Anda di halaman 1dari 8

NASKAH UPACARA BENDERA

PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KE-77 PGRI


DAN HARI GURU NASIONAL
SD NEGERI 09 PARIT I/II KECAMATAN SUNGAI APIT

TAHUN 2022
SUSUNAN UPACARA BENDERA
PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KE-73 PGRI
DAN HARI GURU NASIONAL TAHUN 2022
SD NEGERI 09 PARIT I/II KECAMATAN SUNGAI APIT

I. HARI, TANGGAL, JAM, TEMPAT :


a. Hari : Jum’at
b. Tanggal : 25 Nopember 2022
c. Pukul : 07.30 WIB.
d. Tempat : Halaman SD Negeri 09 Parit I/II

II. PEJABAT/PETUGAS UPACARA :


a. Pembina Upacara : YUSMANIAR, S.Pd (Kepala Sekolah)
b. Pemimpin Upacara : ARI WAHYU PRATAMA, S.Pd
c. Pembawa Acara : SUSILAWATY, S.Pd.SD
d. Pengibaran Bendera : 1. SURYANI
2. IRA RUBIYANTI
3. HERAWATI, S.Pd.I
e. Pembacaan Teks Pancasila : HERAWATI
f. Pembacaan Teks UUD 45 : ZURIATI,S.Pd.SD
g. Singkat Lahirnya PGRI : KHAIRUDDIN, S.Pd
h. Pembaca Do’a : FAHRUL MUKHTAR, S.Pd.I
i. Pem. Lagu/Dirigen : IRA RUBIYANTI
j. Operator : 1. DEDI RAMDHANI
2. RUSTAM EFFENDI
k. Ajudan : DESMAWATI, S.Pd

ESERTA UPACARA DAN UNDANGAN :


1. Peserta Upacara terdiri dari :
a. Siswa-siswa SD Negeri 09 Parit I/II
b. Guru dan Staf SD Negeri 09 Parit I/II
c. Pakaian : PGRI

URUTAN TATA UPACARA :


1. PENDAHULUAN :
1. Para peserta Upacara dan Pembina telah siap di tempat upacara.
2. Pemimpin upacara memasuki tempat Upacara langsung mengambil alih
pasukan.
3. Pembina Upacara tiba di tempat Upacara, menuju mimbar 1/ undangan
2. ACARA POKOK :

Susunan acara upacara bendera peringatan Hari Guru Nasional


Tahun 2022 adalah sebagai berikut.
- Pemimpin upacara memasuki lapangan upacara;
- Pembina upacara tiba di tempat upacara;
- Penghormatan kepada pembina upacara;
- Laporan pemimpin upacara;
- Pengibaran bendera Merah Putih diiringi lagu kebangsaan
Indonesia Raya oleh korsik/paduan suara;
- Mengheningkan cipta dipimpin oleh pembina upacara;
- Pembacaan teks Pancasila diikuti oleh seluruh peserta upacara;
- Pembacaan naskah Pembukaan UUD Negara Republik
Indonesia tahun 1945;

- Menyanyikan lagu Hymne Guru;


- Amanat pembina upacara;
- Menyanyikan lagu Terima Kasih Guruku;
- Pembacaan do’a*);
- Laporan pemimpin upacara;
- Penghormatan kepada pembina upacara;
- Pembina upacara meninggalkan mimbar upacara;
- Upacara selesai, barisan dibubarkan.

3. UPACARA SELESAI :
1. Kepala Sekolah selaku Pembina Upacara dan rombongan berkenan
meninggalkan tempat Upacara

2. Pasukan dapat dibubarkan.

Pengatur Upacara
SUSUNAN ACARA UPACARA BENDERA
PERINGATAN HARI GURU NASIONAL TAHUN 2023

DIMULAI :

1. Pemimpin upacara memasuki lapangan upacara;


2. Pembina upacara tiba di tempat upacara;
3. Penghormatan kepada pembina upacara;
4. Laporan pemimpin upacara;
5. Pengibaran bendera Merah Putih diiringi lagu kebangsaan Indonesia
Raya oleh;
6. Mengheningkan cipta dipimpin oleh pembina upacara;
7. Pembacaan teks Pancasila diikuti oleh seluruh peserta upacara;
8. Pembacaan naskah Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia
tahun 1945;
9. Menyanyikan lagu Hymne Guru;
10. Amanat pembina upacara (Pidato Menteri Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi);
11. Menyanyikan lagu Terima Kasih Guruku;
12. Pembacaan do’a*);
13. Laporan pemimpin upacara;
14. Penghormatan kepada pembina upacara;
15. Pembina upacara meninggalkan mimbar upacara;
16. Upacara selesai, barisan dibubarkan.

------ ooo ------


DO’A UPACARA BENDERA HARI
GURU NASIONAL TAHUN 2022

Yaa Allah, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang


Segala puji serta syukur kami panjatkan kehadirat-Mu, atas segala kenikmatan yang
telah Engkau berikan. Ya Allah, ya Rahman ya Rahim, pada saat berbahagia nan
khidmat ini kami berhimpun dalam mengikuti Upacara Bendera memperingati Hari
Guru Nasional Tahun 2022 seraya berdoa dan berserah diri kepada-Mu yaa Rabb.

Ya Allah Ya Aziiz ya Adhim (Dzat yang Maha Perkasa lagi Maha Agung)
Jadikanlah Hari Guru Nasional Tahun ini sebagai momentum untuk melakukan
refleksi diri agar terus meningkatkan kompetensi serta kualitas pembelajaran semata-
mata demi mendidik putra putri kami menjadi Pelajar Pancasila yang unggul, maju,
berbudi pekerti luhur, dan berdaya saing.

Ya Allah ya Jabbar Dzat yang Maha Kuasa,


Berikanlah kepada para guru-guru kami petunjuk-Mu yang nyata, ketajaman mata
hati, kesabaran yang membaja, kerendahan hati, keikhlasan, dan rasa syukur yang
tinggi dalam berkarya untuk mencerdaskan anak-anak bangsa. Kokohkan
kesungguhan kami, bersihkan hati kami agar kami mampu mencari solusi dari setiap
persoalan dan tantangan, serta bersikap bijak atas kekurangan.

Ya Allah, ya Rahman ya Rahim


Muliakan guru-guru kami. Kami sangat mendambakan guru-guru kami menjadi
pendidik- pendidik sejati yang dapat melahirkan ribuan orang-orang hebat. Sosok
teladan yang selalu mendidik dengan penuh kelembutan dan kasih sayang, menebar
semangat dan inspirasi bagi sekitarnya, sehingga terlahir orang-orang hebat untuk
mewujudkan peradaban Indonesia yang unggul dan mulia.
SEJARAH SINGKAT
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA (PGRI)*
Semangat kebangsaan Indonesia telah lama tumbuh di kalangan guru-guru
bangsa Indonesia. Organisasi perjuangan guru-guru pribumi pada zaman
Belanda berdiri pada tahun 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda
(PGHB).
Organisasi ini bersifat unitaristik yang anggotanya terdiri dari para Guru Bantu,
Guru Desa, Kepala Sekolah, dan Penilik Sekolah. Dengan latar pendidikan yang
berbeda-beda mereka umumnya bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat
Angka Dua.
Tidak mudah bagi PGHB memperjuangkan nasib para anggotanya yang
memiliki pangkat, status sosial dan latar belakang pendidikan yang berbeda.
Sejalan dengan keadaan itu maka di samping PGHB berkembang pula
organisasi guru baru antara lain Persatuan Guru Bantu (PGB), Perserikatan
Guru Desa (PGD), Persatuan Guru Ambachtsschool (PGAS), Perserikatan
Normaalschool (PNS), Hogere Kweekschool Bond (HKSB), disamping organisasi
guru yang bercorak keagamaan, kebangsaan atau lainnya seperti Christelijke
Onderwijs Vereneging (COV), Katolieke Onderwijsbond (KOB), Vereneging Van
Muloleerkrachten (VVM), dan Nederlands Indische Onderwijs Genootschap
(NIOG) yang beranggotakan semua guru tanpa membedakan golongan agama.

Kedasaran kebangsaan dan semangat perjuangan yang sejak lama tumbuh


mendorong para guru pribumi memperjuangkan persamaan hak dan posisi
dengan pihak Belanda. Hasilnya antara lain adalah Kepala HIS yang dulu
selalu dijabat oleh orang Belanda, satu per satu pindah ke tangan orang
Indonesia. Semangat perjuangan ini makin berkobar dan memuncak pada
kesadaran dan cita-cita kemerdekaan. Perjuangan guru tidak lagi perjuangan
perbaikan nasib, tidak lagi perjuangan kesamaan hak dan posisi dengan
Belanda, tetapi telah memuncak menjadi perjuangan nasional dengan teriak
“merdeka”.

Pada tahun 1932 nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) diubah menjadi
Persatuan Guru Indonesia (PGI). Perubahan nama ini mengejutkan pemerintah
Belanda, karena kata “Indonesia” yang mencerminkan semangat kebangsaan
sangat tidak disenangi oleh Belanda. Sebaliknya kata “Indonesia” ini sangat
didambakan oleh guru dan bangsa Indonesia.
Pada zaman pendudukan Jepang segala organisasi dilarang, sekolah ditutup,
Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas.
Semangat proklamasi 17 Agustus 1945 menjiwai penyelenggaraan Kongres
Guru Indonesia pada tanggal 24-25 November 1945 di Surakarta. Melalui
kongres ini segala organisasi dan kelompok guru yang didasarkan atas
perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama
dan suku, sepakat dihapuskan. Mereka adalah --guru-guru yang aktif
mengajar, pensiunan guru yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan
Republik Indonesia yang baru dibentuk. Mereka bersatu untuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Di dalam kongres inilah, pada tanggal 25
November 1945 --seratus hari setelah proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia-- Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan.

Dengan semangat pekik “merdeka” yang bertalu-talu, di tengah bau mesiu


pemboman oleh tentara Inggris atas studio RRI Surakarta, mereka serentak
bersatu untuk mengisi kemerdekaan dengan tiga tujuan :

1. Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia.


2. Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-
dasar kerakyatan.
3. Membela hak dan nasib buruh umumnya, guru pada khususnya.

Sejak Kongres Guru Indonesia itu, semua guru Indonesia menyatakan dirinya
bersatu di dalam wadah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Jiwa pengabdian, tekad perjuangan dan semangat persatuan dan kesatuan
PGRI yang dimiliki secara historis terus dipupuk dalam mempertahankan dan
mengisi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam rona dan
dinamika politik yang sangat dinamis, Persatuan Guru Republik Indonesia
(PGRI) tetap setia dalam pengabdiannya sebagai organisasi perjuangan,
organisasi profesi, dan organisasi ketenagakerjaan, yang bersifat unitaristik,
independen dan nonpartai politik.
Untuk itulah , sebagai penghormatan kepada guru, pemerintah Republik
Indonesia dengan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994, menetapkan
hari lahir PGRI tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional, dan
diperingati setiap tahun.
Semoga PGRI, guru dan bangsa Indonesia tetap jaya dalam wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

Jakarta, 25 November 2022

Pengurus
Besar Persatuan Guru
Republik Indonesia

(PB PGRI)

Anda mungkin juga menyukai