Jurnal Timiah
Ekonomi Dan Pajak
Eg 2774-930 Jurnal Imiah Ekonomi dan Pajak (EJAK)
PAJAK LINGKUNGAN SEBAGAI UPAYA PENGENDALIAN PENCEMARAN
UDARA DARI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR DI INDONESIA.
ENVIRONMENTAL TAX AS AN EFFORT TO CONTROL AIR POLLUTION:
FROM MOTOR VEHICLE EXHAUST GASES IN INDONESIA
Sherly Puspa Dewi!, Reni Alsakinah’, Sita Antika Sara’, Dania Hellin Amrina*
Ekonomi Syatiah, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung!24
shesypurpadevi24 @gmsilcom!, zenialeakinsb1902@ gmail.com, sitaa5151@gmail.com?, daniaha@sadenintan seid!
Tato Arakel
ABSTRACT
Article history
Submite : 28 Desembes, 2021
Revisi: 2 Januasi 2
Ditesioa : 14 Janwash
‘Keywords:
Envinnnental Tas
Air Pellsion
“Metor Vebice Exhant
Ta the cure sme a coer
arse, Tranpertation
2 eonralid, cam bares the
ly mansportatin with maternal sells tbat are
be ecosystem in it. The types of meta weed in
esars meets and Winagy resarc. En
leis on tbe se of Natural Reso
ne gre
can be need as 2 new and est-eficise souree of
4 by icaralizng roe
Henn mda emai fr eh
ABSTRAK
Kata Keni
Pajak Lingkungan,
Peneemasan Udasa
Gas Bosng Kendazaan Beemotor
Di em saat inl stem tmaasportasl mengilami kearikan dikssenakan soda menjadi
ebutuban masyarskat untuk meniujang abtivitas masparalat sccta torst
meneantian peskembangan swam wilayah, Aktivitas wansportasi Khususaya
rwansportasi dengn Kkendacsan bermotor yang tidak dikendalikan, maka dapat
menugikan Lingkuagan secta ckosistem yang ada didalamaya. Jenis metode yang
igonskan dalam penelitian ini adalah mevode peneltian inualtatif dan siset
kepustakaan (Libragy Revere). Pajak Hngkungnn bisa becupn pak emisi, pungoran
38 penggunaaa Sumber Daya Alam dan Lingkuagin Hidup (SDA-LH), sezta
pungutan atas casar produk, Hasil penelitian menunjukkan bala kombinasi pajak
Ungimagan memapakaa cass dalam meagtsnagi emis gas imal keen sexta
pencemaran udlaes, slain it dapat dijadian sebagai sumber pendapataa bara dan
hhemat biaya. Pajal emisi jugs bisa menurunkan konsumsi baban bakar serta dapat
Glhinang dengan enca mengintennaliaslian kenigian eosin alloat polusi daca basi
kesehatan maeyactlit. Namma, sami mevedulse) emisi dasi ieadacaan dipeddsisn
ombinsdi autaca psjak ingluigan techadap PCE yaita alteustif bebijakaa teabail:
dalam mengendalikan emisi dai kendaaan di Indonesia
“Korespondensi Penuliss
Shesly Puspa Dewi
Faknultas Ekonomi dan Bisais
Islam/Ekonomi Syarih
Univessitas Tam Negeci Rade Tatea.
Tampaae
Encit sburbpurpaieni Qa
This ie an exen acess ate und the CCBYSA lence
Juroal lmlah Ekonomi dan Pajok (EIAK) Vol 2, No.1, Februari 2022, pp. 7-131, PENDAHULUAN
Sistem tansportasi memupakan sistem yang
‘memungkinkan terjadinya snam pergerakan dai suat
tempat ketempat lin, Sistem tersebut mempunyai fingsi
untuk memudalkan suatu objels. Di era saat inj sistem
transportas) mengalami Kenaikan dikarenakan sudah
menjadi Kebutuhan masyarakat untuk menunjang
aktivitas masyarakatsecta tut menentukan
peckembangan suatu wilayah. Dengan adanya
‘ransportasi yang lancar maka penyaluran atau distribusi
bbarang serta jasa juga semakin mudah, Di. samping
memberikan dampak positif, tiansportasi juga. bisa
memberikan dampak nepatif, Keadaan atau kondisi
sistem teansportasi_ dlipeskotaan _ menampakkan
Kecenderungan yang sangat rumit dan_terjadinya
kkemacetan terutama pada jam-jam sibuk, Kondisi ini
dlilsarenakan tingginya jumlah kendaraan bermotor yang
beigerak di peskotaan. Di lihat dasi sektor transpoxtasi
inilah yang membuat sumber pencemaran udasa atau
polusi udaca terbesar di dalam kota sekitae 60
persen.(Aboe et al, 2014).
