Anda di halaman 1dari 11

Enggar Wahyuning Pahlawan, Anita Wijayanti, Suhendro, 162-172

INDONESIA Pengaruh kompetensi aparatur desa, sistem


ACCOUNTING pengendalian internal, pemanfaatan teknologi
JOURNAL informasi dan partisipasi masyarakat terhadap
Volume 2, NUMBER 2, YEAR 2020
akuntabilitas pengelolaan dana desa
1
Corresponding author
Program Studi Akuntansi Enggar Wahyuning Pahlawan1
Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Batik Surakarta
Anita Wijayanti2
Jl. KH. Agus Salim No. 10 Suhendro3
Surakarta, Indonesia, 57147
E-mail: enggarrwp@gmail.com
Abstract
2,3
Program Studi Akuntansi Accountability of village funds management is the responsibility
Fakultas Ekonomi of the village officers. Village officers should have good
Universitas Islam Batik Surakarta competency. Its can help village officer to manage village funds.
Jl. KH. Agus Salim No. 10 Another thing in managing village funds besides of good internal
Surakarta, Indonesia, 57147
controlling system is the use of information technology and
Article info: public participation. This study aims to know the effect of
Received 16 July 2020 competency of village officers, internal controlling system, use of
Accepted 26 July 2020 information technology, and public participation on the
Available online 27 July 2020 accountability of village fund management. This study uses a
quantitative approach for hypothesis testing. The instrument of
Keywords: competency; controlling; this study is in the form of questionnaires and filled by
technology; participation; accountability
respondents. The population in this study is all village officers in
JEL Classification: H11, H41, H53, H83
DOI: http://doi.org/10.32400/iaj.29261 Sub-District of Grogol at Regency of Sukoharjo. The sampling
technique of this study is purposive sampling with 40
respondents as the sample and analyzed by multiple linear
regression. This study finds that the competency of village
officers and public participation are significant on accountability
This work is licensed of village funds management. Also, this study finds that internal
under a Creative Commons controlling system and use of information technology are
Attribution 4.0 insignificant on accountability of village funds management.
International License.

Pendahuluan berdasarkan asal-usul dan adat istiadatnya


Sebagai negara berkembang, Indonesia yang diakui oleh pemerintah Indonesia.
membutuhkan banyak sekali pembangunan Sebuah desa memiliki unsur penyelenggara
infrastruktur seperti yang sedang yaitu pemerintah desa yang terdiri dari
dilaksanakan pemerintah Indonesia yaitu Kepala Desa dan aparatur desa lainnya.
membangun desa untuk menjadikannya Salah satu tugas aparatur desa yaitu
semakin maju dan berkembang dengan untuk mengelola dana desa yang disalurkan
potensi yang dimiliki oleh desa tersebut. oleh pemerintah pusat kepada pemerintah
Pembangunan desa juga membutuhkan dana desa guna pembangunan desa dengan
yang tidak sedikit, dimana dana yang prinsip pengelolaan yang baik, transparan
disalurkan oleh pemerintah pusat kepada dan akuntabel. Akuntabilitas dalam
pemerintah desa melalui APBD wajib untuk pengelolaan dana desa menjadi fokus
dikelola dengan baik. penting bagi aparatur desa sebab hal ini
Menurut Peraturan Pemerintah Republik menunjukkan tanggungjawab dan
Indonesia No. 72 Tahun 2005, desa adalah keberhasilan dalam pengelolaan dana desa.
kesatuan masyarakat yang memiliki batas Akuntabilitas juga dapat menunjukkan
wilayah dan wewenang untuk mengatur bahwa aparatur desa telah bekerja dengan
kepentingan dari masyarakat tersebut benar, etis dan bertanggungjawab atas

162
Enggar Wahyuning Pahlawan, Anita Wijayanti, Suhendro, 162-172

pekerjaannya dalam mengelola dana desa. kemungkinan penyimpangan atas


Dengan kata lain, akuntabilitas menjadi tolak pengelolaan dana desa serta dapat
ukur bagi aparatur desa atas tanggungjawab mengurangi penggunaan atau pemanfaatan
dalam pekerjaan mereka (Dewi dan Gayatri, dana yang tidak tepat sasaran.
2019). Kompetensi yang dimiliki aparatur Penelitian ini bertujuan untuk
desa juga menjadi tolak ukur dalam memberikan bukti empiris atas pengaruh
pengelolaan dana desa yang baik dan kompetensi aparatur desa, sistem
akuntabel sebab aparatur desa yang pengendalian internal, pemanfaatan
berkompeten dan memiliki kemampuan teknologi informasi, dan partisipasi
dalam mengelola dana desa akan mudah masyarakat terhadap akuntabilitas
menjalankan tugasnya. pengelolaan dana desa pada Pemerintah
Aparatur desa yang berkompeten dapat Desa di Kecamatan Grogrol Kabupaten
mengurangi penyimpangan yang mungkin Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah.
muncul dalam pengelolaan dana desa.
Aparatur desa yang berkompeten dan sistem Tinjauan pustaka
pengendalian internal yang baik sangat Stewardship theory
dibutuhkan dalam pengelolaan dana desa Teori stewardship menyatakan bahwa
mengingat dana yang disalurkan tersebut pemerintah melaksanakan pekerjaannya
memiliki jumlah yang signifikan. Peraturan untuk mencapai tujuan dari kepentingan
Pemerintah Republik Indonesia No. 60 masyarakatnya (Donaldson dan Davis,
Tahun 2008 menyatakan bahwa Sistem 1991). Selain itu, pemerintah juga melakukan
Pengendalian Internal adalah kegiatan yang pekerjaannya atas motivasi kepentingan
dilakukan secara terus menerus untuk organisasi dan bukan termotivasi dari
memberikan keyakinan atas tercapainya kepentingan pribadinya (Donaldson dan
tujuan melalui keandalan pelaporan Davis, 1991). Teori ini juga dibuat atas dasar
keuangan, pengamanan aset Negara dan filosofi mengenai sifat yang dimiliki oleh
ketaatan terhadap Undang-Undang. manusia, dimana pada hakikatnya manusia
Sebagai organisasi sektor publik, mampu dipercaya dan memiliki
pemerintah desa harus mampu melayani tanggungjawab serta memiliki integritas yang
masyarakatnya dan mengelola dana desa baik, sehingga dalam hal ini pemerintah
dengan baik. Hal penting lainnya, aparatur dipercaya sebagai seseorang yang melakukan
desa harus mampu memanfaatkan teknologi tindakan yang baik untuk kepentingan
informasi untuk mempermudah dan bersama (Kaihatu, 2006). Implikasi teori ini
melancarkan pekerjaannya. Perkembangan adalah menggambarkan keberadaan
teknologi informasi yang sangat pesat dapat pemerintah desa sebagai organisasi sektor
meningkatkan kinerja di berbagai kegiatan publik yang dapat dipercaya dan diandalkan
dengan cepat, tepat dan akurat sehingga dalam melayani masyarakat agar tujuan
dapat meningkatkan produktivitas organisasi untuk masyarakat dapat tercapai
(Nuryanto, 2012:1-2). dengan optimal (Budiana et al., 2019).
Banyaknya jumlah program kerja desa
menyebabkan para aparatur desa Akuntabilitas pengelolaan dana desa
memerlukan partisipasi masyarakat dalam Undang-Undang Republik Indonesia
membantu aparatur desa melaksanakan No. 6 Tahun 2004 tentang Desa
pengelolaan dana desa yang baik. Secara menjelaskan bahwa Keuangan Desa adalah
ideal, aparatur desa pada dasarnya wajib semua hak dan kewajiban Desa yang dapat
menyampaikan informasi penggunaan dana dinilai dengan uang serta segala sesuatu yang
desa dalam pembangunan desa dan berupa uang dan barang yang berhubungan
masyarakat memberikan partisipasinya dengan hak dan kewajiban Desa. Hal ini
dalam bentuk saran dan usulan atas dapat diartikan bahwa dana desa merupakan
penggunaan dana tersebut. Partisipasi hak yang diperoleh desa dari pemerintah
masyarakat dapat meminimalisir pusat untuk pembangunan desa dan aparatur

163
Enggar Wahyuning Pahlawan, Anita Wijayanti, Suhendro, 162-172

desa memiliki kewajiban untuk mengelola Pemanfaatan teknologi informasi


keuangan tersebut dengan baik. Teknologi informasi adalah sarana dan
Akuntabilitas yang baik ditunjukkan oleh prasarana (hardware, software, useware) sistem
adanya sistem akuntansi yang dapat atau metode untuk memperoleh,
memberikan informasi handal, akurat, dapat mengirimkan, mengolah, menafsirkan,
dipertanggungjawabkan, dan tepat waktu menyimpan, mengorganisasikan, dan
(Lestari et al., 2019). Akuntabilitas adalah menggunakan data secara bermakna
suatu proses yang dilakukan untuk (Warsita, 2008:135). Komputer sebagai salah
mempertanggungjawabkan pengelolaan satu komponen dari teknologi informasi
sumber daya atau dana desa yang diperoleh merupakan alat yang bisa melipatgandakan
dari pemerintah pusat serta pelaksanaan kemampuan yang dimiliki manusia dan
kebijakan yang dipercayakan kepada aparatur dapat mengerjakan sesuatu yang manusia
desa dalam mencapai tujuan yang telah mungkin tidak mampu melakukannya
ditetapkan secara periodik (Noordiawan, (Sugiarti dan Yudianto, 2017).
2006:34).
Partisipasi masyarakat
Kompetensi aparatur desa Partisipasi masyarakat merupakan salah
Sumber daya manusia yang andal di satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan
dalam organisasi dibentuk sejak tahap seleksi dari program pembangunan maupun
hingga tahap pelaksanaan tugas karena pengembangan masyarakat, dimana
sumber daya manusia merupakan faktor partisipasi masyarakat bukan hanya
penting dalam menjalankan operasional dan melibatkan masyarakat dalam pembuatan
untuk kepentingan pengambilan keputusan keputusan di setiap program pembangunan
(Sutrisno, 2017:2). Terkait pengelolaan dana namun masyarakat juga dilibatkan dalam
desa, seorang aparatur desa harus memiliki mengidentifikasikan masalah dan potensi
kemampuan yang baik agar dapat mengelola yang ada di masyarakat karena tanpa adanya
dan mempertanggungjawabkan dana desa partisipasi masyarakat di setiap kegiatan
tersebut karena aparatur desa yang maka pembangunan desa tidak akan tercapai
berkompeten dalam mengelola keuangan dengan baik (Atiningsih dan Ningtyas,
desa dapat meningkatkan akuntabilitas dari 2019). Masyarakat juga disebut sebagai
pengelolaan dana desa tersebut, dan begitu pemangku kepentingan utama yang harus
pula sebaliknya (Umaira dan Adnan, 2019). diprioritaskan dalam pelaksanaan kebijakan
organisasi publik terutama implementasi
Sistem pengendalian internal pembangunan di desa-desa sehingga proses
Pengendalian internal adalah sejumlah implementasi pembangunan tepat pada
prosedur untuk melindungi aset atau sasaran, efisien dan efektif (Wafirotin dan
kekayaan sebuah organisasi dari segala Septiviastuti, 2019).
bentuk tindakan penyalahgunaan, menjamin
tersedianya informasi akuntansi organisasi Hubungan antar variabel dan
yang akurat, serta memastikan bahwa semua pengembangan hipotesis
ketentuan hukum serta kebijakan Kompentensi aparatur desa dan
manajemen telah dipatuhi dan dijalankan akuntabilitas pengelolaan dana desa.
sebagaimana mestinya (Hery, 2014:11-12). Terkait pengelolaan dana desa, maka
Menurut Peraturan Pemerintah Republik seorang aparatur desa harus memiliki
Indonesia No. 60 Tahun 2008, Sistem kemampuan yang mumpuni untuk dapat
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) mengelola dan mempertanggungjawabkan
adalah sistem pengendalian intern yang dana desa. Jika aparatur desa berkompeten
diselenggarakan secara menyeluruh di dalam mengelola keuangan desa maka hal ini
lingkungan pemerintahan pusat dan dapat meningkatkan akuntabilitas dari
pemerintahan daerah. pengelolaan dana desa tersebut. Sebaliknya,
jika aparatur desa tidak memiliki sumber

164
Enggar Wahyuning Pahlawan, Anita Wijayanti, Suhendro, 162-172

daya yang memadai dalam melaksanakan menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi


tugas dan fungsinya maka akuntabilitas tidak informasi berpengaruh terhadap
akan tercapai secara optimal. Oleh karena akuntabilitas pengelolaan dana desa.
itu, kompetensi sumber daya manusia dapat Berdasarkan penjelasan tersebut maka
mempengaruhi akuntabilitas pengelolaan hipotesis penelitian ini adalah:
dana desa (Umaira dan Adnan, 2019). Hal H3: Pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh
ini sejalan dengan penelitian Budiana et al. terhadap akuntabilitas pengelolaan dana desa.
(2019), Atiningsih dan Ningtyas (2019),
Aulia et al. (2018) yang menyatakan bahwa Partisipasi masyarakat dan
kompetensi aparatur desa maupun akuntabilitas pengelolaan dana desa.
kompetensi aparatur pengelola dana desa Keikutsertaan masyarakat dalam pengelolaan
memiliki pengaruh terhadap akuntabilitas dana desa sangatlah penting karena
dana desa. Berdasarkan penjelasan tersebut masyarakat dapat memperoleh informasi
maka hipotesis penelitian ini adalah: tentang penyaluran dana untuk
H1: Kompentensi aparatur desa berpengaruh pembangunan desanya. Masyarakat bisa
terhadap akuntabilitas pengelolaan dana desa. disebut juga pemangku kepentingan utama
dalam pelaksanaan kebijakan organisasi
Sistem pengendalian internal dan publik, terutama implementasi pembagunan
akuntabilitas pengelolaan dana desa. di desa-desa. Implementasi pembangunan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia harus diprioritaskan dengan melibatkan
No. 60 Tahun 2008 menjelaskan bahwa masyarakat sehingga proses implementasi
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pembangunan tepat pada sasaran, efisien
yang selanjutnya disingkat SPIP, adalah dan efektif (Wafirotin dan Septiviastuti,
Sistem Pengendalian Intern yang 2019). Atiningsih dan Ningtyas (2019), Aulia
diselenggarakan secara menyeluruh di et al. (2018), Umaira dan Adnan (2019), dan
lingkungan pemerintahan pusat dan Wafirotin dan Septiviastuti (2019)
pemerintahan daerah. Dengan demikian, menemukan bahwa partisipasi masyarakat
sistem pengendalian internal dalam berpengaruh terhadap akuntabilitas
mengelola dana desa sangat diperlukan pengelolaan dana desa. Berdasarkan
untuk mengetahui ada atau tidaknya penjelasan tersebut maka hipotesis
penyimpangan dalam pengelolaan dana desa. penelitian ini adalah:
Hasil penelitian Atiningsih dan Ningtyas H4: Partisipasi masyarakat berpengaruh terhadap
(2019), Budiana et al. (2019), dan Widyatama akuntabilitas pengelolaan dana desa.
et al., (2017) menunjukkan bahwa sistem
pengendalian internal berpengaruh terhadap Metode penelitian
akuntabilitas pengelolaan dana desa. Jenis penelitian
Berdasarkan penjelasan tersebut maka Penelitian ini menggunakan pendekatan
hipotesis penelitian ini adalah: kuantitatif yaitu penerapan metode untuk
H2: Sistem pengendalian internal berpengaruh menguji atau meneliti sebuah teori dengan
terhadap akuntabilitas pengelolaan dana desa. cara menganalisis hubungan antar variabel
melalui prosedur statistik (Noor, 2017:38).
Pemanfaatan teknologi informasi Data penelitian ini berasal dari jawaban
dan akuntabilitas pengelolaan dana kuesioner yang telah diisi oleh responden
desa. Teknologi informasi adalah sarana dengan skala tertentu.
dan prasarana (hardware, software, useware)
sistem dan metode untuk memperoleh, Variabel penelitian dan pengukurannya
mengirimkan, mengolah, menafsirkan, Variabel dependen penelitian ini adalah
menyimpan, mengorganisasikan, dan Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa atau
menggunakan data secara bermakna APDD (Y) yang diukur dengan
(Warsita, 2008:135). Penelitian Aulia et al. menggunakan skala Likert, dimana setiap
(2018), dan Sugiarti dan Yudianto (2017) jawaban memiliki skor berikut: Skor 1 untuk

165
Enggar Wahyuning Pahlawan, Anita Wijayanti, Suhendro, 162-172

jawaban “Sangat Tidak Setuju (STS)”, Skor 2 (KAD), Sistem Pengendalian Internal (SPI),
untuk jawaban “Tidak Setuju” (TS), Skor 3 Pemanfaatan Teknologi Informasi (PTI),
untuk jawaban “Netral (N)”, Skor 4 untuk dan Partisipasi Masyarakat (PM) dimana
jawaban “Setuju (S)”, dan Skor 5 untuk model regresi penelitian ini dinyatakan
jawaban “Sangat Setuju (SS)”. Variabel sebagai berikut.
independen penelitian ini adalah APDD = α + βKAD + βSPI + βPTI + βPM + ε
Kompetensi Aparatur Desa atau KAD (X1),
Sistem Pengendalian Internal atau SPI (X2), Pengujian validitas dan reliabilitas
Pemanfaatan Teknologi Informasi atau PTI Penelitian ini menggunakan uji Pearson
(X3), dan Partisipasi Masyarakat atau PM Correlation dalam menguji validitas instrumen
(X4) yang diukur dengan menggunakan penelitian dengan tingkat signifikansi 0,05
skala Likert, dimana setiap jawaban memiliki pada uji 2 sisi, dimana jika nilai rhitung > rtabel
skor berikut: Skor 1 untuk jawaban “Sangat maka item dinyatakan valid, dan sebaliknya
Tidak Setuju (STS)”, Skor 2 untuk jawaban jika rhitung < rtabel maka item dinyatakan tidak
“Tidak Setuju” (TS), Skor 3 untuk jawaban valid (Priyatno, 2014:51). Selain itu,
“Netral (N)”, Skor 4 untuk jawaban “Setuju penelitian ini melakukan uji reliabilitas untuk
(S)”, dan Skor 5 untuk jawaban “Sangat mengetahui konsistensi jawaban dari
Setuju (SS)”. kuesioner responden apakah reliabel atau
tidak, dimana jika nilai cronbach alpha > 0,60
Sumber data dan responden maka variabel tersebut dapat dinyatakan
Data yang digunakan penelitian ini reliabel (Priyatno, 2014:64).
adalah data primer, dimana data langsung
diberikan kepada pengumpul data Uji asumsi klasik
(Sugiyono, 2008:193). Data primer yang Penelitian ini menggunakan uji
diperoleh penelitian ini adalah melalui normalitas untuk menguji apakah model
penyebaran kuesioner secara langsung regresi memiliki residual error yang
kepada responden. Responden penelitian ini terdistribusi normal atau tidak. Uji
adalah aparatur pengelola dana desa di normalitas pada penelitian ini menggunakan
Kecamatan Grogol meliputi Kepala Desa, uji Kolmogorov- Smirnov (K-S) dimana apabila
Sekretaris Desa, dan Kaur Keuangan Desa. koefisien K-S memiliki tingkat signifikansi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh diatas 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
aparatur desa yang bekerja di Kantor Desa residual error model terdistribusi normal
di Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo (Ghozali, 2011:164). Penelitian ini juga
Provinsi Jawa Tengah dimana jumlah sampel menggunakan uji multikolinearitas untuk
berdasarkan metode purposive sampling adalah mendeteksi apakah terdapat korelasi antar
sebanyak 40 sampel. Menurut Sugiyono variabel bebas (independen) dalam model
(2008:122), metode purposive adalah regresi. Model regresi yang baik seharusnya
pengambilan anggota sampel dari populasi tidak memiliki korelasi antar variabel
dilakukan dengan pertimbangan kriteria independen. Nilai pisah batas (cut off) yang
tertentu. Adapun kriteria dalam penelitian umum dipakai untuk menunjukkan adanya
ini adalah: (1) Aparatur Desa yang terdiri multikolinearitas adalah tolerance value > 0,1
dari Kepala Desa, Sekretaris Desa dan Kaur atau nilai Variance Inflation Factor (VIF) ≤ 10
Keuangan Desa yang bekerja di Kantor (Ghozali, 2011:105-106). Penelitian ini juga
Desa Kecamatan Grogol; (2) memiliki masa mendeteksi masalah heteroskedastisitas
kerja minimal 6 bulan; dan (3) dengan menggunakan uji koefisien korelasi
berpendidikan minimal SMA/K Sederajat. Spearman’s rho (ρ), yaitu mengorelasikan
variabel independen dengan residual error dari
Model penelitian model regresi dimana jika nilai
Variabel dalam penelitian ini adalah signifikansinya lebih dari 0,05 maka dapat
Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah
(APDD), Kompetensi Aparatur Desa heteroskedastisitas (Priyatno, 2014:108).

166
Enggar Wahyuning Pahlawan, Anita Wijayanti, Suhendro, 162-172

Uji F dan uji t tersebut sebanyak 42 buah atau 100%


Uji F digunakan untuk menguji berhasil dikumpulkan kembali. Berdasarkan
pengaruh beberapa variabel independen kriteria sampel, terdapat 2 kuesioner atau
terhadap variabel dependen secara simultan sebesar 5% dari 42 kuesioner yang tidak
atau kelayakan model. Pengujian ini memenuhi kriteria untuk dianalisis lebih
menggunakan tingkat signifikansi 0,05, lanjut sehingga total data yang dapat
dimana jika nilai F memiliki tingkat dianalisis lebih lanjut adalah sebanyak 40
signifikansi kurang dari 0,05 maka model kuesioner atau sebesar 95%. Tabel 1
regresi dapat dinyatakan layak (Priyatno, menunjukkan demografi responden yang
2014:157). Uji t digunakan untuk sesuai dengan kriteria sampel penelitian ini.
mengetahui apakah secara parsial variabel
independen memiliki pengaruh signifikan Tabel 1. Demografi responden
Keterangan Jumlah Presentase
terhadap variabel dependen (Priyatno, Tingkat pendidikan
2014:161). Penelitian ini menggunakan uji t SMA 14 35%
S1 17 42,5%
untuk menguji hipotesis dimana jika Lainnya 9 22,5%
koefisien variabel independen memiliki Jumlah 40 100%
tingkat signifikansi kurang dari 0,05 terhadap Lama Bekerja
variabel dependen maka dapat dinyatakan 6 - 12 Bulan 3 7,5%
1 – 5 Tahun 17 42,5%
bahwa hipotesis penelitian dapat diterima. 6 - 10 Tahun 9 22,5%
> 10 Tahun 11 27,5%
Jumlah 40 100%
Koefisien korelasi dan determinasi
Nilai korelasi (R) yaitu korelasi antara Jabatan
Kepala Desa 13 32,5%
dua atau lebih variabel independen terhadap Sekretaris Desa 13 32,5%
variabel dependen yang nilainya berkisar Kaur Keuangan 14 35%
Jumlah 40 100%
antara 0 sampai 1 dimana jika nilai korelasi
semakin mendekati 1 maka hubungan Tabel 2 menyajikan statistik deskriptif
variabel semakin kuat dan begitu sebaliknya yang berasal dari jumlah jawaban pernyataan
(Priyatno, 2014:155). Koefisien determinasi pada kuesioner yang diisi oleh responden.
dilihat dari nilai korelasi disesuaikan Tabel 2 menunjukkan bahwa Variabel
(Adjusted R2) yang bertujuan untuk Kompetensi Aparatur Desa (X1) memiliki
mengukur besarnya kotribusi variabel nilai rata-rata (mean) sebesar 74,15 dengan
independen dalam menjelaskan model standar deviasi sebesar 4,29, nilai minimum
variabel dependen (Priyatno, 2014:156). sebesar 62, dan nilai maksimum sebesar 83.
Variabel Sistem Pengendalian Internal (X2)
Hasil penelitian dan memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 60,33
pembahasan dengan standar deviasi sebesar 3,94, nilai
Hasil penelitian minimum sebesar 52, dan nilai maksimum
Penelitian ini bertujuan untuk sebesar 68. Variabel Pemanfaatan Teknologi
mengetahui pengaruh kompetensi aparatur Informasi (X3) memiliki nilai rata-rata (mean)
desa, sistem pengendalian internal, sebesar 30,13 dengan standar deviasi sebesar
pemanfaatan teknologi informasi dan 2,82, nilai minimum sebesar 24, dan nilai
partisipasi masyarakat terhadap akuntabilitas maksimum sebesar 35. Variabel Partisipasi
pengelolaan dana desa. Populasi dari Masyarakat (X4) memiliki nilai rata-rata
penelitian ini adalah aparatur desa di (mean) sebesar 37,30 dengan standar deviasi
Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo sebesar 3,80, nilai minimum sebesar 28, dan
Provinsi Jawa Tengah, dengan lingkup nilai maksimum sebesar 43. Variabel
sampel penelitian adalah Kepala Desa, Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa (Y)
Sekretaris Desa dan Kaur Keuangan. memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 35,60
Kuesioner disebarkan kepada 42 responden dengan standar deviasi sebesar 2,69, nilai
(14 Kantor Desa x 3 Orang Aparatur Desa) minimum sebesar 28, dan nilai maksimum
dan dari jumlah kuesioner yang disebarkan sebesar 40.

167
Enggar Wahyuning Pahlawan, Anita Wijayanti, Suhendro, 162-172

Tabel 2. Statistik deskriptif Tabel 4 menunjukkan bahwa semua item


Std.
Variabel N Min. Max. Mean
Deviation pernyataan kuesioner dari setiap variabel
KAD 40 62,00 83,00 74,15 4,29 memiliki nilai Cronbach Alpha lebih dari 0,60
SPI 40 52,00 68,00 60,33 3,94
PTI 40 24,00 35,00 30,13 2,82 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua
PM 40 28,00 43,00 37,30 3,80 item variabel kuesioner dinyatakan reliabel.
APDD 40 28,00 40,00 35,60 2,69

Tabel 4. Hasil uji reliabilitas


Tabel 3 menunjukkan bahwa rtabel Variabel Cronbach’ Alpha Keterangan
KAD 0,785 Reliabel
sebesar 0,312 dan pernyataan pada semua SPI 0,762 Reliabel
variabel ini yang menunjukkan nilai rhitung PTI 0,770 Reliabel
PM 0,834 Reliabel
lebih besar dari nilai rtabel sehingga dapat APDD 0,781 Reliabel
disimpulkan bahwa pernyataan dari semua
variabel penelitian adalah valid. Tabel 5 menunjukkan persamaan
Tabel 3. Hasil uji validitas
penelitian ini berdasarkan hasil uji regresi
Item rhitung rtabel Keterangan linear berganda sebagai berikut.
X1_1 0,373 0,312 Valid APDD = 6,917 + 0,337KAD – 0,119SPI +
X1_2 0,560 0,312 Valid
X1_3 0,470 0,312 Valid 0,090PTI + 0,220PM + ε
X1_4 0,439 0,312 Valid Berdasarkan persamaan regresi maka
X1_5 0,523 0,312 Valid
X1_6 0,563 0,312 Valid implikasi manajerial penelitian ini
X1_7 0,395 0,312 Valid menunjukkan bahwa: (a) peningkatan
X1_8 0,529 0,312 Valid
X1_9 0,370 0,312 Valid kompetensi aparatur desa cenderung
X1_10 0,539 0,312 Valid meningkatkan akuntabilitas pengelolaan
X1_11 0,399 0,312 Valid
X1_12 0,330 0,312 Valid dana desa; (b) peningkatan sistem
X1_13 0,701 0,312 Valid pengendalian internal cenderung
X1_14 0,642 0,312 Valid
X1_15 0,389 0,312 Valid mengurangi akuntabilitas pengelolaan dana
X1_16 0,348 0,312 Valid desa; (c) peningkatan pemanfaatan teknologi
X1_17 0,508 0,312 Valid
X2_1 0,430 0,312 Valid informasi cenderung meningkatkan
X2_2 0,522 0,312 Valid akuntabilitas pengelolaan dana desa; dan (d)
X2_3 0,426 0,312 Valid
X2_4 0,661 0,312 Valid peningkatan partisipasi masyarakat
X2_5 0,371 0,312 Valid cenderung meningkatkan akuntabilitas
X2_6 0,554 0,312 Valid
X2_7 0,529 0,312 Valid pengelolaan dana desa.
X2_8 0,586 0,312 Valid Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui
X2_9 0,571 0,312 Valid
X2_10 0,374 0,312 Valid bahwa variabel kompetensi aparatur desa
X2_11 0,489 0,312 Valid (X1) memiliki nilai thitung sebesar 2,988 yang
X2_12 0,444 0,312 Valid
X2_13 0,397 0,312 Valid lebih besar dari ttabel sebesar 2,030 dengan
X2_14 0,527 0,312 Valid tingkat signifikansi kurang dari 0,05 sehingga
X3_1 0,519 0,312 Valid
X3_2 0,451 0,312 Valid penelitian ini menerima hipotesis pertama
X3_3 0,743 0,312 Valid (H1) dalam arti bahwa kompetensi aparatur
X3_4 0,838 0,312 Valid
X3_5 0,676 0,312 Valid desa signifikan mempengaruhi akuntabilitas
X3_6 0,723 0,312 Valid pengelolaan dana desa. Variabel sistem
X3_7 0,651 0,312 Valid
X4_1 0,560 0,312 Valid pengendalian internal (X2) memiliki nilai
X4_2 0,847 0,312 Valid thitung sebesar -1,070 yang lebih besar dari ttabel
X4_3 0,737 0,312 Valid
X4_4 0,626 0,312 Valid sebesar -2,030 dengan tingkat signifikansi
X4_5 0,514 0,312 Valid lebih dari 0,05 sehingga penelitian ini
X4_6 0,537 0,312 Valid
X4_7 0,742 0,312 Valid menolak hipotesis kedua (H2) dalam arti
X4_8 0,700 0,312 Valid bahwa sistem pengendalian internal tidak
X4_9 0,600 0,312 Valid
Y_1 0,502 0,312 Valid signifikan mempengaruhi akuntabilitas
Y_2 0,706 0,312 Valid pengelolaan dana desa. Variabel
Y_3 0,760 0,312 Valid
Y_4 0,685 0,312 Valid pemanfaatan teknologi informasi (X3)
Y_5 0,689 0,312 Valid memiliki nilai thitung sebesar 0,516 yang lebih
Y_6 0,654 0,312 Valid
Y_7 0,644 0,312 Valid kecil dari ttabel sebesar 2,030 dengan tingkat
Y_8 0,358 0,312 Valid

168
Enggar Wahyuning Pahlawan, Anita Wijayanti, Suhendro, 162-172

signifikansi lebih dari 0,05 sehingga varians residual error data tidak terjadi efek
penelitian ini menolak hipotesis ketiga (H3) heteroskedastisitas.
dalam arti bahwa pemanfaatan teknologi
informasi tidak signifikan mempengaruhi Tabel 5. Hasil uji hipotesis
Koefisien Koefisien
akuntabilitas pengelolaan dana desa. Variabel
(β) Spearman (ρ)
VIF

Variabel partisipasi masyarakat (X4) Konstanta 6,917


KAD 0,337* -0,065 2,359
memiliki nilai thitung sebesar 2,126 yang lebih SPI -0,119 0,007 1,626
besar dari ttabel sebesar 2,030 dengan tingkat PTI 0,090 0,053 2,454
PM 0,220* 0,012 1,559
signifikansi kurang dari 0,05 sehingga Uji F 9,484*
penelitian ini menerima hipotesis keempat R 0,721
R2 Adjusted 0,465
(H4) dalam arti bahwa partisipasi masyarakat Kolmogorov-Smirnov 0,135
signifikan mempengaruhi akuntabilitas Variabel dependen adalah APDD. *menunjukkan signifikansi pada
tingkat 5%.
pengelolaan dana desa.
Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai Fhitung Pembahasan
lebih besar dari nilai Ftabel yaitu 9,484 > 2,641 Pengaruh kompetensi aparatur desa
dengan tingkat signifikansi kurang dari 0,05 terhadap akuntabilitas pengelolaan dana
sehingga dapat disimpulkan bahwa model desa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
regresi adalah layak atau baik. Tabel 5 thitung lebih besar dari ttabel yaitu sebesar 2,988
menunjukkan bahwa nilai R adalah sebesar > 2,030 dengan nilai signifikansi kurang dari
0,721 yang dapat diartikan bahwa hubungan 0,05. Hal ini dapat diartikan bahwa H1
antara variabel independen dan variabel diterima atau kompetensi aparatur desa
dependen pada penelitian ini memiliki berpengaruh terhadap akuntabilitas
hubungan yang kuat. Selain itu, Tabel 5 juga pengelolaan dana desa. Semakin tingginya
menunjukkan bahwa nilai Adjusted R2 adalah tingkat kemampuan kompetensi pada
sebesar 0,465 atau 46,5% yang berarti bahwa aparatur desa maka akan meningkat pula
kompetensi aparatur desa, sistem akuntabilitas pengelolaan dana desa.
pengendalian internal, pemanfaatan Aparatur desa yang memiliki kompetensi
teknologi informasi dan partisipasi dapat tinggi akan mampu mengelola dana desa
menjelaskan model akuntabilitas pengelolaan dengan baik. Tingginya kompetensi aparatur
dana desa sebesar 46,5%, dan sebesar 53,5% desa dapat berasal dari tingkat pendidikan
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dikaji yang ditempuh oleh aparatur desa. Selain itu,
dalam penelitian ini. Tabel 5 menunjukkan kompetensi juga dibentuk melalui pelatihan
bahwa hasil uji normalitas dengan uji yang diselenggarakan oleh pemerintah
Kologorov-Smirnov menunjukkan bahwa daerah dan pemerintah pusat untuk melatih
koefisien nilai uji atas unstandardized residual aparatur desa dalam pengelolaan dana desa.
adalah sebesar 0,135 dengan tingkat Melalui upaya ini maka kompetensi aparatur
signifikansi lebih dari 0,05 atau 0,062 > 0,05 desa akan meningkat dan mempengaruhi
sehingga dapat disimpulkan bahwa residual akuntabilitas pengelolaan dana desa. Hasil
error atas data yang diteliti adalah ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
berdistribusi normal. Tabel 5 menunjukkan oleh Budiana et al. (2019), Atiningsih dan
bahwa nilai tolerance pada semua variabel
Ningtyas (2019), Aulia et al. (2018) yang
independen memiliki nilai yang lebih dari 0,1 menyatakan bahwa kompetensi aparatur
dengan nilai VIF kurang dari 10 sehingga hal desa maupun kompetensi aparatur pengelola
ini membuktikan bahwa pada semua variabel dana desa memiliki pengaruh terhadap
independen tidak mengalami gejala akuntabilitas dana desa.
multikolinearitas atau tidak terdapat korelasi Pengaruh sistem pengendalian
antar variabel independen. Tabel 5 internal terhadap akuntabilitas
menunjukkan bahwa korelasi antara semua pengelolaan dana desa. Hasil penelitian
variabel independen dengan unstandardized menunjukkan bahwa nilai thitung lebih besar
residual memiliki tingkat signifikansi lebih dari nilai ttabel yaitu sebesar -1,070 > -2,030
dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan nilai signifikansi lebih dari 0,05. Hal

169
Enggar Wahyuning Pahlawan, Anita Wijayanti, Suhendro, 162-172

ini dapat diartikan bahwa H2 ditolak atau komputer yang digunakan oleh aparatur desa
sistem pengendalian internal tidak dalam mengolah dan melaporkan laporan
berpengaruh terhadap akuntabilitas keuangan dana desa. Selain dapat digunakan
pengelolaan dana desa. Belum optimalnya untuk mengolah laporan keuangan dana
sistem pengendalian internal dapat desa, pemanfaatan teknologi sangat penting
menyebabkan kurang optimalnya bagi aparatur desa karena dapat digunakan
akuntabilitas pengelolaan dana desa. Belum untuk mengirimkan segala informasi
optimalnya sistem pengendalian internal keuangan pada pihak Pemerintah Daerah.
dapat disebabkan karena kurangnya jumlah Teknologi informasi merupakan faktor yang
tim pengendalian internal dalam lingkup penting bagi semua orang dalam
pemerintahan desa. Belum optimalnya memudahkan pekerjaannya sehingga
tanggungjawab para aparatur desa dapat kurangnya pemanfaatan teknologi informasi
mempengaruhi pengendalian internal atas dapat mempengaruhi kinerja aparatur desa.
laporan keuangan dana desa. Hal ini sejalan Pengolahan laporan keuangan dana desa
dengan penelitian yang dilakukan oleh akan memiliki efisiensi waktu, akurat, dan
Mutmainah dan Pramuka (2017) yang semakin transparan jika memanfaatkan
menyatakan bahwa sistem pengendalian teknologi informasi dengan baik.
intern pemerintah tidak signifikan Pengaruh partisipasi masyarakat
mempengaruhi pengelolaan dana desa. Hal terhadap akuntabilitas pengelolaan dana
ini cenderung terjadi karena tim desa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengendalian internal dari perangkat desa thitung lebih besar dari ttabel yaitu sebesar 2,126
dan masyarakat belum memiliki > 2,030 dengan nilai signifikansi kurang dari
pengetahuan yang cukup tentang laporan 0,05. Hal ini dapat diartikan bahwa H4
keuangan sehingga pengendalian atas dana diterima atau partisipasi masyarakat
yang masuk dan dana yang keluar masih berpengaruh terhadap akuntabilitas
dilaksanakan secara sederhana. Namun jika pengelolaan dana desa. Partisipasi
adanya komitmen dan tanggungjawab yang masyarakat yang baik dapat menyebabkan
baik pada pengendalian internal dana desa akuntabilitas pengelolaan dana desa yang
maka akuntabilitas pengelolaan dana desa semakin baik. Transparansi dari para
akan membaik. aparatur desa dalam pengelolaan dana desa
Pengaruh pemanfaatan teknologi dapat memberikan informasi kepada
informasi terhadap akuntabilitas masyarakat tentang penggunaan dan
pengelolaan dana desa. Hasil penelitian pemanfaatan dana desa dalam pembangunan
menunjukkan bahwa thitung lebih kecil dari desa. Pelibatan masyarakat dalam
ttabel yaitu sebesar 0,516 < 2,030 dengan nilai pengelolaan dana desa akan memudahkan
signifikansi lebih dari 0,05. Hal ini dapat aparatur desa dalam pelaksanaan
diartikan bahwa H3 ditolak atau pembangunan desa, dan pembangunan di
pemanfaatan teknologi informasi tidak desa akan semakin baik karena bantuan dari
berpengaruh terhadap akuntabilitas masyarakat. Selain itu, pelibatan masyarakat
pengelolaan dana desa. Belum optimalnya dalam pengelolaan dana desa dapat
pemanfaatan teknologi informasi dapat memberikan dampak mengurangi tindak
mempengaruhi akuntabilitas pengelolaan penyimpangan yang dilakukan oleh oknum-
dana desa. Hal ini tidak sejalan dengan oknum yang tidak bertanggung jawab. Hal
penelitian yang telah dilakukan oleh Aulia et ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
al. (2018), dan Sugiarti dan Yudianto (2017) oleh Atiningsih dan Ningtyas (2019), Aulia
yang menyatakan bahwa pemanfaatan et al. (2018), Umaira dan Adnan (2019), dan
teknologi informasi berpengaruh terhadap Wafirotin dan Septiviastuti (2019) yang
akuntabilitas pengelolaan dana desa. Belum menyatakan bahwa partisipasi masyarakat
optimalnya pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap akuntabilitas
dapat disebabkan oleh kurangnya perangkat pengelolaan dana desa.
pengolah laporan keuangan atau perangkat

