4395-Article Text-20693-1-10-20230711
4395-Article Text-20693-1-10-20230711
Abstract
Red chili is included in the national superior vegetable group that is currently the concern of
the Indonesian government. Constraints that often occur in chili cultivation include the use of
inappropriate fertilizers and the amount of marginal soil. One of the problematic soils is
podzolic soil. Podzolic soils have low nutrient content. The provision of nutrients that can be
used to increase nutrients in the soil is JAKABA. JAKABA is a liquid organic fertilizer (POC)
made from the fermentation of rice washing wastewater or what is known as leri water. The
benefits of JAKABA include accelerating the growth of stunted plants, extending the life of
plants and overcoming fusarium. The objectives of this study were (i) to determine the effect of
giving JAKABA on red chili cultivation in podzolic land, (ii) to determine the best concentration
of JAKABA administration on red chili cultivation in podzolic land. The study was carried out
in Sumanggi Seberang Village, Batang Alai Utara District, Hulu Sungai Tengah Regency,
South Kalimantan Province from June to September 2022. This study used a Randomized Block
Design (RAK), the factor tested was the concentration of JAKABA with 5 levels, consisting of
p1 = 0 ml/l per plot; p2 = 100 ml/l per plot; p3 = 300 ml/l per plot; p4 = 500 ml/l per plot and
p5 = 700 ml/l per plot. Giving JAKABA to red chili plants in podzolic land did not have an
effect on all observation variables.
Abstrak
Cabai merah termasuk ke dalam kelompok sayuran unggulan nasional yang menjadi perhatian
pemerintah Indonesia saat ini. Kendala yang sering terjadi pada budidaya cabai diantaranya,
penggunaan pupuk yang kurang tepat dan banyaknya tanah yang bersifat marginal. Salah satu
tanah yang bermasalah adalah tanah podsolik. Tanah podsolik memiliki kandungan hara yang
rendah. Pemberian unsur hara yang dapat digunakan untuk meningkatkan unsur hara pada
tanah adalah JAKABA. JAKABA adalah pupuk organik cair (POC) yang dibuat dari hasil
peraman air limbah cucian beras atau yang disebut dengan air leri. Manfaat JAKABA antara
lain, mempercepat pertumbuhan tanaman yang kerdil, memperpanjang umur tanaman dan
mengatasi fusarium. Tujuan penelitian (i) menentukan pengaruh pemberian JAKABA pada
budidaya cabai merah di lahan podsolik, (ii) menentukan konsentrasi terbaik pemberian
JAKABA pada budidaya cabai merah di lahan podsolik. Penelitian dilaksanakan di Desa
Sumanggi Seberang Kecamatan Batang Alai Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah Provinsi
Kalimantan Selatan bulan Juni-September 2022. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Kelompok (RAK), faktor yang diuji adalah konsentrasi JAKABA sebanyak 5 taraf, yang terdiri
dari p1 = 0 ml/l per petak; p2 = 100 ml/l per petak; p3 = 300 ml/l per petak; p4 = 500 ml/l per
petak dan p5 = 700 ml/l per petak. Pemberian JAKABA pada tanaman cabai merah di lahan
podsolik tidak berpengaruh terhadap semua variabel pengamatan.
125
Jurnal Daun, Vol. 10 No. 1, Juni 2023 : 125 - 131
126
Jurnal Daun, Vol. 10 No. 1, Juni 2023 : 125 - 131
127
Jurnal Daun, Vol. 10 No. 1, Juni 2023 : 125 - 131
meteran, handsprayer, jangka sorong, (4) Penanaman, dilakukan pada waktu bibit
timbangan, tali, gembor, alat tulis dan berumur 20 HSS. Dimasukkan kelubang
kamera. Bahan yang digunakan antara lain, tanam dengan jarak tanam 50 x 70 cm. (5)
benih, cabai merah Varietas Pilar F1, lahan, Pemeliharaan, yaitu penyulaman,
JAKABA, air, mulsa, dan pupuk kandang penyiraman dan penyiangan. (6) Pemberian
kotoran sapi. JAKABA, yaitu dilakukan dengan cara
disemprot ke bagian daun dan batang
Metode Penelitian tanaman sebanyak 5 kali sesuai perlakuan
Penelitian ini merupakan percobaan dengan interval 7 hari sekali, yaitu pada
yang dilaksanakan di lapangan dengan umur 7, 14, 21, 28 dan 35 HST. (7) Panen,
menggunakan Rancangan Acak Kelompok dilakukan setelah tanaman cabai merah
(RAK), faktor yang diuji adalah konsentrasi berumur 70-120 HST. Panen dilakukan
JAKABA sebanyak 5 taraf, yang terdiri dari sebanyak 5 kali dengan interval waktu
: p1 = 0 ml/l per petak, p2 = 100 ml/l per panen 7 hari sekali.
