Pemel TM KS
Pemel TM KS
Nomor : SPK/N003/2023/1014.00
SURAT PERJANJIAN
Nomor : ...../SPK/....../2023
Surat Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani di [............], pada tanggal [.............], bulan [...........], tahun [......]
oleh Para Pihak yang tersebut di bawah ini :
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara sendiri-sendiri disebut sebagai PIHAK dan secara bersama-sama
disebut sebagai PARA PIHAK
PARA PIHAK dalam kedudukannya masing-masing sebagaimana tersebut diatas terlebih dahulu menerangkan hal-
hal sebagai berikut :
a. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah sebagai pemberi pekerjaan telah menyelenggarakan Penunjukan Langsung
sesuai ketentuan yang berlaku di lingkungan
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Direksi No. DIR/PER/06/2020
serta peraturan perubahannya;
b. Bahwa PIHAK KEDUA adalah sebagai penerima pekerjaan, sebagai salah satu peserta dan keluar sebagai
pemenang dalam proses Penunjukan Langsung yang diselenggarakan oleh Panitia Pengadaan Barang/Jasa
PT Perkebunan Nusantara III (Persero);
c. Bahwa PIHAK KEDUA menyatakan setuju mengikatkan diri dan menyanggupi untuk menerima dan
melaksanakan pekerjaan dari PIHAK PERTAMA sampai dengan selesai dan sesuai syarat dan ketentuan yang
ditetapkan;
d. Bahwa sebagai dasar pemberian pekerjaan dan pelaksanaan pekerjaan yang dimaksud dalam Perjanjian ini
adalah sebagai berikut :
PARA PIHAK selanjutnya setuju dan sepakat untuk saling mengikatkan diri dalam satu Perjanjian [..........................]
selanjutnya disebut sebagai “Perjanjian” dengan syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut :
PASAL 1
PASAL 2
1. PIHAK KEDUA wajib mulai melaksanakan pekerjaan pada tanggal [..........]. Seluruh Pekerjaan sudah
harus diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dalam jangka waktu selambat-
lambatnya [..............] hari terhitung mulai tanggal [..............] sampai dengan Tanggal [...............] ;
2. Perubahan jangka waktu hanya dibenarkan atas persetujuan PIHAK PERTAMA karena alasan-alasan ada
nya penambahan atau pengurangan pekerjaan, atau karena adanya keadaan force majeure (keadaan kahar)
atau karena keadaan lain yang menurut PIHAK PERTAMA pantas untuk diberikan perubahan waktu
Pekerjaan ;
3. Tempat penyerahan pekerjaan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA di [............] dan diterima PIHAK
PERTAMA yang diwakili oleh Penanggung Jawab Pekerjaan sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 5.2.
Surat Perjanjian ini ;
PASAL 3
Harga Pekerjaan
[uraian perincian]
2.
3.
4.
Jumlah
2. Harga satuan tersebut bersifat tetap dan jika terjadi perubahan harga akan menjadi tanggung jawab PIHAK
KEDUA, kecuali jika perubahan tersebut terjadi akibat dari keputusan resmi Pemerintah yang secara
langsung mempengaruhi harga pekerjaan dan kenaikan harga pekerjaan melebihi 10% (sepuluh persen
) dari harga yang telah disepakati maka PIHAK KEDUA dapat mengajukan permohonan penyesuaian harga
kepada PIHAK PERTAMA. Penyesuian harga satuan berlaku efektif sejak permohonan penyesuaian harga
disetujui secara tertulis oleh PIHAK PERTAMA ;
PASAL 4
PEMBAYARAN
1. Pembayaran akan dilakukan dengan [………..] berdasarkan [….……] (sesuai kebutuhan pembayaran).
2. PIHAK KEDUA wajib mengajukan tagihan pembayaran kepada PIHAK PERTAMA dengan melampirkan
dokumen penagihan sebagai berikut :
1. Asli AU 79 yang ditanda tangani oleh Penanggung Jawab Pekerjaan ;
2. Asli Berita Acara Serah Terima Pekerjaan ;
3. Asli Berita Acara Pemeriksaan Fisik dan Kemajuan Pekerjaan;
4. Laporan Perkembangan Kemajuan Pekerjaan ;
5. Asli Surat Permohonan Penagihan ;
6. E-Faktur Pajak ;
7. Copy Elektronik Nomor Seri Faktur Pajak ;
8. Copy Surat Keterangan Terdaftar Pajak ;
9. Copy Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak ;
10. Copy Jurnal ;
11. Checklist Kepatuhan PIHAK KEDUA ;
3. Setiap pembayaran akan dilakukan dengan cara transfer dana melalui rekening bank atau penyerahan giro
atau cek atas nama PT/CV....., Nomor Account [..................], Nama Bank [........................] Cabang
[...................].
