Anda di halaman 1dari 142
KOMUNIKASI GRAFIS Dilengkapi Panduan Teknis Desain Layout dengan Aplikasi Software Grafis InDesign b+ | Jokhanan Kristiyono, S.T., M.Med.Kom. KOMUNIKASI GRAFIS eM ecm aS Deena ce ace Semele ein srn Sank! Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undeng Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, sebagaimana yang telah ciatur dan diubah dari Undang:-Undang Nomar 19 Tahun 2002, behwe Kutipan Pasal 113 (2). Setian Orang yang cengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf | untuk Penggunaan Secara Komersial cipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (saiu) tahun dar/ atau pidara denda paling banyak Rp100.000.005,(seralus ja rupiah. (2) Setiag Orang yang dongon tanpa nak can/atau tanpa iz Pencipta atau pemagan Hak Cipta| meiakuken pelanggaran hak ekonom) Penciota sebagaimena dimaksud dalam Pacal 9 eyat GQ) hurut ¢, hurt, huruff, dan/atou huruf h untuk Penggunaan Secara Komersal sipidana Gengan pian penjera paling lema 3 (Nea) tahun danvatau picara denda paling banyak R500.000.000, © Gambar 1.12. Contoh Bentuk (Form) C. Warna (MR K OMUNIKASI GRAFIS TRAST Gambar 1.14. Contoh Gambar Kontras e, Tekstur Bi i Pengenalan Komurikasi Gratis = Tekstur visual: adalah tekstur ilusi yang memberikan im- presi yang sederhana dari tekstur nyata. Tekstur adalah nilai raba dari suatu permukaan. Secara fisik terdiri dari tekstur halus dan kasar, dengan kesan pantul meng- kilat dan kusam. Dari efek tampilan, terdiri dari tekstur nyata dan semu. Gambar 1.15. Contoh Gambar Tekstur f. Ruang (Space) Space atau ruang merupakan jarak antara suatu bentuk dengan bentuk yang lainnya, ruang merupakan unsur yang da- pat dihadirkan dengan adanya bidang. Pembagian bidang atau jarak antar objek berunsur titik, garis, bidang, dan warna. Ru- ang lebih mengarah pada perwujudan tiga dimensi sehingga dapat menimbulkan efek nyata atau semu. la tidak dapat dira- ba, tetapi dapat dipahami. a " (MR KOMUNIKASI GRAFIS typeface font - Bi i Pengenalan Komurikasi Gratis 1.3. PRINSIP DASAR KOMUNIKASI GRAFIS Dalam menghasilkan sebuah karya komunikasi grafis, maka unsur utama dalam pembuatan karya komunikasi grafis adalah sesuai tujuannya yaitu memberikan sebuah informasi atau pesan kepada seseorang atau publik. Untuk itu perlu di- ketahui prinsip-prinsip dasar dari komunikasi gtrafis, yaitu: = Kesederhanaan atau proporsional (proportion): dilakukan demi kepentingan dan kemudahan pembaca memahanmi isi pesan yang disampaikan. Desainer grafis sering menyebut prinsip ini sebagai KISS (Keep It Simple Stupid) « — Keseimbangan (balance): Adalah keadaan atau kesamaan antara kekuatan yang saling berhadapan dan menimbulkan. adanya kesan seimbang secara visual = Kesatuan (unity): adalah kohesi, konsistensi, ketunggalan atau keutuhan, yang merupakan isi pokok dari komposisi. = Penekanan (emphasis): dimaksudkan untuk menarik per- hatian pembaca, sehingga ia mau melihat dan membaca bagian desain yang dimaksud. = Repetisi (rhythm): Merupakan pengulangan unsur-unsur pendukung karya seni. Gambar 1.18. Prinsip Komunikasi Grafis (MR KOMUNIKASI GRAFIS 1.4. PERBEDAAN GRAFIS VEKTOR DENGAN GRAFIS BITMAP resolution independent. software. Resolution Dependent. Vectors Vectors are based on mathematical formulas andean be saed ramcey wiro..any 05s (quay. Everyline and shape as avaue that ‘Changes when ne mage expand Bitma| syn a seresof square Docs Caled an grid The quay ofthe mages 5 onthe mount of poss per sauare neh Themore ous, te beter the Gua. Bi i Pengenalan Komurikasi Gratis KESIMPULAN Pada bab ini merupakan awal pengenalan komunikasi grafis, mahasiswa dijelaskan secara detail dan mendasar me- ngenai komunikasi grafis mengenai sejarah dan perkembang- annya, definisi dan elemen, prinsip dasar hingga mengenal secara dasar format hasil aplikasi pengolah komunikasi grafis. :TUGAS DAN AKTIVITAS jSetelah_mengenal secara mendasar mengenai Komunikasi} | Gratis, maka dalam bab awal ini dapat dilakukan kegiatan | | aktivitas berupa tugas personal sebagai berikut: '* Siapkan Buku gambar A4, Alat Gambar (Pensil, Pengha- : pus, Alat Warna) Buat Karya Komunikasi Grafis berupa sketsa visual de- ngan menggunakan elemen-elemen grafis (garis, bentuk, warna, text, teksture, dan lainnya dengan Topik: “Ekspresi Kondisi Hari Ini” DAFTAR PUSTAKA Jessica Helfand. 2001. Screen: Essays on Graphic Design, New Media, and Visual Culture. Princeton Architectural Press, New York. Everett M. Rogers. 1985. Communication Technology The New Media in Society. Macmillan.inc. New York. Rahmat Supriyono. 