petak, p3 = 300 ml/l per petak, p4 = 500 ml/l Parameter yang diamati pada
per petak dan p5 = 700 ml/l per petak. penelitian ini adalah tinggi tanaman, jumlah
Pelaksanaan penelitian meliputi (1) daun, diameter batang, jumlah cabang,
Pembuatan JAKABA, yaitu dengan umur berbunga pertama, umur panen
memasukkan air cucian beras ke dalam pertama, jumlah buah per tanaman sampel
toples berukuran 1 liter sebanyak 5 toples dan berat buah per tanaman sampel.
dan ditutup dengan kain halus yang berpori
berukuran 30x30 cm dan diikat dengan tali Analisis Data
rafia. Air cucian beras teraebut didiamkan Setelah data didapat kemudian
selama 3-4 minggu di tempat yang gelap dilakukan uji kehomogenan bila sudah
dan tidak terkena sinar matahari. (2) homogen dari setiap perlakuan, kemudian
Penyemaian, yaitu dengan menanam benih di analisis dengan analisis ragam
dalam tempat semaian yang telah disiapkan. menggunakan uji F pada taraf nyata 5% dan
(3) Pengolahan lahan, yaitu dengan cara 1%. Apabila uji F menunjukkan pengaruh
menggemburkan tanah dengan cangkul nyata atau sangat nyata maka analisis
kemudian dibuat petak penelitian. Petakan dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf
diukur dengan menggunakan meteran nyata 5%.
dengan panjang 250 cm dan lebar 180 cm.
128
Jurnal Daun, Vol. 10 No. 1, Juni 2023 : 125 - 131
100
Diameter Batang
50
Berdasarkan hasil analisis ragam
0
p₁ p₂ p₃ p₄ p₅
menunjukkan pemberian perlakuan
Perlakuan JAKABA tidak berpengaruh terhadap
Gambar 1. Grafik rata-rata tinggi tanaman (cm) diameter batang tanaman cabai merah pada
cabai merah menggunakan JAKABA
umur 10, 17, 24, 31 dan 38 HST. Untuk
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa lebih jelasna dapat dilihat pada grafik di
p1 adalah rata-rata tinggi tanaman tertinggi bawah ini. Dari grafik di bawah dapat
dan p5 adalah rata-rata tinggi tanaman dilihat bahwa p4 adalah rata-rata diameter
terendah. batang terbesar dan p5 adalah diameter
batang terkecil.
Jumlah Daun
Berdasarkan hasil analisis ragam
menunjukkan bahwa perlakuan pemberian
JAKABA tidak berpengaruh terhadap
jumlah daun tanaman cabai merah pada
umur 10, 17, 24, 31 dan 38 HST. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik di
bawah ini. Dari grafik di bawah dapat
129
Jurnal Daun, Vol. 10 No. 1, Juni 2023 : 125 - 131
10 HST 17 HST
Umur Berbunga Pertama
24 HST 31 HST
38 HST
Berdasarkan hasil analisis ragam
30
Diamter batang (mm)
Gambar 3. Grafik reta-rata diameter batang (mm) dapat dilihat bahwa p3 adalah rata-rata
tanaman cabai merah menggunakan umur berbunga pertama tercepat dan p5
JAKABA
adalah rata-rata umur berbunga pertama
Jumlah Cabang terlama.
35
Pertama
130
Jurnal Daun, Vol. 10 No. 1, Juni 2023 : 125 - 131
78
Pertama
Tanaman Sampel
tanaman cabai merah menggunakan
800
50
40 memiliki kandungan unsur hara N yang
30
Sampel
131
Jurnal Daun, Vol. 10 No. 1, Juni 2023 : 125 - 131
kandungan unsur nitrogen pada tanah juga C-Organik total maka kualitas tanah mineral
sangat rendah yaitu 0,10%. semakin baik dan begitupun sebaliknya
Kekurangan nitrogen dalam tanah semakin rendah C-Organik total maka
menyebabkan pertumbuhan dan kualitas tanah mineral menurun. Nilai C-
perkembangan tanaman terganggu (Sartini, organik menentukan produksi yang
2021). Hal ini sejalan dengan hasil dihasilkan oleh tanaman sebagai akibat dari
penelitian yang dilakukan oleh Yulianingsih dukungan tanah sebagai media tanam
(2017), pada parameter tinggi tanaman (Nurmahribi, 2021).
menunjukan bahwa pemberian air cucian C/N rasio sangat penting untuk
beras tidak ada pengaruh terhadap tinggi penyediaan hara pada tanah. Karbon
tanaman terung ungu 77 HST terdapat pada diperlukan oleh mikroorganisme sebagai
perlakuan a5 dengan dosis 1000 ml per sumber energi dan nitrogen diperlukan untuk
tanaman. Hal ini disebabkan oleh kurangnya membentuk protein. Mikroorganisme akan
unsur hara nitrogen. Kekurangan unsur hara mengikat nitrogen tergantung pada
nitrogen mampu mempengaruhi ketersediaan karbon. Apabila ketersediaan
pertumbuhan meristem apikal unutk dapat karbon terbatas (C/N rasio terlalu rendah),
berkembang. Tinggi tanaman dipengaruhi tidak cukup senyawa sebagai sumber energi
oleh pemberian nitrogen yang dapat yang dimanfaatkan mikroorganisme untuk
meningkatkan tinggi tanaman. mengikat seluruh nitrogen bebas. Dalam hal
Hal lain yang menyebabkan ini jumlah nitrogen bebas dilepaskan dalam
pemberian JAKABA tidak berpengaruh pada bentuk gas NH3 (Nopsagiarti et. al, 2020).
tinggi tanaman disebabkan karena
kandungan C-Organik pada tanah sangat Jumlah Daun
rendah yaitu 0,67% dan C/N rasio rendah Berdasarkan hasil analisis ragam
yaitu 6,7% (Laboratorium Kimia, Fisika, dan maka diketahui bahwa pemberian JAKABA
Biologi Tanah, ULM, 2022). Menurut tidak berpengaruh pada jumlah daun
Widowati et. al 2022), tanaman cabai merah tanaman cabai merah. Hal ini berkaitan
memerlukan unsur hara yang cukup untuk dengan hubungan antara kandungan unsur
mencegahnya terhambatnya pertumbuhan. nitrogen yang ada pada JAKABA dan pH
Menurut Siregar (2017), kadar C-Organik yang agak masam pada tanah. Menurut
juga merupakan faktor yang penting penentu Setiyadi (2020), tanaman tidak dapat
kualitas tanah mineral. Semakin tinggi kadar menyerap unsur nitrogen jika pH tanah
132
Jurnal Daun, Vol. 10 No. 1, Juni 2023 : 125 - 131
masam. Selain itu menurut Tando (2018), lain yang menyebabkan variabel jumlah
unsur nitrogen ialah unsur yang paling daun tidak berpengaruh yaitu kandungan Fe-
mudah hilang baik itu karena penguapan larut pada tanah tinggi yaitu 18,62 ppm
maupun pencucian sehingga ketersediannya (Laboratorium Kimia, Fisika, dan Biologi
untuk dapat diserap tanaman sangat kecil. Tanah, ULM, 2022).
Menurut Adiningsih (2008), unsur nitrogen Menurut Zulhadyanto (2020), zat besi
pada pupuk bersifat labil, mudah tercuci dan pada tanah tidak boleh berlebihan atau
menguap dibanding unsur lainnya. Unsur kekurangan karena sangat berpengaruh
nitrogen lebih banyak mendapat perhatian terhadap hasil yang akan dicapai. Gejala
karena sifat unsur tersebut yang mudah keracunan Fe dan pengaruhnya pada
hilang. pertumbuhan yaitu, terjadinya bercak-bercak
Kandungan unsur nitrogen pada tanah kecil coklat pada daun bagian bawah mulai
juga sangat rendah yaitu 0,10%. Nitrogen dari ujung atau seluruh daun berwarna
(N) merupakan salah satu unsur hara utama kuning, kemerahan hingga coklat disamping
dalam tanah yang sangat berperan dalam itu terjadi lapisan hitam pada permukaan
merangsang pertumbuhan dan memberi akar. Selain itu, tanah lokasi penelitian juga
warna hijau pada daun. Kekurangan mengandung magnesium yang sangat rendah
nitrogen dalam tanah menyebabkan yaitu 2,6 (mg/100g) (Laboratorium Kimia,
pertumbuhan dan perkembangan tanaman Fisika, dan Biologi Tanah, ULM, 2022).
terganggu dan hasil tanaman menurun Menurut Mukhlis (2017), unsur
karena pembentukan klorofil yang sangat magnesium sangat dominan keberadaannya
penting untuk proses fotosintetis terganggu di daun, terutama untuk ketersediaan
(Sartini, 2021). Hal ini sependapat dengan klorofil. Kecukupan magnesium sangat
penelitian Awan et, al (2011), yang diperlukan untuk memperlancar proses
mengemukakan pemberian air cucian beras fotosintesis. Menurut Haryadi (2019),
berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah kekurangan magnesium ditandai dengan
daun. Diduga hal ini disebabkan oleh muncul bercak-bercak kuning di permukaan
kandungan nitrogen yang terlalu kecil daun tua. Hal ini terjadi karena magnesium
(rendah). Menurut Fitri (2017), tanaman diangkut ke daun muda. Daun tua menjadi
yang tidak mendapat unsur hara N sesuai lemah dan akhirnya rontok.
dengan kebutuhan haranya akan tumbuh
kerdil dan daun yang terbentuk kecil. Hal
133
Jurnal Daun, Vol. 10 No. 1, Juni 2023 : 125 - 131
134
Jurnal Daun, Vol. 10 No. 1, Juni 2023 : 125 - 131
135
Jurnal Daun, Vol. 10 No. 1, Juni 2023 : 125 - 131
unsur K pada JAKABA. Selain itu, unsur N unsur hara lain yang dibutuhkan untuk
pada tanah sangat rendah yang pertumbuhan tanaman (Setiyadi, 2020).
mengakibatkan terganggunya atau pH tanah adalah suatu kondisi dimana
terhambatnya inisiasi bunga, kerontokan terdapat ikatan antara unsur atau senyawa
bunga dan terganggunya pembentukan biji yang ada di dalam tanah, tanah memiliki
pada beberapa tanaman saat periode beberapa nilah pH yang terdiri dari masam,
pembungaan. netral dan alkalis. Nilai pH yang netral
Hal lain yang menyebabkan tidak adalah 7, pada keadaan ini banyak unsur hara
berpengaruhnya umur berbunga pertama yang dapat larut dalam air sehingga dapat
yaitu pH tanah yang agak masam membuat mempengaruhi tingkat absorbsi unsur hara
kandungan Fe menjadi tinggi pada tanah. oleh tanaman, sedangkan pada tanah masam
Kekahatan hara yang disebabkan oleh reaksi (pH rendah <7, tanah didominasi dengan
tanah yang masam menurunkan kelarutan unsur Fe (Novia dan Fajriani, 2021). Selain
unsur-unsur hara. Misalnya unsur P dan K itu kandungan K pada JAKABA terbilang
terfiksasi oleh Fe menjadi tidak tersedia serta rendah.
