Anda di halaman 1dari 5

TERMOREGULASI

Klasifikasi Hewan Berdasarkan Strategi Thermal


Hewan memiliki cara atau strategi yang berbeda dalam mempertahankan temperatur
tubuhnya dalam kaitannya dengan temperatur lingkungan sekitar. Sehubungan dengan
mekanisme pengaturan temperatur tubuh (TT) tersebut, ada 2 konsep sifat atau karakteristik
mendasar yang perlu dipahami.
1. Konsep endothermi (endothermy). Bila jaringan atau tubuh hewan menjadi hangat akibat
energi panas yang dihasilkan melalui proses metabolisme yang berlangsung di dalam tubuhnya
sendiri, maka hewan yang demikian itu dikatakan bersifat endothermi. Dengan kata lain, TT
hewan endothermi tersebut ditentukan atau dipertahankan oleh panas yang dihasilkan selama
proses metabolisme yang berlangsung di dalam tubuhnya sendiri.
2. Thermoregulasi (thermoregulation) yang merujuk kepada ihwal dapat dipertahankannya
temperatur jaringan tubuh yang relatif atau mendekati konstan.

Klasifikasi hewan
Berdasarkan sifat endothermi : mampu dipertahankannya TT melalui produksi panas
metabolisme, hewan diklasifikasikan atau dibedakan atas 2 kelompok.
1. Hewan poikilotherm atau ektotherm (ectotherm), yaitu hewan yang tidak bersifat
endothermi, dalam arti mereka tidak mampu mempertahankan TT melalui proses
metabolisme untuk menghasilkan panas.
2. Hewan endotherm, bila mereka bersifat endothermi yaitu mampu mempertahankan
TTnya melalui proses metabolismenya.

Berdasarkan 2 karakteristik, yaitu (1) apakah hewan itu bersifat endothermi atau
tidak dan (2) apakah mereka melakukan thermoregulasi atau tidak, maka ada 4 tipe
hubungan thermal paling mendasar antara hewan dan lingkungan sekitarnya sebagai berikut
ini :
1. Hewan poikilotherm non-thermoregulasi atau ektotherm non-thermoregulasi (non-
thermoregulating poikilotherm atau non-thermoregulating ectotherm), yaitu hewan yang
tidak mampu mempertahankan TTnya melalui proses metabolisme dan juga tidak
melakukan thermoregulasi atau upaya mempertahan TTnya mendekati konstan.

1
2. Hewan endotherm non-thermoregulasi (non-thermoregulating endotherm), yaitu hewan
yang menghasilkan panas metabolisme untuk mempertahankan TTnya mendekati konstan,
tetapi tidak mempunyai mekanisme fisiologi untuk mempertahankan TTnya mendekati
konstan.
3. Hewan poikilotherm atau ektotherm yang melakukan thermoregulasi (disebut juga hewan
thermoregulator perilaku — behavioral thermoregulator). Hewan yang demikian itu,
walaupun proses metabolisme tidak mampu mempertahankan temperatur tubuhnya, mereka
mempunyai kemampuan untuk mempertahankan TTnya mendekati konstan dengan
melakukan perubahan perilaku.
4. Hewan endotherm yang melakukan thermoregulasi (disebut juga hewan homeotherm).
Kelompok hewan ini mampu mempertahankan TTnya mendekati konstan melalui
penyesuaian mekanisme fisiologi yang berlangsung di dalam tubuhnya.

Sebagian besar hewan atau binatang di muka bumi ini tidak bersifat endothermi dan
hewan yang demikian itu diklasifikasikan sebagai hewan ektotherm (ectotherm) karena
kondisi thermal (panas) di luar tubuhnya (temperatur sekitar) menentukan TTnya (ecto = di
luar). Mereka juga disebut hewan poikilotherm karena memiliki TT yang bervariasi (poikilo
= variasi). Karena itu, TTnya akan tinggi pada lingkungan sekitar yang panas dan akan
rendah pada lingkungan sekitar yang dingin. Contohnya yang baik adalah sebagian besar
ikan; jaringan tubuhnya tidak dihangatkan melalui aktivitas metabolisme yang terjadi di
dalam tubuhnya. Karena itu, TTnya akan sama dengan temperatur air sekitar tempat mereka
berenang.
Hewan poikilothermatau ektotherm ada yang mampu dan ada yang tidak mampu
melakukan thermoregulasi. Bila ada hewan poikilotherm yang mampu melakukan
thermoregulasi atau mempertahankan temperatur tubuhnya relatif konstan, mereka
melakukannya melalui perubahan perilaku. Karena itu, hewan yang demikian itu dikenal
sebagai behavioral thermoregulator. Mereka mempertahankan temperatur jaringan
tubuhnya pada tingkat tertentu dengan mencari dan berada pada lingkungan sekitar yang
mempunyai temperatur yang sesuai dengan TTnya itu.
Hewan yang bersifat endothermi (hewan endotherm) mampu menghangatkan
jaringan tubuhnya melalui energi panas yang dihasilkan selama proses metabolisme yang
berlangsung di dalam tubuhnya. Walaupun hewan endotherm ada yang merupakan hewan
thermoregulator dan ada juga yang tidak sebagai thermoregulator; dalam kenyataannya,

2
sebagaian besar dari mereka mampu melakukan thermoregulasi. Mamalia dan unggas
merupakan contoh yang sangat pas untuk hewan yang bersifat endothermi dan mampu
melakukan thermoregulasi. Selain itu, beberapa serangga ukuran besar dan ukuran
menengah juga bersifat keduanya itu. Ketika mereka terbang, otot terbangnya akan
meningkat temperaturnya melalui energi panas yang dihasilkan oleh tubuhnya.
Selanjutnya, hewan homeotherm merupakan hewan yang mampu mempertahankan
TTnya (melakukan thermoregulasi) melalui mekanisme fisiologi (selain dengan perubahan
perilaku). Mamalia, unggas, dan serangga merupakan hewan homeotherm. Dalam banyak
hal, cara mendasar dari thermoregulasinya adalah dengan mengubah kecepatan mereka
menghasilkan dan mempertahankan panas metabolismenya.
Secara umum, dapat disampaikan kelompok hewan atau binatang yang mempunyai
strategi thermal atau kemampuan mempertahankan temperatur tubuhnya (endothermi)
sebagai berikut ini. Hewan mamalia dan unggas bersifat endothermi dan homeothermi
(mempertahankan TT melalui mekanisme fisiologi). Namun, ada juga mamalia dan unggas
yang mampu melakukan hibernasi, yaitu menurunkan TTnya sampai batas tertentu pada saat
temperatur lingkungan sangat dingin untuk mengurangi sebanyak mungkin kehilangan
panas tubuhnya. Di lain pihak, binatang amfibi, kadal, ikan, dan invertebrata bersifat
poikilothermi dan ektothermi. Lebih lanjut, serangga terbang yang besar, kadal besar, dan
sejenis tikus tanpa bulu merupakan binatang endothermi dan poikilothermi; temperatur
tubuhnya ditentukan oleh temperatur lingkungan, tetapi mereka mempunyai kemampuan
untuk mempertahankan temperatur tubuhnya itu relatif konstan (utamanya melalui
perilaku). Akhirnya, ikan daerah kutub, invertebrata air daerah kutub, ikan daerah tropis dan
invertebrata air daerah tropis bersifat antara homeothermi dan ektothermi (dikatakan sebagai
hewan ektotherm homeothermi).

Strategi Thermal
Invertebrata merupakan binatang yang paling toleran panas (thermotolerant) dalam
tiap relung thermal yang ada di muka bumi ini. Padang pasir yang terpanas, misalnya, dihuni
oleh serangga dalam jumlah sangat besar, tetapi hanya dihuni oleh sejumlah kecil vertebrata.
Invertebrata juga dapat mentolerir temperatur yang terdingin, seringkali dengan memasuki
status dorman tidak aktif. Ketika telah mencapai ”status tidak aktif penuh”, mereka mampu
bertahan hidup pada temperatur yang jauh lebih dingin daripada temperatur alami terdingin

3
sekali pun. Sebaliknya, hanya sedikit vertebrata, seperti misalnya kodok pohon, yang
mampu bertahan hidup pada TT di bawah 0OC, dengan diam membeku di bawah tanah.
Dalam berbagai buku fisiologi hewan terbitan terdahulu, dipakai istilah hewan
berdarah-panas (warm-blooded animal) dan hewan berdarah-dingin (cold-blooded animal)
untuk mengklasifikasikan hewan berdasarkan TȚnya yang dikaitkan dengan temperatur
sekitarnya. Suatu hewan dikatakan berdarah dingin karena bila kita raba tubuhnya, tubuhnya
itu akan terasa dingin, dan sebaliknya dikatakan berdarah panas bila tubuhnya terasa hangat
bila diraba. Istilah tersebut kiranya tidak tepat lagi dipakai dalam strategi thermal tersebut.
Yang lebih tepat dipakai adalah istilah homeothermi versus poikilothermi atau endothermi
versus ektothermi itu.

Poikilotherm dan Homeotherm Berbeda Kestabilan Temperatur Tubuhnya

Kedua istilah tersebut (poikilotherm dan homeotherm) dipakai untuk membedakan


binatang dari segi kestabilan TT-nya. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya,
poikilotherm merupakan hewan atau binatang yang mempunyai TT bervariasi sebagai
respon terhadap kondisi thermal lingkungan sekitarnya. Sebaliknya, homeotherm
merupakan hewan yang TTnya relatif konstan. Sebagian besar homeotherm mampu
mempertahankan TTnya relatif konstan melalui proses fisiologi untuk mengatur
keseimbangan laju produksi panas dan laju kehilangan panas tubuhnya.
Beda antara poikilotherm dan homeotherm bergantung kepada karakteristik
hewannya dan keadaan lingkungan. Binatang poikilotherm bisa mempertahankan TTnya
relatif konstan dengan hidup pada lingkungan yang mempunyai temperatur konstan. Sebagai
contoh, ikan daerah kutub hidup di dalam air yang selalu dingin dan, sesuai dengan definisi,
mereka dapat dikatakan bersifat homeotherm. Namun, ikan kerabat dekatnya yang hidup di
laut yang temperaturnya bervariasi secara musiman sehingga TTnya juga bervariasi
dikategorikan sebagai poikilotherm. Demikian juga halnya, ikan mas yang dipelihara di
dalam akuarium mungkin tidak pernah mengalami perubahan TT, tetapi bila dilepas ke
dalam kolam di alam bebas, TTnya akan bervariasi. Dengan demikian, ikan mas dapat
dikatakan sebagai homeotherm atau poikilotherm, bergantung kepada situasinya. Istilah
tersebut bergantung lebih banyak kepada keadaan lingkungan ketimbang sifat fisiologi
hewannya.

4
Ektotherm dan Endotherm Berbeda Sumber Energi Thermal dalam Tubuhnya

Istilah ektotherm dan endotherm dipakai untuk membedakan hewan dari segi
mekanisme fisiologi yang menentukan TTnya. Temperatur lingkungan sekitar menentukan
TT hewan ektotherm. Bila hewan ektotherm mempunyai TT yang bervariasi, maka mereka
dapat juga disebut sebagai hewan poikilotherm. Di lain pihak, endotherm merupakan hewan
yang mampu menghasilkan panas di dalam tubuhnya untuk mempertahankan TT yang
tinggi. Endotherm mampu mengatur TTnya dalam kisaran sempit, tetapi tidak perlu konstan.
Pendekatan untuk mengklasifikasikan strategi thermal ini berlaku secara efektif bagi
sebagian besar hewan. Kebanyakan unggas dan mamalia dapat diklasifikasikan sebagai
homeotherm karena TTnya stabil, dan juga sebagai endotherm karena panas metabolisme
yang dihasilkannya dapat meningkatkan TT. Namun, ada hewan yang lebih tepat
diklasifikasikan sebagai memiliki gabungan strategi thermal. Sebagai contoh, seperti yang
telah disampaikan sebelumnya, ikan daerah kutub digolongkan sebagai ektotherm
homeothermi; TTnya konstan tetapi ditentukan oleh temperatur sekitar. Lebih lanjut,
monotremata, seperti mamalia lainnya, merupakan endotherm, tetapi mampu
mempertahankan TT yang lebih rendah dan lebih bervariasi. Dengan demikian, penggunaan
istilah tersebut memerlukan pemahaman atas aspek fisiologi hewan dan juga kondisi thermal
lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai