Lta Asli Dila Sectio Caesarea
Lta Asli Dila Sectio Caesarea
DI RUMAH SAKIT
HARAPAN DAN DOA KOTA BENGKULU
DI RUMAH SAKIT
HARAPAN DAN DOA KOTA BENGKULU
ABSTRAK
Nyeri akut pada pasien post sectio caesarea dapat mengganggu aktivitas ibu dan juga
proses pemberian asi pada bayi. keluhan yang dirasakan ibu yaitu nyeri yang berasal
dari insisi abdomen. ada dua macam penatalakasanaan nyeri yaitu dengan
farmakologi dan non farmakologi.
Tujuan penelitian untuk memperoleh gambaran asuhan keperawatan pada pasien
post sectio caesarea dengan mobilisasi dini untuk Untuk mempercepat proses
penyebuhan luka sehingga nyeri semakin menurun.
Metode penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan studi kasus untuk
mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan post sectio caesarea. Pendekatan yang
digunakan adalah asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan kolaborasi pemberian nutrisi yang tepat
dan asuhan keperawatan secara intensif serta melakukan mobilisasi dini dimulai dari
6 jam setelah operasi, hari pertama mampu posisi miring kiri dan miring kanan, hari
kedua mampu duduk tanpa di bantu dan pada hari ketiga mampu berjalan tanpa
dibantu. Dengan mobilisasi dini terjadi penurunan skala nyeri dengan rata-rata
penurunan nyeri 3 tingkat lebih rendah dibandingkan nyeri sebelumnya (6 jam pasca
operasi) pada kedua responden.
ABSTRAK
Acute pain in post sectio caesarea patients can interfere with the mother's activities
and also the process of breastfeeding the baby. The complaint felt by the mother was
pain originating from the abdominal incision. There are two kinds of pain
management, namely pharmacological and non-pharmacological.
The purpose of the study was to obtain an overview of nursing care in post sectio
caesarea patients with early mobilization to accelerate the wound healing process so
that pain decreased.
The research method is descriptive with a case study approach to explore the
problem of post sectio caesarea nursing care. The approach used is nursing care
which includes assessment, nursing diagnosis, planning, implementation, and
evaluation.
The results showed that with the collaboration of providing proper nutrition and
intensive nursing care and doing early mobilization starting from 6 hours after
surgery, the first day was able to tilt left and right side, the second day was able to sit
without assistance and on the third day was able to walk without assistance. helped.
With early mobilization there was a decrease in pain scale with an average pain
reduction of 3 levels lower than the previous pain (6 hours postoperatively) in both
respondents.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis memanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir (LTA) ini.
Penulisan LTA ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan pada Program Studi DIII Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sapta Bakti. Lapotan Tugas Akhir ini terwujud atas
bimbingan dan arahan dari Ibu Ns. Novi Lasmadasari M.Kep selaku pembimbing.
Penulis pada kesempatan ini menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Ibu Djusmalinar,SKM,M.Kes Selaku ketua sekolah tinggi ilmu kesehatan sapta
bakti bengkulu serta sebagai ketua penguji
2. Ibu Ns. Indaryani, M.Kp sebagai anggota penguji I
3. Ibu Ns. Novi Lasmadasari M.Kep sebagai anggota penguji II sekaligus
pembimbing laporan tugas akhir yang telah meluangkan waktu dan memberikan
bimbingan serta dukungan kepada peneliti.
4. Segenap dosen sekolah tinggi ilmu kesehatan sapta bakti bengkulu khususnya
prodi DIII keperawatan yang telah memberikan beragam ilmu pengetahuan kepada
peneliti.
5. Keluarga tercinta terutama (bapak dan mamak) yang selalu memberikan semangat,
dukungan dan do’a untuk keberhasilan peneliti.
6. Bapak/Ibu selaku Direktur RSHD Kota Bengkulu sebagai lahan penelitian
7. Detra Zalfa Nura yang selalu mengsuport selama pembuatan LTA
8. Serta teman-teman angkatan tahun 2019 terutama prodi DIII keperawatan yang
telah berjuang bersama dari awal kuliah sampai akhir ini.
9. Teman-teman special Piona, Bika, Disvi, Gita, Revfia, Dina, Anisa, Restiana,
Pefsi, Ulfa terimakasih atas waktu, canda, tawa, serta kenangan yang takan pernah
terlupakan, terimakasih telah mejadi teman terbaik.
10. Semua pihak yang telah membantu dan tdak dapat disebutka satu persatu.
Peneliti berharap semoga LTA ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat
dijadikan referensi demi pengembangan kea rah yang lebih baik.
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
dukungan dan kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tugas proposal
ini membawa manfaat bagi perkembangan ilmu.
Penulis
ii
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
DAFTAR ISI
iii
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
1. Pengkajian .................................................................................... 28
2. Diagnosa Keperawatan .................................................................. 34
3. Intervensi Keperawatan ................................................................. 37
iv
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 SOP .................................................................................................. 26
Tabel 2.2 hasil penelitian sebelumnya ............................................................. 27
Tabel 2.3 pengkajian anamnesa ....................................................................... 28
Tabel 2.4 hasil aktivitas sehari-hari ................................................................. 30
Tabel 2.5 hasil pemeriksaan fisik pasien.......................................................... 31
Tabel 2.6 penetalaksanaan terapi medis ........................................................... 33
Tabel 2.7 analisa data ....................................................................................... 34
Tabel 2.8 intervensi keperawatan ..................................................................... 37
Tabel 4.1 Hasil Anamnesis Pasien dengan Nyeri Post Operasi Sectio Caesarea 48
Tabel 4.2 Hasil Aktivitas Sehari-hari pasien dengan gangguan rasa nyaman . 51
Tabel 4.3 hasil pemeriksaan fisik pasien post sectio casarea ........................... 52
Tabel 4.4 hasil pemeriksaan diagnostic ........................................................... 54
Tabel 4.5 penatalakanan terapi klien post sectio caesarea ............................... 54
Tabel 4.6 Analisa data ...................................................................................... 54
Tabel 4.7 intervensi Responden 1 .................................................................... 58
Tabel 4.8 intervensi Responden 2 .................................................................... 60
Tabel 4.9 pelaksanaan keperawatan Responden 1 ........................................... 62
Tabel 4.10 pelaksanaan keperawatan Responden 2 ......................................... 69
Tabel 4.11 evaluasi keperawatan pada kasus sectio caesarea di tanggal 24
februari 2022 ................................................................................................... 77
v
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
DAFTAR BAGAN
vi
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
DAFTAR GAMBAR
vii
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
DAFTAR LAMPIRAN
viii
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
DAFTAR SINGKATAN
SC : Sectio Caesarea
ADL : Activity Daily Living
WHO : World Health Organization
PEB : Pre-Eklamsi Berat
KPD : Ketuban Pecah Dini
DS : Data Subjektif
DO : Data Objektif`
DVT : Deep vein thrombosis
HB : Hemaglobin
Ht : Hematocrit
SOP : Standar Oprasional prosedur
BAB : Buang air besar
ROM : Range of motion
DM : Diabetes melitus
HT : Hipertensi
TBC : Tuberkulosis
TFU : Tinggi fundus uteri
ix
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
DAFTAR ISTILAH
Sectio Caesarea : Pembedahan Insisi Dinding Abdomen
Boundingattachment : Keterikatan batin antara orang tua dan bayi
Thrombosis : Gumpalan Darah
Tromboemboli : Gumpalan Darah
Proteinuria : Meningkatnya Kadar Protein Dalam Urine
Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi
Promotif : Promosi Kesehatan
Preventif : Pencegahan
Kuratif : Penyembuhan
Kolaboratif : Kolaborasi
Semifowler : Posisi Setengah Duduk
Mobilisasi : Kemampuan Seseorang Bergerak Bebas
Konstipasi : Sembelit
Fibrosa : Jaringan Ikat
Peritoneum : Lapisan Dalam Perut
Epidermis : Lapisan kulit terluar
Subkutan : Lapisan kulit terdalam
Dermis : Lapisan di bawah epidermis
Anterior : Depan
Abdomen : Perut
Posterior : Belakang
Indikasi : Penyebab
Proteinuria : Ginjal bocor
Anestesi : Bius total
Obesitas : Berat Badan Lebih
Endometritis : Infeksi rahim
Takipnea : Pernapasan di atas normal
Histerektomi : Prosedur pembedahan untuk mengangkat rahim
Isidensi : Jumlah kasus baru dari satu penyakit
x
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
xi
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Setiap perempuan menginginkan persalinannya berjalan lancar dan
dapat melahirkan bayi dengan sempurna. Persalinan bisa saja berjalan secara
normal, namun tidak jarang proses persalinan mengalami hambatan dan harus
dilakukan melalui operasi. Ada dua cara persalinan yaitu persalinan lewat
vagina yang lebih dikenal dengan persalinan normal dan persalinan caesar
atau section caesarea yaitu tindakan operasi untuk mengeluarkan bayi dengan
melalui insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim
dalam keadaan utuh (Wiknjosatro, 2019).
Tindakan insisi pada persalinan sectio caesarea dapat menyebabkan
luka sayat yang harus diperhatikan derajat kesembuhan lukanya (Intan, 2020).
Jahitan bekas operasi akan menimbulkan ketidaknyamanan dan nyeri dibagian
abdomen sehingga mengakibatkan ibu enggan melakukan mobilisasi dalam
pergerakan (Ferinawati & Hartati, 2019).
Menurut WHO (word health organization) setiap tahun wanita hamil
berjumlah 160 juta jiwa, rata-rata 15% menderita komplikasi yang
mengancam jiwa ibu yang mengakibatkan kematian lebih dari 500.000 jiwa
per tahunnya, komplikasi tersebut terjadi di Asia dan Afrika terdapat 90% dan
10% di negara berkembang lainnya, penyebab langsung angka kematian ibu
terjadi akibat perdarahan post operasi 25%, sepsis 15%, hipertensi dalam
kehamilan 12% partus macet 8%, komplikasi abortus tidak aman 13% dan
sebab- sebab lain 8% (Prawirohardjo, 2018)
Di Indonesia angka kejadian sectio caesarea juga terus meningkat
baik di Rumah Sakit pemerintah maupun swasta. Hasil Riskesdas tahun 2018
menunjukkan angka kejadian ibu melahirkan secara sectio caesarea sebesar
17,6 persen tertinggi di wilayah DKI Jakarta (31,3%) dan terendah di wilayah
Papua (6,7%). Berdasarkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum
Daerah Harapan dan Doa Kota Bengkulu mencatat pada tahun 2017 jumlah
1
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
post sectio caesarea adalah 160 kasus. Pada tahun 2018 berjumlah 171 kasus
dan Pada tahun 2019 berjumlah 182 kasus terjadi peningkatan jumlah kasus
pada tahun 2019. Indikasi dilakuan section caesarea antara lain letak lintang,
ibu dengan hipertensi, gawat janin dan kala ll lama, rupture uteri iminen,
perdarahan antepartum, ketuban pecah dini, fetal distress dan janin besar
melebihi 4.000 gram.
Nyeri akut pasca bedah sectio caesarea merupakan satu dari masalah
utama pasien yang mempengaruhi system tubuh yang lain. Berdasarkan hasil
penelitian rasa nyeri yang timbul setelah operasi dinding abdomen adalah
nyeri ringan 25% , nyeri sedang 48,2%, dan nyeri berat 26,8% (Fitri, Trisyani
& Maryati, 2012). Nyeri dapat mengakibatkan berbagai masalah pada ibu
maupun bayi. Dampak nyeri terhadap ibu yaitu Activity Daily Living (ADL)
atau aktivitas sehari-hari dan mobilisasi ibu menjadi terbatas sehingga
kurangnya perwatan bayi oleh ibu ( Purwandari 2009 dalam Kristiani &
Latifah 2019).
Mobilisasi penting dilakukan untuk mempercepat proses
penyembuhan luka operasi dan dapat mengurangi lama hari perawatan di
Rumah Sakit (Wati Fitri Rachma, 2018). Dikhawatirkan dari post sectio
caesarea yang terlambat mobilisasi dini efek samping potensi terjadinya
thrombosis, potensi terjadinya penurunan kemampuan fungsional, penurunan
elastisitas otot perut dan otot dasar panggul, perdarahan, infeksi kandung
kemih, bengkak pada extremitas bawah dan gangguan laktasi serta nyeri pada
luka post operasi (Kurniawati, 2018).
Mobilisasi dini dapat berpengaruh pada penyembuhan luka post sectio
caesaria karena mobilisasi dini dapat meningkatkan kelancaran peredaran
darah sehingga nutrisi yang dbutuhkan luka terpenuhi dan mempercepat
kesembuhan luka.
Beberapa hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Suanidar
(2019) tentang hubungan mobilisasi dini post sectio caesarea dengan
penyembuhan luka operasi dengan jumlah pasien 45 ibu post operasi
2
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
3
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
4
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
miring kanan dan instruksi tersebut tidak terstruktur atau secara rinci meliputi
contoh mobilisasi, jadwal mobilisasi dan juga tidak melibatkan keluarga.
Beberapa alasan perawat tidak melakukan prosedur ini dikarnakan jumlah
pasien sectio caesarea yang banyak di rumah sakit sehingga membuat perawat
tidak bisa memantau dan melakukan pada pasien secara langsung.
Beberapa pendapat ibu post sectio caesarea terhadap peran perawat
saat mereka memasuki ruang perawatan adalah memberikan obat,
memantau/mengganti infus, dan hanya menginstruksikan untuk miring kiri
dan kanan secara perlahan. Ibu post sectio caesarea merasa kesulitan
melakukan mobilisasi yang dianjurkan karena ibu merasa sangat nyeri yang di
timbulkan setelah operasi, selain sangat nyeri pasien merasa takut jika
melakukan pergerakan akan mengakibatkan lepasnya jahitan setelah operasi
dan takut terjadinya pendarahan pada jahitan operasi terutama bagi ibu yang
pertama kali melahirkan secara sectio caesarea.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Asuhan Keperawatan Nyeri Akut Pada Pasien Post Sectio Caesarea Dengan
Mobilisasi Dini di RSUD Harapan dan Doa Kota Bengkulu”
B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan
masalah penelitian dalam bentuk studi kasus yaitu “Bagaimanakah Gambaran
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Sectio Caesarea Dengan Mobilisasi
Dini di RSUD Harapan dan Doa Kota Bengkulu”
C. Tujuan studi kasus
1. Tujuan umum
Diperoleh gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Sectio
Caesarea Dengan Mobilisasi Dini di RSUD Harapan dan Doa Kota
Bengkulu Bengkulu.
2. Tujuan khusus
a. Telah dilakukan pengkajian pada pasien post operasi sectio ceasarea
dengan pemberian mobilisasi dini
5
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
2
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Sectio Caesarea
1. Defenisi Sectio Caesarea
sectio caesarea yaitu tindakan operasi untuk mengeluarkan bayi dengan
melalui insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim
dalam keadaan utuh.(Wiknjosatro, 2019).
Sectio Caesarea (SC) adalah suatu bentuk proses persalinan melalui insisi
dinding abdomen hingga uterus yang masih utuh dengan berat janin lebih dari
4000 gram atau umur kehamilan lebih dari 28 minggu (Astutik & Kurlinawati,
2017).
Kesimpulan dari pengertian sectio caesarea menurut beberapa referensi di
atas adalah suatu proses pembedahan dinding abdomen untuk melahirkan
janin secara utuh dan sehat.
Tindakan insisi pada persalinan sectio caesarea ini menyebabkan luka
sayat yang harus diperhatikan derajat kesembuhan lukanya (Intan, 2020).
Jahitan bekas operasi akan menimbulkan ketidaknyamanan dan nyeri dibagian
abdomen. sehingga mengakibatkan ibu takut melakukan mobilisasi dalam
pergerakan (Ferinawati & Hartati, 2019).
2. Anatomi fisiologi
a. Kulit
7
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
1) Lapisan Epidermis
Epidermis atau lapisan luar, terutama terdiri dari epitel skuamosa bertingkat.
Sel-sel yang menyusunya secara berkesinambungan dibentuk oleh lapisan
germinal dalam epitel silindris dan mendatar ketika didorong oleh sel-sel baru
kearah permukaan, tempat kulit terkikis oleh gesekan.
2) Lapisan dermis
Dermis adalah lapisan yang terdiri dari kolagen jaringan fibrosa dan elastin.
Lapisan superfasial menonjol ke dalam epidermis berupa sejumlah papila
kecil. Lapisan ini mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf.
3) Lapisan subkutan
Lapisan ini mengandung sejumlah sel lemak, berisi banyak pembuluh darah
pada ujung syaraf. Lapisan ini mengikat kulit secara longgar dengan organ-
organ yang terdapat dibawahnya. Dalam hubungannya dengan tindakan sectio
caesarea, lapisan ini adalah pengikat organ-organ yang ada di abdomen,
khususnya uterus. Organ-organ di abdomen dilindungi oleh selaput tipis yang
disebut peritonium. Dalam tindakan sectio caesarea, sayatan dilakukan dari
kulit lapisan terluar (epidermis) sampai dinding uterus (Gibson, J. 2002).
b. Uterus
8
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
c. Fasia
Di bawah kulit fasia superfisialis dibagi menjadi lapisan lemak yang dangkal,
Camper's fasia, dan yang lebih dalam lapisan fibrosa. Di bawah lapisan terdalam
otot, maka otot abdominis transverses, terletak fasia transversalis. Pada fasia
transversalis dipisahkan dari peritoneum parietalis oleh variabel lapisan lemak.
Fasia adalah lembar jaringan ikat atau mengikat bersama-sama meliputi struktur
tubuh.
d. Otot perut
1) Otot dinding perut anterior dan lateral
Rectus abdominis meluas dari bagian depan margo costalis di atas pubis di
bagian bawah. Otot itu disilang oleh beberapa pita fibrosa dan berada
didalam selubung. Linea alba adalah pita jaringan yang membentang pada
garis tengah dari procecuss xiphodius sternum ke simpisis pubis,
9
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
10
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
11
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
lahir. Kondisi tungkai bayi sejajar dengan badan dan kaki terletak dekat
kepala. Complete breech adalah sungsang dengan posisi bokong dan
kedua kaki bayi menghadap ke jalan lahir dengan lutut tertekuk (seperti
posisi memeluk lutut). Footling breech adalah sungsang dengan posisi
salah satu kaki bayi terletak di bawah bokong. Saat proses persalinan,
kaki inilah yang lebih dulu keluar sebelum tubuh bayi.
4. Patofisiologi
Adanya hambatan pada proses persalinan yang menyebabkan bayi
tidak dapat lahir secara normal misalnya, plasenta previa sentralis dan
lateralis, panggul sempit, rupture uteri mengancam, partus lama, partus tidak
maju, pre-eklamsia, distosia serviks, dan malpresentasi janin. Kondisi
tersebut menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahan Sectio
Caesarea Dalam proses operasi dilakukan tindakan insisi pada dinding
abdomen sehingga menyebabkan terputusnya inkontinuitas jaringan di sekitar
daerah insisi. Hal ini akan merangsang pengeluaran histamine dan
prostaglandin yang akan ditutup dan menimbulkan rasa nyeri.
Dalam proses operasinya dilakukan tindakan anestesi yang akan
menyebabkan pasien mengalami imobilisasi sehingga akan menimbulkan
masalah intoleransi aktivitas. Efek anestesi juga dapat menimbulkan otot
relaksasi dan menyebabkan konstipasi. untuk pengaruh terhadap pernafasan
yaitu jalan nafas yang tidak efektif akibat sekret yan berlebihan karena kerja
otot nafas silia yang menutup, anestesi ini juga mempengaruhi saluran
pencernaan dengan menurunkan mobilitas usus
Setelah persalinan sectio caesarea, ibu akan mengalami hambatan
dalam bergerak yang disebabkan oleh tindakan pembedahan sectio caesarea
yang mengakibatkan putusnya kontinuitas jaringan yang merangsang area
sensorik yang menimbulkan rasa nyeri, sehingga ibu lebih memilih untuk
tidak bergerak agar nyeri pada luka operasi tidak bertambah, yang membuat
ibu tidak bisa melakukan Activity Daily Leaving secara mandiri salah satunya
yaitu kebutuhan Personal Hygiene seperti mandi (Atoy et al, 2019).
12
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
13
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
5. Woc
Panggul sempit, Pre-eklamasi berat, ketuban pecah dini, partus
lama/tidak maju, plasenta previa tolalis, Bayi kembar, faktor
hambatan jalan lahir, kelainan letak kepala/sungsang
Sectio caesarea
MK : Menyusui
tidak efektif
14
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
6. Klasifikasi
Klasifikasi sectio caesarea menurut (Hary Oxorn dan wiilliam R. forte, 2019)
a. Segmen bawah : Insisi melintang
Karena cara ini memungkinkan kelahiran per abdominam yang aman
sekalipun dikerjakan kemudian pada saat persalinan dan sekalipun
dikerjakan kemudian pada saat persalinan dan sekalipun rongga Rahim
terinfeksi, maka insisi melintang segmen bawah uterus telah menimbulkan
revolusi dalam pelaksanaan obstetric.
b. Segmen bawah : Insisi membujur
Cara membuka abdomen dan menyingkapkan uterus sama seperti insisi
melintang, insisi membujur dibuat dengan scalpel dan dilebarkan dengan gunting
tumpul untuk menghindari cedera pada bayi.
c. Sectio Caesarea klasik
Insisi longitudinal digaris tengah dibuat dengan scalpel kedalam dinding anterior
uterus dan dilebarkan keatas serta kebawah dengan gunting yang berujung
tumpul. Diperlukan luka insisi yang lebar karena bayi sering dilahirkan dengan
bokong dahulu. Janin serta plasenta dikeluarkan dan uterus ditutup dengan jahitan
tiga lapis. Pada masa modern ini hamper sudah tidak dipertimbangkan lagi untuk
mengerjakan Sectio Caesarea klasik. Satu-satunya indikasi untuk prosedur
segmen atas adalah kesulitan teknis dalam menyingkapkan segmen bawah.
d. Sectio Caesarea Extraperitoneal
Pembedahan Extraperitoneal dikerjakan untuk menghindari perlunya
histerektomi pada kasus-kasus yang mengalami infeksi luas dengan
mencegah peritonitis generalisata yang sering bersifat fatal.
e. Histerektomi Caesarea
Pembedahan ini merupakan Sectio Caesarea yang dilanjutkan dengan
pengeluaran uterus. Jika mungkin histerektomi harus dikerjakan lengkap
(histerektomi total). Akan tetapi, karena pembedahan subtoral lebih mudah dan
dapat dikerjakan lebih cepat, maka pembedahan subtoral menjadi prosedur
pilihan jika terdapat perdarahan hebat dan pasien menjadi syok.
15
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
7. Komplikasi
operasi post sectio caesarea (SC) atau biasa disebut operasi sesar, dapat
dibedakan menjadi komplikasi post operasi dan komplikasi jangka panjang.
Teknik operasi dan indikasi operasi yang baik dapat mengurangi komplikasi
akibat sectio caesarea. Komplikasi dari sectio caesarea dapat menyebabkan
mortalitas ibu, sehingga perlu diperhatikan. sectio caesarea juga dapat
menyebabkan komplikasi pada neonatus, seperti takipnea, transien, neonatus.
a. Komplikasi Jangka Pendek
Komplikasi jangka pendek akibat sectio caesarea dapat terjadi
intraoperatif ataupun post sectio caesarea. Komplikasi yang dapat terjadi
antara lain adalah:
1) Infeksi
Infeksi post sectio caesarea paling sering disebabkan oleh
endometritis, infeksi luka bekas operasi, dan tromboflebitis akibat
akses intravena. Pemberian profilaksis antibiotik serta teknik operasi
yang baik dapat mengurangi infeksi post operasi pada sectio caesarea.
Infeksi juga dapat terjadi akibat pemasangan kateter.
2) Sepsis
Pasien yang mengalami infeksi post sectio casarea juga berisiko
mengalami sepsis. Sepsis terjadi pada 6.8%-9.7% pasien dengan luka
operasi terinfeksi dan 3.9-18.4% pada pasien endometritis post
operasi. Pemberian antibiotik, drainasi, laparotomi ulang, serta
eksloprasi luka dapat dilakukan untuk menangani sepsis pada post
sectio caesarea.
3) Perdarahan
Perdarahan merupakan salah satu komplikasi sectio caesarea yang
paling sering terjadi. Perdarahan dapat terjadi secara cepat ataupun
lambat. Faktor risiko perdarahan post sectio caesarea antara lain yaitu
plasenta previa, distosia, perdarahan antepartum, fibroid uterus,
obesitas, pemakaian anestesi umum. Perdarahan umumnya disebabkan
karena atonia uteri, trauma jaringan, trauma kandung kemih,
gangguan koagulasi, atau masalah plasenta. Penanganan akan sangat
16
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
17
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
18
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
d) Rehabilitasi
Rehabilitas diperlukan oleh pasien untuk memulihkan konsidi pasien
kembali.
e) Discharge planning
Merencanakan kepulangan pasien dan memberikan informasi pada
klien dan keluarganya tentang hal-hal yang perlu dihindari dan
dilakukan sehubungan dengan konsidi/penyakitnya post sectio
caesarea.
10. Faktor-faktor penyembuhan luka
Luka setelah dilakukan pembedahan sectio caesaria akan megalami proses
penyembuhan luka yang terdiri dari 3 fase, yaitu fase inflamasi, fase
proliferasi, dan fase maturasi (Arimina Hartati Pontoh, 2013).
Fase penyembuhan luka diawali dengan fase inflamasi. Fase ini dimulai
dari adanya reaksi tubuh terhadap luka dimulai dari beberapa menit setelah
cedera dan berlangsung selama beberapa hari. Dalam fase ini terjadi proses
hemostatis (pengontrolan perdarahan) yaitu sesuai dengan perintah otak,
tubuh akan mengirim suplai darah ke area yang mengalami cedera, kemudian
membentuk sel-sel epitel (epitelialisasi) (Potter, 2011).
Selama proses ini pembuluh darah yang menyuplai darah ke area luka
akan mengalami kontriksi dan trombosit akan berkumpul di area luka untuk
menghentikan proses perdarahan dengan membentuk jaring-jaring benang
fibrin (matriks fibrin) dari matriks fibrin inilah yang nantinya akan menjadi
kerangka perbaikan sel. Kemudian jaringan yang rusak menyekresi histamin
yang merangsang vasodilatasi kapiler di area luka dan mengeluarkan serum
dan sel darah putih (Potter, 2011). Ada beberapa factor yang dapat
mempercepat proses penyembuhan luka yaitu :
a. Mobilisasi dini
Mobilisasi dini dapat berpengaruh pada penyembuhan luka post sectio
caesaria karena mobilisasi dini dapat meningkatkan kelancaran peredaran
darah sehingga nutrisi yang dbutuhkan luka terpenuhi dan mempercepat
kesembuhan luka. Penelitian dilakukan pada hari ke tiga post sectio
caesaria yaitu.
19
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
b. Nutrisi
Nutrisi juga mempengaruhi proses penyembuhan luka, dimana kurangnya
asupan protein merupakan penyebab yang sangat penting dari lambatnya
penyembuhan luka. Adanya responden yang masih merasa takut untuk
makan makanan yang mengandung protein yang diberikan sehingga pasien
tidak memenuhi kebutuhan nutrisi yang telah disediakan oleh rumah sakit,
padahal justru proteinlah yang sangat dibutuhkan oleh luka untuk proses
pemulihan dan penggantian sel sel yang mati akibat pembedahan (Boyle,
2009)
c. Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka
post sectio caesaria. Semakin tua usia ibu post sectio caesaria akan
semakin lama dalam proses penyembuhan luka. Hal ini dipengaruhi oleh
penurunan elastin dalam kulit dan perbedaan penggantian kolagen
mempengaruhi penyembuhan luka. usia ibu yang hampir seluruhnya
diantara 20-35 tahun sangat berpengaruh terhadap penyembuhan luka.
Pada usia tersebut kondisi kulit ibu masih masih elastis dan dapat
memproduksi banyak kolagen sehingga dapat mempengaruhi
penyembuhan luka. (Boyle, 2009; Hamilton, 2010).
d. pendidikan juga mempengaruhi penyembuhan luka pada ibu post sectio
caesaria. Pendidikan berpengaruh pada tingkat pengetahuan ibu, baik
secara gizi, sikap maupun secara perawatan lainnya. Pengetahuan sangat
erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan
pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas
pengetahuannya (Dewi, 2011).
11. Penatalaksanaan pasien post Sectio Caesarea
Menurut Manuaba (2019), beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai
penatalaksanaan pada ibu post Sectio caesarea antara lain :
a. Pemberian cairan : Karena 24 jam pertama post operasi sectio caesarea
pasien berpuasa, maka pemberian cairan perintavena harus cukup banyak.
b. mengandung elektrolit agar tidak terjadi hipotermi, dehidrasi, atau
komplikasi pada organ tubuh lainnya. Cairan yang biasa diberikan
20
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
biasanya dosis 10%, gram, fisiologi dan RL secara bergantian dan jumlah
tetesan tergantung kebutuhan. Bila kadar Hb rendah diberikan transfusi
darah sesuai kebutuhan.
c. Diet : Pemberian cairan perinfus biasanya dihentikan setelah penderita
flatus lalu dimulailah pemberian minuman dan makanan peroral.
Pemberian minuman dengan jumlah yang sedikit sudah boleh dilakukan
pada 6 - 10 jam pasca operasi, berupa air putih dan air teh.
d. Mobilisasi : Mobilisasi dilakukan secara bertahap meliputi, Miring kanan
dan kiri dapat dimulai sejak 6 - 10 jam setelah operasi, Latihan pernafasan
dapat dilakukan penderita sambil tidur telentang sedini mungkin setelah
sadar. Hari kedua post operasi, penderita dapat didudukkan selama 5 menit
dan diminta untuk bernafas dalam lalu menghembuskannya. Kemudian
posisi tidur telentang dapat diubah menjadi posisi setengah duduk
(semifowler). Selanjutnya selama berturut-turut, hari demi hari, pasien
dianjurkan belajar duduk selama sehari, belajar berjalan, dan kemudian
berjalan sendiri pada hari ke3 post operasi.
e. Kateterisasi : Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan
tidak enak pada penderita, menghalangi involusi uterus dan menyebabkan
perdarahan. Kateter biasanya terpasang 24 - 48 jam / lebih lama lagi
tergantung jenis operasi dan keadaan penderita.
f. Pemberian obat-obatan, Antibiotik, Analgetik dan obat untuk
memperlancar kerja saluran pencernaan, Obat-obatan lain.
g. Perawatan luka : Kondisi balutan luka dilihat pada 1 hari post operasi, bila
basah dan berdarah harus dibuka dan diganti.
h. Perawatan rutin : Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan
adalah suhu, tekanan darah, nadi, dan pernafasan.
B. Konsep nyeri
1. Pengertian nyeri
Nyeri adalah suatu mekanisme pertahanan bagi tubuh yang timbul bila
mana jaringan sedang dirusak yang menyebabkan individu tersebut
bereaksi dengan cara memindahkan stimulus nyeri (Guyton, dkk, 2008
dalam Saifullah, 2015).
21
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
22
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
23
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
24
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
25
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
2. Persiapan lingkungan
1. Pasang sampiran
2. Atur pencahayaan
3. Persiapan pasien
1. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
4. Prosedur tindakan
Pada 6 jam pertama post SC
1. Mempasilitasi pasien distraksi relaksasi nafas dalam dengan
tarik nafas perlahan-lahan lewat hidung dan keluarkan lewat
mulut sambil mengencangkan dinding perut sebanyak 3 kali
kurang lebih selama 1 menit
2. Latihan gerak tangan, lakukan gerakan abduksi dan adduksi
pada jari tangan, lengan dan siku sebanyak 5-10 kali
3. Lakukan gerakan menarik keatas secara bergantian
sebanyak 5-10 kali
4. Latihan gerak kaki yaitu dengan menggerakan abduksi dan
adduksi, rotasi pada seluruh bagian kaki sebanyak 5-10 kali
5. Latihan miring kanan dan kiri
6. Latihan dilakukan dengan miring kesalah satu bagian
terlebih dahulu, bagian lutut fleksi keduanya selama
setengah menit, turunkan salah satu kaki, anjurkan ibu
berpegangan pada pelindung tempat tidur dengan menarik
badan kearah berlawanan kaki yang ditekuk. Tahan selama 1
menit dan lakukan hal yang sama ke sisi yang lain
Pada 24 jam post SC
• Posisikan semi fowler secara perlahan selama 1-2 jam
sambil mengobservasi nadi, jika mengeluh pusing turunkan
tempat tidur secara perlahan
• Bila tidak ada keluhan selama waktu yang ditentukan ubah
posisi pasien sampai posisi duduk
26
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
27
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
28
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
29
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
30
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
c) Pemeriksaan fisik
Tabel 2. 5 Hasil Pemeriksaan Fisik Pasien
31
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
4. Pemeriksaan a. Muka
Kepala Biasanya pada pasien post operasi
Sectio Caesarea pasien Nampak pucat
diakibatkan oleh kondisi anemia atau
dikarenakan proses persalinan yang
mengalami perdarahan.
b. Mata
Pada ibu post sectio caesarea
biasanya terdapat konjungtiva yang
anemis diakibatkan oleh kondisi
anemia atau dikarenakan proses
persalinan yang mengalami
perdarahan.
c. Hidung
Pada pemeriksaan hidung meliputi
tulang hidung dan posisi septum nasi,
pernafasan cuping hidung, kondisi
lubang hidung, apakah ada secret,
sumbatan jalan nafas, apakah ada
perdarahan atau tidak, apakah ada
polip dan purulent.
d. Mulut
Pada pemeriksaan mulut terdapat
mukosa bibi kering, tampak pucat
karena pasien mengeluh mual, pasien
tidak nafsu makan akibat dari nyeri
yang di timbulkan pada luka
32
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
a) Pemeriksaan diagnostik
1) Hemoglobin atau hematocrit (HB/Ht) bisa terjadi penurunan
efek kehilang darah pada pembedahan
2) Leukosit meningkat karena adanya proses radang pada luka
insisi bedah pada bagian abdomen pasien
3) Pemeriksaan elektrolit
b) Penatalaksanan
Tabel 2. 6 Penatalaksanaan Terapi medis
33
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
2. Diagnosa keperawatan
a. Analisa data
Tabel 2. 7 Analisa Data
34
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Penurunan peristaltic
usus
MK : konstipasi
4. Ds : Post operasi SC Menyusui tidak
1. Kelelahan efektif
maternal
2. Kecemasan Oksitosin meningkat
maternal
Do :
1. Bayi tidak ASI tidak keluar
mampu melekat
pada payudara
ibu Terjadi bendungan
2. ASI tidak keluar ASI pada payudara
3. kedua payudara
tegang
Inefektif laktasi
Menyusui tidak
efektif
35
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
b. Diagnosa keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fsik (prosedur
operasi) ditandai dengan klien tampak meringis dan mengeluh
nyeri
2) Resiko infeksi b.d kerusakan intregitas kulit
3) Konstipasi b.d efek agen farmakologis d.d peristaltik usus
menurun
4) Menyusui tidak efektif b.d ketidakadekuatan suplai ASI d.d
hambatan pada neonates
36
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
4. Intervensi keperawatan
Tabel 2. 8 Intervensi Keperawatan
37
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
38
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
2. Resiko infeksi berhub Luaran utama : (L.08066) Intervensi utama: (I.14539) pencegahan infeksi
ungan dengan Tingkat nyeri Observasi
kerusakan intregitas Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sitematik
kulit (D.0142) keperawatan selama 3x24 Terapeutik
jam diharapkan: 2. Batasi jumlah pengunjung
1. Tidak ada kemerahan 3. Berikan perawatan kulit pada area edema
2. Nyeri berkurang 4. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
3. Tidak terjadi pasien dan lingkungan pasien
pembengkakan 5. Pertahankan teknik aseptic pada pasien beresiko tinggi
bengkak Edukasi
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
2. Ajarkan cara cuci tangan dengan benar
3. Ajarkan etika batuk
4. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
5. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
6. Anjurkan meningkatkan asupan cairaran
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
3. Konstipasi b.d efek Luaran utama : (L.04033) Intervensi utama: (I.04155) manejemen konstipasi
agen farmakologis d.d eliminasi fekal Tindakan
peristaltik usus Setelah dilakukan tindakan Observasi
menurun keperawatan selama 3x24 1. Periksa tanda dan gejala konstipasi
39
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
4. Menyusui tidak efektif Luaran utama : (L.03029) Intervensi utama : (I.12393) Edukasi menyusui
b.d ketidakadekuatan Setelah dilakukan tindakan Tindakan
suplai ASI d.d keperawatan selama 3x24 Observasi
hambatan pada jam diharapkan: 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
neonates 1. Perlekatan bayi informasi
pada payudara ibu 2. Identifikasi tujuan atau keinginan menyusui
meningkat Terapeutik
2. Kemampuan ibu 1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
memposisikan bayi 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
dengan benar 3. Berikan kesempatan untuk bertanya
40
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
41
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Studi Kasus
Desain penelitian ini adalah deskreptif dengan pendekatan studi kasus untuk
mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan post sectio caesarea. Pendekatan
yang digunakan adalah asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian,
diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
B. Subjek Studi Kasus
Subjek studi kasus dalam penelitian ini adalah 2 orang ibu dengan post sectio
caesarea dengan gangguan mobilitas fisik sebagai berikut:
1. Kriteria Inklusi
a. Pasien pertama kali post sectio caesarea
b. Pasien 6 jam post operasi SC dan belum mampu mobilisasi dini mandiri
c. Pasien usia 20-35
2. Kriteria Eksklusi
a. Pasien tiba-tiba menolak intervensi
b. pasien dengan komplikasi post SC seperti sesak sehingga membutuhkan
perawatan yang intensif
C. Definisi Operasional
DO :
1. Asuhan keperawatan gangguan mobilitas fisik adalah tindakan yang
dimulai dari pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi
pada dua orang pasien sectio caesarea.
2. Dukungan mobilisasi adalah intervensi keperawatan yang terdiri dari
observasi, terapeutik, edukasi, kolaborasi untuk mencegah terjadinya
gangguan mobilitas fisik dengan ambulasi dan range of motion (ROM)
pada ekstremitas atas dan bawah, seperti menggerakan kaki dan tangan
abduksi dan adduksi sebanyak 5-10 kali, miring kiri miring kanan selama
kurang lebih 1 menit atau sebanyak 3 kali, kemudian belajar duduk serta
belajar berjalan dilakukan minimal selama 3 hari
42
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
43
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
E. Tahap penelitian
Melakukan pengkajian
Sumatif
Intervensi sesuai Implementasi
dengan siki, Mengajarkan
dukungan Evaluasi
intervensi utama
mobilitas
dan pendukung
formatif
44
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
45
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
3. Condefitial (kerahasiaan)
Tidak menyebarkan informasi dan menjamin keamanan rahasia
responden.
46
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Jalan penelitian
a. Persiapan
Persiapan penelitian yang pertama dimulai dengan menyiapkan alat dan
bahan mulai dari lembar informed consent, lembar persetujuan responden,
lembar SOP, lembar ceklis (pemilihan responden), lembar observasi untuk
melakukan mobilisasi dini, kemudian alat yang digunakan yaitu tensimeter,
handscoon, jam tangan, buku catatan. Setelah alat dan bahan sudah siap
peneliti langsung melakukan penelitian pada Ny Y dan Ny R selama 3 hari
di mulai pada tanggal 22 februari 2022 sampai tanggal 24 februari 2022 di
ruang musdalifah dengan melakukan ”Asuhan Keperawatan Nyeri Akut
Pada Pasien Post Sectio Caesarea dengan Mobilisasi Dini di RSUD
Harapan dan Doa Kota Bengkulu”
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal 22 Februari 2022 sampai
dengan tanggal 24 Februari 2022 dimulai dengan menentukan responden
sesuai dengan kriteria inklusi dengan menggunakan lembar ceklis di
dapatkan 3 responden 2 responden memenuhi kriteria insklusi dan 1
responden tidak memenuhi kriteria inklusi dikarnakan pasien sudah lebih
dari 6 jam post Sectio Caesarea. Pada tanggal 22 Februari 2022 kedua
responden sudah menyetujui lembar informed consent sehingga peneliti
melakukan pengkajian dengan teknik inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi lebih kurang 1 jam. Setelah itu melakukan analisa data untuk
menegakan diagnosa keperawatan dimana analisa data terdapat data
subjektif dan objektif, selanjutnya peneliti merencanakan intervensi
keperawatan yaitu mobilisasi dini secara bertahap yaitu 6 jam pasca
operasi. evaluasi dilakukan setiap hari sebelum dan sesudah melakukan
47
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
48
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
49
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
50
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
51
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
3. Istirahat
Siang ±4 jam <4 jam ±4 jam <4 jam
Malam ±8 jam <6 jam ±8 jam <6 jam
4. BAB 1x sehari 1x sehari 1x sehari 1x sehari
5. BAK 3-4x sehari 2-3x 3-4x 2-3x sehari
sehari sehari
b) pemeriksaan fisik
table 4.3 hasil pemeriksaan fisik pasien post sectio casarea
No Observasi Hasil observasi
Responden 1 Responden 2
1. Keadaan umum Lemah Lemah
2. Kesadaran Compos mentis Compos mentis
GCS : 15 GCS : 15
52
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
53
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
c) Pemeriksaan diagnostic
Table 4.4 hasil pemeriksaan diagnostic
Janis Nilai rujukan Hasil pemeriksaan diagnostic
pemeriksaan Responden 1 Responden 2
Hemoglobin Lk: 13.0-18.0 gr/dl. Pr: 12,9 g/dl 14,6 g/dl
12.0-16.0 gr/dl
Hematocrit Lk: 37-47% Pr: 40-54% 43% 48%
Leukosit 4.000-11.000 Mm3 10,200 Mm3 10.400 Mm3
Trombosit 150.000-450.000 220.000 234.000
Sel/Mm3
Sel/Mm3 Sel/Mm3
d) Pelaksanaan terapi
Table 4.5 penatalakanan terapi klien post sectio caesarea
No Nama obat Cara kegunaan Dosis waktu
pemberian
Responden 1
1. RL Cairan 1500/hari
tubuh
2. Ceftriaxone Inj Antibiotik 2x1 06.00
3. Cetorolac Inj Analgetik 3x10 mg 14.00
4. Asam Oral Analgetik 3x1 04.00,
mefenamat 20.00
5. Transamin Inj Koagulan 3x1 12.30
Responden 2
1. RL 1500/hari
2. Ceftriaxone Oral Antibiotik 200 mg 06.00
3. Inbumin Oral Suplemen 250mg 09.00
4. Asam Oral Analgetik 3x1 04.00,
mefenamat 20.00
5. Cetorolac Inj Analgetik 3x10 mg 16.00
6. Transamin Inj Koagulan 3x1 12.30
B. Diagnosa
a) Analisa data
Table 4.6 Analisa data
No Data Etiologi Masalah kep.
Responden 1
54
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
DO :
1. Wajah klien tampak
meringis
2. Klien tampak
protektif terhadap
sumber nyeri dengan
memegang area perut
pada saat ingin
bergerak
3. terdapat luka operasi
yang belum bisa di
ukur karena masih
tertutup balutan
2. DS : Luka post operasi Resiko infeksi
1. Klien mengatakan
baru pertama kali
Jaringan terbuka
melakukan post sectio
caesarea
2. klien mengatakan
Invasi bakteri
tidak paham tentang
bagaimana cara
perawatan luka post
Proteksi kurang
operasi
55
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
DO :
MK :
1. terdapat luka operasi
Resiko infeksi
pada abdomen yang
belum bisa di ukur
karena masih terturup
balutan dengan skala
nyeri 5
2. Leukosit 10,200 Mm3
3. Terpasang kateter
4. Terpasang infus
Responden 2
1. DS : Sectio caesarea Nyeri Akut
1. Klien mengatakan
sangat nyeri setelah
dilakukan operasi Luka post oprasi
sectio caesarea
2. P: Nyeri efek dari
luka operasi sectio Jaringan terputus
caesarea
Q: Nyerinya terasa
sangat perih seperti
disayat-sayat dibagian Merangsang area
perut bawah, sensorik
R: Nyeri di rasakan di
sekitar area luka
operasi S: Skala nyeri Gangguan rasa
6 nyaman (nyeri)
T: Nyeri berlangsung
sekitar 10 menit nyeri
hilang timbul MK : Nyeri akut
DO :
1. Wajah klien tampak
meringis
2. Klien tampak
protektif terhadap
sumber nyeri dengan
memegang area perut
pada saat ingin
bergerak
3. terdapat luka operasi
yang belum bisa di
56
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
DO :
MK :
1. terdapat luka operasi Resiko infeksi
pada abdomen yang
belum bisa di ukur
karena masih
terturup balutan
dengan skala nyeri 6
2. Leukosit 10.400
Mm3
3. Terpasang kateter
4. Terpasang infus
b) Diagnosa keperawatan
Responden 1 dan 2
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fsik (prosedur
operasi) ditandai dengan klien tampak meringis dan mengeluh
nyeri (D.0077)
2. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas kulit
(I.0142)
57
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
c) Intervensi keperawatan
Table 4.7 intervensi Responden 1
Diagnosa Kep Luaran Intervensi keperawatan
Nyeri akut Luaran utama : (L.08066) Intervensi utama: (I.08238)Manajemen nyeri
berhubungan dengan Tingkat nyeri Tindakan
agen pencedera fisik Setelah dilakukan tindakan Observasi
(prosedur operasi) keperawatan selama 3x24 1. Identifikasi PQRST
ditandi dengan klien jam diharapkan : 2. Identifikasi respons non verbal
tampak meringis dan 1. Skala nyeri 5
mengeluh nyeri 2. Klien tidak meringis Edukasi
(D.0077) 3. Klien mampu 1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
melakukan mobilisasi 2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
dini secara mandiri 3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik
58
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Terapeutik
1. Lakukan prinsip 6 benar (pasien, obat, osis, rute, waktu,
dokumentasi)
2. Perhatikan jadwal pemberian obat jenis antibiotik
3. Dokumentasikan pemberian obat dan respons terhadap obat
Edukasi
1. Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang
59
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik
60
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Resiko infeksi Luaran utama : (L.14137) Intervensi utama : (I. 14539) pencegahan infeksi
berhubungan dengan tingkat infeksi Tindakan
kerusakan integritas Setelah dilakukan tindakan Observasi
kulit (I.0142) keperawatan selama 3x24 1. Monitor tanda dan gejala infeksi
jam diharapkan : Terapeutik
1. tidak ada tanda-tanda 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
infeksi pada luka dan lingkungan pasien
(tidak ada kemerahan,
nyeri tidak bertambah Edukasi
hebat, tidak ada 1. Jelaskan tanda dan gejalan infeksi
pembengkakan, tidak 2. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
ada keluhan demam) 3. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
2. leokosit normal 4. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
10,600
3. tidak ada tanda-tanda Intervenai pendukung ( (I.02162) Pemberian obat
infeksi di kateter dan Tindakan
selang infus Observasi
1. Identifikasi kemungkinan alergi, iteraksi dan kontraindikasi
obat
2. Periksa tanggal kadarwarsa obat
Terapeutik
1. Lakukan prinsip 6 benar (pasien, obat, osis, rute, waktu,
dokumentasi)
2. Perhatikan jadwal pemberian obat jenis antibiotic
3. Dokumentasikan pemberian obat dan respons terhadap obat
61
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Edukasi
1. Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang
diharapkan, dan efek samping sebelum pemberian
2. Jelaskan factor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
efektifitas obat
d) Implementasi keperawatan
Table 4.9 pelaksanaan keperawatan Responden 1
Diagnosa Waktu Implementasi Respon hasil Evaluasi formatif
keperawatan pelaksanaan
Nyeri akut Hari pertama 1. Mengkaji 1. P : Klien mengatakan S : klien mengatakan skala
berhubungan Selasa Provokatif, nyeri akibat dari luka nyeri 5
dengan agen 22 febuari 2022 Qualitas, Region, operasi
pencedera Skala, Time Q : klien mengatakan O : klien tampak meringis,
fisik 09.30-10.25 wib nyerinya seperti klien tampak sudah bisa
(prosedur berdenyut-denyut ROM aktif, klien tampak
operasi) R : klien mengatakan mampu miring kiri dan
ditandi nyeri dirasakan diarea kanan dengan bantuan,
dengan klien luka operasi kolaborasi pemberian
tampak S : skala nyeri 5 analgesic
meringis dan T : nyeri berlangsung
mengeluh sekitar 10 menit nyeri A : Masalah belum teratasi
nyeri hilang timbul
(D.0077) P : intervensi dilanjutkan
2. identifikasi respons 2. Wajah klien tampak
non verbal meringis menahan nyeri I :Menanyakan lokasi,
62
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Resiko Selasa, 1. mengakaji tanda 1. tidak ada tanda-tanda S : klien mengatakan nyeri
infeksi dan gejala infeksi infeksi, tidak ada tidak bertambah hebat,
22 februari 2022
berhubungan kemerahan di sekitar klien mengatakan tidak ada
dengan 15.00-15.20 wib luka, tidak ada keluhan demam
63
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
64
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Nyeri akut Hari kedua 1. Mengkaji 1. P : Klien mengatakan S : klien mengatakan skala
berhubungan Rabu, Provokatif, nyeri akibat dari luka nyeri 3
dengan agen 23 februari 2022 Qualitas, Region, operasi
pencedera Skala, Time Q : klien mengatakan O : klien mampu miring
fisik 08.00-08.50 wib nyerinya seperti kiri dan kanan dengan
(prosedur berdenyut-denyut mandiri, klien mampu
operasi) R : klien mengatakan duduk semi fowler secara
ditandi nyeri dirasakan diarea mandiri, duduk tegak
dengan klien luka operasi dengan bantuan
tampak S : skala nyeri 3
meringis dan T : nyeri berlangsung A : Masalah teratasi
mengeluh sekitar 10 menit nyeri sebagian
nyeri hilang timbul
(D.0077) P : intervensi dilanjutkan
2. Kolaborasi 2. Kolaborasi pemberian
pemberian obat analgesic cetorolac 10 mg I : Menanyakan pada klien
analgesic skala nyeri yang dirasakan,
Melakukan pengukuran
3. Mengevaluasi 3. Responden sudah bisa tekanan darah, pernafasan,
miring kiri miring miring kiri miring kanan nadi, suhu tubuh, ,
kanan dengan mandiri Kolaborasi pemberian obat
analgesic, , Mengevaluasi
4. Mengevaluasi 4. Klien mengatakan klien semi fowler secara
pasien distraksi melakukan distraksi nafas perlahan selama 1-2 jam,
relaksasi nafas dalam saat adanya nyeri Mempsisikan klien duduk
dalam sebanyak 3x tegak
di saat adanya nyeri
E : nyeri akut belum
65
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Resiko Rabu, 1. Mengkaji tanda dan 1. tidak ada tanda-tanda S : klien mengatakan nyeri
infeksi gejala infeksi infeksi, tidak ada tidak bertambah hebat,
23 februari 2022
berhubungan kemerahan di sekitar klien mangatakan tidak ada
dengan 08.50-09.30 wib luka, tidak ada keluhan demam
kerusakan pembengkakan, nyeri
integritas tidak bertambah berat, O : tidak ada kemerahan di
kulit ,leokosit normal 10,200 sekitar area luka, tidak ada
(I.0142) mcL, klien mangatakan pembengkakan, leokosit
tidak ada keluhan normal 10,200 mcL,
demam kolaborasi pemberian
antibiotik
2. Anjurkan 2. klien Klien
meningkatkan mengonsumsi makanan A : Masalah sedikit teratasi
asupan nutrisi tinggi tinggi kalori dan
kalori dan protein protein (ikan gabus dan P : intervensi dilanjutkan
putih telur)
I : Menanyakan pada klien
3. menganjurkan 3. klien mengatakan tanda dan gejala infeksi,
meningkatkan minum air putih dan Anjurkan meningkatkan
asupan cairan susu asupan nutrisi,
66
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Nyeri akut Hari ketiga 1. mengkaji 1. P : Klien mengatakan S : klien mengatakan skala
berhubungan Kamis, Provokatif, nyeri akibat dari luka nyeri 2
dengan agen 24 februari 2022 Qualitas, Region, operasi
pencedera Skala, Time Q : klien mengatakan O : klien tampak mampu
fisik 08.00-08.50 wib nyerinya seperti duduk tegak tanpa bantuan,
(prosedur berdenyut-denyut klien mampu berjalan tanpa
operasi) R : klien mengatakan bantuan, kolaborasi
ditandi nyeri dirasakan diarea pemberian analgesic
dengan klien luka operasi
tampak S : skala nyeri 2 A : masalah sedikit teratasi
meringis dan T : nyeri berlangsung
mengeluh sekitar 10 menit nyeri P : intervensi dihentikan
nyeri hilang timbul
(D.0077) I : Menanyakan pada klien
2. mengevaluasi klien 2. Klien sudah bisa duduk skala nyeri yang dirasakan,
duduk tegak tegak secara mandiri Melakukan pengukuran
tekanan darah, pernafasan,
3. Mengajarkan klien 3. Klien sudah bisa berjalan nadi, suhu tubuh,
67
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Resiko kamis, 1. Mengkaji tanda dan 1. tidak ada tanda-tanda S : klien mengatakan nyeri
infeksi gejala infeksi infeksi, tidak ada tidak bertambah hebat,
24 februari 2022
berhubungan kemerahan di sekitar klien menatakan tidak ada
dengan 08.50-09.20 wib 2. Anjurkan luka, tidak ada keluhan demam
kerusakan meningkatkan pembengkakan, nyeri
integritas asupan nutrisi tinggi tidak bertambah berat, , O : tidak ada kemerahan di
kulit kalori dan protein leokosit normal 10,200 sekitar area luka, tidak ada
(I.0142) mcL, klien mengatakan pembengkakan, leokosit
3. menganjurkan tidak ada keluhan demam normal 10,200 mcL,
meningkatkan kolaborasi pemberian
asupan cairan 2. Klien mengonsumsi antibiotik
makanan tinggi kalori
4. kolaborasi dan protein (ikan gabus
pemberian obat dan putih telur) A : masalah sedikit teratasi
antibiotic
3. klien mengatakan minum P : intervensi dihentikan
68
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
69
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
70
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Resiko Selasa, 22 1. Mengkaji tanda 1. tidak ada tanda-tanda S : klien mengatakan nyeri
infeksi februari 2022 dan gejala infeksi infeksi, tidak ada tidak bertambah hebat,
berhubungan 17.00-17.20 wib kemerahan di sekitar klien menatakan tidak ada
dengan luka, tidak ada keluhan demam
kerusakan 2. Monitoring pembengkakan, nyeri
integritas kepatenan kateter tidak bertambah berat, O : tidak ada kemerahan di
kulit (I.0142) ,leokosit normal 10,400 sekitar area luka, tidak ada
3. Mengkaji tanda- mcL, klien mengatakan pembengkakan, leokosit
tanda infeksi pada tidak ada keluhan normal 10,400 mcL,
kateter demam kolaborasi pemberian
antibiotik
4. Anjurkan 2. responden terpasang
meningkatkan kateter A : Masalah belum teratasi
asupan nutrisi
tinggi kalori dan 3. tidak ada tanda-tanda P : Intervensi dilanjutkan
protein infeksi di kateter
I : Menanyakan pada klien
5. menganjurkan tanda dan gejala infeksi,
meningkatkan 4. klien mengonsumsi Memintak klien mencuci
asupan cairan makanan tinggi kalori tangan dengan benar,
dan protein (ikan gabus Anjurkan meningkatkan
6. kolaborasi dan putih telur) asupan nutrisi,
pemberian obat menganjurkan
antibiotik meningkatkan asupan
5. klien mengatakan cairan, kolaborasi
minum air putih pemberian obat antibiotik
71
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Nyeri akut Hari kedua 1. Mengkaji 1. P : Klien mengatakan S : klien mengatakan skala
berhubungan Provokatif, nyeri akibat dari luka nyeri 4
Rabu, 23
dengan agen Qualitas, Region, operasi
februari 2022
pencedera Skala, Time Q : klien mengatakan O : klien mampu miring kiri
09.40-10.35 wib
fisik nyerinya seperti dan kanan dengan mandiri,
(prosedur berdenyut-denyut klien mampu duduk semi
operasi) R : klien mengatakan fowler secara mandiri,
ditandi nyeri dirasakan diarea duduk tegak dengan bantuan
dengan klien luka operasi
tampak S : skala nyeri 4 A : Masalah nyeri belum
meringis dan T : nyeri berlangsung teratasi
mengeluh sekitar 10 menit nyeri
nyeri hilang timbul P : Intervensi dilanjutkan
(D.0077)
2. Kolaborasi 2. Kolaborasi pemberian E : Nyeri akut belum
pemberian obat analgesic cetorolac 10 teratasi
analgesic mg
I : Menanyakan pada klien
3. Mengevaluasi 3. Responden sudah bisa skala nyeri yang dirasakan,
miring kiri miring miring kiri miring Melakukan pengukuran
kanan kanan dengan mandiri tekanan darah, pernafasan,
nadi, suhu tubuh,
4. Mengevaluasi 4. Klien mengatakan Kolaborasi pemberian obat
pasien distraksi melakukan distraksi analgesic, Mengevaluasi
72
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Resiko Rabu, 23 1. Mengkaji tanda 1. tidak ada tanda-tanda S : klien mengatakan nyeri
infeksi februari 2022 dan gejala infeksi infeksi, tidak ada tidak bertambah hebat,
berhubungan 10.45-11.05 wib kemerahan di sekitar klien mangatakan tidak ada
dengan 2. Anjurkan luka, tidak ada keluhan demam
kerusakan meningkatkan pembengkakan, nyeri
integritas asupan nutrisi tidak bertambah berat, O : tidak ada kemerahan di
kulit (I.0142) tinggi kalori dan ,leokosit normal 10,400 sekitar area luka, tidak ada
protein mcL, klien mangatakan pembengkakan, leokosit
tidak ada keluhan normal 10,400 mcL,
3. menganjurkan demam kolaborasi pemberian
meningkatkan antibiotik
asupan cairan 2. klien Klien
mengonsumsi makanan A : Masalah sedikit teratasi
4. kolaborasi tinggi kalori dan
pemberian obat protein (ikan gabus dan P : Intervensi dilanjutkan
73
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Nyeri akut Hari ketiga 1. mengkaji 1. P : Klien mengatakan S : klien mengatakan skala
berhubungan Kamis, Provokatif, nyeri akibat dari luka nyeri 3
dengan agen 24 ferbuari 2022 Qualitas, Region, operasi
pencedera 09.30-10.35 wib Skala, Time Q : klien mengatakan O : klien tampak mampu
fisik nyerinya seperti duduk tegak tanpa bantuan,
(prosedur disayat-sayat klien mampu berjalan tanpa
operasi) R : klien mengatakan bantuan, kolaborasi
ditandi nyeri dirasakan diarea pemberian analgesic
dengan klien luka operasi
tampak S : skala nyeri 3 A : Masalah teratasi
meringis dan T : nyeri berlangsung
74
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Resiko Kamis, 24 1. Mengkaji tanda 1. tidak ada tanda-tanda S : klien mengatakan nyeri
infeksi februari 2022 dan gejala infeksi infeksi, tidak ada tidak bertambah hebat,
berhubungan 09.30-09.50 wib kemerahan di sekitar klien menatakan tidak ada
dengan 2. Anjurkan luka, tidak ada keluhan demam
kerusakan meningkatkan pembengkakan, nyeri
integritas asupan nutrisi tidak bertambah berat, O : tidak ada kemerahan di
kulit (I.0142) , leokosit normal sekitar area luka, tidak ada
3. menganjurkan 10,400 mcL, klien pembengkakan, leokosit
meningkatkan mengatakan tidak ada normal 10,400 mcL,
75
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
76
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
e) Evaluasi
Table 4.11 evaluasi keperawatan pada kasus sectio caesarea di tanggal 24
februari 2022
Diagnosa Evaluasi sumatif
Nyeri akut Responden 1
berhubungan dengan
agen pencedera fisik S : klien mengatakan nyeri skala 2
(prosedur operasi)
ditandi dengan klien O : klien tampak mampu duduk tegak tanpa
tampak meringis dan bantuan, klien mampu berjalan tanpa bantuan,
mengeluh nyeri kolaborasi pemberian analgesic
(D.0077)
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dihentikan
Responden 2
P : Intervensi dihentikan
P : Intervensi dihentikan
Responden 2
77
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
P : intervensi dihentikan
B. Pembahasan
Pada BAB sebelumnya penulis telah menjabarkan berbagai
permasalahan tentang kasus Post Operasi Sectio Caesarea khususnya pada
nyeri melahirkan post sectio caesarea. Sedangkan tujuan kasus diperoleh
melalui studi langsung pada pasien Ny. Y dan Ny.R di pada tanggal 22
februari 2022 diruang kebidanan rumah sakit harapan dan do’a kota
Bengkulu. Penulis akan membahas mengenai hasil dari studi kasus yang
telah dilakukan dengan teori yang telah disajikan sebelumnya untuk
mengetahui apakah terdapat kesenjangan antara hasil yang ditemukan
penulis dengan teori. Untuk memudahkan dalam mengetahui apakah
terdapat kesenjangan seperti yang dimaksudkan di atas, maka penulis
membahas dengan menggunakan asuhan keperawatan nyeri melahirkan
pada pasien sectio caesarea dengan mobilisasi dini. Selama penulis
melakukan asuhan keperawatan pada pasien tersebut, penulis mengacu
pada pendekatan keperawatan yang meliputi : pengkajian keperawatan,
diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan.
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan, pada tahap
ini semua data dapat dikumpulkan secara sistematis guna menentukan
kesehatan pasien, pengkajian harus dilakukan secara komprehensif
terkait dengan aspek biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual
pasien. Tujuan pengkajian adalah untuk mengumpulkan informasi dan
membuat data dasar pasien (Carpenito, 2012).
Pada responden 1 ditemukan keluhan saat ini adalah nyeri, nyeri
tersebut disebabkan karena adanya robekan pada jaringan dinding
perut dan dinding uterus dan juga hilangnya efek anastesi sehingga
menimbulkan rasa nyeri pada pasien post sectio caesarea. nyerinya
78
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
79
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
diagnosa yang dapat diangkat dari hasil pengkajian tersebut yaitu nyeri
Akut dan Resiko infeksi. Dimana pada pathway yang ada diteori
dijelaskan bahwa penyebab terjadinya nyeri pada pasien Sectio
Caesarea yaitu karena terputusnya jaringan sehingga merangsang area
sensorik kemudian rasa nyaman klien terganggu akibat nyeri. Batasan
karakteristik yang ditemukan pada teori dan hasil pengkajian yang
telah dilakukan pada pasien tidak ditemukan kesenjangan teori, dimana
batasan karakteristik yang ditemukan pada hasil pengkajian sehingga
dapat muncul diagnosa nyeri yaitu ditandai responden 1
DS : Klien mengatakan nyeri pada luka operasi sectio caesarea,
klien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti berdenyut-denyut.
klien mengatakan nyeri yang dirasakan terus- menerus dan
bertambah jika bergerak dan nyerinya sekitar 10 menit
DO : Tersapat luka operasi yang belum bisa di ukur karena masih
terturup balutan, Paliatif luka Operasi/trauma pembedahan Sectio
Caesarea, daerah Luka Operasi klien berada di abdomen
suprapubik (perut bawah tengah), dengan skala nyeri 5 (sedang)
klien nampak meringis dan lamanya berlangsung : 10 menit,
interval nyeri : hilang timbul 1 menit serta terdapat nyeri tekan
pada daerah post operasi sectio caesarea
Sedangkan responden 2 yaitu :
DS : Klien mengatakan nyeri pada luka operasi sectio caesarea,
klien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti disayat-sayat, klien
mengatakan nyeri di rasakan terus-menerus dan nyerinya sekitar 10
menit
DO : Tersapat luka operasi yang belum bisa di ukur karena masih
terturup balutan, luka Operasi/trauma pembedahan Sectio
Caesarea, daerah Luka Operasi klien berada di abdomen, dengan
skala nyeri 6 (sedang) klien nampak meringis dan lamanya
berlangsung : 10 menit, interval nyeri : hilang timbul 1 menit serta
terdapat nyeri tekan pada daerah post op sectio caesarea
80
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
3. Intervensi
Pada perencanaan penulis melakukan perencanaan sesuai dengan
diagnosa keperawatan yang sudah di prioritaskan yaitu dengan
komponen tujuan, kriteria dan rencana tindakan
keperawatan.Perencanaan yang terdapat dalam tinjauan teoritis telah
diuraikan secara lengkap dan jelas sehingga dapat dipakai sebagai
rujukan dalam penyusunan rencana awal karena komponen
penrencanaan disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai.
Intervensi keperawatan yang dilakukan pada responeden 1 dan
responden 2 berdasarkan diagnosa keperawatan (PPNI, T. P. 2018)
yaitu: Intevensi utama manajemen nyeri 1) Mengidentifikasi lokasi,
karekteri, durasi, frekuensi, instesitas nyeri kepada klien, 2) Mengkaji
Skala nyeri, 3) Mengobservasi wajah klien, 4) Mengdentifikasi factor
yang dapat meperberat dan memperingan nyeri pada klien, 5).
Menananyakan pengetahuan tentang pengalaman nyeri, 6.)
Menjelaskan pada klien bahwa penyebab terjadinya nyeri pada bagian
perut yang dialami adalah akibat luka operasi dan dilanjutkan dengan
kolaborasi farmakologis dan non farmakologi yaitu: Menjelaskan
kepada klien mobilisasi dini yang bertujuan untuk mempercepat proses
penyembuhan luka sehingga dapat mengurangi nyeri.
Intervensi kedua dengan diagnosa resiko infeksi yaitu Melakukan
perawatan luka post operasi pada responden 1 dan 2 berdasarkan
intervensi keperawatan (PPNI, T. P. 2018) yaitu: perncegahan infeksi :
1). Monitor tanda dan gejala infeksi 2).Cuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien 3).Jelaskan tanda
dan gejalan infksi 4).Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka
operasi 5).Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi 6).Anjurkan
meningkatkan asupan cairan.
Intervensi keperawatan yang direncanakan pada responden 1 dan Pada
responden 2 intervensi keperawatan yang direncanakan adalah
manajemen nyeri dan pencegahan infeksi.
81
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
82
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
duduk semi fowler, pada tanggal 23 klien sudah bisa miring kiri dan
miring kanan sudah bisa duduk semi tegak kemudian dilanjutkan
dengan bejar berjalan ke kamar mandi dengan bantuan dan belajar
berjalan mandiri, pada tanggal 24 februari 2022 klien sudah bisa bisa
duduk dengan tegak dan sudah bisa berjalan kekamar mandi dengan
mandiri.
Pada responden 2 hari pertama 22 februari 2022 mengajarkan
kepada klien ROM aktif pada ekstremitas atas dan bawah kemudian di
lanjutkan dengan miring diri dan miring kanan dan belajar duduk semi
fowler, pada tanggal 23 klien sudah bisa miring kiri dan miring kanan
sudah bisa duduk semi tegak kemudian dilanjutkan dengan bejar
berjalan ke kamar mandi dengan bantuan dan belajar berjalan mandiri,
pada tanggal 24 februari 2022 klien sudah bisa bisa duduk semi fowler
dan sudah bisa berjalan kekamar mandi dengan dengan bantuan
perawat dan keluarga.
Pada responden 1 dan 2, pada hari pertama sampai hari akhir 22-24
februari 2022, mengajarkan cara mencuci tangan dengan benar,
mengajarkan etika batuk, menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi,
menganjurkan meningkatkan asupan cairan, kolaborasi pemberian
antibiotik.
5. Evaluasi
7
6
5
4
responden 1
3
responden 2
2
1
0
hari pertama hari kedua hari ketiga
83
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
diperoleh hasil dimana masalah nyeri akut pada Ny. R teratasi. Pada
data subjektif Ny. Y dan Ny. R mengatakan skala nyeri klien sudah
berkurang, hal ini di tegaskan kembali dengan data objektif yang
didapatkan dengan hasil pada Ny. Y skala nyeri pada hari ke 3 adalah
2 sedangakan Ny. Y didapatkan hasil skala nyeri 3. hal ini ditegaskan
kembali dengan data objektif yaitu klien sudah bisa miring kiri dan
miring kanan sudah bisa duduk tegak dan sudah bisa berjalan tanpa
bantuan keluarga maupun perawat. Sedangkan Ny. R juga sudah bisa
beraktivitas, sudah bisa miring kiri dan kanan, duduk semi fowler dan
berjalan dengan bantuan.
Evaluasi keperawatan pada responden 1 dan 2 dilakukan pada
tanggal 24 februari 2022 diperoleh hasil dimana masalah keperawatan
Resiko infeksi pada Ny. Y da Ny. R teratasi klien mengatakan sudah
bisa melakukan perawatan luka dengan benar dengan data objek
kemerahan pada luka tampak berkurang tidak ada pembengkakan dan
data subjek klien dan keluarga mengatakan sudah bisa merawat luka
post operasi dengan benar.
84
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengkajian
Dari hasil pengkajian yang dilakukan didapatkan data subjektif dan
objektif. Dari data subjektif responden 1 Ny. Y mengatakan mengeluh
nyeri pada bagian abdomen. Data objektif didapatkan P: Klien
mengatakan nyeri karena luka operasi sectio caesarea, Q: nyeri yang di
rasakan seperti berdenyut-denyut, R: nyeri di rasakan di sekitar area
luka operasi, S: skala nyeri yang di rasakan 5, T: nyeri di rasakan terus-
menerus dan bertambah jika bergerak . Tampak meringis. sedangkan
dari data subjektif responden 2 Ny. R mengatakan mengeluh nyeri pada
bagian abdomen Data objektif didapatkan P: Klien mengatakan nyeri
karena luka operasi sectio caesarea, Q: nyeri yang di rasakan seperti
disayatsayat, R: nyeri di rasakan di sekitar area luka operasi, S: skala
nyeri yang di rasakan 6, T: nyeri di rasakan terus-menerus. Tampak
meringis
2. Diagnosa
Yang ditegakan pada responden 1 dan 2 yaitu Nyeri akut berhubungan
dengan agen pencedera fisik (prosedur operasi) ditandi dengan klien
tampak meringis dan mengeluh nyeri (D.0077) skala nyeri 5 dan Resiko
infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas kulit di buktikan
dengan kurangnya pengetahuan klien dalam merawat luka (I.0142)
sedangkan pada Responden 2 Nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisik (prosedur operasi) ditandi dengan klien tampak
meringis dan mengeluh nyeri (D.0077) skala nyeri 6 dan Resiko infeksi
berhubungan dengan kerusakan integritas kulit di buktikan dengan
kurangnya pengetahuan klien dalam merawat luka (I.0142)
85
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
3. Intervensi
Berdasarkan diagnosa keperawatan penulis menyusun intervensi yang
disesuaikan dengan standar intervensi keperawatan Indonesia, serta
disesuaikan juga dengan kemampuan penulis dan keadaan responden.
4. Implementasi
Implementasi keperawatan dilaksanakan sesuai dengan intervensi yang
telah disusun dan direncanakan, serta mengevaluasi setiap respon hasil
atau kemajuan responden setelah dilakukan asuhan keperawatan.
5. Evaluasi
Evaluasi disemua tindakan keperawatan dikatagorikan berhasil. Nyeri
akut pada responden 1 dan 2 menurun. Responden 1 skala nyeri setelah
dilakukan evaluasi adalah 2, Sedangkan responden 2 skala nyeri setelah
dilakukan evaluasi adalah 3.
B. Saran
1. Rumah sakit
Rumah sakit Harapan dan doa kota bengkulu perawat dapat
mengembangkan dan melakukan mobilisasi dini sebagai intervensi
untuk mengurangi nyeri dan mempercepat proses penyembuhan luka
pada pasien post Sectio Caesarea
2. Untuk instusi pendidikan
Mahasiswa keperawatan dapat melanjutkan penerapan mobilisasi dini.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Dapat mengembangkan dan melanjutakan penelitian ini dengan
memodifikasi mobilisasi dini pada pasien dengan keluhan gangguan
nyeri akut dan resiko infeksi pada semua kasus
86
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
DAFTAR PUSTAKA
Elisa dalam Lina, 2017. Dalam Nadiya, S., & Mutiara, C. (2018).
Ferinawati, F., & Hartati, R. (2019). Hubungan Mobilisasi Dini Post Sectiom
Caesarea Dengan Penyembuhan Luka Operasi Di Rsu Avicenna
Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen. Journal of Healthcare
Technology and Medicine.
Hubungan Mobilisasi Dini Post Sectio Caesarea (SC) dengan Penyembuhan Luka
Operasi di Ruang Kebidanan RSUD dr. Fauziah Kecamatan Kota Juang
Kabupaten Bireuen. Journal of Healthcare Technology and Medicine,
4(2), 187-195.
87
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Niclasson. (2019). Pain Relief following Cesarean Section Short and Long Term
Perspective,Sweden University.
Wati fitria rachma, 2018. jurnal mobilisasi dini ibu post sectio caesarea di rsud
soreang.
88
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
L
A
M
P
I
R
A
N
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Lampiran 1
PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN
1. Kami adalah peneliti berasal dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sapta
Bakti Bengkulu Program Studi D III Keperawatan dengan ini meminta anda
untuk berpartisipasi dengan sukarela dalam penelitian yang berjudul
“asuhan keperawatan pada pasien post sectio caesarea dengan mobilisasi
dini”
2. Menambah wawasan dan pengetahuan baru terutama bagi perawat untuk
mengajarkan kepada pasien untuk mobilisasi dini agar mempercepat proses
pemulihan dan untuk mencegah komplikasi. Memperluas ilmu dan
pengetahuan khususnya di bidang keperawatan maternitas dengan
melakukan mobilisasi dini untuk mengatasi komplikasi dan mempercepat
pemulihan pada pasien post sectio caesarea. Memperoleh ilmu dan
pengetahuan dalam melakukan mobilisasi dini untuk membantu
mempercepat proses penyembuhan luka dan mengatasi adanya komplikasi.
3. Prosedur pengembilan bahan data dengan cara wawancara terpimpin dengan
menggunakan pedoman wawancara yang berlangsung lebih kurang 15-20
menit. Cara ini mungkin menyebabkan ketidaknyamanan tetapi anda tidak
perlu khawatir karena penelitian ini untuk kepentingan pengembangan
asuhan/pelayanan keperawatan.
4. Keuntungan yang anda peroleh dalam keikutsertaan anda pada penelitian ini
adalah anda turut terlibat aktif mengikuti perkembangan asuhan/tindakan
yang diberikan.
5. Nama dan jati diri anda beserta seluruh informasi yang saudara sampaikan
akan tetap dirahasiakan.
6. Jika saudara membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian ini,
silahkan menghubungi peneliti pada no Hp : 085758147282
Peneliti
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Lampiran 2
INFORMED CONSENT
(Persetujuan Menjadi Partisipasi)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa saya telah
mendapatkan penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang
akan dilakukan oleh mahasiswa atas nama DILA NOPITA SARI dengan Judul
Asuhan keperawatan pada pasien post sectio caesarea dengan mobilisasi dini,
Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini secara suka
rela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan mengundurkan
diri, maka saya dapat mengundurkan sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.
.................. ......................
Peneliti
....................
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
Lampiran 3
PENETAPAN SUBJEK PENELITIAN BERDASARKAN KRITERIA
INKLUSI DAN EKSLUSI
Lampiran 4
Hasil observasi nyeri
(sebelum dan sesudah dilakukan mobilisasi dini)
Responden 1 Responden 2
Hari/tanggal sebelum sesudah sebelum sesudah
Selasa, 22 Skala 5 Skala 4 Skala 6 Skala 5
februari 2022
Rabu, 23 Skala 4 Skala 3 Skala 5 Skala 4
februari 2022
Kamis, 24 Skala 3 Skala 2 Skala 4 Skala 3
februari 2022
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
MILIK STIKES SAPTA BAKTI
MILIK STIKES SAPTA BAKTI