Anda di halaman 1dari 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/363799397

PARTISIPASI, TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PERENCANAAN DAN


PENGANGGARAN DANA DESA

Article in JRAK · October 2020


DOI: 10.23969/jrak.v12i2.3113

CITATIONS READS

8 48

3 authors, including:

Erna Hendrawati Jurnal Riset Akuntansi Kontemporer


Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Pasundan
17 PUBLICATIONS 140 CITATIONS 114 PUBLICATIONS 505 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Jurnal Riset Akuntansi Kontemporer on 24 September 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Riset Akuntansi Kontemporer
Volume 12, No 2, Oktober 2020, Hal. 100-108
ISSN 2088-5091 (print) 2597-6826 (online)

PARTISIPASI, TRANSPARANSI, DAN AKUNTABILITAS


PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DANA DESA

Erna Hendrawati
hendrawati@uwks.ac.id
Mira Pramudianti
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Jl. Dukuh Kupang XXV No.54, Dukuh Kupang, Surabaya, Jawa Timur 60225

received: 29/8/2020; revised: 19/10/2020; approved: 28/10/2020

Abstract
This study aims are to determine the implementation of participation, transparency and accountability
in planning and budgeting for village funds. Data collection techniques by observation, interviews
and documentation. Respondents were village officials, BPD and community representatives in
Setro village, Menganti Gresik district. Data processing techniques with editing, interpretation.
Participation of the RPJMDesa and RKPDesa, village development planning deliberations
involving village officials, BPD, LPMD, community leaders, community organizations, RT, RW,
hamlet heads. Transparency, the existence of mechanisms and community access in expressing
opinions, submitting responses, criticizing village administration, the RKPDesa Setro document as
the basis for the preparation of the Village Budget. Accountability, RPJMDesa as a reference and
direction for planning the preparation of RKPDesa, RKPDesa documents as the basis for preparing
APBDesa. Participation in the 2017 APBDesa Setro, deliberations between the APBDesa drafting
team and BPD, LPMD as community representatives. Transparency of the Setro Village Budget,
an information banner was made at the location of the development program implementation.
APBDesa Setro accountability, preparation of accountability reports as a form of accountability
for the use of funds.

Keywords: participation; transparency; accountability; village funds; Setra village

Abstrak
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pelaksanaan partisipasi, transparansi dan akuntabilitas
dalam perencanaan dan penganggaran dana desa. Teknik pengumpulan data dengan observasi,
wawancara dan dokumentasi. Responden adalah perangkat desa, BPD dan perwakilan masyarakat di
desa Setro, kecamatan Menganti Gresik. Teknik pengolahan data dengan editing, dan interprestasi.
Partisipasi RPJMDesa dan RKPDesa, musyawarah perencanaan pembangunan desa melibatkan
perangkat desa, BPD, LPMD, tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan, RT,RW, kepala
dusun. Transparansi, adanya mekanisme dan akses masyarakat dalam penyampaian pendapat,
mengajukan tanggapan, kritik terhadap pemerintahan desa, dokumen RKPDesa Setro sebagai
dasar penyusunan APBDesa. Akuntanbilitas, RPJMDesa sebagai acuan dan arah perencanaan
penyusunan RKPDesa, dokumen RKPDesa dasar penyusunan APBDesa. Partisipasi APBDesa Setro
tahun 2017, musyawarah antara tim Penyusun APBDesa dengan BPD, LPMD sebagai perwakilan
masyarakat. Transparansi APBDesa Setro, dibuat banner informasi di lokasi pelaksanaan program
pembangunan. Akuntabilitas APBDesa Setro, penyusunan laporan pertanggungjawaban sebagai
bentuk pertanggungjawaban penggunaan dana.

Kata Kunci: partisipasi; transparansi; akuntabilitas; dana desa; desa Setra


Partisipasi, Transparansi, dan Akuntabilitas ...
101

PENDAHULUAN anggaran, terhitung mulai tanggal 1 Januari sampai dengan


31 Desember (Keuangan dan Pembangunan 2015).
Undang-undang No 6 Tahun 2014 menjelaskan Dalam tahap perencanaan dan penganggaran,
bahwa desa pada tahun 2015 akan mendapatkan kucuran pemerintah desa harus melibatkan masyarakat desa
dana sebesar 10 % dari APBN. Dana akan sampai ke yang direpresentasikan oleh Badan Permusyawaratan
desa tanpa melewati perantara. Jumlah yang diberikan Desa (BPD), sehingga program kerja dan kegiatan
ke setiap desa berbeda-beda tergantung geografis yang disusun dapat mengakomodir kepentingan
desa, jumlah penduduk dan angka kematian. Otonomi dan kebutuhan masyarakat desa serta sesuai dengan
daerah adalah setiap hak, kewenangan dan kewajiban kemampuan yang dimiliki oleh desa tersebut.
daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan Perencanaan penganggaran yang dilakukan di desa
dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan sebenarnya bersifat desentralisasi yaitu desa diberi
kebijakan peraturan perundang-undangan (Muda, et kewenangan untuk menyusun anggaran dari pendanaan
al. 2018). UU Nomor 6 Tahun 2014 beserta peraturan yang ada untuk kepentingan masyarakat. Menurut
pelaksanaanya telah mengamanatkan pemerintah desa (Dutta and Fan 2012), Sentralisasi dan desentralisasi
untuk lebih mandiri dalam mengelola pemerintahan dan berputar di sekitar masalah pembagian hak keputusan
berbagai sumber daya alam yang dimiliki, termasuk di antara yang lebih tinggi dan yang lebih rendah
dalamnya pengelolaan keuangan dan kekayaan milik Selain itu pemerintah desa harus bisa
desa. Dalam APBN-P 2015 telah dialokasikan Dana menyelenggarakan pencatatan, atau minimal melakukan
Desa sebesar ± Rp 20,776 triliun kepada seluruh desa pembukuan atas transaksi keuangannya sebagai wujud
yang tersebar di Indonesia. Jumlah desa yang ada saat pertanggungjawaban keuangan yang dilakukannya
ini sesuai Permendagri 39 Tahun 2015 sebanyak 74.093 (Armaini 2017). Pemerintah desa menyusun perencanaan
desa. Selain Dana Desa, sesuai UU Desa pasal 72, Desa pembangunan desa sesuai dengan kewenangannya dengan
memiliki Pendapatan Asli Desa dan Pendapatan Transfer mengacu pada perencanaan pembangunan kabupaten/
berupa Alokasi Dana Desa; Bagian dari Hasil Pajak kota. Rencana pembangunan desa disusun untuk
dan Retribusi Kabupaten/Kota; dan Bantuan Keuangan menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
dari APBD Provinsi/ Kabupaten/Kota (Widodo 2015). penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan. Dalam
Desa mempunyai kesempatan lebih besar menyusun perencanaan pembangunan desa, pemerintah
untuk mengurus tata pemerintahannya sendiri serta desa wajib menyelenggarakan musyawarah perencanaan
pemerataan pelaksanaan pembangunan diharapkan dapat pembangunan desa untuk menetapkan prioritas, program,
meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat kegiatan dan kebutuhan pembangunan desa yang didanai
desa. Permasalahan seperti kesenjangan antar wilayah, oleh APBDesa, swadaya masyarakat desa, dan atau
kemiskinan, dan masalah sosial budaya lainnya dapat APBD kabupaten/kota. Perencanaan pembanguunan desa
diminimalisir. Pemerintah daerah merupakan bagian dari menjadi pedoman bagi pemerintah desa dalam menyusun
pemerintah pusat, koordinasi secara horizontal akan dapat RPJMDesa, RKPDesa. Dalam menyususn RPJMDesa
memecahkan permasalahan yang ada di daerah (Dutta dan RKPDesa wajib menyelenggarakan musyawarah
and Fan 2012). Sampai tahun 2018, desa sudah menerima perencanaan pembangunan secara partisipatif. Partisipatif
sumber pendanaan dari dana desa empat kali. Peran besar adalah mengikutsertakan masyarakat dan kelembagaan
yang diterima oleh desa, tentunya disertai dengan tanggung yang ada di desa. Musyawarah perencanaan pembangunan
jawab yang besar pula. Oleh karena itu pemerintah desa desa membahas dan menyepakati rancangan RPJMdesa.
harus bisa menerapkan prinsip partisipasi, transparansi Hasil kesepakatan musyawarah dituangkan dalam
dan akuntabilitas dalam tata pemerintahannya, dimana berita acara. Kepala desa mengarahkan tim penyususn
semua tahapan dalam pengelolaan keuangan desa harus RPJMDesa melakukan perbaikan dokumen rancangan
dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat desa RPJMDesa berdasarkan hasil kesepakatan musyawarah
sesuai dengan ketentuan. perencanaan pembanguunan desa. Rancangan peraturan
Pengelolaan keuangan desa adalah keseluruhan desa tentang RPJMDesa dibahas dan disepakati bersama
kegiatan yang meliputi perencanaan, penganggaran, oleh kepala desa dan BPD untuk ditetapkan menjadi
penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan peraturan desa tentang RPJMDesa.
pengawasan keuangan desa (Keuangan dan Pembangunan, Tahapan dalam perencanaan pembangunan desa
2015). Keuangan Desa menurut UU Desa adalah semua hak dituangkan dalam bentuk penyusunan Rencana
dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) dan
segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa). Tahapan
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa. Hak dan penganggaran yang dilakukan desa adalah penyusunan
kewajiban tersebut menimbulkan pendapatan, belanja, Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa).
pembiayaan yang perlu diatur dalam pengelolaan keuangan RPJMDesa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun.
desa yang baik. Siklus pengelolaan keuangan desa meliputi RPJMDesa memuat visi dan misi kepala desa, arah
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan kebijakan pembangunan desa dan keuangan desa serta
pertanggungjawaban, dengan periodisasi 1 (satu) tahun rencana kegiatan yang meliputi bidang penyelenggaran
102 Jurnal Riset Akuntansi Kontemporer Erna Hendrawati
Vol. 12, No. 2, Oktober 2020 Mira Pramudianti

pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, Sehingga perlu adanya transparansi dalam penyusunan
pembinaan kemasyarakatan desa dan pemberdayaan RPJMDesa, RKPDesa dan APBDesa, agar masyarakat
masyarakat desa. RKPDesa merupakan penjabaran dari bisa terlibat langsung dan memonitoring perencanaan
RPJMDesa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun memuat pembangunan.
kerangka ekonomi desa dengan mempertimbangkan Akuntabilitas dapat dimaknai sebagai kewajiban
pendanaan yang akan diterima, program dan prioritas untuk menyampaikan pertanggungjawaban untuk
pembangunan desa. RKPDesa yang ditetapkan dengan menjawab, menerangkan kinerja, dan tindakan seorang/
peraturan desa menjadi bahan untuk penyusunan badan hukum/pimpinan kolektif atau organisasi
APBDesa. Peraturan desa tentang APBDesa ditetapkan kepada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan
paling lambat tanggal 31 desember tahun anggaran untuk meminta keterangan dan pertanggungjawaban
berjalan. Peraturan desa tentang APBDesa merupakan (Bastian, 2002:385) dalam (Hamid 2016). Pelaksanaan
salah satu persyaratan pencairan dana desa tahun 2018. akuntabilitas dilingkungan instansi pemerintah, perlu
Dalam tahapan perencanaan dan penganggaran diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut (Hanifah
perlu adanya partisipasi, transparansi dan akuntabilitas, and Praptoyo 2015): a). Harus ada komitmen dari
agar pembangunan yang direncanakan sesuai dengan pimpinan dan seluruh staf instansi untuk melakukan
kebutuhan masyarakat dan keadaan setempat, pengelolaan pelaksanaan misi agar akuntabel. b).
memelihara dan mengembangkan hasil-hasil Harus merupakan suatu sistem yang dapat menjamin
pembangunan desa. Partisipasi adalah keikutsertaan penggunaan sumber- sumber daya secara konsisten
dan keterlibatan masyarakat secara aktif dalam proses dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
pembangunan. Pemerintah desa harus melibatkan c). Harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan
masyarakat desa baik dalam rencana program yang dan sasaran yang telah ditetapkan. d). Harus berorientasi
disululkan dalam RPJMDesa dan RKPDesa, sehingga pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat
program kerja dan kegiatan yang disusun dapat yang diperoleh. e). Harus jujur, objektif, transparan
mengakomodir kepentingan dan kebutuhan masyarakat dan inovatif sebagai katalisator perubahan manajemen
desa serta sesuai dengan kemampuan yang dimiliki instansi pemerintah dalam bentuk pemutakhiran metode
oleh desa tersebut. Transparansi adalah setiap proses dan teknik pengukuran kinerja dan penyusunan laporan
tahapan perencanaan pembangunan dapat dilihat dan akuntabilitas (LAN & BPKP, 2000 dalam Hanifah dan
diketahui secara langsung oleh seluruh masyarakat. Praptoyo, 2015).
Transparansi bisa di lihat saat adanya musyawarah Transparansi anggaran mengacu pada sejauh mana
dalam penyusunan rencana program/ kegiatan yang publik dapat memperoleh informasi atas aktivitas
akan diusulkan baik di RPJMDesa dan RKPDesa. keuangan pemerintah dan implikasinya secara
Transparansi dalam menjalankan pemerintahan, komprohensif, akurat, dan tepat waktu (Andrianto,
pemerintah mengungapkan hal-hal yang sifatnya 2007: 21) dalam (Sa’adah 2015). Prinsip-prinsip
material secara berkala kepada pihak-pihak yang akuntabilitas perlu di terapkan dalam penyusunan
memiliki kepentingan, dalam hal ini yaitu masyarakat RPJMDesa dan RKPDesa sebagai output proses
luas sehingga prinsip keterbukaan yang memungkinkan perencanaan pembangunan di desa, sehingga apa yang
masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses sudah direncanakan dapat dipertanggungjawabkan
informasi seluas-luasnya tentang keuangan daerah. kepada pemerintahanan di atas desa dan masyarakat.
Menurut krina, 2003 dalam (Hanifah and Praptoyo Akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan
2015) mengatakan prinsip-prinsip transparansi dapat daerah diartikan sebagai kewajiban pemerintah daerah
diukur melalui sejumlah indikator seperti berikut : untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan dan
(1) Mekanisme yang menjamin sistem keterbukaan pelaksanaan pemerintahan di daerah dalam rangka
dan standarisasi dari semua proses-proses pelayanan otonomi daerah untuk mencapai tujuan yang telah
publik; (2) Mekanisme yang memfasilitasi pertanyaan- ditetapkan melalui media pertanggungjawaban yang
pertanyaan publik tentang berbagaikebijakan dan terukur baik dari segi kualitasnya maupun kuantitasnya
pelayanan publik, maupun proses-proses didalam sektor (Hanifah and Praptoyo 2015). Pemerintah daerah sebagai
publik; (3) Mekanisme yang memfasilitasi pelaporan pelaku pemerintahan harus bertanggungjawab terhadap
maupun penyebaran informasi maupun penyimpangan apa yang telah dilakukannya terhadap masyarakat dalam
tindakan aparat publik didalam kegiatan melayani. rangka menjalankan tugas, wewenang, dan kewajiban
Transparansi anggaran dapat diukur melalui Pemerintah Daerah (Sabarno, 2007:129).
beberapa aspek, selain kemudahan akses pada Dalam akuntabilitas terkandung kewajiban untuk
informasi, mekanisme dan akses masyarakat dalam menyajikan dan melaporkan segala kegiatan, terutama
penyampaian pendapat juga harus diperhatikan. dalam bidang administrasi keuangan kepada pihak yang
Keterbukaan (openness) mengacu kepada terbukanya lebih tinggi. Media pertanggungjawaban akuntabilitas
kesempatan bagi rakyat untuk mengajukan tanggapan tidak terbatas pada laporan pertanggungjawaban, akan
dan kritik terhadap pemerintah yang dinilainya tidak tetapi juga mencakup aspek-aspek kemudahan pemberi
transparan (Widodo,2001:28) dalam (Sa’adah 2015). mandat untuk mendapatkan informasi, baik langsung
Partisipasi, Transparansi, dan Akuntabilitas ...
103

maupun tidak langsung secara lisan maupun tulisan, dan tahap penganggaran (penyusunan APBdesa) tahun
sehingga akuntabilitas dapat tumbuh pada lingkungan anggaran 2017 di desa Setro kecamatan Menganti
yang mengutamakan keterbukaan sebagai landasan Kabupaten Gresik Jawa Timur. Teknik pengumpulan data
pertanggungjawaban (Sulistiyani, 2011:71). dengan observasi langsung pelaksanaan musyawarah
Akuntabilitas adalah setiap proses dan penyusunan RKPDesa dan APBDesa Setro tahun
tahapan-tahapan kegiatan pembangunan dapat anggara 2017, wawancara dan dokumentasi terkait
dipertanggungjawabkan dengan benar, baik pada penyusunan RPJMDesa. Informan penelitian ini adalah
pemerintah di desa maupun pada masyarakat. perangkat desa, BPD dan perwakilan masyarakat di
Akuntabilitas dapat tercipta jika program-program desa Setro. Teknik analisis data dilakukan dengan tahap
apa yang direncanakan dapat dipertanggungjawabkan yang dikemukakan Miles and Huberman (1984) dalam
dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa saat itu, Sugiyono (2013: 91) yakni langkah data reduction, data
tidak menyalahi aturan dari pemerintah di atasnya Desa. display, dan verification.
Namun demikian, peran dan tanggung jawab yang
diterima oleh desa belum diimbangi dengan sumber HASIL
daya manusia (SDM) yang memadai baik dari segi
kuantitas maupun kualitas, hal ini seperti hasil penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Setro, terletak
yang dilakukan (Liando, Lambey, and Wokas 2017). di wilayah kecamatan Menganti Kabupaten Gresik
Kendala umum lainnya yaitu desa belum memiliki Propinsi Jawa Timur, terdiri dua dusun yaitu dusun
prosedur serta dukungan sarana dan prasarana dalam Setro dan dusun Pengampon. Jumlah penduduk 5.993
pengelolaan keuangannya serta belum kritisnya jiwa dengan jenis kelamin laki-laki 3.017 jiwa dan
masyarakat atas pengelolaan anggaran pendapatan perempuan 2.976 jiwa. Jumlah penduduk yang bekerja
dan belanja desa. Besarnya dana yang harus dikelola di desa setro terdiri 95 jiwa PNS, 7 jiwa TNI/Polri, 1.055
oleh pemerintah desa memiliki risiko yang cukup jiwa sebagai karyawan swasta, 467 sebagai Wiraswasta/
tinggi dalam pengelolaannya, khususnya bagi aparatur pedagang, 391 sebagai petani, 8 jiwa pensiunan PNS,
pemerintah desa. Mengutip pernyataan Kepala Bagian 324 jiwa dengan profesi lain-lain ( Badan Pusat Statistik
Pemerintahan Desa Kabupaten Jember, Winardi yang Kabupaten Gresik).
dimuat dalam situs surabaya.bisnis.com Minggu, Desa Setro mempunyai visi Mewujudkan Masyarakat
30/11/2014 18:23 WIB, dua kepala desa tersebut yaitu Bersatu Membangun Desa Kuat Keyakinan Beragama,
desa Paseban kecamatan Kencong, dan Desa Pecoro Sejahtera, Aman dan Tentram Serta Melestarikan
Kecamatan Rambipuji (Sri et al. 2017). Fenomena Kearifan Budaya Lokal. Untuk mewujudkan visi
pejabat daerah yang tersangkut kasus hukum jangan tersebut terdapat beberapa misi yang dilakukan desa
sampai terulang kembali dalam skala pemerintahan desa. Setro: mewujudkan masyarakat yang beriman, bertaqwa
Aparatur pemerintah desa dan masyarakat desa yang dan berakhlaqul karimah, meningkatkan peran serta dan
direpresentasikan oleh BPD harus memiliki pemahaman pemberdayaan masyarakat, mewujudkan pemerintah
atas peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang baik dan berwibawa, mewujudkan kondisi yang
lainnya, serta memiliki kemampuan untuk melaksanakan aman, tertib, tentram dan damai, mewujudkan kondisi
pencatatan, pelaporan dan pertanggungjawaban. desa yang bebas dari polusi sampah, meningkatkan
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, pembangunan ekonomi desa dengan titik berat ekonomi
peneliti ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan kerakyatan.
partisipasi, transparansi, akuntanbilitas dalam
perencanaan pembangunan desa (RPJMDesa dan PEMBAHASAN
RKPDesa) dan penganggaran dana desa (APBDesa)
desa Setro Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
Jawa Timur. (RPJMDesa) Setro disusun periode 2013 – 2019.
Merujuk pada rumusan masalah yang telah Sebagai pedoman program kerja untuk masa enam tahun
dikemukakan sebelumnya tujuan penelitian ini RPJMDesa merupakan turunan dari sebuah cita-cita yang
adalah untuk mengetahui ;1) partisipasi, transparansi, ingin dicapai dimasa depan segenap warga masyarakat
akuntabilitas dalam penyusunan RPJMDesa dan desa Setro. RPJMDesa memuat visi dan misi kepala desa
RKPDesa, 2) partisipasi, transparansi, akuntabilitas dan apa yang akan dilakukan selama memimpin desanya
dalam penyusunan APBDesa. serta arah kebijakan pembangunan desa, rencana
kegiatan yang meliputi penyelenggaran pemerintahan
METODE desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan
kemasyarakatan desa dan pemberdayaan masyarakat.
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif, Untuk menyelaraskan dengan perkembangan kondisi
untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan partisipasi, dan kebutuhan masyarakat dengan arah kebijakan
transparansi dan akuntabilitas dalam perencanaan kabupaten/ kota maka pada Tahun 2015 desa Setro
pembangunan (penyusunan RPJMDesa dan RKPDesa) melakukan revisi atas RPJMDesa.
104 Jurnal Riset Akuntansi Kontemporer Erna Hendrawati
Vol. 12, No. 2, Oktober 2020 Mira Pramudianti

Dari hasil wawancara dengan perangkat desa Setro, Selanjutnya kepala desa akan menyusun Tim
LPMD diperoleh informasi: Sebelum penyusunan Penyusunan RPJMDesa dan RKPDesa yang terdiri
RPJMDesa Setro di dahului dengan musyawarah 11 orang yang terdiri dari perangkat desa, LPMD desa
perencanaan pembangunan desa yang dihadiri oleh Setro dengan menyertakan perempuan didalamnya.
kepala desa, unsur perangkat desa, BPD, wakil-wakil Tim ini akan melakukan Musdes (Musyawarah Desa)
kelompok masyarakat. Musrebangdes (Musyawarah untuk menyusun RPJMDesa dari hasil usulan yang telah
Perencanaan Pembangunan Desa) dilakukan Jumat, 30 disepakati dalam Musrebangdes. Transparansi yang
Oktober 2015, jam 19.00 WIB di Balai Desa Setro yang dilakukan dalam perencanaan pembangunan di desa
dihadiri sebanyak 57 orang. Materi yang dibahas dalam setro, dilakukannya mekanisme dan akses masyarakat
musrebangdes desa Setro meliputi pengkajian keadaan dalam penyampaian pendapat, keterbukaan (openness)
desa, rencana program pembangunan Kabupaten/ mengacu kepada terbukanya kesempatan bagi rakyat
Kota yang akan masuk ke desa, Rencana program untuk mengajukan tanggapan dan kritik terhadap
pembangunan kawasan perdesaaan, usulan rencana pemerintahan desa, hal ini sesuai dengan penelitian
kegiatan pembangunan desa dari dusun atau kelompok yang dilakukan (Kumalasari and Riharjo 2016). Dari
masyarakat. Hasil musrebangdes menyepakai bahwa hasil penelitian yang dilakukan oleh Pina, Torres, and
seluruh materi yang dibahas dijadikan bahan untuk Royo 2007;
Rancangan RPJMDesa yang akan diajukan dalam Cuillier and Piotrowski 2009; Pina, Torres, and Royo
Musyawarah Desa (Musdes) RPJMDesa. Bentuk 2010; Rodr´ıguez Bol´ıvar, del Carmen Caba P´ erez,
Partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan and L´ opez-Hern´ andez 2015; Bearfield and Bowman
di desa Setro dilakukan dengan melibatkan seluruh 2017 dalam (Krah and Mertens 2020), menyatakan
lembaga yang ada di desa Setro baik tingkat RT, RW bahwa penggunaan internet untuk memberikan
dan kepala dusun serta tokoh agama yang ada di desa informasi ke masyarakat telah terbutki meningkatkan
Setro dalam Musrebangdes dan Musyawarah Desa transparansi karena internet membuat lebih mudah dan
(Musdes) untuk penyusunan RPJMDesa dari bahan nyaman bagi warga unntuk mencari data dan mengakses
rancangan RPJMDesa. informasi resmi dan melakukan transaksi. Transparansi
Tingkat partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan sebagai open government sangat terkait dengan hal
musyawarah desa dapat dilihat dari tingkat kehadiran akses informasi dan akuntabilitas (Criado, Ruvalcaba-
dan jumlah usulan oleh masyarakat (Sulumin 2015). Gómez, and Valenzuela-Mendoza 2018). Pelaksanaan
Musrebangdes di hadiri 57, sehingga pelaksanaan transparansi di desa Setro belum menggunakan internet
partisipasi dalam perencanaan pembangunan di desa tetapi desa Setro telah menginformasikan perencanaan
Setro telah dilaksanakan dengan baik. Partisipasi anggaran berupa RKD Desa dalam bentuk banner yang
masyarakat dalam penentuan kebijakan publik menjadi diletakkan di kantor Desa. Prinsip-prinsip transparansi
kekuatan pendorong untuk mempercepat terpenuhinya dapat diukur melalui sejumlah indikator seperti berikut:
prinsip akuntabilitas dari penyelenggaraan pemerintahan 1) Mekanisme yang menjamin sistem keterbukaan dan
di desa. Partisipasi public menyiratkan keterlibatan oleh standarisasi dari semua proses pelayanan publik; 2)
warga negara, bisnis, organisasi non pemerintah dan Mekanisme yang memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan
sector social lainnya dalam kekuasaan kelembagaaan publik tentang berbagai kebijakan dan pelayanan
politik. Keterlibatan ini bertujuan untuk berkonsultasi, publik, maupun proses-proses didalam sektor publik;
mengelola atau memberikan umpan balik (Ruvalcaba- 3) Mekanisme yang memfasilitasi pelaporan maupun
Gomez 2019) penyebaran informasi maupun penyimpangan tindakan
Penganggaran partisipasi masyarakat sangat aparat publik didalam kegiatan melayani (Bappenas
penting untuk mencegah kebijakan-kebijakan yang 2003) dalam (Astuti and Yulianto 2016)
menyimpang. Prinsip dan indikator partisipasi RPJMDesa yang telah disusun, disahkan oleh
masyarakat dalam pengganggaran menurut Sulistioni Kepala Desa dalam bentuk Peraturan Desa. RPJMDesa
dan Hendriadi, 2004 dalam Taufik (2013) dalam digunakan desa sebagai dasar penyusunan Rencana
(Astuti and Yulianto 2016) mencakup hal-hal berikut: Kerja Pemerintahan Desa (RKPDesa) yang disusun
a) adanya akses bagi partisipasi aktif publik dalam setiap tahun dengan mengacu pada RPJMDesa. Bentuk
proses perumusan program dan pengambilan keputusan akuntanbilitas dalam perencanaan pembangunan adalah
anggaran; b) adanya peraturan yang memberikan tempat desa sebagai pelaku pemerintahan bertanggungjawab
ruang kontrol oleh lembaga independen dan masyarakat terhadap apa yang telah dilakukannya terhadap
baik secara perorangan maupun kelembagaan sebagai masyarakat dalam rangka menjalankan tugas,
media check and balances ; c) adanya sikap proaktif wewenang, dan kewajiban dalam perencanaan
pemerintah daerah untuk mendorong partisipasi pembangunan dengan melaksanakan tahapan-tahapan
warga pada proses penganggaran. Hal ini mengingat dalam penyusunan RPJMDesa serta menggunakan
kesenjangan yang tajam antara kesadaran masyarakat RPJMDesa sebagai acuan dan arah perencanaan
tentang cara berpartisipasi yang efektif dan cita-cita tahunan yang akan dijabarkan dalam bentuk RKPDesa
mewujudkan APBD yang aspiratif. setiap tahun. Untuk mewujudkan kesejahteraan dan
Partisipasi, Transparansi, dan Akuntabilitas ...
105

kemakmuran masyarakat diperlukan peran semua pihak RW, Kepala Dusun secara berjenjang untuk rencana
baik masyarakat desa, perangkat desa dan organisasi- program pembangunan yang diusulkan ke Desa. Usulan
organisasi yang ada di desa. Sejumlah alternatif dari jenjang lembaga pemerintah dibawah ini penting
strategi dalam peningkatan efektivitas dan efisiensi untuk mengetahui dan merespon kondisi yang ada di
pembangunan di perdesaan sebagai berikut (Bachrein, masyarakat serta apa yang dibutuhkan masyarakat.
2010) dalam (Cristian 2015) optimalisasi kegiatan Partisipasi masyarakat mengacu pada peran pemerintah
Musrenbang dengan melibatkan seluruh pemangku dalam mengajak warga untuk berpartisipasi dalam
kepentingan mulai dari tingkat desa, kecamatan, musyawarah dan berkontribusi dalam pengembangan
sampai kabupaten/provinsi dengan memperhatikan pemerintahan yang lebih responsive, akuntabel,
pada dokumen perencanaan kabupaten dan provinsi inovatif dan efektif. Ini menyiratkan bahwa pemerintah
(UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan tidak hanya menyediakan ruang untuk menyuarakan
Pembangunan Nasional), (2) integrasi dan keterpaduan pendapat, tetapi juga mendorong mendorong, menjamin
dalam bentuk pendekatan kewilayahan dengan dan mencari kontribusi masyarakat untuk pembuatan
menempatkan desa sebagai strata wilayah/pemerintahan kebijakan public (Calderón-Orellana and Araya-
terendah, (3) memanfaatkan dan memberdayakan Bugueño 2019).
keberadaan kelembagaan lokal/ perdesaan yang telah Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan
ada, (4) melakukan sosialisasi dan melibatkan peran tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan,
perangkat desa dan masyarakat untuk setiap program/ dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
kegiatan yang dilaksanakan, (5) investasi pemerintah Perencanaan pembangunan yang baik akan memberikan
untuk perbaikan infrastruktur perdesaan, dan (6) dampak yang baik pula terhadap pembangunan suatu
optimalisasi peran perangkat desa dan tokoh masyarakat daerah. Hal itu juga harus didukung dengan sumber daya
dalam pembangunan, mulai perencanaan, pelaksanaan, manusia yang kompeten atau mumpuni agar perencanaan
sampai evaluasi, dan monitoring. Menurut Carothers & pembangunan yang baik dapat terwujud. Di samping itu
Brechenmacher, 2014 dalam (García 2019) menyatakan juga yang menjadi sangat penting dalam perencanaan
bahwa there is broad agreement that transparency and pembangunan yaitu harus ada sebuah aturan yang jelas
accountability are pivotal to any good governance agar bisa dijadikan sebagai pedoman atau acuan bagi
reform. International aid providers have increasingly pemerintah sebagai pelaku pembuat kebijakan. Selain
prioritized accountability, transparency, participation, sebagai pedoman atau acuan, dengan aturan yang jelas
and inclusion as a political approach to development. akan dapat mewujudkan tata kelolah pemerintah yang
Hal tersebut menegaskan bahwa kesepakatan antara baik dalam perencanaan pembangunan.
transparansi dan akuntabilitas sangat penting dalam Bentuk partisipasi dari aktivita no 6 adalah
perubahan tata kelola yang lebih baik. Pelaksanaan Musrenbang Desa. Musrebang desa Setro
Rencana Kinerja Pemerintah Desa (RKPDesa) untuk penyusunan RKPDesa tahun 2017 dilaksanakan
merupakan dokumen perencanaan pembangunan tanggal 14 Nopember 2016, yang dihadiri 51 peserta
desa sebagai bentuk penjabaran RPJMDesa yang yang terdiri perangkat desa, BPD, LPMD, Kasun, Ketua
memuat rancangan kerangka ekonomi desa dengan RT, Ketua RW, organisasi kemasyarakatan. Materi
mempertimbangkan kerangka pendanaan yang akan yang dibahas dalam musrebang desa Setro adalah
diperoleh desa, program proritas pembangunan desa, pencermatan RPJMDesa, Evaluasi RKPDesa tahun
rencana kerja dan pendanaan dengan mendorong berjalan, Penetapan kegiatan-kegiatan yang ada di desa,
partisipasi masyarakat dengan mengacu kepada pembentukan tim pelaksana kegiatan. Hasil musrebang
RPJMDesa. desa Setro adalah menyepakati kegiatan-kegiatan
Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri pembangunan desa tahun 2017, memprioritaskan
Nomor 114 Tahun 2014 tentang pedoman pembangunan kegiatan-kegiatan yang belum terlaksana untuk
Desa, bahwa penyusunan RKP Desa harus dilakukan dilaksanakan di tahun 2017, menyepakati panitia
sesuai dengan tahapan yang meliputi ; (1) Penyusunan pelaksana.
perencanaan pembangunan Desa melalui musyawarah Musrenbangdes adalah forum musyawarah
Desa, (2) Pembentukan tim penyusun RKP Desa, (3) tahunan pihak yang berkepentingan untuk mengatasi
Pencermatan pagu indikatif Desa dan penyelarasan permasalahan desa dan pihak yang akan terkena dampak
program/kegiatan masuk ke Desa, (4) Pencermatan ulang hasil musyawarah untuk menyepakati rencana kegiatan
dokumen RPJM Desa, (5) Penyusunan rancangan RKP tahun anggaran berikutnya (tahun yang direncanakan).
Desa, (6) Penyusunan RKP Desa melalui musyawarah Musrenbangdes menginginkan adanya kebersamaan
perencanaan pembangunan Desa, (7) Penetapan RKP antara Pemerintah Desa dan masyarakat dalam
Desa, (8) Perubahan RKP Desa, dan (9) Pengajuan memilih mana yang terbaik untuk pembangunan
daftar usulan RKP Desa. Desa kedepanya. Musrenbang dilakukan di daerah
Bentuk partisipasi perencaan RKPDesa Setro dan sebagai mekanisme untuk mempertemukan usulan/
dilakukan pada aktifitas 1 dan 6. Aktivitas 1 di desa kebutuhan masyarakat (bottom-up planning) dengan apa
Setro dilakukan dengan menggali usulan dari setiap RT, yang akan diprogram pemerintah (top-down planning).
106 Jurnal Riset Akuntansi Kontemporer Erna Hendrawati
Vol. 12, No. 2, Oktober 2020 Mira Pramudianti

Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang), dan dusun, gotong royong, dan atau pendapatan lain-
identik dengan sebuah proses pembangunan yang lain yang sah ; b. Dana desa; c. Alokasi dana desa;
lebih menegdepankan partisipatif, demokratis dan d. Bagi hasil pajak dan retribusi daerah. Pelaksanaan
transparan. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa akuntabilitas dalam prosese penganggaran adalah
Musrenbang dapat mengakomodasi kepentingan penyusunan Surat Keputusan Kepala Desa tentang
pembangunan bagi masyarakat. Musyawarah RKPDesa dan APBDesa, hal ini mempunyai kekuatan
Perencanaan Pembangunan Desa atau yang disebut hukum dan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan
dengan nama lain adalah musyawarah antara Badan program pembangunan di masyrakat desa.
Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur Penyusunan dokumen Rencana Kerja Pembangunan
masyarakat yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa (RKP-Desa) ini mempunyai tujuan: a. Agar desa
Desa untuk menetapkan prioritas, program, kegiatan, memiliki dokumen perencanaan pembangunan tahunan
dan kebutuhan Pembangunan Desa yang didanai oleh yang berkekuatan hukum tetap; b. Sebagai dasar/
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, swadaya pedoman kegiatan atau pelaksanaan pembangunan di
masyarakat Desa, dan/atau Anggaran Pendapatan dan desa; c. Sebagai dasar penyusunan Peraturan Desa tentang
Belanja Daerah Kabupaten/Kota. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa).
Dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Menurut (Cristian 2015), manfaat RKPDesa a. Lebih
ini perencanaan pembangunan bersifat bottom up yang menjamin kesinambungan pembangunan ditingkat desa;
menekankan partisipasi dari banyak pihak. Sehingga b. Sebagai pedoman dan acuan pembangunan desa; c.
pembangunan dapat dirasakan oleh banyak pihak seperti Pemberi arah kegiatan tahunan di desa; d. Menampung
masyarakat, sektor swasta, dan pemerintah. Perencanaan aspirasi yang sesuai kebutuhan masyarakat dan dipadukan
pembangunan yang bersifat bottom up dengan lebih dengan program pembangunan supra desa; e. Dapat
mengedepankan partisipatif dan komunikatif secara mendorong partisipasi dan swadaya dari masyarakat.
aktif dari banyak pihak merupakan prinsip utama Transparansi dalam RKPDesa Setro adalah
dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang keterbukaan dokumen RKPDesa yang telah disusun
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam sebagai dasar dalam penyusunan APBDesa. Hal ini
mewujudkan pembangunan yang baik secara nasional, sesuai Nordiawan (2006) dalam (Anwar and Jatmiko
perencanaan pembangunan harus mulai disusun dari 2012) menyatakan Transparansi memberikan informasi
tingkat yang paling bawah yaitu Desa yang tujuannya untuk keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat
memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki
nasional. Oleh karena itu, Desa memegang peranan hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh
penting dalam pembangunan nasional bukan hanya atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan
dikarenakan sebagian besar rakyat Indonesia bertempat sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan
tinggal di desa, tetapi desa memberikan kontribusi besar ketaatannya pada peraturan perundang- undangan.
dalam menciptakan stabilitas pembangunan nasional. Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDesa)
Pembangunan Desa merupakan bagian dari rangkaian Setro tahun 2017 sebagai dasar anggaran pelaksanaan
pembangunan nasional. pembangunan tahun 2018 di desa Setro. Dalam
Desa seringkali identik dengan dua hal yakni sebagai penyusunan APBDesa menselaraskan antara program
objek dan subjek dalam pembangunan. Dikatakan pembangunan dalam RKPDesa tahun 2017 dan rencana
sebagai objek pembangunan, karena sebagaian pendanaan yang akan diterima desa Setro tahun 2018.
penduduk di pedesaan dilihat dari aspek kualitas masih APBDesa berisi Pendapatan Asli Desa ( Hasil usaha,
perlu dilakukan pemberdayaan. Sebaliknya sebagai hasil aset, swadaya, partisipasi, gotong royong dan lai-
subjek pembangunan penduduk pedesaan memegang lain pendapatan asli desa), Transfer (Dana desa, Bagi
peranan yang sangat penting sebagai kekuatan penentu Hasil Pajak dan Retribusi Daerah, Alokasi Dana Desa,
(pelaku) dalam proses pembangunan pedesaan maupun Bantuan keuangan APBd Propinsi, bantusn Keuangan
pembangunan nasional. APB Kabupaten), Lain-lain (Hibah dan sumbangan
Pembangunan yang direncanakan dengan menggali dari pihak ketiga yang mengikat, lain-lain pendapatan
informasi program-program dari masyarakat akan desa yang sah); Belanja desa dipergunakan dalam
menumbuhkan rasa kepedulian baik dalam proses rangka mendanai penyelenggaran-penyelenggaraan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Bentuk pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa,
Akuntabilitas dalam penganggaran adalah dokumen pembinaan kemasyarakatan desa, pemberdayaan
RKPDesa digunakan sebagai dasar penyusunan masyarakat desa dan belanja tak terduga).
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa (APBDesa) Bentuk partisipasi yang terjadi dalam penganggan
dengan menyesuikan besarnya pendapatan atau di APBDesa setro adalah adanya musyawarah antara
pendanaan yang akan diperoleh desa. Pendanaan tim Penyusun APBDesa dengan BPD, LPMD sebaggai
bisa bersumber dari a. Pendapatan Asli Desa yang perwakilan masyarakat. Badan Permusyawaratan
diperoleh dari tanah kas desa/ bengkok, hasil usaha Desa adalah lembaga yang melaksanakan fungsi
desa, penggalangan swadaya masyarakat tingkat dsa pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari
Partisipasi, Transparansi, dan Akuntabilitas ...
107

penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan akuntabilitas kejujuran terkait de- ngan penghindaran
ditetapkan secara demokratis (Hanifah and Praptoyo penyalahgunaan jabatan, sedangkan akuntabilitas hukum
2015). Musyawarah tersebut akan membahas kesesuaian terkait de- ngan jaminan dengan adanya kepatuhan
antara rencana pendanaan yang akan diterima desa setro terhadap hukum dan peraturan lain yang diisyaratkan
dengan beberapa program yang telah ada di RKPDesa dalam penggunaan sumber dana publik; (3) Akuntabilitas
Setro tahun 2017. Transparansi dalam APBDesa adalah Proses, akuntabi- litas proses terkait dengan apakah
dibuat banner informasi tentang APBDesa desa Setro prosedur yang digunakan dalam melaksanakan tugas
tahun 2017. Dengan adanya banner masyarakat mudah sudah cukup baik dalam hal kecukupan sis- tem informasi
untuk memperoleh informasi besarnya pendanaan dan akuntansi, sistem informasi manajemen dan prosedur
belanja yang akan terjadi, selain itu masyarakat dapat administrasi; (4) Akuntabilitas Program, akuntabilitas
sebagai control dan monotoring besarnya dana dalam pro- gram terkait dengan pertimbangan apakah tujuan
suatu program dengan realisasi program pembangunan dapat ditetapkan dapat dicapai atau tidak, dan apakah
yang terjadi di lapangan/ desa Setro. Bentuk transparansi telah mempertimbangkan alternative program yang
yang terjadi di desa Setro adalah pada setiap tempat memberikan hasil yang optimal dengan biaya yang
dilakukannya program pembangunan terdapat papan minimal; (5) Akuntabilitas Kebijakan, akuntabilitas
informasi tentang pembangunan apa, berapa besarnya kebijakan terkait dengan pertanggungjawaban
dana, waktu penyelesaian pembangunan. Menurut Pemerintah, baik Pusat maupun daerah atas kebijakan-
(Faraon 2018), adanya transparansi melalui open source, kebijakan yang diambil pemerintah terhadap DPR/DPRD
siapapun dengan kompetensi yang memadai dapat dan masyarakat luas.
mengakses, meningkatkandan menggunakan teknologi Pelaksanaan akuntabilitas di desa Setro dapat terlihat
untuk memnuhi kebutuhan informasi. dari penyusunan pertanggungjawaban penggunaan
Akuntanbilitas APBDesa dilakukan dengan dan yang telah diterima di desa. Laporan pertanggung
pembuatan laporan pertanggungjawaban oleh tim jawaban di lakukan secara manual pencatatannya, tapi
pelaksana, sebagai bentuk pertanggungjawaban saat ini sudah dilakukan secara komputerisasi dengan
penggunaan dana yang diperoleh. Dana yang diperoleh menggunakan software untuk menyusun laporan
desa tiap termen dari beberapa sumber digunakan untuk pertanggungjawaban, hal ini terjadi karean pengaruh
pelaksanaan pembangunan sesuai dalam APBDesa, modernisasi teknologi. Open Government (OG) dilihat
dan dipertanggungjawabkan penggunaan dana tersebut sebagai modernisasi negara, tercermin dalam komitmen
dalam bentuk laporan. Tata kelola pemerintahan yang yang berusaha untuk mengubah dan memodernisasi
baik merupakan salah satu tuntunan masyarakat yang administrasi. Baik dalam ruang lingkup internal, atau
harus dipenuhi. Salah satu pilar tata kelola tersebut hubungan negara dengan masyarakat yang menghasilkan
adalah akuntabilitas. Sabeni dan Ghozali (2001) dalam kolaborasi yang lebih besar dengan pemerintah, lembaga
(Anwar and Jatmiko 2012), menyatakan Akuntabilitas dengan mempertimbangkan kebutuhan dan tututan
atau pertanggungjawaban (accountability) merupakan lingkungan (Volta 2019). Akuntabilitas dari bawak ke
suatu bentuk keharusan seseorang (pimpinan/pejabat/ atas efekitif karena pemerintah pusat memiliki informasi
pelaksana) untuk menjamin bahwa tugas dan kewajiban langsung tentang hasil dari kebijakan loka, masyarakat
yang diembannya sudah dilaksanakan sesuai ketentuan memiliki insentif adanya koropsi, pembuat kebijakan
yang berlaku. Akuntabilitas dapa dilihat melalui peka terhadap hukuman social dari masyarakat (Freire,
laporan tertulis yang informatif dan transparan. Galdino, and Mignozzetti 2020).
Mardiasmo (2002) mengatakan Akuntabilitas publik
adalah kewajiban pihak pemegang amanah untuk KESIMPULAN
memberikan pertanggungjawaban, menyajikan dan
mengungkapkan segala aktivitasnya dan kegiatan yang Perencanaan pembangunan (RPJMDesa dan
menjadi tanggungjawabnya kepada pihak pemberi RKPDesa) desa Setro melibatkan perangkat desa, BPD,
amanah (Principal) yang memiliki hak dan kewenangan LPMD, tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan,
untuk meminta pertanggungjawaban. Menurut RT,RW, kepala dusun dalam musyawarahnya, mekanisme
Nordiawan (2006) mengatakan Akuntabilitas adalah dan akses masyarakat dalam penyampaian pendapat,
mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya keterbukaan (openness) mengacu kepada terbukanya
serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada kesempatan bagi rakyat untuk mengajukan tanggapan
entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah dan kritik terhadap pemerintahan desa, keterbukaan
ditetapkan secara periodik. Seperti yang telah dijabarkan, dokumen RKPDesa yang telah disusun sebagai dasar
dari beberapa definisi tersebut menurut Mardiasmo (2002) dalam penyusunan APBDesa. Pelaksanaan Akuntanbilitas
menjelaskan terdapat lima dimensi akuntabilitas yang RPJMDesa, dokumen RPJMDesa sebagai acuan dan arah
harus dipenuhi oleh organisasi sektor publik, yaitu: (1) perencanaan tahunan yang akan dijabarkan dalam bentuk
Akuntabilitas Keuangan, Akuntabilitas keuangan terkait RKPDesa setiap tahun, dokumen RKPDesa digunakan
dengan penghindaran penyalahgunaan dana publik; sebagai dasar penyusunan Anggaran Pendapatan Dan
(2) Akuntabilitas Kejujuran dan Akuntabilitas Hukum, Belanja Desa (APBDesa).
108 Jurnal Riset Akuntansi Kontemporer Erna Hendrawati
Vol. 12, No. 2, Oktober 2020 Mira Pramudianti