2010. Desain Komunikasi Visual. Andi Offset. Yogyakarta. Non Buku http://www.berdikarionline.com/kalau-saya-seorang-belan- da-als-ik-eens-nederlander-was/#ixzz3mjDaaz9h. wow.haikudeck.com, a a BAB 2 = PEMAKNAAN VISUAL (SEMIOTIKA) 2.1 PEMAKNAAN VISUAL (SEMIOTIKA DASAR) 2.2.1 Pengertian Semiotika menurut Berger (2000) memiliki dua tokoh, yaitu Ferdinand de Saussure (1857- 1913) dan Charles Sander Pierce (1839-1914). Ke- duanya mengembangkan ilmu semiotika secara terpisah dan tidak mengenal satu sama lain. Saussure tinggal di Eropa dan Pierce di Amerika Serikat. Latar belakang Saussure adalah lingu- istik, dan Pierce adalah filsafat. Ilmu yang dikembangkan Saussure disebut semilogi (semiology), yang didasari oleh per- buatan dan tingkah laku manusia membawa makna atau selama berfungsi sebagi tanda, di belakangnya harus ada sistem pembedaan dan konvensi yang memungkinkan makna itu. Di mana ada tanda, di sana ada sistem. (MR K OMUNIKASI GRAFIS Dilengkapi Panduan Teknis Desain Layout dengan Aplikasi Software Grafis InDesign Adapun Pierce menyebutkan ilmu yang dikembangkannya adalah semiotika (semiotics), bagi Pierce yang ahli filsafat dan logika penalaran manusia senantiasa dilakukan lewat tanda. Dalam pikirannya, logika sama dengan semiotika dan semioti- ka dapat diterapkan pada segala macam tanda (Berger, 2000: 11-22). SEMIOTIKA dibagi menjadi tiga bagian, yakni: 4. Semantik, berkenaan dengan makna dan konsep. 2. Pragmatik, berkenaan dengan teknis dan praktis. 3. Sintaktik, berkenaan dengan keterpaduan dan keseragam- an. Semantik berasal dari kata Semanien dalam bahasa Yuna- ni (berarti, bermaksud, dan meneliti). Dalam komunikasi visu- al, kata ini dapat dipahami sebagai meneliti dan menganalisis makna dalam visual tertentu. “visualisasi sebuah image merupakan simbol dari suatu makna.” Dari segi makna, ada dua aspek dalam visual image: 1. Aspek universal, bahwa suatu tanda atau simbol itu bisa diterima oleh setiap orang secara luas. 2. Pada lingkup tertentu, bahwa suatu tanda atau simbol itu hanya bisa dipahami dalam konteks kebudayaan tertentu. Semantik simbolik, suatu simbolisasi yang memiliki makna atau pesan tertentu, lihat Gambar 2.1 dan 2.2. Oleh karena itu, biasanya bekerja dengan dua kemungkinan: = Denotatif, leksikal, makna yang sesungguhnya, kongkret, je- las, tersurat. = Konotatif, bermakna struktural, bersifat tambahan, abstrak, tersirat. m4 a Ri Pemaknaan Visual Semiotika) Gambar 2.1. Contoh Gambar Makna Semantik Simbolik Matahari dan Awan Tabel 2.1. Contoh Makna Semantik Konotatitf dan Denotatif Sedih, duka, putih, ringan Panas, Api Batuan di pinggir pantai_Tegar, keras aman, reuse Kedamaian, cinta kasih, roh kudus _SEMUT _ Serangga Kambing berbulu hitam Orang yang disalahkan BUAYA Binatang melata Buaya darat, lelaki playboy 25 (MR KOMUNIKASI GRAFIS coe Merpati Putih Batu Karang, Gambar 2.2. Contoh Gambar Makna Semantik Simbolik Batu Karang dan Merpati Putih Pemaknaan ini dapat dibagi menjadi: 1. First order communication event, - sanya berasal dari ala. 2. Second order communication event, adalah representasi simbolik dan interpretasi kita. Semantik juga mengenal istilah asosiasi dan sinestesia; Asosiasi adalah perubahan makna yang terjadi karena per- Sinestesia adalah perubahan makna akibat pertukaran antara dua indera yang berlainan. 26 a Ri Pemaknaan Visual (Semiotike) Beberapa konsep penyampaian visual: 1. Semantik metafora/metamorfosis/transformasi. 2. Semantik kontradiksi 3. Semantik kombinasi. Pragmatik, hubungan fungsional yang berkenaan dengan teknis dan praktis, material atau bahan yang digunakan, serta efisiensi yang menyangkut ukuran bahan, warna yang diguna- kan, maupun teknik produksi. Beberapa pertimbangan yang dipikirkan: = Kegunaan = Kemudahan = Keamanan = Kenyamanan Sintatik, berarti mengatur, mendisiplinkan. Dalam komuni- kasi grafis, sering disebut juga dengan konsistensi atau benang merah. Kajian Ilmiah Semiotika Semiotika binatang (zoomsemiotic) Tanda-tanda bauan (olfactory signs) Komunikasi rabaan (tactile communication) Kode-kode cecapan (code of taste) Paralinguistik (paralinguistics) Semiotika medis (medical semiotics) Kinesik dan proksemik (kinesics and proxemics) Kode-kode musik (musical codes) Bahasa-bahasa yang diformalkan (formalized languages) 10. Bahasa tertulis, alfabet tidak dikenal, kode rahasia (written languages,unknown alphabets, secret codes) 11. Bahasa alam (natural languages) 72. Komunikasi Visual (visual communication) 13. Sistem objek (system of objects) 14. Struktur alur (plot structure) 15. Teori teks (text theory) peEnganrwna (MR K OMUNIKASI GRAFIS Dilengkapi Panduan Teknis Desain Layout dengan Aplikasi Software Grafis InDesign 16. Kode-kode budaya (culture codes) 17. Teks estetik (aesthetic texts) 18. Komunikasi Massa (mass comunication) 19. Retorika (rhetoric) 2.2. UnsurUnsur Simbol atau Tanda dan Pemaknaan Semiotika adalah ilmu mempelajari tanda (sign), berfung- sinya tanda dan produksi makna. Tanda adalah sesuatu yang bagi seseorang berarti sesuatu yang lain. Tanda tidak terbatas pada benda, ada dan tidak adanya peristiwa, struktur yang di- temukan dalam sesuatu, kebiasaan, semua itu dapat disebut tanda. Sebuah bendera, isyarat tangan, kata, keheningan, ke- biasaan makan, mode, gerakan, letrak bintang, sikap, rambut memutih, bentuk, dan sebagainya itu dapat disebut tanda. Teori semiotik oleh Ferdinand De Saussure (18571913). Da- lam teori ini semiotik dibagi menjadi dua bagian (dikotomi) yaitu penanda (signifier) dan pertanda (signified). Penanda di- linat sebagai bentuk/wujud fisik dapat dikenal melalui wujud karya arsitektur, sedang pertanda dilihat sebagai makna yang terungkap melalui konsep, fungsi dan/atau nilai-nlai yang ter- kandung di dalam karya arsitektur. Eksistensi semiotika Saussure adalah relasi antara pe- nanda dan petanda berdasarkan konvensi, biasa disebut de- ngan signifikasi. Semiotika signifikasi adalah sistem tanda yang mempelajari relasi elemen tanda dalam sebuah sistem berda- sarkan aturan atau konvensi tertentu. Kesepakatan sosial di- perlukan untuk dapat memaknai tanda tersebut. Menurut Sa- ussure, tanda terdiri dari: Bunyibunyian dan gambar, disebut signifier atau penanda, dan konsep-konsep dari buny-bunyian dan gambar, disebut signified. Dalam berkomunikasi, seseorang menggunakan tanda un- tuk mengirim makna tentang objek dan orang lain akan meng- interpretasikan tanda tersebut. Objek bagi Saussure disebut “referent”. Hampir serupa dengan Peirce yang mengistilahkan 8 a Ri Pemaknaan Visual (Semiotike) interpretant untuk signified dan object untuk signifier, beda- nya Saussure memaknai “objek” sebagai referent dan menye- butkannya sebagai unsur tambahan dalam proses penandaan. Contoh: ketika orang menyebut kata “anjing” (signifier) dengan nada mengumpat, maka hal tersebut merupakan tanda kesial- an (signified). Begitulah, menurut Saussure, “Signifier dan sig- nified merupakan kesatuan, tak dapat dipisahkan, seperti dua sisi dari sehelai kertas” (Sobur, 2006). Saussure mengembangkan bahasa sebagai suatu sistim tanda. Semiotik dikenal sebagai disiplin yang mengkaji tanda, proses menanda dan proses menandai. Bahasa adalah sebu- ah jenis tanda tertentu. Dengan demikian, dapat dipahami jika ada hubungan antara linguistik dan semiotik. Saussure meng- gunakan kata “semiologi” yang mempunyai pengertian sama dengan semiotika pada aliran Pierce. Kata semiotics memiliki rival utama, kata semiology. Kedua kata ini kemudian diguna- kan untuk mengidentifikasikan adanya dua tradisi dari semio- tik, Tradisi linguistik menunjukkan tradisi-tradisi yang berhu- bungan dengan namanama Saussure sampai Hjelmslev dan Barthes yang menggunakan istilah semiologi. Adapun yang menggunakan teori umum tentang tanda-tanda dalam tradisi yang dikaitkan dengan nama-nama Pierce dan Morris menggu- nakan istilah semiotics. Ahli-ahli semiotika dari aliran Saussu- re menggunakan istilah-istilah pinjaman dari linguistik. Pada era sesudah Saussure, teori linguistik yang paling ba- nyak menandai studi semiotik adalah teori Hjelmslev, seorang strukturalist Denmark. Pengaruh itu tampak terutama dalam “semiologi komunikasi”. Teori ini merupakan pendekatan kaum semiotika yang hanya memperhatikan tanda-tanda yang disertai maksud (signal) yang digunakan dengan sadar oleh mereka yang mengirimkannya (si pengirim) dan mereka yang menerimanya (si penerima). Para ahli semiotika ini tidak ber- pegang pada makna primer (denotasi) tanda yang disampai- a 29 (MR K OMUNIKASI GRAFIS kan, melainkan berusaha untuk mendapatkan makna sekunder (konotasi). Menurut Saussure, tanda mempunyai dua entitas, yaitu ( . thought of reference). Tanda menurut Saussure adalah kombinasi dari sebuah konsep dan sebuah sound-image yang tidak dapat dipisahkan. dan adalah arbitrary (mana suka). Tidak ada hubungan logis yang pasti di antara keduanya, yang mana membuat teks atau tanda menjadi menarik dan juga problematik pada saat yang bersamaan (Berger, 2000). Menurut Pierce kata “semiotika”, kata yang sudah diguna- bert, merupakan sinonim kata logika. Logika harus mempela- jari bagaimana orang bernalar. Penalaran, menurut hipatesis Pierce yang mendasar dilakukan melalui tanda-tanda. Tanda- tanda memungkinkan manusia berpikir, berhubungan dengan orang lain dan memberi makna pada apa yang ditampilkan oleh alam semesta. Dalam wawasan Pierce, tanda (sign) terdiri atas ikon (icon), indeks (index), dan simbol (symbol) butir-butir tersebut oleh Pierce digambarkan sebagai berikut (Alex Sobur, 2003, him. 158): TANDA <_< Gambar 2.3 Hubungan Ikon, Indeks, dan Simbol 30 a Ri Pemaknaan Visual (Semiotike) Pada dasarnya ikon merupakan tanda yang bisa meng- gambarkan ciri utama sesuatu meskipun sesuatu yang lazim disebut objek acuan tersebut tidak hadir. Misalnya Gambar botol berisi cairan hitam adalah ikon dari botol produk Kecap Sedap. Indeks adalah tanda yang hadir secara asosiatif akibat terdapatnya hubungan ciri acuan yang bersifat tetap. Misalnya kata botol Kecap Sedap yang disajikan dalam keadaan pekat memiliki indeks botol yang kental. Adapun simbol dalam pan- dangan Pierce adalah istilah sehari-hari yang lazim disebut kata (word), nama (name), dan label (label). Untuk mengetahui lebih jelas tentang perbedaan ikon indeks dari simbol dapat diketahui melalui tabel berikut: Tabel 2.2. Perbedaan Tanda, Ikon, Indeks, dan Simbol TANDA IKON INDEKS SIMBOL Ditandai_| Persamaan Hubungan sebab akibat | Konvensi kata- Dengan | (kesamaan) Contoh: asap/api, kata isyarat Contoh | gambargambar, | gejala/penyakit, bercak | harus dipelajari patung-patung, | merah campak dapat tokoh besar__| diperkirakan Menurut Pierce, sebuah analisis tentang esensi tanda mengarah pada pembuktian bahwa setiap tanda ditentukan oleh objeknya. Pertama, dengan mengikuti sifat objeknya, ketika kita menyebutkan tanda sebuah ikon. Kedua, menjadi kenyataan dan keberadaannya berkaitan dengan objek indivi- dual, ketika kita menyebutkan tanda sebuah indeks. Semiotika bagi Pierce adalah suatu tindakan (action), pengaruh (influen- ce) atau kerja sama tiga subjek yaitu tanda (sign), objek (ob- ject) dan interpretan (interpretant). Menurut Pierce tanda adalah sesuatu yang mewakili sesu- atu. Sesuatu yang dapat berupa sebuah pengalaman, pikiran, gagasan atau perasaan. Jika sesuatu, misalnya adalah lampu lalu lintas yang memiliki tiga warna yaitu merah, kuning, dan hijau. Ketiga warna tersebut mempunyai arti atau pesan ma- a 31 (MR K OMUNIKASI GRAFIS SIGN fo™ INTERPRETANT <————————>_ OBJECT Gambar 2.3 Subjek Semiotika Pierce sing-masing, merah untuk makna larangan berjalan atau harus berhenti, kuning untuk makna harap berhati-hati atau segera mengurangi laju kendaraan, dan warna hijau untuk tanda ber- jalan. Pada budaya dan pengalaman seseorang akan berbeda satu sama lainnya, knususnya memaknai lampu berwarna ku- yang menunjukkan makna hati-hati, misalnya tata cara berken- dara di Indonesia (sesuai pengalaman) itu bisa saja dimaknai pengendara harus menambah kecepatan agar tidak kena lam- pu merah atau berbahaya, seperti yang terdapat pada rambu-rambu lalu lintas atau tanda lokasi berbahaya lainnya. Tanda tersebut se- bagai indeks; yakni antara indeks dan pengalaman (atau mak- na global) terdapat keterkaitan (contiguity gambar adalah tanda yang disebut ikon. Foto mewakili suatu kenyataan tertentu atas dasar kemiripan atau similarity. Tanda dapat berupa lambang, jika hubungan antara tan- da itu dengan yang diwakilinya didasarkan pada perjanjian (convention), misalnya lampu merah yang mewakili “larangan (gagasan)” berdasarkan perjanjian yang ada dalam masyara- kat. Burung dara sudah diyakini sebagai tanda atau lambang perdamaian; burung dara tidak begitu saja bisa diganti dengan burung atau hewan yang lain, dan seterusnya (Istanto, 2000). 32 a Ri Pemaknaan Visual (Semiotix Gambar 2.4. Contoh gambar yang menunjukkan sebuah tanda Gambar 2.4 merupakan contoh gambar yang menunjukkan sebuah tanda. Tanda yang ditunjukkan pada gambar tersebut secara visual dapat dimaknai atau diintepretasi berbeda oleh masing-masing orang, sesuai dengan pengalaman, kebiasaan, hingga sosial budaya dari orang tersebut. Gambar-gambar se perti contoh di atas bisanya digunakan dalam metode analisa psikologi untuk memahami karakter dan psikis seseorang. KESIMPULAN Pada bab ini menjelaskan tentang pemaknaan secara visu- al atau semiotika karya atau bentuk-bentuk komunikasi grafis dan desain grafis. Mahasiswa diberikan pemahaman dan pe- maknaan visual (semiotika dasar), Tujuan dari pembahasan pada bab ini adalah pembaca dapar memahami dan memaknai bentuk-bentuk atau karya komunikasi grafis (semiotika dasar) (MR K OMUNIKASI GRAFIS Dilengkapi Panduan Teknis Desain Layout dengan Aplikasi Software Grafis InDesign TUGAS DAN AKTIVITAS Setelah memahami secara mendasar mengenai pemakna- an secara visual atau semiotika visual, maka dalam bab ini dapat dilakukan kegiatan aktivitas berupa tugas personal sebagai berikut: = Pilih minimal lima gambar (boleh berupa lukisan, iklan, poster, dan lainnya). = Analisis gambar tersebut menggunakan metode anali sis semiotika teori Pierce. DAFTAR PUSTAKA Berger, A.A, 2000. Semiotic analysis. Media and communication research methods, pp. 35-51. Budiman. 2011. Semiotika Visual-Konsep, lsu dan Problem Iko- nisitas, Jalasutra, Yogyakarta. Istanto, F.H., 2004. Rajutan semiotika untuk sebuah iklan studi kasus iklan Long Beach. Nirmana, 2(2). Sobur Alex. 2003. Semiotika Komunikasi. PT Remaja Rosdakar- ya, Bandung. Tinarbuko. 2012. Semiotika Komunikasi Visual. Jalasutra, Yog- yakarta 4 a BAB 3 = FONTIPOGRAFI 3.1. PENGERTIAN TIPOGRAFI Pada bab ini menjelaskan tentang tipogra- fi atau jenis font, hingga bagaimana kita dapat mengaplikasikannya dalam bentuk komunikasi grafis. Tujuan dari bab ini adalah memberikan kemampuan mengingat dan menjelaskan jenis- jenis font (typography) hingga dapat membuat jenis font baru. Untuk dapat berkomunikas! secara visual, seorang desainer menggunakan elemen-ele- men untuk menunjang desain tersebut. Ele- men-elemen yang sering digunakan dalam desain komunikasi visual antara lain adalah ti- pografi, simbolisme, ilustrasi, dan fotografi. Ele- men-elemen ini bisa digunakan sendiri-sendiri, bisa juga digabungkan. Tidak banyak desainer komunikasi visual (MR K OMUNIKASI GRAFIS Dilengkapi Panduan Teknis Desain Layout dengan Aplikasi Software Grafis InDesign yang sangat “fasih” di setiap bidang komunikasi visual, teta- pi kebanyakan mempunyai kemampuan untuk bervisualisasi. Seorang desainer komunikasi visual harus mengenal tiap ele- men-elemen dalam visual grafis, salah satunya adalah tipo- grafi atau huruf. Tipografi adalah seni menyusun huruf-huruf sehingga dapat dibaca tetapi masih mempunyai nilai desain. Tipografi digunakan sebagai metode untuk menerjemahkan kata-kata (lisan) ke dalam bentuk tulisan (visual). Fungsi bahasa visual ini adalah untuk mengomunikasikan ide, cerita dan informasi melalui segala bentuk media, mulai dari label pakaian, tanda-tanda lalu lintas, poster, buku, su- rat kabar dan majalah. Karena itu pekerjaan seorang tipografer (penata huruf) tidak dapat lepas dari semua aspek kehidupan sehari-hari. Menurut Nicholas Thirkell, seorang tipograper, pekerjaan dalam tipografi dapat dibagi dalam dua bidang, tipografer dan desainer huruf (type designer) (). Seorang tipografer berusaha untuk