Aktivites tansportasi Kimsusnya transportasi
dengan kendaraan bermotor yang tidak dikendalikan,
‘maka dapat merugikan lingkungan serta ekosistem yang
ada didalamnya. Dampak negatif dati masalah aktivitas
‘ranspostasj ini yaitu tingginya kadar polotan akibat emisi
atau pelepasan dari asap kendarzan bermotor
Pencemaran udata ini sudah menjadi masalah yang sexius
i kota-kota besar di dunia. Polusi udasa peskotean dapat
berdampak pada Kesehatan mannsia dan linglungan
yang sudah dikenal secara luas selama kurang lebih 50
tahun terakhir(Aboe et al,, 2014), Mennrut Maryanto,
dk (2009) dalam penelitian Ferdnian (2016) jumlah
endacaan mengalami
peningkatan dasi talun ke tahun. Gas buang yang
Gitimbulkan dari kendaraan bermotor _ tersebut
menciptakan polusi udara sebesar 70% hingga 80%,
sementara pencemaran dara akibat industri hanya 20%
sampai 30% saja (Ferelnian, 2016).
Badan Pusat Statistit (BPS) mecilis data bahwa
jumlah kendacaan bermotor di Indonesia pada tahun
2015-2019 selaka mengalami peningkatan, Pada tahun
2019 jumlah kendaraan mencapai 133 juta unit, dimana
pada tahun ini jumlah kendaraan _mengalami
peningkatan sebesar 7.108.236 unit atau meningkat 5,3%
asi taluun sebelumaya yakni sebesar 126.508.776 unit.
Sementara di tahun 2018 mengalami kenaian 5,9% dasi
tahun 2017 sejurlah 118,992,708 unit. Selain itu, jumlals
Krendaraan pada talnin 2016 juga mengalami Kenaiken
sebesar 6.902.393 unit dari tahun 2015 yakni sebesar
105,303.318 unit (b6sg0.id, Rendaraan bermoio)
bermotor di Indonesia
Jurnal Imiah Ekonomi dan Pajak (EJAK)
Ausletle cn at hips isk cindex jak
Vol. 2, No.1, Februari 2022, pp. 7-19
Tabel 1, Jumlah Kendaraan Tahun 2015-2019 di
Indonesia
“Jenis Peskembangan Jomiah Rendaraan Bermotor
‘MenucutJenis (Cnit)
ams 3017018219
T3919 830 T5502
ms ID
213359
omar
45409
02
100.200
108.637
952
126308
Peckembangan kendasaan bermotor yang dialami
oleh Indonesia teatunya menimbulkan masalah pada
sistem transportasi seita merupakan salah satu yang
mempenganthi udara sebagai commons. Hal. ini
dinngkapkan oleh Hardin Z dalam penelitian Ismiati,
dik (2014) dalam tulisannya yaiti “Tragedy of the
Commons”. Sudrajad (2006) juga mengungkspian udasa
sebagai commons dirusak olch beberapa kepentingan
(Asmiati, dkk,, 2014). Dengan demikian tampak dengan
jelas, mengingat scbagian besar kendaraan be:motor
meneiptakan emisi gas buang yang burwk, baik yang
disebabkan oleh perzwatan yang Kurang memadai
‘maupun dasi penggunaan bahan bakar dengan kualitas
yang Kurang baik, contohnya kadar timbal yang
‘tinggi. Ismiyati et al, 2014).
Pada scktor transportasi besarnya polusi udara
yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor sult
dlitentukan, Hal ini dikarenakan alat untuis memonitor
besamya emisikendaraan belum tersedia ataupun
apabila tersedia biayanya akan mahal sehingga tidal: ca
fective (biaya efebtif. Jika pajak lingkungan yaitn salah
satunya pajak gas buang (emis) bisa diadakan maka
bbesse. pajak tersebut akan mempengaruhi masyarakat
untuk mempunyai kendaraan yang baru, dimana yang
lebih efisien dalam penggunaan BBM (Bahan Bakar
‘Minyak), memanfaatkan kualitas BBM yang lebih bersih,
sesta mengendacai kendaaraan lebih sedikit (Fullerton &
Gan, 2005), El-Fadel, dak. (2004) menguagkapkan
bbahwwa negaca-negara di Exopa memanfaathan kebijakan
pengembangan teknologi pada BBM yang sendah sulfur.
Sementara menurnt Onabu (2004), Nigesia mengusuilkan
Kombinasi kebijakan Command and Controll (CAC) dan
instrumen ekonomi untuk mezeduksi emisi (gas buang)
Kendarean (Mandsa, 2015)
Juroal lmlah Ekonomi dan Pajok (EIAK) Vol 2, No.1, Februari 2022, pp. 7-132. METODE.
Jenis metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode penelitian kualitatif dan siset Kepustakaan
(Library Resear). Penelitian kualitatif merupakan upaya
untuk memahami berbagai konsep yang ditemukan
dalam proses penclitian berupa kata-kata tertulis atau
wawaneara dan perilaku yang diamati, Memilih metode
penelitian kmalitatif karena penelitian kualitatf itu sendisi
Gapat dengan mudah menggali informasi_ yang lebih
dalam terkait inti penelitian serta menyajikan data yang
lebih rinci dan orisinal.
Data yang digunakan di dalam penelitian ini ialah
mengguniisin metode dokumentasi. Dats yang
ditemukan dalam proses penelitian selanjutaya dianalisis
menggunakan teknikt content anajsis (Analisis. isi)
Penelitian ini pala menggunakan sumber data sekunder.
Sumber data sekunder digunakan untuk melengkapi dan
‘menunjang informasi objek penelitian yang berbentuk
buku, publikesi pemerintah, karya tulis atau jurnal yang
becksitan dengan objek penelitian yakni tentang “pajak
linglungan sebagai upaya pengendalian pencemaran
undara dati gas buang kendarsan bermotor di indonesia”
3. KERANGKA TEORI
Pajak Lingkungan
Scbelumnya konsep pajak lingkungan sudah lama
diperkenalkan di beberapa negasa Exopa seperti di
Jetman, Denmark, Nowergia, dan Inggris. Pajak
lingkungan (gen faxes) diattikan sebagai “an expression in
policy ofthe pollaterpays principle: wboeser cance pollaton should
‘boy for i? Axtinya, “sebuah ekspresi dalam kebijakan
pencemarmembayar prinsip: —siapapnn_ yang
menyebabkan polusi harus membayamya”.(Hasan &
Pospitasasi, 2008)
Pertimbangan untuk memnlaiditerapkannya
pajas lingkungan di Indonesia sekitar tahun 2006 sebagai
salah satu instrumen dalam mengendalikan ekstemnalitas
negatif (native extemalizs) techadap lipkungan. Pasal 8
Undang-undang (UU) Nomor 4 Talman 1982 disebutkan
bahwa UU ini memberilan wewenang kepada
pemetintah untuk mengambil Iangkah-langkah tertenta
seperti dalam bidang perpajakan sebagai pajak
lingkungan yang bisa dimanfaatkan sebagai salah satu
untuk meningkatkan pemelhasan lingkuagen (insentif)
dan untuk mencegsh sesta menanggulangi Keusakan
sexta pencemaranlingkungan (disinsentif) terhadap
lingkungan hidup (Hasan & Puspitasasi, 2008)
Pajak lingkungan bisa berupa pajak emisi
pungutan atas penggunaan Sumber Daya Alam dan
Jurnal Imiah Ekonomi dan Pajak (EJAK)
Ausletle cn at hips isk cindex jak
Vol. 2, No.1, Februari 2022, pp. 7-19
Linglnaagan Hidup (SDA-LH), sexta pungutan ates dasar
produk. Pajak emist diterapkan pada pembunegan zat
pencemar atau limbah ke udara, badan ait, dan tanah.
Pajak ini berkaitan dengan knantitas sexta kualitas imbah
dan biaya kemsakan yang diciptakan. Menusut Popp
(2006) dalam penelitian Astuti 2018) adanya penerapan,
pajak emisi dapat meningkatkan pendapatan sexta
‘mendorong minimasi pencemaran dan inovasi teknologi
nnnik menurunkan pencemaran.(Astiti, 2018). Bestasi,
ck (2014) juga mengungkapkan bahia pajak emis bisa
dihitung dengan menginternalisasikan kerugian ekonomi
akibat pencemaran udara bagi Kesehatan masyarakat
pada tasif pajak kendaraan bermotor(Bestari et al.,
2014)
Pencemaran Udara
Udara ambien didefinisikan sebagai udasa bebas
di permukzan bumi pada lapisan troposter yang berada
i wilayah yuridis Republik Indonesia yang diperhukan
dan memepengazhi kesehatan manusia, makhluk hidup,
serta unsur lingkungan hidup lainnys, Dalam Undang-
undang No. 23 tahun 1997 menerangkan pengestian
pencemaran udara memmpakanmasuknya atau
dimasuiskannya zat, energi atau Komponen Iain ke dalam
nudara oleh aktivitas manusia, sehingga melampaui bak
mutn uchra yang telah ditetapkan (mut udara ambien
turan sampai ke tingkat tertenty yang menyebabkan
nndara ambien tidak bisa memenuihi fangsinya). Memurut
Mukono (1997) partikel-partikel pencemar antara lain
debu, pattikel debu karet, timbal (Pb), serta patel
Asbes. Sedanghan pencemar gas yang seting terhirup
masyuakat yang banyak berkegiatan di jalan yakni
Kxcbon moksida (CO), sulfur dicksida ($03) dan
nitrogen dioksida (NO;).(Zakasia & Azizah, 2013)
Sumber pencemara udasa_dikelompokkan
menjadi tiga, yaitt: 1) sumber perkotaan dan industsi, 2)
sumber pedesaan ata pertanian, dan 3) sumber alami,
Sumber pencemacan udara di perkotaan dan industsi
becasal asi adanya Kemajuan teknologi yang
mengakibatkan banyaknya pabrik-pabsik industu,
pembanghit listik serte Kendasaan bermotor. Sumber
polusi udara di wilayah pertanian yakni dikarenakan
enggunaan pestisida sebagai ant senyawa kimia, virus
dan zat sebagainya dimana digonakan untuk melakmkan
pedlindungan tanaman atau bagian tanaman, Sementara
sumber alami berasal dari alam misalnya abu yang
dikeluarkan gunung berapi, gas-gas vulkanik, debu yang.
berterbangan sebab tiupan angin, bau yang tidak sedap
akibat proses pembusuikan sampah oxganik dan
sebagainya, (Abidin et al, 2019),
Juroal lmlah Ekonomi dan Pajok (EIAK) Vol 2, No.1, Februari 2022, pp. 7-13Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor
Emisi gas buang adalah polutan yang mengotosi
vudara yang diciptakan oleh gas buang kendaraan, Gas
buang kendaaan yang diattikan dlisini ialah gas sisa
proses pembakaan yang dilepaskan ke udaa bebas
‘melahi salucan buang kendaraan, Terdapat emisi utama
yang dihasilken kendaraan diantaranya: hidro Karbon
(HO, karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx),
dan variabel tetikat (emisi gas buang dati vatiasi
penambahan zat aditif dengan premium). (Siswantoro et
al, 2012)
Polusi kendaraan bermotor pada dasamya
iakibatkan terjadinya proses pembakaran yang tidak
sempurna di dalam mesin, maksudnya tidak semna
bbahan bakar yang masuk ke dalam mesin terbakar Ibis
(masih ada baban bakar yang tidal: terbakat). Bahan
Dakar yang tidak tecbakar ini keluar bersama gas buang
melalui knalpot ke udara gas CO, Nox dan SO: Gas-gas
tersebut tidak bails untuk pernafasan Karena beracun dan
bebahaya bagi makhiuk hidup (manusia, hewan serta
tumbuh-tumbuhan). Proses pembakaran tidak
sempuina pada mesin biasanya dikaenakan kucang
Kontrolnya mesin techadap perawatan berkala seperti
Kotorna saringan udasa, kualitas bensin yang tidak balk
daa lainaya (bappeda jogiapsor-go.id),
4, HASIL DAN PEMBAHASAN,
Kondisi Kualitas Udara di Indonesia
Beuikut gambaan mengenai _pestumbuhan
penduduk, pertumbuhan kendaraan | bermotor,
konsumsi BBA (Bahan Bakar Minyak) non subsidi di
Indonesia tahun 2015-2019, Berdasaskan grafik yang
ditampilkan oleh Gambar 1. Terlihat bala jumlah
penduduk (ops.go.id), jumlah kendaraan_ bermotor
(bps.goiic, kendaraan bermotor) serta jumlah konsumsi
BBM (esdm.go.id., 2019). di Indonesia talnan 2015-2019
cenderang mengalami peningkatan. Kenaikan jumlah
penduduk akan diikuti dengan peningkatan kebutuban
transportasi untuk mobilitas sehingga bisa menyebabkan
kkenaikan jumlah kendaraan bermotor.
Bertambahnya jumlsh kendaraan bermotor
otomatis akan menambah jumlah konsumsi BBM.
Peningkatan kendaraan bermotor ini juga pastiaya bisa
menciptakan atm menambah pencemaran daca
sehingga bisa memicu atau memperparah faktor cisiko
penyakit ISPA (Infeksi Saluran Penapasan Atas)
Jurnal Imiah Ekonomi dan Pajak (EJAK)
Ausletle cn at hips isk cindex jak
Vol. 2, No.1, Februari 2022, pp. 7-19
Gambag 1. Grafik: Pertumbultan Peaduduk, Kendarsan.
Besmotos, Konsumsi BBM di Indonesia Talis 2015-
2019
Soo000000
50000000
00000000
coon0
sono00000
250000000
osent0
Sees Sn
Sumber: Yoo goid & exim.ge
tor teansportasi (kendacaan betmotos)
mempakan penyumbang utama zat-zat pencemar di
ndara, Oleh sebab itu, peningkatan jumlah kendaraan
bermotor yang diikuti peningkatan jumlah konsumsi
BBM dlduga bisa meingkatkan jumlah kejadian ISPA.
Dalam penelitian Jayanti, dk, (2006) belwa kendasaan
yang paling banyak meayumbang pencemaran udaca di
Indonesia adalah sepeda motor. Kajiannya bertyjuan
nnmk mereduksi emisi gas buang yakni Karbon
Monoksida (CO) dan Hidiocarbon (HC) melalui uji
pemasangan tusbo ventilator sesta melakukan analisis
emisi ges buang yang dihasilkan, Hasil pengujian
‘menampilkan hasil sataccata kadar CO pada emisi gas
bbuang supra x 125 standar 3,69 persen dan kadar HC
sata-rata yang dihasilkan oleh emisi gas buang sepeda
motor standar 619,3 pm (Jayanti et al, 2014).
Berdasarkan hasil studi, 70 persen polusi udara di
perkotaan dan 25 persen emisi GRK (gas rumah kaca)
dati bahan bakar fosil bersumber dari _sektor
teansportasi, dan 90 persen dati emisi transportasi, yakni
bberasal dati transportasi dacat. Hal ini tidaklah
mengherankan mengingat pertumbuhan kendaraan
bermotor per tahun yang semakin meningkat. Dampak
polusiudara ata pencemaran udara ini sangat
mempengaruhi Kesehatan manusia, diantaranya fungsi
perut, mata, teaggorokan, paru-paru, dan babkan bisa
10
Juroal lmlah Ekonomi dan Pajok (EIAK) Vol 2, No.1, Februari 2022, pp. 7-13memepengueahi
sistem
(heps:/ /ppklmenlhk go id)
seproduksi
Penelitian Mengenai Pajak Lingkungan
Pada tabun 2016 Filippini dan Heimsch telah
melakukan penelitian “The Regional Impact of 2 CO:
Tax on Gasoline Demand: A Spatial Econometric
Approach” ata “Dampal Regional Pajak CO2 pada
Permintaan Bensin: Pendekntan Ekonometrika Spasial”
Penelitian ini memiliki tujuan untuk memperkira
clastisitas harga sexta pendapatan terhadap permintaan
bensin dengan mempertimbangkan efels spasial dan
_menganalisis efek spasial penerapan kebijakan pajak COz
pada pola konsnmsi BBM di Swiss. Dalam kajian ini
penerspan pajak bisa memarunkan konsumsi bensin
Jurang lebih 510 juta liter serta menurunkan emisi C02
sekitar 1,2 juta ton (Astuti, 2018).
‘Meaucut Wiliams III (2016) pajak lingkungan bisa
dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan defisit
anggaran negaca dan emisi GRK pencemar udara di
‘Amerika, Hal ini disampaikan bahwa pajak lingkungan
bbisa menjadi sumber pendapatan baru bagi negain sexta
menjadikan salah satu cara yang hemst biaya untuk
mengurangi emisi, Sejauh ini, Kebijakan CAC dalam
pengendalian emisi dicasakan mahal dasi segi biaya,
sedangkan pajak lingknngan bisa menjadi pajak yang
orektif serta insentif bagi penummnan emis.
Di Indonesia juga sudah dilaksanakan penelitian
mengenaipajak lingkungan. Kajian atau penelitian
mengenai estimasi nilai pajak Kendacaan telak dilakukan
oleh Bestari, kk (2014) dan Hidayat, dkke, (2016)
Besaran nilai pajak kendaraan angkutan ummm berbahan
bakar solar di DKI Jakasta yang mengintemalisasikan
Kemgin ekonomi berdasarkan biaya Kesehatan
iestimasikan sebesar 4,6 jutarupiah per
‘kendaraan/talun, Peran utama dalam perumusan serta
pelabsanaan kebijakan pajak emisi ini ialah instansi
lingkungan hidup, peshubungan, sevta perguiuan tinggi
(Bestari,dkk., (2014). Sementara menumt Hidayat, dkk.,
(2016) menyatakan bahwa besaran nilai pajak emisi
setiap angkutan umum berbahan bakar bensin di Kota
Bogor yang menginteralisasikan kerugian ekonomi
berdasarkan biaya Kesehatan diperkirakan sebesar 178,3
sibu per kendaraan /talun.(Hidayat et al, 2016)
Pengendalian Pencemaran Udara
Menggunakan Pajak Lingkungan
‘Menurut PP (Peraturan Pemesintah) Nomor 41
‘Talun 1999 pengendalian pencemaran udara meliputi
pencegahan dan penanggulangan pencemaran serta
pemulihan muta udaa dengan melakukan iaventasisast
Jurnal Imiah Ekonomi dan Pajak (EJAK)
Ausletle cn at hips isk cindex jak
Vol. 2, No.1, Februari 2022, pp. 7-19
mute udara ambien, pencegahan sumber pencemar dan
penanggnlangan keadaan danuat (Asti, 2018).