Tahapan penganggaran penyusunan APBDesa García, D.R., 2019. Politics, Technology, and
tahun 2017, adanya partisipasi antara tim Penyusun Accountability: The Transparency Façade of Open
APBDesa dengan BPD, LPMD sebaggai perwakilan Government Data Reforms in Paraguay. JeDEM-
masyarakat dalam musyawarah, dibuat banner informasi eJournal of eDemocracy and Open Government,
tentang APBDesa desa Setro tahun 2017 di setiap tempat 11(2), pp.60-93.
dilakukannya program pembangunan terdapat papan Hamid, Alfian. 2016. Transparansi Dan Akuntabilitas
informasi tentang pembangunan apa, berapa besarnya Pengelolaan Keuangan Alokasi Dana Desa (ADD)
dana, waktu penyelesaian pembangunan, penyusuna Dalam Pencapaian Good Governance.
laporan pertanggungjawaban oleh tim pelaksana, Hanifah, S.I. and Praptoyo, S., 2015. Akuntabilitas
sebagai bentuk pertanggungjawaban penggunaan dana dan Transparansi Pertanggungjawaban Anggaran
yang diperoleh. Pendapatan Belanja Desa (APBDes). Jurnal Ilmu
& Riset Akuntansi, 4(8), pp.1-15.
DAFTAR PUSTAKA Keuangan, B.P. and Pembangunan, R.I., 2015. Petunjuk
Pelaksanaan Bimbingan dan Konsultasi Pengelolaan
Anwar, M. and Jatmiko, B., 2012. Kontribusi Dan Peran Keuangan Desa. Jakarta: Deputi Bidang Pengawasan
Pengelolaan Keuangan Desa Untuk Mewujudkan Penyelenggaraan Keuangan Daerah.
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa Yang Krah, R.D.Y. and Mertens, G., 2020. Transparency
Transparan Dan Akuntabel (Survey Pada Perangkat in Local Governments: Patterns and Practices of
Desa Di Kecamatan Ngaglik, Sleman, Yogyakarta). Twenty-first Century. State and Local Government
Jurnal Universitas Muhammadiyah Yogyakarta: Review.
387–410. Kumalasari, D. and Riharjo, I.B., 2016. Transparansi dan
Armaini, R., 2017. Asas-asas Pengelolaan Keuangan akuntabilitas pemerintah desa dalam pengelolaan
Desa dalam Pencapaian Akuntabilitas Penggunaan alokasi dana desa. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi
Dana Desa di desa Karang Agung Kabupaten Pali. (JIRA), 5(11).
Jurnal ACSY: Jurnal Accounting Politeknik Sekayu, Kustono, A.S., Purnamasari, P. and Supatmoko, D.,
6(1), pp.57-67. 2017. Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana
Astuti, T.P. and Yulianto, Y., 2016. Good Governance Desa Di Desa Ledokombo Kecamatan Ledokombo
Pengelolaan Keuangan Desa Menyongsong Kabupaten Jember Tahun 2015. e-Journal Ekonomi
Berlakunya Undang-Undang No. 6 Tahun 2014. Bisnis dan Akuntansi, 4(2), pp.141-147.
Berkala Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 1(1). Liando, L.Y., Lambey, L. and Wokas, H.R., 2017.
Calderón-Orellana, M. and Araya-Bugueño, R., Analisis Pengelolaan dan Pertanggungjawaban
2019. The Codes of Ethics in Public Sector and Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa di Desa
the Incorporation of Values that Promote Open Kolongan Kecamatan Kombi Kabupaten Minahasa.
Government: The Chilean case. eJournal of Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen,
eDemocracy & Open Government, 11(2). Bisnis dan Akuntansi, 5(2).
Criado, J.I., Ruvalcaba-Gómez, E.A. and Valenzuela- Muda, I., Harahap, A.H., Erlina, S.G., Maksum, A. and
Mendoza, R., 2018. Revisiting the Open Government Abubakar, E., 2018, March. Factors of quality of
Phenomenon. A Meta-Analysis of the International financial report of local government in Indonesia.
Literature. JeDEM - eJournal of eDemocracy and In IOP Conference Series: Earth and Environmental
Open Government 10(1): 50–81. Science (Vol. 126, No. 1, p. 012067).
Cristian, H., 2015. Studi tentang Pelaksanaan Rencana Ruvalcaba-Gomez, E.A., 2019. Open Government and
Kerja Pembangunan Desa (RKPDes) Tahun 2013 Citizen Participation: Perceptions between Civil
di Desa Loa Janan Ulu Kecamatan Loa Janan Society Organizations and Government. JeDEM-
Kabupaten Kutai Kartanegara. Kutai: eJournal eJournal of eDemocracy and Open Government,
Pemerintahan Integratif, 3, pp.2337-8670. 11(2), pp.1-13.
Dutta, S. and Fan, Q., 2012. Incentives for innovation Sa’adah, B., 2015. Akuntabilitas Dan Transparansi
and centralized versus delegated capital budgeting. Anggaran Melalui E-Government (Studi tentang
Journal of Accounting and Economics, 53(3), Penganggaran di Pemerintahan Daerah Kabupaten
pp.592-611. Blitar). Jurnal Kebijakan Dan Manajemen Publik,
Faraon, M., 2018. Concept-driven design for democracy: 3, pp.1-10.
advancing co-creative media to support citizen Sulumin, H.H., 2015. Pertanggungjawaban penggunaan
participation and democratic engagement. eJournal of alokasi dana desa pada pemerintahan desa di
eDemocracy & Open Government, 10(1), pp.23-49. Kabupaten Donggala. Katalogis, 3(1).
Freire, D., Galdino, M. and Mignozzetti, U., 2020. Volta, C.A., 2019. Local Open Government Model for
Bottom-up accountability and public service Rural Municipalities: Opportunities and barriers
provision: Evidence from a field experiment in from the experience of Calle Larga. eJournal of
Brazil. Research & Politics, 7(2). eDemocracy & Open Government, 11(2).

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai