Anda di halaman 1dari 8

PENYUSUNAN STRATEGI E-GOVERNMENT BERBASIS KERANGKA KERJA

PEMERINGKATAN E-GOVERNMENT INDONESIA (PEGI)


DI LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL

Fahmi Alusi1 dan Dana Indra Sensuse2


1
Biro Kerjasama dan Humas, LAPAN
2
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia

Email : fahmialusi@lapan.go.id; dana@cs.ui.ac.id

Abstrak
People's presures for establishing good governance motivate the government to be able quickly determine
a right strategy to accelerate achievement of the government goals. One of strategies implemented in
government is developing e-government, as stated in the Presidential Instruction No. 3 of 2003 on
National Policy and Strategy Development of e-government. A framework used to measure level of
development and implementation of e-government in Indonesian government institutions is PeGI (The
ranking of e-government of Indonesia). To be able perform the implementation and development of e-
government in a timely and effectively, it needs some strategies. This research aims to devise an e-
government development strategy based on the PeGI framework by doing a case study on the National
Institute of Aeronautics and Space (LAPAN). The methodology used is descriptive qualitative with data
collection methods including document analysis, observations, and focus group discussion (FGD). Based
on the analysis, it is found that the level of e-government implementation in LAPAN today is 1.88 while
the level of e-government implementation expected is 3.18. Finally, this study described the strategies in
LAPAN to reach the level of implementation of e-government as expected.

Keyword : e-government, PeGI, e-government develompment strategy

Tekanan Rakyat untuk membangun pemerintahan yang baik memotivasi pemerintah untuk dapat dengan
cepat menentukan strategi yang tepat untuk mempercepat pencapaian tujuan pemerintah. Salah satu
strategi yang diterapkan dalam pemerintahan sedang mengembangkan e-government, sebagaimana
tertuang dalam Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan e-government. Kerangka yang digunakan untuk mengukur tingkat perkembangan dan
implementasi e-government di lembaga-lembaga pemerintah Indonesia adalah PEGI (The peringkat e-
government of Indonesia). Untuk dapat melakukan implementasi dan pengembangan e-government
secara tepat waktu dan efektif, diperlukan beberapa strategi. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun
strategi pengembangan e-government berdasarkan kerangka PEGI dengan melakukan studi kasus pada
National Institute of Aeronautics dan Antariksa (LAPAN). Metodologi yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif dengan metode pengumpulan data termasuk analisis dokumen, observasi, dan focus group
discussion (FGD). Berdasarkan hasil analisis, ditemukan bahwa tingkat pelaksanaan e-government di
LAPAN saat ini adalah 1,88 sedangkan tingkat implementasi e-government diharapkan 3.18. Akhirnya,
penelitian ini menggambarkan strategi di LAPAN untuk mencapai tingkat pelaksanaan e-government
seperti yang diharapkan.

Kata Kunci: e-government, PEGI, strategi diharapkan pengembangan e-government

1. Pendahuluan pengembangan e-government. E-Government


adalah penggunaan teknologi informasi yang
Tuntutan masyarakat akan terbentuknya dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah
kepemerintahan yang bersih, akuntabel dan dan pihak lain yang terkait seperti masyarakat,
transparan, mendorong pemerintah untuk segera pelaku bisnis dan instansi pemerintah lain. [1]
melakukan perubahan terhadap proses bisnisnya, Adanya pengembangan e-government dapat
hal ini demi mewujudkan tata pemerintahan yang meningkatkan efisiensi, efektifitas, transparansi
baik (good governance). Sebagai salah satu dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan
upaya dalam percepatan mewujudkan good pemerintahan.
governance pemerintah melakukan

37
38 Journal of Information Systems, Volume 10, Issue 1, April 2014

Inisiatif e-government oleh pemerintah menggunakan teknologi telematika untuk


pusat sudah mulai dilakukan sejak tahun 2001, mendukung good governance dan mempercepat
dengan munculnya Instruksi Presiden No.6 proses demokrasi. [2]
Tahun 2001 tentang Telematika
(Telekomunikasi, Media dan Informatika) yang
menyatakan bahwa aparat pemerintah harus

