versi Slide: HZAbidin (2023)
32

Penyebarluasan Data dan Informasi Geospasial


(Pasal 77-78 PP No. 45 Tahun 2021)

(1) Penyebarluasan DG dan IG merupakan kegiatan pemberian akses,


pendistribusian, dan pertukaran DG dan IG yang dapat dilakukan
melalui media elektronik dan media cetak.
(2) Penyebarluasan DG dan IG yang dilakukan melalui media elektronik
tersebut di atas berupa jaringan IG nasional.
(3) Penyebarluasan DG dan IG tersebut di atas dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Penyelenggara IG wajib menyebarluaskan IG yang diselenggarakannya
melalui jaringan IG nasional.

Versi Slide: HZAbidin (2023)


33
Berbagi-Pakai Data dan Informasi Geospasial Dibangun dan
dikelola oleh

Melalui InaGeoportal JIGN


Sesuai arahan Perpres No. 27 Tahun 2014, PROVINCIES

yang dilandasi UU No. 4 Tahun 2011, Ina Geoportal


Jaringan IG Nasional (JIGN)
berfungsi sebagai sarana berbagi-pakai
dan penyebarluasan IG melalui Simpul Jaringan.

Status Simpul Jaringan


TARGET TERHUBUNG
(Feb. 2023)
Kementerian/Lembaga 65 30
Provinsi 34 34 MINISTRIES
REGENCIES
& AGENCIES
Kabupaten/Kota 519 257 UNIVERSITIES
(PPIDS)
CITIES

Ref: BIG (2020) dan


Universitas 34 25 https://simojang.big.go.id/

Data dan Informasi Geospasial Indonesia disimpan di InaGEOPORTAL: Versi Slide: HZAbidin (2023)
https://tanahair.indonesia.go.id dan umumnya dapat diunduh oleh publik secara gratis.
34
Status Data dan Informasi Geospasial Dasar di BIG
Ref: PPRT BIG (2022)
A. Data Geospasial (terbatas): C. Data Geospasial Dasar – DGD (terbatas): Sumber Data
Pembuatan
1. Data GNSS 1. Model Stereo Foto Udara/Citra Radar
Peta Dasar
2. Data Gayaberat 2. Foto Udara Tegak Resolusi Tinggi
3. Data Sipat Datar Teliti 3. Citra Satelit Tegak Resolusi Tinggi
4. Data Pasang Surut 4. Orthorectified Radar Imagery (ORI)/CORI
5. Data Foto Udara Data Hasil Survei 5. Data Titik Tinggi (Mass Point)/Kedalaman
6. Data Citra Satelit dan Pengukuran 6. Digital Elevation Model (DEM/DSM/DTM)
7. Data Lidar darat dan laut (terbatas utk resolusi <5m,
8. Data SAR (Synthetic Aperture Radar) terbuka utk resolusi >5m)
9. Data Batimetri
D. Informasi Geospasial Dasar (IGD)
B. Sistem Referensi Geospasial Indonesia (terbuka): Unsur Peta Dasar (terbuka):
1. Koordinat dan deskripsi Titik Kontrol Geodesi 1. garis pantai Unsur Peta Dasar
(JKHN, JKVN, JKGN, TPG, TIP) Acuan Posisi 2. batas wilayah (Acuan Geometri)
2. Model Deformasi dan Koordinat 3. hipsografi
3. Geoid 4. perairan
4. Datum Pasang Surut 5. nama rupabumi
(HAT, MSL, LAT) 6. transportasi dan utilitas
5. Model Pasang Surut 7. bangunan dan fasilitas umum
8. penutup lahan
TPG = Titik Pantau Geodinamika
TIP = Titik Ikat Pasut E. Metadata (terbuka)
Versi Slide: HZAbidin (2023)
35
Status Penyelenggaraan Peta Dasar di BIG
Pengumpulan DG Dasar: DG Dasar: Pemrosesan DG Dasar IGD (Unsur Peta Dasar):
a. survei udara kamera a. data jarak, sudut, menjadi Peta Dasar: Garis pantai, perairan,
metrik/non metrik. beda tinggi. a. Ekstraksi unsur peta dasar hipsografi, batas wilayah, nama
b. survei udara lidar. b. data GNSS. (otomatis/ manual, rupabumi, transportasi dan
c. survei udara radar. c. stereo model. pemodelan) utilitas, bangunan dan fasilitas
d. penyediaan CSRT. d. citra tegak resolusi b. Pembuatan basis data umum, penutup lahan.
e. survei batimetri. tinggi (FU, CSRT, ORI). c. Pembuatan metadata Bentuk Peta Dasar:
f. survei udara e. data ketinggian dan Penyajian IGD (Peta Dasar): a. Peta digital RBI 2D/3D.
batimetri lidar. data kedalaman. a. Digital (aplikasi berbasis b. Model 3D.
g. satellite derived f. DEM berupa DSM web) c. Peta interaktif.
bathymetry. dan DTM. b. Analog (daftar koordinat) d. Aplikasi berbasis web/mobile.
h. survei terestris garis e. Web services.
pantai.
i. survei batas wilayah. Penggunaan Peta Dasar:
a. acuan (geometri dan atribut) Penyebarluasan Peta Dasar:
Ref: PPRT BIG (2022) dalam pembuatan IGT,
a. Digital:
b. acuan dalam integrasi IGT,
• Jaringan Informasi Geospasial Nasional (JIGN).
c. latar belakang dan orientasi
• Aplikasi berbasis web/mobile.
Direalisasikan dalam menyajikan IGT,
dan dikelola oleh b. Analog (peta cetak).
d. analisis geospasial dalam proses
pengambilan keputusan, dan/atau
e. bentuk penggunaan IGD lainnya). Versi Slide: HZAbidin (2023)
36
Kebijakan Satu Peta
(Peraturan Presiden No. 9/2016 dan Peraturan Presiden No. 23/2021)

