Bab I-Iii
Bab I-Iii
PENDAHULUAN
Objektif :
Setelah selesai pembahasan Bab I, mahasiswa diharapkan mengetahui dan memahami
secara umum apa yang dimaksud dengan SMK3, mengapa perlu penerapan SMK3 dan
apa manfaat penerapan SMK3 baik bagi pekerja maupun perusahaan di bidang
konstruksi.
Objektif :
Setelah selesai pembahasan Bab II, mahasiswa mengetahui, memahami dan mampu
mengenali sumber kecelakaan kerja pada industri konstruksi.
2.1. Definisi Umum
Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan dimana akan berakibat cidera,
sakit / penyakit akibat kerja sampai kepada kematian dan / atau mengakibatkan kerusakan
ataupun kerugian.Sedangkan Penyakit Akibat Kerja adalah setiap penyakit yang disebabkan
oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Untuk dapat mencegah atau menekan terjadinya
kecelakaan atau sakit / penyakit akibat kerja. ,aka perlu dikeatui dan dipahami sumber
kecelakaan dan sakit / penyakit akibat kerja tersebut.
Kecelakaan kerja menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor : 03 /MEN/1998
tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan bahwa yang dimaksud dengan
kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat
menimbulkan korban manusia dan atau harta benda. Secara umum, sumber kecelakaan dan sakit
/ penyakit akibat kerja dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu kondisi/lingkungan kerja,
manajemen/organisasi kerja, dan perilaku kerja yang tidak aman seperti yang diilustrasikan
pada Gambar 2.1 (Anonim, 2003).
The
The Three
Three BasicofCauses
Basic Causes Occupational
of OccupationalAccident Accident
Poor Management Safety Policy & Decisions
Personal Factors Basic Causes
Environmental Factors
Unsafe
Unsafe Act Indirect Causes Condition
ACCIDENT
Personal Injury
Unplanned release of
Property Damage
Energy and/or
Hazardous material
2.3. Manajemen atau Organisasi Kerja Yang Kurang Proporsional (poor management)
Timbulnya kecelakaan dan sakit/penyakit akibat kerja juga sering terjadi akibat
manajemen atau organisasi kerja yang kurang proporsional. Penempatan tenaga kerja pada posisi
yang kurang sesuai dengan kemampuan, kapasitas dan keterbatasan pekerja,penjadwalan waktu
kerja dan istirahat yang kurang berimbang, gizi kerja yang kurang memadai, kondisi informasi
yang minimdapat menyebabkan adanya kondisi kerja yang tidak aman dan secara akumulatif
dapat mendorong timbulnya perilaku kerja yang tidak aman yang bermuara pada terjadinya
kecelakaan dan sakit akibat kerja.
Kondisi kerja yang tidak aman, manajemen/organisasi kerja yang kurang proporsional
dan perilaku kerja yang tidak aman secara akumulatif akan akan menambah beban kerja,
menimbulkan berbagai keluhan fisik, kelelahan, menurunnya tingkat ketelitian dan kewasdaan,
risiko kecelakaan dan sakit akibat kerja meningkat, efisiensi dan produktivitas rendah, dan pada
akhirnya akan mengurangi keuntungan perusahaan atau bahkan merugi yang pada akhirnya
bermuara pada rendahnya tingkat kesejahteraan dan kualitas hidup baik bagi pekerja maupun
perusahaan.
BAB III
KECELAKAAN KERJA
PADA INDUSTRI KONSTRUKSI
Objektif :
Setelah selesai pembahasan Bab II, mahasiswa mengetahui, memahami dan mampu
menjelaskan jenis-jenis dan pencegah kecelakaan kerja pada industri konstruksi.
3. Kecelakaan Terpukul
a. Kecelakaan terpukul kawat, sewaktu mengangkat sesuatu alat, tanpa memperhitungkan daya
tahan kawat putus dan memukul yang dekat atau yang sekitarnya, dan untuk ini selalu
memperhitungkan daya tahan kawat.
b. Dan lain – lain peregangan otot yang berlebihan
4. Kecelakaan Tergelincir.
Kecelakaan ini sering terjadi di tempat berminyak seperti di sentral-sentral listrik, di bengkel, di
tangga-tangga dan lain-lain karena kurang bersih, selalu dibiarkan berminyak dan untuk ini
selalu disarankan untuk menjaga kebersihan.
5. Kecelakaan Percikan
Contoh :
a. Kecelakaan percikan batu gerinda kena mata atau muka, dan untuk ini disarankan selalu
mamakai kaca mata pengaman atau penutup muka sewaktu menggerinda.
b. Kecelakaan percikan las kena mata atau badan, untuk inilah selalu disarankan mamakai alat
pengaman kaca mata, baju dan sarung tangan las.
c. Dan lain-lain
8. Kecelakaan Kebakaran
Contoh :
Kecelakaan kebakaran karena kurang hati-hati membuang rokok yang masih menyala ke tempat
yang ada kertas, bekas minyak dan lain-lain, atan alat pemasak yang tidak sempurna
mengakibatkan peledakan terbakar, kawat listrik terbakar karena sekring palsu yang
mengakibatkan alat lain turut terbakar dan untuk itu selalu hati-hati mempergunakan alat
pengaman yang baik (sekring asli)
9. Kecelakaan Terbelit.
Contoh :
Kecelakaan terbelit di poros mesin yang berputar. Dan biasanya terjadi kecelakaan terbelit di
poros mesin yang berputar ini apabila tutup pengaman poros berputar tidak dipasang atau lupa
memasang. Untuk ini selalu disarankan supaya memasang tutup pengaman atau pagar pengainan
di setiap alat berputar sebab kecelakaan seperti ini akibatnya fatal, baik pada diri sendiri ataupun
pada orang lain.
b. Alat Berat.
Yang perlu diperhatikan dalam mengoperasikan alat berat antara lain :
1) Mempelajari medan kerja. Pekerjaan akan tidak lancar apabila kita kurang mengenal medan
tempat kerja.
2) Sebelum menggunakan alat-alat berat, bacalah lebih dahulu buku pedoman untuk
mengoperasikan peralatan tersebut.
3) Berpikirlah selalu sebelim mulai bekerja, untuk menghindari kecelakaan yang mungkin
terjadi.
4) Persiapan sebelum menghidupkan mesin dengan pemeriksaan menyeluruh sebelum
menghidupkan mesin.
5) Bekerja dengan aman. Naiklah ke atas peralatan dengan baik, penuh keyakinan diri.
6) Matikan mesin pada waktu istirahat
7) Parkirlah kendaraan di tempat yang aman, jangan parkir di tempat jalan umum.
8) Jangan mengoperasikan peralatan dekat dengan tebing.
9) Pada alat angkut/lift, berikan tulisan kapasitas muatan maksimalnya dan lengkapi dengan
pintu penutup.
10) Crane harus berdiri di tempat yang stabil.
11) Jangkar dan beban lawan (counter weight) pada crane harus mendapat perhatian untuk
pekerjaan tertentu.
12) Berat beban/benda yang diangkat tidak boleh lebih dari pada kapasitas angkat crans, segala
gerakan mengangkat dan memutar harus dilakukan berhati-hati dan perlahan-lahan,
13) Harus ada petugas di bawah yang memberi petunjuk pada operator crane yang bekerja di
atas.
14) Perhatikan keselamatan orang lain yang ada di sekeliling tempat bekerja crane.
15) Ekstra makanan serta pemeriksaan kesehatan operator perlu diperhatikan.
b. Tiang Pancang
1. Memeriksa kabel kawat yang digunakan untuk mengangkat tiang pancang sebelum
digunakan.
2. Mengangkat tiang pancang dilakukan perlahan-lahan, hati-hati dan cara yang benar.
3. Para pekerja dilengkapi dengan perlengkapan pakaian seperti sarung tangan, sepatu dan topi
keras.
7. Pekerjaan Las
Pekerjaan las dapat dilaksanakan di bawah yaitu sebelum dilakukan pemasangan (install) atau
pada saat pemasangan misalkan bangunan konstruksi rangka baja. Sebelum pekerjaan las
dimulai, lokasi sekitar tempat kerja harus diperiksa terlebih dahulu dari bahan-bahan yang
mudah terbakar seperti bensin, bahan-bahan kimia dan sebagainya.
Untuk menjaga agar pekerjaan las dapat berjalan dengan aman maka perlu diperhatikan atziran
yang ditaati pada saat tenaga kerja melaksanakan pengelasari antara lain:
a. Tenaga kerja memakai perlengkapan pakaian kerja seperti sarung tangan, kacamata
pelindung yang dipakai pada saat melaksanakan pengelasan.
b. Tenaga kerja yang memakai pakaian yang penuh bekas minyak, lemak dan bahan lain yang
mudah terbakar.
c. Pada saat melaksanakan pengelasan, usahakan agar orang yang lewat tidak terkena percikan
api.
d. Pelaksanaan pengelasan tidak diperkenankan dekat dengan bahan-bahan yang mudah
terbakar, misalnya tumpukan kayu kering, tekstil, kertas, bahan cat dan sebagainya.
e. Sebelum mulai pelaksanaan pengelasan agar dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu
mengenai peralatan las, listrik dan kabelnya untuk menghindari korsluting.
f. Sebelum menyalakan api, agar diperiksa selang karetnya. Bila selang karet bocor harus
diganti dan berhati-hati pada saat menyalakan api.
g. Simpanlah tabung gas di tempat yang aman, terhindar dari panas api atau sinar matahari.
h. Pengelasan ditempat tertutup, harus dilaksanakan dengan hati-hati
i. Hindari gas beracun yang timbul.
10. Pembongkaran
Pembongkaran bangunan seperti antara lain gedung bertingkat, pabrik, cerobong asap perlu
dilakukan survey terlebih dahulu untuk mendapatkan cara pembongkaran yang tepat dan tidak
membahayakan. Beberapa cara pembongkaran dapat dilakukan dengan menggunakan bahan
peledak, bulldozer, bola besi, tenaga manusia dan lain sebagainya. Dalam pelaksanaan
pembongkaran ini, beberapa hal perlu mendapatkan perhatian agar tidak membahayakan pekerja
dan lingkungan sebagai berikut:
a. Sebelum pembongkaran dimulai, harus diadakan pemeriksaan untuk mencegah kemungkinan
bahaya yang dapat terjadi.
b. Periksalah terlebih dahulu, kabel listrik, pipa gas, pipa air panas dan sebagainya pada bagian
bangunan yang akan dibongkar. Matikan aliran instalasi tersebut sebelum pembongkaran
dimulai.
c. Pembongkar bangunan dimulai dari atas ke bawah secara sistimatis.
d. Waspadalah terhadap paku dan tajam yang lainnya yang dapat menjadi penyebab luka.
e. Buanglah bekas bongkaran dengan hati-hati, kalau perlu buatlah cerobong pembuang
kebawah yang tertutup.
f. Bila perlu, perkuatan sementara dibuat untuk pengaman sisa bongkaran.
g. Hindari jangan terlalu banyak tenaga kerja untnk pekerjaan pembongkaran dan selalu
waspada terhadap keadaan sekeliling.
13. Pengecatan.
Dalam pelaksanaan pekerjaan pengecatan agar diperhatikan:
a. Penyimpanan bahan cat, vernis dan bahan pengecatan lain harus disimpan dalam kaleng yang
tertutup dan jauhkan dari percikan api, sumber panas dan sinar matahari.
b. Siapkan alat pemadam kebakaran didekat tempat penyimpanan bahan cat.
c. Cat semprot mudah, bersih dan cepat dalam pelaksanaan, tetapi pada umumnya sangat
mudah terbakar dan menimbulkan gas racun.
d. Jauhkan terjadinya banyak uap/gas dengan mengurangi tekanan udara dari kompresor.
e. Pakailah masker untuk melindungi pernafasan terutama apabila mengecat semprot diruang
tertutup.
f. Hati-hatilah dengan menggunakan bahan cat yang mengandung timah hitam. Pakailah
perlindungan muka dan yakini bahwa tubuh saudara terlndung dengan baju atau penutup lain,
hati-hatilah agar bahan cat tidak masuk kemulut, karena racun yang terkandung.
g. Lap kotor dan sisa cat adalah penyebab kebakaran, bersihkan tempat kerja saudara dari
barang ini.