Gambar 1. Fishbone Diagram

Komitmen pengembangan e-government Infrastruktur TIK belum dikelola dengan


dikuatkan kembali dengan munculnya Instruksi baik, sebagai contoh pada salah satu server web,
Presiden No.3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dalam bulan Januari dan Mei 2012 setidaknya
dan Strategi Nasional Pengembangan e- ada 8 kali downtime hal ini dikarenakan sistem
government, dimana menginstruksikan agar tiap keamanan jaringan yang masih lemah, sehingga
instansi pemerintah melakukan perumusan server mudah terserang virus ataupun serangan
strategi/action plan untuk lingkungan jaringan lainnya.
instansinya masing-masing. [3] Infrastruktur TIK belum terintegrasi,
Esensi pengembangan e-government kian pengadaan investasi infrastruktur TIK dilakukan
penting dengan adanya program reformasi masing-masing oleh satuan kerja. Hal ini terjadi
birokrasi, yaitu proses menata-ulang, mengubah, karena anggaran TIK tersebar pada masing-
memperbaiki, dan menyempurnakan birokrasi masing satuan kerja sehingga tercipta pulau-
agar menjadi lebih efisien, efektif dan produktif. pulau infrastruktur yang tidak saling
Perlunya pengembangan e-government dalam terintegrasi.
reformasi birokrasi tertuang pada Peraturan Dari sisi organisasi, LAPAN belum
Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan memiliki Unit TIK yang secara strategis
Reformasi Birokrasi No.11 tahun 2011, memiliki kewenangan untuk mengelola seluruh
mengenai indikator keberhasilan reformasi sumber daya TIK yang dimiliki, saat ini yang
birokrasi, dimana salah satu indikator kinerja ada adalah unit organisasi yang memiliki fungsi
keberhasilan reformasi birokrasi adalah adanya memelihara infrastruktur sarana informasi
pengembangan e-government.[4] dengan kewenangan yang kecil karena hanya
LAPAN sebagai instansi pemerintah juga berada pada level eselon IV. Unit tersebut
sudah mulai melakukan pengembangan e- adalah Sub Bagian Pemasyarakatan dan Sarana
government, namun pengembangan yang Informasi Kedirgantaraan (PSIK), dibawah
dilakukan belum optimal, ini bisa dibuktikan Bagian Humas, Biro Kerjasama dan Humas.
dengan beberapa permasalahan sebagai berikut : LAPAN belum memiliki kebijakan
mengenai pengelolaan nama domain, sehingga
Fahmi Alusi, et al., Penyusunan Strategi E-Government 39

