Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA

Original Research Paper

Sistem Penjaminan Mutu Internal Di Satuan Pendidikan Menengah (SMA)


Nyoman Sridana1*, Sudirman Wilian1, Dadi Setiadi1.
1
Program Studi Magister Administrasi Pendidikan, Universitas Mataram

*Corresponding Author: Abstrak: Tingkat pengetahuan warga sekolah terkait dengan Sisitem Penjaminan Mutu
Sridana, Program Studi Internal (SPMI) masih pada tingkat rendah yang masih perlu dikembangkan sebelum
Magister Administrasi membentuk sistem penjaminan mutu internal satuan pendidikan. Selain itu pemahaman
Pendidikan, Universitas pendidik terkait standar pendidikan nasional yang sangat berhubungan dengan tugasnya
Mataram, Indonesia; masih pada tingkat cukup sehingga masih perlu peningkatan pemahaman agar bisa
Email: melaksananakan proses dan evaluasi sesuai dengan standar. Perlu pengembangan bagi
sridana60@gmail.com tenaga pendidik dan kependidikan dalam hal pengetahuan dan keterampilan dalam
implementasi penjaminan mutu internal melalui tim khusus dari eksternal satuan
pendidikan sampai sekolah tersebut siap untuk bisa melaksanakan sistem penjaminan
mutu internal. Untuk dapat melakukan penjaminan mutu pendidikan, satuan pendidikan
perlu membentuk SPMI sesuai dengan stándar dan aturan yang berlaku Estándar
Nasional Pendidikan (SNP) walaupun dilihat dari nilai akreditasi mencapai stándar
tertinggi. Dengan demikian diperlukan kajian terkait dengan sistem penjaminan mutu
internal di sekolah-sekolah tersebut agar secara bertahap bisa memenuhi SNP atau
bahkan melebihinya.

Kata Kunci: Sistem Penjaminan Mutu internal (SPMI), Standar Nasional Pendidikan
(SNP), Satuan Pendidikan Menengah.

Pendahuluan satuan pendidikan tidak memenuhi standar yang


ditetapkan pemerintah.
Sistem penjaminan mutu internal merupakan Masih banyak tim pengelola pendidikan yang
sistem penjaminan mutu yang dilaksanakan di dan tidak memahami secara baik makna standar mutu
oleh satuan pendidikan tertentu dan melibatkan pendidikan. Selain itu, sebagian besar satuan
seluruh komponen dalam satuan pendidikan. Secara pendidikan belum memiliki kemampuan untuk bisa
nasional, mutu pendidikan menengah di Indonesia manjamin segala proses yang dilaksanakan
belum seperti yang diharapkan. Hasil pemetaan memenuhi standar kualitas. Satuan pendidikan
mutu pendidikan secara nasional menunjukkan harus mengimplemetasikan penjaminan mutu
hanya sekitar 16% satuan pendidikan yang pendidikan secara baik dan mandiri serta
memenuhi standar nasional pendidikan (SNP) berkelanjutan. Menurut Pemerintah RI (2003)
(Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan dalam bentuk Undang-undang Nomor 20 Tahun
Menengah. 2016). Sebagian besar satuan 2003 bahwa Sistem Pendidikan Nasional adalah
pendidikan lain belum memenuhi SNP, bahkan keseluruhan komponen pendidikan yang saling
terdapat sejumlah satuan pendidikan yang masih terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan
belum memenuhi stándar pelayanan minimal pendidikan nasional. Selain itu, setiap satuan
(SPM). pendidikan diharuskan melakukan penjaminan
Standar kualitas pendidikan yang ditetapkan mutu pendidikan yang bertujuan untuk memenuhi
oleh pemerintah berbeda dengan standar yang atau melampaui SNP.
dilaksanakan oleh satuan pendidikan. Standar yang Sistem penjaminan mutu internal pendidikan
digunakan oleh sebagian besar sekolah jauh di menengah, merupakan suatu kesatuan unsur yang
bawah standar yang ditetapkan oleh pemerintah. terdiri atas kebijakan dan proses yang terkait
Akibatnya, kualitas lulusan yang dihasilkan oleh pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan yang
dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan

Publisher © 2018 The Author(s). This article is open access


UPT Mataram University Press
Nyoman Sridana et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA 2018, (1) 1 : 45 - 51 e-ISSN: 2655-5263

menengah untuk menjamin terwujudnya pendidikan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME).
bermutu yang memenuhi atau melampaui SNP. Sistem Penjaminan Mutu Internal adalah sistem
Usaha untuk peningkatan dan penjaminan mutu penjaminan mutu yang dilaksanakan dalam satuan
pendidikan adalah tanggung jawab satuan pendidikan dan dijalankan oleh seluruh komponen
pendidikan. Untuk peningkatan mutu sekolah satuan pendidikan; Sistem Penjaminan Mutu
secara utuh khususnya SMA swasta di Mataram Eksternal yaitu sistem penjaminan mutu yang
dibutuhkan pendekatan khusus agar seluruh dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah,
komponen-komponen sekolah secara bersama-sama lembaga akreditasi dan lembaga standarisasi
bisa memiliki budaya mutu. pendidikan.
Untuk dapat melakukan penjaminan mutu Sebelum membahas tetang sistem
pendidikan, satuan pendidikan perlu membentuk penjaminan mutu internal (SPMI) di sekolah
SPMI. Berdasarkan studi pendahuluan di SMA sampel terlebih dahulu disampaikan tentang
swasta di Kota Mataram yang dijadikan sampel pemahaman tenaga pendidik dan kependidikan
menunjukan bahwa di sekolah-sekolah tersebut yang terlibat langsung dalam implementasi SPMI.
belum memiliki sistem penjaminan mutu yang baik Hasil menunjukan bahwa pemahaman kepala
sesuai dengan stándar dan aturan yang berlaku sekolah tentang sistem penjaminan mutu internal
walaupun dilihat dari nilai akreditasi mencapai menunjukan skor 2,20 atau pada tingkat kurang,
stándar tertinggi. Hal tersebut akan berdampak pada sedangkan tenaga kependidikan lain dengan skor
mutu lulusan yang tidak bisa memenuhi SNP pemahaman 2,85 lebih tinggi dari kepala sekolah
sementara sejumlah sekolah lain baik negeri tetapi masih pada tingkatan kurang. Sama halnya
maupun swasta sudah bisa melebihi SNP. Dengan pemahaman tenaga pendidik terhadap SPMI
demikian diperlukan kajian terkait dengan sistem mencapai skor 2,13 masih pada tingkat kurang.
penjaminan mutu internal di sekolah-sekolah Selain itu pendidik dan tenaga kependidikan belum
tersebut agar secara bertahap bisa memenuhi SNP memahami secara baik tentang konsep dan prinsip,
atau bahkan melebihinya. Berdasarkan uraian di tujuan dan cakupan SPMI satuan pendidikan, hal
atas maka perlu dilakukan penelitian tentang sistem tersebut penting bagi pelaksana penjaminan mutu
penjaminan mutu internal di SMA NW Mataram internal, karena jika kurang memahami tentang
sebagai dasar untuk penyusunan atau SPMI tersebut pihak pengelola tidak akan bisa
pengembangan program-program mutu di satuan melaksanakannya secara maksimal sesuai dengan
pendidikan tersebut rohya SPMI. Solusinya seperti yang dikemukakan
oleh Lamosi dan Mukonyi (2015) yang
merekomendasikan bahwa kepala sekolah
Metode Pelaksanaan memperkuat manajemen kualitas alternatif seperti
teacher appraisal, use of internal quality assurance
Sistem penjaminan mutu pendidikan dasar
officers by capacity building on requisite
dan menengah terdiri atas dua komponen yaitu
knowledge and skills.
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan

Gambar 1. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah

46
Nyoman Sridana et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA 2018, (1) 1 : 45 - 51 e-ISSN: 2655-5263

SPMI terkait dengan 8 standar nasional Keterpahaman tersebut baru mencapai tingkat
pendidikan dan dengan tugas guru, maka akan cukup tetapi untuk standar tenaga pendidik
terkait terutama dengan standar kompetensi mendekati baik. Namun demikian untuk bisa
lulusan, standar isi, standar proses, standard terlaksananya proses dan evaluasi yang sesuai
evaluasi dan standard pendidik sendiri. Berikut dengan standard maka tingkat pemahaman tenaga
disampaikan tingkat keterpahaman pendidik pendidik harus di atas baik. Selain itu bahwa guru
terhadap standar kompetensi lulusan skor 3,04, diterima didasarkan pada pengetahuan konten
Standar Isi skor 3,6, Standar Proses skor 3,0, dan kurikulum, kualifikasi professional yang telah
standar Evaluasi skor 3,43. Selain itu yang terkait ditentukan oleh pemerintah (Onuma, dan
dengan standar tenaga pendidik mencapai skor 3,8. Okpalanze, 2017).

Gambar 2. Penjaminan Mutu

Prinsip Sistem Penjaminan Mutu Internal SPMI diimplementasikan dengan menggunakan


Prinsip dari Sistem Penjaminan Mutu 5 (lima) langkah penjaminan mutu yaitu
Pendidikan adalah mandiri, terstandar, akurat, pemetaan mutu, penyusunan rencana
sistemik dan berkelanjutan, holistik, dan peningkatan mutu, pelaksanaan pemenuhan
terdokumentasi. mutu, audit/evaluasi pemenuhan mutu, dan
1. Mandiri penetapan standar baru yang dilaksanakan secara
SPMI dikembangkan dan diimplementasikan berkelanjutan membentuk suatu siklus
secara mandiri oleh setiap satuan pendidikan. 5. Holistik
2. Terstandar SPMI dilaksanakan terhadap keseluruhan unsur
SPMI menggunakan Standar Nasional dalam satuan pendidikan yang meliputi
Pendidikan yang ditetapkan oleh Mendikbud dan organisasi, kebijakan, dan proses-proses yang
Standar yang ditetapkan oleh satuan pendidikan terkait
bagi satuan pendidikan yang telah memenuhi
SNP 4. Terdokumentasi
3. Akurat Seluruh aktivitas dalam pelaksanaan SPMI
SPMI menggunakan data dan informasi yang terdokumentasi dengan baik dalam berbagai
akurat dokumen mutu.
4. Sistemik dan berkelanjutan

