Pengaruh Kompetensi Aparatur Desa, Sistem
Pengaruh Kompetensi Aparatur Desa, Sistem
162
Enggar Wahyuning Pahlawan, Anita Wijayanti, Suhendro, 162-172
163
Enggar Wahyuning Pahlawan, Anita Wijayanti, Suhendro, 162-172
164
Enggar Wahyuning Pahlawan, Anita Wijayanti, Suhendro, 162-172
165
Enggar Wahyuning Pahlawan, Anita Wijayanti, Suhendro, 162-172
jawaban “Sangat Tidak Setuju (STS)”, Skor 2 (KAD), Sistem Pengendalian Internal (SPI),
untuk jawaban “Tidak Setuju” (TS), Skor 3 Pemanfaatan Teknologi Informasi (PTI),
untuk jawaban “Netral (N)”, Skor 4 untuk dan Partisipasi Masyarakat (PM) dimana
jawaban “Setuju (S)”, dan Skor 5 untuk model regresi penelitian ini dinyatakan
jawaban “Sangat Setuju (SS)”. Variabel sebagai berikut.
independen penelitian ini adalah APDD = α + βKAD + βSPI + βPTI + βPM + ε
Kompetensi Aparatur Desa atau KAD (X1),
Sistem Pengendalian Internal atau SPI (X2), Pengujian validitas dan reliabilitas
Pemanfaatan Teknologi Informasi atau PTI Penelitian ini menggunakan uji Pearson
(X3), dan Partisipasi Masyarakat atau PM Correlation dalam menguji validitas instrumen
(X4) yang diukur dengan menggunakan penelitian dengan tingkat signifikansi 0,05
skala Likert, dimana setiap jawaban memiliki pada uji 2 sisi, dimana jika nilai rhitung > rtabel
skor berikut: Skor 1 untuk jawaban “Sangat maka item dinyatakan valid, dan sebaliknya
Tidak Setuju (STS)”, Skor 2 untuk jawaban jika rhitung < rtabel maka item dinyatakan tidak
“Tidak Setuju” (TS), Skor 3 untuk jawaban valid (Priyatno, 2014:51). Selain itu,
“Netral (N)”, Skor 4 untuk jawaban “Setuju penelitian ini melakukan uji reliabilitas untuk
(S)”, dan Skor 5 untuk jawaban “Sangat mengetahui konsistensi jawaban dari
Setuju (SS)”. kuesioner responden apakah reliabel atau
tidak, dimana jika nilai cronbach alpha > 0,60
Sumber data dan responden maka variabel tersebut dapat dinyatakan
Data yang digunakan penelitian ini reliabel (Priyatno, 2014:64).
adalah data primer, dimana data langsung
diberikan kepada pengumpul data Uji asumsi klasik
(Sugiyono, 2008:193). Data primer yang Penelitian ini menggunakan uji
diperoleh penelitian ini adalah melalui normalitas untuk menguji apakah model
penyebaran kuesioner secara langsung regresi memiliki residual error yang
kepada responden. Responden penelitian ini terdistribusi normal atau tidak. Uji
adalah aparatur pengelola dana desa di normalitas pada penelitian ini menggunakan
Kecamatan Grogol meliputi Kepala Desa, uji Kolmogorov- Smirnov (K-S) dimana apabila
Sekretaris Desa, dan Kaur Keuangan Desa. koefisien K-S memiliki tingkat signifikansi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh diatas 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
aparatur desa yang bekerja di Kantor Desa residual error model terdistribusi normal
di Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo (Ghozali, 2011:164). Penelitian ini juga
Provinsi Jawa Tengah dimana jumlah sampel menggunakan uji multikolinearitas untuk
berdasarkan metode purposive sampling adalah mendeteksi apakah terdapat korelasi antar
sebanyak 40 sampel. Menurut Sugiyono variabel bebas (independen) dalam model
(2008:122), metode purposive adalah regresi. Model regresi yang baik seharusnya
pengambilan anggota sampel dari populasi tidak memiliki korelasi antar variabel
dilakukan dengan pertimbangan kriteria independen. Nilai pisah batas (cut off) yang
tertentu. Adapun kriteria dalam penelitian umum dipakai untuk menunjukkan adanya
ini adalah: (1) Aparatur Desa yang terdiri multikolinearitas adalah tolerance value > 0,1
dari Kepala Desa, Sekretaris Desa dan Kaur atau nilai Variance Inflation Factor (VIF) ≤ 10
Keuangan Desa yang bekerja di Kantor (Ghozali, 2011:105-106). Penelitian ini juga
Desa Kecamatan Grogol; (2) memiliki masa mendeteksi masalah heteroskedastisitas
kerja minimal 6 bulan; dan (3) dengan menggunakan uji koefisien korelasi
berpendidikan minimal SMA/K Sederajat. Spearman’s rho (ρ), yaitu mengorelasikan
variabel independen dengan residual error dari
Model penelitian model regresi dimana jika nilai
Variabel dalam penelitian ini adalah signifikansinya lebih dari 0,05 maka dapat
Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah
(APDD), Kompetensi Aparatur Desa heteroskedastisitas (Priyatno, 2014:108).