menyebabkan beberapa satuan kerja tidak kriteria keberhasilan reformasi birokrasi adalah
menggunakan domain lapan.go.id. Hal yang adanya pengembangan e-
paling mendasar penyebab kurang optimalnya government pada masing - masing Kementerian/
pengembangan e-government di LAPAN adalah Lembaga dan Pemerintah Daerah. [4]
belum adanya strategi yang efektif yang dapat Pemeringkatan e-Government Indonesia (PeGI)
dijadikan acuan dalam melakukan merupakan kegiatan yang diselenggarakan
pengembangan e-government. Atas dasar Kementerian Komunikasi dan Informatika yang
permasalahan tersebut, maka penulis bermaksud bertujuan :
melakukan penelitian yang bertujuan merancang a. Menyediakan acuan bagi pengembangan
strategi pengembangan e-government di dan pemanfaatan TIK di lingkungan
LAPAN, dengan menggunakan kerangka kerja pemerintah.
PeGI (Pemeringkatan e-Government Indonesia). b. Memberikan dorongan bagi peningkatan
Dipilihnya PeGI sebagai framework/ TIK di lingkungan pemerintah melalui
kerangka kerja dalam menyusun strategi evaluasi yang utuh, seimbang, dan
pengembang e-government LAPAN adalah obyektif.
karena PeGI merupakan kerangka kerja yang c. Melihat peta kondisi pemanfaatan TIK di
digunakan untuk melakukan penilaian tingkat lingkungan pemerintah secara nasional.
implementasi dan pengembangan e- Harapan dari pelaksanaan PeGI adalah
government instansi pemerintah di Indonesia, untuk meningkatkan pengembangan dan
dimana LAPAN termasuk didalamnya. Selain pemanfaatan TIK pada lembaga pemerintah di
itu salah satu tujuan dibuatnya PeGI adalah agar seluruh wilayah Indonesia. Dalam pelaksanaan
dapat dijadikan acuan dalam pengembangan pemeringkatan, telah ditentukan lima dimensi
e-government oleh Pemerintah Pusat maupun yang akan dikaji yaitu: kebijakan, kelembagaan,
Pemerintah Daerah. [5] infrastruktur, aplikasi, dan perencanaan.
Masing-masing dimensi itu nantinya akan
2. Tinjauan Pustaka memiliki bobot yang sama dalam penilaian
karena semuanya penting, saling terkait dan
Terdapat definisi e-government menurut saling menunjang antara satu dengan yang
beberapa sumber, The World Bank Group lainnya. [5]
(2006), mendefinisikan e-government adalah Dalam surat edaran Menkominfo Nomor:
penggunaan teknologi informasi oleh badan- 07/SE/M.KOMINFO/10/2011 tentang
badan pemerintah, seperti : Wide Area Network, Pemeringkatan E-Government Indonesia
Internet, dan Mobile Computing, yang disebutkan bahwa dalam rangka peningkatan
mempunyai kemampuan untuk merubah efisiensi dan efektivitas penerapan TIK di
hubungan dengan warga negara, pelaku bisnis, institusi penyelenggara negara, maka
dan badan pemerintah lainnya. [1] Kementerian Komunikasi dan Informatika akan
Dijelaskan juga oleh Mark Forman menyelenggarakan Pemeringkatan e-
(2005), pengertian e-government secara umum Government Indonesia (PeGI) secara periodik,
dapat didefinisikan sebagai penerapan TIK oleh karena itu dihimbau kepada seluruh
untuk meningkatkan kinerja dari fungsi dan institusi penyelenggara negara agar;
layanan pemerintah tradisional. [6] a. Melaksanakan persiapan untuk mengikuti
Menurut Inpres No.3 Tahun 2003, kegiatan PeGI.
pengembangan e-government merupakan upaya b. Melakukan evaluasi diri (self assesment
untuk mengembangkan penyelenggaraan PeGI).
kepemerintahan yang berbasis elektronik, dalam c. Mengikuti kegiatan PeGI yang
rangka meningkatkan kualitas layanan publik diselengarakan oleh KEMKOMINFO.
secara efektif dan efisien. Melalui d. Melakukan langkah perbaikan sesuai
pengembangan e-government dilakukan dengan rekomendasi assesor PeGI. [7]
penataan sistem manajemen dan proses kerja di
lingkungan pemerintah dengan 2.1 Penelitian Sebelumnya
mengoptimasikan pemanfaatan teknologi Yusuf (2008), melaksanakan penelitian
informasi. Inpres ini menginstruksikan agar tiap untuk mengukur pemeringkatan e-government
instansi pemerintah melakukan perumusan pada pemerintah tingkat propinsi di Indonesia.
strategi/action plan untuk lingkungan Penelitian ini menganalisa 11 (sebelas) propinsi
instansinya masing-masing.[3] di Indonesia yaitu Propinsi Aceh, Sumatera
Menurut Kepmen PAN & RB No. 11 Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa
Tahun 2011, tentang Kriteria dan Ukuran Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur,
Keberhasilan Reformasi Birokrasi, salah satu Kalimantan Barat, NTT, dan Sulawesi
40 Journal of Information Systems, Volume 10, Issue 1, April 2014

