Anda di halaman 1dari 9

JURNAL RISET KESEHATAN NASIONAL

P - ISSN : 2580-6173 | E – ISSN : 2548-6144


VOL. 6 NO. 2 Oktober 2022 | DOI :https://doi.org/10.37294
Available Online https://ejournal.itekes-bali.ac.id/jrkn
Publishing : LPPM ITEKES Bali

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR


GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS
MANGGIS I

(The Correlation between Physical Activity and Blood Sugar Level in Patient with
Type 2 Diabetes Mellitus in Public Health Centre Manggis I)

I Dewa Ayu Eka Candra Astutisari1, A.A.A Yuliati Darmini2, Ida Ayu Putri Wulandari3
1,2,3,
Program Study Sarjana Keperawatan, Fakultas Kesehatan, Institut Teknologi dan Kesehatan
Bali.
Corresponding author: dewaayucandra24@gmail.com

Received : September, 2021 Accepted : September, 2022 Published : Oktober, 2022

Abstract
Background : Type 2 diabetes mellitus is a non-communicable disease which occurs due to poor diet
pattern and physical activity. Some factors affect diet pattern and physical activity that need to be know
to assist patient in maintaining their blood sugar level. This study aims to determine the correlation
between physical activity and blood sugar level in patient with type 2 diabetes mellitus in Public Health
Centre Manggis I. Method : This study employed correlative analytics design with cross sectional
approach. There were 109 respondents recruited as sample of study which were selected through total
sampling technique. The data were collected by using FFQ questionnaire, PAL questionnaire and
medical records. The data were analyzed statistically by using Spearman Rho correlation technique.
Result : The finding showed that the majority of the respondents had often diet pattern (56%), (97.2%) of
respondents had simple physical activity, (73.4%) had high blood sugar level. There was a positive
correlation with p-value of diet pattern was 0.038 and 0.009 for physical activity. There was a significant
correlation between physical activity and blood sugar level. Conclusion : The better the diet pattern the
more regular the physical activity, the blood sugar level of the patient will be maintained under normal
circumstances.

Keywords: Diet Pattern, Physical Activity.

Abstrak
Latar Belakang : Penyakit diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit tidak menular yang sering terjadi
akibat pola makan dan aktivitas fisik yang kurang baik. Pola makan dan aktivitas fisik yang tidak teratur
perlu diketahui untuk membantu pasien dalam mempertahankan kadar gula darahnya. Tujuan penelitian
ini adalah mengetahui hubungan antara pola makan dan aktivitas fisik dengan kadar gula darah pada
pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Manggis I.Metode : Desain penelitian ini menggunakan
metode analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini sebanyak 109
responden yang direkrut menggunakan teknik total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan
kuesioner FFQ, kuesioner PAL, rekam medis serta data dianalisis dengan menggunakan teknik statistik
korelasi Spearman Rho. Hasil : Hasil penelitan menunjukkan sebagian besar responden memiliki pola
makan sering (56%), aktivitas fisik ringan (97,2%) dan kadar gula darah tinggi (73,4%). Terdapat
hubungan korelasi yang positif dengan nilai pvalue untuk pola makan sebesar 0,038 dan aktivitas fisik
sebesar 0,009 yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan. Kesimpulan : Makin baik pola
makan dan makin teratur aktivitas fisik maka kadar gula darah pasien akan dapat dipertahankan dalam
keadaan normal.

Jurnal Riset Kesehatan Nasional | 79


Kata Kunci: Pola Makan, Aktivitas Fisik.

1. LATAR BELAKANG ataupun kelompok masyarakat tertentu.


Struktur masyarakat berubah seiring Pengertian dari faktor yang lain yaitu aktivitas
dengan berjalannya waktu. Perubahan tersebut fisik merupakan setiap gerakan yang dilakukan
terjadi akibat adanya masa transisi dari pola oleh tubuh melalui kerja otot untuk
hidup masyarakat agraris menuju masyarakat meningkatkan pengeluaran energi serta tenaga
industri. Akibatnya terjadi perubahan pada pola (Kemenkes RI, 2019).
makan dan aktivitas fisik di masyarakat. Kasus diabetes melitus umumnya lebih
Perubahan pada pola makan yang terjadi pada sering terjadi di negara berkembang daripada
masyarakat contohnya, masyarakat cenderung negara maju (Infodatin, 2018). Menurut
lebih sering mengonsumsi makanan cepat saji International Diabetes Federation (2017)
dikarenakan selain dari penyajiannya yang cepat terdapat 425 juta jiwa penderita diabetes melitus
hal tersebut juga didukung oleh kemudahan di dunia. Untuk wilayah Asia Tenggara terdapat
untuk mendapatkan makanan tersebut. Selain 82 juta kasus diabetes melitus pada tahun 2017
dari pola makan yang tidak sehat perubahan lain dan diperkirakan akan bertambah menjadi 151
yang terjadi adalah menurunnya aktivitas fisik juta pada tahun 2045 (Mahendra, 2018).
seperti pada para pekerja kantoran yang lebih Peningkatan kasus tersebut terus terjadi
banyak menghabiskan waktunya didalam setiap tahunnya dimana wilayah Asia Tenggara
ruangan dan kurang beraktivitas. Hal tersebut menduduki posisi ketiga di dunia. Di Indonesia
diketahui dapat memicu terjadinya peningkatan kasus diabetes melitus ini juga sering terjadi, hal
penyakit tidak menular maupun penyakit ini menyebabkan Indonesia menduduki
degeneratif. Salah satu contoh penyakit tidak peringkat ke 6 dari 10 negara besar dengan
menular yang paling sering terjadi sebagai kasus diabetes melitus terbanyak di Asia
akibat dari pola makan dan aktivitas fisik ini (International Diabetes Federation, 2017).
yaitu penyakit diabetes melitus (Hariawan, Provinsi di Indonesia dengan tingkat prevalensi
2019). diabetes melitus paling banyak terdapat di
Diabetes melitus merupakan penyakit daerah DKI Jakarta (3,4%) dan yang terkecil di
metabolik yang ditandai dengan adanya NTT (0,9%) (Infodatin, 2018). Bali merupakan
kenaikan gula darah disebabkan oleh satu diantara provinsi di Indonesia yang
terganggunya hormon insulin yang memiliki memiliki jumlah kasus diabetes melitus
fungsi untuk menjaga homeostasis tubuh terbanyak sebesar 1,5%. Khusus di Kabupaten
dengan cara menurunkan kadar gula dalam Karangasem, berdasarkan data dari Profil
darah (American Diabetes Association, 2017). Kesehatan Provinsi Bali (2018), terdapat 4.649
Diabetes melitus ini erat kaitannya dengan gaya pasien penderita diabetes melitus. Dari jumlah
hidup, maka dari itu berbagai kegiatan rutin tersebut sebanyak 2.875 orang atau 61,8% telah
sehari-hari memerlukan keseimbangan seperti mendapatkan pelayanan sesuai standar, namun
makan, tidur, bekerja dan lain-lain. Jumlah, angka tersebut masih dibawah angka target
jenis makanan serta olahraga harus diatur dan pelayanan tahun 2018 (Dinkes Provinsi Bali,
tidak dapat diabaikan. Pada prinsipnya penderita 2019). Berdasarkan data Puskesmas Manggis I,
diabetes melitus harus melakukan pengaturan terdapat 109 pasien dengan diabetes melitus tipe
pada pola makannya. Hal tersebut dapat 2.
dilakukan dengan memperhatikan jumlah kalori Masih tingginya angka kejadian diabetes
dan zat gizi yang dibutuhkan, jenis bahan melitus juga diperkuat dari hasil penelitian yang
makanan serta keteraturan jadwal makan pernah ada, yang mana diabetes melitus adalah
(Sulistyowati, 2017). Dilihat dari jenisnya penyakit dari gangguan metabolisme kronis
diabetes melitus dibedakan menjadi 2 tipe yaitu ditandai oleh peningkatan kadar gula darah.
diabetes melitus tipe 1 dan tipe 2, yang mana Pola makan yang buruk, meliputi waktu makan
kasus diabetes melitus di seluruh dunia yang tidak tepat serta jumlah konsumsi
umumnya didominasi oleh diabetes melitus tipe makanan yang tidak teratur akan mempengaruhi
2. Penyakit ini seringkali disebabkan oleh faktor kadar gula darah dalam tubuh. Aktivitas fisik
kurangnya aktivitas fisik dan pola makan yang juga merupakan faktor yang berisiko
tidak sehat (Cholifah, 2015). Menurut menyebabkan diabetes melitus dikarenakan oleh
Sulistyoningsih (2012), pola makan adalah aktivitas fisik yang kurang dapat memicu
suatu bentuk gambaran informasi khusus terjadinya resistensi insulin sehingga
mengenai jenis dan jumlah bahan makanan yang meningkatkan kadar gula darah pasien dengan
dikonsumsi setiap harinya oleh seseorang diabetes mellitus tipe 2. Kajian sebelumnya juga

Jurnal Riset Kesehatan Nasional | 80


mendapatkan hasil yang serupa yaitu, aktivitas digunakan adalah wawancara dengan kuesioner
fisik yang kurang dan pola makan yang online mengenai pola makan dan aktivitas fisik
berlebihan akan mengakibatkan kadar gula pasien serta pengambilan data yang diperlukan
darah dalam tubuh menjadi meningkat dan mengenai kadar gula darah pada rekam medis
mempermudah timbulnya komplikasi pasien diabetes melitus tipe 2.
(Widiyoga, 2020). Berdasarkan data diatas dan Data primer didapatkan melalui kuesioner
melihat banyaknya kasus-kasus tentang online yang diberikan pada pasien diabetes
penyakit diabetes melitus khususnya pada melitus tipe 2 di Puskesmas Manggis I.
pasien diabetes melitus tipe 2 yang terdaftar di Kuesioner online yang digunakan dalam
Puskesmas Manggis I, maka penulis tertarik penelitian ini antara lain:
untuk melakukan penelitian tentang hubungan 1) Kuesioner pola makan (Food
pola makan dan aktivitas fisik dengan kadar Frequency Questionnaire (FFQ))
gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Kuesioner FFQ ini dibuat oleh Walter
Puskesmas Manggis I. Willett pada tahun 2007 di Universitas
Harvard. Pertanyaan pada kuesioner FFQ
2. METODE di penelitian ini berjumlah 10 pertanyaan.
Desain penelitian yang digunakan adalah Interpretasi pada kuesioner ini menurut
metode analitik korelasi dengan pendekatan Triandhini (2018) antara lain: Sering,
cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk apabila makanan tersebut dikonsumsi
melihat hubungan pola makan dan aktivitas fisik ≥2x/hari dan 4-6x/minggu, Jarang,
dengan kadar gula darah pada pasien diabetes apabila makanan tersebut dikonsumsi 1-
melitus tipe 2 di Puskesmas Manggis I. 3x/minggu dan 2x/bulan dan Tidak
Penelitian ini telah dilaksanakan di Puskesmas pernah, apabila makanan tersebut tidak
Manggis I Kabupaten Karangasem. Untuk pernah dikonsumsi. Uji validitasnya
waktu penelitian telah dilaksanakan pada bulan dilakukan oleh Rani Indah Dwijayanti
Januari sampai Mei 2021. tahun 2016 di Universitas Jember dan
Populasi target pada penelitian ini adalah setelah dilakukan validasi kuesioner
pasien diabetes melitus tipe 2 yang berada di tersebut dinyatakan valid. Karena nilai R
Kabupaten Karangasem. Untuk populasi hitung lebih besar dari R tabel. Dengan R
terjangkau pada penelitian ini adalah sebanyak tabel 0,361 dan R hitung 0,597, sehingga
109 pasien diabetes melitus tipe 2 yang berada kuesioner tersebut dinyatakan valid
di Puskesmas Manggis I. Sampel yang karena R hitung lebih besar dari R tabel
digunakan dalam penelitian ini adalah sampel (Dwijayanti, 2016).
jenuh yang mana seluruh populasi digunakan
sebagai sampel, dengan jumlah sampel pada 2) Kuesioner aktivitas fisik (Physical
pasien diabetes melitus tipe 2 yang berada di Activity Level (PAL))
Puskesmas Manggis I Kabupaten Karangasem Kuesioner PAL ini dibuat oleh FAO
sebanyak 109 pasien. kriteria inklusi sebagai pada tahun 2001 dan untuk pertanyaan
berikut : pada kuesioner PAL di penelitian ini
1) Pasien diabetes melitus tipe 2 berusia > berjumlah 16 pertanyaan. PAL berfungsi
40 tahun yang berada di Puskesmas untuk melihat tingkatan aktivitas fisik
Manggis I. yang dilakukan oleh seseorang.
2) Pasien diabetes melitus tipe 2 yang Tingkatan ini dibedakan menjadi 3 yaitu
bersedia menjadi responden. ringan, sedang, dan berat. Uji
validitasnya dilakukan oleh Febrian Dwi
Kriteria eksklusi pada penelitian ini antara Rahmadan tahun 2018 di Universitas
lain: Jember. Validasi dari kuesiner ini
1) Pasien diabetes melitus tipe 2 yang menggunakan Pearson Product Moment,
datanya tidak tercatat lengkap di rekam dasar perhitungannya dinyatakan valid
medis. apabila R hitung lebih besar daripada R
2) Pasien diabetes melitus tipe 2 yang tidak tabel. Dengan R tabel 0,632 dan R hitung
mengisi penuh kuesioner. didapatkan nilai 0.769 karena nilai r
3) Pasien diabetes melitus tipe 2 yang tidak hitung lebih besar dari r tabel maka
mengumpulkan kembali kuesioner yang kuesioner ini dinyatakan valid
telah dibagikan. (Rahmadan, 2018). Data sekunder
Pada penelitian ini teknik sampling yang didapatkan melalui rekam medis pasien
digunakan adalah teknik sampling jenuh. Pada diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas
penelitian ini metode pengumpulan data yang Manggis I dengan kategori tinggi apabila

Jurnal Riset Kesehatan Nasional | 81


pemeriksaan gula darah sewaktu ≥ 200
mg/dL pemeriksaan gula darah puasa ≥ Variabel Pola Makan
126 mg/dL, kadar HbA1c ≥ 6,5% dan Tabel 2. Variabel pola makan
normal apabila hasil pemeriksaannya
kurang dari nilai yang tertera pada Kategori Frequency Percent
kategori tinggi. Sering 61 56,0
Adapun langkah – langkah yang Valid Jarang 48 44,0
ditempuh peneliti dalam proses Total 109 100,0
pengumpulan data meliputi pengurusan
berkas berkas terkait dengan surat ijin Tabel 2 diatas menunjukkan pola makan
penelitian dan surat etik penelitian, responden dengan kategori sering memiliki
permohonan ijin kepada Kepala jumlah 61 orang (56%), sedangkan pola makan
Puskesmas Manggis I, pembuatan responden dengan kategori jarang memiliki
kuesioner, serta pencarian sampel dan jumlah sebanyak 48 orang (44%).
pengumpulan data yang akan dianalisis.
Penelitian ini dilakukan dengan Variabel Aktivitas Fisik
pengumpulan data melalui kuesioner Tabel 3. Variabel aktivitas fisik
online, setelah itu data yang didapat akan
dianalisa menggunakan program SPSS. Kategori Frequency Percent
Analisa data yang digunakan adalah Ringan 106 97,2
analisa bivariat yang berfungsi untuk Valid Sedang 2 1,8
mencari hubungan antara variabel bebas Berat 1 ,9
dan variabel terikat dengan teknik Total 109 100,0
statistik yang digunakan yaitu Spearman
Rho.
Tabel 3 diatas menunjukkan aktivitas fisik
Penelitian ini sudah memiliki ijin etik
responden dengan kategori ringan memiliki
dengan nomor : 03.0285/KEPITEKES-
jumlah 106 orang (97,2%) dan aktivitas fisik
BALI/III/ 2021..
responden dengan kategori berat memiliki
jumlah 1 orang (0,9%).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Variabel Kadar Gula Darah
Karakteristik Responden Tabel 4. Variabel kadar gula darah
Tabel 1. Karakteristik umur dan jenis kelamin
Kategori Frequency Percent
Karakteristik Frequency Percent Normal 29 26,6
Umur: Valid Tinggi 80 73,4
41-50 Tahun 40 36,7 Total 109 100,0
51-60 Tahun 29 26,6
61-70 Tahun 22 20,2 Tabel 4 diatas menunjukkan kadar gula darah
71-80 Tahun 18 16,5 responden dengan kategori tinggi memiliki
Total 109 100,0 jumlah 80 orang (73,4%), sedangkan kadar gula
Jenis Kelamin darah responden dengan kategori normal
Laki-laki 65 59,6 memiliki jumlah 29 orang (26,6%).
Perempuan 44 40,4
Total 109 100,0 Analisa Hubungan Pola Makan Dengan
Berdasarkan data pada tabel 1 diatas Kadar Gula Darah
menunjukkan bahwa responden dalam Tabel 5. Hubungan pola makan dengan kadar
penelitian ini berjumlah 109 responden, dengan gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 2
umur responden yang berusia 41-50 tahun di puskesmas manggis I
sebanyak 40 orang (36,7%) dan yang berusia
71-80 tahun dengan jumlah 18 orang (16,5%).
Pada karakteristik jenis kelamin yang paling Kategor Katego
banyak adalah responden yang berjenis kelamin i Pola ri Gula
laki-laki dengan jumlah 65 orang (59,6%), Makan Darah
sedangkan yang paling rendah adalah yang Correlati 1.000 ,200*
berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 44 on
orang (40,4%). Coefficie

Jurnal Riset Kesehatan Nasional | 82


nt Gula tailed)
Kate Dara
gori Sig. (2- ,038 h
Pola tailed) N 109 109
Maka
n Tabel 6 diatas menunjukkan bahwa dari 109
Spear N 109 109 jumlah data responden yang telah diteliti
man's menggunakan analisis Spearman's rho
rho didapatkan nilai pvalue = 0,009 sehingga nilai
Correlati ,200* 1.000 P<0.05, maka H0 ditolak hal ini menunjukan
on bahwa aktivitas fisik memiliki hubungan yang
Coefficie signifikan dengan kadar gula darah pada pasien
nt diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Manggis
Kate I.
gori Sig. (2- ,038
Gula tailed) PEMBAHASAN
Dara A. Pola Makan
h Pada penelitian yang telah dilakukan di
N 109 109 Puskesmas Manggis I kepada 109 responden
didapatkan bahwa sebagian besar responden
Tabel 5 diatas menunjukkan bahwa dari 109 memiliki pola makan dengan kategori sering.
jumlah data responden yang telah diteliti Responden yang termasuk dalam kategori
menggunakan analisis Spearman's rho penilaian sering adalah apabila responden
didapatkan nilai pvalue = 0,038 sehingga nilai tersebut mengonsumsi makanan tertentu
P<0.05, maka H0 ditolak hal ini menunjukan ≥2x/hari dan 4-6x/minggu. Pola makan adalah
bahwa pola makan memiliki hubungan yang penatalaksanaan jumlah, jenis, dan jadwal
signifikan dengan kadar gula darah pada pasien makan, yang tepat dan teratur, maka dari itu
diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Manggis pola makan pasien harus dikontrol agar tidak
I. memperparah kondisi kesehatan pasien diabetes
melitus tipe 2 (Ulfa, 2017). Pola makan yang
Analisa Hubungan Aktivitas Fisik Dengan tidak baik akan menyebabkan peningkatan
Kadar Gula Darah kasus diabetes melitus tipe 2. Makanan yang
Tabel 6. Hubungan aktivitas fisik dengan kadar dikonsumsi dalam jumlah yang berlebih akan
gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 menyebabkan adanya peningkatan kadar
di puskesmas manggis i glukosa didalam darah, sehingga bila hal ini
berlangsung dalam waktu yang lama dapat
Kategori Katego mengakibatkan terjadinya komplikasi
Aktivitas ri Gula (Widiyoga, 2020).
Fisik Darah Hal ini sejalan dengan penelitian yang
Correlat 1.000 ,248** pernah dilakukan oleh Farah (2018) di RSUD
ion Madani yang mendapatkan hasil bahwa pola
Coeffici makan yang berlebihan dapat mengakibatkan
ent berbagai penyakit termasuk diabetes melitus
Kate tipe 2. Penelitian lain yang serupa juga
gori Sig. (2- ,009 dilakukan oleh Cholifah (2016) di Puskesmas
Aktiv tailed) Mayong Jepara yang mendapatkan hasil bahwa
itas pola makan yang berlebihan tanpa
Fisik memperhatikan kandungan makanan yang
Spear N 109 109 dikonsumsi dapat menyebabkan seseorang
man's rentan terkena penyakit diabetes melitus tipe 2.
rho Hasil penelitian yang dilakukan oleh Media
Correlat ,248** 1.000 (2017) di wilayah kerja Puskesmas Nanggalo
ion Kota Padang juga menyatakan bahwa pola
Coeffici makan yang kurang baik akan memperburuk
ent kondisi pasien yang menderita diabetes melitus
tipe 2. Berdasarkan hasil yang didapat pada
Kate
penelitian ini serta data yang didapat dari
gori Sig. (2- ,009
penelitian terdahulu dapat diketahui bahwa

Jurnal Riset Kesehatan Nasional | 83


faktor pola makan turut mempengaruhi dan Pada penelitian yang telah dilakukan di
sangat berkaitan dengan peningkatan terjadinya Puskesmas Manggis I kepada 109 responden
penyakit diabetes melitus tipe 2 pada responden. didapatkan bahwa sebagian besar responden
memiliki kadar gula darah tinggi. Menurut
B. Aktivitas Fisik Pedoman Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2
Pada penelitian yang telah dilakukan di (2019), Kadar gula darah dapat dijadikan
Puskesmas Manggis I kepada 109 responden indikator untuk menilai seseorang mengidap
didapatkan bahwa sebagian besar responden diabetes melitus atau tidak. Beberapa faktor
memiliki aktivitas fisik dengan kategori ringan. yang juga ikut mempengaruhi tinggi rendahnya
Responden yang memiliki kategori aktivitas kadar gula ini antara lain, pola makan yang
fisik ringan adalah responden yang sehari- dimiliki, pertambahan berat badan serta
harinya memiliki aktivitas fisik yang sedikit. aktivitas fisik yang dilakukan. Menurut
Aktivitas fisik adalah segala gerakan yang Shoufika (2018), kadar gula darah adalah total
dihasilkan oleh tubuh lewat koordinasi antara glukosa yang terdapat pada plasma darah.
otot dan rangka (Astuti, 2017). Setiap individu Peningkatan kadar gula darah akan
mempunyai aktivitasnya masing – masing yang menyebabkan menurunnya kondisi kesehatan
berbeda dengan orang lain, contohnya saat pergi pasien diabetes melitus tipe 2. Maka dari itu
bekerja, berekreasi, mengatur jam makan, pasien diabetes melitus tipe 2 memerlukan
berolahraga dan beristirahat. Supaya dapat penatalaksanaan yang baik dan teratur untuk
melakukan seluruh aktivitas tersebut dengan menjaga agar kadar gula darah tetap terkendali
baik maka koordinasi yang terstruktur sangat (Rahmadan, 2018).
diperlukan agar aktivitas yang dilakukan dapat Hal ini sejalan dengan penelitian yang
berlangsung secara efektif, efisien dan seimbang pernah dilakukan oleh Cholifah (2016) di
satu dengan yang lainnya (Widiyoga, 2020). Puskesmas Mayong Jepara yang mendapatkan
Pola aktivitas fisik yang dilakukan oleh hasil bahwa kadar gula darah yang tinggi
seseorang dapat ditingkatkan maupun dikurangi merupakan ciri khas yang terjadi pada orang
tergantung dari penyesuaian kondisi masing – yang memiliki penyakit diabetes melitus tipe 2.
masing pasien diabetes melitus tipe 2 (Fatimah, Penelitian lain yang serupa juga dilakukan oleh
2015). Hal ini sejalan dengan penelitian yang Gresty (2017) di Rumah Sakit Pancaran Kasih
pernah dilakukan oleh Farah (2018) di RSUD yang mendapatkan hasil bahwa rata-rata pasien
Madani yang mendapatkan hasil bahwa diabetes melitus tipe 2 memiliki kadar gula
kurangnya aktivitas yang dilakukan sehari-hari darah yang tinggi. Hasil yang serupa juga
dapat menyebabkan terjadinya obesitas yang didapatkan oleh Fahmiyah (2016) di Poli
memicu peningkatan produksi hormon sitokins Diabetes RSUD Dr. Soetomo yang
sehingga terjadi resistensi hormon insulin. mendapatkan hasil bahwa kadar gula darah yang
Penelitian lain yang serupa juga dilakukan oleh tidak terkendali dapat meningkatkan terjadinya
Cholifah (2016) di Puskesmas Mayong Jepara perburukan kondisi kesehatan pada pasien
yang mendapatkan hasil bahwa aktivitas fisik diabetes melitus tipe 2. Selain itu, pada
yang kurang dapat menyebabkan terjadinya penelitian yang dilakukan oleh Anzani (2019) di
kenaikan kadar glukosa darah. Selain itu, wilayah kerja Puskesmas Wonorejo Samarinda
penelitian yang pernah dilakukan oleh Astuti juga mendapatkan hasil bahwa kontrol gula
(2017) di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang darah yang baik dapat meningkatkan kondisi
mendapatkan hasil bahwa aktivitas fisik yang kesehatan pasien diabetes melitus tipe 2 ke arah
baik akan berpengaruh terhadap perbaikan yang lebih baik. Berdasarkan hasil yang didapat
kondisi pada pasien yang menderita diabetes pada penelitian ini serta data yang didapat dari
melitus tipe 2. Penelitian yang dilakukan oleh penelitian terdahulu dapat diketahui bahwa
Ramadhani (2020) di Klinik Asri Wound Care tingginya kadar gula darah merupakan faktor
Center Medan mendapatkan hasil yang serupa yang mempengaruhi terjadinya diabetes melitus
yaitu aktivitas fisik mempengaruhi kondisi tipe 2.
kesehatan pasien diabetes melitus tipe 2.
Berdasarkan hasil yang didapat pada penelitian D. Hubungan Pola Makan dengan Kadar
ini serta data yang didapat dari penelitian Gula Darah
terdahulu dapat diketahui bahwa faktor aktivitas Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
fisik turut mempengaruhi dan erat kaitannya Januari sampai Mei 2021 di Puskesmas
dengan terjadinya diabetes melitus tipe 2 pada Manggis I dengan mengambil sebanyak 109
responden. responden yang memiliki penyakit diabetes
melitus tipe 2. Pada penelitian ini pasien
C. Kadar Gula Darah diabetes melitus tipe 2 yang digunakan sebagai

Jurnal Riset Kesehatan Nasional | 84


sampel hanya yang berusia > 40 tahun. Pada
hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat E. Hubungan Aktivitas Fisik dengan
hubungan antara pola makan dengan kadar gula Kadar Gula Darah
darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Pada hasil penelitian ini juga didapatkan
Puskesmas Manggis I. Berkaitan dengan hal bahwa aktivitas fisik memiliki hubungan
tersebut, definisi dari pola makan, yaitu bentuk dengan kadar gula darah pada pasien diabetes
perilaku seseorang yang bertujuan untuk melitus tipe 2. Menurut Halminah (2013),
pemenuhan kebutuhan pangan dan didasarkan aktivitas fisik merupakan setiap gerakan tubuh
atas kepercayaan, sikap dan ragam makanan yang memerlukan energi. Umumnya setiap
yang tersedia (Widiyoga, 2020). Pola makan orang memiliki pola aktivitas fisik masing-
seseorang berhubungan dengan kadar gula masing, hal ini juga dipengaruhi oleh beberapa
darah yang dimiliki oleh orang tersebut. Hal ini faktor seperti pola istirahat, usia dan olahraga.
disebabkan oleh karena makin buruknya pola Tinggi rendahnya aktivitas fisik yang dilakukan
makan yang dimiliki oleh seseorang maka akan juga mempengaruhi kadar gula darah pada
memicu terjadinya kenaikan kadar gula darah pasien diabetes melitus tipe 2, hal tersebut
yang berkaitan dengan timbulnya penyakit dikarenakan aktivitas fisik dapat membantu
diabetes melitus, khususnya diabetes melitus menurunkan kadar gula dalam darah (P2PTM
tipe 2. Pada orang yang mengalami penyakit Kemenkes RI, 2019). Aktivitas fisik
diabetes melitus tipe 2 tubuhnya tidak akan mempengaruhi proses pemenuhan kadar gula
mampu menggunakan insulin secara efektif darah pada otot. Kurangnya aktivitas fisik akan
yang memicu tingginya kadar glukosa darah menyebabkan peningkatan kadar gula darah
didalam tubuh, hal ini umumnya diakibatkan dalam tubuh. Olahraga yang dilakukan secara
oleh pola makan yang tidak tepat. Makanan rutin akan memicu kinerja otot lebih keras,
harus dikonsumsi secara seimbang dan tidak sehingga kadar gula darah yang ada di dalam
berlebihan, oleh karena itu pengaturan pola tubuh akan diubah menjadi energi dan
makan penting untuk dilakukan agar tidak penumpukan kadar gula darah dapat dihindari.
memicu timbulnya komplikasi diabetes melitus Hal ini akan mengoptimalkan kinerja otot dalam
tipe 2 (Suciana, 2019). membantu menyerap kadar gula darah, sehingga
Hasil penelitian ini sejalan dengan mengakibatkan kadar gula dalam darah akan
penelitian yang pernah dilakukan oleh Farah diubah menjadi energi (Widiyoga, 2020).
(2018) di RSUD Madani Sulawesi Tengah Hasil penelitian ini sejalan dengan
mengenai pola makan dan aktivitas fisik dengan penelitian yang dilakukan oleh Evi Kurniawaty
kadar gula darah pasien diabetes melitus tipe 2 (2016) di Universitas Lampung mengenai
yang menyatakan bahwa terdapat hubungan faktor-faktor yang berhubungan dengan diabetes
antara pola makan dan aktivitas fisik dengan melitus tipe 2 yang menyatakan bahwa aktivitas
kadar gula darah pada pasien diabetes melitus fisik yang kurang berhubungan dengan
tipe 2. Penelitian lain yang serupa juga terjadinya peningkatan kasus diabetes melitus
dilakukan oleh Susanti (2018) di Akademi tipe 2. Penelitian lain yang serupa juga
Keperawatan Adi Husada Surabaya yang dilakukan oleh Anggraeni (2018) di Rumah
mendapatkan hasil bahwa pada orang yang Sakit Umum Daerah dr. H. Abdul Moeloek
memiliki penyakit diabetes melitus tipe 2 perlu yang mendapatkan hasil bahwa aktivitas fisik
dilakukan penjadwalan pola makan dengan yang teratur dapat membantu menurunkan kadar
tetap memperhatikan kalori dan zat gizi yang gula darah yang tinggi pada pasien diabetes
dibutuhkan. Selain itu, penelitian yang melitus tipe 2. Selain itu, penelitian yang pernah
dilakukan oleh Dafriani (2017) di Poliklinik dilakukan oleh Nurayati (2017) di Puskesmas
Penyakit Dalam RSUD dr. Rasidin Padang juga Mulyorejo Surabaya juga mendapatkan hasil
mendapatkan bahwa pola makan memiliki bahwa aktivitas fisik yang dilakukan secara
hubungan dengan terjadinya peningkatan kadar rutin dapat membantu mengontrol kadar gula
gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 2. darah pada pasien diabetes melitus tipe 2.
Pola makan berhubungan dengan kadar Berdasarkan hal tersebut maka dapat dipastikan
gula darah seseorang, hal ini disebabkan karena bahwa intensitas aktivitas fisik yang dilakukan
kadar gula darah akan menjadi tinggi jika pola berhubungan dengan kadar gula darah pada
makan tidak teratur sehingga akan pasien diabetes melitus tipe 2.
mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang, Adapun dalam penelitian ini peneliti
terutama pasien diabetes melitus tipe 2. Maka menyadari bahwa ada beberapa kelemahan dan
dari itu, sangat penting untuk mengatur pola keterbatasan yang dimiliki yaitu : Pada saat
makan yang dikonsumsi agar kadar gula darah melakukan penelitian ada beberapa responden
dalam tubuh tidak naik. yang kurang memahami cara menggunakan

Jurnal Riset Kesehatan Nasional | 85


gadget untuk menjawab kuesioner yang tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas
diberikan serta mencari waktu yang tepat untuk Wonorejo Samarinda (Skripsi). Retrieved
mendapatkan data penelitian dikarenakan harus from http://repository.poltekkes-
menyesuaikan juga dengan waktu yang dimiliki kaltim.ac.id/198/
oleh responden. Astuti Anita. (2017). Pengaruh aktivitas fisik
terhadap kadar gula darah pada pasien
4. KESIMPULAN diabetes melitus di Poli Penyakit Dalam
Hasil penelitian tentang Hubungan Pola RSUD Jombang (Skripsi). Retrieved from
Makan dan Aktivitas Fisik dengan Kadar Gula http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/46/
Darah pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat,
Puskesmas Manggis I menunjukkan bahwa pada Kementerian Kesehatan RI. (2018,
penelitian ini sebagian besar responden yang Desember 10). CEGAH, CEGAH, dan
memiliki penyakit diabetes melitus tipe 2 di CEGAH: Suara Dunia Perangi Diabetes.
Puskesmas Manggis 1 memiliki pola makan Kemenkes RI. Retrieved from
dengan kategori sering serta aktivitas fisik yang https://www.kemkes.go.id
ringan. Hal ini menyebabkan sebagian besar /article/view/18121200001/prevent-
pasien diabetes melitus memiliki kadar gula prevent-and-prevent-the-voice-of-the
darah yang tinggi. Peningkatan kadar gula darah world - fight-diabetes.html
akan menyebabkan kondisi kesehatan pasien Cholifah, Azizah, Indanah. (2016). Hubungan
diabetes melitus tipe 2 menurun sehingga antara pola makan dan aktivitas fisik
diperlukan pengaturan pola makan dan aktivitas dengan kadar GDS pada pasien diabetes
fisik yang baik dan teratur untuk menjaga agar mellitus (dm) tipe ii di puskesmas Mayong
kadar gula darah tetap terkendali. Setelah II Jepara tahun 2015. JIKK. 7(2). 1-79.
variabel yang diteliti diuji, didapatkan hasil Retrieved from
bahwa terdapat hubungan pola makan dan https://ejr.stikesmuhkudus.ac.id/index.php/
aktivitas fisik dengan kadar gula darah pada jikk/article/view/105
pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Dafriani Putri. (2017). Hubungan pola makan
Manggis 1. Jadi semakin baik pola makan dan dan aktifitas fisik terhadap kejadian
aktivitas fisik yang dilakukan, maka kadar gula diabetes melitus di Poliklinik Penyakit
darah responden juga akan semakin baik. Dalam RSUD dr. Rasidin Padang. Jurnal
Keperawatan. 13(2). 70-77. Retrieved
Saran from
Peneliti selanjutnya dapat juga menggunakan http://ners.fkep.unand.ac.id/index.php/ners
variabel yang berbeda dari variabel yang /article/view/113
peneliti gunakan di penelitian ini untuk lebih Farah Dhifa. Massiki. (2018). Pola Makan dan
memperkuat lagi faktor apa saja yang Aktivitas Fisik dengan Kadar Gula Darah
menyebabkan peningkatan kadar gula darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di
pasien diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini Poliklinik Penyakit dalam Rsud
juga dapat dijadikan sumber referensi dalam Madani Provinsi Sulawesi Tengah. Infokes.
hal pengelolaan kesehatan pasien diabetes 8(2). 18-19. Retrieved from https://stikes-
melitus tipe 2. Pasien diabetes melitus tipe 2 surabaya.e-
bisa diberikan penyuluhan terkait dengan faktor journal.id/infokes/article/view/76
- faktor apa saja yang dapat memicu terjadinya Fatimah. (2015). Diabetes melitus tipe 2. Jurnal
peningkatan kadar gula darah. majority. 4(5). 93-97. Retrieved from
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.p
hp/majority/article/view/615
DAFTAR PUSTAKA
Gresty, Mulyadi. (2017). Hubungan pola
Anggraeni Irna. Alfarisi Ringgo. (2018).
aktivitas fisik dan pola makan dengan
Hubungan aktifitas fisik dengan kadar gula
kadar gula darah pada pasien diabetes
darah puasa pada penderita diabetes
melitus tipe ii di poli penyakit dalam
melitus tipe II di rumah sakit umum daerah
rumah sakit pancaran kasih gmim manado.
Dr. H. Abdul Moeloek. Jurnal Dunia
E-journal Keperawatan. 5(1). Retrieved
Kesmas. 7(3). Retrieved from
from
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/du
https://www.neliti.com/id/publications/105
niakesmas/article/view/509
542/hubungan-pola-aktivitas-fisik-dan-
Anzani Tia. (2019). Pengaruh diabetes self-
pola-makan-dengan-kadar-gula-darah-
management education (dsme) terhadap
pada-pasien
kadar gula darah klien diabetes melitus
Halminah. (2013). Hubungan aktivitas fisik dan

Jurnal Riset Kesehatan Nasional | 86


pola makan dengan kejadian obesitas di http://repository.stikes-bhm.ac.id/324/
Sekolah Dasar Kartika xx-i Makassar Suciana. (2019). Penatalaksanaan 5 pilar
(Skripsi). Retrieved from http://digili pengendalian dm terhadap kualitas hidup
ib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/D pasien dm tipe 2. Jurnal Ilmiah STIKES.
igitalCollection/OGJjMmNkMm 9(4). 311-312. Retrieved from
5MGYyMmExNTJmYjYxOWQ4OGZiM http://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/
2Y3Mzc0ZWI5ODVmZg==.pdf PSKM/article/view/587
Kurniawaty. (2016). Faktor-faktor yang Susanti. Bistara Difran. (2018). Hubungan pola
berhubungan dengan kejadian diabetes makan dengan kadar gula darah pada
melitus tipe II. Jurnal majority. 5(2). 27- penderita diabetes mellitus. Jurnal
29. Retrieved from Kesehatan Vokasional. 3(1). Retrieved
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.p from
hp/majority/article/view/1073 https://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo/article/view
Mahendra Restu. (2018). Profil penderita /34080
Diabetes Mellitus Tipe-2 (DM-2) dengan Widiyoga. (2020). Hubungan tingkat
komplikasi yang menjalani rawat inap di pengetahuan tentang penyakit diabetes
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) melitus pada penderita terhadap
Klungkung, Bali. Intisari Sains Medis pengaturan pola makan dan physical
2020, 11(1), 7-12, http://dx.doi.org activity. Jurnal Sport Science and Health.
/10.15562/ism.v11i1.515 2(2). 152-153. Retrieved from
Media Ulfa. (2017). Hubungan pola makan http://journal2.um.ac.id
dengan kadar glukosa darah pada /index.php/jfik/article/view/11393
penderita diabetes melitus tipe 2 di
Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Kota
Padang tahun 2017 (Skripsi). Retrieved
from http://pustaka.poltekkes-
pdg.ac.id/index.php?p=show_detail&id=4
550
Nurayati Laila. Adriani Merryana. (2017).
sHubungan aktifitas fisik dengan kadar
gula darah puasa penderita diabetes
melitus tipe 2. Jurnal Unair. 80-87.
Retrieved from https://e-
journal.unair.ac.id/AMNT/article/downloa
d /6229/3849
P2PTM Kemenkes RI. (2019). Apa Definisi
Aktivitas Fisik?. Kemenkes RI.Retrieved
from
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-
p2ptm/obesitas/apa-definisi aktivitas-fisik
Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan RI. (2018). Infodatin Hari
Diabetes Sedunia 2018. Retrieved from
https://www.google.com/search?client=fir
efox-b-
d&q=Hari+Diabetes+Sedunia+2018
Ramadhani Dani. (2020). Pengaruh aktivitas
fisik terhadap kadar gula darah pada
pasien diabetes mellitus di Klinik Asri
Wound Care Center Medan (Skripsi).
Retrieved from
http://repositori.usu.ac.id/handle/12345678
9/29095
Shoufika Fara. (2018). Hubungan faktor
perilaku pengendalian diabetes melitus
tipe 2 dengan kadar gula darah lansia di
Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas
Patihan (Skripsi). Retrieved from

Jurnal Riset Kesehatan Nasional | 87

Anda mungkin juga menyukai