Anda di halaman 1dari 8

Rahmayunita et al., (2023).

Jurnal Biologi Tropis, 23 (2): 406 – 413


DOI: http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v23i2.4923 Jurnal Biologi Tropis

Literature Review articles

A healthy lifestyle of the diabetic sufferer to avoid the risk of complications:


Literature Review

Nini Asri Rahmayunita1*, Hamsu Kadriyan1, Eka Arie Yuliyani1


1
Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, Indonesia

Article History Abstract: Diabetes Mellitus (DM) is a chronic disease with high blood sugar
Received : March 16th, 2023 levels in the blood. DM can cause complications of various diseases because the
Revised : April 04th, 2023 body can not use blood sugar in the blood cannot be used. The number of DM
Accepted : April 14th, 2023 sufferers, both in the world and in Indonesia, continues to increase from time to
time, so this disease is a scourge for everyone. Writing this paper aims to discuss
the healthy lifestyle of diabetics to avoid the risk of complications. The most
*Corresponding Author: severe disorder of this disease is a chronic metabolic disorder because the
Nini Asri Rahmayunita, pancreas does not produce enough insulin hormone, which has the principal role
Fakultas Kedokteran in regulating and controlling glucose metabolism into energy. Over time, diabetes
Universitas Mataram,
can interfere with the function of human organs. For example, some organs work
Indonesia;
Email: improperly, and some should be amputated. One of the most effective efforts to
niniyunita10@gmail.com keep blood sugar levels stable is dietary compliance in people with diabetes
mellitus has role function. The impact of dietary regulation is maintaining
normal-body weight, reducing systolic and diastolic blood pressure, lowering
blood glucose levels, improving lipid profiles, increasing insulin receptor
sensitivity, and improving the blood coagulation system. This disease requires
continuous medical care by carrying out independent health management in
patients to prevent acute complications and reduce the risk of long-term
complications. It is principal to adopt a healthy lifestyle for diabetic patients in a
frame to anticipate the risk of complications.

Keywords: Carbohydrates, diabetes, glucose, insulin, metabolism.

Pendahuluan kondisi tidak cukup (insufisiensi) fungsi insulin


(Rivandi & Yonata, 2015; Pebrianti et al., 2022).
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu Insufisiensi fungsi insulin merupakan gangguan
penyakit metabolik yang ditandai dengan produksi insulin yang disebabkan oleh sel beta
tingginya kadar gula dalam darah pancreas (sel yang berfungsi untuk menghasilkan
(hiperglikemia) akibat gangguan sekresi insulin, hormon Insulin) sehingga tubuh tidak dapat
kerja insulin, atau keduanya (WHO, 2006: menggunakannya untuk mengatur gula darah
American Diabetes Association, 2012; Imelda, secara efektif, menjadikan DM sebagai masalah
2019; Kemenkes RI, 2020). Kata diabetes berasal kesehatan utama (Akhori, 2022). Secara
dari bahasa Yunani yaitu sophon yang artinya sederhana dapat dikatakan bahwa DM
mengalirkan atau mengalihkan, sedangkan merupakan penyakit gangguan metabolik yang
mellitus bermakna manis sehingga DM diartikan disebabkan oleh pankreas yang sudah tidak dapat
seseorang yang mengalirkan volume urine memproduksi cukup insulin atau tubuh sudah
dengan kadar gula tinggi. Masyarakat Indonesia tidak dapat menggunakan insulin secara efektif
mengenal DM dengan istilah kencing manis sehingga kadar gula dalam darah tidak dapat
(sakit gula) karena kadar gula darah yang tinggi terkendali (Putry, 2022).
atau melebihi kadar gula darah normal, yaitu Ada dua jenis penyakit DM yang paling
berkisar antara 80 – 120 mg/dl (Cox & Edelman, umum dikenal masyarakat, yaitu DM tipe 1 dan
2009; Saputri, 2020). DM tipe 2. Untuk membedakan keduaanya tidak
Penyakit DM merupakan salah satu mudah sebab secara umum gejala yang
penyakit metabolisme akut yang dicirikan ditumbulkan mirip. Namun demikian kedua tipe
dengan tingginya kadar gula darah DM tersebut dapat dibedakan dari faktor
(hyperglikemia), gangguan metabolisme penyebabnya, yaitu DM tipe 1 berkaitan dengan
karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat keturunan, sdangkan DM tipe 2, jenis DM yang

This article is licensed under a Creative Commons Attribution406


4.0 © 2023 The Author(s). This article is open access
International License.
Rahmayunita et al., (2023). Jurnal Biologi Tropis, 23 (2): 406 – 413
DOI: http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v23i2.4923

paling banyak diderita, berhubungan dengan bagaimana cara melakukan pengendalian kadar
gaya hidup yang kurang sehat (Trisnawati & gula dalam darah agar tidak terjadinya
Setyorogo, 2013) komplikasi (Alhidayati et al., 2021). Upaya yang
Indonesia sebagai negara berkembang efektif dilakukan dalam mencegah terjadinya
menempati urutan ke lima jumlah penderita komplikasi adalah menerapkan pola hidup sehat.
diabetes terbesar, masing-masing adalah: Menurut Thankappan et al. (2018), kualitas hidup
Tiongkok, USA, India, Pakistan, dan Indonesia yang baik terbentuk dari pola hidup sehat
(Pahlevi & Mutia (2021). Keadaan ini lebih sehingga dapat mencegah komplikasi jangka
diperkuat lagi dengan Laporan dari IDF, yaitu panjang. Paper ini membahas pentingnya pola
jumlah penderita DM penduduk Indonesia hidup sehat penderita diabetes untuk
berjumlah 19,5 juta berusia 20-79 tahun pada menghindari risiko komplikasi.
tahun 2021. Prevalensi DM terus naik, tahun
2017 tercatat penderita DM di Indonesia Bahan dan Metode
sebanyak 10,3 juta, dan diduga akan mengalami
kenaikan pada tahun 2045 sebanyak 16,7 juta Penulisan makalah ini menggunakan
penduduk (Cho et al., 2017). Perkiraan yang metode Kajian Pustaka (literature review), yaitu
hampir sama juga dirilis oleh Pahlevi et al. (2021 mengkritisi hasil-hasil penelitian sebelumnya
IDF memprediksi jumlah penderita diabetes di tentang suatu topik tertentu (Barker, 2014).
Indonesia mencapai 28,57 juta pada tahun 2045 Tahapan penulisan makalah sebagai berikut: (1)
yang memeprlihatkan kenaikan 47% lebih besar mengumpulkan berbagai literatur yang berfokus
daripada 19,47 juta dari tahun 2021. Di sisi lain, pada pola hidup sehat penderita Kencing Manis
jumlah penderita diabetes di dunia dapat (Diabetes Mellitus) untuk menghindari risiko
mencapai 783,7 juta orang pada tahun 2045, di komplikasi yang mengancam kesehatan manusia.
mana jumlahnya meningkat 46% dibandingkan Tinjauan literatur yang baik adalah evaluasi
dengan tahun 2021 yang mencapai 536,6 juta. terhadap kualitas dan temuan baru berupa karya
Berdasarkan data prevalensi DM tersebut, tulis ilmiah dari Jurnal Ilmiah, Konferensi
tampak bahwa DM tidak hanya mengancam (Prosiding), Disertasi, Buku Teks, dan Laporan,
kelompok usia dewasa, juga dapat mengancam dan dari organisasi dan Lembaga penelitian
anak-anak, karena penyakit ini terjadi akibat terpercaya; (2) meringkas, menganalisis, dan
gaya hidup tidak sehat yang mengakibatkan mensintesis secara kritis dan mendalam dari
penumpukan kadar gula dalam darah, berada di sejumlah makalah yang direview, kemudian
atas ambang batas normal yang bersifat akut dituliskan dalam bentuk tulisan ilmiah.
dalam jangka panjang. Apabila DM dibiarkan
tanpa tertangani secara medis sudah pasti akan Hasil dan Pembahasan
mengakibatkan berbagai komplikasi di bagian
atau organ vital dari tubuh seperti mata, jantung, Etiologi dan Patofisiologi DM
ginjal, dan organ lainnya yang akan mengancam Kata Etiologi berasal dari bahasa Yunani
jiwa dari penderita diabetes. Ada tidaknya terdiri dari dua kata yaitu aitia, artinya penyebab,
adanya insulin mengakibatkan glukosa tertahan dan logia berarti ilmu, merupakan cabang ilmu
di dalam darah sehingga kadar gula dalam darah kedokteran yang mempelajari penyebab atau
meningkat. sumber suatu penyakit atau kelainan tertentu
Dampak dari tertahannya gula dalam darah (Rothman et al., 2008; Stevenson, 2015). Etiologi
tersebut menyebabkan sel kekurangan glukosa, sering digunakan untuk mencari tahu faktor
sementara sel sangat membutuhkannya (Derrick penyebab seseorang menderita penyakit spesifik,
et al., 2021). Dampak kelainan DM yang tidak cara penularan dan pengendaliannya, sedangkan
terkendali akan menimbulkan kehancuran system Patofisiologi adalah ilmu yang mempelajari
tubuh secara akut terutama saraf dan pembuluh sebab dan akibat suatu penyakit serta sistem
darah. Kemunculan DM tipe 2 jarang sekali fungsi tubuh (Susanti, 2016).
diketahui, sehingga penanganannya sering DM atau penyakit kencing manis
terlambat. Dampak dari penyakit ini (penyakit gula) merupakan penyakit menahun
menyebabkan penanganan penyakit dimulai yang dapat diderita seumur hidup (Lestari &
setelah penyakit berkembang dan komplikasi Zulkarnain, 2021). DM dibagi kedalam dua tipe
sudah terjadi. utama yaitu: DM tipe 1, DM yang disebabkan
Permasalahan utama para penderita DM tidak adanya produksi insulin sama sekali;
adalah sebagian besar tidak mengetahui dan DM tipe 2 merupakan DM yang disebabkan

407
Rahmayunita et al., (2023). Jurnal Biologi Tropis, 23 (2): 406 – 413
DOI: http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v23i2.4923

tidak cukup dan tidak efektifnya kerja insulin pengobatan dasar DM tipe 1 adalah dengan
(Melia-Arisanti, 2020). Lebih lanjut dikatakan penggantian insulin. Tanpa insulin, ketosis dan
bahwa DM tipe 1 yang merupakan hasil dari ketoasidosis bisa menyebabkan ketidaksadaran
reaksi autoimun terhadap protein sel pulau bahkan kematian. Gaya hidup yang baik (diet dan
pankreas (penghasil hormon). Secara sederhana olahraga) dapat membantu mengontrol kadar
dapat dikatakan bahwa DM tipe 1 ini disebabkan gula darah menjadi penting dilakukan dalam
karena kekurangan insulin, diperkirakan timbul upaya menghindari munculnya berbagai
antara usia enam dan delapan atau 10 dan 13 komplikasi yang membahayakan nyawa
tahun. penderita DM.
Berbeda halnya dengan DM tipe 2 Ketosis dan ketoasidosis merupakan dua
dicirikan biasanya terjadi setelah usia 40 tahun. kondisi medis yang berbeda, yakni ketosis adalah
Diduga penyakit ini disebabkan oleh gangguan proses metabolisme normal yang menghasilkan
fungsi insulin. Penyebabnya tidak berdiri sendiri, senyawa keton, sedangkan ketoasidosis
melainkan juga disebabkan oleh kombinasi merupakan salah satu komplikasi DM akut yang
faktor genetik yang berhubungan dengan diakibatkan oleh tingginya kadar keton di dalam
gangguan sekresi insulin, resistensi insulin dan tubuh. Febrianto & Hindariati (2021)
faktor lingkungan seperti obesitas, makan mengatakan bahwa ketoasidosis diabetik
berlebihan, kurang makan, olahraga dan stres, merupakan kondisi gawat darurat pada penderita
serta penuaan. Rona yang tampak pada penderita DM dengan kondisi hiperglikemia, ketonemia,
DM adalah : frekuensi buang air kecil meningkat dan asidosis yang menyebabkan tingkat yang
dari sebelumnya, cepat lelah, mulut kering, sakit dan yang sehat dalam suatu populasi
impoten, pada wanita menyebabkan menstruasi (morbiditas) dan kematian (mortalitas) tinggi
tidak teratur, kulit mengalami infeksi, seriawan, meskipun sudah diterapi dengan metode
gatal kronis, luka dengan waktu lama sembuh. pemberian insulin secara kontinu.
Alhidayati et al. (2021) mengatakan Kondisi ketosis terjadi saat tubuh
bahwa DM yang tak terkendali menjadikan usia kekurangan karbohidrat untuk dibakar menjadi
seseorang berkurang 10 tahun. Penyakit DM ini energi. Selanjutnya untuk memenuhi kebutuhan
berhubungan banyak dengan gula darah yang energinya, maka lemak yang ada di dalam tubuh
dapat membabat ke masalah mata, liver, jantung, dibakar sebagai gantinya. Hasil dari metabolisme
ginjal, otak dan semua organ tubuh. Berdasarkan lemak di dalam tubuh akan menghasilkan keton.
survei awal yang telah dilakukan tampak masih Konsenterasi keton dalam darah dan urine pada
banyak pasien komunitas DM yang tidak saat terjadi ketosis, lebih tinggi dari kondisi pada
mengetahui bagaimana cara melakukan umumnya. Kondisi ini tidak sampai
pengendalian kadar gula dalam darah agar tidak menyebabkan perubahan tingkat keasaman (pH)
merambah ke berbagai organ dan menimbulkan darah. Pada dasarnya ketosis berlangsung saat
komplikasi. Para pakar kesehatan mengatakan berpuasa selama lebih dari 12 jam, minim
diabetes sebagai sumber dari segala penyakit minuman dengan kadar alkohol tinngi, dan saat
(mother of all diseases). Selain itu, DM disebut diet rendah karbohidrat.
juga sebgai pembunuh senyap (silent killer) yang Pada dasarnya kondisi ketoasidosis
secara tiba-tiba muncul tanpa disertai gejala yang diabetik merupakan komplikasi akut dari DM
berujung pada kematian. tipe 1 atau tipe 2 (Gotera & Budiyasa, 2012).
Pada umumnya DM yang sering Kadar keton dan gula darah makin tinggi pada
ditemukan pada manusia adalah DM tipe 2 yang kondisi ketoasidosis. Dampak dari kenaikan ini
disebabkan oleh gangguan kerja insulin. Berbeda adalah pH darah turun tajam yang dapat
dengan DM tipe 1, mimiliki ciri utama adalah menurunkan aktivitas dan fungsi organ seperti
hilangnya sel penghasil insulin pada pankreas hati dan ginjal. Selanjutnya ketoasidosis yang
sehingga terjadi kekurangan insulin pada tubuh. muncul bisa menyebabkan berbagai gejala yang
DM tipe 1 ini dapat diderita oleh anak-anak sangat mengganggu seperti nyeri pada perut,
maupun orang dewasa, tidak dapat dicegah dan mual, muntah, hiperventilasi, dan napas bau.
disembuhkan dengan olahraga, melainkan hanya Gejala ini harus sesegera mungkin ditangani
dengan insulin sampai saat ini. Sebagian besar dengan, sebab jika tidak, akan menimbulkan
penderita DM tipe 1 memiliki kesehatan dan perubahan kesadaran, dan kematian (Amir etal.,
berat badan yang baik. Demikian juga, 2009).
sensitivitas tubuh terhadap insulin umumnya
normal terutama pada tahap awal, karena itu

408
Rahmayunita et al., (2023). Jurnal Biologi Tropis, 23 (2): 406 – 413
DOI: http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v23i2.4923

Gejala dan Komplikasi DM penderita DM sebagai berikut: (1) geringgingan


Ciri utama yang timbul pada penderita DM (kesemutan), (2) timbul rasa panas dan tebal pada
adalah kadar gula dalam darah yang tinggi, kulit, (3) keram, (4) capek, (5) mudah
dengan gejala umum yang harus diwaspadai mengantuk, (6) penglihatan kabur, (7) gatal di
yaitu polyuria (sering buang air kecil), polydipsia sekitar kemaluan, (8) gigi gampang goyang dan
(sering haus), dan polifagia (banyak makan/ lepas, (9) kemampuan seksual menurun, dan (10)
mudah lapar). Gejala lainnya yang sering keguguran atau kematian janin dalam
dikeluhkan adalah penglihatan kurang terang, kandungan (Misnadiarly, 2006; Simatupang,
gerakan anggota badan terhalang, pada kaki dan 2020).
tangan sering geringgingan, gatal-gatal pada Komplikasi akut terdiri dari komplikasi
anggota tubuh yang sangat mengganggu, dan makrovaskular (penyakit pembuluh darah besar),
berat badan menurun tanpa sebab yang jelas komplikasi mikrovaskular (penyakit pembuluh
(WHO, 1999; Imelda, 2019; Kemenkes RI, darah kecil) dan penyakit neuropati (ginjal) yang
2020). Dampak meningkatnya kadar gula dalam umumnya muncul setelah lebih dari 10 tahun.
darah adalah dapat memunculkan komplikasi Srywahyuni et al. (2019) mendeskripsikan bahwa
yang berdampak pada kualitas hidup dan DM adalah penyakit dengan kelainan metabolik
peningkatan biaya kesehatan yang cukup besar dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi
bagi si penderita DM. Berbagai keluhan dapat karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin,
ditemukan pada penyandang diabetes. Beberapa atau keduanya. Penderita DM Pada umumnya
keluhan yang dapat dijadikan indikator DM Penderita DM mengalami gangguan
sebagai berikut: banyak buang air kecil (poliuri), metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein
frekuensi makan dan minum meningkat, dan yang disebabkan oleh penurunan fungsi insulin
berat badan menurun, lemah badan, kesemutan, pada jaringan tertentu (Craig, 2009).
penglihatan kabur, disfungsi ereksi pada pria, Dalam perjalanan DM, dapat
gatal di daerah kemaluan Wanita, dan lain menyebabkan terjadinya komplikasi akut dan
sebagainya. menahun meliputi komplikasi hiperglikemi
Diagnosis DM ditentukan dengan akibat kadar gula darah yang tinggi dan
pemeriksaan kadar glukosa darah yang tinngi komplikasi hipoglikemi akibat penurunan kadar
ditandai dengan kadar glukosa plasma >200 gula darah terlalu rendah. Akibat dari komplikasi
mg/dL atau glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dL. ini menimbulkan gangguan pada semua organ
Selain itu, diagnosis DM dapat juga ditegakkan terutama pembuluh darah jantung, pembuluh
dengan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO). darah otak, mata, ginjal, dan saraf. Pengidap DM
Pada kelompok risiko tinggi DM meliputi juga kemungkinan besar akan akan mengalami
riwayat keluarga menderita DM, kegemukan, peradangan dan komplikasi, sehingga rawat inap
hipertensi, riwayat melahirkan bayi dengan berat merupakan solusi terbaik untuk penderita.
> 4000 g, penting sekali dilakukan pemeriksaan Sesungguhnya komplikasi DM diharapkan
dini DM. anggota masyarakat peduli terhadap tindakan
Penderita DM mengalami dua gejala yaitu: pencegahan dengan berbagai cara yaitu diet,
gejala menahun dan gejala kritis. Menahun olahraga, dan penggunaan obat-obatan yang
merupakan gejala awal DM dengan ciri-ciri dapat mengurangi kadar glukosa dalam darah
seperti konsenterasi urine meningkat, cepat (antidiabetic).
lapar, dan haus serta diikuti peningkatan berat Pada DM tipe 2 terjadi karena defek
badan. Gejala kritis ditandai dengan nafsu makan progresif pada sekresi insulin sehingga terjadi
meningkat, tubuh gemetar, pusing, lemas, resistensi insulin (King et al., 2016). Berbagai
jantung berdebar, dll. Dampak yang dirasakan keluhan dapat ditemukan pada pasien diabetes,
oleh penderita DM pada umumnya adalah sering misalnya: hypernym (kidney disease), haus
kencing, rasa haus berlebihan, rasa lapar berlebihan (polydipsia), dan penurunan berat
berlebihan, pandangan kabur, mudah lelah, kadar badan tanpa mengtehaui penyebabnya. Keluhan
gula darah tinggi, luka lambat sembuh, dan berat lainnya adalah: tubuh merasa letih, kesemutan,
badan turun drastis. Selanjutnya jika dampak penglihatan kurang terang, fungsi ereksi pada
tersebut tidak mendapat panganan dengan cepat, pria terganggu (impotensi), dan gatal-gatal di
dapat menimbulkan dampak baru, misalnya cepat area genital wanita (pruritus vulvae) yang tidak
lelah, berkurangnya nafsu makan, dan berat boleh diabaikan (Riyanto, 2011).
badan makin menurun dengan cepat. Perlu
diketahui bahwa gejala umum yang muncul pada

409
Rahmayunita et al., (2023). Jurnal Biologi Tropis, 23 (2): 406 – 413
DOI: http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v23i2.4923

Pola hidup sehat dan Risiko Komplikasi DM 1). Diet sehat pasien DM
Pada dasarnya penyakit DM menjadi Darmawan (2019) melaporkan hasil
momok yang menakutkan, padahal bukanlah penelitiannya bahwa diet 3J (Jenis, Jumlah, dan
akhir dari segalanya. Sepanjang penderita DM Jam) mampu mengontrol peningkatan kadar gula
tetap dapat beraktivitas normal selama menjalani darah pada pasien DM dengan cara patuh atau
pola hidup sehat, mereka bisa tetap menjalani memperhatikan makanan dan minuman yang
hidup normal. Setiyorini & Wulandari (2017) dikomsumsi. Dalam konteks ini keluarga tidak
melaporkan bahwa faktor lain yang diwajibkan memasak makanan khusus untuk
memengaruhi kualitas hidup penderita DM tipe 2 diabetes. Hal ini bisa disiasati dengan setiap kali
yang kebanyakan dialami oleh Lansia adalah makan harus memperhatikan jenis, jumlah dan
menjalankan pola/gaya hidup sehat. Pada kasus jam konsumsinya. Semua makanan harus
ini, keluarga harus memberikan dukungan dan dibatasi untuk dikonsumsi langsung setiap
dapat bekerjasama dengan partagas kesehatan harinya, artinya bahwa porsi makanan yang
dalam penatalaksanaan DM tipe 2, sehingga dikonsumsi menjadi lebih sedikit, menggunakan
kualitas hidup lansia penderita DM baik. resep khusus dengan rasa yang lebih hambar.
Faktor utama yang penting untuk Salah satu contoh makanan yang dimaksud
dilakukan oleh pasien diabetes agar dapat adalah roti gandum untuk sarapan, lalu sedikit
menjalani hidup sehat dan normal adalah nasi dan lauk rendah kalori untuk makan siang,
menjaga kadar gula darah selalu dalam kisaran dan makan malam dengan mengonsumsi buah-
yang direkomendasikan oleh dokter atau dengan buahan.
kata lain menjaga kadar gula darah tetap
normal. Konsenterasi gula darah yang tidak stabil 2). Olahraga dan selalu aktif
sesungguhnya menjadi tantangan tersendiri, oleh Sinaga (2016) menjelaskan bahwa
karena itu penderita diabetes harus menjalankan olahraga sangat bermanfaat dalam menjaga
program pola hidup sehat dengan harapan dapat kesehatan. Di samping olahraga sebagai tindakan
mengendalikan jika swaktu-waktu terjadi preventif, juga dapat digunakan sebagai
peningkatan berbagai risiko komplikasi yang pengobatan penunjang terhadap beberapa
tidak diharapkan. penyakit yang disebabkan penurunan fungsi
Partika et al. (2018) melaporkan bahwa organ (degenerative) dan metabolic seperti: asam
komunikasi antara dokter dengan penderita DM urat, osteoporosis, DM, kolesterol, hipertensi,
merupakan faktor utama dalam mencapai jantung dan stroke, dan ginjal. Farmakologi
kepatuhan pasien. Metode untuk meningkatkan bukan satu-satunya upaya pengobatan DM,
kesadaran penderita DM khususnya tipe 2 agar karena pngobatan di laur farmakologi suka tidak
mengubah pola makan dan gaya hidup lebih sehat suka harus dilakukan. Pengobatan di luar
adalah konseling gizi. Tujuannya adalah untuk farmakologi adalah pendidikan, terapi gizi medis
mencegah komplikasi, oleh karena itu konseling oleh ahli gizi professional, dan olahraga
gizi yang rutin secara berkesinambungan, dan merupakan hal penting dilakukan dalam upaya
modifikasi gaya hidup sangat penting. mencegah komplikasi. Khusus untuk olahraga,
Jika terjadi kadar gula darah naik terus- hendaknya disesuaikan dengan kondisi penyakit
menerus, diduga menjadi potensi yang dapat agar supa tidak memunculkan risiko yang tidak
menyebabkan serangan jantung dan pembuluh diharapkan, oleh karena penderita DM sebaiknya
darah, dan berbagai organ penting lainnya seperti aktif berolahraga sepanjang hari. Selain
mata, dan ginjal. Selain itu, kondisi gula darah melakukan latihan rutin, jalan kaki sesering
yang terus naik tersebut juga memiliki risiko mungkin, naik tangga, atau bersepeda secara
yang lebih tinggi untuk terjadinya infeksi, oleh teratur dan konsisten merupakan modal utama di
karena itu menerapkan pola/gaya hidup sehat dalam melakukan tindakan pengobatan DM tipe
penting dilakukan untuk menjaga kadar gula 2.
darah tetap normal, diantaranya: diet sehat, aktif
bergerak dan olahraga teratur, kelola stres 3). Mengelola stress dengan baik
dengan baik, istirahat yang cukup, pengecekan Faktor stres sangat mengganngu kondisi
gula darah, pengobatan (Sundari et al., 2016; metabolisme dalam tubuh seseorang baik sebagi
Novitasar et al., 2022). Secara detail pola hidup penderita DM atau penyakit lainnya, oleh karena
yang harus dijalani penderita DM sebagai itu stres harus sedapat mungkin dikelola dengan
berikut: baik karena dapat menyebabkan berbagai risiko
yang dapat memperparah penderita DM. Jika

410
Rahmayunita et al., (2023). Jurnal Biologi Tropis, 23 (2): 406 – 413
DOI: http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v23i2.4923

seseorang mengalami stres, hormon yang pemeriksaan kondisi kesehatan secara teratur
diproduksi tubuh sebagai respons terhadap stres guna mencegah komplikasi akut yang terjadi.
yang berkepanjangan dapat menyebabkan Diabetes memang tidak dapat dicegah, namun
peningkatan kadar gula darah. Alfinuha et al. yang perlu dilakukan adalah bagaimana
(2021) melaporkan hasil penelitiannya bahwa membuat kualitas hidup penderita diabetes
intervensi manajemen stres kognitif-perilaku menjadi lebih sehat. Tombokan (2015)
yang diberikan kepada penderita DM melaporkan bahwa ada hubungan antara
menunjukkan bahwa penderita DM mengalami pengetahuan, sikap dan motivasi dengan
peningkatan self-efficacy (percaya diri) kepatuhan berobat pasien DM di klinik dokter
manajemen diabetes Berikut contoh cara keluarga di Kota Tomohon. Selain berhubungan,
mengelola tingkat stres: (1) catat tingkat stres juga ada pengaruh pengetahuan, sikap, dan
pada skala 1 sampai 10, lalu catat juga tingkat motivasi penderita DM terhadap kepatuhan
gula darah, (2) olahraga sering dapat membantu berobat secara signifikan.
menghilangkan stres dan menurunkan kadar gula
darah, (3) meminta pertolongan tenaga ahli Kesimpulan
profesional seperti psikolog atau psikiater dalam
rangka mencari solusi dari masalah stres yang Beberapa pengobatan yang dapat
dialaminya. dilakukan penderita DM adalah terapi insulin,
mengonsumsi obat diabetes, dan memperbaiki
4). Pengecekan gula darah life style (pola hidup sehat) dengan memakan
Pengecekan gula darah merupakan makanan yang bergizi atau sehat, serta
instrumen untuk membantu pasien diabetes berolahraga. Agar penderita diabetes dapat
melakukan penatalaksanaan diabetes. Perdana et menjalani hidup sehat dan normal, maka hal
al (2013) melaporkan bahwa terdapat hubungan utama yang penting untuk dilakukan adalah
yang signifikan antara tingkat pengetahuan DM kadar gula darah selalu dalam dalam keadaan
dengan pengendalian glukosa darah pasien DM normal. Untuk menjaga agar kadar gula darah
tipe 2. Hasil penelitian lainnya melaporkan normal terjaga, maka penderita diabetes harus
bahwa ada hubungan bermakna antara tingkat melakukan perubahan gaya/pola hidup sehat
kepatuhan dan hasil tes gula darah (Saibi et al., untuk menghindari komplikasi serius.
2020). Pasien yang memiliki tingkat pengetahuan
tinggi akan memiliki kontrol glukosa darah yang Ucapan Terima Kasih
baik.Dari data konsenterasi Gula Darah,
penderita diabetes perlu memperhatikan gaya Penulis mengucapkan terima kasih kepada
hidupnya dengan harapan penyakit tersebut dapat dosen pembimbing yang telah memberikan
diatasi secepatnya. arahan dan bimbingannya sejak persiapan hingga
karya ilmiah ini dipublikasikan di jurnal Biologi
5). Pengobatan Tropis.
Saibi et al. (2020) melaporkan
ketidakdisiplinan berobat pasien DM tipe 2 Referensi
adalah faktor yang menyebabkan minimnya
kontrol kadar gula darah dan selanjutnya akan Akhori, R. (2022). Profil penderita DM Tipe 2 di
meningkatkan risiko komplikasi. Diet dan Puskesmas Medan Denai Kota Medan
olahraga tidak cukup untuk mengelola DM, Tahun 2019-2020 (Doctoral dissertation,
sehingga dibutuhkan juga pengobatan berupa Fakultas Kedokteran, Universitas Islam
suntik insulin dan obat antidiabetes lainnya yang Sumatera Utara).
didesain untuk menurunkan kadar gula Alfinuha, S., Hartanti, H., & Dianovinina, K.
darah.Efektivitas obat-obatan ini tergantung pada (2021). Berdamai dengan Diabetes:
waktu dan ukuran dosis. Obat-obatan yang Pengelolaan Stres untuk Meningkatkan
dikonsumsi untuk kondisi selain diabetes juga Efikasi Diri Penderita Diabetes. JIP
dapat memengaruhi kadar gula darah penderita. (Jurnal Intervensi Psikologi), 13(2).
DOI:10.20885/intervensipsikologi.vol13.i
6). Konsultasi dengan dokter sangat penting ss2.art1
Seorang dokter mempunyai peran sangat Alhidayati, A., Rasyid, Z., Syukaisih, S., Gloria,
penting dalam memantau kondisi terkini kadar C. V., & Tini, T. (2021). Pengabdian
glukosa pasien DM dengan melakukan Masyarakat Melalui Penyuluhan

411
Rahmayunita et al., (2023). Jurnal Biologi Tropis, 23 (2): 406 – 413
DOI: http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v23i2.4923

Kesehatan dan Senam Diabetes Melitus Penatalaksanaan ketoasidosis diabetik


Pada Komunitas DM Di RS. Prof. Dr. (KAD). Journal of Internal Medicine, 11:
Tabrani Kota Pekanbaru. ARSY: Jurnal 126-138.
Aplikasi Riset kepada Masyarakat, 1(2), Imelda, S. I. (2019). Faktor-faktor yang
142-148. DOI:10.55583/arsy.v1i2.90 mempengaruhi terjadinya diabetes melitus
American Diabetes Association (2012). di Puskesmas Harapan Raya tahun
Diagnosis and Classification of Diabetes 2018. Scientia Journal, 8(1), 28-39.
Mellitus. Diabetes Care volume 35 DOI:10.5281/scj.v8i1.406
Supplement 1 : 64-71. DOI:10.2337/dc12- Kemenkes RI. (2020). Deteksi Dini Bantu Cegah
s064 Diabetes pada anak.
Amir, F., Mastutik, G., Hasinuddin, M., & Putra, https://www.kemkes.go.id/article/print/20
S. T. (2018). Dhikr (Recitation) and 111800008/deteksi-dini-bantu-cegah-
relaxation improve stress perception and diabetes-pada-anak.html. Diakses tanggal
reduce blood cortisol level in type 2 24 Januari 2023.
diabetes mellitus patients with OAD. Folia King, G. L., Park, K., & Li, Q. (2016). Selective
Medica Indonesiana, 54(4), 249-255. insulin resistance and the development of
DOI:10.20473/fmi.v54i4.10707 cardiovascular diseases in diabetes: the
Barker, M. (2014). Doing a literature review. In: 2015 Edwin Bierman Award
Vossler, Andreas and Moller, Naomi eds. Lecture. Diabetes, 65(6), 1462-1471. DOI:
The Counselling and Psychotherapy 10.2337/db16-0152
Research Handbook. London: Sage, pp. Lestari, L., & Zulkarnain, Z. (2021). Diabetes
61–73. http://oro.open.ac.uk/43888/ Melitus: Review etiologi, patofisiologi,
Cho, S. J., Byun, D., Nam, T. S., Choi, S. Y., Lee, gejala, penyebab, cara pemeriksaan, cara
B. G., Kim, M. K., & Kim, S. (2017). pengobatan dan cara pencegahan.
Zebrafish as an animal model in epilepsy In Prosiding Seminar Nasional Biologi,
studies with multichannel EEG 7(1), pp. 237-241).
recordings. Scientific Reports, 7(1), 3099. DOI:10.24252/psb.v7i1.24229
DOI:10.1038/s41598-017-03482-6 Melia-Arisanti, N. K. (2020). Kadar gula darah
Cox, M. E., & Edelman, D. (2009). Tests for sebagai faktor risiko penyakit ginjal pada
screening and diagnosis of type 2 pasien diabetes melitus tipe 2 di Poli
diabetes. Clinical diabetes, 27(4), 132- Dalam RSUD Bangli. Jurnal Widya
138. DOI:10.2337/diaclin.27.4.132 Biologi, 11(01), 60-67.
Craig, W. J., & Mangels, A. R. (2009). Position DOI:10.32795/widyabiologi.v11i01.571
of the American Dietetic Association: Misnadiarly (2006). Diabetes Mellitus: Ulcer,
vegetarian diets. Journal of the American Infeksi, Ganggren. Penerbit Populer
dietetic association, 109(7), 1266. Obor, Jakarta.
DOI:10.1016/j.jada.2009.05.027 Novitasari, D., Ariqoh, D. N., Adriani, P., &
Darmawan, S. (2019). Peran diet 3J pada pasien Kurniasih, N. A. (2022). Manajemen
diabetes melitus di Puskesmas Sudiang Hiperglikemia Untuk Mengatasi Masalah
Raya Makassar. Nursing Inside Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa
Community, 1(3), 91-95. Darah Penderita DMT2. Jurnal Altifani
Derrick, S. A., Kristo, A. S., Reaves, S. K., & Penelitian dan Pengabdian kepada
Sikalidis, A. K. (2021). Effects of Dietary Masyarakat, 2(4), 378-386.
Red Raspberry Consumption on Pre- DOI:10.25008/altifani.v2i4.264
Diabetes and Type 2 Diabetes Mellitus Pahlevi, R., & Mutia, A. (2021). Jumlah
Parameters. International Journal of Penderita Diabetes Indonesia Terbesar
Environmental Research and Public Kelima di Dunia. https://databoks.
Health, 18(17), 9364. katadata. co.
DOI: 10.3390/ijerph18179364 id/datapublish/2021/11/22/jumlah-
Febrianto, D., & Hindariati, E. (2021). Tata penderita-diabetes-indonesia-terbesar-
Laksana Ketoasidosis Diabetik pada kelima-di-dunia. Diakses tanggal 27
Penderita Gagal Jantung. Jurnal Penyakit Januari 2023.
Dalam Indonesia, 8(1),46-53. DOI: Pahlevi, R., Fredlina, K. Q., & Utami, N. W.
10.7454/jpdi.v8i1.273 (2021). Penerapan Algoritma Id3 Dan
Gotera, W., & Budiyasa, D. G. A. (2012). Svm Pada Klasifikasi Penyakit Diabetes

412
Rahmayunita et al., (2023). Jurnal Biologi Tropis, 23 (2): 406 – 413
DOI: http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v23i2.4923

Melitus Tipe 2. Prosiding Snast, 64-75. Report, 75-82.


Partika, R., Angraini, D. I., & Fakhruddin, H. Simatupang, R. (2020). Pedoman Diet Penderita
(2018). Pengaruh Konseling Gizi Dokter Diabetes Melitus. Rumiris Simatupang.
terhadap Peningkatan Kepatuhan Diet Srywahyuni, R., Waluyo, A., & Azzam, R.
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal (2019). Perbandingan Senam Tai Chi dan
Majority, 7(3), 276-283. Senam Diabetes Mellitus terhadap
Pebrianti, L., Aulia, F., Nisa, H., & Saputra, K. Penurunan Kadar Gula Darah pada Pasien
(2022). Implementasi Metode Adaboost Diabetes Mellitus Tipe II. Journal of
untuk Mengoptimasi Klasifikasi Penyakit Telenursing (JOTING), 1(1), 131-144.
Diabetes dengan Algoritma Naive DOI:10.31539/joting.v1i1.497
Bayes. JUSTINDO (Jurnal Sistem dan Stevenson, A. (Ed.). (2015). Oxford English
Teknologi Informasi Indonesia), 7(2), 122- Dictionary (3 ed.). Oxfor University
127. Press. https://www.oxfordreference.com/
Perdana, A. A., Ichsan, B., & Rosyidah, D. U. display/10.1093/acref/9780199571123.00
(2013). Hubungan tingkat pengetahuan 1.0001/acref-
tentang penyakit DM dengan 9780199571123;jsessionid=7CD5287739
pengendalian kadar glukosa darah pada B1776107EB7A6F7FF149F7
pasien DM Tipe II di RSU PKU Sundari, N., Dewi, F. S. T., & Ikhsan, M. R.
Muhammadiyah (2016). Perilaku gaya hidup dan obesitas
Surakarta. Biomedika, 5(2). sebagai faktor risiko kejadian diabetes
DOI:10.23917/biomedika.v5i2.265 melitus tipe 2 di RSUD. Aji Batara Agung
Putry, N. M. (2022). Komparasi Algoritma KNN Dewa Sakti Samboja Kabupaten Kutai
dan Naïve Bayes Untuk Klasifikasi Kartanegara. Berita Kedokteran
Diagnosis Penyakit Diabetes Masyarakat, 32(12), 461-466.
Melitus. Evolusi: Jurnal Sains Dan DOI:10.22146/bkm.8337
Manajemen, 10(1). Susanti, E. (2016). Dasar-dasar patofisiologi.
DOI:10.31294/evolusi.v10i1.12514 Penerbit KYTA, Yogyakarta.
Rivandi, J., & Yonata, A. (2015). Hubungan Thankappan, K. R., Sathish, T., Tapp, R. J.,
diabetes melitus dengan kejadian gagal Shaw, J. E., Lotfaliany, M., Wolfe, R. &
ginjal kronik. Jurnal Majority, 4(9), 27-34. Oldenburg, B. (2018). A peer-support
Riyanto, H. A. (2018). Identifikasi Komplikasi lifestyle intervention for preventing type 2
Pada Pasien Diabetes Mellitus di diabetes in India: A cluster-randomized
Puskesmas Kalijudan Surabaya (Doctoral controlled trial of the Kerala Diabetes
dissertation, Universitas Muhammadiyah Prevention Program. PLoSmedicine, 5(6),
Surabaya). e1002575.
Rothman, K. J., Greenland, S., & Lash, T. L. DOI:10.1371/journal.pmed.1002575
(2008). Modern epidemiology (Vol. 3). Tombokan, V. (2015). Faktor-faktor yang
Philadelphia: Wolters Kluwer berhubungan dengan kepatuhan berobat
Health/Lippincott Williams & Wilkins. pasien diabetes melitus pada praktek
Saibi, Y., Romadhon, R., & Nasir, N. M. (2020). dokter keluarga di Kota
Kepatuhan Terhadap Pengobatan Pasien Tomohon. JIKMU, 5(3).
Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Trisnawati, S. K., & Setyorogo, S. (2013). Faktor
Jakarta Timur. Jurnal Farmasi Galenika risiko Kejadian diabetes melitus tipe II di
(Galenika Journal of Pharmacy)(e- puskesmas kecamatan cengkareng Jakarta
Journal), 6(1), 94-103. Barat Tahun 2012. Jurnal ilmiah
DOI:10.22487/j24428744.2020.v6.i1.150 kesehatan, 5(1), 6-11.
02 World Health Organization (WHO). (2006).
Saputri, T. E. (2020). Gambaran Kadar Definition and diagnosis of diabetes
Trigliserida pada Serum mellitus and intermediate hyperglycaemia:
Lipemik (Doctoral dissertation, report of a WHO/IDF consultation.
UNIMUS).
Setiyorini, E., & Wulandari, N. (2017).
Hubungan lama menderita dan kejadian
komplikasi dengan kualitas hidup lansia
penderita diabetes mellitus. Research

413

Anda mungkin juga menyukai