Anda di halaman 1dari 2
1. Pembelajaran akan lebih bermakna menggunakan pendekatan terpadu, karena pembelajaran terpadu memberikan kesempatan pada peserta didik untuk belajar sesuai dengan minat dan kebutuhannya, Pembelajaran terpadu didasarkan pada tiga konsep tentang proses belajar anak yaitu : anak-anak tidak membedakan antara bidang-bidang pelajaran, anak memandang bidang mata pelajaran sebagai sesuatu yang berkaitan secara keseluruhan, pembelajaran terpadu berdasarkan pada konsep bahwa berbagai mata pelajaran dapat digunakan untuk meningkatkan belajar, pembelajaran terpadu berdasarkan metode mengajar induktif, yang menghubungkan berbagai kegiatan dengan topik tertentu yang diintegrasikan ke dalam satu kesatuan. Pembelajaran terpadu memungkinkan peserta didik menggunakan_ ketrampilan-ketrampilan- ketrampilan dalam suatu mata pelajaran dengan cara yang bermakna, 2. Kelebihan © Materi pelajaran menjadi dekat dengan kehidupan anak sehingga anak dengan mudah memahami sekaligus melakukannya. © Siswa juga dengan mudah dapat mengaitkan hubungan materi pelajaran di mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya. * Dengan bekerja dalam kelompok, siswa juga dapat mengembangkan kemampuan belajarya dalam aspek afektif dan psikomotorik, selain aspek kognitif. ‘* Pembelajaran terpadu mengakomodir jenis kecerdasan siswa. * Dengan pendekatan pembelajaran terpadu guru dapat dengan mudah menggunakan belajar siswa aktif sebagai metode pembelajaran. Kekurangan © Aspek Guru: Guru harus berwawasan luas, memiliki_kreativitas tinggi, keterampilan metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu saja. Tanpa kondisi ini, maka pembelajaran terpadu akan sulit terwujud. ‘Aspe peserta didik: Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar peserta didik yang relatif “baik”, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Hal ini terjadi karena model pembelajaran terpadu menekankan pada kemampuan analitik (mengurai), kemampuan asosiatif (menghubung- hubungkan), kemampuan eksploratif dan elaboratif (menemukan dan menggali). Bila kondisi_ ini tidak dimiliki, maka penerapan model pembelajaran terpadu ini sangat sulit dilaksanakan. © Aspek sarana dan sumber pembelajaran: Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet, Semua ini akan menunjang, memperkaya, dan mempermudah pengembangan wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka penerapan pembelajaran terpadu juga akan terhambat. © Aspek kurikulum: Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampaian materi). Guru perlu diberi kewenangan dalam mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan pembelajaran peserta didik. '* Aspek penilaian: Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh (komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar_peserta didik dari beberapa bidang kejian terkait yang dipadukan, Dalam kaitan guru selain dituntut untuk menyediakan teknik dan prosedur pelaksanaan penilaian dan pengukuran yang komprehensif, juga dituntut untuk berkoordinasi dengan guru lain, bila materi pelajaran berasal dari guru yang berbeda. © Suasana —_pembelajaran: — Pembelajaran —_terpadu_berkecenderungan mengutamakan salah satu bidang kajian dan ‘tenggelam’nya bidang kajian lain. Dengan kata lain, pada saat mengajarkan sebuah TEMA, maka guru berkecenderungan menekankan atau mengutamakan substansi gabungan tersebut sesuai dengan pemaheman, selera, dan latar belakang pendidikan guru itu sendiri. 3. Teori tentang perkembangan kognitif oleh Jean Piaget memberikan sumbangan dasar tentang latar belakang dari Developmentally Appropriate Practices. Teori ini menunjukkan kebutuhan siswa untuk membangun pengetahuan melalui proses belajar dan juga menunjukkan kebutuhan siswa untuk meraih kesempatan berinteraksi secara fisik dengan sesama teman, Teori perkembangan sosial oleh Lev Vygotsky, dimana ditekanakan pada perkembangan kemampuan berbahasa dan bersosialisasi untuk pertumbuhan kemampuan kognitif para siswa. Teori atribut dari Bernard Weiner, dimana memberikan sumbangan dasar pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap dengan pemberian motivasi secara internal kepada siswa dan juga bagi guru yang membantu siswanya belajar karena memang siswa tersebut mempunyai keinginan untuk belajar. ‘Teori Belajar sosial kognitif dari Albert Bandura. Teori ini menunjukkan bahwa proses belajar yang terjadi banyak dilalui dengan pendekatan model observasi. Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan sseorang untukmemperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua yangberpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain, akan membuat anak menjadimalas bekerja dan bodoh. Anggapan ini kurang bijaksana, karena beberapa ahlipsikologi mengatakan bahwa permainan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak. Contoh bermain musik, bermain drama, bebas dan spontan atau eksplorasi serta olahraga. Sembilan macam kecerdasan dasar 1. Kecerdasan matematis-logis (Logical— mthematical intelligence) Kemampuan ini berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika. Jalan pikiran bernalar dengan mudah mengembangkan pola sebab akibat. Contohnya matematikus, programer, logikus.Tokoh terkenal seperti : Einstein (abli fisika), Habibie (ahli pesawat) 2. Kecerdasan ruang(Spatial intelligence) Kemampuan untuk menangkap dunia ruang visual secara tepat dan kemampuan untuk mengenal bentuk dan benda secara tepat serta mempunyai daya imaginasi secara tepat. Contohnya pemburu, arsitek, dekorator. Tokoh terkenal_ seperti Sidharta (pemahat), Pablo Pacasso (pelukis) 3. Kecerdasan kinestetic-badani (bodily- kinesthetic intelligence) Kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan . contohnya aktor, atlet, penari ahli bedah. Tokoh terkenal seperti : Charlie Chaplin (pemain pantonim yang ulung), Steven Seagal (actor) 4. Kecerdasan musikal (Musical intelligence) Kemampuan untuk mengembangkan , mengekspresikan dan menikmati bentuk — bentuk musik dan suara, peka terhadap ritme, melodi, dan intonasi serta kemampuan memainkan alat musik. contohnya komponis .Tokoh terkenal seperti Beethoven, Mozart. 5. Kecerdasan interpersonal (Interpersonal intelligence) Kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan , intensi, motivasi, watak, temperamen orang lain. Kemampuan yang menonjol dalam berelasi dan berkomunikasi dengan berbagai orang. Contohnya komunikator, fasilitator. Tokoh terkenal Mahatma Gandhi (tokoh perdamaian India), Ibu Teresa (Pejuang kaum miskin) 6. Kecerdasan intrapersonal (Intrapersonal intelligence) Kemampuan berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptif berdasar pengalaman diri serta mampu berefleksi dan keseimbangan diri, kesadaran tinggi akan gagasan — gagasan . Mereka mudah berkonsenirasi dengan baik, suka bekerja sendiri dan cenderung pendiam. Contohnya para pendoa batin. Kecerdasan lingkungan/aturalis (Naturalist intlligence) Kemampuan untuk mengerti flora dan fauna dengan baik, menikmati alam, mengenal tanaman dan binatang dengan baik. Tokoh terkenal Charles Darwin 8. Kecerdasan eksistensial (Exixtential intlligence) Kemampuan menyangkut kepekaan dan kemampuan sescorang untuk menjawab persoalan — persoalan terdalam keberadaan atau eksistensi manusia, Contohnya persoalan mengapa ada, apa makna hidup ini, Tokoh terkenal seperti Plato, Sokrates, Thomas Aquina.

Anda mungkin juga menyukai