Anda di halaman 1dari 2

1.

RHEOLOGY
Penentuan nilai fraktal dimensi dengan pendekatan sifat rheologi mensyaratkan
sebuah model yang bisa mencakup hubungan antara struktur partikel dengan sifat
rheologinya, model yang paling cocok adalah scaling theory. Buscall et al. [83]
menjelaskan bahwa nilai modulus elastis (E) adalah sebanding dengan konsentrasi
partikel φA dan nilai γ0 sebanding dengan nilai konsentrasi partikel φB yang kemudian
dilinearisasi untuk mendapatakan nilai fraktal dimensinya dengan persamaan;

log E=A log φ ( 2 )log E=B log φ(3)

dimana A dan B adalah nilai slop grafik log-log antara parameter rheologi
dengan konsentrasi partikel. Nilai exponent A dan B akan berbeda tergantung sistem
gel [32]. Menghitung nilai fraktar dimensi dengan metode rheologi pada dasarnya
adalah menerapkan prinsip-prinsip berbagai variasi parameter rheologi seperti strain
(γ0) [20, 32, 34, 38, 60, 68], storage modulus (G’) [8, 21, 32, 34, 84], modulus elastis
(E) [ 38, 60, 68] dan shear stress (σ) [8]. Berbagai variasi sifat rheologi ini bisa
diukur menggunakan instrument rheometer atau texture analyzer. Model persamaan
teori power-law telah banyak diferifikasi oleh para ilmuan, sehingga dalam review ini
akan menggunakan 3 pendekatan model persamaan yang telah dikembangkan oleh
Bremer [85], Shih et al. [63], Wu dan Morbidelli [10]. Bremer [85]
mengklasifikasikan ikatan partikel mejadi 2 tipe yaitu straight strands dan curves
strands (tabel 1), Shih et al. [6] mengklasifikasikan menjadi dua tipe (strong-link dan
weak-link) sedangkan Wu dan Morbidelli [10] menambahkan penjelasan bahwa
daerah transisi menjelaskan secara langsung situasi dimana luar dan dalam interaksi
antar klaster memberikan efek yang sama. Penjelasan lebih lanjut oleh Narine dan
Maragoni [86] menjelaskan model mekanisme terjadinya proses agregasi pada
koloidal bahwa hal tersebut berhubugan dengan nilai fraktal dimensinya.

' mA
G 3
ϕ 1 /(d −D ) (4)
6 cπσξ d 0
dimana
G’ : elastis modulud,
m : konstanta spring
c : proposional kontanta
A : konstanta Hamaker
ξ : diameter mikrostruktur
σ : diameter mikrostrukturan bentuk asumsi partikel adalah bola
Ф : volume faksi
d : dimensi Euclidien = 3
D : faktar dimensi

Tabel 1. scaling model untuk menentukan nilai fraktal dimensi (Df)


A B Sumber Klasifikasi gel
2/(3-Df) Bremer [85] Straight strands
3/(3-Df) 1/(Df-3) Bremer [85] Curved stands
(3+x)/(3- -1(1+x)/(3-Df) Shih et al. [63] Strong-link regime
Df)
1/(3-Df) 1/(Df-3) Shih et al. [63] Weak-link regime
β/(3-Df) (3-β-1)/(3-Df) Wu dan Morbidelli β= 1+ (2+x)(1-α)
[10] α=0 (strong-link)
α=1 (weak-link)
0<α<1 (transisi regime)

Gambar 2. Contoh sifat rheologi gelation asam casein (Bremer, 1990)

Kekurangan dari metode Rheology


Ikeda et al. [20] telah melakukan penelitian pengukuran nilai fraktal dimensi
gel dari whey protein isolate (WPI) pada berbagai konsentrasi NaCl dan
menunjukkan bahwa nilai dimensi fraktal WPI pada 25 mM, 100 mM, dan 500 mM
cenderung menurun keculai pada kosentrasi 100 mM. Hal ini mengindikasikan bahwa
WPI yang ditambahkan konsentrasi garam 100 mM tidak bisa diprediksi dengan tepat
nilai dimensi fraktalnya. Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa limit of linearity
(γ0) tidak bisa digunakan untuk menentukan nilai Df karena berada diantara 0.2 dan
0.7. limit of linearity dalam penelitian ini hanya digunakan untuk mementukan
klasifikasi gel. Penelitian lain yang dilakukan oleh Alting et al. [32] pada sampel WPI
dengan menggunakan model Shih et al. [32] dan model Bremer [85] juga
menghasilkan nilai Df yang ambigu. Hasil penelitian lain juga didukung oleh Kruif et
al. [21] pada sampel β-Lg pada berbagai konsentrasi garam menghasilkan nilai Df
yang ambigu.

Anda mungkin juga menyukai