4. Permintaan pembayaran yang menyimpang dari ketentuan di atas hanya dibenarkan setelah PIHAK
KEDUA memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan PIHAK PERTAMA dengan ketentuan tidak
menghilangkan hak PIHAK PERTAMA menolak untuk sementara melakukan pembayaran apabila rekening
yang diajukan bukan merupakan rekening atas nama PIHAK KEDUA. Apabila terjadi hal yang demikian,
maka PIHAK PERTAMA hanya akan melakukan pembayaran setelah PIHAK KEDUA menyelesaikan
permasalahan rekening tersebut dan memenuhi syarat-syarat yang diminta oleh PIHAK PERTAMA ;
5. Terhadap pembayaran tersebut di atas menjadi kewajiban bagi PIHAK KEDUA untuk melakukan
permintaan pembayaran sesuai dengan hasil/kemajuan pekerjaan yang telah dilakukan ;
6. PIHAK KEDUA membebaskan PIHAK PERTAMA dari segala keberatan atau tuntutan atau gugatan
hukum PIHAK lainnya terkait pembayaran sebagaimana disebutkan dalam Ayat 4.4. diatas dan
penyimpangan pembayaran tersebut menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA sendiri;
7. PIHAK PERTAMA akan membayar harga pekerjaan yang telah diselesaikan oleh PIHAK KEDUA dengan
terlebih dahulu melakukan perhitungan dan memotong secara langsung denda/sanksi/ganti rugi yang harus
dibayar oleh PIHAK KEDUA apabila bila ada ;
PASAL 5
1. Guna menjamin pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan yang
telah disyaratkan, maka PIHAK PERTAMA memandang perlu untuk melakukan pengawasan terhadap
pekerjaan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA pada tempat-tempat yang dipandang perlu oleh PIHAK
PERTAMA ;
2. PIHAK PERTAMA menunjuk [....................]. sebagai penanggung jawab pekerjaan dan [...........] Penan
ggung Jawab Pengawasan pelaksanaan pekerjaan ;
3. Selama SURAT PERJANJIAN ini berlangsung, PIHAK KEDUA memberikan izin kepada PIHAK
PERTAMA atau Penanggung Jawab Pekerjaan atau Penanggung Jawab Pengawasan pelaksanaan pekerjaan
untuk melakukan pengawasan pelaksanaan pekerjaan pada setiap saat jika dipandang perlu PIHAK
PERTAMA termasuk tetapi tidak terbatas pada kegiatan pengawasan secara umum, memeriksa dan menguji
bahan baku, memeriksa dan mengevaluasi kemajuan hasil pekerjaan untuk memastikan bahwa pekerjaan
tersebut telah selesai seluruhnya dan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang ditetapkan ;
4. Berdasarkan hasil pengawasan pekerjaan sebagaimana disebut pada Pasal 5.3. tersebut di atas ternyata
PIHAK KEDUA melanggar atau tidak memenuhi satu atau beberapa Pasal dari Perjanjian ini maka PIHAK
PERTAMA atau pengawas yang ditunjuk PIHAK PERTAMA akan melakukan teguran/surat peringatan
kepada PIHAK KEDUA dalam bentuk tertulis dan setiap surat peringatan memiliki konsekuensi sebagai
berikut :
1. Surat Peringatan Pertama (SP I) mengakibatkan PIHAK KEDUA tidak dapat mengikuti proses
pengadaan barang dan/atau jasa di PIHAK PERTAMA selama 3 (tiga) bulan ;
2. Surat Peringatan Kedua (SP II) mengakibatkan PIHAK KEDUA tidak dapat mengikuti proses
pengadaan barang dan/atau jasa di PIHAK PERTAMA selama 6 (enam) bulan ;
PASAL 6
1. PIHAK KEDUA harus selalu berada di lokasi kerja dan apabila PIHAK KEDUA tidak bisa memenuhinya,
maka kepadanya diwajibkan untuk menunjuk wakil yang secara rutin harus berada di lokasi kerja. Wakil ini
harus memahami syarat teknis pekerjaan dan memiliki kemampuan dan pengalaman dalam melaksanakan
pekerjaan yang diserahkan ;
2. Apapun keputusan wakil yang ditunjuk tersebut adalah mengikat terhadap PIHAK KEDUA ;
PASAL 7
PIHAK KEDUA diwajibkan sedikitnya memberikan laporan berkala tentang kemajuan pekerjaan berupa catatan
kegiatan mingguan sesuai ketentuan yang berlaku di PIHAK PERTAMA dan dibuat dalam rangkap 2 (dua)
yang diserahkan kepada Penanggung Jawab Pekerjaan [..............] ;
PASAL 8
denda
1. Denda keterlambatan sebesar 0,1 % (nol koma satu perseratus) dari Harga Pekerjaan untuk setiap hari
keterlambatan terhitung sejak berakhirnya jangka waktu pelaksanaan Pekerjaan dengan ketentuan batas
maksimum hari keterlambatan adalah 7 (tujuh) hari keterlambatan ;
2. Dalam hal keterlambatan melebihi batas waktu tersebut, maka PIHAK PERTAMA dapat mengakhiri S
urat Perjanjian dan selanjutnya mengalihkan kepada pihak lain dan segala kerugian PIHAK PERTAMA
yang terjadi menjadi beban PIHAK KEDUA ;
3. PIHAK PERTAMA dapat tidak mengakhiri Surat Perjanjian sesuai ketentuan Ayat 8.2. diatas dengan
ketentuan kepada PIHAK KEDUA dikenakan kompensasi keterlambatan sebesar 0,1% (nol koma satu
perseratus) dari harga Pekerjaan untuk setiap hari sampai PIHAK KEDUA menyerahkan seluruh
Pekerjaan. Pasal ini berlaku setelah PIHAK KEDUA memberitahukan alasan keterlambatan tersebut.
PASAL 9
1. Pengakhiran Surat Perjanjian dapat dilakukan karena Pekerjaan sudah selesai atau terjadi Keadaan Kahar;
2. Dalam hal Surat Perjanjian diakhiri, maka PIHAK PERTAMA wajib membayar hasil Pekerjaan yang telah
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA sesuai realisasi yang dicapai di lokasi pekerjaan dengan terlebih dahulu
memperhitungkan denda/ganti rugi oleh PIHAK KEDUA jika ada;
3. PIHAK PERTAMA dapat melakukan pemutusan Surat Perjanjian dengan PIHAK KEDUA serta PARA
PIHAK setuju untuk mengesampingkan Pasal 1266 KUHPerdata dan karenanya PIHAK PERTAMA dapat
memutuskan secara sepihak Perjanjian ini tanpa melalui putusan pengadilan, dalam hal:
1. PIHAK KEDUA melanggar satu atau lebih ketentuan dalam Surat Perjanjian ini ;
2. PIHAK KEDUA tidak melakukan pekerjaan dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sejak tanggal yang
ditetapkan dalam Pasal 2 Surat Perjanjian ini ;
3. Hasil pekerjaan yang diserahkan tidak memenuhi persyaratan teknis yang telah disepakati ;
4. Penyerahan hasil pekerjaan tidak sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan;
5. PIHAK KEDUA dinilai tidak sanggup meneruskan pekerjaan;
6. PIHAK KEDUA mengundurkan diri;
4. Segala kerugian PIHAK KEDUA karena pemutusan Surat Perjanjian menjadi tanggung jawab PIHAK
KEDUA ;
5. PIHAK PERTAMA tidak diwajibkan melakukan pembayaran pekerjaan terhitung sejak terjadinya
pemutusan Surat Perjanjian ;
6. Apabila terjadi pemutusan Surat Perjanjian, maka PIHAK PERTAMA berhak untuk mengalihkan pekerjaan
dengan menunjuk pihak lain untuk menyelesaikan pekerjaan yang belum diselesaikan oleh PIHAK
KEDUA ;
PASAL 10
PASAL 11
Keadaan Kahar / Force Majeure
1. Keadaan kahar (force majeure) adalah setiap peristiwa atau kejadian yang berada diluar kekuasaan/
kemampuan PARA PIHAK untuk menghindarinya dan terjadi bukan karena kesalahan/kelalaian PARA
PIHAK, termasuk tetapi tidak terbatas pada peristiwa bencana alam seperti gempa bumi, banjir, badai, angin
topan dan curah hujan yang dibuktikan dengan laporan curah hujan yang mengakibatkan jalan licin sesuai
laporan tertulis dari Manajer Kebun/Unit, putusnya jalan/jembatan ke tempat lokasi, serta peristiwa bencana
non-alam seperti pemogokan umum, huru-hara, perang, pandemi wabah penyakit yang telah ditetapkan
resmi oleh peraturan pemerintah, serta terbitnya peraturan pemerintah secara resmi khususnya di bidang
ekonomi dan moneter, sehingga PIHAK yang bersangkutan tidak bisa melaksanakan kewajibannya
berdasarkan Surat Perjanjian ini ;
2. Alasan keadaan kahar (force majeure) dapat diterima setelah adanya pelaporan dalam waktu paling lama 7
(tujuh) hari sejak terjadinya peristiwa keadaan kahar (force majeure) dan setelah mendapat persetujuan
tertulis dari PIHAK PERTAMA ;
PASAL 12
Ganti Rugi
1. Ganti rugi akan dikenakan kepada PIHAK KEDUA apabila akibat kelalaiannya dalam pelaksanaan
pekerjaan mengakibatkan terjadinya kerusakan pada alat-alat produksi atau properti lainnya milik PIHAK
PERTAMA atau mengakibatkan terganggunya atau terhalanginya PIHAK PERTAMA melakukan
pekerjaan, atau berkurangnya manfaat/keuntungan yang seharusnya diperoleh PIHAK PERTAMA
seandainya PIHAK KEDUA tidak lalai dalam melaksanakan kewajibannya ;
2. Besarnya ganti rugi secara wajar akan ditentukan oleh PIHAK PERTAMA dengan memperhatikan kerugian
nyata yang benar-benar dialami oleh PIHAK PERTAMA termasuk tetapi tidak terbatas pada penggantian
alat-alat yang rusak, penggantian alat-alat yang tidak dapat berfungsi sama sekali, upah-upah perbaikan
sampai alat tersebut berfungsi sebagaimana mestinya, kerugian pihak lainnya apabila ada dan apabila
dipandang perlu oleh PIHAK PERTAMA ganti rugi dapat dikenakan atas keuntungan yang seharusnya
didapatkan oleh PIHAK PERTAMA jika seandainya PIHAK KEDUA tidak melakukan kelalaian ;
3. PIHAK KEDUA wajib membayar ganti rugi tersebut selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari
kalender setelah pengajuan klaim ganti rugi dilakukan oleh PIHAK PERTAMA ;
PASAL 13
Addendum
Para Pihak dapat melakukan addendum atas Surat Perjanjian ini, dalam hal terjadi keadaan-keadaan sebagai berikut :
1. Terjadi kendala-kendala teknis yang diberitahukan terlebih dahulu oleh PIHAK KEDUA ;
2. Terjadi penambahan atau pengurangan pekerjaan atas izin PIHAK PERTAMA;
3. Terjadi keadaan memaksa (force majeure) ;
4. Terjadi perubahan nomor rekening bank ;
5. Keadaan-keadaan lain yang menurut pertimbangan PIHAK PERTAMA patut diberikan perubahan jangka
waktu pekerjaan ;
PASAL 14
Pajak-Pajak
1. PPN sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku ditanggung oleh PIHAK PERTAMA
dan dibayarkan oleh PIHAK yang diatur dalam peraturan terkait ke Kas Negara sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku ;
2. PPh Pasal 23 sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku ditanggung oleh PIHAK
KEDUA yang dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA ke kas negara dengan menyerahkan bukti pembayaran
kepada PIHAK KEDUA ;
3. PIHAK KEDUA wajib dan bertanggung jawab atas seluruh pajak/retribusi dan pungutan lain yang menjadi
beban PIHAK KEDUA baik yang timbul berdasarkan atas pelaksanaan pekerjaan ini atau PIHAK KEDUA
sebagai Badan Hukum yang diwajibkan berdasarkan peraturan Perundang undangan ;
4. Dalam hal PIHAK KEDUA tidak memenuhi ketentuan perpajakan/retribusi yang berlaku maka sanksi atas
pelanggaran dimaksud menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA ;
PASAL 15
Penyelesaian Perselisihan
Semua perselisihan yang timbul dari Surat Perjanjian akan diselesaikan secara musyawarah mufakat, apabila dalam
tempo 7 (tujuh) hari sejak berlangsungnya musyawarah tidak diperoleh penyelesaian mufakat maka akan
diselesaikan di Pengadilan Negeri Medan ;
PASAL 16
Demikian Surat Perjanjian ini dibuat sebagaimana mestinya untuk dapat dipedomani dan dilaksanakan secepatnya.
Medan, Tgl/Bulan/Tahun
(_________________) (____________________)
Direktur