Anda di halaman 1dari 4
G.Mengoperasikan Clapperboard proses Pembistan film atau video memeriukan berbaqai slat denqan funqei masing-masing, erfecrt pila Slapperboard. Clapperboard alas Nobu! nt sal kan sebuah papan ecil berbentuk kotak, berwarna h —— u si pau egies pada bagian alasnya'c hitam, dan dilengkapi dengan penjepitituas menyerupai gunting lapperboard ara Japan tulis, sehingga bisa ditulisi menggunakan kapur tute dan ann ‘Memiliki karakteristik seperti papan tulis, sehingg . at dihapus menggunakan penghapus papan tulis Clapperboard profesional mori Ukuran standar 9,75 x 12 nei, dengan area penulisan 6 x 12 inci, Glapstick pada clapper FT te TdaPal magne! kecil untuk menjaga keseimbangan antara kedua pelatlogam, diberi warna garis-garis hitam dan putih untuk member ‘aksen visual agar mudah diidentifikasikan lewat kamera. Clapperboard digunakan ketika proses pengambilan gambar dan suara dalam produksi gambar bergerak ‘video atau film) untuk menginformasikan dan mengideniifikasikan data adeqan yang diperlukan untuk proses editing. Dengan adanya alat tersebut, proses penyelarasan atau sinkronisasi antara gambar dengan suara bisa dilakukan dengan benar dan mudah, yaitu dengan mencocokkan ‘suara “clap” dan gerakan Pada stockshot. Pada setiap awal merekam adegan, clapperboard yang telah ditulis dtempatkan di depan kamera. midifilmkan secara singkat yang diiringi dengan pernyataan dan kru fim tentang detail adeqa yang akan diambil kemudian mengatupkan clapstick setelah ada aba-aba “kamera rolling....action. t!" dan sutradara. Ketika sutradara memberikan aba-aba tersebut, maka kru fim akan mengetukkan kedua sisi clapperboard hingga mengeluarkan suara. Munculnya suara tersebut menandakan dimulainya proses pengambilan gambar (shooting) r t i i j : ; i i i 4 Ciopportoard manual Clapperboar ata Gambat 249 Clapperboard k diproduksi clapperboard digital sehingga Yenggunakan papan kayu, saat ini banyai igi 0 sebagai berikut. 1. Scene nomor adegan yang tertera pada skenano 2. Take menunjukkan jumlah take yang sudah diambil 3. Sound —_: menunjukkan apakah adegan yang sedang digarap menggunakan suara 4. Prod untuk mencantumkan nama rumah produksi dan judul videostim 5. Dir untuk mencantumkan nama sutradara 6 Date untuk mencantumkan tanggal dilakukannya pengambilan gambar (shooding) 7. Camera: untuk mencantumkan nama kamerawan 8. Intdan Ext . untuk mencanturnkan adegan dlakukan di uat ruangan atau di dalam euargan 9. DN untuk menunjukkan adegan dlakukaN saat slang atau matory asikan clapperboard dengan baik, porhatikan beberapa hal berkut Untuk dapat mengoper adidakvien 1. Pastikan perme gang re aru dius pada c diambil. Bila mengqunaks! = @ nemnua informaai pada Nperboard adalah nf yang akan yang aa. ier Ch PerBetng Dipindi dengan CamScanner kan pula tanggal tersebut, serta take atau pengambilan ke berapa dalam sceno ee aaa aacare pengambilan gambar, sutradara, judul video/film, serta keterangan apakal bersamaan dengan kamera yang sama (tersinkronisasi) atau terpisah. i ieapeioshd Selelah semua data yang diperlukan dituls, selanjutnya kru yang membawa @ueos” ae memegangnya dengan kuat dan menghadapkannya pada kamera, sehingg® Sor denon pada clapperboard bisa terekam dengan jelas pada kamera. Selain itu, Fate membacakan semua data yang tertulis pada clapperboard, sehingga suarany: pada kamera dan perekam audio. eueueate Selelah semua kru fim dan aktor siap dengan tugasnya masing-masing, maka kru fim Pensgeng clapperboard menunggu aba-aba‘ dari sutradara. Pada saat sutradara member ut. Dengan “action”, kru pemegang clapperboard mengatupkan clapstick dari clapperboard tersebut. mengatupkan clapstick, maka proses pengambilan gambar (shooting) dimulai. : Selama proses pengambilan gambar dlakukan, ku film pemegang clapperboard totap siaga pada Posisinya, menunggu apabila sutradara memberikan aba-aba “cut”. Jika terdengar aba-aba “cul dari sutradara, maka kru film pemegang clapperboard segera mengatupkan clapperboard-nya Kembali, Hal ini menandakan dihentikannya proses pengambilan gambar. Catatlah semua informasi yang terdapat pada clapperboard pada lembaran kontinuitas produksi (script continuity report). Catatan ini berfungsi untuk membantu para editor pada saat melakukan proses editing. Perhatikan script continuily report berikut SCRIPT CONTINUITY REPORT ‘MARI BUDAYAKAN ANTRE” Director :Ahmad Halaman 35 Director of Photography: Arya Tanggal —: 6 Januari 2021 Art Director :Adinda Hari ke Ea Script : Mieke Lokasi : Pluit, Jakarta ima er] ry | a 00:00:01:05:00 | 00:00:01:20:00 Anak kecil menegur seorang pemuda agar menganire seperti yang lain dan memberitahukan bahwa ada tulisan HARAP ANTRE di tas kasir ‘minimarket itu Pemuda kurang baik Suara dialog kurang jolas Minis dan suara ‘sudan baik Keterangan: oe a, Kasel asel ke berapa yang digunakan’penyimpanan yang diguna b. Timo codo in waklu pengambilan gambar simula ‘c. Time code out: waktu pengambian gambar berakhit d. Scone No nomor adegan yang terlampit dalam skenano ‘dam Vien - Redan Dipindsi dengan CamScanner {Restle namor rut pengambilan gambar yang trdapat dalam sebuah scene. menjelaskan pengambilan gambar yang ke berapa kalinya terhadap scene. {8 Description: menjelaskan desiripsi gambar yang diambi hs Oni bia pengambian gambar telah sempuma, maka kolom disi dengan OK; namun bia pengambian ae ‘Sambar terdapat kesalahankkekurangan, maka diakukan pengulangan dan kolom dist NG catatan dar status pengambilan gambar, bila terdapat kekuranganvkesalahan, maka tuiskan tetak kekuranganvkesalahannya, 6. Kru pembawa clapperboard tidak boleh melanggar gatis yang tidak boleh dilalui dalam pengambilan gambar (garis imajiner/airectional line). Jika garis tersebut dilanggar, maka akan terjadi kejanggalan Pada posisi gambar (jump shoot) H. Teknik Perekaman Gambar Bergerak __Terdapat beberapa hal yang harus dipethatikan ketika melakukan perekaman gambar bergerak, di antaranya sebagai berikut. 1. Bidikan dan cahaya ‘Saat shooting, hindari membidik sasaran dengan latar belakang cahaya yang terang atau dominan. Cara ini akan menyebabkan sasaran shooting menjadi gelap, sedangkan latar belakang akan terlihat begitu terang, kecuali memang sengaja membuat gambar siluet. Jika memang terpaksa harus mengambil gambar siluet dalam posisi tersebut, hendaknya gunakan fasilitas pengatur back light yang terdapat pada kamera 2, Sudut-sudut pengambilan gambar ‘Sudut pengambilan gambar (angle) merupakan faktor yang sangat penting dalam membangun cerita yang berkesinambungan. Pemilihan angle yang tepat akan dapat mempertinggi visualisasi dari suatu cerita. Sebaliknya, pemilihan angle yang tidak tepat dapat membuat penonton bingung arena makna cerita tidak bisa dipahami. Sebagai contoh, untuk merekam aktivitas yang penuh dengan gerak, seperti tarian kolosal, sebaiknya gunakan high angle, sedangkan untuk merangsang rasa kagum terhadap sebuah bangunan (misalnya, gedung pencakar langit), sebaiknya gunakan low angle. 3. Waktu rekaman (durasi) Waktu perekaman gambar bergerak berkaitan erat dengan kemampuan mata untuk mengidentifikasi suatu objek. Setidaknya, mata membutuhkan waktu 3 sampai 5 detik untuk mengenali objek. Apabila merekam objek lebih singkat dari waktu tersebut, maka objek yang telah direkam akan sulit dikenali oleh penonton (audience), sebab sebelum sempat diidentifikasi, gambar tersebut sudah hilang dari layar. 4, Ukuran bidang pandang pada saat shooting Pemahaman tentang cara membuat ukuran gambar (frame size) atau komposisi yang baik dan menarik dalam setiap adegan sangat diperlukan dalam perekaman gambar. Pengaturan komposisi “yang baik dan menarik adalah jaminan bahwa gambar yang ditampilkan tidak akan membuat penonton bosen dan enggan melepaskan mata meskipun hanya sekejap terhadap gambar yang ditampilkan. Dalam mengatur komposisi, seorang kamerawan harus mempertimbangkan di mana ia harus menempatkan objek utama yang menjadi pusat pertatian (point of interest) dan seberapa besar ukurannya dalam frame. Sebagai contoh, untuk menonjolkan latar belakang dari objek yang sedang ditekam, sebaiknya gunakan extreme long shot. Sedangkan untuk menunjukkan kedalaman ekspresi, sebaiknya gunakan big close up. 5. Gerakan kamera Pemilihan gerakan kamera sangat berpengaruh dalam perekaman gambar karena dapat menciptakan gambar yang dinamis dan dramatis. 6. Setting lokasi (blocking location set) Perekaman gambar bergerak dapat dilakukan di dalam ruangan (indoor)

Anda mungkin juga menyukai