mengomunikasikan ide dan emosi dengan menggunakan bentuk huruf yang telah ada, contohnya penggunaan bentuk Script untuk mengesankan keanggunan, keluwesan, feminitas, dan lain-lain. Karena itu seorang tipografer harus mengerti bagaimana orang berpikir dan bereaksi terhadap suatu image yang diungkapkan oleh huruf-huruf. Pekerjaan seorang tipo- grafer memerlukan sensitivitas dan kemampuan untuk mem- perhatikan detail. Adapun seorang desainer huruf lebih mem- fokuskan untuk mendesain bentuk huruf yang baru. Saat ini, banyak di antara kita yang telah terbiasa untuk melakukan visualisasi serta membaca dan mengartikan suatu gambar atau image. Di sinilah salah satu tugas seorang tipo- grafer untuk mengetahui dan memahami jenis huruf tertentu yang dapat memperoleh reaksi dan emosi yang diharapkan dari pengamat yang dituju. Dewasa ini, selain banyaknya digunakan ilustrasi dan fo- tografi, tipografi masih dianggap sebagai elemen kunci dalam 36 a BD Fontipogra desain komunikasi visual. Kurangnya perhatian pada penga- ruh dan pentingnya elemen tipograf dalam suatu desain akan mengacaukan desain dan fungsi desain itu sendiri. Contohnya bila kita melihat brosur sebuah tempat peristirahatan (resort), tentunya kita akan melihat banyak foto yang menarik tentang tempat dan fasilitas dari tempat tersebut yang membuat kita tertarik untuk mengunjungi tempat tersebut untuk bersantai. Tetapi bila dalam brosur tersebut digunakan jenis huruf yang serius atau resmi (contohnya jenis huruf Times), maka kesan santai, relaks dan nyaman tidak akan “terbaca” dalam brosur tersebut. TIPOGRAFI adalah suatu ilmu dalam memilih dan menata HURUF dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin. Huruf dan tulisan memiliki arti amat penting bagi ma- nusia. Bahkan, yang namanya peradaban atau masa sejarah ditandai dengan peristiwa dikenalnya tulisan oleh manusia. Zaman sebelum ada tulisan sering disebut zaman prasejarah. Kalau Anda melihat ke buku atau ke layar komputer, Anda akan melihat huruf dan tulisan. Di jalanan pun Anda akan melihat tulisan. Di pakaian, di badan mobil dan pesawat terbang, bah- kan di gua-gua purbakala Anda bisa menjumpai tulisan. Selain gambar, HURUF adalah cara manusia ber-KOMUNIKASI secara VISUAL (GRAFIS). 3.2. IDENTIFIKASI JENIS-JENIS HURUF (TYPOGRAPHY) Huruf “A” atau “a” di sebuah tulisan bisa berbeda dari hu- ruf “A” dan “a” yang lain. Keduanya adalah abjad alfabet yang sama, tapi jenis hurufnya berbeda. Bisa jadi yang satu lebih te- bal atau gemuk dari yang lain, bisa jadi kaki-kaki hurufnya ada yang memiliki tangkai, atau lebih pendek atau lebih panjang, dan sebagainya. a 31 (MR KOMUNIKASI GRAFIS typeface tipe font lok-balok logam, font typeface Gambar 3.1. Contot nis Huruf dalam Dunia Percetakan 3.2.1 Jenis Huruf Serif BD pilar-pilar bangunan di Yunani Kuno. Kegunaan tangkai serif. Pada ukuran teks kecil, seperti se- ukuran tulisan teks di surat kabar atau buku, umumnya tangkai pada kaki-kaki font serif membantu agar tulisan mudah dibaca. Karena tangkai font serif membantu membentuk garis tak tam- pak yang memandu kita mengikuti sebuah baris teks. Karena itulah banyak buku-buku di-layout dengan serif. Berikut contoh jenis huruf serif: Times New Roman Bodoni Georgia Cambria Sans Serif, dengan ciri tanpa sirip/serif, dan memiliki ke- tebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditim- bulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer, dan efisien. Pada kondisi dan penempatan sebagai berikut ini: = Huruf amat kecil (seperti tulisan bahan-bahan di label ma- kanan). + Huruf amat besar (seperti di signage iklan atau billboard) yang harus dilihat dari jauh. = Di layar monitor. Huruf Sans Serif kadang lebih mudah dibaca daripada hu- tuf jenis serif, karena kaki-kaki font serif memperumit bentuk huruf sehingga sedikit lebih lama dibaca. Jika huruf kecil sekali atau pada resolusi rendah seperti di layar monitor, kaki serif bisa tampak bertindihan dan menghalangi pandangan. Arial Century Gothic Calibri Helvetica Script, Huruf sambung atau script bisa juga Anda sebut “huruf tulis tangan” (handwriting) karena menyerupai tulisan tangan orang. Atau bisa juga disebut “huruf undangan” karena hampir selalu hadir di kartu-kartu undangan karena dipandang indah dan anggun dengan tujuan mengundang atau memberi- a 39 (MR K OMUNIKASI GRAFIS Dilengkapi Panduan Teknis Desain Layout dengan Aplikasi Software Grafis InDesign kan informasi/pesan secara personal. Ada berbagai huruf script dan handwriting, mulai dari yang kuno hingga modern, dari yang agak lurus hingga miring dan amat “melingkar-lingkar’. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifat pribadi dan akrab. Bruch Serigt Edward Bradley Hand Catwardian Serie Miscellaneous/ Decorative, merupakan pengembangan da- ri bentuk-bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan orna- men, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah de- koratif dan ornamental. Lucida BlackLetter ROSEWOOD Tipografi atau ilmu huruf memiliki empat prinsip, yaitu: 1. Legibility, Kualitas pada huruf membuat huruf tersebut da- pat dibaca. 2. Readiblity, Penggunaan huruf dengan memperhatikan hu- bungannya dengan huruf lain sehingga terbaca. 3. Visibility, Kemampuan suatu huruf, kata, kalimat dalam suatu karya komunikasi visual dapat terbaca dalam jarak tertentu. 4. Clarity, Kemampuan huruf-huruf dalam karya desain dapat dibaca dan dimengerti oleh pengamat yang dituju. Keempat prinsip tersebut harus dipahami dan dijalankan dengan benar oleh pembuat huruf (typographer) dan pengguna huruf itu sendiri, agar pesan yang akan disampaikan dapat di- terima dan dimengerti oleh penerima pesan. 40 | BD Fontipografi 3.2.3 Empat (4) Karakter Huruf Huruf terbagi dalam empat karakter dilihat dari bentuk vi- sualnya, yaitu: i Vertical: stroke vertikal sebagai stroke utama; ex. E, F, H, |, LT Curved: stroke utama melengkung; ex. C, 0, Q, S Oblique: stroke utama diagonal; ex. A, K, M, V, W, X, Y, Z Combination: stroke utama gambar antara vertikal dan melengkung ex. B, D, G, J, PR, U 3.3 HURUF DALAM KELOMPOK-KELOMPOK SUDUT 3.3.1 Kelompok Huruf dalam Sudut Negatif Ruang negatif sudut lengkung Ex. B, C, D, G, 0, P,Q, R, S, U Ruang negatif sudut persegi Ex. E, F, H, |, L, T Ruang negatif sudut segitiga Ex. A, K, M,N, V, W, X, Y, Z 41 (MR K OMUNIKASI GRAFIS Dilengkapi Panduan Teknis Desain Layout dengan Aplikasi Software Grafis InDesign 3.3.2 Kelompok Huruf dari Sudut GEOMETRI = Kelompok garis tegak datar Ex. E, F, H, |, L, T = Kelompok garis tegak miring Ex. K, A, M, N, V, W, XY, Z = Kelompok garis tegak lengkung Ex. B, D, G, J, P, R, U = Kelompok garis lengkung Ex. C, 0, Q, S E N J C 3.4. PROSES PEMBUATAN HURUF Seorang visualgrafer atau desain grafer dapat membuat huruf atau font sendiri sesuai dengan keinginannya. Proses pembuatan jenis huruf baru selain harus mengetahui dan pa- 42 a BD Fontipogra ham jenis-jenis huruf hingga kelompok sudutnya, dalam mem- buat huruf baru ini dapat menggunakan teknik-teknik dalam proses konsep pembuatan huruf baru. Berikut teknis konsep pembuatan huruf baru: 3.4.1 Garis Bantu Hurut ascender 4. capline 2, meantine ) deseender Keterangan sebagai berikut: 1. Capline: garis maya lurus bagian teratas huruf besar. 2. Meanline: garis lurus bagian teratas huruf kecil. 3. Baseline: garis maya lurus bagian terbawah huruf. 4. Descender: bagian huruf kecil yang berada di bawah base- line. 5. Ascender: bagian huruf kecil yang berada di antara mean- ling dan capline. 6. X-Height: jarak baseline ke meantine. 3.4.2 Perbandingan Besar Huruf 100% 100% 100% 80% 60% 100% 3.4.3. Bagian-bagian Jenis Huruf = Apex: ujung segitiga uppercase A Hairline: stroke tertipis = Crossbar: garis horizontal yang menghubungkan dua sisi huruf a 43 (MR K OMUNIKASI GRAFIS Dilengkapi Panduan Teknis Desain Layout dengan Aplikasi Software Grafis InDesign = Fillet: garis lengkung yang menghubungkan serif dan stem. apex hairline \\_ fillet crossbar = Spine: garis melengkung ditengah huruf S. Spine = Bowl: stroke yang melengkung menutup counter huruf. = Ear: stroke kecil yang keluar dari kanan bow! huruf g. = Link: stroke yang menghubungkan bow! dan loop pada hu- ruf g. = Loop: bowl yang ada di bagian bawah huruf g. bow! counter tin serit spur ~— 1009, = Counter: negative space tertutup/terbuka. = Serif: stroke pendek keluar dari stroke utama. 4 ox BD = Spur: stroke kecil (lebih kecil dari Serif). = Arm: garis horizontal yang keluar, baik yang menempel stroke/tidak. = Eye: counter huruf lowercase. = Leg: diagonal stroke bawah pada huruf K. leg = Shoulder: stroke melengkung yang keluar dari stem. = Tail: stroke bawah yang melengkung pada huruf R dan J houlder tail 3.4.4 Letter Syntax Letter Syntax adalah penggabungan huruf-huruf untuk memperoleh suatu konfigurasi bentuk baru. Hal yang harus di- perhatikan dalam letter syntax: a 45 (MR K OMUNIKASI GRAFIS Dilengkapi Panduan Teknis Desain Layout dengan Aplikasi Software Grafis InDesign 1. Contras: typeface beda, karakter huruf beda 2. Simplicity: negative-positive tidak terlalu kompleks 3. Proportion Legible: antara yang tampak dan tidak tampak harus tepat supaya 4. Synthesis: penggabungan elemen-elemen menjadi satu ke- satuan 5. Overlapping: penumpukan elemen-elemen menjadi satu 3.5. SISTEM PENGUKURAN HURUF DALAM TIPOGRAFI Sistem pengukuran huruf dalam tipografi meliputi; Tinggi huruf. Panjang baris huruf Jarak antar huruf (kerning) Jarak antar baris (leading) PUN S 3.5.1. Unit Ukur Tipografi Point : tinggi huruf Pica: panjang huruf Unit — :jarak antar huruf Konversi ukuran Font Tpica : 12 pt inch: 8 pica (1 inch = 2,359 cm) inch: 72 pt 3.5.2. Ukuran Huruf berdasarkan Tipe dan Penggunaan * Display type: untuk judul (Headline), supaya menarik per- hatian. Ukuran 18 pt ke atas = Text Type: untuk teks (text), badan teks. Ukuran 14 pt ke ba- wah Panjang Baris Huruf Panjang ideal eyespan Normal : kurang lebih 5-6,5/12-15 pica 46 | BD Fontipogra Baris yang terlalu panjang dapat membuat pembaca kehi- langan starting point (titik awal baris). Penjelasan: = Eyespan adalah jarak pandang mata tanpa harus mengge- rakan kepala. = Jarak antar huruf (kerning); Tidak boleh terlalu dekat/ter- lalu jauh. = Jarak antar baris (leading); Tidak boleh terlalu dekat karena mengakibatkan baris yang sama terbaca 2 kali, tidak boleh terlalu jauh karena mengakibatkan pembaca kehilangan starting point. KESIMPULAN Pada bab ini menjelaskan dan memberikan pemahaman tentang huruf atau tipografi. Huruf (font) merupakan elemen yang sangat penting dalam komunikasi grafis atau visual. Bu- kan hanya memberikan keterangan secara langsung pada kata- kata atau kalimat, tetapi jenis huruf hingga ukuran huruf dapat memberikan penjelasan secara harfiah dan penekanan infor- masi dalam karya komunikasi grafis. TUGAS DAN AKTIVITAS ! Setelah memahami secara mendasar mengenai huruf (fon- : tipografi), maka dalam bab ini dapat dilakukan kegiatan 1 aktivitas berupa tugas personal Tipografi Eksperimental, : rancang dan buat font baru pada kertas Gambar A3, lalu ! persiapkan langkah-langkah berikut: 1 * Data Visual» Tokoh atau konsep yang telah Anda : pilih. {= Data Verbal > Menceritakan karakter tokoh atau kon- : sep yang Anda pilih. (MR K OMUNIKASI GRAFIS Dilengkapi Panduan Teknis Desain Layout dengan Aplikasi Software Grafis InDesign Referensi Huruf —» Huruf/kata yang telah Anda kum- pulkan. Sketsa huruf —» Beberapa huruf BESAR dan huruf kecil Hasil jadi 10 huruf kecil (a-j). Hasil jadi 10 huruf BESAR (A-)). Beri Keterangan konsep huruf. Beri nama huruf kelompok Anda dan tulis sebagai ju- dul. DAFTAR PUSTAKA Adi Kusrianto. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Pe- nerbit Andi. Yogyakarta Cenadi, C. S. (1999). Elemen-elemen dalam desain komunikasi visual. Nirmana, 1(1). Rustan. 2011. Hurufontipografi. Gramedia Pustaka Utama, Jakar- ta. Supriyono, 2010. Desain Komunikasi Visual-Teori dan Aplikasi. Andi Offset, Yogyakarta 48 a BAB 4. TEORI WARNA (COLOR THEORY) 4.1. PENGERTIAN TEORI WARNA Warna merupakan elemen penting yang dapat memengaruhi sebuah desain. Pemilih- an warna dan pengolahan atau penggabungan satu dengan lainnya akan dapat memberikan suatu kesan atau image yang khas dan memiliki karakter yang unik, karena setiap warna memi- iki sifat yang berbeda-beda. In additions photos and illustrations, anot- her element that art directors manipulate is color, which they use to attract attention, provide realism, establish moods, and build brand identity (Pearson, 2007). Warna dapat didefinisikan secara objektif atau fisik sebagai sifat cahaya yang dipancar- kan, atau secara subjektif atau psikologis seba- gai bagian dari pengalaman indra penglihatan. (MR K OMUNIKASI GRAFIS Dilengkapi Panduan Teknis Desain Layout dengan Aplikasi Software Grafis InDesign Color is one of the most expressive elements because its quality affects our emotions directly and immediately. In representational art, color serves to identify objects and to create the effect of illusionistic space (Pearson, 2007). Warna menjadi terlihat dikarenakan adanya cahaya yang menimpa suatu benda, dan benda tersebut memantulkan ca- haya ke mata (retina) yang kemudian diterjemahkan oleh otak sebagai warna tertentu manakala pemilik otak tersebut tidak buta warna. 4.2 JENIS-JENIS WARNA 4.2.1 Warna Primer Warna primer atau disebut warna pertama atau warna uta- ma atau warna pokok. Disebut warna primer karena warna ter- sebut tidak bisa dibentuk dari warna lain. Disebut warna pokok karena warna tersebut dapat digunakan sebagai bahan pokok percampuran untuk memperoleh warna-warna yang lain. Gambar 4.1. Primary Color 50 Ba Teori Warna (Calor Theory) 4.2.2 Warna Sekunder Warna sekunder atau disebut warna kedua adalah warna yang dihasilkan dari percampuran dua warna pokok (primary color). dary & Tertiary Pigment Colors Gambar 4.2. Primary, Secondary dan Tertiary Color 4.2.3 Warna Intermediate Warna Intermediate adalah warna perantara, yaitu war- na yang ada diantara warna primer dan warna sekunder pada lingkaran warna. 4.2.4 Warna Tersier (Tertiary) Warna tersier atau warna ketiga adalah warna hasil per- campuran dari dua warna sekunder atau warna kedua. a 31 (MR K OMUNIKASI GRAFIS Dilengkapi Pandan Teknis Desain Layout dengan Aplikas Software Grafs InDesign 4.2.5 Warna Kuarter Warna kuarter adalah warna keempat yaitu, warna hasil percampuran dari dua warna tersier atau warna ketiga. 4.3 KARAKTERISTIK DAN SIMBOLISAS! WARNA Gambar 4.3. Skema Warna (Color Schemes) Kuning Warna kuning berasosiasi dengan matahari, bahkan pada matahari sendiri. Warna ini menunjukkan keadaan terang dan hangat. Kuning mempunyai karakter terang, gembira, ramah, supel, riang, cerah, dan hangat. Kuning melambangkan kece- rahan, kehidupan, kemenangan, kegembiraan, kemeriahan, peringatan, dan humor. Jingga atau orange Warna jingga (oranye) berasosiasi pada awan jingga atau juga buah jeruk jingga (oranye). Warna jingga mempunyai ka- rakter dorongan , semangat, merdeka, anugerah tapi juga ba- haya. Warna ini melambangkan kemerdekaan, penganugerah- an, kehangatan, keseimbangan, tetapi juga lambang bahaya. 52 P| Ba Teori Warna (Calor Theory) Merah Warna merah berasosiasi pada darah, api, juga panas. Ka- rakternya kuat, cepat, enerjik, semangat, gairah, marah, berani, bahaya, positif, agresif, merangsang, dan panas. Merah meru- pakan simbol umum dari sifat nafsu primitif, marah, berani, perselisihan, bahaya, perang, seks, kekejaman, bahaya, dan kesadisan. Api merupakan lambang keberanian, kekuatan, ke- marahan. Darah merupakan lambang perang, kekejaman, ke- sadisan. Ungu Ungu memiliki watak keangkuhan, kebesaran, dan keka- yaan. Ungu adalah lambang kebesaran, kejayaan, keningrat- an, kebangsawanan, kebijaksanaan, pencerahan. Namun ungu juga melambangkan kekejaman, arogansi, duka cita, dan keek- sotisan. Violet Watak warna violet adalah dingin, negatif, diam. Violet hampir sama dengan biru, tetapi lebih menekan dan lebih me- riah. Warna ini memiliki watak melankoli, kesusahan, kesedih- an, belasungkawa, bahkan bencana. Biru Warna biru berasosiasi pada air, laut, langit, dan di Barat pada es. Biru mampunyai watak dingin, pasif, melankoli, sayu, sendu, dan tenang. Biru melambangkan keangungan, keyakin- an, perdamaian, stabilitas, keharmonian, kesatuan, kepercaya- an, dan keamanan. Hijau Warna hijau berasosiasi pada hijaunya alam, tumbuhan- tumbuhan, sesuatu yang hidup dan berkembang. Hijau mem- a 53 (MR K OMUNIKASI GRAFIS Dilengkapi Panduan Teknis Desain Layout dengan Aplikasi Software Gratis InDesign punyai watak segar, muda, hidup, tumbuh, dan beberapa watak lainnya yang hampir sama dengan biru. Hijau melambangkan kesuburan, kesetiaan, keabadian, dan kesegaran. Hitam Hitam adalah warna tergelap. Warna ini berasosiasi ma- lam, kesengsaraan, dan bencana. Watak atau karakter warna ini adalah menekan, tegas, mendalam, dan “depresive”. Hitam melambangkan kesedihan, malapetaka, kesuraman, kemu- rungan, dan bahkan kematian. Hitam juga melambangkan ke- kuatan, formalitas, dan elegance. Abu-abu Abu-abu adalah warna paling netral, tidak adanya kehi- dupan yang spesifik. Abu-abu berasosiasi dengan suasana suram, mendung, ketiadaan sinar matahari secara langsung. Warna ini ada di antara putih dan hitam, karenanya wataknya- pun berada diantara putih dan hitam. Warna ini menyimbolkan ketenangan, kebijaksanaan, kerendahatian, keberanian untuk mengalah, suasana kelabu, dan keraguan-raguan. Cokelat Warna cokelat berasosiasi pada tanah, warna tanah atau warna natural. Karakternya adalah kerenahan hati, sopan, arif, bijaksana, hemat, hormat, tetapi sedikit terasa kurang bersih atau tidak cemerlang karena warna ini berasal dari percam- puran beberapa warna seperti halnya warna tersier. Warna co- kelat melambangkan kesopanan, kearifan, kebijaksanaan, dan kehormatan. KESIMPULAN Pada bab ini menjelaskan dan memberikan pemahaman tentang teori warna. Warna merupakan elemen penting dalam 54 a Ba Teori Warna (Calor Theory) sebuah desain visual atau desain grafis. Pemilihan warna dan pengolahan atau penggabungan satu dengan lainnya akan da- pat memberikan suatu kesan atau makna yang khas dan memi- liki karakter yang unik, karena setiap warna memiliki sifat yang berbeda-beda. TUGAS DAN AKTIVITAS Setelah memahami secara mendasar mengenai teori war- na (color theory) maka dalam bab ini dapat dilakukan kegi- atan aktivitas berupa tugas personal, sebagai berikut: = Pilih salah satu karya desain (fullcolor), seperti poster iklan, petunjuk (signage), atau lainnya. = — Jelaskan karya tersebut dalam analisis color theory. DAFTAR PUSTAKA Adi Kusrianto. (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Penerbit Andi. Yogyakarta. Agoston, G. A. (2013). Color theory and its application in art and design (Vol. 19). Springer. Budiman. (2011). Semiotika Visual-Konsep, lsu dan Problem Jkonisitas. Jalasutra, Yogyakarta. Ibrahim, Idi Subandi, 2007. Kecerdasan Komunikasi. Pener- bit Simbiosa. Moriarty, S., Mitchell, N. D., Wells, W. D., Crawford, R., Bren- nan, L., dan Spence-Stone, R. (2014). Advertising: Principles and practice. Pearson Australia. Pearson. (2007). Advertising: Principles and Effective IMC Practice. Prentice Hall, Singapura, Rustan. (2011). Hurufontipografi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sabur, Alex. (2003). Semiotika Komunikasi. PT Remaja Ros- dakarya, Bandung. a 55 (MR K OMUNIKASI GRAFIS Dilengkapi Panduan Teknis Desain Layout dengan Aplikasi Software Grafis InDesign Supriyono, (2010). Desain Komunikasi Visual-Teori dan Ap- likasi. Andi Offset, Yogyakarta. BAB Os PENGENALAN NIRMANA 2 DIMENS| 5.1. PENGERTIAN NIRMANA Kata Nirmana dibentuk dari dua kata yaitu nir berarti tidak, mana berarti makna. Jika di- gabungkan berarti tidak bermakna atau tidak mempunyai makna. Dapat diartikan lebih da- lam nirmana berarti lambang-lambang bentuk tidak bermakna, dilihat sebagai kesatuan pola, warna, komposisi, irama, nada dalam desain. Nirmana adalah pengorganisasian atau pe- nyusunan elemen-elemen visual seperti titik, garis, warna, ruang dan tekstur menjadi satu kesatuan yang harmonis. Nirmana dapat juga diartikan sebagai hasil angan-angan dalam bentuk dwimatra (2D). Karya komunikasi grafis dengan prinsip Nirmana harus mempunyai ni- lai keindahan. Nirmana disebut juga ilmu tata rupa. (MR K OMUNIKASI GRAFIS Pola dan bentuk dari nirmana dwimatra biasanya disusun dengan cara memutar objek dua dimensi (rotate), memiringkan objek (skew), menduplikasi objek (duplicate), mengubah ukur- an (transform), dan/atau membalik objek dwimatra (mirror). Gambar 5.1. Contoh Gambar Nirmana 2D 5.2 PRINSIP DASAR KOMUNIKASI GRAFIS DALAM NIRMANA rmana 2 Dimensi, Salah satu prinsip dasarnya adalah penggu- empat kelompok sebagai berikut: 1. Titik Titik adalah suatu bentuk kecil yang tidak mempunyai di- mensi. Raut titik yang paling umum adalah bundaran sederha- na, mampat, tak bersudut, dan tanpa arah. 58 a

Anda mungkin juga menyukai