Upays-upaya pengendalian pencemaran udara
yang sudah dilakukan yaitu penetapan bakn mutu udara
ambien, emisi, serta kebisingan dan ambang batas emisi
gas buang kendaraan bermotor yang diltingi dengan
penataannya (CAC), pemantavan kualitas udara ambien
rutin setiap tahun, pengujian emisi kendaraan bermotor
setiap tahun, Beberapa upaya tersebut merupakan upaya
asi sisi lingkungan. Upaya pengendalian pencemacan
dara di Indonesia paca dasamnya dilakukan dari sisi
fingkungen, dimana belum dilakukan dani sisi
ckonoomi.(Astuti, 2018) Upaya ini (pajak lingkungan)
adalah peluang yang bisa diambil untuk memperkuat
para pengendalian pencemaran udara daci snmber
bergerak atau transportasi (kendaraan betmotor). Salah
satu upaya yang bisa dilakasanakan alah dengan
menerapkan pajak lingungan sebagai instrumen
ekonomi lingkungan hidup.
Pajaks merupakan sumber pendapatan Negara
yang bersifat stabil dan pendapatanaya juga
‘mencerminkan Kebecsamaan_masyarakat dalam
membiayai negaca Menurut Departemen Keuangan
bbesamya peran pajak dalam membiayai pembangunan
‘texcetmin dati jumlah penesiman pajak setiap tala yang
berjumlah sata-rata sebesar 70% dai total penesimaan
negara dalam memenohi Anggaan Pendapaten dan
Belanja Negara (APBN). Sedangkan pada masyarakat
ata waji pajak yang sadar dengan melakmkan
pembasaran pajak akan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dengan menunjukkan bahwa mereka ingin
‘ieut bespattisipasi dalam meaunjang pembangunan
negaca. Namun, tidak menotup kemungkinan bahwa
kkesadazan wajib pajak untuk membayar pajake selale
mengalami penusunan, dengan melaknkan penundaan
pembasaran pajak dan pengurangan beban pajak bisa
menyebabkan pendapatan Negasa atas pajak semakin
‘menurn.(Sebagni & Moderasi, 2014).
Guna mengatasi besamya jumlah Kesebatan dan
nilai ekonomi (social-cost) akibat pencemaran wdara dati
kkendarzan bermotor, di negara maju dilakukan dengan
menginternalisasi biaya tersebut kedalam perhitungan
PDRB/PDB (Pertumbuhan Domestik Bruto) melalui
pajaks lingkungan, Pemakaian pajak lingsungan tidak
hanya dimanfaatkan untuk menghimpun dana, naman
jugn sebagai instrumen untuk melakukan perubahan
pecilaku masyarakat dalam beckendaraan sehingpa dalam
mennenkan juunlah kilometer perjalanan, dimana salah
satu vatiabel yang menetukan besarnya emisi Kendaraan,
Penelitian yang dilakukan di negara maj
menjelaskan bahwa kebijakan pajak BBM merupakan
Kebijakan tecbaik dalam meceduksi emis! Kendaraan.
Akan tetapi, penelitian atau Kajian penggunaan pajak
a
Juroal lmlah Ekonomi dan Pajok (EIAK) Vol 2, No.1, Februari 2022, pp. 7-13BBM di bebecapa negara beckembang menunjukkan
bahwa tingginya permintaan teshadap kendarsan
memuneulkan pajak BBM tidak elastis techadap
pennrunan emisi dati kendaraan. Menusut Beltran 1996,
Fullerton & West, 2002 dalam penelitian Soleiman
(2008) instrumen ‘pajak dapat dimanfaatkan untuk
menginternalisasi biaya degradasi lingkungan. Pajak
BBM yaitu instumen yang paling efektif dalam
mereduksi polusi udasa dati kendaraan bermotor. Akan
tetapi, penggunaan pajak BBM peslu mempeshatikan
kkeadaan wilayah lain, sebab pajals BBM berlak secara
nasional, sementara_pencemaran dati kendarsan
bermotor hanya terjadi di wilayah perkotaan, Dengan
demikian, penggunaan pajak BBM tidak dapat
diterapkan di negara berkembang khususnya di
Indonesia, Penggunaan Polliter Pays Principle (prinsip
pencemar membayar) dimana pencemar diharuskan
‘untuk melalukan perbaikan kerusakan lingkungan, maka
penggunaan berbagai jenis instrumen ekonomi dalam
mereduksi tingkat polusi udaca dasi kendaraan bermotor
dapat dilaksanakan. Misalnya instrumen pajal: kendaraan
berdasaskan pada umur kendaraan dapat dimanfaatkan
untuk memariakan penggunaan kendaraan tua, Pajak
Jainnya juga bisa diterapkan adalah pajals penggunaan
jalan (coad pricing), jenis pajak ini bisa sepenuhnya
menginteinslisasi eksteralitas dai penggunaan
Keadaraaa. Di samping its, penggunaaa coad pricing di
Singapura dapat menuconkan tingkat kemacetan sampai
75 pessen (Tarmmingkeng et al, 2008). Pengendalian
emisi dari kendaraan dilakukan dengan menggunakan
ebijakan pajak lingkungan teshadap penggunaan PCE
(Alat Kontrol Polusi) merupakan kebijakan terbaik yang
dapat ditesapkan di Indonesia.
5. KESIMPULAN
Kenaikan jumlah penduduk akan diikwti dengan
peningkatan kebutuhan transpostasi untuk mobilitas
sehingga bisa menyebabkan kenaikan jumlah kendaraan
bermotor. Bertambahnya jumlah kendataan bermotor
otomatis akan menambah jumlah konsumsi BBM.
Peningkatan kendaraan bermotor ini juga pastinya bisa
menciptakan atau menambah pencemaran daca
sehingga bisa memicu atau memperparah faktor cisiko
penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas), Sektor
transportasi (kendaraznbermotor) —-merupakan
penyumbang utama zatzat pencemar di udara
Khususaya sepeda motor.
Salah satu upaya yang bisa ditambabken untuk
memenuhi upaya-upays yang sudah dlaikan dalam
mengendalikan pencemacan udasa sektor transportasi
Jurnal Imiah Ekonomi dan Pajak (EJAK)
Ausletle cn at hips isk cindex jak
Vol. 2, No.1, Februari 2022, pp. 7-19
(kendaran bermotos) sejauh ini yim dengan
memanfaatkan instrumen ekonomi lingkungan hidup.
Persturan Pemerintah di ‘Tnodonesia_telah
mengakomodir instrimen ekonomi lingkungan hidup
yang bisa diimplementasikan dalam wand pajak
fingkungan, Hal ini merupakan peluang dalam
mengendalian pencemaran dara. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kombinasi pajak lingkungan
‘memupakan cara dalam mengarangi emisi gas sumah kaca
sexta pencemaran udasa, selain im dapat dijadikan
sebagai sumber pendapatan baru dan hemat biaya. Pajak
cemisi juga bisa menurunkan konsumsi bahan bakar serta
dapat dihitung dengan cara menginternalisasikan
kkerugian ckonmi akibat polusi udara bagi keschatan
masyarakat. Namun, untuk meceduksi emisi daci
kkendarzandiperlukan _kombinasi_antara__ pajak
lingkungan terhadap PCE. yaitn alternatif kebijakan
terbaik dalam mengendalikan emisi dari kendaraan di
Indonesia,
6, REFERENSI
Abidin, J, Artanli Hasibuan, F., kunci, K., Udara, P., &
Gauss, D. (2019). Pengarth Dampak Peneemaran
Udaia Tethadap Kesehatan Untuk Menambah
Pemahaman Masyarakat Awam Tentang Bahaya
Dati Polusi Udara. Prosding SNFUR-4, September,
Ls
Aboe, A. F., Ishak, I.T., & Rauf, S. 2014). Analisis Gas
Buang Kendaraan Bermotor Roda Empat di Kota
Makassar. Toe 1778 FSTPT Incernatonal Symposium,
Jernber Cniversi, 21), 1119-1132.
Astuti, NJ P. 2018). Pajak Lingkungan untuk
Pengendalian Pencemaran Udara—Sektor
Transportasi di Kota Yogyakarta Environmental
Tax to Contsol Ais Pollution fiom Transpost
Sector in Yogyakarta City. Proceeding Biolgy
Eacation — Canferene, —15(1),— 760-765.
https: / /jumaluns.ac.id/prosbi/atticle/view/3334
2
Bestati, L. R., Hidayat, A., & Yani, M. (2014). Estimasi
Nilai Pajak Kendaraan Solac Terkait Kemgian
Pencemaran Udasa (Studi Kasus: Metro Mini Di
Dki Jakarta). Journal of Agrioutture, Resource and
Enironmental Economics, 12), 98-111.
Iittps:/ /doi.cxg/10.29244 /jasee-vli2.11805
Fentaian, M. (2016). Analisis Uji Emisi Gas Buang
Kendaman Bermotor dan Dampaknya Terhadap
Linginagan di Kota Balikoapan (Kal-Tim).
Transmisi, XI, 15-24.
Hasan, D., & Puspitasari, D. E. (2008). Lingkungan
Sebagai Instrumen Perlindungan. Jurna’ Minbar
2
Juroal lmlah Ekonomi dan Pajok (EIAK) Vol 2, No.1, Februari 2022, pp. 7-13Hak UGM
Hidayat, A, & Syatitsi, S. D. (2016). Estimasi
‘lai Pajak Emisi Dan Kebijakan Kendarsan
Umum Berbahan Bakar Bensin Di Kota Bogor.
RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN
LINGRUNGAN: Rumusan Kajian Siraegis Bidang
Pertanian — dan — Linghangan, 31),
https:/ /doi.org/10.20957 /kebijakan v3il.15240
Ismiyati, Malta, D., & Saidab, D. (2014). Pencemaran
Udaca Akibat Emisi Gas Buang Kendarsan
Bermotor. Jurnal Mangjemen Transporiasi c Legiatib
(MTransLzg), 01(03), 241-248.
Jayanti, N. E., Hakam, M,, & Santiasih, I. (2014). Emisi
Gas Carbon Monooksida (Co) Dan Hidrocarbon
(He) Pada Rekayasa Jumlah Blade Trrbo
Ventilator Sepeda Motor “Supra X 125 Tahun
2006.” Rotas, 762), 1
https: / /doi.org/10.14710/rotasi16.2.1-5
Mandira, A. S. (2015). Analisis altematif pengendalian
pencemaran emisi Kendacan bermotor di kota
makassas. Seminar Nasional 2015 Lembaga Peneitian
UNM, 73,
https://www- bps. goid /indicator/17/57/1/jumlah-
kendaraan-bermotor:html
http:/ /bappeda jogjapsov-go.id /astikel/detail/46-
polusi-udasa-dan-uji-emisi-gas-buang-kendavaan-
Dbermotor-sebagal-peasyacat-pemberian-
perpaniga-stak
Ittps:/ /swww'bps.go.id /indicator/12/1886/1 /jumlah-
penduduk-hasil-proyeksi-memumt-provinsi-dan-
jenis-Kelamin html
hittps://www.esdm.go id /assets/media/content/conte
antlapo.an-kinerja-bph-migas-2019.pdf
hitps://ppkLmenlhk go.id
Sebagai, L, & Moderasi, V. 2014). Faktor-Faktor Yang
‘Mempengamhi Kepatuhan Membayar Pajak Wajib
Pajak Orang Pribadi Yang Berwirausaha Dengan
Lingkungan Sebagai Vatiabel Moderasi (Studi
Enmpiris di KPP Pratama Kudus). Diponegor Journal
of Accounting, 00), 587-605,
Jurnal Imiah Ekonomi dan Pajak (EJAK)
Ausletle cn at hips isk cindex jak
Vol. 2, No.1, Februari 2022, pp. 7-19
Siswantoro, Lagiyono, & Siswiyanti. 2012). Avalixa
Enisi Gas Buang Kendaraan Bermotor 4 Tak Beriaban
Bakar Campuran Premium — Dengan
Penanbaban Zat Aditif. 4(\), 3-84.
‘Tamumingkeng, R. C., Fauzi, A. & Sanim, B. (2008)
Standar Emisi Euro? Dan Instrumen Ekonomi
Upaya_Reduksi ‘Kendaraan
Bermotor Di Di Jakarta. Organisasi dan Mangiemen,
HI), 55-62.
Lakasia, N., & Azizah, R. (2013). Analisis Pencemaran
Udaa ($02), Keluhan Tritasi Tenggorokan dan
Keluhan Kesehatan Tritasi Mata Pada Pedagang
Makanan di Sekitar Terminal Joyoboyo Surabaya
The Indonesian Journal of Occxpational Safety and Flea,
21), 75-81
Sebagai Emisi
1B
Juroal lmlah Ekonomi dan Pajok (EIAK) Vol 2, No.1, Februari 2022, pp. 7-13