Anda di halaman 1dari 21
IBRAHIM, AYAH PARA NABI Menurut para ahli sejarah, Nabi Ibrahim lahir di Babilonia. Ayahnya, Azar, mempunyai tiga orang anak laki-laki. Adik bungsu Nabi Ibrahim adalah orang tua Nabi Luth. Berarti Nabi Luth adalah keponakan Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim sendiri disebut sebagai ayah para Nabi. Bila ditelusuri, Nabi Ibrahim adalah kakek tertua Nabi Muhammad SAW. Waktu Ibrahim kecil lahir, penduduk Babilonia dikenal sebagai penyembah berhala. Bahkan Azar, ayah Ibrahim juga termasuk penyembah dan pembuat berhala. Sejak kecil Ibrahim disuruh ayahnya menjual patung ke luar masuk kampung. Karena karunia kecerdasan dan mata hati yang tajam dari Allah, Ibrahim kecil tahu bahwa menyembah patung adalah per- buatan yang salah. la sendiri merasakan bahwa Tuhan yang sebenarnya bukanlah patung-patung itu. la melihat sendiri bagai- mana ayahnya memahat batu-batu yang tak berbentuk menjadi patung-patung. Bentuk patung pun tergantung pada kemauan ayahnya. Selain itu, setiap pematung boleh membuat berhala sembahan mereka sendiri. Itu sebabnya tuhan penduduk Babilonia banyak sekali. Melihat kenyataan yang aneh itu, timbul gagasan dalam diri Ibrahim. Walaupun masih anak-anak, ia ingin mengingatkan orang-orang dewasa di sekitarnya bahwa patung itu hanyalah batu. la menjajakan patung-patung buatan ayahnya dengan gaya bercanda, “Patung, patung! Ayo, siapa mau beli patung tak ber- guna inil” Orang-orang kampung jengkel dan tersinggung melihat cara Ibrahim berjualan. Walaupun begitu mereka tak menghukum- 55 Dipindai dengan CamScanner Dipindai dengan CamScanner nya_karena Ibrahim masih dianggap terlalu kecil. Mereka menganggap Ibrahim sedang bergurau. Padahal gurauan seorang calon Nabi tidak sama dengan gurauan orang biasa yang tanpa manfaat. Gurauan Ibrahim justru menegakkan kebenaran! ALAM CIPTAAN ALLAH SWT Karena kepekaannya yang tinggi, Ibrahim amat menyukai pe- mandangan alam di sekitarnya. Pepohonan dan sawah ladang yang menghijau, gunung-gemunung yang menjulang, air sungai yang bening dan berjenis-jenis binatang diamatinya dengan cermat. “Siapa yang membuat? Semua begitu indah dan menyenangkan dipandang,” begitu Ibrahim kecil bertanya-tanya dalam hatinya. Di pagi hari, matahari bersinar cerah di angkasa biru yang luas. Awan berserak di langit, ada yang bergumpal-gumpal seperti kapas, ada yang mirip binatang, ada yang seperti ombak-ombak di laut; semua sangat menawan. Ibrahim kecil begitu terpesona. “Siapa yang menciptakan semua ini?” ia bertanya-tanya lagi. Waktu matahari tergelincir di ufuk Barat, langit di sekitarnya tampak memerah. Semakin rendah, bentuknya semakin bulat dan besar berwarna merah menyala. Perlahan-lahan, matahari seperti hilang di balik awan. Peristiwa ini sangat menawan hati Ibrahim. “Siapa yang menjadikan ini semua?” lagi-lagi ia bertanya. Menjelang malam, langit mulai gelap. Bulan muncul perlahan- lahan. Warnanya putih dan lama-lama menjadi kuning. Sinarnya amat lembut, berbeda dengan sinar matahari yang kuat. Bintang- bintang bertaburan di langit gelap nan luas. Dari bumi yang jauh, bintang itu tampak berkelap-kelip seperti lampu-lampu kecil yang indah. “Cantik sekali. Siapakah yang menciptakan ini semua?” Ibrahim kecil terus bertanya. Waktu Ibrahim makin besar, Allah menurunkan keyakinan dalam kalbunya bahwa alam semesta dan seisinya adalah ciptaan Allah. Allah adalah Tuhan yang sesungguhnya; bukan seperti 57 Dipindai dengan CamScanner tuhan-tuhan penduduk Babilonia. Allah adalah Tuhan yang harus disembah. Semua yang ada di langit dan bumi adalah milik-Nya. Ibrahim bersyukur karena ia tidak mengikuti kebodohan pen- duduk Babilonia yang lain. Karena itulah Ibrahim selalu berdoa, “Ya Allah, tunjukilah jalan kepadaku. Kalau Engkau tak memberi petunjuk kepadaku, tentu aku menjadi orang yang sesat.” MENJADI UTUSAN ALLAH Ibrahim telah menjadi Nabi. Waktu itu umurnya sudah tidak muda lagi. Setiap hari beliau sibuk beribadah. Nabi Ibrahim ingin mendekatkan diri kepada Allah. Dengan begitu, berbagai perintah dan petunjuk Allah datang kepadanya. Tugas Nabi yang paling utama adalah menyadarkan kaumnya agar tidak menyembah berhala. Penduduk Babilonia perlu diberi tahu bahwa Tuhan yang boleh disembah hanya Allah. Tentu saja ini bukan pekerjaan mudah. Kaum Nabi Ibrahim sudah puluhan, bahkan ratusan tahun menyembah berhala. Me- reka tak pernah menyadari kebodohannya. Untuk menghadapi mereka, Nabi Ibrahim perlu bekal jiwa raga yang kuat dan keyakinan yang mantap. Nabi Ibrahim ingin memperoleh kekuatan dari Allah. Beliau ingin melihat kekuasaan Allah agar imannya bertambah teguh. Maka berdoalah Nabi Ibrahim, “Ya Allah! Tunjukkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan kembali makhluk ciptaan-Mu yang sudah mati.” “Tidakkah engkau beriman dan percaya kepada kekuasaan- Ku?” firman Allah. “Hamba telah beriman dan percaya kepada-Mu. Hamba juga percaya kepada kekuasaan-Mu sesuai dengan wahyu yang hamba terima dari-Mu. Hamba ingin melihatnya agar keyakinan hamba terhadap kekuasaan-Mu makin kuat,” sabda Nabi Ibrahim. Allah selalu mendengar doa hamba-Nya yang beriman, apalagi 58 Dipindai dengan CamScanner doa para Nabi dan pejuang-pejuang Islam. Akhirnya Allah me- ngabulkan doa Nabi Ibrahim. Allah memerintahkan Nabi Ibrahim menangkap empat ekor burung hidup lalu mencincangnya. Daging yang telah dicincang itu dicampur jadi satu dan dibagi lagi menjadi empat bagian. Masing-masing bagian diletakkan di puncak bukit yang letaknya berjauhan. Kemudian Allah memerintahkan Nabi Ibrahim me- manggil ke empat burung mati tadi. Nabi Ibrahim bingung, tapi perintah Allah itu dilaksanakannya juga. Dan Subhanallah! Dari ke empat puncak bukit itu terbanglah empat ekor burung. Binatang yang tadi sudah dibunuh dan dipotong-potong itu hidup lagi dengan utuh. Tak ada bekas luka potong sedikit pun. Nabi Ibrahim takjub melihat kekuasaan Allah yang luar biasa itu. Beliau langsung tersungkur, bersujud dan mengucap syukur yang tiada terkira karena karunia yang diterimanya. Setelah itu makin mantaplah keyakinan Nabi Ibrahim. Semangat beliau terpacu dalam melaksanakan tugas-tugas yang diperin- tahkan Allah kepadanya. Dan tugas paling penting adalah menga- jarkan kaumnya agar mengenal Allah dan menyuruh penduduk Babilonia meninggalkan kemusyrikan. ‘DAKWAH KEPADA A Azar, ayah Nabi Ibrahim adalah pembuat patung yang terkenal. Pekerjaannya sehari-hari adalah membuat patung-patung yang kemudian disembah oleh penduduk di sekitar tempat tinggalnya. Dan Ibrahim kecil yang harus menjual patung-patung itu heran melihat perilaku penduduk yang membeli dan menyimpan patung itu di rumah untuk disembah-sembah sebagai tuhan. Waktu sudah diangkat menjadi utusan Allah, Nabi Ibrahim merasa wajib mengingatkan ayahnya. Setelah ayahnya sadar, barulah beliau berdakwah kepada penduduk Babilonia lainnya. Suatu hari Nabi Ibrahim mengajak ayahnya berdiskusi. “Ayah,” 59 Dipindai dengan CamScanner sabda Nabi Ibrahim memulai. “Mengapa Ayah menyembah patung- patung yang Ayah buat sendiri? Bukankah patung-patung itu tak bisa mendengar, tak bisa melihat, dan tak bisa melakukan apa- apa?” “Ibrahim, berani betul engkau bicara seperti itu!” kata Ayah Na‘ Ibrahim dengan marah. “Engkau menghina tuhan-tuhan kami!” katanya lagi. “Ayah, pemujaan Ayah dan kaum Babilonia kepada berhala itu salah, Setanlah yang menuntun Ayah dan membuat Ayah merasa benar dengan apa yang Ayah lakukan,” sabda Nabi Ibrahim dengan tegas tapi sopan. Betapa marah Azar, Ayah Nabi Ibrahim. la tak habis pikir ke- napa anaknya yang dibesarkan di tengah keluarga pembuat berhala bisa punya pikiran seperti itu. Azar tak sadar bahwa sejak kecil sikap Ibrahim selalu lurus karena Allah telah menurunkan rahmat-Nya dan menjaga agar Ibrahim tak bisa dipengaruhi setan. “Kalau Ayah mengikuti bisikan setan, berarti Ayah menyem- bahnya. Sesungguhnya setan itu durhaka kepada Allah Yang Maha Pemurah. Saya khawatir Ayah akan diazab Allah ..,” sabda Nabi Ibrahim mengajak Ayahnya untuk tetap mengingat Allah. Kali ini Azar kehilangan akal. “Hai, Ibrahim ... kalau engkau tak berhenti bicara, pasti akan kurajam. Sekarang tinggalkan aku!” teriaknya dengan kemarahan meluap-luap. Nabi Ibrahim amat sedih melihat sikap Ayahnya. Beliau memi- kirkan kehidupan Ayahnya di akhirat kelak. Hukuman dan siksaan yang berat telah menunggu orang-orang yang sesat walaupun orang itu termasuk keluarga Nabi. Tapi sebelum meninggalkan Ayahnya, Nabi Ibrahim berdoa, memohon ampunan Allah bagi orang tuanya. “Ya Allah, ampunilah Ayahku karena ia termasuk golongan orang-orang yang sesat.” Sayang sekali Azar tidak mempedulikan usaha suci anaknya. la bahkan semakin ingkar. Sambil mengutuk dan menyumpah 60 Dipindai dengan CamScanner Nabi Ibrahim, Azar makin rajin mengunjungi berhala-berhalanya. Selain itu ia juga memperingatkan penduduk Babilonia yang lain agar berhati-hati dengan dakwah anaknya, Ibrahim. Waktu ayahnya terang-terangan menolak dakwahnya, Nabi Ibrahim tak berputus asa. Hatinya memang amat sedih, tapi beliau masih berharap kaum Babilonia mau mendengar dakwahnya. Nabi Ibrahim tak ingin menyaksikan kaumnya diazab Allah seperti yang terjadi pada kaum-kaum terdahulu, yaitu kaum-kaum yang melakukan perbuatan musyrik. Akhirnya, dengan cara yang sopan dan penuh kasih sayang, Nabi Ibrahim mengingatkan kaumnya. “Wahai kaumku, apa yang kalian sembah itu?” tanya Nabi. “Kami menyembah tuhan-tuhan kami, patung-patung ini,” jawab mereka. = ow Ra “Apakah patung-patung itu bisa melihat kalian?” tanya Nabi lagi. “Ti ... tidak,” kata sebagian dari mereka. “Apakah patung-patung itu bisa mendengar pembicaraan ka- lian?” tanya Nabi Ibrahim. “Tidak juga,” kata yang lain. Setelah terjadi tanya-jawab pendek itu, kaum Nabi Ibrahim mulai berbisik-bisik. Salah seorang pejabat penting kemudian menjawab dengan tegas. “Ketahuilah, hai Ibrahim. Kami ini hanya mengikuti kebiasaan yang dilakukan nenek moyang kami. Karena itu janganlah engkau mengganggu ibadah kami.” “Wahai kaumku, kalian mengikuti tradisi yang salah. Menyem- bah patung adalah perbuatan musyrik. Walau merupakan warisan tradisi nenek moyang, tapi karena itu perbuatan sesat, maka harus ditinggalkan,” sabda Nabi Ibrahim menjelaskan. Mendengar sabda Nabi, kaum Babilonia bukannya berterima kasih. Mereka justru tersinggung sekali. Ibrahim, anak pembuat patung terkenal telah berani melecehkan tradisi nenek moyang. 61 Dipindai dengan CamScanner “Hai, Ibrahim. Engkau anak kemarin sore yang tidak tahu apa- apa. Berani betul engkau menghina tradisi yang sudah berabad- abad umurnya,” kata mereka marah. Nabi Ibrahim menjelaskan bahwa dirinya adalah utusan Allah yang ditugaskan untuk menyadarkan penduduk Babilonia dari ajaran sesat pemujaan berhala.”"Hanya Allah yang patut di- sembah. Allah adalah Tuhan kalian yang sesungguhnya,” sabda Nabi Ibrahim berulang-ulang. Tapi begitulah bila hati manusia tertutup. Kaum Babilonia tetap berbuat ingkar. Mereka menganggap Nabi Ibrahim orang aneh yang tak bisa dipercaya. Setiap Nabi mulai berdakwah, mereka akan cepat-cepat menyingkir. |MENGHANCURKAN BERHALA-BERI Allah mengaruniai setiap Nabi dengan hati yang tegar dan pantang menyerah. Begitu pula dengan Nabi Ibrahim. Beliau terus berusaha agar kaumnya mau memperhatikan dakwahnya. Nabi amat khawatir kalau kaumnya dimurkai Allah dan mendapat azab yang pedih di akhirat kelak. Pada suatu hari Nabi Ibrahim memperoleh ide. “Kutunggu saat yang tepat,” sabda Nabi yakin. Saat yang di nanti-nantikan itu pun tiba, yaitu hari raya kaum Babilonia. Kaum Babilonia biasa merayakannya dengan membuat pesta besar. Mereka memasak makanan-makanan yang serba enak. Hidangan-hidangan itu disajikan kepada tuhan-tuhan mereka, yaitu patung-patung berhala. Setelah itu mereka pergi ke luar kota untuk bersuka ria bersama teman dan keluarga. Di saat-saat seperti itu kota jadi sepi. Tak ada seorang pun yang mau ketinggalan berpesta dan piknik ke luar kota. Waktu semua penduduk pergi, Nabi Ibrahim berdiam sendirian di rumah. “Inilah saatnya ... inilah saatnya,” sabda Nabi pasti. 62 Dipindai dengan CamScanner Dipindai dengan CamScanner Kemudian Nabi Ibrahim berjalan kaki menuju tempat ibadah kaum Babilonia sambil membawa sebuah kapak besar. Tempat itu penuh patung berhala dan semuanya diberi sesaji berupa ma- kanan-makanan yang lezat. Tak sedikit pun makanan yang tersaji itu berkurang. Semua utuh, tak tersentuh. Nabi segera mengayunkan kapaknya. “Brakk ... dass ... braakk ... daas ...”, patung-patung itu berderak hancur terkena kapak. Hanya satu yang tersisa yaitu yang paling besar ukurannya. Dengan tenang Nabi mengalungkan kapaknya di leher berhala yang terbesar itu. Setelah itu beliau pergi untuk menunggu reaksi kaum Babilonia yang sebentar lagi kembali dari pesta hari raya. Benar. Penduduk Babilonia gempar! Mereka terkejut sekali melihat patung-patung sembahan mereka hancur berantakan. Tempat ibadah itu porak-poranda. “Siapa yang menghancurkannya?” mereka bertanya-tanya ke- bingungan. “Terkutuklah ia, celakah ia,” kata mereka dengan kemarahan yang mulai meluap. Mendadak salah seorang di antara mereka berteriak, “Aku tahu ... aku tahu siapa yang melakukannya! Ibrahim! Selama ini Ibrahim-lah yang selalu menghina tuhan-tuhan kita.” “Ya, betul sekali! Pasti Ibrahim,” teriak yang lain. “Ayo tangkap dia!” teriak pemimpin mereka. “Ayo ... ayooo ...,” sambut yang lain gegap gempita. Mereka berbondong-bondong menuju rumah Nabi Ibrahim. Sepanjang jalan mereka memaki-maki beliau dengan kata-kata kasar. “Hai Ibrahim, ke luarlah !” teriak orang-orang itu begitu sampai di depan rumah Nabi Ibrahim. Sesaat kemudian Nabi Ibrahim muncul dengan tenang. Tak sedikit pun terlihat rasa gentar pada dirinya menghadapi kaumnya yang mengamuk berteriak-teriak. Akhirnya orang-orang itu menggi- 64 Dipindai dengan CamScanner ring Nabi Ibrahim ke tempat ibadah mereka. Tepat di depan patung-patung yang berserakan, Nabi ditanyai seorang pejabat negeri Babilonia.”Hai Ibrahim, engkaukah yang menghancurkan tuhan-tuhan kami?” tanya sang pejabat marah. Dengan tenang Nabi Ibrahim menjawab. “Berhala yang pa- ling besar itu yang melakukannya,” sabdanya sambil menunjuk berhala yang berkalung kapak dilehernya. “Tanyakan saja kepada berhala itu...” Mendengar sabda Nabi Ibrahim, orang-orang terdiam. Mereka tidak tahu harus menjawab apa. Pembesar itu berkata lagi, “Engkau tahu kalau berhala-berhala itu tidak bisa bicara, bukan?” “Berhala-berhala itu tak bisa bicara, mendengar dan melihat. Mana mungkin kami bertanya kepadanya?” teriak yang lain. Nabi Ibrahim merasa mendapat peluang untuk menunjukkan kebodohan mereka dengan menyembah berhala-berhala itu. “Lalu kenapa kalian menyembah benda yang tidak memberi manfaat?” sabda Nabi mengajak kaumnya berpikir. Nabi Ibrahim juga mengingatkan tentang kewajiban manusia untuk hanya menyembah Allah. Namun setan telah merasuki jiwa orang-orang Babilonia dan terus membisikkan bahwa Ibrahim telah menghina tuhan-tuhan mereka. Akhirnya orang-orang Babilonia itu membuat rencana keji. Sebagai balasan karena berhala-berhala mereka dihancurkan, Nabi Ibrahim akan dibakar. ‘RAJA NAMRUD “Negeri Babilor oleh seorang raja yang kejam. Sebelum Nabi Ibrahim lahir, konon raja ini pernah bermimpi ten- tang seorang anak kecil yang melompat ke kepalanya. Akibatnya mahkota raja hancur. Sekarang raja Namrud telah menduga-duga arti mimpinya 65 Dipindai dengan CamScanner dulu. Rupanya anak kecil dalam mimpinya adalah Nabi Ibrahim. “Orang itu mengacau negeri, kerajaan dan kekuasaanku,” kata Namrud marah. “Ibrahim telah menghancurkan tuhan-tuhan penduduk Babilo- nia. Sebentar lagi ia pasti akan menghancurkan kerajaanku,” kata Raja Namrud. Raja Namrud memerintahkan para pejabatnya menyusun rencana jahat untuk membakar Nabi Ibrahim. la sendiri yang memerintahkan rakyat Babilonia mengumpulkan kayu bakar. “Kumpulkan kayu-kayu itu di lapangan! Susun setinggi mungkin. Biar semua orang menyaksikan kematian Ibrahim dalam keadaan hina,” perintah Raja Namrud lantang. la sengaja melaksanakan acara itu di depan orang banyak agar tak ada lagi orang yang berani menentangnya. Tak lama kemudian terkumpul kayu bakar yang amat banyak. Setelah disusun, kayu itu membentuk bukit yang menjulang tinggi. Nabi Ibrahim digiring ke tempat pembakaran dengan badan terikat erat. Tapi Nabi pasrah kepada Allah. Karena semua yang dijalan- kannya adalah perintah Allah. Orang-orang suruhan Raja Namrud memegangi tubuh Nabi Ibrahim. Api mulai dinyalakan. Api dengan cepat berkobar menjilat- jilat udara. Rakyat Babilonia yang mengelilingi tempat itu merasa sangat ngeri. Tapi mereka pun ingin cepat-cepat melihat Nabi Ibrahim dihukum. “Ayoo ... lemparkan pengacau itu ke apiiil” teriak Raja Namrud kasar. Orang-orang suruhannya segera melaksanakan titah sang raja. “é a Tubuh Nabi Ibrahim langsung dilemparkan ke dalam kobaran api yang menyala-nyala. Pemandangan sangat mencekam. Raja Namrud puas. Si pengacau kerajaan sudah dilalap api menjadi abu. Rakyat Babilonia bersuka ria. Sementara itu di tengah kobaran api, Nabi Ibrahim merasakan 66 Dipindai dengan CamScanner Dipindai dengan CamScanner suatu mukjizat Allah yang luar biasa. Api menjilat-jilat tubuhnya dengan lembut. Tak ada rasa panas sedikit pun. Rupanya Allah telah membuat api yang berkobar-kobar itu terasa dingin. Tak lama kemudian, kobaran api mulai padam. Gundukan kayu telah menjadi abu. Waktu orang-orang sudah siap mening- galkan tempat itu, tiba-tiba Nabi Ibrahim muncul dari gundukan abu dalam keadaan segar bugar. Rakyat Babilonia sangat kaget. Mulut mereka ternganga tanpa bisa berkata-kata. Mereka mengakui kehebatan Nabi Ibrahim dan Tuhannya, Allah. Akhirnya beberapa penduduk Babilonia mulai menyatakan keimanannya kepada Nabi Ibrahim, bahkan anak raja Namrud pun menjadi orang beriman. Betapa besar rasa syukur Nabi kepada Allah. Beliau telah diselamatkan dari kobaran api yang dahsyat. Setelah itu, sejumlah penduduk Babilonia telah pula menyatakan keimanannya. “Ya, Allah. Betapa besar karuniaMu,” tak henti-hentinya Nabi mengucap syukur kepada Allah. Sementara itu raja Namrud amat murka. Anak kandungnya sendiri mengikuti ajaran Nabi Ibrahim. Raja Namrud benar-benar menuduh Nabi Ibrahim telah menghancurkan harga diri dan keraja- annya. Akhirnya Nabi Ibrahim dipanggil menghadap ke istana. Sambil berteriak-teriak marah, raja Namrud menunjuk-nunjuk Nabi. “Engkau benar-benar sesat! Engkau membuat orang-orang Babilonia dan anak kandungku menjadi pengikutmu. Engkau mem- buat mereka menyembah Tuhanmu. Padahal akulah tuhan yang sebenarnya!” Dengan tenang Nabi Ibrahim menjawab kemarahan Namrud. “Engkau bukan tuhan. Allah adalah Tuhan yang sebenarnya. Dia yang wajib disembah. Dialah yang berkuasa atas kehidupan dan kematian. Sampai sekarang saya masih hidup karena ke- kuasaan Allah,” kata beliau. 68 Dipindai dengan CamScanner “Engkau memang bodoh! Engkau sangka hanya Tuhanmu yang bisa memberi kehidupan dan kematian? Aku juga bisa mela- kukannyal” teriak Namrud garang. “Hai, menteri! Bawa dua orang hamba kemaril” perintah raja Namrud kepada pejabat istana. Pejabat istana segera membawa dua orang hamba ke depan raja. Tiba-tiba raja Namrud mencabut pedangnya dan memenggal kepala salah seorang hamba itu. Kemudian ia berkata dengan sombong. “Engkau lihat Ibrahim! Aku bisa mematikan orang ini dan menghidupkan yang lain.” Nabi Ibrahim ngeri melihat kekejaman Namrud. Tapi beliau tak ingin berdebat soal hidup dan mati dengan raja yang keras kepala itu. “Tuhanku menjalankan matahari dari timur ke barat. Kalau engkau memang berkuasa, jalankanlah matahari itu dari barat ke timur,” sabda Nabi Ibrahim lagi. Kali ini raja Namrud tak bisa menjawab. la menahan rasa geram yang amat sangat. “Orang ini benar-benar anak yang ku- impikan dulu,” katanya marah. la memutar otak mencari jalan untuk mengalahkan Nabi Ibrahim. Akhirnya ia berteriak lagi, “Hai, Ibrahim. Aku mau menantan, Tuhanmu! Buktkan Dia bisa berperang melawanku!” 4 Nabi Ibrahim amat terkejut mendengar permintaan raja Namrud. Beliau takut azab Allah akan segera turun di Babilonia. Raja Namrud segera menyiapkan bala tentaranya. “Suruh Tuhanmu dan tentaranya melawan aku dan pasukanku!” teriak raja Namrud pongah. Seketika, mendadak tampak awan hitam menggantung di langit. Beribu-ribu nyamuk langsung menyerang raja Namrud dan pasu- kannya. “Waaauuw ... aduuhh ... panaass,” teriak pasukan yang gagah dan sombong itu. Tubuh mereka jadi lemah tak bertenaga dan akhirnya semua 69 Dipindai dengan CamScanner bergelimpangan mati. Raja Namrud yang berada di tengah pasukannya jadi sangat panik. Sekarang ia baru menyadarikekuasaan Tuhan sembahan Nabi Ibrahim. Namrud berusaha lari menyelamatkan diri. Seekor nyamuk yang paling besar mengejar raja Namrud dan masuk ke hidungnya lalu menggigit lubang hidung raja itu. “Waauww... aduuhh ..," teriak raja Namrud kesakitan. Kepalanya serasa mau pecah. Sekujur tubuhnya terasa sakit. Akhirnya tubuh orang yang mengaku bisa melawan Tuhan itu menggelepar-gelepar dan mati. Raja yang sangat berkuasa itu ternyata tak bisa melawan seekor nyamuk. Nabi Ibrahim dan pengikutnya bersyukur karena dihindarkan Allah dari serangan rombongan nyamuk maut. Nabi Ibrahim ber- sabda bahwa setelah menerima azab yang pedih di dunia, orang-orang seperti raja Namrud dan balatentaranya akan men- dapat siksa yang lebih pedih di akhirat. Orang-orang beriman itu telah pula menjadi saksi bahwa raja Namrud dan pasukannya yang gagah perkasa musnah hanya karena nyamuk, makhluk ciptaan Allah yang sederhana! Bagai- mana bila Allah memperlihatkan kekuasaan-Nya yang lebih besar? seat ae {BRAN MENINGGALKANBABLONIA Atas perintah Allah SWT, Nabi Ibrahim meninggalkan Babilonia dan pergi ke Palestina. Dalam perjalanan, Nabi brahim singgah di sebuah sumber air yang berada di suatu lembah yang subur. Di sana penduduknya memuja bintang-bintang, Nabi Ibrahim pura- pura memperhatikan bintang-bintang yang berkelap-kelip di ang- kasa dan berkata, “Itulah tuhankul” Para penduduk yang mende- ngar sabda beliau sangat senang karena tamunya mempunyai kepercayaan yang sama dengan mereka. Tapi waktu bintang- bintang itu mulai tenggelam, Nabi bersabda lagi, “Ternyata tuhan saya meninggalkan saya dalam gelap. Saya tidak suka kepada 70 1 Dipindai dengan CamScanner tuhan yang suka berpindah-pindah seperti itu.” Sesudah itu bulan mulai terbit, dan Nabi Ibrahim bersabda lagi, “Itulah tuhanku!” sekali lagi beliau berpura-pura. Kemudian bulan itu pun tenggelam juga. Nabi Ibrahim bersabda, “Kalau tuhan yang itu tidak menerangi bumi lagi, aku pasti akan tersesat.” Esok harinya, matahari terbit dari ufuk timur. Sekali lagi Nabi Ibrahim berpura-pura kagum dan bersabda, “Itulah tuhanku! Sinarnya sangat terang, memberi cahaya bagi kehidupan di atas bumi ini!’ Lagi-lagi para penduduk mengangguk-angguk me- nyetujui. Akhirnya matahari tenggelam di sore hari, Nabi Ibrahim bersabda lagi dengan lebih tegas. Beliau mengatakan bahwa matahari itu bukan tuhan. Yang menyembahnya adalah termasuk orang-orang sesat. Akhirnya Nabi Ibrahim menjelaskan kepada para penduduk bahwa bintang, bulan dan matahari sebenarnya adalah benda- benda ciptaan Allah SWT. Maka hanya Allah semata yang wajib disembah. “Nabi Ibrahim bersabda, “Saya hanya menyembah Allah yang menci n langit dan bumi. Saya tidak akan menjadi orang yang syirik, orang yang menyekutukan Allah.” Mendengar itu, beberapa penduduk mengerti dan segera menjadi orang yang beriman serta mengakui Nabi Ibrahim sebagai Rasulnya. Setelah itu Nabi Ibrahim melanjutkan perjalanannya menuju Palestina. Atas perintah Allah, Nabi lbrahim berhenti lagi di negeri Chazan. Raja Chazan terkenal baik budi dan adil. Maka nabi Ibrahim meng- hadap Raja untuk membuktikan apa yang didengarnya tentang Raja itu. Kedatangan beliau disambut dengan baik dan selanjutnya Nabi Ibrahim menjadi tamu kehormatan diistana itu. Raja sangat tertarik kepada pemuda yang tinggi akhlaknya dan baik budi pekertinya itu. Setelah menanyakan riwayat Nabi Ibrahim, akhimya Raja menikahkan beliau dengan putrinya yang cantik jelita bernama. Sarah. 7” Dipindai dengan CamScanner Setelah menikah dan tinggal di istana selama beberapa saat lamanya, Nabi Ibrahim melanjutkan perjalanannya. Dengan mem- bawa Sarah sampailah beliau di sebuah negeri yang-berada di dekat Mesir. Raja negeri itu segera diberitahu bahwa ada dua orang pendatang dari negeri jauh. Raja memerintahkan agar Nabi Ibrahim dan Sarah menghadap. Waktu memandang Sarah yang cantik jelita, maka timbullah niat buruk Raja. Nabi Ibrahim dan Sarah dipisahkan, tetapi setiap kali ingin mendekati Sarah, kaki Raja itu terpaku ke lantai. Demikian terjadi berkali-kali. Akhirnya sang Raja sadar bahwa perempuan yang diinginkannya bukanlah perempuan biasa. Maka Sarah kembali dipertemukan dengan Ibrahim dan selanjutnya diperlakukan sebagai tamu istimewa. Setelah tinggal selama beberapa hari lamanya, Nabi Ibrahim dan Sarah bermaksud melanjutkan perjalanan. Sebelum melepas kepergian mereka, sang Raja memberikan seorang wanita dari kalangan istana bernama Hajar. Maka berangkatlah mereka bertiga menuju Palestina. -PALESTINA, TANAH IBRAI Setelah berdakwah di Babi , Nabi brahim meninggalkan negeri itu dan pergi ke Palestina. Nabi ditemani istrinya, Sarah. Nabi Ibrahim sempat tinggal di Mesir selama beberapa saat sebe- lum kembali ke Palestina. Nabi Ibrahim adalah teladan bagi kaumnya. Beliau berdakwah dengan penuh semangat. Beliau mengingatkan orang-orang di sekitarnya agar jangan sampai menyekutukan Allah. Nabi Ibrahim juga memberi contoh bagaimana bekerja dengan baik. Nabi Ibrahim bekerja dengan giat dibantu oleh Sarah dan pembantu mereka yang setia bernama Hajar. Allah memudahkan usaha hamba-Nya yang beriman dan banyak berdoa itu. Nabi Ibrahim menjadi orang kaya yang pemurah. Beliau mengi- ngatkan agar kaumnya banyak bersyukur dan beramal lebih ba- 72 Dipindai dengan CamScanner nyak. Kesejahteraan yang mereka nikmati merupakan berkah dari Allah. Sebagai hamba Allah yang pemurah, Nabi sering menerima tamu. Tamu-tamu yang datang, khususnya orang-orang yang beriman, selalu dijamu dengan berbagai hidangan lezat. Suatu hari Nabi kedatangan dua tamu istimewa. Kedua tamu itu tampak terhormat. Maka Nabi Ibrahim menyembelih sapi untuk dimasak. Setelah istri Nabi dan pelayannya menghidangkan ma- kanan, Nabi segera mempersilakan tamu-tamunya untuk makan. Namun tamu itu tidak mau makan. “Silakan makan, jangan segan-segan. Anggap saja di rumah sendiri,” berkali-kali Nabi Ibrahim menyilakan. Aneh, kedua tamu- nya tetap tidak mau menyentuh hidangan yang serba lezat itu. Nabi Ibrahim jadi penasaran. “Siapakah tuan-tuan ini? Dan apa maksud tuan datang ke mari?” tanya Nabi. Ditanya seperti itu, kedua tamu Nabi itu lalu mengungkapkan siapa mereka sebenarnya. “Kami adalah malaikat yang diutus Allah untuk membawa berita kepada Anda,” tutur tamu Nabi. Nabi Ibrahim sangat kaget. “Ada berita penting apa?” tanya Nabi Ibrahim. Kedua malaikat itu pun memberitahu tentang akan datangnya azab Allah atas kaum Luth yaitu kaum Sodom yang hidup di Yordania. Letaknya tak jauh dari Palestina. Nabi Ibrahim teringat kepada Luth, keponakannya yang giat berdakwah. “Kaum Sodom melakukan kejahatan yang tak pernah dila- kukan oleh kaum-kaum sebelumnya,” kata para malaikat itu. Kedua malaikat itu menceritakan bahwa kaum Sodom telah melakukan perbuatan menyimpang. Di sana laki-laki menyukai laki-laki, dan kaum perempuannya menyukai perempuan pula. “Allah akan menimpakan azab yang berat atas kaum Luth,” kata para malaikat. Nabi Ibrahim membayangkan kemurkaan Allah kepada orang-orang yang lupa diri itu. Beliau masih ingat bagai- 73 Dipindai dengan CamScanner mana raja Namrud dan pasukannya yang gagah perkasa tumpas oleh gigitan gerombolan nyamuk, binatang kecil ciptaan Allah. Nabi Ibrahim meminta agar para malaikat menyelamatkan Nabi Luth dari azab Allah. MENIKAHI HAJAR Hajar adalah perempuan saleh yang setia melayani keperluan Nabi Ibrahim dan Sarah, istrinya. Ke manapun mereka pergi, Hajar selalu ikut. Mereka bertiga akrab seperti saudara. Nabi Ibrahim sudah puluhan tahun menikahi Sarah. Tapi mereka belum juga dikaruniai keturunan, padahal tugas dakwah Nabi harus dilanjutkan. Nabi Ibrahim dan Sarah sedihn memikirkan ke- nyataan itu. Nabi tak bosan-bosannya berdoa, “Ya Allah, karunia- kanlah seorang keturunan yang saleh bagi kami.” Sarah merasa sudah tua. la tak yakin bisa memberi keturunan kepada Nabi Ibrahim. Padahal, ia sadar bahwa tugas kenabian harus dilanjutkan. Akhirnya Sarah mendapat akal. Dengan lemah- lembut dan penuh keikhlasan, dimintanya Nabi Ibrahim mengawini Hajar, pelayan mereka yang setia dan saleh. Nabi menyetujui saran Sarah. Dengan sopan Sarah mendatangi Hajar dan memintanya agar mau menjadi istri suaminya. Hajar terkejut mendengar permintaan tuannya. “Hamba ini pelayan hina. Sedangkan tuan Ibrahim adalah utusan Allah yang mulia,” kata Hajar merendahkan diri. Sarah tetap berusaha meyakinkan Hajar bahwa perkawinan ini sangat penting artinya. “Ini untuk kepentingan agama dan umat,” begitu kata Sarah. Akhirnya Hajar menerima pinangan Sarah. Maka Nabi Ibrahim segera menikahi Hajar. Tak lama kemudian, lahirlah seorang keturunan yang mulia, yaitu Ismail. Setelah berjalan beberapa tahun, Sarah merasa iri melihat kebahagiaan Hajar dan Ibrahim karena kehadiran Ismail. Allah 74 Dipindai dengan CamScanner Yang Maha Pengasih akhimya memberi karunia kepadanya. Dalam keadaan sudah amat tua, ia melahirkan seorang keturunan yang mulia pula, yaitu Ishaq. B © Dipindai dengan CamScanner

Anda mungkin juga menyukai