Tujuan Kebijakan Satu Peta (KSP)


Beragam IGT
• SATU REFERENSI
(Peta-Peta Peta-Peta
Tematik
• SATU STANDAR
Tematik) • SATU BASIS DATA
dari Berbagai • SATU GEOPORTAL
Sektor
Program Utama KSP
1. Kompilasi 3. Sinkronisasi

2. Integrasi 4. Data Sharing


Peta
Dasar
Sebagai acuan untuk peningkatan kualitas:
Peserta KSP • Perencanaan Tata Ruang. Manfaat KSP
• Pengelolaan Sumberdaya Alam.
34 Provinsi
• Pembangunan Nasional Berkelanjutan.
158 Peta Tematik • Manajemen Pengurangan Resiko Bencana.
Jaring Kontrol • Penyusunan Kebijakan & Pengambilan Keputusan.
24 Kementerian/Lembaga Geodetik • Pembangunan Ekonomi Digital.

Versi Slide: HZ Abidin (2023)


37
Kebijakan Satu Data Indonesia
Peraturan Presiden No. 39 Tahun 2019
Tentang Satu Data Indonesia

Pemanfaatan Satu Data Indonesia


Data Keuangan Negara

Satu Standar Data KebutuhanMendesak

Integrasi dan Sinkronisasi


Data Kependudukan

Satu Metadata Baku


DATA

Data Statistik

Interoperabilitas SDGs
Data Geospasial

Satu Kode Referensi

Big Data
Perencanaan
Kebijakan Satu Peta (KSP) & Penganggaran
Ref: Kemen PPN/
Pembangunan
Versi Slide: HZAbidin (2023) Data Lainnya Bappenas (2020)
38

Hukum dan Perundangan terkait


TUGAS - 4
Informasi dan Tata Kelola Geospasial (2)

ü Jelaskan secara naratif kegiatan penyelenggaraan Informasi Geospasial sesuai dengan


Peraturan BIG No. 18/2021 yang mencakup tahap-tahap kegiatan:
• pengumpulan DG,
• pengolahan DG dan IG,
• penyimpanan dan pengamanan DG dan IG,
• penyebarluasan DG dan IG,
• penggunaan IG.

ü Tugas dikumpulkan dalam bentuk softcopy (doc atau pdf).


Nilai tugas ditentukan oleh kelengkapan dan kualitas dari pembahasan.

ü Waktu Penyelesaian = 1 minggu.

Versi Slide: HZAbidin (2023)


39

Terima Kasih

KERJA 5 As (KERAS, CERDAS, TUNTAS, MAWAS, IKHLAS)


Versi Slide: HZAbidin (2022)

Anda mungkin juga menyukai