Tenggara. Penilaian didasarkan pada skala 1 mengkombinasikan antara model e-business


sampai dengan 4 yang diberikan pada 33 Esichaikul dan Chavananon; serta Kalokota dan
indikator yang dikelompokan menjadi 5 Robinson, tahapan tersebut dijelaskan sebagai
dimensi. Nilai maksimal adalah 132 dan berikut: Tahap 1 : Analisis Peluang Bisnis,
minimal adalah 33. Proses pemeringkatan Tahap 2 : Analisis Infrastruktur Teknologi
dilakukan berdasarkan perhitungan nilai total Informasi; Tahap 3 : Solusi perancangan model
dari semua dimensi yang ada. [8] bisnis dan arsitektur sistem, Tahap 4 : Persiapan
membuat petunjuk tentang peraturan, kebijakan,
TABEL 1 dan diseminasi untuk memudahkan
HASIL PEMERINGKATAN implementasi e-government. Melalui kegiatan
Peringkat Propinsi Nilai penelitian tersebut, maka untuk pola solusi
bisnis yang dipilih yaitu: application patern for
1 D.I Yogyakarta 96.01 acces integration, self service, application
integration, extended enterprise, information
2 Jawa Timur 94,66 aggregation dan collaboration. [10]
3 Jawa Barat 85.00
2.2 Kerangka Pikir Penelitian
4 Banten 75.00 Secara hukum, kebutuhan pengembangan
e-government di LAPAN muncul sebagai
6 Aceh 73.67 dampak diterbitkannya Inpres No.3 tahun 2003
dan Peraturan Menteri PAN dan RB No.11
7 Kalimantan Barat 69.66 tahun 2011. Hal ini diperkuat juga dengan
urgensi dari tujuan dan manfaat yang dapat
8 Sumatera Selatan 63.32
diambil bila melakukkan pengembangan e-
9 NTT 60.00 government. Pemilihan PeGI sebagai kerangka
kerja perancangan strategi pemgembangan e-
10 Sumatera Selatan 63.32 government karena sesuai dengan tujuan
pelaksanaannya yaitu dapat dijadikan acuan
11 Lampung 42.66 bagi pengembangan e-government hal ini
diperkuat dengan adanya surat edaran
Aryani (2009) melakukan evaluasi terhadap Kemkominfo kepada seluruh instansi
sistem penilaian Pemeringkatan e-Government pemerintah termasuk LAPAN untuk dapat
Indonesia dengan pengujian perluasan mengikuti PeGI (Pemeringkatan e-Government
assesment yang dilakukan pada tingkat Indonesia). Strategi pengembangan e-
pemerintah kabupaten / Kota. Mengusung government disusun berdasarkan gap analisis
pertanyaan riset ³6HEHUDSD -DXKNDK NHVHVXDLDQ antara kondisi saat ini dengan kondisi yang
kerangka kerja pemeringkatan e- diharapkan.
government di Indonesia (PeGI) untuk
diterapkan pada tingkat kabupaten /
kotamadya?´.
Penelitian ini mengambil sampel kota
Tangerang Selatan. Hasil dari analisa dampak
indikator tersebut didapatkan kesimpulan bahwa
seluruh indikator penilaian masih sesuai dan
relevan untuk diterapkan pada penilaian tingkat
kabupaten/kotamadya. Aryani juga memberikan
saran penambahan indikator pada dimensi
aplikasi yaitu indikator alternatif saluran
layanan dan respon masyarakat. [9]
Priyatna (2007), melakukan perancangan model
bisnis yang cocok bagi Instalasi Lingkungan
Cuaca (ILC). Secara garis besar, tugas dan
kewajiban ILC yaitu melakukan perolehan
(acquisition), penyimpanan data satelit
lingkungan dan cuaca, serta melakukan
penelitian di bidang inderaja. model bisnis yang
diusulkan menggunakan model e- Gambar 2. Kerangka Pikir Penelitian
business. Model e-business yang digunakan
Fahmi Alusi, et al., Penyusunan Strategi E-Government 41

3. Metodologi referensi dari tahapan level maturitas Proses TI


pada COBIT (Yuwono, 2009), dimana
Metode yang digunakan bersifat kualitatif peningkatan level dilakukan secara berjenjang
deskriptif dengan teknik pengambilan data dengan statement kondisi pada masing-masing
melalui studi dokumen, observasi, dan focus level tidak mengandung kalimat negatif.
group discussion (FGD). Berdasarkan penilaian yang telah
dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :

Gambar 9. Hasil Seluruh Dimensi

TABEL 2
HASIL SELURUH DIMENSI
No Dimensi As Is To Be
1 Kebijakan 1.25 3
2 Kelembagaan 2 3.2
3 Infrastruktur 1.86 3
4 Aplikasi 2.5 3,7
5 Perencanaan 1.8 3
Rata-rata 1.88 3.18

Untuk dimensi kebijakan, nilai As Is


condition adalah 1,25 dan nilai To Be condition-
nya 3. Saat ini implementasi kebijakan e-
government di LAPAN masih rendah, sebagian
Gambar 3. Tahapan Penelitian besar sub dimensi masih bernilai 1 yang artinya
LAPAN belum memiliki atau melaksanakan
unsur penilaian tersebut. Untuk kondisi yang
4. Pembahasan
diharapkan rata-rata bernilai 3, hal ini berarti
Pada saat melakukan penilaian penerapan tingkat implementasi e-government pada
e-government berdasarkan pedoman penilaian dimensi kebijakan ini sudah masuk dalam
PeGI, didapatkan bahwa untuk target kondisi NDWHJRUL ³EDLN´ seluruh sub dimensi sudah
yang diharapkan, yang layak untuk dijadikan terpenuhi dan telah terdokumentasi dengan baik,
target hanyalah level 4, karena statement untuk tahap selanjutnya adalah mengawal pelaksanaan
kondisi level 2 dan 3 banyak mengandung kegiatan agar sesuai dengan aturan dan
kalimat negatif. Menentukan target kondisi perencanaan serta melakukan evaluasi secara
langsung pada rata-rata level 4 merupakan hal periodik.
yang hampir tidak mungkin untuk dicapai. Untuk dimensi kelembagaan, nilai As
Untuk itu penulis mengajukan usulan revisi Is condition adalah 2 dan nilai To Be condition-
terhadap pedoman penilain PeGI dengan cara nya 3,2. Saat ini organisasi pengelola TIK yang
menghilangkan unsur kalimat negatif pada dimiliki LAPAN berada pada level eselon IV
pedoman penilaian PeGI untuk level 2 dan 3. yang bernama Sub Bagian Pemasyarakatan dan
Dokumen usulan revisi inilah yang akan Sarana Informasi Kedirgantaraan (PSIK). Posisi
dijadikan pedoman penilaian e-government pada pada eselon IV menyebabkan organisasi TI
Karya Akhir ini. Usulan ini disusun agar target tidak memiliki kewenangan yang luas serta
kondisi dapat ditentukan secara bertahap tidak anggaran yang tidak mandiri. Untuk sisi tugas
langsung pada level 4. Hal ini sesuai dengan dan fungsi serta ketersediaan SOP, saat ini
LAPAN sudah memiliki namun belum lengkap.
42 Journal of Information Systems, Volume 10, Issue 1, April 2014

