Oleh :
Ni Kadek Rahayu Widya Utami
NIM. 1204505043
1.1
Latar Belakang
Jalan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia sehari-
hari. Dengan adanya jalan, manusia dapat bepergian kemana saja untuk menuju ke
tempat aktifitasnya. Jika kondisi jalannya baik, maka aktifitas perekonomian dan
transportasi juga akan menjadi lancar. Oleh karena itu, pemerintah perlu mendata
jalan-jalan yang ada di wilayah pemerintahannya, bagaimana kondisi dari setiap
jalannya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi jalan beserta data atribut yang
berhubungan dengan jalan tersebut. Untuk memudahkan dalam pendataan dan
pengolahan data jalan tersebut, dapat dilakukan dengan sebuah sistem pemetaan yang
berbasis komputer, yaitu yang dinamakan dengan sistem informasi geografis.
Sistem informasi geografis merupakan alat yang bermanfaat untuk
pengumpulan, penimbunan, pengambilan kembali data yang diinginkan dan
penayangan data keruangan yang berasal dari kenyataan dunia (Burrough,1986).
Dengan adanya sistem informasi geografis ini, data beserta peta jaringan jalan dapat
diproses secara otomatis oleh komputer. Sistem informasi geografis ini dirancang
untuk proses mengumpulkan, menyimpan dan menganalisis obyek, dimana lokasi
geografis akan menjadi karakteristik yang penting dalam sistem. Sistem informasi
geografis dapat mengintegrasikan data spasial (peta vektor dan citra digital), atribut
(tabel basis data), dan lain sebagainya. Kemampuan tersebutlah yang membedakan
sistem informasi geografis dengan sistem informasi lain, dan membuat sistem
informasi geografis lebih bermanfaat dalam memberikan informasi yang mendekati
kondisi dunia nyata, memprediksi suatu hasil dan perencanaan strategis.
mengandung informasi sangat penting. Informasi yang diperoleh dapat berupa bentuk
maupun ukuran objek.
Untuk lebih memudahkan dalam pengolahan citra maka digunakan library
OpenCV. OpenCV adalah singkatan dari Open Computer Vision, yaitu library open
source yang di khususkan untuk melakukan image prosessing. Tujuaannya adalah
agar komputer mempunyai kemampuan yang mirip dengan cara pengolahan visual
pada manusia. Library ini dibuat untuk bahasa C/C++ sebagai optimasi realtime
aplikasi, mempunyai API (Aplication Programming Interface) untuk High level
maupun low level, terdapat fungsi-fungsi yang siap pakai untuk loading, saving,
akuisisi gambar dan video.
Dari uraian yang telah dijelaskan di atas, maka penulis tertarik untuk
mengetahui, mempelajari lebih jauh serta merancang sebuah sistem informasi
geografis khususnya yang mengenai jaringan jalan yang ada di wilayah Denpasar.
Oleh karena itu, dalam usulan judul penelitian ini penulis mengambil judul yaitu
Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Pemetaan Jalan Rusak Menggunakan
Metode Deteksi Tepi untuk Wilayah Kota Denpasar dengan Library Open CV.
Adapun hasil yang ingin didapatkan dari penelitian ini yakni sistem informasi
geografis pemetaan jalan rusak menggunakan metode deteksi tepi untuk wilayah Kota
Denpasar dengan library Open CV adalah memberikan informasi berupa titik-titik
jalan rusak disekitaran kota Denpasar, dengan bantuan google maps sehingga dapat
membantu pengguna jalan untuk menghindari jalan tersebut ataupun mencari jalan
alternatif lainnya.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah dibahas sebelumnya,
maka penulis mencoba untuk mengidentifikasi masalah yang ada dalam penelitian
ini, diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
1.3
Tujuan
Tujuan penelitian itu menekankan pada hasil yang akan dicapai (diharapkan)
1.4
Manfaat
Manfaat penelitian yang didapatkan dari pembuatan Sistem Informasi
Denpasar.
Memudahkan untuk pengolahan data jalan di wilayah Kota Denpasar secara
3.
komputerisasi.
Memberikan informasi mengenai kondisi jalan yang sebenarnya melalui
sistem informasi geografis pemetaan jalan rusak yang ada di wilayah Kota
Denpasar.
1.5
Batasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang ada serta untuk menghindari perluasan
Sistematika Penulisan
Adapun rincian sistematika penulisan laporan Rancang Bangun Sistem
Informasi Geografis Pemetaan Jalan Rusak Menggunakan Metode Deteksi Tepi untuk
Wilayah Kota Denpasar dengan Library Open CV ini adalah sebagai berikut:
BAB I
: Pendahuluan
Bab ini berisi gambaran umum penulisan, mulai dari latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat, batasan
masalah dan sistematika penulisan
BAB II
: Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi teori-teori penunjang yang mendasari dalam
membahas
permasalahan,
yaitu
mengenai
sistem
informasi
BAB IV
BAB V
: Penutup
Mencakup simpulan yang menjawab permasalahan yang telah
dirumuskan dan memberikan saran-saran yang direkomendasikan
untuk dapat melakukan pengembangan penelitian lebih lanjut.
Sistematika penulisan laporan Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Pemetaan Jalan Rusak Menggunakan
Metode Deteksi Tepi untuk Wilayah Kota Denpasar dengan Library Open CV yang lebih teperinci terlihat pada gambar 1.1
dibawah ini.
Gambar 1.1 Mind Map Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Pemetaan Jalan Rusak Menggunakan Metode Deteksi Tepi untuk Wilayah
Kota Denpasar dengan Library Open CV
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
Sedangkan Sistem Informasi adalah data yang diproses menjadi suatu bentuk yang
mempunyai arti dan berguna bagi manusia.
Jadi, pengertian Sistem Informasi itu adalah sebuah himpunan komponen
komponen yang saling berkaitan yang mengumpulkan, mengeluarkan, memproses,
menyimpan, mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan
dan pengawasan dalam organisasi (Kenneth C. Laudon et al, 2007).
Fungsi dari sistem informasi adalah untuk mempermudah
dalam
melaksanakan kegiatan utama dari suatu organisasi, di mana suatu organisasi juga
merupakan contoh dari suatu sistem. Oleh sebab itu untuk memperoleh informasi
yang baik, harus mengambil batasan atau kriteria yang efisien dan dapat dilakukan
perubahan. Informasi memiliki beberapa unsur yaitu:
1.
Alat masukan data
2.
Alat menyimpan data
3.
Telekomunikasi
4.
Alat pengolah data
5.
Alat terminal
6.
Prosedur, program, metode dan dokumentasi
7.
Manipulasi data, seperti model akuntansi dan penganggaran
8.
Alat duplikasi
9.
Analisa sistem informasi
2.3 Sistem Informasi Geografis
Secara umum pengertian sistem informasi geografis sebagai berikut: Suatu
komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan
sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk memasukan,
menyimpan,
memperbaiki,
memperbaharui,
mengelola,
memanipulasi,
Menurut Aronoff,1989.
Sistem informasi geografis adalah sistem informasi yang didasarkan pada
Menurut Burrough,1986.
Sistem informasi geografis merupakan alat yang bermanfaat untuk
Menurut Marbleetal,1983.
Sistem informasi geografis merupakan sistem penanganan data keruangan.
4.
Menurut Berry,1988.
Sistem informasi geografis merupakan sistem informasi, referensi internal,
penting.
2.3.1
2.
3.
4.
5.
2.2.2
Data Spasial
Sebagian besar data yang akan ditangani dalam SIG merupakan data spasial
yaitu sebuah data yang berorientasi geografis, memiliki sistem koordinat tertentu
sebagai dasar referensinya dan mempunyai dua bagian penting yang membuatnya
berbeda dari data lain, yaitu informasi lokasi (spasial) dan informasi deskriptif
(attribute) yang dijelaskan berikut ini:
1.
2.
Informasi deskriptif (atribut) atau informasi non spasial, suatu lokasi yang
memiliki beberapa keterangan yang berkaitan dengannya,contohnya : jenis
vegetasi, populasi, luasan, kodepos, dan sebagainya.
2.2.3
penyimpanan data yang berbeda antara file satu dengan lainnya. Dalam sistem
informasi geografis, data spasial dapat direpresentasikan dalam dua format,yaitu:
2.2.3.1 Data Raster
Data raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah data yang dihasilkan
dari Sistem Penginderaan Jauh. Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan
sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel (picture element).
Pada data raster, resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran pixelnya.
Dengan kata lain, resolusi pixel menggambarkan ukuran sebenarnya di permukaan
bumi yang diwakili oleh setiap pixel pada citra. Semakin kecil ukuran permukaan
bumi yang direpresentasikan oleh satu sel,semakin tinggi resolusinya. Data raster
sangat baik untuk merepresentasikan batas batas yang berubah secara gradual, seperti
jenis tanah, kelembaban tanah, vegetasi, suhu tanah dan sebagainya. Keterbatasan
utama dari data raster adalah besarnya ukuran file; semakin tinggi resolusi gridnya
semakin besar pula ukuran filenya dan sangat tergantung pada kapasistas perangkat
keras yang tersedia.
dari beberapa fitur. Kelemahan data vektor yang utama adalah Ketidakmampuannya
dalam mengakomodasi perubahan gradual.
Masing masing format data mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pemilihan
format data yang digunakan sangat tergantung pada tujuan penggunaan, data yang
tersedia, volume data yang dihasilkan, ketelitian yang diinginkan, serta kemudahan
dalam analisa. Data vektor relatif lebih ekonomis dalam hal ukuran file dan presisi
dalam lokasi, tetapi sangat sulit untuk digunakan dalam komputasi matematik.
Sedangkan data raster biasanya membutuhkan ruang penyimpanan file yang lebih
besar dan presisi lokasinya lebih rendah, tetapi lebih mudah digunakan secara
matematis.
2.2.4
2.
3.
4.
5.
Meng-inisiasi peta dalam tag body HTML dengan event onload. Berikut
merupakan kode program dasarnya:
<html>
<head>
<meta name=viewport content=initial-scale=1.0, user-scalable=no
/>
<!Langkah 1
<script type=text/javascript
src=http://maps.google.com/maps/api/js?
sensor=true&key=ABQIAAAA8tt4eKTuB
ZMVnLJfP2BZrBT2yXp_ZAY8_ufC3CFXhHIE1NvwkxS4Rz1LFzG0odNPtk8VLkdrQF5gr
A></scri
pt>
<script type=text/javascript>
// Langkah 4
function initialize() {
var latlng = new google.maps.LatLng(-6.4, 106.8186111);
var myOptions = {
zoom: 13,
center: latlng,
mapTypeId: google.maps.MapTypeId.ROADMAP
};
// Langkah 3
var map = new
google.maps.Map(document.getElementById(map_canvas),
myOptions);
}
</script>
</head>
<!Langkah 5
<body onload=initialize()>
<!Langkah 2
<div id=map_canvas style=width:600px; height:600px></div>
</body>
</html>
Kode Program 1. Kode dasar Google Maps API
Penginderaan jauh berasal dari kata remote sensing dan memiliki pengertian
bahwa penginderaan jauh merupakan suatu ilmu dan seni untuk memperoleh data
dan informasi dari suatu objek dipermukaan bumi dengan menggunakan alat yang
tidak berhubungan langsung dengan objek yang dikajinya (Lillesand dan Kiefer,
1979). Jadi penginderaan jauh merupakan ilmu dan seni untuk mengindera/
menganalisis permukaan bumi dari jarak yang jauh, dimana perekaman dilakukan di
udara atau di angkasa dengan menggunakan alat (sensor) dan wahana.
Alat yang dimaksud adalah alat perekam yang tidak berhubungan langsung
dengan objek yang dikajinya yaitu ; alat tersebut pada waktu perekaman tidak ada di
permukaan bumi, tetapi di udara atau di angkasa. Karena itu dalam perekaman
tersebut menggunakan wahana (platform) seperti satelit, pesawat udara, balon udara
dan sebagainya. Sedangkan data yang merupakan hasil perekaman alat (sensor) masih
merupakan data mentah yang perlu di analisis.
Untuk menjadi suatu informasi tentang permukaan bumi yang berguna bagi
berbagai kepentingan bidang ilmu yang berkaitan perlu dianalisis dengan cara
interpretasi. Lindgren (1985) mengemukakan bahwa Penginderaan Jauh merupakan
variasi teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan analisis informasi tentang
bumi. Informasi tersebut berbentuk radiasi elektromagnetik yang dipantulkan dan
dipancarkan dari permukaan bumi.
Pendapat Lindgren tersebut menunjukan bahwa penginderaan jauh merupakan
teknik, karena dalam perolehan data menggunakan teknik, dimana data tersebut
merupakan hasil interaksi antara tenaga, objek, alat dan wahana yang membentuk
suatu gambar yang dikenal dengan citra (imagery) dan data citra. Untuk
menterjemahkan data menjadi informasi perlu teknik analisis. Data yang diperoleh
saat perekaman akibat adanya interaksi objek dengan tenaga elektromagnetik yang
dipancarkan oleh tenaga yang ada diluar permukaan bumi, seperti ; perekaman planet
lain atau bulan termasuk dalam penginderaan jauh. Karena data yang direkam dengan
menggunakan alat, sehingga data yang tergambar diperoleh menunjukan gambaran
yang sebenarnya pada saat perekaman. Keakuratan dan kecepatan data yang diperoleh
dengan teknologi tersebut pada akhirnya dikembangkan oleh berbagai Negara, maka
timbulah istilah-istilah baru yang dikembangkan sesuai dengan bahasa setempat.
Penginderaan jauh yang disingkat dengan PJ atau Inderaja, dalam bahasa Inggris
disebut Remote sensing, bahasa Perancis disebut Telediction, bahasa Jerman adalah
Fernerkundung, Portugis menyebutnya dengan Sensoriamento remota, Rusia disebut
Distantionaya dan Spanyol disebut Perception remota dan lain-lain. Artinya
penginderaan jauh yang berkembang saat ini di Indonesia sudah digunakan hampir
semua Negara maju. Negara-negara maju menggunakan penginderaan jauh karena
kebutuhan data dan informasi sangat mendesak, karena data dan informasi tersebut
banyak digunakan untuk perencanaan pengembangan fisik, sosial maupun militer.
Pengembangan itu sendiri memerlukan data dan informasi yang akurat, cepat dan
mudah, dengan keakuratan data dan informasi, maka perencanaan dapat dilakukan
sebaik-baiknya.
2.4.1
Selain data visual (citra) juga diperoleh data citra (numerik), karena tiap objek
mempunyai kepekaan dan karakteristik yang berbeda, maka tiap objek akan
memantulkan atau memancarkan tenaga elektromagnetik membentuk karakteristik
yang berbeda, juga dalam interaksinya antara tenaga dan objek dipengaruhi oleh
kondisi atmosferik. Gastellu dan Wtchegorry (tanpa tahun) mengemukakan bahwa
kondisi atmosfer yang transparan pada julat yang dapat diamati. Besar kecilnya
konsentrasi kelembaban air dan ozon dan oleh kepekaan karakteristik optik yang
mempengaruhi proses interaksi tenaga dari matahari dengan objek dipermukaan.
S.Sardi dan D. Sudiana (1991) mengemukakan
2.4.2
Interpretasi Citra
Data yang diperoleh melalui perekaman tenaga elektromagnetik yang
arti dan manfaat, meskipun data yang diperoleh akurat, datanya mutakhir, karena itu
agar data tersebut mempunyai arti yang penting dan bermanfaat bagi bidang lain
maupun pengguna data perlu adanya tekhnik analisis data penginderaan jauh. Analisis
citra dalam pengideraan jauh merupakan langkah-langkah untuk interpretasi citra
merupakan suatu perbuatan untuk mengkaji gambaran objek yang direkam. Esyang
berbeda dengan Simonett (1975) dan Sutanto (1986) mengemukakan bahwa
interpretasi citra merupakan suatu perbuatan untuk mengkaji foto maupun citra non
foto dengan maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek
yang tergambar pada citra tersebut.
Dalam interpretasi, maka interpreter atau penafsir citra melakukan beberapa
penalaran dengan tahapan (1) deteksi, (2) identifikasi, (3) klasifikasi dan (4) menilai
arti pentingnya suatu objek yang tergambar pada citra. Proses penalaran ini harus
bersifat objektif, kewajaran, rasionalisasi, karena objek yang ada dipermukaan bumi
mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda. Sifat dan karakteristik objek yang
ada dipermukaan bumi yang tergambar pada citra memiliki bentukan yang sama,
sedangkan ukuran objek yang tergambar yang berbeda.
informasi sangat penting. Informasi yang diperoleh dapat berupa bentuk maupun
ukuran objek.
Umumnya, deteksi tepi menggunakan dua macam detektor, yaitu detector
baris (Hy) dan detector kolom (Hx). Deteksi tepi dapat dibagi menjadi dua golongan.
Golongan pertama disebut deteksi tepi orde pertama, yang bekerja dengan
menggunakan turunan atau diferensial orde pertama. Termasuk kelompok ini adalah
operator prewitt, Roberts, dan sobel. Golongan kedua dinamakan deteksi tepi orde
kedua, yang menggunakan turunan orde kedua. Contoh yang termasuk kelompok ini
adalah Laplacian of Gaussian (LoG). Gambar berikut menggambarkan bagaiman tepi
suatu gambar diperoleh.
Pada gambar diatas, terlihat bahwa hasil deteksi tepi berupa tepi-tepi dari
suatu gambar. Bila diperhatikan bahwa tepi suatu gambar terletak pada titik-titik yang
memiliki perbedaan tinggi. Berdasarkan prinsip-prinsip filter pada citra maka tepi
suatu gambar dapat diperoleh menggunakan High Pass Filter (HPF), yang
mempunyai karakteristik:
Macam-macam metode untuk dapat melakukan proses deteksi tepi ini, antara
lain :
2.6.1
Metode Robert
Metode Robert adalah nama lain dari teknik differensial yang dikembangkan
di atas, yaitu differensial pada arah horisontal dan differensial pada arah vertikal,
dengan ditambahkan proses konversi biner setelah dilakukan differensial. Teknik
konversi biner yang disarankan adalah konversi biner dengan meratakan distribusi
warna hitam dan putih [5], seperti telah dibahas pada bab 3. Metode Robert ini juga
disamakan dengan teknik DPCM (Differential Pulse Code Modulation). Kernel filter
yang digunakan dalam metode Robert ini adalah:
2.6.2
Metode Prewitt
Metode
Prewitt
merupakan
pengembangan
metode
robert
dengan
menggunakan filter HPF yang diberi satu angka nol penyangga. Metode ini
mengambil prinsip dari fungsi laplacian yang dikenal sebagai fungsi untuk
membangkitkan HPF. Kernel filter yang digunakan dalam metode Prewitt ini adalah:
2.6.3
Metode Sobel
Metode Sobel merupakan pengembangan metode robert dengan menggunakan
filter HPF yang diberi satu angka nol penyangga. Metode ini mengambil prinsip dari
fungsi laplacian dan gaussian yang dikenal sebagai fungsi untuk membangkitkan
HPF. Kelebihan dari metode sobel ini adalah kemampuan untuk mengurangi noise
sebelum melakukan perhitungan deteksi tepi. Kernel filter yang digunakan dalam
metode Sobel ini adalah:
2.5.4
Metode Canny
Salah satu algoritma deteksi tepi modern adalah deteksi tepi dengan
menggunakan metode Canny. Deteksi tepi Canny ditemukan oleh Marr dan Hildreth
yang meneliti pemodelan persepsi visual manusia. Kriteria pendeteksi tepian paling
optimum yang dapat dipenuhi oleh algoritma Canny (Klaus, 2012)
1. Mendeteksi dengan baik (kriteria deteksi).
2. Kemampuan untuk meletakkan dan menandai semua tepi yang ada sesuai
dengan pemilihan parameter-parameter konvolusi yang dilakukan. Sekaligus
juga memberikan fleksibilitas yang sangat tinggi dalam hal menentukan
tingkat deteksi ketebalan tepi sesuai yang diinginkan.
3. Melokalisasi dengan baik (kriteria lokalisasi).
4. Metode Canny dimungkinkan menghasilkan jarak yang minimum antara tepi
yang dideteksi dengan tepi yang asli.
5. Respon yang jelas (kriteria respon).
6. Hanya ada satu respon untuk tiap tepi. Sehingga mudah dideteksi dan tidak
menimbulkan kerancuan pada pengolahan citra selanjutnya. Pemilihan
parameter deteksi tepi Canny sangat mempengaruhi hasil dari tepian yang
dihasilkan. Parameter tersebut adalah nilai standar Deviasi Gaussian dan nilai
ambang.
3.
library ini)
Manipulasi matrix dan vektor serta terdapat juga routines linear algebra
4.
5.
pyramids)
Analisis struktural.
6.
7.
8.
9.
10.
Kalibrasi kamera.
Pendeteksian gerak.
Pengenalan objek.
Basic GUI (Display gambar/video, mouse/keyboard kontrol, scrollbar).
Image Labelling (line, conic, polygon, text drawing).
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Pembahasan pada bab metodelogi penelitian ini adalah perincian proses kerja
yang terjadi di dalam sistem informasi untuk mengolah dan menganalisis data agar
mendapatkan informasi yang diinginkan. Berikut merupakan proses kerja yang terjadi
dalam Sistem Informasu Geografis Pemetaan Jalan Rusak menggunakan Metode
Deteksi Tepi di wilayah Denpasar dengan Library Open CV.
User
User pada sistem informasi ini dibedakan menjadi dua jenis, yakni user
pengguna umum dan user sebagai admin. User pengguna umum nantinya hanya akan
mendapatkan akses untuk melihat informasi spasial dan informasi non spasial dari
sistem informasi ini. Kedua, user sebagai admin nantinya akan mendapatkan akses
untuk dapat melakukan proses insert, update, delete serta view dari sistem informasi
ini.
2.
Sistem Informasi
Komponen sistem informasi ini dimaksudkan, ketika user ingin mendapatkan
informasi mengenai jalan rusak disekitaran kota Denpasar, maka user akan
menggunakan sistem informasi ini untuk mendapatkan data informasi yang
diinginkan.
3.
Google Maps
Komponen google maps disini dimaksudkan bahwa ketika user melakukan
akses ke sistem informasi geografis, maka sistem informasi ini akan mengambil data
yang telah diolah pada google maps API.
4.
Database
Komponen database dibagi menjadi dua yakni database dari data yang telah
diolah menggunakan metode dan database dari data jalan yang diambil menggunakan
satelit. Ketika user telah melakukan akses ke google maps, maka google maps akan
mengambil data dari gudang data yang digunakan sistem.
5.
Pemrosesan Metode
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
GEOGRAFI/195805261986031-DEDE_SUGANDI/Bah-pem-PJ.pdf
Sistem Informasi. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24129/3/
Chapter%20II.pdf. 07 Maret 2015