47
Nyoman Sridana et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA 2018, (1) 1 : 45 - 51 e-ISSN: 2655-5263

Gambar 3 Siklus Sistem Penjaminan Mutu Internal Pendidikan Dasar dan Menengah

Tujuan SPMI pemetanaan mutu pendidikan mulai dari


Penerapan sistem penjaminan mutu di menyusunan instrumen dan pengumpulan data serta
satuan pendidikan dasar dan menengah bertujuan analisis data hasil pemetaaan yang akan terkait
untuk memastikan bahwa keseluruhan unsure yang dengan pembuatan rencana untuk tahap berikutnya
meliputi organisasi, kebijakan, dan proses-proses dari siklus SPMI. Kegiatan pada tahap ini termasuk
yang terkait di satuan pendidikan dapat berjalan evaluasi internal dan bisa dilakukan dengan tahapan
sesuai dengan standar yang ditetapkan untuk Plan, Do, Check dan Act (Nelson, Ehren, dan
menjamin terwujudnya budaya mutu di satuan Godfrey. (2015).
pendidikan; Kedua, Pembuatan rencana peningkatan
mutu yang dituangkan dalam Rencana Kerja
Sekolah, pihak sekolah tidak mengetahui caranya
Hasil dan Pembahasan bagaimana membuat rencana peningkatan mutu
yang terkait dengan standar nasional pendidikan.
Sistem penjaminan mutu internal Pembuatan rencana sekolah terkait dengan
pendidikan dasar dan menengah ini mencakup peningkatan mutu yang harus disusun berdasarkan
seluruh aspek penyelenggaraan pendidikan dengan potret diri sekolah dari kondisi mutu saat evaluasi
memanfaatkan berbagai sumberdaya untuk diri dilakukan, kemudian menyusun sejumlah
mencapai Standar Nasional Pendidikan. SPMI rencana kerja yang secara keseluruhan berorientasi
dievaluasi dan dikembangkan secara berkelanjutan pada peningkatan mutu proses administrasi dan
oleh setiap satuan pendidikan dasar dan menengah; pembelajaran.
SPMI ditetapkan oleh satuan pendidikan dan Ketiga, pelaksanaan pemenuhan mutu baik
dituangkan dalam pedoman pengelolaan satuan dalam pengelolaan satuan pendidikan maupun
pendidikan serta disosialisasikan kepada pemangku proses pembelajaran, pada tahap ini juga pihak
kepentingan satuan pendidikan. pengelola satuan pendidikan belum secara
Dalam hubungannya dengan pelaksanaan menyeluruh memahami tahap ini dari siklus SPMI,
SPMI di sekolah yang menjadi lokasi penelitian hal ini terkait dengan tingkat pemahaman tahap
mencakup siklus SPMI yang terdiri dari 5 tahap, sebelumnya, oleh karena itu perlu pengkajian yang
Pertama, Pemetaan mutu pendidikan yang mendalam terkait dengan implementasi SPMI untuk
dilaksanakan oleh satuan pendidikan berdasarkan pemenuhan mutu dalam manajemen satuan
Standar Nasional Pendidikan. Pihak tenaga pendidikan dan proses pembelajaran secara luas.
kependidikan dan tenaga pendidik sekolah belum Hal tersebut memerlukan kebersaman semua warga
memahami secara detail tentang tahapan sekolah untuk bersama–sama melaksananaan

48
Nyoman Sridana et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA 2018, (1) 1 : 45 - 51 e-ISSN: 2655-5263

program sekolah yang berhubungan dengan pemenuhan mutu pendidikan sesuai standar.

Gmabar 3. Pemetaan mutu pendidikan di satuan Pendidikan

Keempat, Monitoring dan evaluasi proses membuat target dan indikator yang terlalu tinggi
pelaksanaan pemenuhan mutu yang telah dan sulit dicapai, tetapi program-program mutu
dilakukan, tahap ini pihak sekolah masih tersebut harus sesuai kondisi sekolah, pencapaian
membutuhkan pengetahuan secara baik terkait mutu dilakukan secara bertahap dan tetap fokus
peran dan fungsi monitoring dan evaluasi untuk untuk memenuhi SNP secara baik, kemudian jika
setiap program pemenuhan mutu, sehingga akan sudah memiliki daya dukung yang lebih baik maka
bermanfaat untuk proses selanjutnya tentang dilanjutkan untuk menjadi sekolah model bahkan
penysusunan standar baru dan strategi untuk mungkin sekolah rujukan. Namun demikian modal
pencapaian mutu yang telah direncanakan. awal adalah komitmen warga sekolah memiliki
Terakhir, Penetapan standar baru dan kemauan untuk maju dan berkualitas melalui kerja
penyusunan strategi peningkatan mutu berdasarkan sama yang baik dalam berbagai kegiatan program
hasil monitoring dan evaluasi. Pihak pengelola mutu sesuai dikemukakan Praraksa, dkk. (2015)
satuan pendidikan belum memiliki pengetahuan dan bahwa team work is the vital factor for the schools
pemahaman yang baik tentang penyusunan standar in order to improve internal quality assurance
mutu baru termasuk strategi pencapaiannya. Pihak operational effectiveness since team work supports
sekolah pun masih harus belajar dan menyiapkan performance, quality of working life, interaction,
diri terkait dengan tahapan terakhir dari siklus collaboration and it is the instrument in
SPMI. Dalam penyusunan program harus secara organizational development.
total holistic process concerned with ensuring Program-program dalam rencana
integrity of outcomes (Adegbesan, 2011). pengembangan sekolah belum secara jelas terkait
Pihak sekolah secara keseluruhan belum dengan program mutu dari sitem penjaminan mutu
memiliki tim khusus yang melaksanakan internal sekolah. Hal tersebut disebabkan pihak
mengontrol program penjaminan mutu internal, sekolah belum memiliki sistem penjaminan mutu
sehingga akan kesulitan dalam meningkatkan status internal secara baik dan berkelanjutan. Sehingga
mutu sekolah berdasarkan kualitas pencapaian perlu pengkajian bersama secara menyeluruh
mutu. Oleh karena itu perlu dimulai dengan menyangkut sumber daya yang dimiliki sekolah
merancang SPMI sekolah sesuai dengan kondisi untuk bisa lebih meningkatkan kualitas sekolah
dan daya dukung sumber daya sekolah, tidak perlu melalui program-program mutu yang dikelola oleh

49
Nyoman Sridana et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA 2018, (1) 1 : 45 - 51 e-ISSN: 2655-5263

tim system penjaminan mutu internal. Selain itu Hal lain yang perlu diperhatikan adalah
terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi berupa dukungan dari pemerintah should continue
penjaminan mutu internal berupa four factors of to provide adequate infrastructures and facilities in
direct effect were administrators’ instructional the schools to create a conducive teaching and
leadership, innovation culture of organization, learning environment for both teachers and the
opened climate of organization and teachers’ students (Oyewole, 2013), intensified and possibly
leadership (Praraksa, dkk. 2015). Juga tergantung private participation in the practice should be
pada motivation of teachers is a quality assurance encouraged (Olufunke, Joseph, dan Adetayo,
practice in secondary schools (Onuma, dan 2012). Juga memerlukan systems of quality control
Okpalanze, 2017) dan quality assurance component with regard to the actors, i.e. the stakeholders
aims to enhance teaching and learning as an instead of the institutional configurations: (1) state
integral feature of school improvement (Caesar, control and accountability by bureaucratic means
2013), termasuk juga the emphasizing and legal regulations, (2) professional control and
understanding and not memorization, the need for accountability, and (3) consumer control and
more group work and dialogue, restoring the accountability (Huber dan Gördel, 2006).
visual-spatial aspects of learning, re-thinking
curriculum balance, and re-examining national
examination systems (Almadani, Reid, dan Kesimpulan
Rodrigues, 2011).
Penyusunan program terkait dengan Tingkat pengetahuan warga sekolah terkait
peningkatan mutu perlu memperhatikan sejumlah dengan SPMI masih pada tingkat rendah yang
faktor yang akan berpengaruh sperti disampaikan di masih perlu dikembangkan sebelum membentuk
atas terkait dengan tenaga pendidik dan sistem penjaminan mutu internal satuan pendidikan.
kependidikan bahkan termasuk peserta didik yang Selain itu pemahaman pendidik terkait standar
merupakan faktir yang sangat menentukan pendidikan nasional yang sangat berhubungan
keberhasilan peningkatan mutu, sehingga dengan dengan tugasnya masih pada tingkat cukup
pertimbangan tersebut tingkat kegagalan akan bisa sehingga masih perlu peningkatan pemahaman agar
diminimalisir bisa melaksananakan proses dan evaluasi sesuai
Dalam konteks implementasi penjaminan dengan standar. Perlu pengembangan bagi tenaga
mutu internal, penentuan program dan pelaksanaan pendidik dan kependidikan dalam hal pengetahuan
sperti dikemukakan oleh Uchtiawati, dan Zawawi dan keterampilan dalam implementasi penjaminan
(2014) bahwa Sekolah melalui mekanisme yang mutu internal melalui tim khusus dari eksternal
telah ditentukan dapat menentukan tahap-tahap satuan pendidikan sampai sekolah tersebut siap
pelaksanaan jaminan mutu sebagai berikut: yaitu: untuk bisa melaksanakan sistem penjaminan mutu
plan (merencanakan), do (melaksanakan), dan internal.
melakukan tahap evaluation (mengevaluasi), secara
berkelanjutan. Selain itu, diperlukan dukungan
adequate facilities and equitable educators will Daftar Pustaka
have a significant impact on the implementation of
the internal quality assurance system in schools Adegbesan, S. O. 2011. Establishing Quality
(Darman, Darwin, dan Yusnadi, 2017). Juga untuk Assurance in Nigerian Educationsystem:
lebih meningkatkan penjaminan kualitas dalam Implication for Educational Manage.
hubungannya dengan proses pembelajaran Educational Research and Reviews Vol. 6(2),
ditunjukan dengan students expressed high 147-151.
satisfaction with the state of learning resources and Almadani, K., Reid, N. dan Rodrigues, S. 2011.
the competence of the academic staff available to Quality Assurance: A Pressing Problem For
them (Essel1, Boakye-Yiadom, dan Kyeremeh, Education in the 21st Century. Problems of
2018) dan harus fokus pada economical, technical, Education in the 21st Century. Vol. 32.
and organizational dimensions as main dimensions Amir, F. 2015. Developing Structure for
of feasibility system (Amir, 2015). Management of Quality in Schools: Steps
towards Quality Assurance Systems.

50
Nyoman Sridana et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA 2018, (1) 1 : 45 - 51 e-ISSN: 2655-5263

American Journal of Educational Research, inSecondary Schools in Enugu State


Vol. 3, 8, 977-981 Nigeria. Middle-East Journal of Scientific
Caesar, C. (2013). Framework for Delivery of Research 25 (8): 1695-1714.
Quality Education: Examination of quality Oyewole, B.K. 2013. Repositioning Secondary
concepts to inform a framework for School Administration for
improving education quality in St Lucia a QualityAssurance in Ekiti State, Nigeria.
member of the Organization of Eastern Journal of Management and Sustainability;
Caribbean states (OECS). American Vol. 3, 3
Academic & Scholarly Research Journal Vol. Pemerintah Republik Indonesia. 2003. Undang-
(5). 1. undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem
Darman, Darwin, dan Yusnadi. 2017. Implication pendidikan nasional. Jakarta : Pemerintah
of Internal Quality Assurance System of Republik Indonesia.
Schools Implementation Against the Praraksa, P., Sroinam, S., Inthusamith, M., dan
Accreditation rating of State Senior High Pawarinyanon,M. 2015. Model of Factors
Schools of Natuna, Riau Island Province. Influencing Internal Quality Assurance
Journal of Research & Method in Education Operational Effectiveness of the Small
Volume 7, Issue 5 36-39 Sized Primary Schools in Northeast
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Thailand. Social and Behavioral Sciences
Menengah. 2016a. Pedoman Umum Sistem 197 1586 – 1590.
Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Sugiyono. (2008a). Memahami Penelitian
Menengah. Jakarta: Direktorat Jenderal Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta.
Pendidikan Dasar dan Menengah Sugiyono. (2008b). Metode Penelitian Pendidikan
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan RT
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan & D. Bandung : Alfabeta
Menengah. 2016b. Petunjuk Pelaksanaan Uchtiawati, S. dan Zawawi, I . 2014. Penerapan
Penjaminan Mutu Oleh Satuan Pendidikan. Penjaminan Mutu Pendidikan pada Sekolah
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Atas berstandar Internasional.
Dasar dan Menengah Kementrian Jurnal Kebijakan dan Pengembangan
Pendidikan dan Kebudayaan Pendidikan Vol.2 (1),52-56.
Essel1, H. B., Boakye-Yiadom, M. dan Kyeremeh,
F. A. 2018.Assessing Students’
Experiences of Internal Quality Assurance
Practices in Selected Private Higher
Education Institutions. International
Journal of Science and Research (IJSR).
Volume 7 Issue 1.
Huber, S. G. dan Gördel, B. 2006. Quality
Assurance in the German School
System.European Educational Research
Journal, Vol. 5, 3
Nelson, R., Ehren, M. dan Godfrey, D. 2015.
Literature Review on Internal Evaluation.
London: Institute of Education.,

Olufunke, O. I., Joseph, K. S. dan Adetayo, O. A.


2012. Quality Assurance and Effectiveness
of Lagos State Junior Secondary Schools.
International Journal of Humanities and
Social Science. Vol. 2 No. 15.
Onuma, N. dan Okpalanze, N. P.. 2017.
Assessment of Quality Assurance Practices

51

Anda mungkin juga menyukai