Pedoman Umum Pengembangan Anak Usia Dini
Pedoman Umum Pengembangan Anak Usia Dini
2
BAB I. PENDAHULUAN
3
A. Latar Belakang (1)
4
A. Latar Belakang (2)
7
D. Landasan Hukum
8
LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN
Pencermatan referensi peraturan perundang-undangan
yang terkait; Hasil Studi Kebijakan Pengembangan Anak Usia
Dini Holistik-integratif; Strategi Nasional Pengembangan
Anak Usia Dini Holistik-integratif; Pedoman/Panduan dari K/L
terkait.
Konsultasi dengan K/L penanggung jawab pengembangan
anak usia dini.
Pencermatan hasil kunjungan lapangan di beberapa
provinsi dan hasil studi banding di Philipina.
Penyusunan draft Pedoman Umum Pengembangan Anak
Usia Dini di bidang Kesehatan dan Gizi, Pendidikan serta
Pengasuhan dan Perlindungan.
Pematangan draft Pedoman umum melalui lokakarya
Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif.
Finalisasi Pedoman Umum Pengembangan Anak Usia Dini
Holistik-Integratif.
9
BAB II. PENGERTIAN, TUJUAN, SASARAN DAN POKOK-
POKOK PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK-
INTEGRATIF
10
A. Pengertian
11
B. Tujuan dan Sasaran
Tujuan
Agar seluruh kebutuhan esensial anak usia dini
dapat terpenuhi, sehingga anak dapat tumbuh
kembang secara optimal sesuai dengan tahap
perkembangan dan usianya.
Sasaran
Sasaran langsung: anak usia dini sejak janin dalam
kandungan sampai dengan usia 6 tahun.
Sasaran tidak langsung: orang tua, keluarga, kader, tenaga
kesehatan dan gizi, pendidik, pengasuh, masyarakat,
organisasi sosial masyarakat, para pengambil kebijakan,
berbagai provider dan stakeholder lainnya yang relevan
dengan terpenuhinya kebutuhan esensial anak usia dini.
12
C. POKOK-POKOK YANG MENDASARI (1)
14
Gambar 12. Perkembangan Otak Manusia: Pembentukan
Sinaps-Sinaps
Bahasa
Sensing
Pathways Fungsi
(penglihatan, pendengaran) Kognitif lebih tinggi
-6 -3 0 3 6 9 1 4 8 12 16
Kehamilan
Bulan Tahun
Usia
18
C. POKOK-POKOK YANG MENDASARI (4)
4. Manfaat dan Pendekatan:
Manfaat
Berbagai evaluasi ilmiah menunjukkan bahwa pelayanan
anak usia dini memberikan manfaat yang positif. Hasil studi
mengungkapkan bahwa investasi yang diberikan pada
kelompok penduduk yang berusia dini akan memberikan
hasil berlipat ganda di kemudian hari.
Pendekatan
Mengingat anak merupakan suatu totalitas yang utuh, maka
pengembangannya harus dilakukan secara holistik (utuh
dan menyeluruh) dan tidak tersekat-sekat oleh ego
sektoral.
19
BAB III. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI, JENIS
PELAYANAN, SERTA INDIKATOR CAPAIAN
20
A. Arah Kebijakan
21
B. Strategi (1)
23
C. Kebutuhan Esensial & Jenis Pelayanan Anak Usia Dini
24
D.KEGIATAN PENDUKUNG
1. Peningkatan kemampuan SDM pengembangan
anak usia dini.
2. Peningkatan Pemahaman masyarakat
3. Peningkatan pemahaman dan kemampuan
lembaga penyelenggara pelayanan
4. Peningkatan peran dan kemitraan dengan dunia
usaha yang mempekerjakan ibu/bapak anak usia
dini.
5. Peningkatan peran dan kemitraaan dengan
media masa
6. Peningkatan Manajemen Kelembagaan dan
Program Instansi Pemerintah.
25
E. INDIKATOR CAPAIAN (1)
1. Pelayanan untuk janin dalam kandungan sampai
bayi lahir:
a. Status gizi ibu dan cakupan gizi mikro terutama zat
besi.
b. Cakupan K-4 dan cakupan penyuluhan Ibu hamil.
c. Cakupan imunisasi ibu hamil.
d. Persentase pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan.
2. Pelayanan bayi usia 0-28 hari
a. Cakupan menyusu dini.
b. Cakupan ASI eksklusif.
c. Status gizi ibu dan cakupan gizi mikro.
d. Kunjungan Neonatal.
e. Cakupan Imunisasi.
f. Cakupan anak yang memperoleh stimulasi.
g. Presentase bayi yang memiliki akte kelahiran.
26
E. INDIKATOR CAPAIAN (2)
3. Pelayanan Bayi Usia 1-24 bulan
a. Cakupan ASI eksklusif
b. Persentase bayi usia 6-24 bulan yang mendapat ASI
c. Cakupan MP-ASI untuk keluarga miskin
d. Status gizi balita
e. Cakupan vitamin A
f. SKDN
g. Cakupan anak yang memperoleh stimulasi
h. Cakupan ibu/keluarga yang mendapat penyuluhan
i. Cakupan DDTK
j. Cakupan imunisasi
k. Persentase balita sakit yang dilayani
l. Presentase balita gizi buruk yang dirawat
m. Cakupan keluarga yang mengakses air bersih dan
sanitasi yang layak.
n. Cakupan keluarga yang menggunakan kelambu (khusus
daerah endemik malaria).
27
E. INDIKATOR CAPAIAN (3)
4. Pelayanan Anak Usia 2-6 tahun:
a. Status gizi balita
b. Cakupan vitamin A
c. SKDN
d. Cakupan anak yang memperoleh stimulasi
e. Cakupan keluarga yang mendapat penyuluhan
f. Cakupan DDTK
g. Cakupan Imunisasi
h. Persentase balita sakit yang dilayani
i. Presentase balita gizi buruk yang dirawat
j. Cakupan keluarga yang mengakses air bersih dan
jamban
k. Cakupan keluarga yang menggunakan kelambu di
daerah endemik malaria
l. Ketersediaan sanitasi dasar di satuan pelayanan.
m. Angka partisipasi pendidikan anak usia dini.
28
E. INDIKATOR CAPAIAN (4)
5. Pelayanan Pengasuhan dan Perlindungan
a. Cakupan keluarga yang mendapat penyuluhan
b. Cakupan keluarga miskin yang mendapat bantuan
(program PKH)
c. Cakupan anak usia dini yang dilayani di TPA dan KB
d. Cakupan balita terlantar yang dilayani di PSAB
e. Cakupan anak usia dini berkebutuhan khusus di
lembaga pengesuhan dan perlindungan.
29
E. INDIKATOR CAPAIAN (5)
6. Pelayanan untuk Ibu:
a. Ibu hamil sehat, yang diindikasikan dari status gizi ibu
dan cakupan gizi mikro yang diberikan.
b. Cakupan imunisasi ibu hamil
c. Cakupan penyuluhan bagi ibu hamil
d. Ibu bersalin normal, memperoleh pelayanan PONED
atau PONEK, dapat melakukan inisiasi dini, dengan
indikasi presentase pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan.
e. Ibu nifas sehat, menyusui secara benar, memanfaatkan
KMS dan KIA
f. Ibu menyusui sehat, menyusui eksklusif.
7. Pelayanan untuk keluarga
a. Cakupan keluarga yang mendapat penyuluhan.
b. Cakupan keluarga miskin yang mendapat PKH.
30
E. INDIKATOR CAPAIAN (6)
8. Pelayanan untuk Remaja & Calon Pengantin
a. Cakupan remaja yang memperoleh penyuluhan.
b. Cakupan calon pengantin yang memperoleh layanan
konseling dan penyuluhan.
9. Peningkatan kemampuan SDM
10.Peningkatan Pemahaman Masyarakat
11.Peningkatan pemahaman dan kemampuan lembaga
penyelenggara dan pelayanan
12.Peningkatan peran dan kemitraan dengan dunia usaha
13.Peningkatan peran dan kemitraan dengan media masa
14.Peningkatan manajemen kelembagaan dan program
instansi/jajaran pemerintah.
31
BAB IV. PENYELENGGARAAN PELAYANAN
PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK-
INTEGRATIF
32
A. PRINSIP-PRINSIP PENYELENGGARAAN PELAYANAN PENGEMBANGAN
ANAK USIA DINI HOLISTIK-INTEGRATIF
33
B. KELEMBAGAAN (1)
34
B. KELEMBAGAAN (2)
2. Lembaga Penyelenggara:
a. Posyandu
b. Bina Keluarga Balita
c. Pos PAUD/Taman Posyandu
d. Kelompok Bermain
e. Taman Penitipan Anak
f. Taman Kanak-Kanak
g. Raudatul Athfal
h. Bustanul Athfal
i. Taman Pendidikan Alqur’an/Taman Kanak-Kanak Al-
Qur’an, Bina Iman Anak, Sekolah Minggu
j. Satuan layanan anak usia dini lainnya yang sejenis
35
C. TIPOLOGI/BENTUK PELAYANAN
37
TIPE PELAYANAN LENGKAP TERINTEGRASI (1)
2 Layanan
Bermain sambil
Belajar dan Asuhan
(Kelompok
Bermain) 3
Layanan
Asuhan dan
Perlindungan
4 (TPA/sejenis)
38
TIPE PELAYANAN LENGKAP TERINTEGRASI (2)
Pengertian:
penyelenggaraan pelayanan pengembangan
anak usia dini dengan jenis pelayanan yang
lengkap dan utuh mencakup pemenuhan
kebutuhan pelayanan kesehatan, gizi,
pendidikan, pengasuhan serta perlindungan
yang dilaksanakan secara terintegrasi oleh
berbagai pihak penyelenggara, di berbagai
lokasi.
39
TIPE PELAYANAN LENGKAP TERINTEGRASI SATU ATAP (1)
Layanan
Bermain sambil
Belajar dan Asuhan
(3 - 4 tahun)
Layanan
Layanan
Kesehatan dan
Pendidikan Pra-
Gizi
sekolah
(<1 - 6 tahun)
(5 – 6 tahun)
MANAJEMEN/
KOORDINATOR
Layanan
Pendidikan
Agama
(3 – 6 tahun)
Layanan
Konsultasi dan
Bimbingan Layanan
Keluarga Asuhan dan
Perlindungan
(3 bulan–
6 tahun)
40
TIPE PELAYANAN LENGKAP TERINTEGRASI SATU ATAP (2)
Pengertian:
penyelenggaraan pelayanan
pengembangan anak usia dini dengan jenis
layanan yang lengkap dan utuh mencakup
pemenuhan kebutuhan pelayanan
kesehatan, gizi, pendidikan, pengasuhan,
serta perlindungan yang dilaksanakan oleh
satu atau beberapa lembaga
penyelenggara di satu lokasi
41
D. SUMBER DAYA (1)
42
D. SUMBER DAYA (2)
2. Sumber Dana:
Pendanaan untuk pelayanan pengembangan anak
usia dini holistik-integratif berasal dari:
a. UPT Pemerintah Pusat, sumber dana dari APBN.
b. UPT Pemerintah Daerah, sumber dana dari APBD,
dana non reguler (sesuai peruntukan) dari
sumber APBN dan donasi/kemitraan.
c. Lembaga Penyelenggara milik masyarakat,
sumber dana dari Lembaga yang bersangkutan,
orangtua, dan dapat saja dari bantuan APBN,
APBD, APB Desa, atau donatur.
43
SARANA DAN PRASARANA
PRASARANA
Bangunan tempat pelayanan, sesuai dengan fungsi setiap jenis
pelayanan, ruang rawat, ruang periksa, kamar tidur, sesuai standar
minimum masing-masing pelayanan
Lahan bermain (play-ground)
Taman bermain
Perpustakaan
SARANA
Sarana bermain seperti APE, alat bermain di dalam dan luar ruangan
Sarana belajar seperti kurikulum, buku, materi bahan ajar, KKA,
peralatan, furnitur,
Sarana kesehatan seperti anhopometer kit, buku KIA, DDTK, KMS,
Sarana pembekalan kesehatan seperti vaksin, obat, suplementasi
gizi mikro.
44
BAB V. MEKANISME KOORDINASI PERENCANAAN,
PELAKSANAAN MONITORING DAN EVALUASI
45
B. MEKANISME KOORDINASI MONITORING DAN
EVALUASI
Mengatur mekanisme koordinasi monitoring dan
evaluasi dari tingkat pusat dan daerah dan tingkat
penyelenggara layanan.
C. MEKANISME PELAPORAN
Mengatur mekanisme pelaporan dari tingkat
lembaga penyelenggara hingga tingkat pusat.
D. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Mengatur tujuan, sasaran, dan ruang lingkup
pembinaan dan pengawasan yang dilakukan.
46
E. PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN
Lembaga Sosial
Desa/Kelurahan Masyarakat Kemasyarakatan
Lembaga
Dunia usaha Media Massa
Penyelenggara
47
BAB VI. LANGKAH IMPLEMENTASI PEDUM PAUD
A. Sosialisasi
B. Konsolidasi dan Pengaturan Pelaksanaan
C. Penyelenggaraan Kegiatan
D. Pembinaan, Pengawasan, Pemantauan,
dan Evaluasi
48
VII. PENUTUP
Pembangunan SDM memiliki peran yang sangat penting
dalam mencapai kemajuan dan kemakmuran suatu bangsa.
Agar semua kebutuhan esensial anak dapat dipenuhi,
maka diperlukan pendekatan holistik-integratif dalam
pengembangan anak usia dini.
Penyelenggaraan pelayanan anak usia dini dapat memilih
bentuk/ tipologi pelayanan Lengkap dan Terintegrasi atau
Pelayanan Lengkap dan Terintegrasi Satu Atap.
Mengingat penyelenggaraan pengembangan anak usia
dini dilaksanakan oleh berbagai pihak, maka diperlukan
kejelasan peran keluarga, pemerintah, masyarakat,
lembaga sosial kemasyarakatan, dunia usaha, media massa,
dan lembaga penyelenggara.
49
TERIMA KASIH
50