Anda di halaman 1dari 2

Sirkadian pada amfibi (katak)

Amfibia merupakan hewan yang kerap disebut berdarah dingin. Amfibi bersifat
ectothermic dan poikilotherm yang berarti menggunakan sumber panas dari lingkungan untuk
memperoleh energi. Perbedaan utama antara “berdarah dingin” dan “berdarah panas” adalah
yang pertama suhu tubuhnya lebih berfluktuasi dengan adanya masukan dari lingkungan.
Sementara hewan berdarah panas (mamalia, misalnya) adalah homeothermic dimana suhu
tubuh dikelola dengan metabolisme tubuh. Hewan poikilotherm memiliki metabolisme
rendah, oleh karena itu mereka mampu tidak makan dalam waktu yang relatif lama.
Sebagai contoh, beberapa jenis ular dapat makan hanya satu bulan sekali. Namun demikian,
kebanyakan katak harus makan setiap hari atau beberapa hari sekali, kecuali pada saat
dorman dimana mereka bisa tidak makan selama beberapa bulan (Nazri dan Novarino,
2009).

Sirkanual pada amfibi (katak)

Katak-puru eropa bangun dari hibernasi pada musim semi dan melakukan migrasi besar-
besaran menuju tempat berkembang biak. Kodok-kodok berkumpul di kolam tertentu yang
mereka sukai sambil menghindari genangan air lainnya. Kodok dewasa menggunakan lokasi
yang sama dari tahun ke tahun dan lebih dari 80% kodok jantan muda kembali ke kolam di
mana mereka ditetaskan. Katak-puru eropa menghabiskan waktu di musim dingin di dalam
berbagai lubang di tanah, kadang-kadang di ruang bawah tanah, dan sering berbarengan
dengan amfibi lainnya. Katak-puru eropa jarang menghabiskan musim dingin di air mengalir
bersama katak eropa dan katak air Pelophylax esculentus.

Sirkadian pada aves (burung)

Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan ekskresi adalah elemen-
elemen dari homeostasis. Dalam termoregulasi dikenal adanya hewan berdarah dingin (cold-
blood animals) dan hewan berdarah panas (warm-blood animals). Namun, ahli-ahli Biologi
lebih suka menggunakan istilah ektoterm dan endoterm yang berhubungan dengan sumber
panas utama tubuh hewan. Ektoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari
lingkungan (menyerap panas lingkungan). Suhu tubuh hewan ektoterm cenderung
berfluktuasi, tergantung pada suhu lingkungan. Hewan dalam kelompok ini adalah anggota
invertebrata, ikan, amphibia, dan reptilia. Sedangkan endoterm adalah hewan yang panas
tubuhnya berasal dari hasil metabolisme. Suhu tubuh hewan ini lebih konstan. Endoterm
umum dijumpai pada kelompok burung (Aves), dan mamalia.

Dalam pengaturan suhu tubuh, hewan harus mengatur panas yang diterima atau yang hilang
ke lingkungan. Mekanisme perubahan panas tubuh hewan dapat terjadi dengan 4 proses, yaitu
konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi. Aves mempunyai kemampuan adaptasi terhadap
perubahan suhu lingkungan. Pada suhu dingin, burung akan meningkatkan laju metabolisme
dengan perubahan hormon-hormon yang terlibat di dalamnya, sehingga meningkatkan
produksi panas. Bulu pada burung merupakan bentuk adaptasi hewan untuk mengurangi
kehilangan panas.

Sirkanual pada aves (burung)

Burung melakukan migrasi untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain, migrasi ini
dilakukan terarah secara musiman yang dilakukan selama perjalanan bolak-balik antara masa
reproduksi dan masa musim dingin. Migrasi merupakan suatu bentuk respon makhluk hidup
terhadap pergantian musim. Migrasi pada burung biasanya terjadi pada burung pemangsa
dimana mereka mencari kondisi yang sesuai terhadap suhu, cahaya, dan makanan. Migrasi
yang dilakukan oleh suatu burung di dasari oleh insting yang merupakan perilaku innate
klasis, walaupun demikian terdapat beberapa perilaku insting yang merupakan hasil
pengalaman, belajar, dan adapula yang merupakan factor keturunan. Migrasi musim gugur
dan musim semi merupakan salah satu tipe migrasi burung pemangsa. Migrasi musim gugur
adalah migrasi yang terjadi dari habitat reproduksi menuju non-reproduksi (habitat musim
dingin) ketika burung pemangsa selesai melakukan reproduksi di habitat asalnya (habitat
reproduks). Migrasi ini terjadi pada akhir musim gugur untuk menghindari cuara ekstrem di
habitat asalnya dan mencari makanan di luar habitat asalnya. Migrasi musim semi ialah
migrasi yang terjadi dari habitat musim dingin kembali menuju habitat asalnya. Migrasi ini
terjadi pada musim semi. Migrasi jarak jauh ini dapat memberi manfaat menghindari musim
dingin yang cukup keras di belahan utara, dapat meningkatkan kelangsungan hidup dan
menjamin masa reproduksi rata-rata yang lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai