Anda di halaman 1dari 5

IODOMETRI

Arief Almuqhori Eka Nugraha, 23232016, STIPP

ABSTRAK

Pada kegiatan praktikum acara 3 berisi materi tentang iodometri yang bertujuan untuk
menetapkan kadar yodium dengan larutan natrium tiosulfat. Adapun alat-alat yang digunakan pada percobaan
praktikum ini adalah 1 set statif buret untuk melakukan titrasi, pipet ukur, erlenmeyer, dan gelas beker. Lalu
adapula bahan-bahan yang digunakan diantaranya larutan I₂ 0,1 N, larutan standar Na₂S₂O₃ 0,1 N, dan indikator
amilum. Dengan alat dan bahan yang sudah disiapkan nantinya akan dilakukan proses titrasi dengan cara
menggabungkan larutan I₂ 0,1 N dan larutan standar Na₂S₂O₃ 0,1 N kedalam erlenmeyer dan ditambahkan
indikator amilum. Percobaan ini nantinya akan dilakukan sebanyak 3 kali percobaan untuk menentukan adakah
perbedaan di tiap-tiap percobaannya dengan tidak lupa memperhatikan volume yang dibutuhkan untuk tujuan
percobaan ini.
Kata kunci : Iodometri, titrasi, natrium tiosulfat, alat, dan bahan praktikum

Pendahuluan
Garam beriodium adalah garam dibutuhkan oleh manusia di Indonesia dan dunia. Garam yang
didalamnya terkandung senyawa Kalium Iodat (Iodium) merupakan salah satu nutrisi penting yang harus
dikonsumsi secara teratur. Jumlah garam yang harus dikonsumsi per hari untuk setiap orang kurang lebih
adalah 9 gram. Untuk masyarakat di negara berkembang seperti Indonesia, selain untuk memenuhi nutrisi
tubuh, konsumsi garam ditujukan juga untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan iodium (Noviyanto, dkk.
2014).(Muthiah, Lubis and Riyanto, 2020).
Titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatu volum larutan standar ditambahkan ke dalam
larutan dengan tujuan mengetahui komponen yang tidak dikenal. Larutan standar adalah larutan yang
konsentrasinya sudah diketahui secara pasti. Berdasarkan kemurniannya larutan standar dibedakan menjadi
larutan standar primer dan larutan standar sekunder. Larutan standar primer adalah larutan standar yang
dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian tinggi (konsentrasi
diketahui dari massa - volum larutan). Larutan standar sekunder adalah larutan standar yang dipersiapkan
dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian relatif rendah sehingga konsentrasi
diketahui dari hasil standardisasi (Day Underwood, 1999).(Padmaningrum, 2008).
Sebelum dilakukan pengompleksan, Fe3+ direduksi menjadi Fe2+ karena menurut Wang (2015),
kompleks Fe2+ dengan 1,10-fenantrolin lebih stabil dengan nilai konstanta kestabilan 21,0 sedangkan Fe3+
dengan 1,10- fenantrolin bersifat tidak stabil, dibuktikan dari konstanta kestabilan yang bernilai 14,1.
Pereduksi Natrium tiosulfat (Na2S2O3) digunakan karena merupakan pereduksi yang kuat untuk besi dan
pereduksi ini mudah didapat. Penggunaan pereduksi natrium tiosulfat (Na2S2O3) dalam penelitian ini
didasarkan pada hasil penelitian Puspaningtyas (2004) yang menemukan bahwa pada kondisi pH 4,5,
Na2S2O3 11 ppm sudah mampu mereduksi larutan Fe3+ 5 ppm dengan prosen recovery sebesar 99,2438%.
Hapsoro (2012) melakukan penelitian dengan menggunakan pereduksi natrium tiosulfat (Na2S2O3) dan
kalium oksalat (K2C2O4) untuk mereduksi Fe(III) menjadi Fe(II) dalam analisis kadar total besi. Pada
penelitian ini diketahui bahwa natrium tiosulfat (Na2S2O3) memiliki kemampuan yang lebih baik yakni dapat
mereduksi besi sebesar 77,95% daripada K2C2O4 yang mereduksi besi sebesar 72,77%. Fisiana (2012)
melakukan penelitian dengan menggunakan pereduksi natrium tiosulfat (Na2S2O3) dan timah (II) klorida
(SnCl2) untuk mereduksi Fe (III) menjadi Fe (II). Dari hasil yang diperoleh menunjukkan SnCl2 lebih baik
karena dapat mereduksi besi dengan baik sebesar 78,45% daripada Na2S2O3 yang mereduksi besi sebesar
78,23%, namun tidak jauh berbeda karena keduanya sama-sama memiliki kemampuan yang kuat untuk
mereduksi besi.(Pangastuti and Sugiarso K.S, 2017).
BAHAN DAN METODE
Alat
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah pipet ukur, erlenmeyer, dan 1 set statif
buret untuk titrasi.
Bahan
Lalu ada bahan-bahan yang digunakan adalah I₂ 0,1 N, Na₂S₂O₃ 0,1 N, dan indikator amilum.
CARA KERJA
Dalam praktikum kali ini pertama-tama menyiapkan alat titrasi dalam keadaan bersih dan kering lalu
mengambil 10 mL larutan I₂ 0,1 N dengan menggunakan pipet ukur, selanjutnya memasukkan ke dalam
erlenmeyer 250 mL. Kemudian menitrasi larutan I₂ 0,1 N dengan larutan standar Na₂S₂O₃ 0,1 N sampai larutan
berubah warna menjadi kuning, lalu menambahkan 1mL indikator amilum, selanjutnya melanjutkan titrasi
sampai larutan berubah warna menjadi tidak berwarna, kemudian mengulangi percobaan sebanyak 3 kali, lalu
melakukan perhitungan kadar I₂ sesuai hasil titrasi.
HASIL PENGAMATAN
Tabel pengamatan titrasi 1
No V₀ Vt Vt-V₀ Warna Awal Warna Akhir
1. 0 7,4 7,4 Coklat Kuning
2. 0 6,7 6,7 Coklat Kuning
3. 0 6,7 6,7 Coklat Kuning
Dalam percobaan praktikum kemarin telah dilakukan percobaan yang bertujuan untuk menetapkan
kadar yodium dengan larutan tiosulfat yang menghasilkan data percobaan seperti pada tabel diatas yang
membuat larutan yang awalnya berwarna coklat menjadi kuning.
Tabel pengamatan titrasi 2
No V₀ Vt Vt-V₀ Warna Awal Warna Akhir
1. 0 0,2 0,2 Biru Bening
2. 0 0,3 0,3 Biru Bening
3. 0 0,1 0,1 Biru Bening
Dalam percobaan praktikum telah dilakukan proses titrasi yang tadinya larutan berwarna biru menjadi
bening dari larutan titrasi 1 yang telah diberikan indikator amilum untuk membantu mendapatkan hasil akhir
yang diinginkan.
KESIMPULAN
Dari percobaan praktikum dapat ditarik kesimpulan bahwa pada praktikum acara 3, dilakukan
eksperimen iodometri dengan tujuan menetapkan kadar yodium menggunakan larutan natrium tiosulfat. Alat
yang digunakan diantaranya satu set statif buret untuk melakukan titrasi, pipet ukur, erlenmeyer, dan gelas
beker. Bahan-bahan yang diperlukan melibatkan larutan I₂ 0,1 N, larutan standar Na₂S₂O₃ 0,1 N, dan indikator
amilum. Tahapan eksperimen melibatkan titrasi dengan mencampurkan larutan I₂ 0,1 N dan larutan standar
Na₂S₂O₃ 0,1 N dalam erlenmeyer, ditambahkan indikator amilum. Percobaan ini diulang sebanyak 3 kali untuk
mengevaluasi adanya perbedaan antar percobaan, dengan memperhatikan volume yang diperlukan dalam
setiap percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Muthiah, M., Lubis, R. and Riyanto, R. (2020) ‘Penentuan Kadar Kalium Iodat (KIO3) dalam Garam
Konsumsi yang Beredar Dipasaran dengan Metode Iodometri’, Jurnal Ilmiah Biologi UMA (JIBIOMA), 2(1),
pp. 32–38.
Padmaningrum, R.T. (2008) ‘Titrasi Iodometri’, Jurnal Pendidikan Kimia FMIPA UNY, pp. 1–6.
Pangastuti, D.D. and Sugiarso K.S, R.D. (2017) ‘Perbandingan Kondisi Optimum Pereduksi Natrium
Tiosulfat (Na2S2O3) dan Hidroksilamin Hidroklorida (NH2OH.HCl) Pada Analisa Kadar Total Besi Secara
Spektrofotometri UV-Vis’, Jurnal Sains dan Seni ITS, 6(1), pp. 4–9.
LAMPIRAN
Hasil titrasi larutan I₂ dengan natrium tiosulfat

Persiapan untuk titrasi larutan I₂ dengan natrium


tiosulfat

Proses titrasi
Nama : Arief Almuqhori Eka Nugraha
NIM : 23232016
Kelas : STIPP
Acara : Iodometri
DATA PERHITUNGAN

Yogyakarta, 1 Desember 2023


Co Ass Praktikan

(Zeni Kurnia M) (Arief Almuqhori Eka Nugraha)

Anda mungkin juga menyukai