SDM TIK di Sub Bag PSIK saat ini hanya 5 aplikasi. Untuk kondisi yang diharapkan bahwa
personel sehingga masih kurang memadai dan setiap sub dimensi sudah dimiliki dan dikelola
rencana pengembangan SDM TIK belum berdasarkan SOP serta adanya perawatan untuk
terdokumentasi dengan baik. Untuk kondisi setiap aplikasi yang dimiliki.
yang diharapkan LAPAN memiliki Organisasi Untuk dimensi perencanaan, nilai As Is
TIK yang jelas strukturnya dan merupakan unit condition adalah 1,8 dan nilai To Be condition-
tersendiri serta memiliki wewenang yang tinggi nya 3. Saat ini fungsi perencanaan TIK
minimal berada pada eselon II. Hal tersebut dilaksanakan oleh Sub Bagian PSIK namun
disesuaikan pula untuk penyusunan tugas dan belum dapat melibatkan seluruh stakeholder
fungsi, SOP, ketersediaan SDM dan rencana yang ada terutama unsur pimpinan. Sistem
pengembangan SDM-nya. perencanaan yang dilaksanakan masih bersifat
Untuk dimensi infrastruktur, nilai As Is ad hoc, dokumentasi Master Plan TIK belum
condition adalah 1.86 dan nilai To Be lengkap dan belum dilaksanakan, rencana
condition-nya 3. Saat ini sebagian besar unsur implementasi master plan TIK belum
penilaian (sub dimensi) pada dimensi terdokumentasi dengan baik, dan anggaran
infrastruktur sudah dimiliki dan dilaksanakan, untuk pembiayaan TIK saat ini masih kurang
namun belum dikelola dengan baik dan memenuhi kebutuhan secara keseluruhan.
konsisten. Adapun sub dimensi untuk Kondisi yang diharapkan, bahwa setiap sub
infrastruktur adalah data center, jaringan data, dimensi dalam dimensi perencanaan ini dapat
keamanan, fasilitas pendukung, disaster dimiliki, dikelola dan dilaksanakan dengan baik
recovery, pemeliharaan TIK dan inventaris dengan dokumentasi yang baik pula.
peralatan TIK. Untuk kondisi yang diharapkan Dari hasil Gap Analysis didapatkan
setiap sub dimensi sudah dimiliki, dilaksanakan, bahwa dimensi yang memiliki gap paling besar
dikelola serta dilakukan evaluasi secara adalah Kebijakan dengan nilai 1,75 (Tabel 3).
periodik. Hal ini menunjukan bahwa tingkat implementasi
e-government pada sisi kebijakan paling kurang
TABEL 3 dibanding dengan dimensi yang lainnya.
GAP ANALYSIS Dikarenakan seluruh dimensi penilaian masih
dibawah target maka strategi pengembangan
NO Dimensi As Is To Be Gap
disusun untuk seluruh dimensi penilaian.
1 Kebijakan 1.25 3 1,75 Strategi disusun sesuai dengan target kondisi
yang diharapkan dengan berdasarkan baseline
2 Kelembagaan 2 3.2 1,2 kondisi saat ini.

3 Infrastruktur 1.86 3 1,14 4.1 Strategi Pengembangan e-Government


a. Dimensi Kebijakan
4 Aplikasi 2.5 3,7 1,2 ƒ Membentuk Komite TIK instansi yang
terdiri dari para eselon I dan II
5 Perencanaan 1,8 3 1,2 dilingkungan LAPAN yang memiliki
kewenangan untuk :
Rata-rata 1.88 3.18 1,3 - Membangun manajemen / proses
kebijakan di bidang TIK yang
Untuk dimensi aplikasi, nilai As Is konsisten.
condition adalah 2,5 dan nilai To Be condition- - Menentukan Visi dan Misi instansi
nya 3,7. Saat ini dimensi aplikasi merupakan yang berkaitan dengan TIK sebagai
dimensi yang memiliki tingkat implementasi e- acuan dalam menentukan strategi
government paling tinggi. Sebagian besar unsur dalam pengembangan TIK.
penilaian (sub dimensi) sudah dimiliki dan ƒ Membentuk Tim Teknis dibawah
dilaksanakan, namun belum memiliki koordinasi Komite TIK instansi terdiri
dokumentasi yang baik. Adapun sub dimensi dari perwakilan pengelola TIK seluruh
yang dimaksud adalah situs web, aplikasi satker LAPAN. Tim ini memiliki tugas :
bidang pelayanan umum, aplikasi bidang - Menyusun strategi penerapan
administrasi dan manajemen umum, aplikasi kebijakan TIK yang mengacu pada
bidang administrasi legislasi, aplikasi di bidang visi dan misi instansi agar tercipta
manajemen pembangunan, aplikasi dibidang keselarasan.
manajemen keuangan, aplikasi di bidang - Menyusun pedoman kebijakan TIK.
manajemen kepegawaian, dokumentasi, - Menyusun peraturan penerapan
inventarisasi aplikasi TIK, dan interoperabilitas kebijakan TIK.
Fahmi Alusi, et al., Penyusunan Strategi E-Government 43

- Menyusun dokumen keputusan ƒ Melakukan penyusunan dokumentasi


instansi yang terkait penerapan program dan prosedur terhadap seluruh
kebijakan TIK. aplikasi yang dimiliki.
- Menyusun dokumen usulan skala ƒ Melakukan kegiatan inventarisasi
prioritas penerapan kebijakan TIK. aplikasi TIK secara periodik dan
- Melaksanakan kegiatan evaluasi TIK menyusun dokumen inventaris sesuai
secara terstruktur. dengan urutan aplikasi yang paling
kritikal.
b. Dimensi Kelembagaan ƒ Membangun aplikasi integration layer
ƒ Membentuk unit organisasi pengelola untuk dapat menjembatani aplikasi-
TIK yang mandiri dengan tugas dan aplikasi yang berasal dari kategori
fungsi yang jelas serta memiliki fungsional utama yang berbeda agar
kewenangan yang tinggi, minimal dapat melakukan interoperabilitas.
berada pada level eselon II.
ƒ Menyusun tugas dan fungsi organisasi e. Dimensi Perencanaan
TIK secara jelas dan lengkap sesuai ƒ Memberikan tugas pada unit pengelola
struktur organisasi yang sudah TIK Pusat untuk dapat
direkomendasikan. mnegkoordinasikan perencanaan TIK
ƒ Menyusun SOP TIK dengan jelas, dan dengan melibatkan seluruh stakeholder.
didokumentasikan dengan baik. ƒ Menyusun dokumen mekanisme
ƒ Menyusun dokumen perencanaan SDM perencanaan TIK dengan melibatkan
TIK LAPAN termasuk jabatan, uraian satker-satker.
tugas, dan kompetensinya. ƒ Menyusun dokumen Master Plan TIK
ƒ Menyusun dokumen rencana yang mengandung seluruh unsur
pengembangan SDM TIK LAPAN. dimensi PeGI.
ƒ Menyusun dokumen perencanaan rinci
c. Dimensi Aplikasi Master Plan TIK.
ƒ Melakukan pengembangan data center ƒ Menyusun perencanaan anggaran TIK
yang terintegrasi dengan baik dengan yang sesuai dengan kebutuhan
fasilitas dan aplikasi pendukung yang organisasi dan dituangkan dalam
memadai. RKAKL.
ƒ Melakukan pengembangan jaringan
TIK LAPAN dengan 5. Implikasi Penelitian
mempertimbangkan unsur kemudahan
akses user. 5.1. Aspek Manajerial
ƒ Menyusun dokumen mekanisme Dengan mengetahui tingkat implementasi
keamanan jaringan yang dievaluasi e-government berdasarkan kerangka kerja PeGI
secara periodik. untuk kondisi saat ini, kondisi yang diharapkan
ƒ Membangun fasilitas pendukung serta strategi pencapaian menuju kondisi yang
infrastruktur TIK yang memadai. diharapkan, dapat dijadikan masukkan bagi
ƒ Menyusun dokumen disaster recovery pihak manajemen sebagai acuan dalam
yang telah terdokumentasi dengan baik melakukan pengembangan e-government
dan sudah dilakukan testing. dilingkungan LAPAN. Hal ini juga dapat
ƒ Menyusun mekanisme dan jadwal dijadikan sebagai langkah persiapan dalam
perawatan TIK. mengikuti PeGI yang diselenggarakan oleh
ƒ Melakukan inventarisasi peralatan TIK Kemkominfo.
dengan dokumentasi yang baik.
5.2 . Aspek e-government
d. Dimensi Aplikasi Penelitian yang penulis lakukan
ƒ Melakukan pengembangan situs web memberikan saran terhadap perbaikan/revisi
yang mendukung fitur interaktif dengan dari Pedoman Penilaian Kerangka Kerja PeGI,
pengguna serta terintegrasi dengan agar dalam menentukan target kondisi
back office. implementasi e-government yang
ƒ Menyusun SOP dan jadwal diharapkan dapat dilakukan secara berjenjang,
pemeliharaan aplikasi untuk seluruh tidak langsung pada level 4. Usulan perbaikan
kategori aplikasi fungsional utama. dilakukan dengan cara menghilangkan kalimat
negatif pada setiap level stetement kondisi untuk
masing-masing sub dimensi.
44 Journal of Information Systems, Volume 10, Issue 1, April 2014

5.3 Aspek Penelitian Selanjutnya Referensi


Pada penelitian ini penulis memberikan
saran mengenai usulan revisi Pedoman [1] World Bank, e-government for All ±
Penilaian PeGI. Pedoman Penilaian PeGI yang Review of International Experience
penulis usulkan disesuaikan dengan kondisi with Enhancing Public.
organisasi LAPAN. Untuk menguji apakah [2] Presiden RI, (2003), Instruksi Presiden
usulan refisi Pedoman Penilaian PeGI tersebut No.6 Tahun 2001 tentang Telematika
bersifat general, disarankan untuk penelitian (Telekomunikasi, Media dan
selanjutnya untuk menguji usulan Pedoman Informatika), Jakarta.
Penilaian PeGI tersebut untuk instansi [3] Presiden RI, (2003), Instruksi Presiden
pemerintah lain terutama untuk Pemerintah No.3 Tahun 2003 tentang Kebijakan
Provinsi ataupun Pemerintah Kabupaten/Kota. dan Strategi Nasional Pengembangan
e-Government, Jakarta.
6. Kesimpulan [4] Kemenpan, (2011), Peraturan Menteri
Pemberdayaan Aparatur Negara dan
Dari hasil analisis strategi pengembangan Reformasi Birokrasi No.11 tahun 2011
e-government menggunakan kerangka kerja tentang Indikator Keberhasilan
PeGI studi kasus pada Lembaga Penerbangan Reformasi Birokrasi, Jakarta.
dan Antariksa Nasional didapatkan kesimpulan [5] Kemkominfo (2012), Pemeringkatan e-
sebagai berikut : government Indonesia [slide Materi
Dimensi Pemeringkatan dan Formulir
1. Hasil penilaian level implementasi Assesment]. Jakarta.
e-government LAPAN berdasarkan [6] Forman, Mark (2005), e-Government:
kerangka kerja PeGI saat ini adalah 1,88 Using IT to transform the effectiveness
\DQJ EHUDUWL PDVLK ³.XUDQJ´ 6edangkan and efficiency of government.
kondisi ideal yang diharapkan mencapai [7] Kemkominfo, (2011), Surat Edaran
level 3,18 \DQJ EHUDUWL ³%DLN´ Menteri Komunikasi dan Informatika
2. Dari hasil Gap Analysis didapatkan bahwa Nomor:07/SE/M.KOMINFO/10/2011
dimensi yang memiliki gap terbesar adalah tentang Pemeringkatan e-Government
Kebijakan dengan nilai 1,75. Hal ini Indonesia (PeGI). Jakarta.
menunjukan bahwa tingkat implementasi [8] Yusuf, Suwidhi (2008), Pemeringkatan
e-government pada sisi kebijakan paling E-government Indonesia : Tesis,
kurang dibanding dengan dimensi yang Fakultas Ilmu Komputer, MTI,
lainnya. Dikarenakan seluruh dimensi Universitas Indonesia.
penilaian masih dibawah target maka [9] Aryani, Pipin Farida (2009), Kajian
strategi pengembangan disusun untuk Kerangka Kerja Pemeringkatan
seluruh dimensi penilaian. Strategi disusun e-Government di Tingkat Kabupaten/
sesuai dengan target kondisi yang Kotamadya : Tesis, Fakultas Ilmu
diharapkan dengan berdasarkan baseline Komputer, MTI, Universitas Indonesia.
kondisi saat ini. [10] Priyatna, (2007), Pengembangan
3. Untuk mencapai kondisi level penerapan e- e-Government Pada Instalasi
Government yang diharapkan, memerlukan Lingkungan dan Cuaca Lembaga
adanya strategi yang tepat dan sesuai Penerbangan dan Antariksa Nasional
dengan lingkungan organisasi. Adapun dengan Mengadopsi Model e-Business
usulan strategi pengembangan e- : Studi Kasus Pengelolaan Data Satelit
Government LAPAN telah dijabarkan pada NOAA (The National Oceanic and
Bab Pembahasan. Atmospheric Administration), Tesis,
Fakultas Ilmu Komputer MTI,
Universitas Indonesia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai