Anda di halaman 1dari 37
PEDOMAN KESELAMATAN PASIEN UPT PUSKESMAS BULULAWANG TAHUN 2023 A UPT PUSKESMAS BULULAWANG Jl. Stasiun No. 11-13 Bululawang Telp: (0341) 833021 E-mail puskesmasbululawana@vahoo.com BULULAWANG - 65174 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan Pedoman Keselamatan Pasien UPT Puskesmas Bululawang dapat diselesaikan dengan baik. Dalam kegiatan identtifkasi pasien perlu dibuat Pedoman Keselamatan Pasien UPT Puskesmas Bululawang yang akan dijadikan sebagai acuan dan dalam Pembuatan dokumen dalam pelaksanaan identifikasi pasien di puskesmas. Dengan tersusunnya Pedoman Keselamatan Pasien UPT Puskesmas Bululawang, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan pedoman ini Kami sadari buku ini belum sempurna, oleh karenanya masukan dan saran perbaikan sangat kami harapkan guna penyempurnaannya. ‘Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, Dipindai dengan CamScanner BABI PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Keselamatan ( safety) telah menjadi isu global termasuk keselamatan Puskesmas. Ada limaisu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) Puskesmas yaitu : keselamatan pasien ( patient safety), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan Puskesmas yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan (green productivity) yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan “bisnis” Puskesmas yang terkeit dengan kelangsungan hidup Puskesmas. Kelima aspek keselamatan Puskesmas terebut sangat penting untuk dilaksanakan di setiap Puskesmas , yang harus dikelola secara professional, komprehensif dan terintegrasi Namun diakui dengan semakin berkembangnya ilmu dan teknologi pelayanan kesehatan menjadi semakin kompleks dan berpotensi terjadinya Kejadien Tidak Diharapkan - KTD (Adverse event) apabila tidak dilakukan dengan hati-nati, Di puskesmas terdapat ratusan macam obat, ratusan tes dan prosedur, banyak alat dengan teknologinya, bermacam jenis tenaga profesi dan non profesi yang siap memberikan pelayanan pasien 24 jam terus menerus. Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik dapat teyjadiKTD. Mengingat keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat maka pelaksanaan program keselamatan pasien perlu dilakukan.Karena itu diperlukan acuan yang jelas untuk melaksanakan keselamatan pasien tersebut. Pengaturan Keselamatan Pasien bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan fasilitas pelayanan kesehatan melalui penerapan manajemen fisiko dalam seluruh aspek pelayanan yang disediakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan Oleh karena itu Upt Puskesmas Bululawang perlu membentuk program keselamatan pasien dengan pengelolaan risiko dalam suatu manajemen 4 risiko yang professional, komprehensif dan terintegrasi, ager insiden dapat diminimalisasi dan dicegah sedini mungkin B. TUJUAIN: 1 Sebagai acuan dalam melaksanakan program keselamatan pasien di UPT Puskesmas Bululawang 2 Terciptanya budaya keselamatan pasien di puskesmas 3. Menurunnya kejadian tidak diharapken (KTD) di Puskesmas. 4 Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi penguiangan kejadian tidak dinarapkan 5 Meningkatkan mutu pelayanan fasilitas pelayanan kesehatan melalui penerapan manajemen risiko dalam seluruh aspek pelayanan yang disediakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan. C. RUANG LINGKUP Menyelenggarakan keselamatan pasien melalui _pembentukan sistem pelayanan yang menerapkan standar keselamatan pasien, sasaran keselamatan pasien, dan tujuh langkah menuju keselamatan pasien D. DEFINISI: 1 Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi asesmen isiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kKemampuan belajar dari insiden dan tindak ianjutnya, serta impiementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya © yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil ko dan mencegah terjadinya cedera 2. Insiden Keselamatan Pasien yang selanjutnya disebut Insiden, adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada 5 pasien. Indikator sasaran keselamatan pasien adalah sejumlah variabel yang igunaken untuk mengukur dan menilai kebernasilan peiaksananaan pelayanan kesehatan berorientasi pada keselamatan pasien Kejadian Sentinel adalah suatu kejadian tidak diharapkan yang mengakibatkan kematianatau cedera serius Kejadian tidak diharapkan (KTD ) adalah suatu kejadian tidak dingrepkan yang mengakibatkan cedera pasien akibat tidak melaksanakan atau tidak mengambil tindakanyang seharusnya diambil dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalanan medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat dicegah Kejadian nyaris cedera ( KNC ) adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission) yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi, Kejadian tidak cedera (KTC) adalah insiden yang telah terpapar kepada pasien, tetapi tidak menyebabkan cedera Kejadian potensial cedera (KPC) adalah Kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera tetapi belum terjadi insiden Root Cause Analysis/analisis akar masalah ( RCA ) adalah suatu proses terstruktur untuk mengidentifikasi faktor penyebab atau faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya penyimpangan kinerja termasuk «TD BABII ELEMEN KUNCI DESAIN PROGRAM KESELAMATAN PASIEN A. TUJUAN Tujuan dari keselamatan pasien adalah 1) untuk meningkatkan mutu pelayanan dengan menerapkan standar keselamatan pasien, sasaran keselamatan pasien, dan tujuh iangkah menu) keselamatan pasien dan memanfaatkan proses untuk mengidentifikasi, mengurangi atau menghilangkan risiko kerugian: 2) Untuk meningkatkan pelayanan pasien dengan mencegah penyimpangan hasil, melalui pendekatan sistematis, terkoordinasi dan berkesinambungan untukmeningkatkan keselamatan pasien. 3) Untuk melindungi orang dan asset serta keuangan Puskesmas akibat kehilangan karena terjadinya insiden, akibat manajemen yang tidak efektif, dengan meningkatkan perbaikan berkesinambungan pada proses pelayanan pasien melalui lingkungan yang diciptakan dengan aman B. KEI EN, N Kepala UPT Puskesmas Bululawang menugaskan kepada Tim Keselamatan Pasien untuk melaksanakan tugas penerapan standar keselamatan pasien, sasaran keselamatan pasien, dantujuh langkah menuju keselamatan pasien dan bertanggung jawab mengkoordinasikan seluruh kegiatan dengan Kepala Puskesmas, semua anggota staf medis, semua pegawei dan dengan pihak luar Puskesmas cc. KOORDINAS! Karena fungsi keselamatan pasien sangat luas dan kegiatan Puskesmas yang sangat beragam, maka untuk keberhasilan program ke lamatan pasien, Puskesmas harus netapkan mekanisme koordinasi baik secara formal maupun informal antara tim keselamatan pasien dengan semua unit layanan struktural dan fungsional Puskesmas serta fungsi lain i 10 dalam dan di luar Puskesmas Kepala Puskesmas, berfungsi sebagai pembuat keputusan untuk berbagai kegiatan penting dalam program keselamatan pasien. Bagian Keuangan bertanggungjawab dalam pembiayaan dan memberikan informasi yang berharga untuk program Keselamatan pasien, mengawasi operasi keuangan sesuai dengan dana yang ada dan mengawasi kinerja analisis keuangan Puskesmas. Bagian Tata Usaha dan Kepegawaian, bertanggung Jawab untuk mengembangkan efektifites uraian tugas dan proses penilaian kinerja, pemeriksaan latar belakang pegawai, verifikasi izin, pemberian cuti pegawai dan pemeriksaan kesehatan pegawai secara berkala yang semuanya penting untuk mencegah serta melindungi stat medis dan non medis yang melakukan tindakan/ pelayanan. Ketua Tim keselamatan pasien memiliki tanggung jawab utama dalam upaya asuhan pasien lebih aman. Tugas Tim Keselamatan Pasien sebagai berikut a, Meningkatkan mutu pelayanan dengan menerapkan standar keselamatan pasien, sasaran keselamatan pasien, dan tujuh langkah menuju keselamatan pasien b. Mencegah dan mengurangi kerugian sebagai berikut : Mengembangkan mekanisme identiffkasi risiko seperti laporan insiden, rujukan staf, tinjauan rekam medik, tinjauan keluhan pasien. ¢, Mengembangkan dan memelihara hubungan kolaborasi dengan unit layanan terkait yaitu semua ruang/unit pelayanan. d. Mengembangkan aturan dan prosedur di area yang rentan terjadi risiko seperti informed consent, kerahasiaan dan penanganan kejadian sentinel. ‘e, Membuat dan menyampaikan laporan kinerja tehunan kepada Kepala Puskesmas D. Tanggung jawab Keselamatan pasien adalah bagian dari struktur manajemen puncak dibawah Kepala puskesmas. Tugasnya adalah mencegah kerugian (loss prevention) misainya dengan inspeksi keamanan, pendidikan karyawan, " analisa statistik tentang sumber potensial klaim dan mengendalikan kerugian (loss control), dengan cara mengidentifikasi, investigasi, mengevaluasi, memonitor, mengukur, menangani klaim dan mengatasi risiko yang terkait dengan sumber daya manusia, sistem prosedur, pengawasan internal maupun gabungannya Tugas tim keselamatan pasien antara lain : a) b) °) 4) a) h) Menyusun kebijakan dan pengaturan di bidang Keselamatan Pasien untuk ditetapkanoleh pimpinan fasilitas pelayanan Kesehatan, Mengembangkan program Keselamatan Pasien di fasilitas pelayanan kesehatan; Melakukan motivasi, edukasi, konsultasi, pemantauan dan penilaian tentang penerapan program Keselamatan Pasien di fasilitas pelayanan kesehatan; Melakukan pelatihan Keselamatan Pasien bagi fasilitas pelayanan kesehatan; Melakukan pencatatan, pelaporan Insiden, analisis insiden termasuk melakukan RCA, dan mengembangkan solusi untuk meningkatkan Keselamatan Pasien; Memberikan masukan dan pertimbangan kepada pimpinan fasiitas pelayanankesehatan dalam rangka pengambilan kebijakan Keselamatan Pasien: Membuat iaporan kegiatan kepada pimpinan fasilitas pelayanan Kesehatan; dan Mengirim laporan Insiden secara kontinu melalui e-reporting sesuai dengan pedoman pelaporan Insiden. Pelaporan kinerja tahunan menilai pencapaian dan pengembangan kegiatan keselamatan pasien, mengukur tujuan dan sasaran keselamatan pasien secara spesifik. keselamatan pasien harus menyiapkan laporan tahunan untuk menentukan Kegiatan selanjutnya. 12 BABII TUJUAN Tujuan dari keselamatan pasien adalah 1) 2) 3) 4) 5) 6) y 8) untuk meningkatkan mutu pelayanan dengan menerapkan standar keselamatan pasien, sasaran keselamatan pasien, dan enam iangkeh menuju keselamatan pasien dan memanfaatkan proses untuk mengidentifikasi, mengurangi atau menghilangkan risiko kerugian. Untuk mengurangi mortality dan morbidity, dengan memperbaiki pelayanan kepada pasien melalui identitikasi dan analisa, untuk mengurangi risiko yang dapat mencegah pasien dari cedera atau kecacatan terkait keselamatan pasien. Untuk — meningkatkan pelayananpasien dengan mencegah penyimpangan hasil, melalui pendekatan sistematis, terkoordinasi dan berkesinambungan untukmeningkatkan keselamatan pasien. Untuk melindungi orang dan asset serta keuangan Puskesmas akibat kehilangan Karena terjadinya insiden, akibat manajemen yang tidak efektit, dengan meningkatkan perbaikan berkesinamoungan pada proses pelayar pasien melalui lingkungan yang diciptakan dengan aman. Mengidentifikasi semua risiko dan bahaya untuk mencegah dan memperbaiki Kondisi berbahaya yang dapat menimbulkan risiko yang tidak perlu untuk pegawai, pasien dan lain- lain Meninjau kebijakan dan prosedur (SK dan SOP) untuk direvisi agar dihasilkan pelayanan yang sesuai, dan dilakukan monitoring agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan. Investigasi kejadian tidak diharapken untuk menilai dan menentukan bagaimana agar kejadian serupa dapat dihindari Menangani keluhan, menyelesaikan sengketa dan meningkatkan mutu pelayanan pasien 15 BAB IV RUANG LINGKUP Ruang lingkup dari tim keselamatan pasien adaiah Menyelenggarakan keselamatan pasien melalui pembentukan sistem pelayanan yang menerapkan standar keselamatan pasien, sasaran keselamatan pasien, dan tujuh fangkah menuju keselamatan pasien 16 BABV PROSES KESELAMATAN PASIEN Proses keselamatan pasien melalui beberapa system pelayanan yaitu : 1. sistem pelayanan yang menerapkan standar keselamatan pasien, sasaran keselamaian pasien,dan tujuh langkah menuju keseiamatan pasien A. Standar keselamatan pasien tersebut terdiri dari tujuh standar yaitu: 1) hak pasien 2) Mendidik pasien dan keluarga. 3) Keseiamaian pasien dan kesinambungan peiayanan 4)Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan programpeningkatan keselamatan pasien 5) Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien. 6) Mendidik staf tentang keselamatan pasien 7) Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapal keselamatan pasien.Uraian tujuh standar tersebut diatas adalah sebagai berikut: STANDAR |. HAK PASIEN asien dan keluarganya mempunyai hak uniuk mendapatkan Standar : informasi tentangrencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya insiden Kriteria: 1) Harus ada dokter penanggung jawab pelay: 2) Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana pelayanan. 3) Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan secara jelas dan benar kepada pasien dan keluarganya tentang sencana dan hasil pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk pasien mn. termasuk kemungkinan terjadinya insiden STANDAR Il. MENDIDIK PASIEN DAN KELUARGA Standar : Fasilitas pelayanan kesehatan harus mendidik pasien dan 17 keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien daler asuhan pasien. Kriteria: Keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dengan Keterlibatan pasien yang merupakan partner dalam proses pelayanan. Karena itu, di fasilitas pelayanan kesehatan harus ada sistem dan mekanisme mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien. Dengan pendidikan tersebut diharapkan pasien dan keluarga dapat. 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7” Memberikan informasi yang benar, jelas, lengkap dan jujur. Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab pasien dan keluarga Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan fasilitas pelayanan kesehatan Memperiihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati STANDAR III, KESELAMATAN PASIEN DALAM KESINAMBUNGAN PELAYANAN Standar. Kriteria 1) Fasilitas pelayanan kesehatan menjamin keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinast anter tenaga dan antar unit pelayanan Terdapat koordinasi pelayanan secara menyeluruh mulai dari saat pasien masuk, pemeriksaan, diagnosis, perencanaan pelayanan, tindakan pengobatan, rujukan dan saat pasien keluar dari fasilitas pelayanan kesehatan Terdapat koordinasi pelayanen yang disesualkan dengan kebutuhan pasien dan kelayakan sumber daya secara berkesinambungan 18 sehingga pada seluruh tahap pelayanen transisi antar unit pelayanan dapat berjalan baik dan lancar. 3) Terdapat koordinasi pelayanan yang mencakup peningkatan komunikasi untuk memfasilitasi dukungan keluarga, pelayanan keperawatan, pelayanan sosial, konsultasi dan rujukan, pelayanan kesehatan primer dan tindak lanjut lainnya. 4) Terdapat komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan sehingga dapat tercapainya proses koordinasi tanpa hambatan, aman dan efektif. STANDAR 1V. PENGGUNAAN METODE-METODE PENINGKATAN KINERJA UNTUK MELAKUKAN EVALUASI DAN PROGRAM PENINGKATAN KESELAMATAN PASIEN Standar ; Fasilitas pelayanan kesehatan harus mendesain proses baru atau memperbaiki proses yang ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpuian data, menganalisis secara intensif ingiden, dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien. Kriteria ) 2) 3 Setiap fasilitas pelayanan Kesehatan harus melakukan proses perancangan (desain) yang baik, mengacu pada visi, misi, dan tujuan fesilitas pelayanan kesehatan, kebutuhan pasien, petugas pelayanan Kesehatan, kaidah klinis terkini, praktik bisnis yang sehat, dan faktor-faktor lain yang berpotensi risiko bagi pasien sesuai dengan “Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien’. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus melakukan pengumpulan data kinerja yang antara lain terkait dengan: pelaporan insiden, akreditasi, manajemen risiko, utilisasi, mutupelayanan, keuangan. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus melakukan evaluesi intensif terkait dengan semua insiden, den secara proaktit melakukan evaluasi satu proses kasus risiko tinggi 19 4 Setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus menggunakan semua data dan informasi hasil analisis untuk menentukan perubahan sistem yang diperlukan, agar kinerja dan keselamatan pasien terjamin. STANDAR V. PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN KESELAMATAN PASIEN Standar. 1) 2) 3) 4) 5) Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program keselamatan pasien secara terintegrasi dalam organisasi_ melalui penerapan “Tujuh Langkah WMlenuju Keselamatan Pasien’ Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan pasien dan program menekan atau mengurangi insiden. Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar unit dan individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang keselamatan pasien. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur, mengkaji, dan meningkatkan kinerja fasilitas pelayanan kesehatan serta meningkatkan keselamatan pasien Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam meningkatkan kinerja fasilitas pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien Kriteria: 1) 2) Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan pasien, Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan dan program meminimatkan insiden. Insiden meliputi Kondisi Potensial Cedera (KPC), Keladian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC), Kejadian Tidak Diharapkan (KTD). Seiain insiden diatas, terdapat KTD yang mengekibatkan kematian, cedera permanen, atau cedera berat yang temporer dan membutuhkan intervensi untuk mempetahankan 20 3) 4) 5) kehidupan, baik fisik maupun psikis, yang tidak terkait dengan perialanan penyakit atau keadaan pasien yang dikenai dengan kejadian sentinel Contoh Kejadian sentinel antara lain Tindakan invasif/pembedahan pada pasien yang salah, Tindakan invasiff pembedahan pada bagian tubuh yang keliu, Ketinggalan instrumen/alat/ benda-benda lain di dalam tubuh pasien sesudah tindakan pembedahan, Bunuh diri pada pasien rawat inap, Embolisme gas intravaskuler yeng mengakibatkan kematian/kerusakan neurologis, Reaksi Haemolitis transfusi darah akibat inkompatibilitas ABO, Kematian ibu melahirkan, Kematian bay! “Full-Term" yang tidak di antipasi, Penculikan bayi, Bayi tertukar, Perkosaan tindakan kekerasan terhadap pasien, staf, maupun pengunjung Selain contoh kejadian sentinel diatas terdapat kejadian sentinel yang berdampak tuas/nasional diantaranya berupa Kejadian yang sudah terlanjur di* blow up" oleh media, Kejadian yang menyangkut pejabat, selebriti dan publik figure lainnya, Kejadian yang melibatkan berbagai instilusi maupun fasiliias peiayanan kesehatan iain, Kejadian yang sama yang timbul di berbagai fasilitas pelayanan Kesehatan dalam kurun waktu yang relatif bersamaan, Kejadian yang menyangkut moral. misalnya : perkosaan atau tindakan kekerasaan. Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari fasilitas pelayanan kesehatan terintegrasi dan berpartisipasi dalam program keselamatan pasien. Tersedia prosedur “cepat-tanggap” terhadap insiden, termasuk asuhan kepada pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain dan penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperiuan analisis. Tersedia mekanisme pelaporan intemal dan eksternal berkaitan dengan insiden termasuk penyediaan informasi yang benar dan jelas tentang Analisis Akar Masalah “Kejadian Nyaris Cedera’ (KNC/Near 24 miss) dan ‘Kejadian Sentinel’ pada seat program keselamatan pasien mulai dilaksanakan. 6) Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden, misainya menangani "Kejadian Sentinel" (Sentine/ Event) atau kegiatan proaktif untuk memperkecil risiko, termasuk mekanisme untuk mendukung staf dalam kaitan dengan “Kejadian Sentinel” 7) Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan antar pengelola pelayanan di dalam fasilitas pelayanan Kesehatan dengan pendekatan antar disiplin. 8) Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan perbaikan kinerja fasilitas pelayanan kesehatan dan perbaikan keselamatan pasien, termasuk evaluasi berkala terhadap kecukupan sumber daya tersebut. 9) Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan kriteria objektifuntuk mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja fasilitas pelayanan Kesehatan dan keselamatan pasien, termasuk rencana tindak lanjut dan implementasinya. STANDAR VI. MENDIDIK STAF TENTANG KESELAMATAN PASIEN Standar 1) Fasilitas pelayanan Kesehatan terutama rumah sakit memiliki proses pendidikan, pelatinan dan orientasi untuk setiap jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan keselamatan pasien secara jelas. 2) Fasilitas pelayanan Kesehatan terulama rumah —_sakit menyelenggaraken pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan untuk meningkatkan dan memelihara kompetensi staf serta mendukung pendekatan interdisipliner dalam pelayanan pasien. Kriteria’ 4) Setiap fasilitas pelayanan kesehatan terutama rumah sakit harus memiliki program pendidikan, pelatinan dan orientasi bagi staf baru yang memuat topik keselamatan pasien sesuai dengan tugasnya masing-masing 22 2) Setiap fasilias pelayanan Kesehatan terutema rumah sakit herus mengintegrasikan topik keselamatan pasien dalam setiap kegiatan in- service training dan memberi pedoman yang jelas tentang pelaporan insiden. 3) Setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus menyelenggarakan pelatinan tentang kerjasama kelompok (teamwork) guna mendukung pendekatan interdisipiiner dan kolaboratif dalam rangka melayani pasien STANDAR VII. KOMUNIKASI SEBAGAI KUNCI BAGI STAFF UNTUK MENCAPAIKESELAMATAN PASIEN Standar 1) Fasilitas pelayanan kesehatan merencanakan dan mendesain proses manajemen informasi keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan eksternal. 2) Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat. Kriteria: 1) Par proses manajemen untuk memperoleh data dan informasi tentang hal- disediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesain hal terkait dengan keselamatan pasien 2) Tersedia mekanisme identinkasi masaian dan kendala komunikasi untuk merevisi manajemen informasi yang ada. B. Sasaran Keselamatan Pasien Nasional Di indonesia secara nasionai untuk seiuruh Fasilitas pelayanan Kesehatan ,diberlakukanSasaran Keselamatan Pasien Nasional yang terdiri dari ‘SKP.1 Mengidentifikasi Pasien Dengan BenarSKP.2 Meningkatkan Komunikasi Yang Eiekif SKP.3 Meningkatkan Keamanan Obat-obatan Yang Harus Diwaspadai SKP.4 Memastikan Lokasi Pembedahan Yang Benar, Prosedur Yang Benar, PembedahanPada PasienYang Benar SKP.5 Mengurangi Risiko Infeksi Akibat Perawatan Kesehatan 23 SKP.6 Mengurangi Risiko Cedera Pasien Akibat Terjatuh ©. Tujuh iangkah menuju keseiamatan pasien Dengan tujuh langkah menuju keselamatan pasien Fasilitas pelayanan Kesehatan dapat memperbeiki keselamatan pasien, melalui perencanaan kegiatan dan pengukuran kinerjanya. Melaksanakan tujuh langkan int akan membantu memastikan banwa asunan yang dibenkan seaman mungkin, dan jika terjadi sesuatu hal yang tidak benar bisa segera diambil tindakan yang tepat. Tujuh langkah ini juga bisa membantu Fasilitas pelayanan Kesehatan mencapai sasaran-sasarannya untuk Tata Kelola Klinik, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Mutu. Tujuh langkah menuju keselamatan pasien terdiri dari 1) Membangun kesadaran akan nilai Keselamatan Pasien Ciptakan budaya adil dan terbuka KE Ai KAN > Untuk tingkat Fasilitas Pelayanan Kesehatan a) Pastikan ada kebijakan yang menyatakan apa yang harus dilakukan oleh staf apabila terjadi insiden, bagaimana dilakukan investigasi dan dukungan apa yang harus diberiken kepada pasien, keluarga, dan staf. ») Pastikan dalam kebijakan tersebut ada kejelasan tentang peran individu dan ekuntabilitasnya bila terjadi insiden c) Lakukan survei budaya keselamatan untuk menilai budaya pelaporan dan pembelajaran di Fasiltas pelayanan Kesehatan anda > Untuk tingkat Unit/Pelaksana a) Pastikan teman anda merasa mampu berbicara tentang pendapatnya dan membuatlaporan apabila terjadi insiden. b) Tunjukkan kepada tim anda tindakan-tindakan yang sudah dilakukan oleh Fasilitas pelayanan Kesehatan menindak lanjuti laporan-laporan tersebut secera adil guna pembelajaran dan 24 pengambilan keputusan yang tepat. 2) Memimpin dan mendukung staf. Tegakkan fokus yang kual dan jelas lentang keseiamatan pasien diseluruh Fasilitaspelayanan Kesehatan anda. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN > Untuk tingkat Fasilitas Pelayanan Kesehatan a) Pastikan ada anggota eksekutif yang bertanggung jawab tentang keselamatan pasien. untuk fasiltas pelayanan kesehatan tingkat pertama merupakan jajaran pimpinan organisasi jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama b) Tunjuk penggerak/champion keselamatan pasien di tap unit. ©) Tempatkan keselamatan pasien dalam agenda pertemuan- pertemuan pada tingket manajemen dan unit d) Masukkan keselamatan pasien ke dalam program-program pelatinan bagi staf dan pastikan ada pengukuran ternacap efektifitas pelatinan-pelatihan tersebut > Untuk tinaket Unit/Pelaksana a) Calonkan penggerak/champion untuk keselamatan pasien b) Jelaskan pentingnya keselamatan pasien kepada anggota unit anda. ©) Tumbuhkan etos kerja dilingkungan tim/unit anda sehingga staf merasa dihargai dan merasa mampu berbicara apabila mereka berpendapat bahwa insiden bisa terjadi 3) Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko Bangun sistem dan proses untuk mengelola risiko dan mengindentifikasi_ kemungkinanterjadinya kesalahan KEGIATAN DILAKSANAKAN > Untuk tingkat Fasilitas Pelayanan Kesehatan a) Pelajari kembali struktur dan proses untuk pengelolaan risiko Klinis dan non klinis, dan pastikan hal ini sudah terintegrasi dengan keselamatan pasien dan stat kompiain dan risiko keuangan serta 25 lingkungan. ») Kembangkan indikor-indikator Kinerja untuk sistem manajemen risiko anda sehingga dapat di monitor oleh pimpinan. ©) Gunakan informasi-informasi yang diperoleh dari sistem pelaporan insiden dan asesmen risiko untuk perbaikan pelayanan pasien secara pro-aktif. intuk tingkai Unit/Pelaksana a) Giatkan forum-forum diskusi tentang isu-isu manajemen risiko dan keselamatan pasien, berikan feedback kepada manajemen. b) Lakukan asesmen risiko pasien secara individual sebelum dilakukan tindakan ©) Lakukan proses asesmen risiko secara reguler untuk tiap jenis risiko dan lakukan tindaka-tindakan yang tepat untuk meminimalisasinya d) d, Pastikan asesmen risiko yang ada di unit anda masuk ke dalam proses asesmen risiko di tingkat organisasi den risk register. 4) Mengembangkan sistem pelaporan 5) Pastikan staf anda mudah untuk melaporkan insiden secara internal (lokai ) maupunexsternal (nasional). KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN Untuk tingkat Fasilitas Pelayanan Kesehatan: Bangun dan implementasikan sistem pelaporan yang menjelaskan bagaimana dan cara Fasilitas pelayanan Kesehatan melaporkan insiden secara nasional ke Komite Nasional Keselamatan Pasien (KNKP). > Untuk tingkat Unit/Pelaksana Dorong kolega anda untuk secara aktif melaporkan_insiden-insiden keselamatan pasien baik yang sudah terjadi maupun yang sudah di cegahtetapi bisa berdampak penting unutk pembelajaran Melibatkan dan berkomuntkasi dengan pasien Kembangkan cara-cara berkomunikasi cara terbuka dan mendengarkan pasien 26 KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN > Untuk tingkat Fasilitas Pelayanan Kesehatan a) Kembangkan kebijkan yang mencakup komunikasi terbuka dengan pasien dankeluarganya tentang insiden yang terjadi b) Pastikan pasien dan keluarganya mendapatkan informasi apabila terjadi insiden dan pasien mengalami cidera sebagai akibatnya, ©) Berikan dukungan kepada staf, lakukan pelatihan-pelatihan dan dorongan agarmereka mampu melaksanakan keterbukaan kepada pasien dan keluarganya > Untuk tingkat Unit/Pelaksana 2) Pastikan anggota tim menghargai dan mendukung keterlibatan pasien dan keluargannya secara aktif waktu terjadi insiden ») Prioritaskan kebutuhan untuk memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya waktu terjadi insiden, dan berikan informasi yang jelas, akurat dan tepat waktu c) Pastikan pasien dan keluarganya menerima pernyataan “maaf" atau rasa keprihatinan kita dan lakukan dengan cara terhormat dan simpatik. 6) Belajar dan berbagi pengalaman tentang Keselamatan Pasien. Dorong staf untuk menggunakan analisa akar masalah guna pembeiajaran tentang bagaimana dan mengapa terjadi insiden. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN > Untuk tingkat Fasilitas Pelavanan Kesehatan a) Yakinkan staf yang sudah terlatih melakukan investigasi insiden secara tepatsehingga bisa mengidentifikasi akar masaiahnya b) Kembangkan kebijakan yang mencakup kriteria kapan fasilitas pelayanan Kesehatan harus melakukan Root Cause Analysis (RCA) > Untuk tingkat Unit/Pelaksana a) Lakukan pembelajaran di dalam lingkup unit anda dari an: aT insiden keselamatanpasien. b) Identifikasi unit lain yang kemungkinan terkena dampak dan erbagilah prosespembelajaran anda secara luas. 7) Mencegah cedera melalui implementasi sistem Keselamatan Pasien Pembelajaran lewat perubahan-perubahan didalam praktek, proses atau sistem. Untuk sistem yang sangat komplek seperti Fasilitas pelayanan Kesehatan untuk mencapai nal-haidiatas dibutuhkan perubahan budaya dan komitmen yang tinggi bagi seluruh staf dalam waktu yang cukup lama. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN > Untuk tingkat Fasilitas Pelayanan Kesehatan : ) Gunakan informasi yang berasal dari sistem pelaporan insiden, asesmen isiko, investigasi insiden, audit dan analisa untuk meneiapkan soiusi di Fasiliias Pelayanan Kesehatan. tiai ini mencakup redesigning system dan proses, penyelarasan pelatihan staf dan praktek Klinik b) Lakukan asesmen tentang risiko-risiko untuk setiap perubahan yang direncanakan ©) Monitor dampak dari perubahan-perubahan tersebut 4) Implementasikan solusi-solusi yang sudah —dikembangkan eksternal. Hal initermasuk solusi yang dikembangkan oleh KNKP atau Best Practice yang sudah dikembangkan olen Fasilitas Klesehatan lain > Untuk tingket Unit/Pelaksana : a) Libatkan tim anda dalam pengembangan cara-cara agar asuhan pasien lebih baikdan lebih aman. b) Kaji ulang perubehan-perubahan yang sudah dibuat dengan tim anda untukmemastikan keberlanjutannya ©) Pastikan tim anda menerima feedback pada setiap followup daiam pelaporaninsiden. 28 C. Pelaksanaan kegiatan manajemen resiko Manajemen isiko adalah proses yang berkesinambungan dan berkelanjutan. Risiko mungkin terpapar kepada pasien, staf, pengunjung dan organisasi yang terus menerus berubahdan harus diidentifikasi, Program manajemen risiko menggunakan 5 tahapan proses yaitu : 1. Menetapkan lingkup manajemen risiko, yaitu a b ° 4 e. f Risiko terhadap pasien ierkait peiayanan Risiko terhadap staf medis Risiko terhadap staf! pegawai . Risiko terhadap sarana prasarana fasilitas/ asset Puskesmas Risiko terhadap keuangan Risiko-risiko lain 2. Identifikasi Risiko, dilakukan melalui a. b, ©. 4. Hasil audit Kompiain pasien/keluarga Hasil survei kepuasan Insiden KTD, KTC, KPC, KNC 3. Analisis Risiko Ani risiko Untuk kejadian sentinel dan KTD : lakukan Root Cause Analysis (RCA) Upaya proaktif untuk memperbaiki suatu proses/prosedur pelayanan lakukan Failure Mode & Effect Analysis (FMEA) Analisis risiko harus mempertimbangkan bahwa telah ada kontrol atas is risiko diawat dengan melakukan analisis tingkat keparahan risiko saat ini, termasuk kemungkinan keparahan apabila risiko tersebut muncul menjaci sebuah insiden (risiko yang potensiai menjadi insiden),dan kemungkinan terjadinya insiden. Penilaian dan rangking risiko dilakukan menggunakan_ kategori kemungkinan dan konsekuensi 29 Lihat table kategori dan matriks penilaian risiko Risk Grading Matrix Probabilitas/ Frekuensi Kejadian | Level | Kejadian Aktual i 1 Dapat terjadi dalam lebih cari 5 tahun | 2 | Jarang Dapat terjadi dalam 2-5 tahun | 8 Mungkin | Dapat terjadi tiap 1-2 tahun | 4 | Sering | Dapat terjaci beberapa kali dalam setahun 5 | Sangat Sering | Terjadi dalam minggu/ bulan Dampak Klinis Untuk Keselamatan dan KeamananDampak Klinis / Konsekuensif Level Severity | Deskripsi Contoh Deskripsi 1 | Tidak Signifikan | Tidak ada cidera, Kerugian keuangan kecil (Insignificant ) Zz Ringan (Minor ) Dapat diatasi dengan pertolongan pertama, kerugian | keuangan sedang_ a _ i 3 | Sedang (Moderate }/ Berkurangnya fungsi_ motoric 7 sensoriki psikologis atau intelektual secara semipermanen/ reversible! tidak berhubungan dengan penyakit | setiap kasus | __| yang memperpanjang perawatan | @ | Berat (Major) Cidera Luas kehilangan fungsi utama permanen| | (motoric, sensorik, psikologis, _intelektual),| | | permanen’ irreversible/ tidak _berhubungan) dengan | _| penyakit. Kerugian keuangan besar_ _| 5 | Katastropik Kematian yang tidak berhubungan dengan| | (Catastrophic) | perjalanan penyakit. Kerugian kevangan sangat | Besar. 30 Risk Grading Matrix | Potencial Consequences | es Frekuenst /Hkehood | insigniteant | ior Moderate | Major Cathastropie 1 2 3 ‘4 5 | Sangat Sering Terjadi | (TiapMinggu/ bulan ) Kali / Tahun} | Mungkin Terjadi (7-2 tahunsekali) a Jarang Terjadi (2-5 tahun | sekali) ao eee Sangat Jarang Terjadi (>5 tahun sekali ) a 31 High (Tinga) Risiko Tinggi Dilakukan RCA paling lama 45 hari dengan detallMembutubkan tindakan segera { _Perhatian sampai Direktur Utama dan Medis Tindakan sesuai dengan Tingkat dan Band Risiko | Levei bands | Tindakan 4, Evaluasi Risiko (Penilaian Risiko) 2, Kegiatan untuk menetapkan apakah suatu risiko memeriukan tindakan penanganan tertentu (treatment) atau tidak, b, Jika ya : susun rencana tindak lanjut (tindakan risiko) 5, Tindakan terhadap Risiko Bila. memungkinkan paparan isiko periu dieiiminasi. Contohnya memperbaiki alat yang rusak, memberikan pendidikan pada staf medis yang belum mendapatkan edukasi tentang prosedur pengoperasian alat Bila risiko tidak dapat dieliminasi, maka perlu dicari teknik lain untuk menurunkan risiko kerugian 32 Insiden Keselamatan Pasien siden Keselamatan adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan tau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien (PMK 11 tahun 2017). Setiap Fasilitas pelayanan kesehatan harus melakukan penanganan insiden keselamatan dan kejadian sentinel Insiden Keselamatan pasien meliputi: Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Tidak Cedera (KTC), dan Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kondisi Potensial Cedera (KPC). Penanganan Insiden di fasilitas pelayanan kesehatan dilakukan melalui pembentukan tim Keselamatan Pasien yang ditetapkan oleh pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan. Dalam melakukan penanganan insiden tim keselamatan pasien melakukan kegiatan berupa pelaporan, verifikasi, investigasi, dan analisis penyebab insiden tanpa menyalahkan, menghukum dan mempermalukan seseorang. Tim Keselamatan pasien bertanggung jawab langsung kepada pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan.Keanggotaan Tim tersebut paling sedikit ierdiri atas unsur manajemen fasilitas peiayanan kesehatan dan unsur kiinisi di fasilitas peiayanan kesehaian Tim Keselamatan Pasien memiliki tugas a. Menyusun kebijakan dan pengaturan di bidang keselamatan pasien untuk ditetapkan oleh pimpinan fasilitas pelayanan kesehaian b. Mengembangkan program keseiamatan pasien di fasililas pelayanan kesehatan c. Melakukan motivasi, edukasi, _konsultasi,pemantauan dan penilaian tentang penerapan program Keselamatan Pasien di fasilitas pelayanan kesehatan 4. Melakukan pelatihan Keselamatan Pasien bagi _fasilitas pelayanan kesehatan e. Melakukan pencatatan dan pelaporan insiden, analisis insiden termasuk melakukan RCA, dan mengembangkan solusi untuk meningkatkan Keselamatan Pasien f Memberikan masukan dan pertimbangan kepada _pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dalam rangka pengambilan kebijakan Keselamatan Pasien. g. Membuat laporan kegiatan kepada Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan h, Mengirim taporan in Kejadian yang membahayakan pasien atau pengunjung yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan harus dicegah dengan menerapkan manajemen risiko dalam penyelenggaraan pelayanan klinis 33 TIPE Neier Nicer) = Penempatan alat yang rusak di ruang perawatan, misal inkubator ‘rusak ditempatkan diruang bersalin EEE) yang kadaluarsa di ruang obat tidak isch Rurang farmasi / obat yang oe sibukctetapi jumiah person - selalu kurang Meee eee sae) karenaresep tertukar di apotik Breen eae ae wee sihemolitik Jika sudah terjadi kejadian, maka upaya_korektif maupun tindakan korektif harus dikerjakan.Akibat dari kejadian harus dikoreksi, dan tindak korektif melalui analisis terhadap kejadian harus dilakukan agar tidak terjadi lagi di masa mendatang. Risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam pelayanan klinis harus alidentitikasi, dianalisis, dan ditindak lanjuti dalam upaya meminimaikan terjadinya _risiko dan melakukan penanganan jika terjadi kejadian tidak diharapkan.Jika terjadi kejadian tidak diharapkan maka harus ditindak lanjuti dengan melakukan analisis tingkat keparahan kejadian tersebut untuk menentukan langkah kK eparahan ternyata masuk iko ekstrim atau risiko tinggi, maka harus dilakukan RCA, tim RCA harus segera dibentuk oleh Kepala FTP untukmelakukan investigasi_ dan tindak lanjut terhadap_kejadian. Keselurunan langkah RCA jika _ terjadi kejadian harus diselesaikan paling lambat 45 hari. Jika kejadian tersebut masuk dalam kategori risiko sedang atau minimal, maka dilakukan investigasi. sederhana oleh atasan langsung untuk segera dilakukan upaya tindak lanjut, paling lambat keseluruhan upaya tindak lanjut sudah dapat diselesaikan dalamwaktu 12 hari 34 ad ue Penempatan alat yang rusak di ruang perawatan, misal inkubator tusak ditempatkan diruang bersali ‘ aaa ‘obat-obatan yang kadaluarsa di ruang obat tidek ipisah 2 Ruang farmasi / ohat yang sangat sibuk tetapi jumlah personil_ _ selalu kurang = z Trevell flere cURL Ue Le Le) Gtretriecar, Searcy feces Jika sudah terjadi kejadian, maka upaya_korektif maupun tindakan korektif harus dikerjakan.Akibat dari kejadian harus dikoreksi, dan tindak korektif melalui analisis terhadap kejadian harus dilakukan agar tidak terjadi lagi di masa mendatang. Risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam pelayanan klinis narus diidentifikasi, dianalisis, dan ditindak lanjutt dalam upaya meminimalkan terjadinya _risiko dan melakukan penanganan jika terjadi kejadian tidak diharapkan.Jika terjadi kejadian tidak diharapkan maka harus ditindak lanjuti dengan melakukananalisis tingkat keparahan kejadian tersebut untuk menentukan langkah berikutnya. Jika dari hasil kajian tingkat keparahan tornyata masuk ategori risiko ekstrim atau risiko tinggi, maka harus dilakukan RCA, tim RCA harus segera dibentuk olen Kepala FKTP untukmelakukan investigasi_dan tindak lanjut terhadap_kejadian Keselurunan langkah RCA jika —_terjadi kejadian harus diselesaikan paling lambat 45 hari. Jika keiadian tersebut masuk dalam kategori risiko sedang atau minimal, maka dilakukan investigasi sederhana oleh atasan langsung untuk segera dilakukan upaya tindak lanjut, paling lambat keseluruhan upaya tindak lanjut sudah dapat diselesaikan dalamwaktu 12 hari 34 Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien Setiap insiden keselamatan pasien harus ditaporkan kepada Pimpinan FTP. Budaya untuk molaporkan jika terjadi insider keselamatan pasien perlu dikembangkan bersamaan dengan budaya “just culture”, budaya memberikan perlakuan yang adil perlu dikembangkan sehingga tidak terjadi budaya menyalahkan dalam penyelenagaraan pelayanan klinis pada pasien. Kebijakan dan prosedur pelaporan insiden perlu disusun dengan alur, setiap kejadian harus dilaporkan kepada pimpinan organisasi, ‘selanjutnya berdasarkan hasil analisis terhadap insiden tersebut dilakukan tindak lanjut sesuai dengan tingkat keparahan kejadian. Insiden keselamatan pasien harus dilaporkan paling lambat 2 x 24 jam kepada Kepala FKTP dengan Format Laporan Insiden Keselamatan Pasien dapat dilihat pada lampiran 1 Setelah dilakukan _ analisis, serta mendapatkan rekomendasi dan solusi, fasilitas pelayanan kesehatan harus melakukan pelaporan insiden, secara online atau tertulis kepada Komite Nasional Keselamatan Pasien sesuai format laporan sebagaimana tercantum pada Formulir 2 Pelaporan insiden ditujukan untuk menurunkan insiden dan mengoreksi sistem dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien dan_ tidak menyalahkan orang lain. Pelaporan insiden harus: + Dijamin keamanannya + Bersifat ranasia + Anonym (tanpa identitas) + Tidak mudah diakses oleh orang yang tidak berhak 35 BAB VI PEMANTAUAN DAN TINJALIAN Memantau dan meninjau sistem yang sedang berjalan, penting untuk memastikan bahwa rencana keselamatan resiko tetap relevan. Mengingat bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi perubahan “kemungkinan dan dampak risiko" setiap saat, maka keselamatan resiko harus melakuken pemantauan berulang kali, serta meninjau kembali setiap langkah dalam proses keselamatan pasien. Penentuan indikator keselamatan, prioritas risiko dan perencanaan kegiatan, memperhitungkan laporan insiden internal, litigasi dan informasi klaim, informasi audit, keluhan pelangan. Pemimpin unit layanan informasi secara sistematis harus menyusun indikator keselamatan pasien dengan memperhatikan standar keselamatan pasien dengan beracuan pada tujuh langkah menuju keselamatan pasien, menetapkan prioritas resiko menurut kaparahan resiko (sesuai warna / bands resiko) dan pemantauan terhadap pelaporan insiden dan penanganannya. Tujuan untuk memantau adalah 1. Terciptanya budaya keselamatan pasien 2, Untuk mengembangkan sebuah daftar risiko (risk register) secara komprehensif yang diprioritaskan untuk membuat rencana tindakan terhadap risiko yang signifikan dan moderat. Untuk mengembangkan dafiar risiko intemal dan rencana kegiatan uniuk semua unit kerja 4. Untuk mengembangkan profil utama risiko dan risiko signifikan yang mungkin timbul dari kegiatan puskesmas, serta untuk menganalisis risiko yang berdampak terhadap keuangan, kemungkinan risiko yang mungkin muncul menjadi insiden dan kemungkinan untuk mengontrol 26 BAB VII PELAPORAN A. MEKANISME PELAPORAN Mekanisme pelaporan insiden di awali dengan pengumpulan informasi tertulis oleh unit / pelaksana / pasien yang terkena dampak yang kemudian di lakukan investigasi oleh tim KP kemudian di tindak lanjuti sesuai dengan band grading resiko yang hasilnya dilaporkan kepada kepala UPT Puskesmas Bululawang untuk ditindaklanjuti sesual dengan kewenangannya. Mekanisme pelaporan indikator keselamatan ci awali dengan pengumpulan informasi tertulis dari tiap penanggung jawab unit untuk dilakukan pemantauan pelaksanaannya ager bisa di analisis dan evaluasi untuk rencana perbaikan dalam mencegah terjadinya insiden, B. FORMULIR PELAPORAN Formulir yang digunakan dalam kegiatan keselamatan pasien di UPT Puskesmas Bululawang terdiri dari : 1 Formulir pelaporan insiden a7 BAB VII EVALUAS! DAN TINDAK LANJUT Program keselamatan pasien dan kemajuan untuk mencapai tujuan yang telah disusun dalam rencana, ditinjau minimal sekali 2 (dua) tahun oleh kepala Puskesmas. 38 FORMULIR PELAPORAN INSIDEN LAPORAN INSIDEN (INTERNAL) RAHASIA, TIDAK BOLEH DIFOTOCOPY, DILAPORKAN MAKSIMAL 2x24 JAM A. DATA PASIEN ... Ruangan: ahun (> 14 bulan - 4 (> 1 tahun - 5 tahun ©) > 5 tahun - 15 Nama No MR Umur Bulan .... T: Kelompok Umur*: () 0-1 bulan tahun tahun > 15 tahun - tahun ) > 65 tahun Jenis kelamin Laki-laki CiPerempuan Penanggung biaya pasien : (1 Pribadi (© Pemerintah BPJS Tanggal Masuk Rumah Sakit/Fasyankes lain :...... B. RINCIAN KEJADIAN 1. Tanggal dan Waktu Insiden Tanggal ousmces 2. Insiden : 30 tahun ©) > 30 tahun - 65 Asuransi Swasta (| Perusahaan* ) Lain-lain Jam: Jam Kronologis Insiden senis insiden* _) Kejadian Nyaris Cedera/ KNG (Near miss) — Kejadian Tidak diharapkan / KTD (Adverse Event) | Kejadian Sentinel (Sentinel Event ) | Kejadian Tidak Cedera / KTC 3 KPC Orang Pertama Yang Melaporkan Insiden* ©) Karyawan : Dokter / Perawat / Petugas lainnya © Pasien _) Keluarga / Pendamping pasien 7 Pengunjung © Laintain. vo .(sebutkan) Insiden terjadi pada* : Pasien Lain-lain (sebutkan) Mis : karyawan / Pengunjung / Pendamping / Keluarga pasien, lapor keK3 RS/unit K3 Fasyankes lain insider: ) Pasien rawat inap (© Pasien rawat jaan ) Pasien UGD Lain-lain ... (sebutkan ) Tempat insiden Lokasi kejadian ses secre en(Sebutkan) Unit / Departemen terkait yang menyebabkan insiden Unit kerja penyebab 3 ..(sebutkan) Akibat Insiden Terhadap Pasien* ) Kematian | Cedera Irreversibel / Cedera Berat Cedera Reversibel / Cedera Sedang ©) Cedera Ringan C1 Tidak ada cedera 11. Tindakan yang dilakukan segera setelah kejadian, dan hasilnya =... ° eae 12, Tindakan dilakukan oleh” : © Tim: terdiri dari = Dokter | Perawat ( Petugas lainnya 13. Apakah keiadian yang sama pernah terjadi di Unit Keria lain?* 1 Ya © Tidak Apabila ya, isi bagian dibawah ini Kapan ? dan Langkah / tindakan apa yang telah diambil pada Unitkerja tersebut untuk mencegah terulangnya kejadian yang sama? Paraf gi Terima r a ding Ri (© Keladian” (Diisi oleh atasan pelapor) : > BIRU HIJAU KUNING MERAH NB. * = pilih satu jawaban. Grading Risiko Kejadian* (Diisi oleh atasan pelapor) BIRU HIJAU KUNING MERAH NB. * = pili satu jawaban

Anda mungkin juga menyukai