20229-Article Text-47275-54206-10-20220203
20229-Article Text-47275-54206-10-20220203
DOI: https://doi.org/10.33369/pendipa.6.2.547-555
ABSTRACT
The aim of this study was to describe the effect of implementation assessment for learning-based learning
on improving student learning outcomes in reaction rate materials. The type of this research is pre-
experimental, and the design used is One Group Pretest Posttest Design. The research subject was 36
students in class XI IPA 4 SMAN 14 Surabaya in the academic year 2021/2022. The results of the study are
(1) The implementation of learning in the first to third meetings got successive results of 97,47%; 98,47%;
and 98,74% on very good criteria. (2) The relevant activities of students are more significant than
irrelevant activities, with an average percentage of relevant activities of 96.03%. (3) Classical
completeness on student learning outcomes gets results of 100%. The N-Gain analysis of students' pretest
and posttest showed an increase in learning of N-Gain on the high criteria of 97,22% and 2,78% on
medium criteria. (4) Students' positive response to learning resulted in 88.51% on very good criteria.
Based on the study results, it can be concluded that assessment for learning can improve student learning
outcomes in reaction rate material.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh penerapan pembelajaran berbasis assessment for
learning terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik materi laju reaksi. Jenis dari penelitian ini adalah
pre experimental dan rancangan yang digunakan adalah One Group Pretest Posttest Design. Subjek pada
penelitian ini yaitu sebanyak 36 peserta didik kelas XI IPA 4 SMAN 14 Surabaya pada tahun ajaran
2021/2022. Hasil dari penelitian yaitu (1) Keterlaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama sampai
ketiga mendapat hasil berturut-turut sebesar 97,47%; 98,47%; dan 98,74% pada kriteria sangat baik. (2)
Aktivitas relevan peserta didik lebih besar dibanding aktivitas tidak relevan dengan rata-rata persentase
aktivitas relevan sebesar 96,03%. (3) Ketuntasan klasikal pada hasil belajar peserta didik mendapat hasil
sebesar 100%. Analisis N-gain terhadap hasil pretest dan posttest peserta didik menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar, dengan persentase N-Gain pada kriteria tinggi sebesar 97,22%, dan pada kriteria
sedang sebesar 2,78%. (4) Peserta didik merespon positif terhadap pembelajaran yang diimplementasikan
dengan hasil sebesar 88,51% pada kriteria sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran berbasis assessment for learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada
materi laju reaksi.
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 547
PENDIPA Journal of Science Education, 2022: 6(2), 547-555 ISSN 2088-9364
didalamnya arah dan cara pelaksanaan menganggap laju reaksi sulit untuk dipahami,
pendidikan di Indonesia diatur sehingga sebanyak 11,1% berpendapat laju reaksi sangat
diharapkan terbentuknya generasi penerus yang sulit untuk dipahami, dan sebanyak 2,8%
lebih berkualitas dan dapat berkembang menjadi menganggap laju reaksi mudah untuk dipahami.
sumber daya manusia yang lebih progresif untuk Berdasarkan angket tersebut, dapat diketahui
melanjutkan pembangunan bangsa (Sujana, sebagian besar peserta didik berpendapat bahwa
2019). kimia khususnya materi laju reaksi sebagai
Kurikulum 2013 adalah kurikulum materi yang sulit untuk dipahami. Pendapat
pendidikan yang saat ini berlaku di indonesia. tersebut selaras dengan data observasi hasil
Kurikulum ini merupakan suatu upaya strategis belajar materi laju reaksi pada peserta didik kelas
untuk menyiapkan generasi bangsa dalam XI SMAN 4 Banda Aceh yang dilakukan oleh
menghadapi tantangan di masa mendatang Oktaviani (2019), yang menunjukkan bahwa
melalui perbaikan di bidang pendidikan peserta didik yang mendapatkan hasil belajar
(Pambudi & Novita, 2020). Permendikbud mencapai batas nilai KKM yaitu 75 hanya
nomor 104 tahun 2014 telah menerangkan sebesar 40%, sedangkan 60% peserta didik tidak
mengenai ketuntasan belajar yang dapat berhasil mencapai batas tersebut sehingga
dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan dari disimpulkan bahwa hasil pada materi laju reaksi
proses belajar mengajar (Kemendikbud, 2014). masih rendah.
Kriteria ketuntasan minimal (KKM) dalam setiap Oktaviani (2020) mengatakan bahwa
mata pelajaran telah ditentukan oleh sekolah, rendahnya hasil belajar peserta didik dapat
peserta didik yang mendapatkan hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai hal, yakni dari diri
mencapai batas nilai KKM maka dikatakan telah sendiri peserta didik maupun dari lingkungan,
mencapai ketuntasan. terutama lingkungan pembelajaran. Asesmen
Hasil belajar merupakan suatu perubahan ke merupakan bagian integral dari pembelajaran
arah yang lebih baik yang diperoleh peserta didik (Nurkamto & Sarosa, 2020), meskipun demikian
dari proses pembelajaran pada rentang waktu asesmen lebih sering dipandang sebagai kegiatan
tertentu berupa pengetahuan yang diketahui dari yang ada di luar proses pembelajaran. Informasi
suatu tes mengenai materi dalam pembelajaran yang dikumpulkan berupa skor dan ranking
(Thobroni & Mustofa, 2013). Hasil belajar hanya digunakan untuk pelaporan hasil belajar
peserta didik dapat dijadikan sebagai patokan peserta didik kepada wali murid dan pihak-pihak
keberhasilan dari proses pembelajaran yang lain yang memerlukan. Mardapi (2012)
diselenggarakan, hal ini selaras dengan menjelaskan bahwa peningkatan kualitas
penjelasan dari Sayani (2020) bahwa pendidikan dapat diupayakan dengan
pengembangan pengetahuan, pemahaman, sikap, meningkatkan asesmen pembelajaran.
dan keterampilan sebagai hasil yang diperoleh Selanjutnya Jingga (2018) juga memberi
peserta didik dari suatu pembelajaran yang penjelasan bahwa informasi-informasi yang
dilakukan disebut sebagai hasil belajar. dikumpulkan melalui kegiatan asesmen berguna
Kimia adalah suatu mata pelajaran dalam bagi pendidik maupun peserta didik dalam
rumpun IPA. Salah satu materi pokok dalam pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan uraian
mata pelajaran kimia adalah laju reaksi. Laju diatas untuk memaksimalkan proses dan hasil
reaksi diajarkan pada peserta didik kelas XI belajar diperlukan perbaikan pada asesmen
SMA semester ganjil dengan Kompetensi Dasar pembelajaran, salah satunya adalah dengan
3.6 dan 4.7 (Kemendikbud, 2018). Hasil angket penerapan assessment for learning pada
pra penelitian dengan responden peserta didik pembelajaran.
SMAN 14 Surabaya menunjukkan bahwa sebesar Penelitian yang dilakukan oleh Mehmood
75% peserta didik setuju bahwa kimia (2012) menerangkan bahwa penggunaan
merupakan mata pelajaran yang sulit untuk asesmen formatif dalam pembelajaran secara
dipahami. Selanjutnya angket mengenai tingkat signifikan memberikan dampak positif terhadap
kesukaran materi laju reaksi mendapatkan hasil hasil belajar dibanding dengan asesmen sumatif.
sebanyak 52,8% menganggap laju reaksi cukup Assessment for learning termasuk sebagai bagian
sulit untuk dipahami, sebanyak 33,3% dari assessment approach yang mengacu paca
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 548
PENDIPA Journal of Science Education, 2022: 6(2), 547-555 ISSN 2088-9364
jenis asesmen formatif (Earl & Giles, 2011). Design, dimana terdapat pretest sebelum
Rosan (2020) menjelaskan mengenai Assessment penerapan assessment for learning yang akan
for learning yaitu asesmen yang dilakukan secara menyebabkan hasil penerapan pembelajaran
berulang-ulang oleh guru selama pembelajaran lebih akurat, karena dapat dijadikan sebagai
berlangsung untuk mengumpulkan dan pembanding antara keadaan sebelum dan sesudah
menginterpretasikan data mengenai hasil belajar, penerapan assessment for learning.
yang selanjutnya akan digunakan untuk
menentukan pencapaian dan melakuakn O1 X O2
perbaikan pada pembelajaran peserta didik Keterangan:
sesegera mungkin untuk mencapai tujuan O1 = Hasil belajar sebelum penerapan assessment
pembelajaran dengan memahami strategi yang for learning.
paling cocok bagi peserta didik. X = Penerapan assessment for learning pada
Penerapan assessment for learning pada pembelajaran.
pembelajaran akan membawa dampak positif O2 = Hasil belajar sesudah penerapan assessment
terhadap hasil belajar yang diperoleh peserta for learning.
didik (Ussher & Earl, 2010). assessment for Penelitian ini menggunakan perangkat
learning menitik beratkan adanya feedback dari pembelajaran berupa silabus, RPP, LKPD
hasil penilaian baik untuk pendidik maupun berbasis assessment for learning, dan lembar
peserta didik untuk memahami cara yang tepat pengenalan karakteristik pembelajaran diri
dalam mencapai tujuan pembelajaran (Nurkamto sendiri berbantuan Guiding Book. Perangkat
& Sarosa, 2020). Hal ini sesuai dengan Purnomo pembelajaran yang digunakan mengacu pada
(2014) yang menyatakan bahwa tujuan asesmen langkah-langkah pembelajaran berbasis
dalam pembelajaran adalah untuk menyediakan assessment for learning yaitu (1) Mengklarifikasi
feedback bagi pendidik maupun peserta didik tujuan pembelajaran dan kriteria keberhasilan
untuk digunakan dalam melakukan perbaikan belajar, (2) Merekayasa diskusi kelas yang
pada pembelajaran sesegera mungkin sehingga efektif dan tugas-tugas pembelajaran lain yang
tujuan pembelajaran dapat tercapai. memberikan bukti pemahaman peserta didik, (3)
Penelitian yang relevan terkait Peningkatan Memberikan umpan balik yang menggerakkan
hasil belajar sebagai hasil dari penerapan peserta didik kearah yang lebih baik, (4)
assessment for learning telah dilakukan oleh Mengaktifkan peserta didik sebagai sumber
Muchlis (2020) yang menunjukkan bahwa pembelajaran untuk satu sama lain, dan (5)
penerapan assessment for learning dapat Mengaktifkan peserta didik sebagai pemilik dari
membawa dampak meningkatnya hasil belajar pembelajaran mereka sendiri (Team, 2014).
yang diperoleh peserta didik. Hal ini karena Selanjutnya lembar pengamatan keterlaksanaan
penerapan assessment for learning dapat melatih pembelajaran berbasis assessment for learning,
siswa menjadi lebih mandiri dalam belajar dan lembar pengamatan aktivitas peserta didik,
berfokus pada tujuan yang akan dicapai lembar soal tes hasil belajar materi laju reaksi,
(Sambell, McDowell, & Montgomery, 2013). dan lembar angket respon peserta didik dipakai
Penelitian lainnya oleh Oyinloye (2019) juga sebagai instrumen penelitian.
menunjukkan bahwa penggunaan assessment for Analisis data penelitian dilakukan secara
learning meningkatkan efektivitas belajar deskriptif kuantitatif. Analisis data yang
mengajar. dilakukan adalah analisis data keterlaksanaan,
aktivitas, hasil belajar, dan respon.
METODE PENELITIAN Keterlaksanaan pembelajaran dan aktivitas
Metode yang dipakai adalah pre- peserta diamati selama kegiatan pembelajaran
experimental yaitu hanya diterapkan pada satu berlangsung. Data hasil pengamatan selanjutnya
kelas tanpa ada kelas pembanding (Sugiyono, dianalisis menggunakan perhitungan:
2013). Subjek yang digunakan adalah sebanyak
36 peserta didik kelas XI IPA 4 SMAN 14 %Keterlaksanaan =
Surabaya pada tahun ajaran 2021/2022. Desain
yang dipakai adalah One Group Pretest Posttest
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 549
PENDIPA Journal of Science Education, 2022: 6(2), 547-555 ISSN 2088-9364
Menurut Riduwan (2016) persentase yang mendapatkan N-Gain dengan kriteria tinggi dan
didapatkan selanjutnya dikonversikan dengan sedang sebesar ≥ 85%.
kriteria pada skala likert. Keterlaksanaan Respon peserta didik terhadap penerapan
pembelajaran dianggap baik apabila persentase pembelajaran berbasis assessment for learning
kualitas keterlaksanaan ≥ 61% dalam kriteria didapat melalui angket respon peserta didik. Data
baik hingga sangat baik. yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis
Pengamatan aktivitas peserta didik menggunakan perhitungan:
dilakukan oleh tiga orang pengamat. Persentase %Respon =
aktivitas relevan harus lebih besar dari aktivitas
tidak relevan, sehingga dikatakan mendukung Selanjutnya dikonversikan dengan kriteria pada
proses pembelajaran. Persentase aktivitas peserta skala likert, jika persentase peserta didik yang
didik dianalisis menggunakan perhitungan: menjawab positif mencapai ≥61% dengan
kriteria baik atau sangat baik, maka dianggap
%Aktivitas =
seluruh peserta didik setuju dan mempunyai
(Arifin, 2012) tanggapan positif terhadap pembelajaran berbasis
Skor hasil pretest dan posttest dianalisis assessment for learning.
untuk menentukan nilai hasil belajar masing-
masing peserta didik menggunakan perhitungan: HASIL DAN PEMBAHASAN
Nilai = Sebelum penelitian dilakukan, perangkat
pembelajaran dan instrumen penelitian yang akan
Penilaian terhadap hasil belajar peserta didik dipakai dalam penelitian divalidasi oleh tiga
didasarkan pada penilaian diskrit dengan skala 0 validator yang merupakan dosen ahli di
– 100 (Kemendikbud, 2016), peserta didik bidangnya. Hasil validasi disajikan dalam tabel
dinyatakan tuntas apabila telah memenuhi batas 2.
nilai KKM yaitu ≥75. Nilai yang didapat
selanjutnya dianalisis untuk menentukan Tabel 2. Hasil Validasi
ketuntasan klasikal dengan perhitungan:
%Ketuntasan klasikal =
Aspek %Validitas Kriteria
Silabus 89,33% Sangat
Penerapan assessment for learning dikatakan Valid
efektif jika persentase peserta didik yang tuntas RPP 92,22% Sangat
secara klasikal mencapai batas ≥ 75 %. Valid
Peningkatan hasil belajar setelah LKPD 85,18% Sangat
penerapan pembelajaran berbasis assessment for Valid
learning ditentukan melalui uji N-Gain dengan Lembar 86,67% Sangat
perhitungan : pengamatan Valid
<g> = keterlaksanaan
pembelajaran
Hasil perhitungan yang didapatkan selanjutnya Lembar 81,67% Sangat
pengamatan Valid
diinterpretasikan dengan kriteria pada Tabel 1
aktivitas peserta
berikut ini: didik
Tabel 1. Interpretasi Nilai N-Gain Kisi-kisi pretest & 83,33% Sangat
posttest Valid
Nilai <g> Kriteria
≥0,7 Tinggi Keterlaksanaan Pembelajaran
0,7> <g> ≥0,3 Sedang Pengamatan terhadap keterlaksanaan
<g> <0,3 Rendah dilakukan oleh tiga pengamat selama tiga kali
(Hake, 2002) pertemuan. Waktu pembelajaran untuk 1 kali
Hasil belajar dikatakan mengalami peningkatan pertemuan adalah 80 menit. Pada penelitian ini,
apabila jumlah persentase peserta didik yang keterlaksanaan pembelajaran diamati dan dinilai
dalam rangka untuk meyakinkan bahwa guru
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 550
PENDIPA Journal of Science Education, 2022: 6(2), 547-555 ISSN 2088-9364
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 551
PENDIPA Journal of Science Education, 2022: 6(2), 547-555 ISSN 2088-9364
% Ketuntasan Klasikal
menjawab pertanyaan dari guru namun tidak 100.00%
berhubungan dengan materi laju reaksi, dll. 80.00%
Berdasarkan hasil pengamatan, persentase 60.00%
aktivitas peserta didik yang relevan terhadap 40.00%
pembelajaran lebih besar dibanding dengan 5.56%
20.00% 0%
aktivitas yang tidak relevan pada tiap pertemuan,
0.00%
dengan rata-rata persentase aktivitas relevan
Pretest Posttest
sebesar 96,03%. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa peserta didik telah beraktivitas sesuai Hasil Belajar
langkah pembelajaran pada assessment for
learning sehingga mendukung pembelajaran Tuntas Tidak Tuntas
yang dilakukan. Hal ini dikarenakan assessment
for learning mendorong peserta didik untuk Gambar 2. Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar
menentukan langkah tepat yang harus dilakukan
untuk meningkatkan proses belajar mereka Gambar 2 menunjukkan hasil analisis tes
berdasarkan informasi hasil evaluasi sebelum dan sesudah penerapan pembelajaran.
pembelajaran yang telah dilakukan (Mukhtar & Hasil tes sebelum (pretest) penerapan assessment
Ahmad, 2015). for learning menunjukkan bahwa 2 peserta didik
Berdasarkan hasil analisis keterlaksanaan tuntas dalam pretest sedangkan 34 lainnya tidak
pembelajaran dan aktivitas peserta didik tuntas, dengan ketuntasan klasikal yaitu 5,56%.
didapatkan hasil bahwa aktivitas guru dan Hasil tes sesudah (posttest) penerapan
aktivitas peserta didik mengalami kemajuan pada assessment for learning menunjukkan bahwa 36
tiap pertemuan, hal ini selaras dengan Malik peserta didik tuntas dalam posttest, dengan
(2017) bahwa pada tiap pembelajaran akan ketuntasan klasikal yaitu 100%. Ketuntasan
terjadi peningkatan pada aktivitas guru dan klasikal setelah penerapan assessment for
peserta didik. learning telah mencapai batas 61% sehingga
pembelajaran yang dilakukan telah tuntas secara
Hasil Belajar Peserta Didik klasikal. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
Hasil belajar dianalisis agar dapat diketahui assessment for learning efektif untuk diterapkan
ketuntasan dan peningkatan yang terjadi pada dalam pembelajaran.
hasil belajar ranah kognitif sebelum (pretest) dan Skor hasil pretest-posttest juga dianalisis
sesudah (posttest) penerapan pembelajaran menggunakan perhitungan N-Gain untuk
berbasis assessment for learning. Soal tes menentukan pengaruh penerapan assessment for
berjumlah 12 butir soal pilihan ganda dengan learning terhadap hasil perhitungan N-Gain dari
topik bahasan faktor-faktor yang memengaruhi skor pretest dan posttest peserta didik
laju reaksi yaitu 3 butir soal mengenai faktor ditunjukkan oleh gambar 3. Gambar 3
konsentrasi, 3 butir soal mengenai faktor luas menjelaskan bahwa hasil analisis N-Gain
permukaan, 3 butir soal mengenai faktor suhu, terhadap hasil pretest dan posttest berada pada
dan 3 butir soal tentang faktor katalis. Soal kriteria tinggi dan sedang, dengan N-Gain
pretest dibuat setara dengan soal posttest, artinya kriteria tinggi sebesar 97,22%, dan kriteria
soal yang digunakan berbeda namun indikator sedang sebesar 2,78%. Hasil N-Gain peserta
soal dan level kognitif soal yang digunakan didik menunjukkan sebanyak 35 peserta didik
sama. Pengerjaan soal tes dilakukan dalam kurun mendapat N-Gain pada kriteria tinggi, dan 1
waktu 40 menit. peserta didik mendapat N-Gain pada kriteria
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 552
PENDIPA Journal of Science Education, 2022: 6(2), 547-555 ISSN 2088-9364
sedang. Rata-rata nilai N-Gain dari 36 peserta pengenalan karakteristik pembelajaran diri
didik adalah sebesar 0,94 pada kriteria tinggi. sendiri yang diberikan pada peserta didik.
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 553
PENDIPA Journal of Science Education, 2022: 6(2), 547-555 ISSN 2088-9364
for learning dengan baik. Peserta didik telah Tahun 2018 tentang Kompetensi Inti dan
beraktivitas sesuai assessment for learning Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum
dengan persentase yaitu 96,03%. Analisis hasil 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
belajar menunjukkan adanya kenaikan pada hasil
Menengah.
belajar peserta didik dengan persentase N-Gain
sebesar 97,22% pada kriteria tinggi, dan sebesar Jingga, A. A., Mardiyana, & Triyanto. (2018).
2,78% pada kriteria sedang, serta persentase
Pendekatan dan Penilaian Pembelajaran pada
ketuntasan klasikal sebesar 100%. Respon positif
peserta didik terhadap pembelajaran berbasis Kurikulum 2013 Revisi 2017 yang
assessment for learning mendapat hasil Mendukung Kemampuan Koneksi
persentase sebesar 85,51% pada kriteria sangat Matematis Siswa. Jurnal Elektronik
baik, artinya peserta didik setuju dan merespon Pembelajaran Matematika, 5(3), 286-299.
positif pada pembelajaran berbasis assessment
for learning. Malik, A., Oktariani, V., Handayani, W., &
Chusni, M. M. (2017). Penerapan Model
DAFTAR PUSTAKA Process Oriented Guided Inquiry Learning
Ardiyansyah, R., & Diella, D. (2019). (POGIL) untuk Meningkatkan Keterampilan
Implementasi E-learning Berbasis Berpikir Kritis Peserta Didik. Jurnal
Assessment For Learning Untuk Penelitian & Pengembangan Pendidikan
Meningkatkan Performa Belajar Mahasiswa. Fisika, 3(2), 127-136.
BIOSFER: Jurnal Biologi dan Pendidikan
Mardapi, D. (2012). Pengukuran, Penilaian, dan
Biologi, 3(1), 6-13.
Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Nuha
Arifin, Z. (2012). Penelitian Pendidikan. Medika.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mehmood, T., Hussein, T., Khalid, M., & Azam,
Earl, K., & Giles, D. (2011). An-other Look at R. (2012). Impact of Formative Assessment
Assessment: Assessment in Learning. New on Academic Achievement of Secondary
Zealand Journal of Teachers'Work, 8(1), 11- School Student. International Journal of
20. Business and Social Science, 3(17), 101-104.
Hake, R. (2002). Analyzing Change/ Gain Score. Muchlis, Ibnu, S., Subandi, & Marfuah, S.
USA: Indiana University. (2020). Students’ Result of Learning at
Chemistry Department through Assessment
Kemendikbud. (2014). Peraturan Menteri of, for, and as Learning Implementation.
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 International Journal of Instruction, 13(2),
Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar 165-178.
oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah. 1-31. Mukhtar, M., & Ahmad, J. (2015). Malaysia
Assessment for Learning: Practice in TVET .
Kemendikbud. (2016). Peraturan Menteri 4th World Congress on Technical and
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 37 Vocational Education and Training
Tahun 2016 tentang Standar Penilaian (WoCTVET). Social and Behavioral
Pendidikan. Sciences, 119-126.
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 554
PENDIPA Journal of Science Education, 2022: 6(2), 547-555 ISSN 2088-9364
Nurkamto, J., & Sarosa, T. (2020). Assessment Rosan, D., Widodo, E., Setianingsih, W., &
for Learning dalam Pembalajran Bahasa di Setyawarno, D. (2020). Pelatihan
Sekolah. Teknodika, 18(1), 63-70. Implementasi Assessment of Learning,
Assessment for Learning dan Assessment as
Oktaviani, C., Nurmaliah, C., & Mahidin. Learning pada Pembelajaran IPA SMP Di
(2019). Upaya Pengembangan Psikomotorik MGMP Kabupaten Magelang. J. Pengabdian
Peserta Didik Melalui Implementasi Problem Masyarakat MIPA dan Pendidikan MIPA,
Based Learning. Jurnal Serambi Ilmu, 20(2), 4(1), 71-78.
202-217.
Sambell, K., McDowell, L., & Montgomery, C.
Oktaviani, U., Kumawati, S., Apriliyani, M. N., (2013). Assessment for Learning in Higher
Nugroho , H., & Susanti, E. (2020). Education. New York: Routledge.
Identifikasi Faktor Penyebab Rendahnya
Hasil Belajar Matematika Peserta Didik di Sayani, E., & Sutiani, A. (2020). Pengaruh
SMK Negeri 1 Tonjong. MATH LOCUS: Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Jurnal Riset dan Inovasi Pendidikan Berbasis Pertanyaan Kritis Terhadap Hasil
Matematika, 1(1), 1-6. Belajar Siswa Materi Laju Reaksi. Journal
Of Innovation in Chemistry Education, 2(2),
Oktora, S. R., Setyaningsih, N., & Noor, M. 97-103.
(2015). Penerapan Model Discovery
Learning Berbasis Assessment for Learning Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan
(AFL) dalam Pembelajaran Matematika Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
Ditinjau dari Optimisme Siswa. Prosiding R&D. Bandung: Alfabeta.
Seminar Nasional Pendidikan Matematika,
(hal. 62-70). Sujana, I. W. (2019). Fungsi dan Tujuan
Pendidikan Di Indonesia. Jurnal Pendidian
Oyinloye, M. O., & Imenda, S. N. (2019). The Dasar, 4(1), 29-39.
Impact of Assessmentfor Learning on
Learner Performance in Life Science. Team. (2014). The Impact of Formative
EURASIA Journal of Mathematics, Science Assessment and Learning Intenttion On
and Technology Education, 15(11), 1-8. Student Achievement.
Pambudi, F. W., & Novita, D. (2020). Thobroni, M., & Mustofa, A. (2013). Belajar dan
Enhancement Of Interpretation and Inference Pembelajaran. Yogyakarta: ArRuzz Media.
Skills Trough Guided Inquiry in Chemical Ussher, B., & Earl, K. (2010). Summative and
Equilibrium. EduChemia, 5(2), 153-164. Formative Confused by the Assessment
Purnomo, Y. W. (2014). Assessment-Based Terms? New Zealand Journal of Teacher
Learning: Sebuah Tinjauan untuk Work, 7(1), 53-63.
Meningkatkan Motivasi Belajar dan Wiliam, D. (2013). Assessment: The Bridge
Pemahaman Matematis. Sigma Journal, 6(1),
between Teaching and Learning. Voice from
22-33. the Middle. Voice from the Middle, 21(2).
Riduwan. (2016). Skala Pengukuran Variable-
Variable. Bandung: Alfabeta.
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 555