Anda di halaman 1dari 29
LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. INDONESIA POWER KAMOJANG POMU (PLTP KAMOJANG) PENGENALAN COLLING TOWER DAN PENGENDALIAN DEPOSIT PADA NOZZLE COOLING TOWER TIPE COUNTERFLOW Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan tugas akhir pelatihan kerja praktik Oleh Diki Wahyudi 201424007 POLBAN PROGRAM STUDI D-4 TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2022 Scanned with CamScanner KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan salah satu tugas akbir praktik kerja lapangan (PKL) di PT. Indonesia Power Kamojang POMU. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpah kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta umatnya yang selalu tat dan patuh pada ajarannya Bantuan dan dukungan penulis dapatkan dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih penulisucapkan kepada pihak-pihak yang telah memberikan banyak bantuan dalam proses penyusunan Laporan Kerja Praktik ini 1, Thu Femi Apriyanti selaku pembimbing lapangan selama Kerja praktik di PT Indonesia Power Kamojang POMU yang telah mengarahkan dan memberikan bimbingan serta pengetahuan tentang industri 2. Bapak dan Ibu dari pihak PT Indonesia Power Kamojang POMU, Tbk yang telah memberi materi selama Kerja praktik. 3. Bapak Iwan Ridwan, S.T., M.T., Dr-Eng, selaku dosen pembimbing pada pelaksanaan Kerja praktik atas ilmu yang bermanfaat dan meluangkan waktunya untuk membimbing serta memberi masukan kepada penulis. 4, Bapak Reza Rahman selaku koordinator Kerja praktik PT Indonesia Power Kamojang POMU Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam Laporan Kerja Praktik ini Kritik serta saran yang membangun dari berbagai pihak penulis harapkan dan apresiasi schingga dapat dijadikan perbaikan. Akhir kata penulis betharap semoga Laporan Kerja Praktik ini bermanfaat bagi pembaca. Bandung, Agustus 2022 Penulis Scanned with CamScanner DAFTARISI KATA PENGANTAR.. DAFTAR IS! BAB 1.1 Latar Belakang... 1.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktik. BABIT 2.1 Pengertian Menara Pendingin 2.2 Kinerja Menara Pendingin.. 23 Jenis-Jenis Menara Pendingin 24 Sistem Distribusi Air... 2.5 Fill. 2.6 Drift Eliminator. BAB 3.1 Pengendalian Deposit Dan Kerak Pada Sistem Pendinging 3.2 Kerak.. 3.3. Pengendalian Operasional... 3.4 Langelier Saturation index (LSD 3.5 Fouling. 3.6 Metode Pengendalian Fouling Pada Nozzel DAFTAR PUSTAKA, 25 Scanned with CamScanner BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai mesin dan proses perindustrian pasti mengeluarkan panas yang nantinya akan dibuang ke lingkungan. Panas yang dikeluarkan oleh mesin atau proses induatri tersebut merupakan salah satu bentuk energi yang disebut sebagai kalor. Meskipun kalor tersebut biasanya di lepaskan ke suatu aliran air yang dingin, seperti sungai, danau dan laut. Kemudian kalor tersebut akan “dibuang” ke udara bebas sebagai tempat terakhimya, sehingga terjadilah suatu proses pertukaran kalor dengan lingkungan sekitar dimana mesin atau proses industri tersebut berada. Fenomena terjadinya pertukaran kalor dari media seperti danau menuju udara bebas merupakan peristiwa alam yang lebih sering disebut sebagai “penguapan”. Penguapan merupakan salah satu cara penukaran kalor yang efektif. Meskipun demikian, tingkat efisiensi dan ke-efektif-an dari suatu proses penguapan bergantung pada berbagai hal, seperti luas permukaan yang tersedia, suhu lingkungan sekitar, kondisi angin yang berhembus, dan lain-lain. Menara pendingin (cooling tower) adalah evolusi dari kolam sembur (spray pond) yang dahulu banyak digunakan untuk mendinginkan hasil suatu proses. Kerugian sebuah kolam sembur adalah diperlukannya luas tanah yang besar untuk melepaskan kalor yang besar. Kapasitas pelepasan kalor dari sebuh kolam dapat diperbesar 20 kalinya dengan memakai system penyemprotan sederhana atau 1000 kalinya bila dipakai sebuah menara pendingin. Selain itu, sebuah menara pendingin dapat menurunkan pemakaian air sebesar lima kali lipat untuk suatu beban kalor karena dapat dirancang untuk menahan terbawanya titik-titik uap air oleh angin yang bethembus seperti terjadi pada kolam sembur. Pada tahun 1898, seorang imigran Jerman bernama George Stocker membangun menara pendingin yang pertama di Amerika Serikat Menara pendingin merupakan salah satu jenis alat penukar kalor yang melepaskan sisa kalor dari suatu proses industri, proses pendinginan, proses pengkondisian udara, dan lain-tain ke udara atmosfer. Proses pertukaran kalor yang terjadi di dalam menara pendingin terjadi dengan mengunakan prinsip penguapan. Air yang berasal dari condenser disemprotkan dari bagian atas menara pendingin. Air ini kemudian akan jatuh dan berubah menjadi partikel-partikel air yang lebih kecil karena terbentur penghalang-penghalang yang dipasang di sepanjang jalur jatubnya air. Sementara itu, udara akan dimasukkan dari bagian bawah menara pendingin menuju ke atas. Udara ini akan mengangkat sejumlah air sehingga terjadilah proses penguapan dan penurunan suhu air. Pada menara pendingin yang digunakan di suatu lapangan Pembangkit Lisrik Tenaga Panas Bumi (Geothermal Power Plant), tingkat penguapan yang terjadi adalah berkisar 70-80 % relative terhadap uap yang akan masuk ke sistem pembangkit listik tersebut. Secara umum, konstruksi dari sebuah menara pendingin ditunjukkan oleh Gambar 1 berikut. Scanned with CamScanner Bett Cover Outside Pane! = Internal Piping (Option) Inspection Door Lower Basin i Reinforcement I Lower Basin Inlet water pipe Outlet water pie 1.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktik Kerja praktik ini dilaksanakan pada O1 Juli 2022 sampai 31 Tuli 2022, dengan waktu kerja 5 hari dalam seminggu dan kerja praktik dilakukan di PT Indonesia Power Kamojang POMU secara daring. Scanned with CamScanner BABII DASAR TEORI 2.1 Pengertian Menara Pendingin Cooling Tower, CT merupakan peralatan yang digunakan untuk menurunkan suhu air panas dengan cara mengekstraksi panas dari air kemudian mengemisikan panas ke atmosfer. Cooling tower memanfaatkan kontak antara air dan udara pada proses perpindahan panas yang kemudian dibuang ke atmosfer. Di dalam sistem cooling tower terdapat fan, distribution system, spray nozzle, packing, basin dan pompa. Air panas yang berasal dari proses atau sistem pendinginan mesin masuk ke cooling tower agar temperatur air turun sehingga air yang dingin bisa digunakan kembali 2.2 Kinerja Menara Pendingim Secara umum diagram proses ditunjukkan pada gambar berikut; Tw Ta ia sie agen btuar i ‘Te Scanned with CamScanner Beberapa parameter yang digunakan mengevaluasi kinerja cooling tower terdiri dari; ‘Sot Air Panas (Mask ray mo —| Range Approach Sl Wee Bulb (Anbieny (1) Range merupakan perbedaan antara suhu air masuk dan keluar cooling tower. Nilai range yang tinggi berarti bahwa menara pendingin telah mampu menurunkan suhu air secara cefektif, dan kinerjanya bagus. (2) Approach adalah perbedaan antara suhu air dingin keluar menara pendingin dan suhu ‘wet bulb ambien, Semakin rendah approach semakin baik kinerja menara pendingin. Efisiensi cooling tower merupakan perbandingan antara range dan range ideal (dalam persentase) atau yaitu perbedaan antara suhu masuk air pendingin dan suhu wet bulb ambien. Efisiensi cooling tower dirumuskan; Range “ct = Range + Approach Semakin tinggi perbandingan ini, maka semakin tinggi efisiensi menara pendingin. x 100% Potensi Penghematan Proses pelepasan panas atau pendinginan di cooling tower terjadi karena adanya pertukaran panas antara air panas dari unit produksi dengan udara Iuar (dari lingkungan). Alat yang digunakan untuk mempercepat proses pelepasan panas tersebut adalah kipas atau fan. Besamya laju pelepasan panas dipengaruhi oleh luas daerah Kontak antara fluida panas dengan fluida dingin, waktu kontak, kecepatan fluida dan temperatur fluida, Dalam upaya mengoptimalkan kinerja cooling tower yang perlu diperhatikan adalah perawatan dan pembersihan tower melalui pengendalian pertumbuhan alga yang dapat menimbulkan pembentukan deposit, fouling, corrosion, dan scale. Pertumbuhan alga yang tidak terkontrol__mengakibatkan korosi lokal, penyumbatan dan penurunan efisiensi perpindahan panas. Akibatnya untuk mempertahankan efisiensi proses pelepasan panas agar tetap berada pada kondisi optimumnya, kerja fan menjadi lebih berat yang mendorong penggunaan energi yang lebih besar. Scanned with CamScanner Kondisi seperti ini, secara langsung mempengaruhi kerja fan menjadi lebih berat yang akan mendorong terjadinya pemborosan energi. Apabila dilakukan perawatan dan pembersihan secara berkala di masing-masing unit cooling water, schingga untuk mendapatkan efisiensi pendinginan yang sama dengan kondisi yang ada sekarang, maka kerja fan menjadi lebih ringan. Apabila daya fan setelah treatment dianggap akan sama atau mendekati data desainnya, Contoh perhitungan besarya penghematan yang bisa difakukan saat penulis melakukan audit disistem cooling tower ditampilkan pada tabel sebagai berikut; ondist extsting (1) Daya total (pumpa + fan), KW kerja pompa, KW kerja fan, kW Kondisisezelah dl treaoment (2) kerja fan, kW| 3.7 selisih kerja fan,(1-2)kW) 3.61 Penghematan energi, kWWtahun 8.956 1300 11,612,962 Bila jumlah working hour dalam satu bulan adalah 206 jam/bulan, maka besarnya biaya penghematan energi dan biaya yang bisa dilakukan melalui pengendalian pertumbuhan alga adalah 8956 kWh/tabun dengan nilai sebesar Rp. 11.642.962/ tahun. Scanned with CamScanner 2.3 Jenis-jenis Menara Pendingin Menurut jenis pertukaran kalornya, menara pendingin dapat dibedakan atas 1 Menara pendingin konveksi bebas (natural convection) (a) (b) Gambar 2. Menara pendingin konveksi bebas (a) jenis crossflow (b) jenis counterflow (c) instalasi dalam dunia industri menurut sejarahnya, cerobong menara ini mula-mula berbentuk silinder, lalu berbentuk Konis terpancung yang ditumpukkan lalu berevolusi menjadi bentuk hipoid (iyperbolic). Bentuk terakhir ini memiliki keuntungan dari segi kemudahan pembuatan serta kekuatan dan kekakuan yang tinggi untuk ketebalan yang tipis. Kekuatan yang dimaksud dalam hal ini adalah kekuatan terhadap 6 Scanned with CamScanner beban angina dari fuar. Perlu dicamkan bahwa bentuk menara ini tidak ada hbungannya dengan aliran udara di dalam menara, Factor keamanan yang cukup besar biasanya dipakai dalam merancang menara pendingin jenis ini untuk ‘menghindari terjadinya peristiwa tekuk (buckling). Tinggi menara jenis. ini berkisar 1,3 sampai 1,5 kali diameter dasarnya dengan ketebalan menara kurang dari 1 % diameternya. Pada menara pendingin jenis ini, udara akan masuk dari sisi luar dari menara tersebut. Udara tersebut kemudian akan berganti arah sewaktu melewati dinding ‘miring, Titik-titik air hasil semburan bertemu dengan udara kemudian mengalami proses pendinginan dan akhirnya jatuh kembali ke dalam kolam. Kapasitas pendinginan dan keperluan daya pompa dapat diperbaiki dengan memakai permukaan-permukaan horizontal yang dipasangkan di dalam menara. Permukaan ini menurunkan kecepatan jatuh rata-rata titik-titik air dan menaikkan jumlah waktu titik-titik air yang terkena udara pendingin. Sistem ini juga memungkinkan pertukaran kalor dengan aliran silang sehingga menurunkan temperatur keluar ait lebih rendah lagi. Adapun ciri-ciri umum dari sebuah menara pendingin konveksi —bebas_antara lain: © Ukuran : ~ Tinggi>S00 ft (rata-rata) ~ Diameter dasar>400 ft (rata-rata) © Laju aliran air yang digunakan berkisar 200.000 gal/min. Perbaikan sistem ini adalah dengan menggunakan penyembur air bertekanan rendah pada bagian atas menara dan menempatkan papan-papan yang disebarkan di dalam menara. Papan-papan atau disebut juga sebagai packing atau ill umumnya terbuat dari kayu Redwood yang dipakukan pada balok Redwaood berukuran 1 x2 inci, sehingga berbentuk seperti Gambar 3 berikut. Gambar 3. Bentuk umum fill Scanned with CamScanner Pada sistem yang telah diperbaiki ini, udara yang masuk dari samping akan naik ke atas dan menyebabkan terjadinya pertukaran kalor secara menyilang dan memperlambat jatuhnya air serta memperbesar Iuas efektif’ permukaan perpindahan kalor untuk suatu laju aliran air, Pada daerah panas, menara-menara pendingin jenis ini diletakkkan secara bersebelahan sepanjang pantai dengan sisi yang menggunakan papan miring menghadap pantai atau daratan schingga penggunaan angin laut atau darat dapat berlangsung secara efektif. Menara pendingin jenis konveksi bebas ini tidak menggunakan kipas. Proses pertukaran kalor oleh adanya aliran udara yang diakibatkan oleh adanya perbedaan tekanan (driving pressure) antara udara dingin di bagian luar menara dan udara dingin lembab serta basah di bagian dalam menara, Perbedaan tekanan, AP, dapat dituliskan sebagai berikut: AP, =(p, -p,)H 6 ay dimana Po = massa jenis udara luar, Ibn/ft atau kg/m? pi = massa jenis udara dalam (diukur pada bagian —Keluaran /il!), Ibyy/ ft? atau kg/m? H — =ketinggian menara di atas fll, ft atau m. 2 = gravitasi, ft/s* atau m/ Be = faktor konversi= 32,2 Ibm.ft/(Ib.s”) atau 1 kg.m/(N.s*) Menara pendingin yang tinggi dan berkapasitas besar digunakan pertama kalinya oleh Inggris. Menara tersebut memiliki ketinggian lebih dari 300 ft (90 m) dan Kapasitas 3,5 juta gallon/jam. Jenis menara ini biasanya digunakan pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), schingga sering digunakan secara salah sebagai symbol sebuah PLTN. Jenis menara in cocok untuk daerah dengan temperature udara jarang lebih tinggi dari 27°C dan dengan angin yang cukup kencang. Menara jenis ini akan ekonomis bila dioperasikan untuk pendinginan yang lebih dari 50.000 galon/menit dengan kenaikan temperatur udara sebesar 20°F, atau beban kalor lebih dari 5 x 10° Btu/jam. Menara pendingin tipe ini biasanya dipilih untuk: * Kondisi udara dingin dan lembab (temperature bola basah yang rendah dan kelembaban relatif yang tinggi) + Kondisi dimana terdapat kombinasi temperatur bola basah yang rendah Scanned with CamScanner CO Menara pendingin konveksi paksa (forced/mechanical convection) Menara pendingin konveksi paksa dibuat untuk menaikkan kapasitas pertukaran kalor pada ukuran tertentu dengan menambahkan sebuah kipas angin. Penambahan biaya kipas dan biaya pemakaian listrik harus lebih murah apabila dibandingkan dengan biaya investasi per satuan kapasitas kalor yang dilepaskan. Gambar 3 menunjukkan ilustrasi menara jenis ini Kipas yang biasa dipakai pada jenis ini umumnya adalah tipe propeller, dimana laju aliran udara yang besar dengan peridaan tekanan statis yang kecil dapat dipakai, Sedangkan sudu kipas biasanya dapat diatur untuk pemakaian daya yang keeil, bergantung pada beban dan Kondisi udara. Kipas yang digunakan dibuat dari bahan aluminium cor, baja tahan karat, fiberglass, plastic ataupun kayu yang dilaminasi. Gambar 3, Menara pendingin konveksi paksa Menara jenis ini terbagi atas 2 macam, yaitu = Aliran dorong paksa (forced drafi) = Aliran tarik paksa (induced draft) Salah satu perbedaan utama kedua jenis menara tersebut adalah tata letak kipasnya. Menara jenis aliran dorong paksa memiliki kipas yang terletak di bagian bawah, sedangkan aliran tarik paksa memiliki kipas di bagian atas. Jenis yang pertama akan memudahkan dalam hal pembangunan struktur penyangga Scanned with CamScanner Namun masalah pembagian udara, kebocoran, resirkulasi udara panas dan lembab kembali ke dalam menara dan pembentukan bunga-bunga es pada masukan kipas di musim dingin menjadi halangan utama dalam pemakaian jenis ini ft Lavon os ii i 1 1 veater in Packing Air in FReorisien wan permission fom POWER Gambar 4. Menara pendingin aliran dorong paksa Sedangkan menara pendingin aliran tarik paksa dapat dibedakan lagi atas’ # Jenis berlawanan (counterflow) Jeni menyilang (crossflow) Prinsip kerja menara pendingin jenis aliran tarik paksa diilustrasikan oleh Gambar 5 berikut. 10 Scanned with CamScanner otaie Te He Ie S| = w=} f , hee ‘ae ere aN, Les oe @ ®) Gambar 5. Menara pendingin aliran tarik paksa (a) jenis aliran berlawanan (b) jenis aliran menyilang Gambar 6 akan menunjukkan konstruksi menara pendingin yang biasanya digunakan secara umum di dunia perindustrian COUNTERFLOW veoeiny accoveny if N a Scanned with CamScanner CROSSFLOW Gambar 6. Konstruksi umum menara pendingin aliran tarik paksa Tabel 1 berikut menunjukkan perbandingan antara menara pendingin jenis aliran dorong paksa dan tarik paksa. 12 Scanned with CamScanner Menurut jenis pendinginan air yang terjadi pada menara pendingin, terdapat 3 jenis menara Menara pendingin jenis aliran dorong paksa ‘Menara pendingin jenis aliran tarik paksa Jenis berlawanan (counterflow) Jenis menyilang (crossflow) zZrazadcizenmsn Kipas dapat dipasang dengan mudah Penggunaaan udara yang lebih efisien ‘Tekanan statik relatif rendah Luas area lebih kecil apabila dibandingkan dengan menara pendingin alamis Pengurangan laju pertumbuhan alga, yang disebabkan oleh minimnya Kontak antara sistem distribusi dan fill Nosel mudah dirawat dan dibersihkan oleh adanya dek distribusi yang terbuka Efisiensi yang lebih tinggi Tinggi menara dapat ditambah dengan mudah Laju aliran air dapat divariasikan tanpa merubah pola distribusi nosel Pondasi yang lebih kuat, dengan adanya berbagai peralatan mekanik Perbaikan performansi dengan penambahan film pack fil lebih mudah Penambahan laju aliran air hanya mengakibatkan peningkatan minimum head pompa Kontrol terhadap pembentukan es lebih mudah Zmrm az Ze =P Sensitif terhadap arah angin ‘Tekanan statik lebih besar Pertumbuhan alga meningkatCIpeningkatan algaecide Resiko akan resirkulasi lebih tinggi Kecepatan udara keluar rendah ‘Area drift eliminator besar, ingga memacu pertumbuhan alga dan lumut Nosel distribusi sulit untuk diperiksa dan dibersihkan Instalasi pipa di bagian eksternal lebih banyak Penambahan laju aliran air akan menambsh head pompa pada menara ‘Kurang sesuai untuk pemakaian penambahan film pack fill dalam upaya perbaikan performansi Pemakaian udara kurang efisien Kontrol terhadap pembentukan es lebih sulit Kesulitan dalam menahan kebocoran di bagian luar penutup, diakibatkan oleh tekanan di dalam menara Bentuk semprotan nosel sensitif terhadap perubahan aliran maupun tekanan pada nosel Penambahan tinggi menara lebih sulit Scanned with CamScanner pendingin,yaitu: (1 Menara pendingin basah (wet cooling tower) Menara jenis ini membuang panas yang berasal dari industri dengan beberapa cara, antara lain: 1. menambah panas sensibel ke udara 2. menguapkan sebagian air yang masuk Beberapa jenis menara seperti menara konveksi bebas dan konveksi paksa termasuk jenis ini, Gambar 7 berikut akan menunjukkan konstruksi umum dari sebuah menara pendingin basa, Gambar 7. Menara pendingin basah O Menara pendingin kering (dry cooling tower) Di dalam menara jenis ini, air yang akan didinginkan akan dialirkan melalui suatu pipa bersirip. Sedangkan udara akan dihembuskan melewati pipa tersebut. Rendahnya persediaan air yang diperlukan, biaya perawatan yang relatif murah dan rendahnya tingkat pemakaian zat kimia (biocide) merupakan 14 Scanned with CamScanner beberapa hal yang menjadi keunggulan menara pendingin kering dibandingkan dengan menara pendingin basah. ‘Akan telapi, rendahnya efisiensi yang dimiliki oleh menara jenis ini menjad halangan terbesar dalam pemilihan menara jenis ini, Rendahnya efisiensi ini akanmengakibatkan rendahnya efisiensi sistem secara keseluruhan dan peningkatan disipasi panas. ‘Menara pendingin jenis ini dapat dibai atas: 1 menara pendingin kering langsung (direct dry-cooling tower) 2, menara pendingin kering tak langsung (indirect dry-cooling tower) se YZ 15 Scanned with CamScanner _ Ass, Gambar 9.(searah jarum jam, dari kiri) Menara pendingin kering tak langsung dengan kondenser permukaan konvensional, kondenser tipe terbuka ,dan kondenser terbuka serta dua zat bersirkulasi 16 Scanned with CamScanner Menara pendingin basah-kering (wet-dry cooling tower) Gambar 10. Menara pendingin basah kering Kelemahan utama dari sebuah menara pendingin basah adalah adanya air yang teruapkan, sementara pada menara pendingin kering, operasi sistem pembangkitsecara keseluruhan menjadi hal yang harus diperhatikan, Oleh sebab itu, dirancanglah suatu- menara pendingin basah-kering ntuk mengakomodir kelemahan dari kedua jenis menara tersebut. Sebagaimana namanya, menara jenis ini beroperasi dengan menggunakan prinsip baik ‘menara pendingin kering maupun basah. Gambar 10 di atas menunjukkan skema umum ‘menara jenis ini. Pada bagian atas menara, sebelum kipas, merupakan daerah kering yang terdiri atas pipa-pipa bersirip. Sedangkan bagian bawah yang lebih lebar adalah bagian basah yang mengandung fill. Perbandingan kalor yang dapat dibuang keluar antara bagian kering dan basah dapat diatur baik melalui peraneangan maupun operasi. Sebagai contoh, bila konsumsi air merupakan masalah utama, maka menara tersebutsebaiknya dibangun dengan bagian kering yang lebih besar daripada bagian basah. Pada menara pendingin jenis ini, tingkat penguapan juga dapat divariasikan dengan mengatur laju aliran udara yang akan melewati bagian basah Dua keuntungan utama dari menara jenis ini adalah: a, Udara lembab yang keluar dari menara mengandung mikroba yang lebih sedikit dibandingkan dengan yang terdapat pada menara pendingin basah b, Karena air telah didinginkan terlebih dahulu di bagian kering, maka tingkat penguapan yang terjadi menjadi lebih rendah. 7 Scanned with CamScanner 2.4 Sistem distribusi air Sistem distribusi air mengeluarkan air panas dan mendistribusikannya pada fil Jenis sistem distribusi air ini antara lain adalah: a. Distribusi gravitasi, umumnya dipakai di menara aliran silang, dimana air dipompakan ke suatu tempa dengan lubang-lubang di bawahnya dan air jatuh menimpa fil! berdasarkan gravitasi b. Distribusi semprot, dipakai pada menara beraliran berlawanan umumnya, Pada sistem ini, terdapat nosel pengabut yang diarahkan ke bawah dan dipasang pada sistem perpipaannya. ¢. Distribusi rotasi, yang terdiri dari dua lengan berlubang yang berputar, dimana air bertekanan keluar miring ke bawah dan memutar lengan dengan kecepatan 25 sampai 30 rpm. Kecepatan putar lengan ini diatur dengan mengatur sudut lubang pada lengan sone ier Sores fa) () Gambar 11, Sistem distribusi air (a) gra (b) semprot (c) rotasi 2.5 Fill Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, fill atau packing merupakan salah satu Komponen yang sangat penting bagi menara pendingin, Sebuah ill memiliki' syarat utama yaitu harus memberikan kontak yang baik antara udara dan air sehingga diperoleh perpindahan kalor yang baik dengan tahanan aliran udara yang kecil. Selain itu, fil! haruslah kuat, ringandan tahan lama. Ada dua macam jenis fill, yaitu jenis percik (splash ype) dan jensfilm atau tanpa percik (nonsplash type).kedua jenis fill ini ditnjukkan pada Gambar 12 berikut, 18 Scanned with CamScanner (ORD ot hehngat pan we acme, an trad \etdet of olan pongo shed ws mae in sch @ Gambar 12. Fill: (a) jenis percik dan (b) film Fill jenis film biasanya terbuat dari lembaran-lembaran vertical yang mempunyai permukaan yang menyerap schingga dapat terbasahkan dengan baik oleh air yang jatuh sebagai film pada permukaannya. Akibatnya film ini akan terekspos ke udara secara maksimum tanpa memecah air menjadi titik-ttik air. Jenis film ini dapat memberikan tahanan terhadap aliran udara yang lebih kecil dan memerlukan total ketinggin yan glebih rendah jika dibandingkan dengan jenis percik. 2.6 Drift eliminator Istilah drift mengacu pada air yang terbawa oleh udara sebagai titik-titik air yang tidak ‘teruapkan, Air ini hilang dari sistem air dan tidak berfungsi sebagai pengambil kalor dengan cara penguapan. Oleh karena itu, drift harus dihilangkan dedngan bantuan alat drift eliminator, Perangkat ini merupakan batang-batang pemisah yang dapat terdiri dari satu sampai tiga jalur dan terbuat dari kayu, metal atau plastic sebagaimana yang ditunjukkan pada Gambar 13. batang-batang ini akan memaksa udara untk mengubah arahnya sehngga titik-titik air yang besar terpisahkan dari udara akibat momentumnya akan membentur batang dan membentuk lapisan film yang tipis. Lapisan film air ini akan jatuh kembali ke bawab. Sebush drift eliminator tidak akan dapat meniadakan drift secara total, akan tetapi drift sekecil 0,2 % dapat dicapai dengan memakai drift eliminator yang baik. Kehilangan air ini harus dikompensasi dengan menambahkan air sebagai airtambahan (makeup water). Drifi eliminator diletakkan pada sisi keluaran udara setelah fill yaitu di bagian atas pada menara beraliran berlawanan dan di bagian samping pada menara beraliran silang. 19 Scanned with CamScanner rows ‘Thee rows Gambar 13. Drift eliminator Scanned with CamScanner BAB IIL PENGENDALIAN DEPOSIT PADA NOZZLE COOLING TOWER TIPE COUNTERFLOW 3.1 Pengendalian Deposit Dan Kerak Pada Sistem Pendingin Akumulasi deposit pada sistem air pendingin mengurangi efisiensi dari perpindahan panas dan kapasitas air yang dapat dibawa pada sistem distribusi. Deposit menyebabkan pembentukan perbedaan sel oksigen yang akan mempercepat korosi dan dapat merusak peralatan. Pembentukan deposit sangat dipengaruhi parameter sistem, seperti air dan temperatur kulit, kecepatan air, waktu tinggal, dan metalurgi sistem. Deposisi paling parah ditemui di dalam peralatan yang beroperasi dengan temperatur permukaan yang tinggi dan/atau kecepatan air yang rendah, Dengan penggunaan film fill menara pendingin berefisien tinggi, akumulasi deposit di dalam isian menara pendingin mencara area yang diperhatikan, Deposit secara umum dikategorikan sebagai kerak (scale) atau foulant. 3.2 Kerak Deposit kerak terbentuk akibat pengendapan dan pertumbuhan kristal pada permukaan yang kontak dengan air. Pengendapan terjadi ketika konsentrasi melebihi batas kelarutan baik di badan air atau di permukaan, Garam pembentuk kerak pada permukaan perpindahan panas adalah senyawa yang memiliki kelarutan berbanding terbalik dengan temperature. Meski mereka dapat larut sempurna pada badan air bertemperatur rendah, senyaw: (contoh: kalsium karbonat, kalsium fosfat, magnesium silikat) akan menjadi jenuh pada air bertemperatur lebih tinggi di dekat permukaan perpindahan panas dan mengendap di permukaan tersebut Pengerakan tidak selalu berhubungan dengan temperatur. Kerak kalsium karbonat dan kalsium sulfat terbentuk pada permukaan yang tidak menerima panas ketika batas kelarutan mereka dilewati pada badan air. Permukaan logam merupakan sisi ideal untuk nukleasi kkristal karena permukaannya kasar dan kecepatan air rendah di dekat permukaan logam. Sel korosi pada permukaan logam menghasilkan pH yang tinggi, akan mendukung proses pengendapan dari berbagai garam yang ada di dalam air pendingin. Ketika sudah terbentuk, deposit Kerak akan menginisiasi nukleasi tambahan dan proses pertumbuhan Kristal akan lebih cepat. Pengendalian kerak dapat dicapai dengan pengoperasian sistem air pendingin pada kondisi subsaturated atau penggunaan bahan kimia, 3.3 Pengendalian Operasional Metode paling langsung untuk menghambat pembentukan deposit kerak adalah pengoperasian pada Kondisi subsaturated, dimana konsentrasi garam pembentuk kerak berada di bawah batas kelarutan garam fersebut. Pada beberapa garam, cukup untuk dioperasikan pada siklus konsentrasi yang rendah dan/atau pH rendah. Akan tetapi, pada kebanyakan 21 Scanned with CamScanner asus, laju blowdown yang tinggi dan pH yang rendah dibutuhkan sehingga konsentrasi garam tidak melebihi batas kelarutan garam pada permukaan perpindahan panas. Diperlukan untuk menjaga pengendalian yang akurat dari pH dan siklus konsentrasi, Variasi kecil pada sifat kimia air atau beban panas dapat menimbulkan pengerakan, Pengerakan dapat dikendalikan secara efektif dengan penggunaan agen sequestering dan chelat yang mampu membentuk senyawa kompleks yang mudah larut dari ion logam, Sifat pengendapan dari senyawa kompleks ini tidak sama dengan ion logamnya. Contoh Klasik dari material ini adalah asam etilen diamin tetraasetat (EDTA) sebagai chelating dari kesadahan kalsium, dan polifosfat untuk besi. Threshold Inhibitor. Agen pengendali deposit yang menghambat pengendapan pada dosis yang jauh dibawah kadar stoikiometrik yang dibutuhkan untuk sequestration atau chelation disebut sebagai “threshold inhibitor”. Senyawa ini mempengaruhi kinetika dari nukleasi dan pertumbuhan kristal dari garam pembentuk kerak, dan memungkinkan kondisi lewat jenuh tanpa pembentukan kerak. Theshold inhibitor berfungsi dengan mekanisme adsorpsi. Seiring dengan kumpulan ion ‘mengalami orientasi, mikrokristalit metastabil (kumpulan ion yang memiliki orientasi yang tinggi) terbentuk. Pada tahap awal pengendapan, mikrokristalit dapat _mengalami pertumbuhan lanjut (membentuk kristal yang lebih besar dengan sebuah kisi Kristal yang rapi) atau larut kembali. Threshold inhibitor mencegah pengendapan dengan menyerap kristal yang baru muncul, menutupi sisi aktif pertumbuhan kristal Threshold inhibitor menunda atau menghambat lajupengendapan, Kristal akan terbentuk, tergantung pada derajat lewat jenuh dan waktu tinggal sistem. Setelah kristal yang stabil muncul, pertumbuhan selanjutnya dihambat oleh inhibitor adsorpsi. Inhibitor menghalangi banyak permukaan kristal, menyebabkan gangguan pada kisi kristal seiring pertumbuhan berlangsung. Gangguan (kecacatan pada kisi kristal) menciptakan tekanan internal, membuat kristal rapuh. Inhibitor kerak yang paling umum digunakan merupakan polimer akrilat dengan berat molekul rendah dan senyawa fosfor organik (fosfonat). Kedua kelompok material ini berfungsi sebagai threshold inhibitor, akan tetapi, material polimer merupakan dispersan yang lebih efektif. Pemilihan agen pengendali pembentukan kerak tergantung pada senyawa yang akan mengendap dan derajat supersaturasinya. Program pengendalian pembentukan kerak yang paling efektif menggunakan inhibitor presipitasi dan dispersan. Pada beberapa kasus, bal ini dapat dicapai dengan sebuah komponen (contoh: polimer yang digunakan untuk menghambat kalsium fosfat pada pH mendekati netral. 3.4 Langelier Saturation Index (LSI) Dikerjakan oleh profesor W.F. Langelier, dipubliikasikan pada tahun 1936, berhubungan dengan kondisi dimana sebuah air berada pada kondisi kesetimbangan dengan 22 Scanned with CamScanner kalsium karbonat, Sebuah persamaan dihasilkan oleh Langelier memungkinkan untuk memprediksi Kecenderungan kalsium karbonat apakah mengendap atau larut di beragai kondisi. Persamaan ini mengungkapkan hubungan pH, kadar kalsium, alkalinitas total, kandungan padatan terlarut, dan temperatur terhadap kelarutan kalsium karbonat di dalam air dengan rentang pH 6,5-9,5. pHs = (pK2 ~ pKs) + pCa2+ + pAlk dimana: pHs = pH air dengan kandungan kalsium tertentu dan alkalinitas berkesetimbangan dengan kalsium karbonat K2 = konstanta disosiasi ke-2 dari asam karbonat Ks = konstantan kelarutan dari kalsium karbonat, Nilai suku ini merupakan fungsi dari temperatur dan kandungan padatan terlarut. Nilai mereka pada Kondisi tertentu dapat dihitung dari konstanta termodinamika yang dapat diketahui. Suku Ton kalsium dan alkalinitas merupakan nilai_negatif’ dari logaritma konsentrasi mereka. Kadar kalsium di dalam satuan molar, sedangkan alkalinitas merupakan sebuah konsentrasi ekuivalen (contoh: ekuivalen liter basa yang dapat dititrasi). Perhitungan dari pHs telah disederhanakan dengan berbagai nomografi. Perbedaan antara pH air aktual (pHa) dengan pHs, atau pHa-pHs, adalah nilai dari LSI. Indeks ini merupakan sebuah indikasi kualitatif’ dari kecenderungan kalsium karbonat ‘mengendap atau terlarut, Jika LSI positif, kalsium karbonat cenderung mengendap dan jika nilainya negatif maka kalsium karbonat cenderung larut, Jika nilainya nol maka air berada pada kondisi kesetimbangan, LSI hanya mengukur arah kecenderungan atau gaya penggerak dari kalsium karbonat ‘mengendap atau larut, Indeks ini tidak dapat digunakan sebagai pengukuran kuantitatif. Dua air yang berbeda, satu air dengan kadar kesadahan rendah (korosif), dan satunya dengan kesadahan tinggi (mudah terbentuk kerak) dapat memiliki nilai LSI yang sama. Indeks kestabilan yang dikembangkan oleh Ryzner memungkinkan untuk membedakan dduza tipe air ini, Indeks ini didasarkan dari studi hasil operasi aktual dengan air yang memi berbagai indeks kejenuhan Stability Index (SI) = 2(pHs) — pHa Ketika air memiliki indeks kestabilan 6,0 atau lebih rendah, pengerakan meningkat dan kecenderungan korosi berkurang. Ketika indeks kestabilan melebih 7,0 maka kerak tidak akan terbentuk. Seiring dengan peningkatan nilai indeks kestabilan di atas 75 atau 8.0 kemungkinan korosi akan meningkat. Penggunaan nilai LSI dan SI akan memberikan prediksi yang lebih akurat apakah air cenderung korosif atau mengerak. 23 Scanned with CamScanner 3.5 Fouling Fouling terjadi ketika partikulat yang tak larut tersuspendi di dalam air resirkulasi membentuk deposit di sebuah permukaan. Mekanisme fouling didominasi oleh interaksi antar partikel yang menimbulkan pembentukan aglomerat. Pada kecepatan air yang rendah, pengendapan partikel dipengaruhi oleh gaya gravitasi. parameter yang memengaruhi laju pengendapan yaitu ukuran partikel, densitas relatif cairan dan partikel, dan viskositas cairan. Hubungan dari variabel ini dinyatakan pada hukum Stoke. Faktor yang paling penting memengaruhi laju pengendapan yaitu ukuran partikel. Oleh karena itu, pengendalian fouling dengan pencegahan aglomerasi merupakan salah satu metode paling fundamental dari pengendalian deposit. Foulant memasuki sebuah sistem air pendingin melalui air make up, kontaminasi dari udara, kebocoran proses, dan korosi, Foulant paling potensial yang masuk dari air make up yaitu senyawa partikulat, sepeti lempung, tanah, dan besi oksida. Alumunium yang tak larut dan besi hidroksida memasuki sistem dari ait pendingin pada operasi pretreatment air. Beberapa air sumur mengandung besi terlarut yang tinggi dan kemudian teroksidasi menjadi presipitas besi ferri. Proses korosi baja juga merupakan sumber besi ferro dan menimbulkan fouling. Besi maupun alumunium merupakan penyebab masalah karena kemampuan mereka bertindak sebagai koagulan, Kelarutan mereka dan bentuk hidroksida yang sukar larut dapat menyebabkan mengendapkan beberapa bahan kimia treatmaent seperti ortofosfat. Kontaminasi dari udara biasanya mengandung partikel lempung dan tanah tetapi dapat meliputi gas seperti hidrogen sulfida, yang membentuk presipitat tak Larut dengan banyak ion logam. Kebocoran proses menimbulkan berbagai kontaminan yang mempercepat deposisi dan korosi Foulant, seperti lumpur air sungai, memasuki sistem sebagai partikel yang terdispersi secara halus, yang dapat berukuran sekecil 1-100 nm. Partikel membawa muatan elektrostatis, yang menyebabkan partikel bermuatan sama saling tolak menolak, dan menjadi terdispersi. Total muatan yang dibawa oleh sebuah partikel tergantung pada komposisi air. Siklus air pendingin meningkatkan konsentrasi dari ion yang memiliki muatan berlawanan dan mampu menarik secara elektrostatis sehingga terserap pada partikel bermuatan. Pengendapan terjadi ketika energi yang diberikan oleh kecepatan fluida tidak mampu mendorong partikel akibat aglomerasi dan pertumbuhan ukuran. Setelah partikel mengendap, Karakteristik dari deposit tergantung pada kekuatan gaya tarik diantara partikel (kekuatan aglomerasi) dan antara partikel dengan permuksan yang kontak. Jika gaya tarik antara partikel kuat dan partikel tidak terhidrasi dengan baik, deposit akan memadat dan memiliki struktur yang rapi, jika gaya tarik lemah maka deposit akan lunak dan lentur. 24 Scanned with CamScanner 3.6 Metode Pengendalian Fouling Pada Nozzel 3.6.1 Penghilangan Senyawa Partikulat Jumlah partikulat yang memasuki sistem pendingin melalui air make up dapat dikurangi melalui proses filtrasi dan/atau sedimentasi, Penghilangan partikulat dapat juga dilakukan dengan filtrasi dari air pendingin resirkulasi. Metode ini tidak menghilangkan semua senyawa tersuspensi dari air pendingin. Tingkat fouling yang ditemui dipengaruhi oleh keefektifan dari skema penghilangan partikulat yang digunakan, kecepatan air didalam peralatan proses, dan siklus konsentrasi yang dijaga pada menara pendingin. 3.6.2. Kecepatan Aliran Air yang Tinggi Kemampuan dari kecepatan air dalam meminimalkan fouling tergantung pada karakteristik foulant. Deposit lembung dan debu lebih efisien dihilangkan dengan kecepatan air yang tinggi dibandingkan dengan deposit alumunium dan besi, yang lebih pada dan membentuk jaringan pengunei dengan presipitat lainnya, Pengeoperasian pada Kecepatan air yang tinggi tidak selalu merupakan solusi yang dapat dilakukan terhadap permasalahan deposisi lempung dan debu Karena adanya batasan desain, pertimbangan ekonomi, dan potensi korosi erosi 3.6.3. Dispersan Dispersan merupakan material yang menyuspensikan senyawa partikulat dengan penyerapan pada permukaan partikel dan menempel dengan muatan yang tinggi. Gaya tolak yang tinggi antara partikel bermuatan yang sama mencegah aglomerasi, yang akan ‘mengurangi pertumbuhan partikel. Keberadaan dispersan pada permukaan partikel juga menghambat hubungan antara partikel. Dispersan yang paling efektif dan paling banyak digunakan adalah polimer anionik dengan berat molekul rendah. Teknologi dispersi telah berkembang menuju titik dimana polimer didesain untuk kelas spesifik dari foulant atau untuk berbagai tipe material. Polimer berbasis akrilat banyak digunakan sebagai dispersan. Senyawa ini telah dikembangkan dari senyawa asam akrilik homopolimer sederhana hingga kopolimer dan terpolimer. 3.64 Surfaktan ‘Agen pembasah atau permukaan yang aktif digunakan untuk mencegah fouling oleh hidrokarbon yang tak larut. Mereka berfungsi dengan mengemulsikan hidrokarbon ‘melalui pembentukan tetesan mikro yang mengandung surfaktan. Bagian hidrofobik dari surfaktan terlarut pada tetesan minyak sedangkan bagian hidrofilik berada pada permukaan tetesan, Muatan elektrostatis yang dimiliki oleh sisi hidrofilik menyebabkan gaya tolak menolak antara tetesan menegah tumbukan antar tetesan. 25, Scanned with CamScanner DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2021 Pengendalian Deposit Dan Kerak Pada Sistem Pendingin, (Diakses pada 13 agustus 2022) Amoseas, 2018 Bab Xvii Menara Pendingin (Cooling Tower), (Diakses pada 13 agustus 2022) 26 Scanned with CamScanner

Anda mungkin juga menyukai