166
Enggar Wahyuning Pahlawan, Anita Wijayanti, Suhendro, 162-172
167
Enggar Wahyuning Pahlawan, Anita Wijayanti, Suhendro, 162-172
168
Enggar Wahyuning Pahlawan, Anita Wijayanti, Suhendro, 162-172
signifikansi lebih dari 0,05 sehingga varians residual error data tidak terjadi efek
penelitian ini menolak hipotesis ketiga (H3) heteroskedastisitas.
dalam arti bahwa pemanfaatan teknologi
informasi tidak signifikan mempengaruhi Tabel 5. Hasil uji hipotesis
Koefisien Koefisien
akuntabilitas pengelolaan dana desa. Variabel
(β) Spearman (ρ)
VIF
169
Enggar Wahyuning Pahlawan, Anita Wijayanti, Suhendro, 162-172
ini dapat diartikan bahwa H2 ditolak atau komputer yang digunakan oleh aparatur desa
sistem pengendalian internal tidak dalam mengolah dan melaporkan laporan
berpengaruh terhadap akuntabilitas keuangan dana desa. Selain dapat digunakan
pengelolaan dana desa. Belum optimalnya untuk mengolah laporan keuangan dana
sistem pengendalian internal dapat desa, pemanfaatan teknologi sangat penting
menyebabkan kurang optimalnya bagi aparatur desa karena dapat digunakan
akuntabilitas pengelolaan dana desa. Belum untuk mengirimkan segala informasi
optimalnya sistem pengendalian internal keuangan pada pihak Pemerintah Daerah.
dapat disebabkan karena kurangnya jumlah Teknologi informasi merupakan faktor yang
tim pengendalian internal dalam lingkup penting bagi semua orang dalam
pemerintahan desa. Belum optimalnya memudahkan pekerjaannya sehingga
tanggungjawab para aparatur desa dapat kurangnya pemanfaatan teknologi informasi
mempengaruhi pengendalian internal atas dapat mempengaruhi kinerja aparatur desa.
laporan keuangan dana desa. Hal ini sejalan Pengolahan laporan keuangan dana desa
dengan penelitian yang dilakukan oleh akan memiliki efisiensi waktu, akurat, dan
Mutmainah dan Pramuka (2017) yang semakin transparan jika memanfaatkan
menyatakan bahwa sistem pengendalian teknologi informasi dengan baik.
intern pemerintah tidak signifikan Pengaruh partisipasi masyarakat
mempengaruhi pengelolaan dana desa. Hal terhadap akuntabilitas pengelolaan dana
ini cenderung terjadi karena tim desa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengendalian internal dari perangkat desa thitung lebih besar dari ttabel yaitu sebesar 2,126
dan masyarakat belum memiliki > 2,030 dengan nilai signifikansi kurang dari
pengetahuan yang cukup tentang laporan 0,05. Hal ini dapat diartikan bahwa H4
keuangan sehingga pengendalian atas dana diterima atau partisipasi masyarakat
yang masuk dan dana yang keluar masih berpengaruh terhadap akuntabilitas
dilaksanakan secara sederhana. Namun jika pengelolaan dana desa. Partisipasi
adanya komitmen dan tanggungjawab yang masyarakat yang baik dapat menyebabkan
baik pada pengendalian internal dana desa akuntabilitas pengelolaan dana desa yang
maka akuntabilitas pengelolaan dana desa semakin baik. Transparansi dari para
akan membaik. aparatur desa dalam pengelolaan dana desa
Pengaruh pemanfaatan teknologi dapat memberikan informasi kepada
informasi terhadap akuntabilitas masyarakat tentang penggunaan dan
pengelolaan dana desa. Hasil penelitian pemanfaatan dana desa dalam pembangunan
menunjukkan bahwa thitung lebih kecil dari desa. Pelibatan masyarakat dalam
ttabel yaitu sebesar 0,516 < 2,030 dengan nilai pengelolaan dana desa akan memudahkan
signifikansi lebih dari 0,05. Hal ini dapat aparatur desa dalam pelaksanaan
diartikan bahwa H3 ditolak atau pembangunan desa, dan pembangunan di
pemanfaatan teknologi informasi tidak desa akan semakin baik karena bantuan dari
berpengaruh terhadap akuntabilitas masyarakat. Selain itu, pelibatan masyarakat
pengelolaan dana desa. Belum optimalnya dalam pengelolaan dana desa dapat
pemanfaatan teknologi informasi dapat memberikan dampak mengurangi tindak
mempengaruhi akuntabilitas pengelolaan penyimpangan yang dilakukan oleh oknum-
dana desa. Hal ini tidak sejalan dengan oknum yang tidak bertanggung jawab. Hal
penelitian yang telah dilakukan oleh Aulia et ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
al. (2018), dan Sugiarti dan Yudianto (2017) oleh Atiningsih dan Ningtyas (2019), Aulia
yang menyatakan bahwa pemanfaatan et al. (2018), Umaira dan Adnan (2019), dan
teknologi informasi berpengaruh terhadap Wafirotin dan Septiviastuti (2019) yang
akuntabilitas pengelolaan dana desa. Belum menyatakan bahwa partisipasi masyarakat
optimalnya pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap akuntabilitas
dapat disebabkan oleh kurangnya perangkat pengelolaan dana desa.
pengolah laporan keuangan atau perangkat
170
Enggar Wahyuning Pahlawan, Anita Wijayanti, Suhendro, 162-172
171
Enggar Wahyuning Pahlawan, Anita Wijayanti, Suhendro, 162-172
Noor, J. (2017). Metodologi penelitian: Skripsi, tesis, dan pengawasan terhadap akuntabilitas
disertasi, dan karya ilmiah. Jakarta: Kencana. pengelolaan dana desa (Studi kasus pada
Noordiawan. (2006). Akuntansi sektor publik. Jakarta: Kabupaten Aceh Barat Daya). Jurnal Ilmiah
Salemba Empat. Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA), 4(3),
Nuryanto, H. (2012). Sejarah perkembangan teknologi 471-481.
informasi dan komunikasi. Jakarta: PT Balai https://doi.org/10.24815/jimeka.v4i3.12580
Pustaka (Persero). Wafirotin, K. Z., & Septiviastuti, U. (2019). The effect of
Priyatno, D. (2014). SPSS 22 pengolahan data terpraktis. transparency, community participation, and
Yogyakarta: Andi Yogyakarta. accountability on management of village funds in
Sugiarti, E., & Yudianto, I. (2017). Analisis faktor Ponorogo Regency. Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu
kompetensi sumber daya manusia, pemanfaatan Ekonomi, 14(1), 31-44.
teknologi informasi dan partisipasi penganggaran https://doi.org/10.24269/EKUILIBRIUM.V14
terhadap akuntabilitas pengelolaan dana desa. I1.1527
Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Warsita, B. (2008). Teknologi pembelajaran: Landasan dan
Practice (PROCEEDINGS), 580-590. aplikasinya. Jakarta: Rineka.
https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/handl Widyatama, A., Novita, L., & Diarespati. (2017). Pengaruh
e/123456789/8578 kompetensi dan sistem pengendalian internal
Sugiyono. (2008). Metode penelitian bisnis. Bandung: CV. terhadap akuntabilitas pemerintah desa dalam
Alfabeta. mengelola Alokasi Dana Desa (ADD). Berkala
Sutrisno, E. (2017). Manajemen sumber daya manusia. Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 2(2), 1-20.
Jakarta: Kencana. http://dx.doi.org/10.20473/baki.v2i2.4762
Umaira, S., & Adnan. (2019). Pengaruh partisipasi
masyarakat, kompetensi sumber daya manusia,
172