170
Enggar Wahyuning Pahlawan, Anita Wijayanti, Suhendro, 162-172

Kesimpulan dan saran Nasional Lembaga Ilmu Pengetahuan


Kesimpulan Indonesia (RIN-LIPI) dengan link
Penelitian ini bertujuan untuk https://hdl.handle.net/20.500.12690/RIN/
mengetahui pengaruh kompetensi aparatur XJZER4
desa, sistem pengendalian internal,
pemanfaatan teknologi informasi, dan Daftar pustaka
partisipasi masyarakat terhadap akuntabilitas
pengelolaan dana desa. Penelitian ini Atiningsih, S., & Ningtyas, A. C. (2019). Pengaruh
kompetensi aparatur pengelola dana desa,
dilakukan dengan menyebarkan kuesioner partisipasi masyarakat dan sistem pengendalian
kepada responden yang ada di 14 Kantor internal terhadap akuntabilitas pengelolaan dana
Desa pada Kecamatan Grogol Kabupaten desa. Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan,
10(1), 14-25.
Sukoharjo meliputi Kepala Desa, Sekretaris http://dx.doi.org/10.36694/jimat.v10i1.182
Desa, dan Kaur Keuangan Desa. Penelitian Aulia, P., Agusti, R., & Julita (2018). Pengaruh kompetensi
ini membuktikan bahwa kompetensi aparatur pengelola dana desa, komitmen
organisasi pemerintah desa, pemanfaatan
aparatur desa dan partisipasi masyarakat teknologi informasi, dan partisipasi masyarakat
signifikan mempengaruhi akuntabilitas terhadap akuntabilitas pengelolaan dana desa di
pengelolaan dana desa akan tetapi sistem Kabupaten 50 Kota. JOM FEB (Jurnal Online
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis), 1(1), 1-15.
pengendalian internal dan pemanfaatan https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFEKON
teknologi informasi tidak signifikan /article/view/21729
mempengaruhi akuntabilitas pengelolaan Budiana, D. A., Said, D., & Nursini. (2019). The effect of
village device competencies and internal control
dana desa. Implikasi teoritis dari penelitian system on accountability of village management.
ini dalam konteks teori stewardship adalah Scientific Research Journal, VII(1), 10-20.
bahwa aparatur desa dapat melaksanakan www.scirj.org/jan-2019-paper.php?rp=P0119599
Dewi, N. K., & Gayatri. (2019). Faktor-faktor yang
pengelolaan dana desa yang baik untuk berpengaruh pada akuntabilitas pengelolaan dana
kepentingan masyarakat desa melalui desa. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana,
peningkatan kompetensi yang baik serta 26(2), 1269-1298.
https://doi.org/10.24843/EJA.2019.v26.i02.p16
pelibatan masyarakat desa dalam Donaldson, L., & Davis, J. (1991). Stewardship theory or
pengelolaan dana desa. Bukti empiris pada agency theory: CEO governance and stakeholder
penelitian ini terbatas pada 14 Kantor Desa returns. Australian Journal of Management, 16(1),
49-66.
yang ada pada Kecamatan Grogol di https://doi.org/10.1177/031289629101600103
Kabupaten Sukoharjo. Ghozali, I. (2011). Aplikasi analisis multivariate dengan
program SPSS. Semarang: BP Universitas
Diponegoro.
Saran Hery. (2014). Pengendalian akuntansi dan manajemen.
Penelitian ini menyarankan agar Indonesia: Kencana.
penelitian lanjutan dapat memperluas Kaihatu, T. (2006). Good Corporate Governance dan
penerapannya di Indonesia. Journal Manajemen dan
sampel wilayah agar bukti empiris dapat Kewirausahaan, 8(1), 1-9.
digeneralisasikan pada wilayah lainnya. http://jurnalmanajemen.petra.ac.id/index.php/
Penelitian selanjutnya juga diharapkan dapat man/article/view/16505
Lestari, A. K. D., Atmadja, A. T., & Adiputra, I. M. P.
mengembangkan pernyataan-pernyataan (2019). Membedah akuntabilitas praktik
dalam kuesioner yang diajukan kepada pengelolaan keuangan Desa Pakraman
responden. Penelitian ini juga sangat Kubutambahan, Kecamatan Kubutambahan,
Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali (Sebuah studi
menyarankan agar penelitian selanjutnya interpretif pada organisasi publik non
dapat menggunakan variabel-variabel pemerintahan). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Undiksha,
penelitian ini serta mengembangkan variabel 2(1), 1-12.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/S1ak
lain yang relevan dalam menjelaskan /article/view/2253
akuntabilitas pengelolaan dana desa. Mutmainah, I., & Pramuka, B. A. (2017). Penerapan
akuntabilitas pengelolaan dana desa dan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di
Ketersediaan data Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.
Data penelitian ini dapat diakses secara Jurnal Ekonomi, Bisnis, dan Akuntansi (JEBA),
19(4), 1-12.
terbuka pada dokumen pendukung artikel http://www.jp.feb.unsoed.ac.id/index.php/jeba
(supplementary file) dan Repositori Ilmiah /article/view/1104

171
Enggar Wahyuning Pahlawan, Anita Wijayanti, Suhendro, 162-172

Noor, J. (2017). Metodologi penelitian: Skripsi, tesis, dan pengawasan terhadap akuntabilitas
disertasi, dan karya ilmiah. Jakarta: Kencana. pengelolaan dana desa (Studi kasus pada
Noordiawan. (2006). Akuntansi sektor publik. Jakarta: Kabupaten Aceh Barat Daya). Jurnal Ilmiah
Salemba Empat. Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA), 4(3),
Nuryanto, H. (2012). Sejarah perkembangan teknologi 471-481.
informasi dan komunikasi. Jakarta: PT Balai https://doi.org/10.24815/jimeka.v4i3.12580
Pustaka (Persero). Wafirotin, K. Z., & Septiviastuti, U. (2019). The effect of
Priyatno, D. (2014). SPSS 22 pengolahan data terpraktis. transparency, community participation, and
Yogyakarta: Andi Yogyakarta. accountability on management of village funds in
Sugiarti, E., & Yudianto, I. (2017). Analisis faktor Ponorogo Regency. Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu
kompetensi sumber daya manusia, pemanfaatan Ekonomi, 14(1), 31-44.
teknologi informasi dan partisipasi penganggaran https://doi.org/10.24269/EKUILIBRIUM.V14
terhadap akuntabilitas pengelolaan dana desa. I1.1527
Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Warsita, B. (2008). Teknologi pembelajaran: Landasan dan
Practice (PROCEEDINGS), 580-590. aplikasinya. Jakarta: Rineka.
https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/handl Widyatama, A., Novita, L., & Diarespati. (2017). Pengaruh
e/123456789/8578 kompetensi dan sistem pengendalian internal
Sugiyono. (2008). Metode penelitian bisnis. Bandung: CV. terhadap akuntabilitas pemerintah desa dalam
Alfabeta. mengelola Alokasi Dana Desa (ADD). Berkala
Sutrisno, E. (2017). Manajemen sumber daya manusia. Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 2(2), 1-20.
Jakarta: Kencana. http://dx.doi.org/10.20473/baki.v2i2.4762
Umaira, S., & Adnan. (2019). Pengaruh partisipasi
masyarakat, kompetensi sumber daya manusia,

172

Anda mungkin juga menyukai