401-Article Text-1496-1-10-20210616
401-Article Text-1496-1-10-20210616
Abstrak
Penelitian dengan tujuan penerapan metode
Scientific untuk meningkatkan aktifitas belajar siswa
aktif dalam pembelajaran sejarah pada SMA Negeri 1
PENERBIT Kambowa. Jenis penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas. Populasi dalam penelitian ini adalah
Lembaga Penelitian dan Pengembangan seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Kambowa
Profesi FKIP Universitas Dayanu dengan jumlah 86 siswa. Sampel dalam penelitian ini
adalah siswa kelas X IISI 1 SMA Negeri 1 Kambowa
Ikhsanuddin Baubau
dengan jumlah siswa 22 siswa. Teknik pengumpulan
Jl. Dayanu Ikhsanuddin No. 124, Baubau data dalam penelitian ini adalah observasi,
wawancara dan studi dokumen. Hasil penelitian
menunjukan bahwa: 1) pada siklus I rata-rata nilai
Alamat siswa sebesar 73,36 dengan ketuntasan belajar
Jl. Sultan Dayanu Ikhsanuddin No. 124 mencapai 63,63% sehingga belum memenuhi standar
pembelajaran; 2) pada siklus II sudah mencapai nilai
Baubau, kode pos 93724
standar pembelajaran dengan nilai rata-rata sebesar
Sulawesi Tenggara, Indonesia 78,63 dengan ketuntasan pembelajaran mencapai
86,36%. Dapat disimpulkan kesimpulan bahwa
dengan menerapkan metode Scientific maka hasil
belajar sejarah siswa kelas X IISI 1 SMA Negeri 1
Kambowa dapat ditingkatkan.
207
scientific (ilmiah). Penerapan kurikulum 2013 saat guru bertanya, pada saat itu pula dia
memerlukan perubahan paradigma membimbing atau memandu siswa belajar
pembelajaran, dimana peserta didik dilatih dengan baik.
untuk mengobservasi, mengajukan pertanyaan,
mengumpulkan data, menganalisis 3. Menalar/memgolah informasi
(mengasosiasikan) data, dan Kegiatan menalar adalah memproses
mengkomunikasikan hasil belajar yang disebut informasi yang sudah dikumpulkan baik
metode scientific. Metode ini perlu terapkan terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan
untuk dapat mengembangkan kemampuan yang informasi. Kegiatan ini dilakukan untuk
dimiliki oleh peserta didik untuk mandiri, dan menemukan keterkaitan satu informasi
kreatif. Hal tersebut tentunya harus didukung dengan informasi lainnya, menemukan pola
oleh pemahaman seorang pendidik. Peran dari keterkaitan informasi tersebut.
sebagai pendidik, guru dituntut untuk memiliki
pengetahuan yang memadai tentang metode 4. Mencoba
Scientific. Hasil belajar yang nyata atau otentik
akan didapat bila siswa mencoba atau
b. Langkah-Langkah Penggunaan Metode melakukan percobaan. Aplikasi mencoba
Scientific atau eksperimen dimaksudkan atau
Metode scientific adalah metode yang mengembangkan berbagai ranah tujuan
berpusat kepada siswa. Majid (2014) belajar yaitu sikap, keterampilan dan
menyebutkan bahwa metode scientific dalam pengetahuan.
pembelajaran meliputi mengamati, menanya,
mencoba, menyolah, menyajikan, menyimpulkan 5. Mengkomunikasikan
dan mencipta. Pendapat tersebut sejalan dengan Guru diharapkan memberi kesempatan
yang diungkapkan oleh Daryanto (2014) yaitu: kepada siswa untuk mengkomunikasikan
apa yang telah mereka pelajari dalam
1. Mengamati (observasi)
metode scientific. Kegiatan
Metode mengamati mengutamakan
mengkomunikasikan dilakukan melalui
kebermaknaan proses pembelajaran
menuliskan atau menceritakan apa yang
(meaningfull learning). Metode ini memiliki
ditemukan dalam kegiatan mencari
keunggulan tertentu, seperti menyajikan
informasi, mengasosiasikan dan menemukan
media obyek secara nyata, peserta didik
pola.
senang dan tertantang, dan mudah
pelaksanaannya. Metode mengamati sangat
c. Kelebihan Penggunaan Metode Scientific
bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu
Metode scientific memiliki beberapa
peserta didik. Sehingga proses pembelajaran
kelebihan yaitu sebagai berikut:
memiliki kebermaknaan yang tinggi.
1. Proses pembelajaran lebih terpusat pada
siswa sehingga memungkinkan siswa aktif
2. Menanya
dan kreatif dalam pembelajaran.
Dalam kegiatan mengamati, guru
2. Langkah-langkah pembelajarannya
membuka kesempatan secara luas kepada
sistematis sehingga memudahkan guru
peserta didik untuk bertanya mengenai apa
untuk memanejemen pelaksanaan
yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau
pembelajaran.
dilihat. Guru yang efektif mampu
3. Memberi peluang guru untuk lebih kreatif,
menginspirasi siswa untuk meningkatkan
dan mengajak siswa untuk aktif dengan
dan mengembangkan ranah sikap,
berbagai sumber belajar.
keterampilan dan pengetahuannya, pada
209
METODE 1. Perencanaan
Hasil yang sangat penting dari tahap
Jenis Penelitian perencanaan ialah rencana rinci mengenai
Jenis penelitian yang digunakan dalam tindakan yang anda kerjakan atau perubahan
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan. Perencanaan dalam tindakan ini
(PTK) dengan memadukan metode scientific meliputi indentifikasi masalah melalui observasi
pada pembelajaran. Metode pembelajaran ini awal, analisis penyebab masalah dan
bukan hanya sekedar mengajar tetapi juga menetapkan intervensi. Hal yang dilakukan
merupakan metode untuk menemukan masalah peneliti pada tahap ini adalah (1) menyusun
sampai dengan menyimpulkan kesimpulan, rencana pembelajaran sesuai dengan tindakan
sebab dalam metode pembelajaran ini siswa yang akan dilakukan, Menggunakan metode
dapat dipacu untuk berpikir dan menyelesaikan scientific (2) menyusun pedoman observasi, (3)
212
sejarah. Apakah penerapan yang dilakukan direduksi memberikan gambaran yang lebih
telah berjalan baik atau tidak. Juga untuk tajam tentang hasil pengamatan dan
mengetahui kendala apakah yang dihadapi mempermudah peneliti untuk mencarinya
dalam melakukan perencanaan sewaktu-waktu diperlukan.
pembelajaran tersebut.
3. Penyajian Data
c. Studi Dokumen Penyajian data adalah sekumpulan
Dokumen merupakan catatan peristiwa informasi yang tersusun yang
yang sudah berlalu. Dokumen ini bisa memungkinkan adanya penarikan
berbentuk tulisan, gambar, atau karya kesimpulan dan pengambilan tindakan.
monumental dari seseorang. Peneliti
4. Pengambilan Keputusan atau Verifikasi
mengabadiakan setiap aktivitas yang terjadi
Setelah data disajikan maka dilakukan
di sekolah dan kegiatan yang dilakukan oleh
penarikan kesimpulan atau verifikasi. Untuk
peneliti selama di lapangan. Wawancara atau
itu diusahakan mencari pola, model, tema,
observasi, akan lebih kredibel apabila
hubungan, persamaan, hal-hal yang sering
didukung oleh foto, catatan harian, biografi,
muncul, hipotesis dan sebagainya. Jadi dari
kebijakan peraturan dan sebagainya.
data tersebut berusaha diambil kesimpulan.
Verifikasi dapat dilakukan dengan
Teknik Analisis Data
keputusan, didasarkan pada reduksi data
Menurut Maleong (2010), analisa data
dan penyajian data yang merupakan jawaban
adalah upaya yang dilakukan dengan data,
atas masalah yang diangkat dalam penelitian.
mengorganisasikan data, memilah-milahnya
menjadi satuan yang dapat dikelola,
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
mensintesiskannya, mencari dan menemukan
PENELITIAN
pola, menemukan apa yang penting dan apa
yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat Deskripsi Umum Pembelajaran
diceritakan kepada orang lain. Miles dan 1. Pra Siklus
Huberman dalam Sugiyono (2012) Sebelum melakukan tindakan dalam
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis penelitian ini, peneliti melakukan observasi awal
data kualitatif dilakukan secara interaktif dan dan wawancara dengan guru mata pelajaran
berlangsung secara terus menerus sampai Sejarah kelas X IISI SMA Negeri 1 Kambowa
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Setelah yaitu pada tanggal 17 April 2019. Hasil
peneliti melakukan pengumpulan data, maka wawancara adalah mendiskusikan tentang
peneliti melakukan antisipasi sebelum karakteristik siswa dan kondisi siswa serta
malakukan reduksi data. menentukan masalah yang penting dan
menentukan kelas yang akan dijadikan
1. Pengumpulan Data
penelitian. Selain itu, menemukan materi apa
Penelitian mencatat semua data secara
yang akan dibawakan nanti, serta menyiapkan
obyektif dan apa adanya sesuai dengan hasil
perangkat dalam memfasilitasi pembelajaran
observasi dan wawancara di lapangan.
model pakem melalui RPP, panduan observasi,
2. Reduksi Data soal tes atau evaluasi pembelajaran.
Reduksi data yaitu memilih hal-hal
pokok sesuai dengan fokus penelitian. 2. Pelaksanaan Siklus 1
Reduksi data merupakan suatu bentuk a. Perencanaan
analisis yang menggolongkan, mengarahkan, Proses pelaksanaan siklus I yaitu pada
membuang yang tidak perlu dan tanggal 26 April 2019, sesuai dengan rincian
mengorganisasikan data-data yang telah penelitian siklus I dari hasil observasi awal,
214
Hasil tes siklus I pada kelas X IIS1 SMA 3. Guru hendaknya menunjukan
Negeri 1 Kambowa menunjukan bahwa 14 kehangatan keantusiasan dalam
siswa atau 63;63% siswa telah memperoleh mengarahkan siswa agar dapat bergairah
nilai >70 dan mengalami peningkatan dan semangat dalam belajar.
dibandingkan dengan tes awal. Hal ini 4. Pada saat menyuruh siswa untuk
menunjukan bahwa ketuntasan belajar siswa mengemukakan jawabannya, guru harus
terhadap peradaban Maya sudah cukup baik. menyebarkan giliran agar semua siswa
siap.
d. Refleksi 5. Dalam merangkum materi pelajaran,
Refleksi pelasanaan tindakan I guru harus melibatkan siswa agar siswa
dilakukan dengan cara mengindentifikasi memiliki pemahaman dan lebih aktif.
masalah-masalah yang terjadi selama 6. Guru harusnya memperhatikan tugas-
kegiatan belajar mengajar berlangsung. tugas yang diberikan kepada siswa agar
Refleksi ini dilakukan untuk mendiskusikan dapat dipertanggungjawabkan hasil
kelemahan dan kekurangan yang terdapat usahanya dalam menyelesaikan
pada siklus I. Dari daftar nilai yang dilakukan tugasnya. Selanjutnya peneliti
peneliti, masih banyak siswa yang belum menyiapkan RPP, lembar observasi, soal
memahami metode scientific walaupun ada tes dan kisi-kisi tes penyusunan
peningkatan tetapi dapat dilihat bahwa pembelajaran dan skenario dengan
masih ada anak yang mendapat nilai kurang mempertimbangkan hasil refleksi pada
dari yang seharusnya. Maka siswa belum siklus I yaitu pembenahan pada langkah-
tuntas dalam pembelajaran sejarah. langkah yang dialami pada siklus I.
b. Pelaksanaan Tindakan
3. Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan pembelajaran siklus II
a. Perencanaaan
dengan Standar Kompetensi 1. Menganalisa
Proses pelaksanaan siklus II yaitu pada
Peradaban Indonesia dan dunia dan
tanggal 3 Mei. Berdasarkan hasil observasi
Kompetensi Dasar 1 menganalisa Peradaban
dan refleksi pada pelaksanaan siklus I,
Aztec.
peneliti bersama guru merencanakan
tindakan siklus II dengan harapan 1.) Kegiatan awal
kekurangan-kekurangan pada siklus I dapat a.) Guru membuka salam, kemudian
diperbaiki. Hal-hal yang akan dilakukan pada memeriksa kehadiran siswa dan
pelaksanaan siklus II ini adalah merupakan menanyakan kesiapan siswa
perbaikan dari tindakan siklus I, diantaranya untuk belajar.
sebagai berikut: b.) Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang dicapai
1. Guru mengawali kegiatan dengan
kegiatan dengan melakukan apersepsi 2.) Kegiatan inti
tentang materi yang telah dibahas a.) Observasi
minggu lalu, selanjutnya guru Guru meminta siswa mengamati/
menyampaikan tujuan pembelajaran. observasi materi peradaban
2. Agar siswa tidak menjadi enggan Aztec.
berkomentar, guru hendaknya 1. Latar belakang peradaban
mengembangkan sikap yang dapat Aztec.
membuat siswa termotivasi 2. Beberapa karakter dan gaya
mengungkapkan pemikirannya tentang seni khas yang dimiliki
cara menganalisa soal yang diberikan. bangsa Aztec.
217
semakin meningkat dari siklus I yang atau sebesar 63,63%. Pada siklus I siswa
terlaksana baik 73,35% menjadi sangat yang memperoleh nilai di bawah kriteria
baik 78,63% pada siklus II. Ketuntasan tersebut berhasil meningkat nilainya hingga
belajar secara klasikal pada siklus I mencapai standar ketuntasan sesuai indikator
sebesar 63,63% sedangkan pada siklus II sekalipun belum secara keluruhan ketuntasan
mencapai 86,36% pada siklus II. Dapat tersebut.
dikatakan bahwa, indikator kinerja Dengan melihat kekurangan-kekurangan
penelitian ini telah tercapai. yang ada pada siklus I, maka penelitian ini
Berdasarkan hasil observasi dan dilanjutkan pada siklus II dengan menggunakan
evaluasi atau tes tindakan siklus II. Maka pendekatan yang sama dalam pembelajaran.
penelitian dihentikan pada siklus II Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan
karena hipotesis tindakan telah tercapai tindakan siklus II, guru sudah mampu
yaitu adanya pendekatan scientific pada mengorganisasikan waktu dengan baik dan
siswa kelas X IISI SMA Negeri 1 mengontrol pelaksanaan setiap tahapan
Kambowa pada materi Peradaban pembelajaran. Peneliti telah memperbaiki
Amerika dengan sub materi peradaban kukarangan-kekurangan pada tindakan
Maya dan peradaban Aztec, dapat sebelumnya. Selain itu, sebagian besar siswa
ditingkatkan. aktif dan saling berinteraksi baik terhadap
peneliti maupun temannya, suasana kelas sudah
Pembahasan tenang tidak ada lagi siswa yang mengganggu
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 temannya dan sebagian besar siswa sudah
siklus. Tiap siklus terdiri dari 1 kali pertemuan senang dengan pertanyaan yang diberikan oleh
dan satu kali evaluasi yang dilaksanakan sesuai peneliti. Hasil evaluasi pada siklus II terlihat
dengan prosedur penelitian. Penelitian tindakan bahwa ketuntasan belajar sejarah siswa
kelas ini bertujuan untuk meningkatkan motifasi mengalami peningkatan. Secara klasikal siswa
belajar sejarah melalui pendekatan scientific yang memperoleh >70 sebanyak 18 orang atau
pada siswa kelas X IISI SMA Negeri 1 Kambowa. 86,36% ini bahwa berarti motivasi belajar
Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan sejarah mengalami peningkatan. Ditinjau dari
tindakan siklus I, menunjukan bahwa segi siswa yang tidak mencapai standar
pembelajaran dengan pendekatan scientific ketuntasan pada tes awal dan siklus I, akhirnya
belum sempurna dengan skenario pembelajaran pada siklus II ini berhasil mencapai standar
yang telah disusun oleh peneliti. Peneliti tidak ketuntasan nilai yang ditetapkan, sehingga
memotivasi dan menyampaikan tujuan secara umum pada siklus II ini indikator kerja
pembelajaran serta langkah-langkah telah tercapai.
pembelajaran kepada siswa pada saat
pembelajaran sehingga siswa kurang KESIMPULAN
bersemangat dalam belajar, peneliti tidak
membimbing siswa secara merata pada saat Berdasarkan hasil penelitian yang
pembelajaran dan peneliti juga belum dilakukan peneliti di lapangan maka diperoleh
mengorganisasikan waktu dengan baik. beberapa kesimpulan antara lain sebagai
Akibatnya banyak siswa yang tidak berikut:
memperhatikan penjelasan peneliti. 1. Penerapan metode scientific dalam pelajaran
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan sejarah kelas SMA Negeri 1 Kambowa di
pada siklus I belum terlalu maksimal Kabupaten Buton Utara dapat disimpulkan
peningkatan motivasi siswa setelah dilakukan secara keseluruhan terjadi peningkatan
dengan pendekatan scientific. Secara klasikal kemampuan siswa pada mata pelajaran
siswa memperoleh nilai > 70 sebanyak 14 orang sejarah yang memuaskan. Hal ini terlihat
220
dari adanya peningkatan pada setiap siklus yang telah memberikan dukungan dan
penelitian. Sekalipun dalam pelaksanaan kesempatan kepada peneliti untuk
pada siklus I masih terdapat berbagai macam melaksanakan kegiatan penelitian di SMA Negeri
kendala yang muncul, tetapi pada siklus II 1 Kambowa, terimakasih para guru serta staf
sudah dapat diperbaiki. Namun demikain tata usaha, utamanya guru kelas X IISI yang telah
dalam pelaksanaannya siswa diberikan banyak membantu dan memberikan informasi
kesempatan yang luas dalam kegiatan yang kepada penulis. Juga ucapan terimakasih pada
mengarahkan siswa agar lebih paham pembimbing 1 dan 2 yang telah membantu dan
terdapat materi yang diberikan dengan mengarahkan sehingga penulis bisa
tujuan mampu menemukan dan menyelesaikan skripsi dengan baik. Yang
memecahkan masalah serta memilih terpenting dalam semua proses ini adalah
alternative permasalahan tentunya ucapan terimakasih kepada kedua orangtuaku
semuanya itu tetap dalam pengarahan atau yang telah banyak mensupport dan mendoakan.
petunjuk yang diberikan guru.
2. Penerapan metode pembelajaran scientific DAFTAR REFERENSI
untuk meningkatkan kemampuan siswa Daryanto. (2014). Metode Pembelajaran Scientific
pada mata pelajaran sejarah kelas X SMA Kurikulum 2013. Penerbit Gava Media.
Negeri 1 Kambowa telah memperlihatkan Kemendikbud. (2013). Kerangka Dasar Kurikulum
peningkatan kemampuan siswa yang diraih 2013. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar.
siswa baik secara dalam keaktifan dalam
kegiatan belajar mengajar. Dalam Kurniasih dan Sani. (2014). Srategi-strategi
Pembelajaran. Alfabeta.
kemampuan siswa telah menunjukan
peningkatan yang bagus pada mata pelajaran Majid, A. (2014). Strategi Pembelajaran. PT Remaja
Rosdakarya.
sejarah, meskipun secara keseluruhan tidak
semua siswa dapat meningkatkan Maleong Lexy J. (2010). Metodologi Penelitian
Kualitatif. Remaja Rosdakarya.
kemampuan siswa dalam mata pelajaran
sejarah. Peningkatan kemampuan siswa yang Sudjana, N. (2005). Dasar-dasar Proses Belajar
Mengajar. Sinar Baru Algensido.
dimaksud ini juga dapat dilihat dimana
seluruh siswa mulai terbiasa untuk Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan
Metode Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
mempelajari materi yang dibahas sebelumya,
sehingga siswa lebih siap untuk menerima
pelajaran yang diberikan.
3. Siswa juga terlihat lebih aktif baik itu dalam
bertanya, menjawab bahkan menyanggah
dari setiap permasalahan. Keaktifaan ini
terlihat dalam keberanian siswa untuk
mengemukakan pendapat yang berbeda
dengan siswa lainnya dalam hal melatih
siswa untuk menjawab pertanyaaan
terhadap suatu permasalahan maupun solusi
atau jawaban dari siswa lainnya.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih yang terhingga peneliti
ucapkan kepada Kepala SMA Negeri 1 Kambowa