Anda di halaman 1dari 18

Jurnal Daun, Vol. 10 No.

1, Juni 2023 : 125 - 142

Budidaya Cabai Merah Menggunakan Jakaba di Lahan Podsolik

Red Chilli Cultivation using JAKABA in Podzolic Land

Anisa Norliyani*1, Maulida Santi2, Jannatul Huda3, dan Mahdiannoor4


1
Program Studi Agroteknologi Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Amuntai
email : anisanorliyani0002@gmail.com

Abstract
Red chili is included in the national superior vegetable group that is currently the concern of
the Indonesian government. Constraints that often occur in chili cultivation include the use of
inappropriate fertilizers and the amount of marginal soil. One of the problematic soils is
podzolic soil. Podzolic soils have low nutrient content. The provision of nutrients that can be
used to increase nutrients in the soil is JAKABA. JAKABA is a liquid organic fertilizer (POC)
made from the fermentation of rice washing wastewater or what is known as leri water. The
benefits of JAKABA include accelerating the growth of stunted plants, extending the life of
plants and overcoming fusarium. The objectives of this study were (i) to determine the effect of
giving JAKABA on red chili cultivation in podzolic land, (ii) to determine the best concentration
of JAKABA administration on red chili cultivation in podzolic land. The study was carried out
in Sumanggi Seberang Village, Batang Alai Utara District, Hulu Sungai Tengah Regency,
South Kalimantan Province from June to September 2022. This study used a Randomized Block
Design (RAK), the factor tested was the concentration of JAKABA with 5 levels, consisting of
p1 = 0 ml/l per plot; p2 = 100 ml/l per plot; p3 = 300 ml/l per plot; p4 = 500 ml/l per plot and
p5 = 700 ml/l per plot. Giving JAKABA to red chili plants in podzolic land did not have an
effect on all observation variables.

Keywords: JAKABA, chilli, podzolic and fertilizer

Abstrak
Cabai merah termasuk ke dalam kelompok sayuran unggulan nasional yang menjadi perhatian
pemerintah Indonesia saat ini. Kendala yang sering terjadi pada budidaya cabai diantaranya,
penggunaan pupuk yang kurang tepat dan banyaknya tanah yang bersifat marginal. Salah satu
tanah yang bermasalah adalah tanah podsolik. Tanah podsolik memiliki kandungan hara yang
rendah. Pemberian unsur hara yang dapat digunakan untuk meningkatkan unsur hara pada
tanah adalah JAKABA. JAKABA adalah pupuk organik cair (POC) yang dibuat dari hasil
peraman air limbah cucian beras atau yang disebut dengan air leri. Manfaat JAKABA antara
lain, mempercepat pertumbuhan tanaman yang kerdil, memperpanjang umur tanaman dan
mengatasi fusarium. Tujuan penelitian (i) menentukan pengaruh pemberian JAKABA pada
budidaya cabai merah di lahan podsolik, (ii) menentukan konsentrasi terbaik pemberian
JAKABA pada budidaya cabai merah di lahan podsolik. Penelitian dilaksanakan di Desa
Sumanggi Seberang Kecamatan Batang Alai Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah Provinsi
Kalimantan Selatan bulan Juni-September 2022. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Kelompok (RAK), faktor yang diuji adalah konsentrasi JAKABA sebanyak 5 taraf, yang terdiri
dari p1 = 0 ml/l per petak; p2 = 100 ml/l per petak; p3 = 300 ml/l per petak; p4 = 500 ml/l per
petak dan p5 = 700 ml/l per petak. Pemberian JAKABA pada tanaman cabai merah di lahan
podsolik tidak berpengaruh terhadap semua variabel pengamatan.

Kata kunci : JAKABA, cabai, podsolik dan pupuk.

125
Jurnal Daun, Vol. 10 No. 1, Juni 2023 : 125 - 131

PENDAHULUAN mendukung dan kesuburan tanah (Agustin


et. al, 2010 dalam Amaliyah, 2020). Salah
Cabai merah (Capsicum annuum L.) satu tanah yang bermasalah adalah tanah
merupakan tanaman hortikultura yang podsolik (Ramince dan Zubaidan, 2015).
termasuk dalam famili Solanaceae Tanah podsolik memiliki kandungan
(Rindani, 2015 dalam Andani et. al, 2020). hara yang rendah. Selain itu sifat tanah ini
Cabai merah termasuk ke dalam kelompok kurang baik karena penyerapan air relatif
sayuran unggulan nasional yang menjadi lambat sehingga memungkinkan air
perhatian pemerintah Indonesia saat ini, menjadi tergenang semakin besar, hal ini
karena sayuran ini menjadi salah satu dapat mengganggu pertumbuhan tanaman
penentu tingkat inflasi di Indonesia. (Rosmarkam dan Yuwono, 2002 dalam
Permintaan akan cabai terus meningkat Ramince dan Zubaidan, 2015). Tanah
seiring dengan bertambahnya penduduk dan podsolik memiliki pH yang rendah serta
pabrik industri yang menggunakan cabai memiliki kandungan aluminium dan besi
sebagai bahan baku (Ichwan et. al, 2021). yang tinggi. Jika dilihat dari ciri dan
Menurut Badan Pusat Statistik Hulu karakteristik tanah ini, dapat disimpulkan
Sungai Tengah (2021), dari data yang bahwa tanah podsolik merupakan tanah
dikumpulkan, produksi tanaman cabai pada yang tergolong tidak subur baik itu secara
tahun 2019 sebesar 20 ton sedangkan fisik maupun kimianya (Torus, 2012 dalam
produksi tanaman cabai pada tahun 2020 Mahdiannoor, et. al, 2017).
sebesar 107,3 ton. Peningkatan produksi Salah satu cara untuk meningkatkan
pada tahun 2020 dikarenakan oleh ketersediaan hara pada tanah adalah dengan
peningkatan luas panen sebesar 10 Ha. pemupukan (Sutrisna et. al, 2005 dalam
Meskipun produksi cabai mengalami Novriani, 2016). Pemupukan bertujuan
peningkatan namun masih ditemui berbagai untuk memelihara, memperbaiki dan
kendala, diantaranya minimnya ilmu mempertahankan kesuburan tanah dengan
pengetahuan masyarakat tentang serangan memberikan zat-zat pada tanah, sehingga
penyakit, penggunaan pupuk yang kurang dapat menyumbangkan hara bagi tanaman.
tepat dan banyaknya tanah yang bersifat Penggunaan pupuk organik sangat
marginal (Ramince dan Zubaidan, 2015). diutamakan untuk konsep pembangunan
Faktor lain yang menjadi kendala pertanian berkelanjutan (Novriani, 2016).
diantaranya, kondisi iklim yang kurang

126
Jurnal Daun, Vol. 10 No. 1, Juni 2023 : 125 - 131

Pengaplikasian pupuk organik untuk kandungan Kalium (K) pada


berperan dalam meningkatkan kesuburan JAKABA terbilang rendah sehingga kurang
fisik, kimia dan biologi tanah serta dapat maksimal untuk pembuahan atau fase
mengurangi penggunaan pupuk anorganik generatif. JAKABA juga mengandung pH
(Hartatik et. al, 2015). Pupuk organik cair yang tinggi sehingga mampu memperbaiki
atau pupuk mikroba adalah larutan yang tanah yang pH nya rendah seperti tanah
berisi mikrobia yang ditambahkan ke dalam podsolik (Sahidj, 2020).
tanah yang bermanfaat mempercepat Berdasarkan hasil penelitian Marewa
pertumbuhan akar, pucuk, kuncup, bunga, (2020), pemberian air cucian beras
menyediakan nutrisi bagi tanaman, berpengaruh terhadap pertumbuhan
meningkatkan kesehatan tanaman dan dapat tanaman terung. Air cucian beras dengan
meningkatkan kesuburan tanah (Madusari, dosis 300 ml/tanaman berpengaruh terbaik
2016). Salah satu pupuk organik cair yang terhadap petumbuhan dan produksi
dapat memperbaiki unsur hara tanah dan tanaman terung. Tujuan penelitian (i)
bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas menentukan pengaruh pemberian JAKABA
panen adalah limbah air cucian beras pada budidaya cabai merah di lahan
(Susanti dan Rusnandi, 2016). podsolik, (ii) menentukan konsentrasi
Jamur keberuntungan abadi atau terbaik pemberian JAKABA pada budidaya
JAKABA adalah pupuk organik cair (POC) cabai merah di lahan podsolik
yang dibuat dari hasil peraman air limbah
cucian beras atau yang disebut dengan air METODOLOGI
leri. JAKABA ditemukan oleh seorang
petani bernama Aba Junaidi Sahidj yang Tempat dan Waktu
secara tidak sengaja membuat pupuk Penelitian ini dilaksanakan di Desa
organik cair (POC). Manfaat JAKABA Sumanggi Seberang Kecamatan Batang
antara lain, mempercepat pertumbuhan Alai Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah
tanaman yang kerdil, memperpanjang umur Provinsi Kalimantan Selatan pada bulan
tanaman dan mengatasi fusarium (Azisah, Juni sampai bulan September 2022.
2021). JAKABA mengandung Nitrogen
(N) dan Fosfor (P) yang tinggi sehingga Bahan dan Alat
bermanfaat bagi pertumbuhan vegetatif dan Alat yang digunakan dalam penelitian
merangsang pertumbuhan akar. Sedangkan ini antara lain, parang, cangkul, tray semai,

127
Jurnal Daun, Vol. 10 No. 1, Juni 2023 : 125 - 131

meteran, handsprayer, jangka sorong, (4) Penanaman, dilakukan pada waktu bibit
timbangan, tali, gembor, alat tulis dan berumur 20 HSS. Dimasukkan kelubang
kamera. Bahan yang digunakan antara lain, tanam dengan jarak tanam 50 x 70 cm. (5)
benih, cabai merah Varietas Pilar F1, lahan, Pemeliharaan, yaitu penyulaman,
JAKABA, air, mulsa, dan pupuk kandang penyiraman dan penyiangan. (6) Pemberian
kotoran sapi. JAKABA, yaitu dilakukan dengan cara
disemprot ke bagian daun dan batang
Metode Penelitian tanaman sebanyak 5 kali sesuai perlakuan
Penelitian ini merupakan percobaan dengan interval 7 hari sekali, yaitu pada
yang dilaksanakan di lapangan dengan umur 7, 14, 21, 28 dan 35 HST. (7) Panen,
menggunakan Rancangan Acak Kelompok dilakukan setelah tanaman cabai merah
(RAK), faktor yang diuji adalah konsentrasi berumur 70-120 HST. Panen dilakukan
JAKABA sebanyak 5 taraf, yang terdiri dari sebanyak 5 kali dengan interval waktu
: p1 = 0 ml/l per petak, p2 = 100 ml/l per panen 7 hari sekali.
petak, p3 = 300 ml/l per petak, p4 = 500 ml/l Parameter yang diamati pada
per petak dan p5 = 700 ml/l per petak. penelitian ini adalah tinggi tanaman, jumlah
Pelaksanaan penelitian meliputi (1) daun, diameter batang, jumlah cabang,
Pembuatan JAKABA, yaitu dengan umur berbunga pertama, umur panen
memasukkan air cucian beras ke dalam pertama, jumlah buah per tanaman sampel
toples berukuran 1 liter sebanyak 5 toples dan berat buah per tanaman sampel.
dan ditutup dengan kain halus yang berpori
berukuran 30x30 cm dan diikat dengan tali Analisis Data
rafia. Air cucian beras teraebut didiamkan Setelah data didapat kemudian
selama 3-4 minggu di tempat yang gelap dilakukan uji kehomogenan bila sudah
dan tidak terkena sinar matahari. (2) homogen dari setiap perlakuan, kemudian
Penyemaian, yaitu dengan menanam benih di analisis dengan analisis ragam
dalam tempat semaian yang telah disiapkan. menggunakan uji F pada taraf nyata 5% dan
(3) Pengolahan lahan, yaitu dengan cara 1%. Apabila uji F menunjukkan pengaruh
menggemburkan tanah dengan cangkul nyata atau sangat nyata maka analisis
kemudian dibuat petak penelitian. Petakan dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf
diukur dengan menggunakan meteran nyata 5%.
dengan panjang 250 cm dan lebar 180 cm.

128
Jurnal Daun, Vol. 10 No. 1, Juni 2023 : 125 - 131

HASIL DAN PEMBAHASAN dilihat bahwa p3 adalah rata-rata jumlah


daun terbanyak dan p5 adalah rata-rata
Hasil
Tinggi Tanaman jumlah daun paling sedikit

Berdasarkan hasil analisis ragam 10 HST 17 HST 24 HST


31 HST 38 HST

Tinggi Tanaman (helai)


menunjukkan pemberian perlakuan
80
JAKABA tidak berpengaruh terhadap 60
40
tinggi tanaman cabai merah pada umur 10,
20
17, 24, 31 dan 38 HST. Untuk lebih jelasnya 0
p₁ p₂ p₃ p₄ p₅
dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Perlakuan

10 HST 17 HST Gambar 2. Grafik rata-rata jumlah daun (helai)


24 HST 31 HST tanaman cabai merah menggunakan
38 HST
JAKABA
150
Tinggi Tanaman (cm)

100
Diameter Batang
50
Berdasarkan hasil analisis ragam
0
p₁ p₂ p₃ p₄ p₅
menunjukkan pemberian perlakuan
Perlakuan JAKABA tidak berpengaruh terhadap
Gambar 1. Grafik rata-rata tinggi tanaman (cm) diameter batang tanaman cabai merah pada
cabai merah menggunakan JAKABA
umur 10, 17, 24, 31 dan 38 HST. Untuk
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa lebih jelasna dapat dilihat pada grafik di
p1 adalah rata-rata tinggi tanaman tertinggi bawah ini. Dari grafik di bawah dapat
dan p5 adalah rata-rata tinggi tanaman dilihat bahwa p4 adalah rata-rata diameter
terendah. batang terbesar dan p5 adalah diameter
batang terkecil.
Jumlah Daun
Berdasarkan hasil analisis ragam
menunjukkan bahwa perlakuan pemberian
JAKABA tidak berpengaruh terhadap
jumlah daun tanaman cabai merah pada
umur 10, 17, 24, 31 dan 38 HST. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik di
bawah ini. Dari grafik di bawah dapat

129
Jurnal Daun, Vol. 10 No. 1, Juni 2023 : 125 - 131

10 HST 17 HST
Umur Berbunga Pertama
24 HST 31 HST
38 HST
Berdasarkan hasil analisis ragam
30
Diamter batang (mm)

menunjukkan pemberian perlakuan


20
JAKABA tidak berpengaruh terhadap umur
10
berbunga pertama tanaman cabai merah.
0
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
p₁ p₂ p₃ p₄ p₅
Perlakuan grafik di bawah ini. Dari grafik di bawah

Gambar 3. Grafik reta-rata diameter batang (mm) dapat dilihat bahwa p3 adalah rata-rata
tanaman cabai merah menggunakan umur berbunga pertama tercepat dan p5
JAKABA
adalah rata-rata umur berbunga pertama
Jumlah Cabang terlama.

Berdasarkan hasil analisis ragam


Umur Berbunga

35
Pertama

menunjukkan pemberian perlakuan


JAKABA tidak berpengaruh terhadap 30

jumlah cabang tanaman cabai merah pada 25

umur 31 dan 38 HST. Untuk lebih jelasnya 20


dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Dari p₁ p₂ p₃ p₄ p₅
Perlakuan
grafik di bawah dapat dilihat bahwa p1
Gambar 5. Grafik rata-rata umur berbunga pertama (HST)
adalah rata-rata jumlah cabang terbanyak tanaman cabai merah menggunakan JAKABA

dan p5 adalah rata-rata jumlah cabang


paling sedikit. Umur Panen Pertama

Berdasarkan hasil analisis ragam


31 HST 38 HST menunjukkan pemberian perlakuan
6 JAKABA tidak berpengaruh terhadap umur
Jumlah Cabang

4 panen pertama tanaman cabai merah.


2
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
0
p₁ p₂ p₃ p₄ p₅ grafik di bawah ini. Dari grafik di bawah
Perlakuan dapat dilihat bahwa p2 adalah rata-rata

Gambar 4. Grafik rata-rata jumlah cabang tanaman cabai


umur panen pertama tercepat dan p3 adalah
merah menggunakan JAKABA. rata-rata umur panen pertama terlama.

130
Jurnal Daun, Vol. 10 No. 1, Juni 2023 : 125 - 131

80 merah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat


Umur Panen

78
Pertama

76 pada grafik di bawah ini. Dari grafik di


74
72 bawah dapat dilihat bahwa p4 adalah rata-
70
p₁ p₂ p₃ p₄ p₅ rata berat buah per tanaman sampel terberat
Perlakuan dan p3.
Gambar 6. Grafik rata-rata umur panen pertama (HST) 1000

Tanaman Sampel
tanaman cabai merah menggunakan
800

Berat Buah Per


JAKABA
600
Jumlah Buah Per Tanaman Sampel 400
200
Berdasarkan hasil analisis ragam 0
p₁ p₂ p₃ p₄ P₅
menunjukkan pemberian perlakuan
Perlakuan
JAKABA tidak berpengaruh terhadap
Gambar 8. Grafik rata-rata berat buah per tanaman sampel
jumlah buah per tanaman sampel tanaman tanaman cabai merah menggunakan JAKABA

cabai merah. Untuk lebih jelasnya dapat


dilihat pada grafik di bawah ini. Dari grafik
Pembahasan
di bawah dapat dilihat bahwa p4 adalah rata-
Tinggi Tanaman
rata jumlah buah per tanaman sampel
Berdasarkan hasil analisis ragam
terbanyak dan p3 adalah rata-rata jumlah
maka diketahui bahwa pemberian JAKABA
buah per tanaman sampel paling sedikit.
tidak berpengaruh pada tinggi tanaman cabai
60
merah. Menurut Sahidj (2020), JAKABA
Jumlah Buah Per Tanaman

50
40 memiliki kandungan unsur hara N yang
30
Sampel

20 bagus untuk pertumbuhan tanaman cabai


10
0
merah akan tetapi tanah lokasi penelitian
p₁ p₂ p₃ p₄ P₅ memiliki pH(H2O) yang agak masam yaitu
Perlakuan
5,84 (Laboratorium Kimia, Fisika, dan
Gambar 7. Grafik rata-rata jumlah buah per tanaman
sampel tanaman cabai merah menggunakan
Biologi Tanah, ULM, 2022). Menurut Patti
JAKABA
et. al (2013), pH tanah mempengaruhi
Berat Buah Per Tanaman Sampel keberadaan unsur nitrogen. Nitrogen
Berdasarkan hasil analisis ragam menjadi tersedia bagi tanaman dalam bentuk
menunjukkan pemberian perlakuan nitrat. Jika pH tanah masam tanaman tidak
JAKABA tidak berpengaruh terhadap berat dapat memanfaatkan unsur nitrogen dan zat
buah per tanaman sampel tanaman cabai hara lain yang dibutuhkan. Selain itu

131
Jurnal Daun, Vol. 10 No. 1, Juni 2023 : 125 - 131

kandungan unsur nitrogen pada tanah juga C-Organik total maka kualitas tanah mineral
sangat rendah yaitu 0,10%. semakin baik dan begitupun sebaliknya
Kekurangan nitrogen dalam tanah semakin rendah C-Organik total maka
menyebabkan pertumbuhan dan kualitas tanah mineral menurun. Nilai C-
perkembangan tanaman terganggu (Sartini, organik menentukan produksi yang
2021). Hal ini sejalan dengan hasil dihasilkan oleh tanaman sebagai akibat dari
penelitian yang dilakukan oleh Yulianingsih dukungan tanah sebagai media tanam
(2017), pada parameter tinggi tanaman (Nurmahribi, 2021).
menunjukan bahwa pemberian air cucian C/N rasio sangat penting untuk
beras tidak ada pengaruh terhadap tinggi penyediaan hara pada tanah. Karbon
tanaman terung ungu 77 HST terdapat pada diperlukan oleh mikroorganisme sebagai
perlakuan a5 dengan dosis 1000 ml per sumber energi dan nitrogen diperlukan untuk
tanaman. Hal ini disebabkan oleh kurangnya membentuk protein. Mikroorganisme akan
unsur hara nitrogen. Kekurangan unsur hara mengikat nitrogen tergantung pada
nitrogen mampu mempengaruhi ketersediaan karbon. Apabila ketersediaan
pertumbuhan meristem apikal unutk dapat karbon terbatas (C/N rasio terlalu rendah),
berkembang. Tinggi tanaman dipengaruhi tidak cukup senyawa sebagai sumber energi
oleh pemberian nitrogen yang dapat yang dimanfaatkan mikroorganisme untuk
meningkatkan tinggi tanaman. mengikat seluruh nitrogen bebas. Dalam hal
Hal lain yang menyebabkan ini jumlah nitrogen bebas dilepaskan dalam
pemberian JAKABA tidak berpengaruh pada bentuk gas NH3 (Nopsagiarti et. al, 2020).
tinggi tanaman disebabkan karena
kandungan C-Organik pada tanah sangat Jumlah Daun
rendah yaitu 0,67% dan C/N rasio rendah Berdasarkan hasil analisis ragam
yaitu 6,7% (Laboratorium Kimia, Fisika, dan maka diketahui bahwa pemberian JAKABA
Biologi Tanah, ULM, 2022). Menurut tidak berpengaruh pada jumlah daun
Widowati et. al 2022), tanaman cabai merah tanaman cabai merah. Hal ini berkaitan
memerlukan unsur hara yang cukup untuk dengan hubungan antara kandungan unsur
mencegahnya terhambatnya pertumbuhan. nitrogen yang ada pada JAKABA dan pH
Menurut Siregar (2017), kadar C-Organik yang agak masam pada tanah. Menurut
juga merupakan faktor yang penting penentu Setiyadi (2020), tanaman tidak dapat
kualitas tanah mineral. Semakin tinggi kadar menyerap unsur nitrogen jika pH tanah

132
Jurnal Daun, Vol. 10 No. 1, Juni 2023 : 125 - 131

masam. Selain itu menurut Tando (2018), lain yang menyebabkan variabel jumlah
unsur nitrogen ialah unsur yang paling daun tidak berpengaruh yaitu kandungan Fe-
mudah hilang baik itu karena penguapan larut pada tanah tinggi yaitu 18,62 ppm
maupun pencucian sehingga ketersediannya (Laboratorium Kimia, Fisika, dan Biologi
untuk dapat diserap tanaman sangat kecil. Tanah, ULM, 2022).
Menurut Adiningsih (2008), unsur nitrogen Menurut Zulhadyanto (2020), zat besi
pada pupuk bersifat labil, mudah tercuci dan pada tanah tidak boleh berlebihan atau
menguap dibanding unsur lainnya. Unsur kekurangan karena sangat berpengaruh
nitrogen lebih banyak mendapat perhatian terhadap hasil yang akan dicapai. Gejala
karena sifat unsur tersebut yang mudah keracunan Fe dan pengaruhnya pada
hilang. pertumbuhan yaitu, terjadinya bercak-bercak
Kandungan unsur nitrogen pada tanah kecil coklat pada daun bagian bawah mulai
juga sangat rendah yaitu 0,10%. Nitrogen dari ujung atau seluruh daun berwarna
(N) merupakan salah satu unsur hara utama kuning, kemerahan hingga coklat disamping
dalam tanah yang sangat berperan dalam itu terjadi lapisan hitam pada permukaan
merangsang pertumbuhan dan memberi akar. Selain itu, tanah lokasi penelitian juga
warna hijau pada daun. Kekurangan mengandung magnesium yang sangat rendah
nitrogen dalam tanah menyebabkan yaitu 2,6 (mg/100g) (Laboratorium Kimia,
pertumbuhan dan perkembangan tanaman Fisika, dan Biologi Tanah, ULM, 2022).
terganggu dan hasil tanaman menurun Menurut Mukhlis (2017), unsur
karena pembentukan klorofil yang sangat magnesium sangat dominan keberadaannya
penting untuk proses fotosintetis terganggu di daun, terutama untuk ketersediaan
(Sartini, 2021). Hal ini sependapat dengan klorofil. Kecukupan magnesium sangat
penelitian Awan et, al (2011), yang diperlukan untuk memperlancar proses
mengemukakan pemberian air cucian beras fotosintesis. Menurut Haryadi (2019),
berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah kekurangan magnesium ditandai dengan
daun. Diduga hal ini disebabkan oleh muncul bercak-bercak kuning di permukaan
kandungan nitrogen yang terlalu kecil daun tua. Hal ini terjadi karena magnesium
(rendah). Menurut Fitri (2017), tanaman diangkut ke daun muda. Daun tua menjadi
yang tidak mendapat unsur hara N sesuai lemah dan akhirnya rontok.
dengan kebutuhan haranya akan tumbuh
kerdil dan daun yang terbentuk kecil. Hal

133
Jurnal Daun, Vol. 10 No. 1, Juni 2023 : 125 - 131

Diameter Batang lebih optimal seperti batang, akar dan daun


Berdasarkan hasil analisis ragam (Suherman, 2014 dalam Nazarudin et. al,
maka diketahui bahwa pemberian JAKABA 2019). Menurut Fitri et. al (2017),
tidak berpengaruh pada diameter batang pembesaran diameter batang dipengaruhi
tanaman cabai merah. Hal ini diduga karena oleh kandungan unsur hara N, P dan K yang
tanah memiliki pH yang agak masam. sangat diperlukan oleh tanaman untuk
Menurut Subaedah (2019), pada tanah yang pertumbuhan seperti batang, akar dan daun.
memiliki pH netral jamur dan pengurai Peningkatan diameter batang tanaman tidak
bahan organik pada tanah akan berkembang terlepas dari peranan unsur hara yang diserap
dengan baik begitupun sebaliknya apabila oleh tanaman.
pH pada tanah <7 maka jamur dan pengurai Menurut Satria et. al (2015), unsur
bahan organik tidak akan berkembang nitrogen diperlukan untuk sintesis protein
dengan baik. Hal inilah yang menyebabkan dan bahan-bahan penting lainnya. Bila unsur
pemberian JAKABA tidak berpengaruh pada nitrogen terpenuhi maka pembentukan
diameter batang tanaman cabai merah. klorofil, sintesa protein, pembentukan sel-sel
Tidak berpengaruhnya pemberian JAKABA baru dapat dicapai sehingga mampu
pada diameter batang juga berkaitan dengan menambah diameter batang begitupula
kandungan unsur hara di dalam tanah yang sebaliknya apabila unsur nitrogen tidak
masih sangat rendah terutama unsur N, terpenuhi maka tidak mampu menambah
sehingga belum tersedianya kebutuhan unsur diameter batang.
hara yang diperlukan bagi pertumbuhan
diameter batang. Jumlah Cabang
Pertumbuhan tanaman sangat Berdasarkan hasil analisis ragam
dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara maka diketahui bahwa pemberian JAKABA
dalam tanah. Defisiensi unsur hara dapat tidak berpengaruh pada jumlah cabang
menyebabkan pertumbuhan tanaman tanaman cabai merah. Hal ini diduga karena
terganggu. Jika setiap unsur hara ini kurang rendahnya unsur hara N pada tanah.
satu atau terdapat dalam imbangan yang Menurut Andayani dan Sarido (2013),
tidak cukup, pertumbuhan secara normal ketersediaan unsur hara nitrogen yang
tidak akan terjadi (Aulia et. al, (2016). banyak dapat mempercepat pertumbuhan
Ketersediaan nitrogen yang cukup akan tanaman begitupun sebaliknya semakin
mampu mendorong pertumbuhan tanaman sedikit ketersediaan unsur hara nitrogen

134
Jurnal Daun, Vol. 10 No. 1, Juni 2023 : 125 - 131

menyebabkan terhambatnya pertumbuhan pembentukan batang termasuk percabangan


tanaman. Menurut Fitri et. al (2017), unsur dan perkembangan daun (Noyizan, 2002
N sangat penting untuk pertumbuhan dalam Riyadi dan Istiqomah, 2013).
vegetatif tanaman karena dapat merangsang
pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, Umur Berbunga Pertama
khususnya cabang. Berdasarkan hasil analisis ragam
Menurut Rina (2015), tanaman yang maka diketahui bahwa pemberian JAKABA
kekurangan unsur hara N akan menunjukkan tidak berpengaruh pada umur berbunga
gejala seperti pertumbuhan tanaman menjadi pertama tanaman cabai merah. Menurut
kerdil dan jumlah cabang sedikit. Nitrogen pernyataan Sahidj (2020), JAKABA
berperan dalam pertumbuhan vegetatif mengandung unsur K yang rendah. Unsur
tanaman, memberikan warna pada tanaman, Kalium berperan sebagai pengatur proses
panjang umur tanaman, penggunaan fisiologi tanaman seperti fotosintesis,
karbohidrat dan lainnya. Menurut akumulasi, translokasi, transportasi
Manullang et, al (2014), unsur hara N karbohidrat, membuka menutupnya stomata,
diperlukan untuk pembentukan klorofil yang atau mengatur distribusi air dalam jaringan
diperlukan dalam proses fotosintesis dan dan sel tanaman. Kekurangan K terlihat dari
memacu petumbuhan vegetatif tanaman. daun paling bawah yang kering atau ada
Menurut Simanjuntak et. al (2013), bercak hangus. Kekurangan unsur ini
unsur hara nitrogen yang optimal dapat menyebabkan daun seperti terbakar dan
meningkatkan pertumbuhan tanaman akhirnya gugur. Bunga mudah rontok dan
begitupun sebaliknya apabila unsur hara gugur. Tepi daun hangus, daun menggulung
nitrogen tidak dalam keadaan optimal ke bawah dan rentan terhadap serangan
(rendah) maka unsur hara ini dapat penyakit.
menghambat pertumbuhan tanaman. Menurut Maulana (2022), rontoknya
Kekurangan salah satu atau beberapa unsur bunga pada tanaman cabai merupakan
hara akan mengakibatkan pertumbuhan permasalahan yang sering kali terjadi.
tanaman tidak sebagaimana mestinya Ketika bunga tanaman rontok, hal ini perlu
(Sartini, 2021). Nitrogen dibutuhkan dalam menjadi perhatian khusus karena akan
jumlah besar pada setiap tahap pertumbuhan berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan
tanaman khususnya pada tahap pertumbuhan dan pembuahan cabai. Rontoknya daun pada
vegetatif seperti pembentukan tunas, tanaman cabai disebabkan oleh kurangnya

135
Jurnal Daun, Vol. 10 No. 1, Juni 2023 : 125 - 131

unsur K pada JAKABA. Selain itu, unsur N unsur hara lain yang dibutuhkan untuk
pada tanah sangat rendah yang pertumbuhan tanaman (Setiyadi, 2020).
mengakibatkan terganggunya atau pH tanah adalah suatu kondisi dimana
terhambatnya inisiasi bunga, kerontokan terdapat ikatan antara unsur atau senyawa
bunga dan terganggunya pembentukan biji yang ada di dalam tanah, tanah memiliki
pada beberapa tanaman saat periode beberapa nilah pH yang terdiri dari masam,
pembungaan. netral dan alkalis. Nilai pH yang netral
Hal lain yang menyebabkan tidak adalah 7, pada keadaan ini banyak unsur hara
berpengaruhnya umur berbunga pertama yang dapat larut dalam air sehingga dapat
yaitu pH tanah yang agak masam membuat mempengaruhi tingkat absorbsi unsur hara
kandungan Fe menjadi tinggi pada tanah. oleh tanaman, sedangkan pada tanah masam
Kekahatan hara yang disebabkan oleh reaksi (pH rendah <7, tanah didominasi dengan
tanah yang masam menurunkan kelarutan unsur Fe (Novia dan Fajriani, 2021). Selain
unsur-unsur hara. Misalnya unsur P dan K itu kandungan K pada JAKABA terbilang
terfiksasi oleh Fe menjadi tidak tersedia serta rendah.
perombakan bahan organik berlangsung Menurut Andayani dan Sarido (2013),
lambat, karena aktivitas mikroorganisme pada pembentukan buah hingga pemasakan
maksimum berlangsung pada pH yang netral buah tanaman cabai memerlukan unsur hara
(Kaderi, 2015). nitrogen, fosfor dan kalium yang lebih
banyak. Apabila unsur hara mencukupi
Umur Panen Pertama maka akan memberikan hasil yang baik,
Berdasarkan hasil analisis ragam sebaliknya jika ketersediaan unsur hara yang
maka diketahui bahwa pemberian JAKABA dibutuhkan kurang maka akan memberikan
tidak berpengaruh pada umur panen pertama hasil yang kurang. Nitrogen merupakan
tanaman cabai merah. Menurut Sahidj komponen utama penyusun protein, klorofil,
(2020), JAKABA memiliki kandungan P enzim, hormon dan vitamin. Kekurangan N
yang bagus untuk tanaman sedangkan pH umumnya terjadi pada tanah bertekstur pasir,
pada tanah agak masam. Meskipun tanah-tanah yang masam (pH rendah)
JAKABA mengandung unsur P yang bagus dimana aktivitas mikroorganisme tanah
untuk tanaman cabai merah jika tanah terlalu terganggu (Taufiq dan Sundari, 2012).
masam, tanaman tidak dapat menyerap P dan

136
Jurnal Daun, Vol. 10 No. 1, Juni 2023 : 125 - 131

Jumlah Buah per Tanaman Sampel terjadi pada tanah yang mempunyai pH
Berdasarkan hasil analisis ragam rendah dan tinggi unsur Fe.
maka diketahui bahwa pemberian JAKABA Selain itu unsur hara nitrogen juga
tidak berpengaruh pada jumlah buah per mempengaruhi jumlah buah pada tanaman
tanaman sampel tanaman cabai merah. Hal cabai merah. Unsur hara N merupakan unsur
ini diduga karena tidak seimbangnya unsur hara makro yang utama dibutuhkan tanaman
hara yang ada pada tanah terutama pH tanah dalam jumlah yang banyak, dimana unsur N
yang agak masam dan P yang sedang. merupakan unsur bagi pertumbuhan tanaman
Menurut Sinuraya et. al (2015), umumnya yaitu merangsang pertumbuhan tanaman,
unsur hara mudah diserap akar tanaman berfungsi menyusun asam amino, protein
dengan pH tanah yang netral, karena pada dan protoplasma (Hasibuan, 2006 dalam
pH tersebut kebanyakan unsur hara mudah Fahrudin, 2013). Efek kekurangan unsur N
larut dalam air. bagi tanaman yaitu, pertumbuhan kerdil,
Tanah lokasi penelitian memiliki pH warna daun menguning, produksi menurun,
5,84 sedangkan kandungan unsur P2O5 fase pertumbuhan terhenti dan menyebabkan
29,87 (mg/100g) yang menandakan kematian (Sartini, 2021).
kandungan P dalam keadaan yang optimal
(sedang). P sudah mencukupi kebutuhan Berat Buah Per Tanaman Sampel
unsur hara untuk tanaman cabai merah akan Berdasarkan hasil analisis ragam
tetapi dikarenakan nilai pH yang agak maka diketahui bahwa pemberian JAKABA
masam membuat unsur hara ini tidak mudah tidak berpengaruh pada berat buah per
diserap oleh tanaman (Sinuraya et. al, 2015). tanaman sampel tanaman cabai merah.
Menurut Habi et. al (2018), kemasaman pH Menurut Meylia dan Koesriharti (2018),
tanah sangat erat kaitannya dengan pada fase generatif tanaman memerlukan P
ketersediaan hara, terutama P. Pada berbagai dan K yang lebih dominan dibandingkan
tanah masam unsur P akan mengalami proses unsur N. Dimana, unsur hara P berperan
transformasi menjadi bentuk-bentuk Al-P dalam pembentukan buah sedangkan unsur
dan Fe-P. Bentuk-bentuk P tersebut relatif hara K berperan dalam kualitas buah yang
tidak larut dalam dalam tanah, dengan dihasilkan. Berat buah ditentukan oleh
demikian ketersediaan hara P dalam tanah banyaknya unsur hara yang diserap oleh
masam relatif rendah. Fiksasi P kebanyakan tanaman.

137
Jurnal Daun, Vol. 10 No. 1, Juni 2023 : 125 - 131

JAKABA mengandung unsur hara K yang KESIMPULAN DAN SARAN


rendah yang bisa menyebabkan fase Kesimpulan
generatif tanaman terhambat (Sahidj, 2020).
1. Tidak diketahui pengaruh pemberian
Unsur kalium adalah unsur hara makro yang
JAKABA pada semua variabel
sangat dibutuhkan tanaman untuk
pengamatan.
pertumbuhan dan memperbaiki kualitas buah
2. Tidak diketahui konsentrasi terbaik
pada tanaman. Gejala kekurangan unsur
pemberian JAKABA pada budidaya
hara kalium membuat buah tumbuh tidak
cabai merah di lahan podsolik.
sempurna, kecil, mutunya jelek, hasilnya
sedikit dan tidak tahan simpan. Kalium
Saran
merupakan salah satu sumber daya tanaman
Perlu adanya penelitian lanjutan untuk
terhadap kekeringan dan penyakit (Dinas
dapat mengetahui konsentrasi JAKABA
Pangan, Pertanian dan perikanan Kota
terbaik yang dapat meningkatkan
Pontianak 2018).
pertumbuhan dan hasil tanaman cabai
Selain itu, kandungan Ca (kalsium) pada
merah di lahan podsolik.
tanah terbilang sangat rendah. Unsur hara Ca
pada tanah podsolik memiliki kandungan Ca
1,166 atau sangat rendah (Balitra ,2018 dalam
Azai et. al, 2018). Menurut Yulita dan UCAPAN TERIMAKASIH
Tangkeallo (2019), kekurangan kalsium
Penelitian ini dibiayai oleh
menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
dan menurunnya kualitas buah. Menurut
Riset dan Teknologi melalui Program
Pratama (2021), busuk buah pada cabai ditandai
Kreativitas Mahasiswa (PKM) dengan
dengan munculnya bintik-bintik hitam kecil
melingkar pada kulit buah. Busuk buah biasanya nomor kontrak 231/LL11/KM/2022 tanggal
berkembang dalam kondisi kelembaban tinggi 12 Juli 2022, c.q. LLDIKTI Wilayah XI
ketika curah hujan terjadi setelah buah mulai Kalimantan serta Sekolah Tinggi Ilmu
matang. Menurut Agrios (1999) dalam Defitri PertanianoAmuntai.
(2017), penyakit tanaman di lapangan dapat
dikenali berdasarkan tanda dan gejala penyakit.
Tanda penyakit merupakan bagian
mikroorganisme pathogen yang dapat diamati
dengan mata yang biasa yang mencirikan jenis
penyebab penyakit tersebut.

138
Jurnal Daun, Vol. 10 No. 1, Juni 2023 : 125 - 131

DAFTAR PUSTAKA mays L.) di Lahan Podsolik.


Rawasains: Jurnal Sains STIPER
Amuntai. 8(1): 41-53.
Adiningsih, Y. 2008. Perubahan
Kandungan Nitrogen, Phospat dan Azhari, N. F., Muharam. dan Rahmi, H.
Kalium pada Penyimpanan Pupuk 2021. Pengaruh Pemberian
NPK. Jurnal Riset Teknologi Kombinasi Fermentasi Air Cucian
Industri. 2(4). Beras dan Limbah Cair Tahu pada
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Amaliyah. 2020. Respon Pertumbuhan dan
cabai rawit (Capsicum frutescens
Hasil Tanaman Cabai Rawit
L.) Varietas Pelita F1. Jurnal Ilmiah
(Capsicum frutescens L.) yang
Wahana Pendidikan. 7(3).
diberi Mikro Organisme Lokal
(MOL) Bonggol Pisang. Skripsi, Azisah, N. 2021. Jamur JAKABA. URL:
Universitas Islam Negeri Sultan https://cybex.pertanian.go.id.
Syarif Kasim Riau. Diakses pada tanggal 25 Januari
Andani, R., Rahmawati, M. dan Hayati, M. 2022.
2020. Pertumbuhan dan Hasil Badan Pusat Statistik Hulu Sungai Tengah.
Tanaman Cabai (Capsicum annuum 2021. Kecamatan Batang Alai Utara
L.) Akibat Perbedaan Jenis Media Dalam Angka 2021. URL:
Tanam dan Varietas Secara https://hulusungaitengahkab.bps.go.
Hidroponik Substrat. Jurnal Ilmiah id. Diakses pada tanggal 25 Januari
Mahasiswa Pertanian. 5(2). 2022.
Andayani dan Sarido, L. 2013. Uji Empat Defitri, D. 2017. Penyakit Busuk Buah
Jenis Pupuk Kandang terhadap Tanaman Kakao (Theobroma cacao
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman L.) serta Persentase Serangannya di
Cabai Keriting (Capsicum annum L.). Desa Betung Kecamatan Kumpeh
Jurnal Agrifor. XII(1). Ilir Kabupaten Muaro Jambi. Jurnal
Media Pertanian. 2(2).
Aulia, F. Susanti, H. dan Fikri, E. N. 2016.
Pengaruh Pemberian Pupuk Hayati Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan
dan Mikoriza terhadap Intensitas Kota Pontianak. 2018. Unsur Hara
Serangan Penyakit Layu Bakteri Kebutuhan Tanaman. URL:
(Ralstonia solanacearum), https://pertanian.pontianak.go.id.
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Diakses pada tanggal 15 Oktober
Tomat. Jurnal Zira’ah. 41(2): 250- 2022.
260.
Fahrudin dan Mahdiannoor. 2013. Respon
Awan, T. S. Himayana. dan Aini, N. 2018. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Pengaruh Pemberian Air Limbah Cabe Rawit terhadap Pemberian
Cucian Beras terhadap Pertumbuhan Beberapa Dosis Kotoran Ayam di
dan Hasil Tanaman Pakcoy Tanah Podsolik Merah Kuning.
(Brassica rapa var. chinesis). Rawasains: Jurnal Sains STIPER
Jurnal Produksi Tanaman. 6(6): Amuntai. 3(2): 46-52.
1180-1188. Fitri, R. Y. Ardian. dan Isnaini. 2017.
Azai, M., Hafizah, N. dan Mahdiannoor. Pemberian Vermikompos pada
2018. Aplikasi Berbagai Dosis dan Pertumbuhan Bibit Tanaman Kakao
Dua Jenis Guano pada Budidaya (Theobroma cacao L.). Jurnal JOM
Tabanaman Jagung Pakan (Zea FAPERTA. 4(1).

139
Jurnal Daun, Vol. 10 No. 1, Juni 2023 : 125 - 131

Habi, M. L. Nendissa, J. I. Marasabessy, D. Hasil Dua Varietas Kedelai (Glycine


dan Kalay, A. M. 2018. max L.) dengan Pemberian Pupuk
Ketersediaan Fosfat, Serapan Fosfat Hayati. Jurnal Zira’ah. 42(3).
dan Hasil Tanaman Jagung (Zea Manullang, G. S. Rahmi. A. dan Astuti. P.
mays L.) Akibat Pemberian Kompos 2014. Pengaruh Jenis dan
Granul Ela sagu dengan Pupuk
Konsentrasi Pupuk Organik Cair
Fosfat pada Inceptisols. Jurnal terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Agrologia. 7(1). Tanaman Sawi (Brassica juncea L.)
Hartatik, W., Husnain. dan Widowato, L. R. Varietas Tosaka. Jurnal Agrifor.
2015. Peranan Pupuk Organik XIII(1).
dalam Peningkatan Produktivitas Marewa, J. B. 2020. Pengaruh Pemberian
tanah dan Tanaman. Jurnal Air Cucian Beras terhadap Tanaman
Sumberdaya Lahan. 9(2). Terong. Jurnal Ilmiah Agrosaint.
Haryadi, I. 2019. Fungsi dan Gejala 11(2).
Kekurangan Unsur Hara pada Maulana. 2022. Bunga Cabai Rontok? 6 Hal
Tanaman Padi. URL:
Ini Bisa Menjadi Penyebabnya.
https://cybex.pertanian.go.id.
URL: https://www.kompas.com.
Diakses pada tanggal 06 Oktober Diakses pada tanggal 27 September
2022. 2022.
Ichwan, B., Novita, T., Eliyanti. dan Masita, Meylia, R. D dan Koesriharti. 2018.
E. 2021. Aplikasi Berbagai Jenis
Pengaruh Pemberian Pupuk Fosfor
Plant Growth Promoting dan Sumber Kalium yang Berbeda
Rhizobacteria (PGPR) dalam terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Meningkatkan Pertumbuhan dan Tanaman Tomat (Lycopersicon
Hasil Cabai Merah (Capsicum esculentum Mill.). Jurnal Produksi
annuum L.). Jurnal Media Pertanian. Tanaman. 6(8).
6(1).
Mukhlis. 2017. Unsur Hara Makro dan
Kaderi, H. 2015. Sidik Cepat Keracunan Mikro yang Dibutuhkan oleh
Unsur Fe, Mn dan Al pada Tanaman
Tanaman. URL:
di Lahan Rawa Sulfat Masam. URL: https://dtphp.luwuutarakab.go.id.
https://balittra.litbang.pertanian.go.i Diakses pada tanggal 30 September
d. Diakses pada tanggal 09 Oktober 2022.
2022.
Nazarudin, A., Mahdiannoor. dan
Laboratorium Kimia, Fisika dan Biologi
Zarmiyeni. 2019. Pertumbuhan dan
Tanah. 2022. Hasil Analisis Tanah.
Produksi Tanaman Mentimun
Universitas Lambung Mangkurat.
terhadap Pemberian Berbagai
Banjarbaru. Takaran Vermikompos pada Tanah
Madusari, S. 2016. Kajian Aplikasi Podsolik Merah Kuning.
Mikroorganisme Lokal Bonggol Rawasains: Jurnal Sains STIPER
Pisang dan Mikoriza pada Media Amuntai. 9(1): 26-42.
Tanam terhadap Karakter
Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit Nopsagiarti, T., Okalia, D. dan Marlina, G.
(Elaeis guineensis Jacq.). Jurnal 2020. Analisis C-Organik, Nitrogen
Citra Widya Edukasi. 8(1). dan C/N Tanah pada Lahan
Agrowisata Beken Jaya. Jurnal
Mahdiannoor, Istiqomah, N. dan Agrosains dan Teknologi. 5(1).
Syahbudin. 2017. Pertumbuhan dan

140
Jurnal Daun, Vol. 10 No. 1, Juni 2023 : 125 - 131

Novia, W dan Fajriani. 2021. Analisis Rawa Lebak. Rawasains: Jurnal


Perbandingan Kadar Keasaman Sains STIPER Amuntai. 3(2): 86-92.
(pH) Tanah Sawah Menggunakan Sahidj, A. J. 2020. Uji Laboratorium
Metode Kalorimeter dan Jakaba, Petani Harus Tahu
Elektrometer di Desa Matang Setui. Hasilnya. URL:
Jurnal Hadron. 3(1).
https://youtu.be/jKJBchlgcos.
Novriani. 2016. Pemanfaatan Daun Gamal Diakses pada tanggal 04 Februari
sebagai Pupuk Organik Cair (POC) 2022.
untuk Meningkatkan Pertumbuhan Sartini. 2021. Mengenal Pupuk Nitrogen
dan Produksi Tanaman Kubis dan Fungsinya Bagi Tanaman.
Bunga (Brassica oleracea L.) pada URL:
Tanah Podsolik. Jurnal Klorifil. https://balittra.litbang.pertanian.go.i
XI(1): 15-19. d. Diakses pada tanggal 25
Nurmahribi, W. 2021. Analisis Penentuan September 2022.
C-Organik Pada Sampel Tanah Satria, N. Wardati. dan Khoiri, M. A. 2015.
Th.20.77. Tugas Akhir, Universitas
Pengaruh Pemberian Kompos
Islam Indonesia Yogyakarta.
Tandan Kosong Kelapa Sawit dan
Patti, P. S. Kaya, E. dan Silahooy. C. 2013. Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan
Analisis Status Nitrogen Tanah Bibit Tanaman Gaharu (Aquilaria
dalam Kaitannya dengan Serapan N malaccencis). Jurnal JOM Faperta.
oleh Tanaman Padi Sawah di Desa 2(1).
Waimital, Kecamatan Kairatu, Setiyadi, Y. 2020. Pengertian pH Tanah dan
Kabupaten Seram Bagian Barat. Pengaruhnya Terhadap
Jurnal Agrologia. 2(1). Pertumbuhan Tanaman. URL:
Pratama, S. 2021. Mengenal Penyakit https://ensiklo.com. Diakses pada
Antraknosa pada tanaman Cabai, tanggal 27 September 2022.
Bikin Buah Busuk. URL: Simanjuntak, A. Lahay, R. R. dan Purba, E.
https://www.coteva.id. Diakses 2013. Respon Pertumbuhan dan
pada tanggal 25 Oktober 2022.
Produksi Bawang Merah (Allium
Ramince. dan Zubaidan, S. 2015. ascalonicum L.) terhadap
Peningkatan Pertumbuhan dan Hasil Pemberian Pupuk Npk dan
Cabai Besar (Capsicum annum L.) Kompos Kulit Buah Kopi. Jurnal
Melalui Pemberian Kompos Tandan Online Agroekoteknologi. 1(3).
Kosong Kelapa sawit dan Pupuk
Sinuraya, M. A. Barus. A. dan Hasanah, Y.
hayati pada Tanah Podsolik. Jurnal
2015. Respons Pertumbuhan dan
AGRI FEAT. 16(1): 20-27.
Produksi Kedelai (Glycine max L.)
Rina. D. 2015. Manfaat Unsur N, P dan K terhadap Konsentrasi dan Cara
Bagi Tanaman. URL: https:// Pemberian Pupuk Organik Cair.
http://kaltim.litbang.pertanian.go.id Jurnal Agroekoteknologi. 4(1).
. Diakses pada tanggal 25 September Siregar, E. 2017. Analisa Kadar C-Organik
2022. dan Perbandingan C/N Tanah di
Riyadi, A dan Istiqomah, N. 2013. Lahan Tambak Kelurahan Sicanang
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kecamatan Medan Belawan. Jurnal
Kacang Tanah terhadap Pemberian Warta Edisi : 53.
Air Cucian Beras Coklat di Lahan

141
Jurnal Daun, Vol. 10 No. 1, Juni 2023 : 125 - 131

Subaedah. 2019. Pengaruh pH Tanah


tehadap Pertumbuhan Tanaman di
Kecamatan Ringinarum. URL:
https://cybex.pertanian.go.id.
Diakses pada tanggal 13 Oktober
2022.
Susanti, D. dan Rusnandi, E. 2016. Simulasi
Aplikatif Pembuatan Pupuk Organik Cair
dan Kompos pada BPLH Majalengka.
URL:

142

Anda mungkin juga menyukai