perombakan bahan organik berlangsung Menurut Andayani dan Sarido (2013),
lambat, karena aktivitas mikroorganisme pada pembentukan buah hingga pemasakan
maksimum berlangsung pada pH yang netral buah tanaman cabai memerlukan unsur hara
(Kaderi, 2015). nitrogen, fosfor dan kalium yang lebih
banyak. Apabila unsur hara mencukupi
Umur Panen Pertama maka akan memberikan hasil yang baik,
Berdasarkan hasil analisis ragam sebaliknya jika ketersediaan unsur hara yang
maka diketahui bahwa pemberian JAKABA dibutuhkan kurang maka akan memberikan
tidak berpengaruh pada umur panen pertama hasil yang kurang. Nitrogen merupakan
tanaman cabai merah. Menurut Sahidj komponen utama penyusun protein, klorofil,
(2020), JAKABA memiliki kandungan P enzim, hormon dan vitamin. Kekurangan N
yang bagus untuk tanaman sedangkan pH umumnya terjadi pada tanah bertekstur pasir,
pada tanah agak masam. Meskipun tanah-tanah yang masam (pH rendah)
JAKABA mengandung unsur P yang bagus dimana aktivitas mikroorganisme tanah
untuk tanaman cabai merah jika tanah terlalu terganggu (Taufiq dan Sundari, 2012).
masam, tanaman tidak dapat menyerap P dan
136
Jurnal Daun, Vol. 10 No. 1, Juni 2023 : 125 - 131
Jumlah Buah per Tanaman Sampel terjadi pada tanah yang mempunyai pH
Berdasarkan hasil analisis ragam rendah dan tinggi unsur Fe.
maka diketahui bahwa pemberian JAKABA Selain itu unsur hara nitrogen juga
tidak berpengaruh pada jumlah buah per mempengaruhi jumlah buah pada tanaman
tanaman sampel tanaman cabai merah. Hal cabai merah. Unsur hara N merupakan unsur
ini diduga karena tidak seimbangnya unsur hara makro yang utama dibutuhkan tanaman
hara yang ada pada tanah terutama pH tanah dalam jumlah yang banyak, dimana unsur N
yang agak masam dan P yang sedang. merupakan unsur bagi pertumbuhan tanaman
Menurut Sinuraya et. al (2015), umumnya yaitu merangsang pertumbuhan tanaman,
unsur hara mudah diserap akar tanaman berfungsi menyusun asam amino, protein
dengan pH tanah yang netral, karena pada dan protoplasma (Hasibuan, 2006 dalam
pH tersebut kebanyakan unsur hara mudah Fahrudin, 2013). Efek kekurangan unsur N
larut dalam air. bagi tanaman yaitu, pertumbuhan kerdil,
Tanah lokasi penelitian memiliki pH warna daun menguning, produksi menurun,
5,84 sedangkan kandungan unsur P2O5 fase pertumbuhan terhenti dan menyebabkan
29,87 (mg/100g) yang menandakan kematian (Sartini, 2021).
kandungan P dalam keadaan yang optimal
(sedang). P sudah mencukupi kebutuhan Berat Buah Per Tanaman Sampel
unsur hara untuk tanaman cabai merah akan Berdasarkan hasil analisis ragam
tetapi dikarenakan nilai pH yang agak maka diketahui bahwa pemberian JAKABA
masam membuat unsur hara ini tidak mudah tidak berpengaruh pada berat buah per
diserap oleh tanaman (Sinuraya et. al, 2015). tanaman sampel tanaman cabai merah.
Menurut Habi et. al (2018), kemasaman pH Menurut Meylia dan Koesriharti (2018),
tanah sangat erat kaitannya dengan pada fase generatif tanaman memerlukan P
ketersediaan hara, terutama P. Pada berbagai dan K yang lebih dominan dibandingkan
tanah masam unsur P akan mengalami proses unsur N. Dimana, unsur hara P berperan
transformasi menjadi bentuk-bentuk Al-P dalam pembentukan buah sedangkan unsur
dan Fe-P. Bentuk-bentuk P tersebut relatif hara K berperan dalam kualitas buah yang
tidak larut dalam dalam tanah, dengan dihasilkan. Berat buah ditentukan oleh
demikian ketersediaan hara P dalam tanah banyaknya unsur hara yang diserap oleh
masam relatif rendah. Fiksasi P kebanyakan tanaman.
137
Jurnal Daun, Vol. 10 No. 1, Juni 2023 : 125 - 131
138
Jurnal Daun, Vol. 10 No. 1, Juni 2023 : 125 - 131
139
Jurnal Daun, Vol. 10 No. 1, Juni 2023 : 125 - 131
140
Jurnal Daun, Vol. 10 No. 1, Juni 2023 : 125 - 131
141
Jurnal Daun, Vol. 10 No. 1, Juni 2023 : 125 - 131
142