Nutrisi Transportasi Dan Translokasi
Nutrisi Transportasi Dan Translokasi
Oleh:
Ayu Eka Putri 1201428
Dita Agustian (1201391)
Neri Egi Rusmana 1201695
Rosalia Listyaningsih 1201236
DAFTAR PUSTAKA
A. NUTRISI MINERAL
Tanaman merupakan organisme autotrof yang mampu menggunakan energi dari sinar
matahari untuk mensintesis semua komponen dari karbon dioksida, air, dan unsur-unsur mineral.
Studi nutrisi tanaman telah menunjukkan bahwa unsur-unsur mineral tertentu sangat penting bagi
kehidupan tanaman. Unsur mineral dikatakan penting bila unsure mineral tersebut tidak ada akan
menghambat tanaman dalam menyelesaikan siklus hidupnya (Arnon dan Stout 1939) atau unsure
mineral tersebut memiliki peran fisiologis yang jelas (Epstein 1999). Unsur-unsur ini
diklasifikasikan sebagai makronutrien atau mikronutrien, tergantung pada jumlah relatif yang
ditemukan dalam jaringan tanaman. Tetapi beberapa peneliti berpendapat pengelompokkan ini
sulit dibenarkan secara fisiologi, seperti Mengel and Kirkby (1987) mengusulkan bahwa elemen
penting diklasifikasikan berdasarkan peran biokimia dan fungsi fisiologisnya.
Berdasarkan gejala kekurangan nutrien tertentu pada tanaman tingkat tinggi yang dapat
diamati, gangguan kekurangan nutrien terjadi karena nutrien memiliki peran penting dalam
metabolisme tanaman. Nutrien ini berperan sebagai komponen senyawa organik, dan pada
penyimpanan energi dalam struktur tanaman berperan sebagai kofaktor enzim, serta berperan
dalam reaksi transfer elektron. Ada 4 pengelompokan berdasarkan kekurangan nutrient mineral:
Kelompok 1: Kekurangan nutrien mineral yang merupakan bagian senyawa karbon. Kelompok
ini terdiri dari nitrogen dan belerang
Kelompok 2: Kekurangan nutrien mineral penting dalam penyimpanan energi atau integritas
struktur. Kelompok ini terdiri dari fosfor, silikon, dan boron.
Kelompok 3: Kekurangan nutrien mineral yang tetap dalam bentuk ion. Kelompok ini mencakup
beberapa elemen mineral yang paling akrab: kalium macronutrien, kalsium, dan
magnesium, dan klorin mikronutrien, mangan, dan sodium
Kelompok 4: Kekurangan nutrien mineral yang terlibat dalam reaksi redoks. Kelompok lima
mikronutrien ini termasuk logam besi, seng, tembaga, nikel, dan molibdenum
Nutrien mineral bisa dipelajari melalui sistem tanam hidroponik atau aeroponik, yang
memungkinkan untuk mengidentifikasi nutrien tertentu yang harus ada. Larutan yang saat ini
banyak dipakai para petani organic modern adalah larutan Hoagland modifikasi. Larutan ini
berisi semua elemen mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman secara cepat.
Analisis pada tanah dan jaringan tanaman dapat memberikan informasi tentang keadaan
nutrien pada sistem tanaman, tanah dan melalui cara ini dapat memberikan informasi mengenai
tindakan yang harus dilakukan untuk menghindari defisiensi atau keracunan.
Apabila tanaman pertanian ditanam dengan maksud untuk menghasilkan panenan yang
tinggi dengan system pengelolaan modern, maka sebagian besar nutrisi yang ada tanah hilang.
Untuk mencegah kehilangan yang semakin berlanjut, nutrisi dapat ditambahkan kembali ke tanah
dalam bentuk pupuk. Pupuk yang memberikan nutrisi dalam bentuk anorganik disebut pupuk
kimia, sedangkan pupuk yang berasal dari residu tumbuhan atau hewan disebut pupuk organik.
Dalam kedua kasus ini, tanaman menyerap nutrisi terutama sebagai ion anorganik. Kebanyakan
pupuk langsung diberikan ke tanah, tetapi beberapa ada yang disemprotkan pada daun.
Tanah merupakan substrat yang kompleks secara fisik, kimia, dan biologis. Ukuran
partikel tanah dan kapasitas tukar kation tanah menentukan sejauh mana tanah dapat
menyediakan ruang simpanan untuk air dan nutrisi. pH tanah juga memiliki pengaruh yang besar
pada ketersediaan unsur mineral bagi tanaman. Jika unsur mineral, terutama natrium atau logam
berat berlebihan dalam tanah, maka dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Tanaman dan
beberapa spesies tertentu mampu mentolerir kelebihan elemen mineral, misalnya, halophytes
toleran terhadap keadaan natrium di bawah kondisi secara ekstrim. Untuk mendapatkan nutrien
dari tanah, tanaman mengembangkan perluasan sistem akar. Akar memiliki struktur yang relatif
sederhana dengan simetri radial dan beberapa jenis sel yang berdiferensiasi. Akar terus
mengambil nutrisi secara langsung dari tanah di sekitar mereka, dan mengadakan pertumbuhan
akar secara cepat bila berada dalam tanah yang segar. Akar tanaman sering bekerjasama dengan
jamur mikoriza. Hifa mikoriza yang baik memperluas jangkauan akar ke tanah sekitarnya dan
memfasilitasi tambahan unsur mineral, terutama fosfor yang relatif bergerak dalam tanah.
Sebagai imbalannya, tanaman memberikan karbohidrat untuk mikoriza tersebut. Tanaman
cenderung menekan kerjasama dengan mikoriza dalam kondisi ketersediaan nutrisi tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Reece, Urry, Cain, Wasserman, Minorsky, & Jackson. 2008. BIOLOGI Ed. Kedelapan
Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Taiz & Zeiger. 2002. Plant Physiology. 3rd ed. Sunderland: Sinauer.